Anda di halaman 1dari 12

1.

Definisi Risiko dan Tingkat Pengembalian (Risk and Return)


a. Pengertian Risk
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih
luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau
berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon
high risk bring about high return, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan
dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau
pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil
yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka
kerugian yang akan ditanggung sangat besar.1
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future event,
adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat
diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi
perusahaan atau posisi keuangan
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko
dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga
secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu
pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan ketidakpastian
(uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual
return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus
selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor
untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
b. Pengertian Return2
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan
institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan
laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Beberapa pengertian return yang lain :
1 Fery N. Indroes dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006, hal. 7
2 Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori
dan Soal Jawab, 2009, hal. 151-152
1

Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi
ekuitas pemegang saham.
Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak
kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang
diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi dengan
jumlah pembayaran.
Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan
sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan
hubungan antara investasi dan laba.
Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan pendapatan
bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan.
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham
yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak
dengan kekayaan bersihnya.
Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan
efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase penjualan
bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari
periode sebelumnya.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di
masa mendatang.
Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode
tertentu.
Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi
masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.
Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.

c. Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian


Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu
dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode
akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1. bersifat linear atau searah
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula
risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

d. Hubungan Karakteristik dengan Risk and Return


2

Menurut Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeld, bahwa pada kenyataanya, seorang investor
yang netral terhadap risiko cenderung mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan membeli
sebanyak mungkin aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset yang
hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan kondisi paritas suku bunga. Adapun
karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Takut pada risiko (RISK AVOIDER)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang
diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya
mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter pebisnis yang
melakukan tindakan seperti ini disebut dengan safety player.
2. Hati-hati pada risiko (RISK INDIFFERENCE)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu menghitung
terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan
bisnis, mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem disebut sebagai
tipe peragu.
3. Suka pada risiko (RISK SEEKER atau RISK LOVER)
Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa dengan
spekulasi dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu saja ingin menjadi
pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker adalah mental
yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini yang paling
mendominasi jika dilihat dari kedekatannya pada risiko.
Utility
Risk Avoider

Risk Indefference
Risk Seeker

Monetary Outcome

Keterangan : Dari gambar di atas, kita bisa memperhatikan bagaimana perubahan dan
pergerakan kurva pada tiga karakteristik dalam mengambil keputusan. Di mana terlihat risk
seeker akan terus naik ke atas, sementara risk avoider akan terus bergerak turun ke bawah.

2. Tipe-tipe Risiko
3

RISK

PURE

STATIC

OBJECTIV
E

SPECULATI
VE
DYNAMIC

SUBJECTI
VE

STATIC

OBJECTIV
E

DYNAMIC

SUBJECTI
VE

OBJECTIV
E

Keterangan :

Pure Risk (Risiko Murni) : suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian tersebut pasti
menimbulkan kerugian. Risiko murni dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko, yaitu:
1. Risiko aset fisik: risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu
perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus,
dll.
2. Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang dialami oleh karyawan
yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : kecelakaan kerja yang
menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.
3. Risiko Legal : risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak
berjalan sesuai dengan rencana. Contoh : perselisihan dengan perusahaan lain sehingga
adanya persoalan seperti penggantian kerugian.
Speculative Risk (Risiko Spekulatif) : suatu ketidakpastian akan terjadinya untung atau
rugi. Risiko ini dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu:
1. Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Contoh: harga saham
mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
2. Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi kewajibannya
kepada perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet, persentase piutang meningkat.
3. Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Contoh:
kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat,
menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya.
4. Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak
berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal
termasuk terkena virus.
Static Risk (Risiko Statis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif asalnya dari
masyarakat yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Contoh :
ketidakpastian terjadinya sambaran petir.
4

Dynamic Risk (Risiko Dinamis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif timbul dari
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan teknologi.
Subjective Risk (Risiko Subyektif) : berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang
mengalami keragu-raguan dan kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.
Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas penyimpangan aktual dari yang
diharapkan sesuai dengan pengalaman.

3. Sumber-sumber Risiko
Menurut Eduardus Tandelilin, sumber-sumber risiko adalah :
Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan akan mempengaruhi keputusan
publik dalam menetapkan keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik akan
menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun jika turun maka publik
akan menggunakan dananya untuk membeli saham.
Risiko pasar. Kondisi risiko pasar dapat dilihat pada saat fluktuasi pasar, krisis moneter,
dan resesi ekonomi.
Risiko Inflasi. Saat inflasi daya beli masyarakat turun, sedangkan saat normal daya beli
masyarakat naik.
Risiko Bisnis.
Risiko Finansial.
Risiko Likuiditas.
Risiko Nilai tukar mata uang
Risiko Negara. Berkaitan dengan keadaan politik.
4. Risiko Sistematis, tidak sistematis dan Total
a. Systematic Risk (Resiko sistematis)
Resiko sistematis disebut juga dengan market risk atau resiko umum.
Resiko sistematis adalah resiko yang bisa didiversifikasikan atau resiko yang sifatnya
mempengaruhi secara menyeluruh. Contohnya krisis moneter pada tahun 1997 di
Indonesia yang telah menyebabkan banyak sekali perusahaan yang bangkrut dan
meningkatnya angka pengangguran. Selain itu terjadi pula pada tahun 2008 yaitu saat
dunia dilanda krisis finansial yang salah satunya disebabkan oleh kredit subrime
mortgage di Amerika Serikat (tahun 2008) yang sudah terlalu tinggi, dan ternyata tidak
bisa diatasi lagi.
b. Unsystematic Risk (Risiko tidak sistematis)
Unsystematic Risk disebut juga dengan resiko spesifik atau resiko yang dapat
didiversifikasikan.
Resiko yang tidak sistematis yaitu hanya membawa dampak pada perusahaan yang
terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami Unsystematic Risk maka kemampuan
untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena perusahaan bisa menerapkan
5

