Sepsis
Sepsis
Kelompok 3, Gol. II
Anggota :
1. Destiana Eka Oktaviantari (FA/07755)
2. Dhien Setiani
(FA/07756)
3. Bagus Sukmawan
(FA/07761)
4. Mahzrul Mukhimi
(FA/08230)
PENDAHULUAN
Definisi....
SEPSIS kondisi dimana terjadi sindrom
respon peradangan sistemik (systemic
inflammatory response syndrome) yang
dapat disebabkan oleh invansi bakteri,
virus, jamur atau parasit
Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah
terjadinya kerusakan organ dan dalam fase lanjut
kerusakannya akan melibatkan lebih dari satu
organ.
Komplikasi-komplikasi yang terjadi berhubungan
dengan tipe dari infeksi awal dan keparahan dari
sepsis
Ciri-ciri Sepsis :
Sepsis komplit
TINGKATAN SEPSIS
Sumber Infeksi
MRSA Sepsis
VRE Sepsis
Urosepsis
Wound Sepsis
Neonatal Sepsis
Sepsis Abortion
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Penyebab
paling umum :
G - : E. Coli, klebsiella spp, seratia spp,
enterobacter spp, proteus spp.
P. Aeroginosa tersering fatal
G + : Staphylococcus aureus, S epidermidis, S
pneumoniae,
Coagulase
negative
staphylococci, enterococci. Candida albicans
penyebab utama sepsis di rumah sakit.
FAKTOR RESIKO
jenis kelamin laki-laki,
cacat imun didapat atau kongenital galaktosemia
(Escherichia coli),
pemberian besi intramuskular (Escherichia coli),
anomali kongenital (saluran kencing asplenia,
myelomeningokel, saluran sinus),
amfalitis dan kembar (terutama kembar dua dari
janin yang terinfeksi)
prematuritas
PATOGENESIS
Infeksi oleh agen infeksius
Respon eliminasi agen infeksius oleh limpa dan hati
Aktivasi sel mononuklear fagosit
Menarik sitokin
Aktivasi sel terus-menerus
Kerja limpa dan hati melebihi kapasitas
Timbul splenitis dan hepatitis (ditandai dengan terbentuknya
multifokal nekrosa milier)
DIAGNOSIS
SIRS
denyut jantung
>90 detak per
menit
waktu
istirahat
temperatur tubuh
tinggi (>100.4F
atau 38o C) atau
hipotermia
(<96.8F atau 36o
C)
RR >20 napas
per menit atau
PaCO2 <32 mm
Hg (4,3 kPa)
WBC (>12000
sel/L atau <4000
sel/L atau >10%
bands
SEPSIS
SEVERE
SEPSIS
kultur,
adanya disfungsi
pemeriksaan
organ,
warna, atau PCR Adanya
(Polymerase
hipoperfusi dan
Chain Reaction),
hipotensi
pemeriksaan
WBCs di dalam
cairan
normal
tubuh,
rontgen
abdominal yang
abnormal atau
CT scan,
rontgen dada
abnormal (CXR)
SEPTIC
SHOCK
refraktori
pada
arteri
menyebabka
n
hipotensi
atau
hipoperfusi
kadar laktat
serum > 4
mmol/dL
Oliguria
Adanya
gangguan
mental
2. Dukungan Hemodinamik
- Tujuan : memberikan oksigenasi dan substrat yang
adekuat ke dalam jaringan terutama pada keadaan
syok
- Vasopressor/ inotropik dan Transfusi bila diperlukan
- Target : CVP 8-12 mmHg, MAP > 65 mmHg, urine
output > 0,5 ml/KgBB/jam atau >30 ml/jam
RESUSITASI
Terutama
ANTIBIOTIKA
First line agen terapi sepsis antibiotik spektrum luas lactam
pelepasan endotoksin
Continue....
Terapi Empiris
Terapi Kombinasi
Terapi Suportif
Mencegah dan mengatasi komplikasi akibat sepsis
sehingga kondisi pasien dapat dipertahankan atau
diperbaiki sebelum antimikroba bekerja.
Macam-macamnya :
b. Terapi cairan
Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan
c. Vasopressor /inotropik
Diberikan
setelah
hipovolemik
teratasi
namun masih terjadi hipotensi.
Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi
atau disfungsi miokard.
Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8
mcg/kg/ menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/
menit.
Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/
menit, dopamin 3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin
0,1-0,5 mcg/kg/ menit atau fosfodiesterase
inhibitor (amrinon & milrinon).
d. Bikarbonat
Mengoreksi asidemia pada sepsis.
Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat
< 9 meq/L.
Disertai upaya memperbaiki hemodinamik
e. Nutrisi
Kebutuhan
g. Disfungsi ginjal
Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan
Syok Septik
Diberikan
vasopresor
bila
diperlukan
(Dopamin dosis renal 1-3 mcg/kg/ menit)
Pada oliguria pemberian cairan dipantau
ketat.
Terapi Adjuvan
a. Gangguan koagulasi
Proses inflamasi menyebabkan gangguan koagulasi dan DIC
berupa konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan
mikrotrombus di sirkulasi. Pada sepsis berat atau syok septik
terjadi penurunan aktivitas anti koagulan dan supresi
fibrinolisis kegagalan organ.
Terapi anti koagulan : heparinisasi, antitrombin, dan subtitusi
faktor pembekuan.
ACTIVATED PROTEIN C
Setelah pemberian ventilasi mekanik pelindung paru-paru,
dan terapi antibiotik
Meningkatkan protein C dan menurunkan nilai trombin
generat ion (misalnya,d-Dimer, pada koagulasi intravascular.
Disetujui untuk kondisi sepsis berat dan peningkatan risiko
kematian
b. Kortikosteroid
Hanya
diberikan dengan indikasi insufisiensi
adrenal.
Hidrokortison 50 mg bolus IV 4x sehari selama 7
hari pada pasien syok septik terbukti menurunkan
mortalitas dibanding kontrol.
c. Pengobatan Pada Sepsis Anemia
Erythropoietin diperlukan waktu berhari-hari dan
bermingu-minggu
untuk
mendorong
kembali
produksi sel darah merah dengan demikian tidak
mungkin efektif untuk terapi akut.
Transfusi
bermanfaat jika diperlukan selama
kondisi darurat.