Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PKN

Oleh

Khosiyah Rahmah
NIM : 21020201102
Kelas B3
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN
NASIONAL ( UU RI 20/2003)

“PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN


MEMBENTUK WATAK SERTA PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT DALAM
RANGKA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA”
(Pasal 3 UU RI No 20 tahun 2003)

PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN :


“UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA
YANG BERIMAN BAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, SEHAT,
BERILMU, CAKAP, KREATIF, MANDIRI, DAN MENJADI WARGANEGARA YANG
DEMOKRATIS DAN BERTANGGUNG JAWAB”
( Pasal 3 UU RI No.20 Tahun 2003)

“KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH” WAJIB MEMUAT :


a. PENDIDIKAN AGAMA
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
c. BAHASA
(Pasal 37 AYAT 1 UU No 20 tahun 2003)

“KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI” WAJIB MEMUAT :


a. PENDIDIKAN AGAMA;
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN;
c. BAHASA.
(Pasal 37 AYAT 2 UU No.20 tahun 2003)

“Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003:


“Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”

VISI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI
(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )
- Sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan
mahasiswa, untuk mengembangkan kepribadiannya selaku warganegara yang berperan aktif
menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani

MISI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI
(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002)
Membantu mahasiswa selaku warganegara, agar mampu :
~ mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia,
~ mewujudkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
~ menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.

Transformasi :
1. change consciousness
2. change to the positive act

KOMPETENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI


(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )
Bertujuan untuk menguasai :
~ Kemampuan berfikir,
~ Bersikap rasional, dan dinamis,
~ Berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Mengantarkan mahasiswa selaku warganegara, memiliki :
a. Wawasan kesadaran bernegara, untuk :
- bela negara.
- cinta tanah air.
b. Wawasan kebangsaan, untuk :
- kesadaran berbangsa.
- mempunyai ketahanan nasional.
c. Pola pikir, sikap yang komprehensif - Integral pada seluruh aspek kehidupan nasional.

TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI


(Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002)
Agar mahasiswa :

1. Memiliki motivasi menguasai materi pendidikan kewarganegaraan,


2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan kedudukan serta
kepentingannya, sebagai individu, anggota keluarga/masyarakat dan warganegara yang
terdidik.
3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai berbangsa dan
bernegara untuk menciptakan masyarakat madani.

Masyarakat Madani
Masyarakat madani (almujtama’al-madani) adalah masyarakat bermoral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki
motivasi dan inisiatif indivudual.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang secara umum memiki ciri-ciri berbudaya,
berperadaban, demokratis, dan berkeadilan.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang berperadaban(ber-“madaniyah”), karena tunduk dan
patuh pada ajaran kepatuhan yang dinyatakan dalam supermasi hukum dan peraturan.
Masyarakat madani adalah suatu sistem sosial yang subur yang didasarkan pada prinsip moral
yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat, serta
masyarakat mendorongkan daya usaha dan inisiatif individu, baik dari segi pemikiran, seni,
ekonomi, maupun taknologi.

Atribut Masyarakat Madani Indonesia


1. Ber-ketuhanan yang maha esa.
2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Bersatu dalam negara kesatuan republik indonesia.
4. Demokratis-konstitusional.
5. Berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
6. Berbhinneka tunggal ika.
7. Menjunjung tinggi hak dan kewajiban azasi manusia.
8. Mencintai perdamaian dunia.

HISTORIS
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
SEJAK 1960-AN SAMPAI SAAT INI
 CIVICS/KEWARGAAN NEGARA : SMA/SMP 62, SD 68, SMP 1969, SMA 1969
 PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (PKN) : SD 68, PPSP 73
 PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) : SD, SMP,SMU 1975, 1984.
 PENDIDIKAN PANCASILA : PT 1970-an - 2000-an
 PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-an - 2001
 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PT 2002 - Sekarang
 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) : SD, SMP, SMU
1994-Sekarang
 PENDIDIKAN KEWARGAAN : IAIN/STAIN 2002 - sekarang (rintisan)
 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) : SD, SMP, SMU, PT
(UU No.20 Thn 2003 ttg SISDIKNAS)

NOMENKLATUUR/TERMINOLOGI:
PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN DI DUNIA
 CIVICS, CIVIC EDUCATION (USA)
 CITIZENSHIP EDUCATION (UK)
 TA’LIMATUL MUWWATANAH, TARBIYATUL WATONIYAH (TIMTENG)
 EDUCACION CIVICAS(MEXICO)
 SACHUNTERRICHT (JERMAN)
 CIVICS, SOCIAL STUDIES (AUSTRALIA)
 SOCIAL STUDIES (USA, NEW ZEALAND)
 LIFE ORIENTATION (AFRIKA SELATAN)
 PEOPLE AND SOCIETY (HONGARIA)
 CIVICS AND MORAL EDUCATION (SINGAPORE)
 OBSCESVOVEDINIE (RUSIA)
 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (INDONESIA)

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Sepanjang perjalanan sejarah bangsa indonesia mengalami pasang surut, mengalami kondisi
dan tuntutan yg berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi & tuntutan yang berbeda tersebut
ditanggapi bangsa indonesia dengan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yg dilandasi oleh
jiwa, tekad & semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh menjadi kuat yg mampu mendorong
proses terwujudnya nkri. Kemangat perjuangan bangsa indonesia yang tak kenal menyerah
merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap & perilaku heroik & patriotik
yang harus dimiliki oleh setiap warga negara nkri. Nilai-nilai perjuangan bangsa masih relevan
dalam pecahkan setiap permasalahan dalam bermasyrakat, berbangsa & bernegara serta sudah
terbukti keandalannya.
Globalisasi yang diwarnai perkembangan iptek (informasi, kom, Tansp) membuat dunia
menjadi transparan ( “borderless country” ). Oleh sebab itu isu globalisasi (Demokrasi, HAM, LH)
akan pengaruhi struktur kehidupan (pola pikir, sikap dan tindak) masyarakat Indonesia termasuk
mental spiritual. Untuk menghadapi globalisasi dalam mengisi kemerdekaan, diperlukan
perjuangan non fisik sesuai bidang profesi masing-masing. Perjuangan ini harus dilandasi nilai-
nilai perjuangan bangsa indonesia sehingga kita memiliki wawasan, cinta tanah air, utamakan
persatuan dan kesatuan bangsa. Perjuangan non fisik tersebut memerlukan sarana kegiatan
pendidikan bagi setiap wni khususnya mahasiswa sebagai calon cendekiawan melalui pendidikan
kewarganegaraan.

LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


1. UUD 1945
 Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa
Indonesia tentang kemerdekaanya).
 Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan pemerintahan.
 Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara.
 Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
 Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.
2. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

OBJEK PEMBAHASAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


1. Objek Material. Segala hal yang berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun
yang non-empirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam kesatuan
bangsa dan negara.
2. Objek Formal. Mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warga negara dan negara
(termasuk hubungan antar warga negara) dan segi pembelaan negara.

Rumpun Keilmuan. Pendidikan Kewarganegaraan bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan


monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan
diambil dari berbagai disiplin ilmu.

Anda mungkin juga menyukai