berbagai strategi untuk mengatasinya. Contohnya jika harga sekuritas perusahaan jatuh,
maka perusahaan menerapkan berbagai strategi investasi.
c. Total Risk
Total Risk adalah gabungan atau penjumlahan antara Systematic Risk dan Unsystematic
Risk.
Rumus menghitung total resiko:

Risk (%)

Total risk = Systematic Risk +


Unsystematic Risk

Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)

Risiko sistematis (systematic risk)

Gambar: Systematic Risk, Unsystematic Risk and Total Risk

5. Alternatif alternatif Menghindari Resiko


Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang dilakukan, perlu
dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang diambil
adalah dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti ini
dianggap sebagai bagian strategi investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan strategis akan
menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana tindak lanjut dari keputusan
strategis ini adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk
mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang bertanggung
jawab atas implementasi ini. Artinya adalah resiko yang timbul merupakan bentuk dari realita
yang terjadi, yang mana resiko itu selalu saja sulit untuk dihindari namun diusahakan resiko itu
terjadi dalam jumlah yang sangat minim.
6

6. Mengelola Resiko
Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk dihindari
sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk memikirkan
bagaimana mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu :
Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang mengandung
resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya agar resiko tersebut tidak
menambah menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima tersebut ketempat
lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya resiko yang sifatnya tidak
tentu waktunya
Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap timbulnya
resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan satpam pada
siang atau malam hari
Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna mengantispasi
timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai tukar dolar dipasaran
maka kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar
7. Perhitungan Risiko
Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual oleh
pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada
model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu
secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih komprehensif,
terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan sangat besar,
maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau
risiko relatif.

Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return
nyata dari return yang diharapkan.
Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas.
Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya
20, maka variannya adalah 400.
Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan.
Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang
tidak menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.
Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.
=[ RiE ( R ) ] pri
7

coef. of variation = E( R)
E ( R )= Ri( pri)
2

varians return

standar deviasi

E ( R )= return yang diharapkan dari suatu surat berharga


Ri=

return ke-i yang mungkin terjadi

pri=

probabilitas kejadian return ke-i

Contoh soal :
Tabel : Perhitungan Varians dan Standar Deviasi pada Salah Satu Jenis Sekuritas
Return
Ri
0,11
0,09
0,12
0,05
0,06

Probabiitas
pri
0,3
0,2
0,1
0,2
0,1

E ( R )= Ri( pri)

Ri (pri)
0,033
0,018
0,012
0,010
0,006

Ri - E( R )
0,031
0,011
0,041
-0,029
-0,019

= 0,079

=[ RiE ( R ) ] pri
= 0,0006849

= 2= 0,0006849
0,026

2,61

coef. of variation = E ( R )
0,0261 0,079
8

[Ri - E( R )]
0,000961
0,000121
0,001681
0,000841
0,000361

[Ri - E( R )] pri
0,0002883
0,0000242
0,0001681
0,0001682
0,0000361

0,33
8. Perhitungan Return
A. PERHITUNGAN EXPECTED RETURN PADA SUATU SEKURITAS
Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus dipahami oleh seorang
investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian yang akan terjadi.
Rumusnya:
n

E ( R )= R1 P ri
i=1

Keterangan:
E (R) = Expected Return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri

= Return ke-i yang mungkin terjadi

Pri

= Probabilitas kejadian return ke-i

= banyaknya return yang mungkin terjadi

Contoh:
Ri
32%
14%
0%
-10%

Pri
0,06
0,66
0,14
0,07

Maka keuntungan yang diharapkan:


E (R)= (0,32) (0,06) + ( 0.14) (0,66) + (0) (0,14) + (-0,10) (0,07)
= 0,0192 + 0,0924 0,007

= 0,1046
B. PERHITUNGAN EXPECTED RETURN PADA PORTOFOLIO
= 10,46%
Apabila seorang investor memiliki
dana sebesar Rp.2 milyar dan melakukan keputusan
investasi pada portofolio A dan B.
SAHAM
JUMLAH
A
Rp. 800.000.000
B
Rp.1.200.000.000
Maka kita dapat menggunakan rumus:

E (RP) =X A.E (RA) + X B.E (RB)


