PTERYGIUM
PTERYGIUM
Oleh :
Anita Rahayu
Wijayanti, S.Ked
Pembimbing :
dr.H. Djarizal,Sp.M,
MPH
BAB I
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny. R
Umur
: 41 tahun
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan mata kanan terasa ada yang tumbuh
menutupi sebagian bola matanya dan terasa kabur sejak 1 tahun
yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
TB / BB
: kompos mentis
: 160 cm / 55 kg
: 86 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: afebris
Status oftalmologikus
Slit Lamp
SLOD : konjungtiva hiperemis (-), tampak
selaput berbentuk segitiga dari nasal dan
apex melewati pupil sehingga penglihatan
terganggu, kornea jernih, BMD kesan
normal, irirs coklat, kripte (+), pupil bulat,
RC (+) lensa jernih.
SLOS : konjungtiva hiperemis (-), tampak
selaput pada limbus dan belum melewati
limbus, kornea jernih, BMD kesan normal,
iris coklat, kripte (+), pupil bulat, RC (+),
lensa jernih
DIAGNOSIS KERJA
Pterygium derajat III OD + pterygium derajat I OS
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Antibiotik
Kortikosteroid
Non-medikamentosa: Operasi
Pasien ini dipersiapkan untuk melakukan
pterigium dan conjunctiva autograft.
eksisi
Edukasi :
Menganjurkan memakai kacamata pelindung
Hindari paparan sinar matahari secara langsung,
udara dan debu
Jangan mengucek-ngucek mata apabila gatal
Menggunakan helm bila berkendaraan motor
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
PTERIGIUM
Definisi
pertumbuhan jaringan fibrovaskular konjungtiva
yang bersifat degeneratif dan invasif.
Pterigium (L. Pterygion = sayap) adalah suatu
proses degeneratif dan hiperplastik dengan jar.
fibrovaskular berbentuk segitiga (sayap) yang
tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea
antara lain lapisan stroma dan membrana
Bowman.
Epidemiologi
Etiologi
Paparan sinar matahari (UV)
Iritasi kronik dari lingkungan (udara, angin, debu)
Faktor risiko yang mempengaruhi antara lain :
Usia
Pekerjaan
Tempat tinggal
Jenis kelamin
Herediter
Infeksi
Kelembaban yang rendah dan mikrotrauma (asap
rokok , pasir).
patofisiologi
Pterigium berhubungan dgn sinar UV-B, kekeringan,
inflamasi dan paparan angin dan debu atau factor
iritan lainnya.
Pterigium ditandai degenerasi elastotik kolagen dan
proliferasi fibrovaskuler, dengan permukaan yang
menutupi epithelium. Pada puncak pteregium,
epitel kornea menarik dan membran bowman
menghilang.
Terdapat degenerasi stroma menekan kedalam
kornea serta merusak membran bowman dan
stoma kornea bagian atas.
Manifestasi klinis
Asimptomatik
berupa iritasi, gatal, merah, perubahan
tajam penglihatan, sensasi adanya benda
asing atau fotofobia.
Penurunan tajam penglihatan timbul bila
pterygium menyeberang axis visual atau
menyebabkan meningkatnya astigmatisme
Efek
lanjutnya
yang
disebabkan
membesarnya ukuran lesi menyebabkan
terjadinya diplopia
Diagnosa
Anamnesis
Mata sering berair dan tampak merah.
Merasa seperti ada benda asing,
Timbul astigmatase akibat kornea tertarik oleh
pertumbuhan pterigium, biasanya astigmatase with
the rule ataupun astigmatase irregular sehingga
menganggu
penglihatan
(penurunan
tajam
penglihatan )
Pada stadium yang lanjut ( derajat III dan IV ) dapat
menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam
penglihatan menurun.
Pemeriksaan oftalmologis
Pemeriksaan Oftalmologis
Jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga
Derajat
pterigium
ditentukan
berdasarkan
pertumbuhan pterigium dan dapat menjadi gradasi.
Stadium 1 : Jika hanya terbatas pada limbus kornea
Stadium 2: Sudah melewati limbus kornea tetapi
tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
Stadium 3: Sudah melebihi derajat dua tetapi tidak
melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan
cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm)
Stadium 4: sudah melewati
menganggu penglihatan
pupil
sehingga
O DIAGNOSA BANDING
O pinguekula
O pseudopterygium.
O PENATALAKSANAAN
O Beberapa
obat
topikal
seperti
lubrikans,
vasokonstriktor dan kortikosteroid digunakan untuk
menghilangkan gejala terutama pada derajat 1 dan
derajat 2.
O Eksisi
dilakukan
pada
kondisi
adanya
ketidaknyamanan
yang
menetap,
gangguan
penglihatan bila ukuran 3-4 mm dan pertumbuhan
yang progresif ke tengah kornea atau aksis visual,
adanya gangguan pergerakan bola mata.
BARE SCLE
RA
CONJUNGTIVAL
GRAFT
Komplikasi
dan kornea,
O pada pasien yang belum eksisi, distorsi dan
penglihatan sentral , skar pada otot rektus medial
diplopia.
O Intra operatif
:perforasi korneosklera, graft
oedem, graft hemorrhage, graft retraksi, jahitan
longgar, skar konjungtiva, skar kornea dan
astigmatisma, disinsersi otot rektus.
O Komplikasi
yang
terbanyak
adalah
rekuren
pterygium post operasi.
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Analisa kasus
Anamnesis
Seorang perempuan usia 41 tahun, bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga datang dengan keluhan mata sebelah kanan
erasa ada yang tumbuh menutupi sebagian bola matanya dan
terasa kabur sejak 1 tahun yang lalu, dirasakan secara
perlahan-lahan dan memberat dalam 2 bulan ini, terutama
setelah terpapar panas matahari,
mata kanan terasa ada yang mengganjal, terasa gatal,
merah dan berair terutama setelah terpapar udara dan debu.
Saat mata terasa gatal. nyeri (-), sekret (-), bengkak (-). Riwayat
alergi (-). P
Slit Lamp
SLOD : konjungtiva hiperemis (-), tampak selaput
pada limbus dan belum melewati limbus, kornea
jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+),
pupil bulat, RC (+), lensa jernih.
SLOS : konjungtiva hiperemis (-), tampak selaput
berbentuk segitiga dari nasal dan apex melewati
pupil sehingga penglihatan terganggu, kornea
jernih, BMD kesan normal, irirs coklat, kripte (+),
pupil bulat, RC (+) lensa jernih.
PROGNOSIS
Thank You