Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

Latar Belakang

Revolusi 3 T (transport; telekomunikasi; trade)


globalisasi kosmopolit
Dunia tanpa batas 5C (consumer, company,
company, capital, country, currency) liberlisasi.
Global paradox saling bertentangan kecil
kaya fungsi
Persyatratan tinggi bagi pekerja
Konflik Budaya 9 budaya saling berhadapan;
(Barat moderen sekular, Amerika latin,Muslim,
Hindu, Budha, Sino, Sinto, Afrika, & Orthodoks)

Indonesia kehilangan banyak hal.

Kehilangan Intergritas: Indonesia masih salah


satu negara terkorup di Asia, kita kehilangan
kejujuran dan rasa malu
Kehilangan daya saing: Indonesia sebagai
salah satu negara yang daya saingnya sangat
rendah ( tahun 2007 World Competitiveness
Scoreboard, Indonesia nomor 54 dari 55 negara,
turun dari peringkat 52 pada tahun 2006)
Kehilangan ke Indonesiaan: pemuda Indonesia
lebih mengidentifikasikan diri dengan dan
menonjolkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan bangsa Indonesia.
Kehilangan daya tahan terhadap serangan
Narkoba: pemakaian narkoba di Indonesia
meningkat terus

lanjutan

Kehilangan kemauan untuk mentaati hukum dan


peraturan, bahkan peraturan yang paling sederhana
Pada saat yang bersamaan muncul sifat serakah,
keinginan jalan pintas dalam memecahkan persoalan
hidup, kurang sensitif terhadap kelompok masyarakat
lain yang sedang menderita.
Dalam pergaulan internasional, posisi Indonesia
sebagai salah satu negara yang terkorup di dunia
telah menyebabkan bangsa ini kehilangan martabat di
tengah-tengah bangsa lain
Kesenangan merusak milik diri (bangsa) sendiri
Hipokrisi atau Kemunafikan kepura-puraan,
menasihati orang lain melakukan hal yang baik namun
dia sendiri melakukan hal sebaliknya
Kesenangan mencari kambing hitam

MALING (Korupsi) :
1. Korupsi di Indonesia tidak lagi kelas teri
atau kelas kakap melainkan kelas ikan
paus.
2. Hutang Indonesia sebesar USD. 1,74 milyar
yang baru dilunasi dalam waktu 25 tahun.
3. Setiap bayi yang baru lahir telah dibebani
hutang USD. 1.000.

4. Korupsi di Indonesia mencapai Rp. 444 trilyun.


terdiri dari :
a. pencurian ikan, pasir dan kayu = Rp. 90 trilyun.
b. pajak yang diselewengkan = Rp. 240 trilyun.
c. kebocoran APBN = Rp. 74 trilun.
d. subsidi perbankan yang tidak sehat mencapai
Rp. 40 trilyun.
Indonesia menduduki peringkat nomor 1 di Asia
dan peringkat nomor 3 dunia dalam hal korupsi.

MADON (Seks bebas, pelacuran, pornografi /


Pornoaksi) :
1. Bisnis pelacuran di Indonesia Rp. 11 trilyun.
2. Penyebaran HIV/AIDS mencapai 2,5 juta orang.
3. Biaya yang dikeluarkan untuk HIV / AIDS mencapai Rp.164
juta per orang yang akhirnya mati juga.
4. Seluruhnya diperlukan biaya Rp. 33 trilyun (sepertiga
APBN).
5. Kondom tidak aman.

MAIN (Berjudi) :
1. Perjudian di Jakarta mencapai Rp. 50 milyar
per hari atau Rp. 18,25 trilyun per tahun.
2. Indonesia menganut ekonomi Kasino.

MINUM (Minuman keras / Alkohol) :


1. Indonesia satu-satunya negara yang belum
mempunyai UU Alkohol.
2. Bisnis minuman keras Rp. 4 trilyun per tahun.
3. Contoh di AS :
a. 1/3 kecelakaan LL karena pengemudi dibawah
pengaruh miras
b. Kecelakaan LL penyebab kematian 25.000 jiwa
setiap tahunnya.
c. 15.000 jiwa mati karena bunuh diri atau akibat
pembunuhan
d. 20.000 jiwa mati karena komplikasi medik
akibat miras

MADAT (Narkoba/NAZA) :
1. Omzet Rp. 400 milyar perhari atau Rp. 146 trilyun
per tahun.
2. Kematian 17,6% atau = 4 juta orang.
3. Rokok :
a. Remaja = 33%
b. Kematian 57.000 pertahun.
c. Kenaikan konsumsi rokok tertinggi di dunia
44%

GLOBALISASI
Transportasi dunia menyempit
Telekomunikasi percepatan jalannya
sejarah e-mail, dls
Turisme berkelana free trade
Cita-cita dunia tanpa batas
Pasar bebas komoditi & tenaga kerja
Organisasi mengecil (kaya fungsi)
Benturan budaya
Tenaga kerja unggul (tahu semua ?)