Keterangan:
E (RP) = expected return portofolio
E (RA) = expected return saham A
E (RB) = expected return saham B
XA
= uang yang diinvestasikan pada saham A
XB
= uang yang diinvestasikan pada saham B
Maka,
E (RP) = (800.000.000) (0.10) + (1.200.000.000) (0.07)
= Rp.164.000.000
9

E (R)
10%
7%

Persentasenya
164.000 .000
E (RP)% =
x100%
2.000 .000 .000
= 8,2%
Maka hasil hitungan dengan persentase akan memperlihatkan tingkat keuntungan untuk
portofolio 8,2% dari modal yang dimiliki oleh investor sebesar Rp.2 milyar.
C. MENGHITUNG EXPECTED RETURN DARI SAHAM
Rumusnya:
D P Po
r= 1 + 1
Po
Po
Keterangan:
r = keuntungan yang diharapkan dari saham
D1= Dividen tahun 1
PO = harga beli
P1 = harga jual
Seorang manajer keuangan melakukan analisa keuangan pada perusahaannya. Deviden
tahun 1 yang diperoleh sebesar Rp.5000 dengan harga beli dan harga jual masing-masing
adalah sebesar Rp.250 dan Rp.270. maka kita dapat menghitung keuntungan yang
diharapkan dari saham tersebut adalah:
D 1 P1Po
+
Po
Po
5000 270250
r=
+
250
250
r=20+ 0,80
r=20,80
sehingga kita memperoleh hasil keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut adalah
Rp.20,8,r=

9. Model Yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat pengembalian


1. CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Menurut William F. Sharpe3, CAPM atau model penentuan harga aset modal adalah
model penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa expected return atas
sekuritas tertentu adalah fungsi linier positif dari sensitifitas sekuritas terhadap perubahan
return portofolio.

3 Guru besar keuangan di Stanford University Graduate School of Business. Pada


tahun 1990 mendapat hadiah Nobel di bidang ekonomi. Beliau merupakan salah
satu orang yang memunculkan pemahaman CAPM pada tahun 1960-an selain
Lintner dan Mossin.
10

CAPM menjelaskan hubungan antara return dengan beta (). Beta menunjukkan
hubungan (gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan)4. Besarnya
risiko perusahaan ditentukan oleh beta.
>1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan
indeks pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko,
artinya jika saat terjadi perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami
perubahan lebih besar dari 1%.
<1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi
pasar.
=1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.
Rumus CAPM yaitu:

Ri= Rf +i (Rm-Rf), atau


Ri= Rf +(Rm-Rf)i , atau
Ri= (1-i )Rf + i .Rm
Keterangan:
Ri = Return saham i

Rf = Return investasi bebas risiko (Risk Free)


i = beta saham i (indikator risiko sistematis)
Rm = Return pasar (return market)
2. APT ( Arbitrage Pricing Theory)
APT merupakan teori yang dikembangkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976
dimana beliau menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai
faktor.
Rumusnya:

R i = i + i R m + ei
Keterangan:
Ri = Return saham i

= Alpha saham i

i = beta saham i
Rm = Return pasar
ei = random error
10. Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi
4 Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi,2009,TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS
INVESTASI:Teori dan soal jawab,Alfabeta, Bandung, hal.140. Lihat juga Said Kelana Asnawi
dan Chandra Wijaya,2005, Riset Manajemen Keuangan, Gramedia, Jakarta, hal.36.

11

Tindak lanjut dalam bidang investasi yang terpenting adalah pengambilan keputusan
(decision making). Ada berbagai kondisi yang sering muncul dalam pengambilan keputusan
namun secara umum dapat dibagi menjadi tiga saja, yaitu:
a. Kondisi pasti
Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung
tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju.
Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan sebagai penyelesaian pengambilan
keputusan dalam kondisi pasti ini, yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar
linier, dan analisis jaringan kerja.
b. Kondisi Tidak Pasti
Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih kompleks dalam
artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang mungkin
diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi dikarenakan minimnya
informasi yang diperoleh baik informasi yang sifatnya hasil penelitian maupun
rekomendasi lisan yang bisa dipercaya. Untuk menghindari timbulnya masalah dalam
situasi yang tidak pasti seperti ini adalah sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu,
mencari informasi sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa metode
pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah yang mungkin
timbul. Hal ini dapat menggunakan:
metode laplace proses pengambilan keputusan dengan asumsi bahwa
probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya.
Metode maximax proses pengambilan keputusan dengan hanya mengutamakan
hasil yang paling optimistik dan mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi.

metode maximin proses pengambilan keputusan dengan memilih alternatif


yang minimalnya paling besar.
metode regret
proses pengambilan keputusana dengan didasari pada hasil
keputusan yang maksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan
perbandingannya.
metode realism proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan metode
maximax dan maximin.
c. Kondisi konflik
Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan menimbulkan
dampak yang mungkin saja dapat merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan seperti ini
lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan yang saling bertentangan
antara satu pihak dengan pihak lainnya. Untuk menyelesaikan masalah di sini biasanya
dilakukan pendekatan secara teori permainan, yang dalam dunia bisnis teraplikasi dalam
bentuk tawar-menawar harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.

12

Anda mungkin juga menyukai