Dosen Pembimbing : Zahara Gusti, BE, ST, MKM dan Karunia Ayu ST
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TEKNIK ELEKTROMEDIK
2016
I.
TUJUAN
1. Agar mahasiswa memahami sifat-sifat dasar Om-Apm baik secara teori maupun
secara praktek
2. Agar mahasiswa dapat mengenal fisik dari IC OP-Amp LM 741, dapat merakit
dengan benar dan dapat memberikan catu daya dengan benar.
3. Agar mahasiswa dapat menganalisa serta membuat kesimpulan.
4. Agar mahasiswa dapat memahami peristiwa yang terjadi dengan cara mengamati
kejadian pada rangkaian tersebut.
5. Memahami perbedaan dari setiap kaki bagian pada OP-Amp
II.
TEORI OP-AMP
Penguat Operasional (op-amp)
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang
terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting
dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk
mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (OpAmp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat
diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacammcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut
sebagai rangkaian terpadu linier dasar.
Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan
nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai
sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input
keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier
(Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional
ideal , operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :
Impedansi Input (Zi) besar =
Impedansi Output (Z0) kecil= 0
Penguatan Tegangan (Av) tinggi =
masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan
berlawanan fase (berlawanan tanda dengan isyarat masukan). Sebaliknya jika isyarat
masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan
sefase.
4 dasar utama teori Op-Amp :
1. Bila suatu sinyal AC dimasukkan ke terminal input inverting maka sinyal
outputnya akan berada 180 terhadap inputnya.
2. Bila suatu sinyal AC dimasukkan ke terminal input non-inverting maka sinyal
outputnya akan sefasa terhadap inputnya.
3. Bila ada dua buah sinyal AC yang sama dan sefasa masuk ke kedua input tersebut
maka outputnya akan sama dengan NOL.
4. Bila ada dua buah sinyal AC yang sama tapi berlawanan fasa masuk ke kedua
input tersebut, maka outputnya sama dengan 2 kali tegangan inputnya.
III.
IV.
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
PROSEDUR PRAKTIKUM
1 ,2 K
33K
1
4
5
33K
2
3
Vout
TP2
7
1
TP 1
4 ,7 K
1 ,2 K
+12V
Rangkaian 2
-1 2 V
1 ,2 K
R 4
4
5
7
1
TP I
33K
3
1 ,2 K
+12V
Vout
TP 2
4 ,7 K
2. Berikan supply DC pada rangkaian tersebut +12V pada pin 7 IC dan -12V pada pin 4
IC.
3. Lakukan pengmatan pada rangkaian dengan menggunakan oscilloscope 2 channel
secara bersamman. Putar Osc pada posisi DC, channel 1 di TPI dan channel 2 di TP2.
4. Putar potensiometer ke kiri atau ke kanan sebagai pengendali sinyal output.
5. Lakukan pengamatan pada output dan catat kejadiannya.
6. Buat kesimpulan.
RANGKAIAN I
RANGKAIAN II
Perbedaan antara rangkaian 1 dan 2 adalah dari inputannya, pada rangkaian 1 input masuk
melalui kaki 2 yaitu kaki inverting dan pada rangkaian 2 input masuk melalui kaki 3 yaitu kaki
non inverting. Perbedaan inputan melalui kaki dari inverting dan non inverting akan dijelaskan
dibawah ini
V.
2. Rangkaian 2 (non-inverting)
Pada rangkaian 2, arus masuk ke pin 3 IC yaitu input non inverting. Ketika
potensiometer diputar ke arah negatif (-), sinyal output tidak di invert atau dibalik,
sehingga arus outputnya berfasa sama dengan arus inputnya, yaitu arus negatif (-).
Begitu juga ketika potensiometer diputar ke arah positif (+), outputnya sefasa dengan
inputnya, yaitu arus positif.
Jadi saat kita lihat di oscilloscope, TP1 dan TP2 akan sefasa, yaitu saat TP1 positif maka
TP2 pun akan mengikuti dibawahnya, dan diantara TP1 dan TP2 mempunyai beda bar
atau kolom selalu sama jika kita lihat melalui oscilloscope
Dari uraian cara kerja di atas, terlihat perbedaan antara rangkaian1 dan rangkaian 2
terletak pada arus yang masuk ke LM741. Jika arus input atau arus yang masuk melalui pin
2 IC, maka outputnya di invert atau dibalik sehingga berkebalikan terhadap arus inputnya.
Dan jika arus yang masuk melalui pin 3 IC, maka arus outputnya tidak di invert atau dibalik
terhadap arus inputnya.
VI.
HASILPRAKTEK
Jika kita ambil data Vinput secara bebas maka kita akan medapatkan hasil
seperti
Rangkaian 1
Vinput
+10
+5
0
-5
-10
Voutput
-9.5
-5
0
+5.5
+10.5
Rangkain 2
Vinput
+11
0
-11
VII.
Voutput
+10
0
-10
KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa:
Dari percobaan yang telah kami lakukan dengan mengacu pada prosedur praktikum yang
ada, serta mengamati hasil yang telah didapat, dapat disimpulkan hal-hal mengenai rangkaian
Op-Amp, yang dimana sifat dasarnya terletak pada pin IC yang digunakan yang dalam praktikum
pada kali ini mengacu pada LM741, kita mengetahui setiap pin pada IC mempunyai fungsi yang
berbeda beda. Ketika arus listrik yang dialirkan melalui pin 2 IC yang dimana pin 2 ini
merupakan input inverting, arus output yang didapat merupakan arus yang telah di invert atau
dibalik terhadap arus inputnya. Dan jika arus listrik yang dialirkan melalui pin 3 IC yang dimana
pin 3 ini merupakan input non inverting, arus output yang didapat tidak di invert atau dibalik
sehingga arus output sefasa dengan arus input.