Latar Belakang
Persyaratan Kerja Era Globalisasi :

Pengetahuan & Keterampilan


: Computing, analysis, sintesis
: Management ambiguity
: Communication
: Second language

Perilaku (attitude) : Kepemimpinan (leadership)


: Kerjasama (team working)
: Mampu kerja lintas budaya (can work
cross culturally)
: Kepribadian (personality)

Kenal Sifat Pekerjaan : Terlatih etika kerja


: Paham globalisasi
: Fleksibel
: Pilihan kerja

Menghadapi Globalisasi
Persyaratan Kerja

Pengetahuan &
Ketrampilan

Kurikulum UNESCO

Learning to know

Learning to do

Kurikulum Nasional
MK Keilmuan &
Ketrampilan (MKK)
MK Keahlian Berkarya
(MKB)
MK Perilaku Berkarya

Perilaku

Learning to be

Mengenal Sifat
Pekerjaan

Learning to live together

(MPB)
MK Pengembangan
Kepribadian (MPK)
MK Berkehidupan
Bermasyarakat (MBB)

Sejarah Dik Kewarganegaraan


USA 1790 theory of Americanization
menyangkut masalah warganegara dgn hak
kewajiban, pemerintah & negara
Diikuti oleh negara-negara kolonial dgn maksud
supaya kaula negara tunduk pada aturan
pemerintah kolonial
Masa moderen dipakai utk membina
agar WN cinta tanah air & siap berkorban utk
negara dan bangsa.

Sejarah Dik Kewarganegaraan

Kep Bersama Men Dikbud dan Men Hankam, tgl 8


Des 1973 : Dik Pa cadangan & Dik Kewiraan bagi
mhs PT
UU no 20/1982 ttg Hankamneg :
PPBN utk mhs PT Dik Kewiraan,
PPBN utk SD s/d SMA Gerakan Pramuka
UU no 2/1989 ttg Sisdiknas :
Dikwir bagian dari Dikwar bagian dari MKDU
Kep Men Diknas no 232/U/2000 Mk wajib bagi
Program Diploma III dan Strata 1
UU no 20/2003 ttg Sisdiknas Mk wajib disamping
Mk Dik Agama & Mk Bahasa

KOMPETENSI WARGANEGARA
MAMPU MEMBUAT
KEPUTUSAN

MELALUI PROSES
YANG DEMOKRATIS

SECARA BERNALAR &


BERTANGGUNGJAWAB

MENGAPA PKn (1):


PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
DAN
MEMBENTUK WATAK SERTA
PERADABAN BANGSA YANG
BERMARTABAT
DALAM RANGKA MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA
(Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003)

MENGAPA PKn (2):


PENDIDIKAN NASIONAL
BERTUJUAN:
UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA
DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG
BERIMAN DAN BERTAKWA KEPADA TUHAN
YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA,
SEHAT, BERILMU, CAKAP, KREATIF,
MANDIRI,DAN MENJADI WARGA NEGARA
YANG DEMOKRATIS DAN BERTANGGUNG
JAWAB

(Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003 ttg Sisdiknas)

KOMPETENSI DASAR
PKN

Menjadi ilmuwan dan profesional yang


memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air; demokratis berkeadaban;
menjadi warganegara yang memiliki daya
saing; berdisiplin; dan berpartisipasi
aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan sisten nilai pancasila
Kep. Dirjen dikti Depdiknas No:43/DIKTI/Kep/2006, pasal 3

a)
b)
c)

d)
e)
f)
g)
h)

SUBSTANSI KAJIAN PKN DI


PT
Filsafat pancasila
Identitas nasional
Sistem konstitusi dan
ketatanegaraan Indonesia
Demokrasi Indonesia
Hak asasi manusia dan rule of law
Warga negara indonesia
Geopolitik indonesia
Geostrategi indonesia

IMPERATIF:
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SEBAGAI
MUATAN WAJIB KURIKULUM PADA:
PENDIDIKAN DASAR
PENDIDIKAN MENENGAH
PENDIDIKAN TINGGI

(Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 38 ayat (2) UndangUndang No. 20 tahun 2003 Ttg Sistem
Pendidikan Nasional)
(Udin : 2006)

NOMENKLATUUR/TERMINOLOGI:
PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN DI DUNIA
CIVICS, CIVIC EDUCATION
CITIZENSHIP EDUCATION
TALIMATUL MUWWATANAH,
TARBIYATUL WATONIYAH
EDUCACION CIVICAS
SACHUNTERRICHT
CIVICS, SOCIAL STUDIES
SOCIAL STUDIES
LIFE ORIENTATION
PEOPLE AND SOCIETY
CIVICS AND MORAL EDUCATION
OBSCESVOVEDINIE
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(USA)
(UK)
(TIMTENG)
(MEXICO)
(JERMAN)
(AUSTRALIA)
(USA NEW ZEALAND)
(AFSEL)
(HONGARIA)
(SINGAPORE)
(RUSIA)
(INDONESIA)
(Udin : 2006)

REALITAS UNIVERSAL
ISI DAN MODUS PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
CONTINUM OF DEMOCRAY EDUCATION
Education about
Democracy

THIN
CITIZENSHIP
EDUCATION

Education in Democracy

MODERATE
CITIZENSHIP
EDUCATION

Education for Democracy

THICK
CITIZENSHIP
EDUCATION

(inclusive, activist,
(exclusive, elitist, formal,
participative, processcontent-led, knowledgeled, value-based,
based, didactic
transmission, easier to (Central, South & East Europe, interactive, more difficult
to achieve, citizenship
achieve, civic education)
Australia)
education)

(South East Asia : Indonesia)

(North Europe, USA, New


Zealand)

Adapted from CIVITAS : 1996; & Kerr : 1999; Udin :

APA YANG MENJADI


ONTOLOGI/OBJEK
PENGEMBANGAN PKn?
CIVIC DISPOSITION,
CIVIC CONFIDENCE
(Sikap dan kepribadian
demokratis)
CIVIC
VIRTUE
(Kebajikan)
CIVIC SKILLS,
CIVIC PARTICIPATION,
CICIC RESPONSIBILITY
(Partisipasi politik yang
cerdas dan bertanggungjawab

CIVIC COMMITMENT
(Kesediaan dan kemauan
berdemokrasi)

CIVIC CULTURE (Budaya kewarganegaraan)


PERADABAN DEMOKRASI

(Udin : 2006)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai