Disusun oleh :
Rotua Indah Melina (0961050175)
Ressy Hastopraja (0961050185)
Enis Rahmanik (0961050187)
Glen Jacobs Sumdihardja (0961050190)
Natasha Cinta Vinski (1061050180)
Penguji
: Saebani, SKM, M.Kes
Pembimbing : dr. Donald Rinaldi K.
Intoksikas
i Kodein
Intoksikas
i?
Toksikolo
gi?
Toksikolo
gi
Forensik?
tubuh dapat
langsung
mengganggu organ
tubuh tertentu,
seperti:
1. Paru-paru
2. Hati
3. Ginjal
Tetapi zat tersebut
dapat pula
terakumulasi dalam
organ tubuh,
tergantung sifatnya
pada tulang, hati,
darah atau organ
lainnya sehingga
akan menghasilkan
efek yang tidak
diinginkan dalam
KODEIN
Prevalensi Kodein
Jacquelyn Ekern, MS, LPC on www.addictionhope.com/codeine. Codeine
Abuse Causes, Statistics, Addiction Signs, Symptoms & Side Effects
last update on March 27, 2014
Definisi Intoksikasi
Intoksikasi atau keracunan adalah
masuknya zat ke dalam tubuh yang
dapat
mengakibatkan
gangguan
kesehatan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Semua zat dapat menjadi
racun bila diberikan dalam dosis yang
tidak seharusnya.
Definisi Racun
Racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relatif
kecil tetapi dengan dosis toksis, bila masuk atau menge
nai tubuh, tanpa kekuatan mekanis, tetapi hanya denga
n kekuatan daya kimianya, akan menimbulkan efek yan
g besar, yang dapat menyebabkan sakit bahkan kematia
n.
1
2
3
4
5
PEMERIKSAAN
TKP
PEMERIKSAAN
JENAZAH
Pemeriksaan Luar
Pakaian : Adanya bercak,
distribusinya, baunya (suspek cara
kematian)
Lebam mayat :
- CO : LM Cherry red (COHb)
- Sianida : LM Bright Red (HbO2)
- Nitrit : LM coklat kebiruan (MetHb)
Warna, distribusi bercak sekitar
mulut : pada racun korosif (khas)
Bau dari mulut/ hidung : Alkohol,
minyak tanah, karbol.
Kelainan lain : Tatto, bekas suntik
(narcotic addict)
Pemeriksaan dalam
Perhatikan bau pada : rongga dada, rongga
perutm rongga kepala (bau racun khas)
Perhatikan warna organ
- R. Korosif : Lambung (hiperemi, perlunakan,
ulcerasi, perforasi)
- R. Gas : saluran pernafasan
- Urine : dapat terjadi perubahan warna,
misal : salisilat urine warna hijau
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
m
u
i
r
o
t
a
r
o
r
b
u
a
d
L
e
s
Pro iksaan
r
i
e
g
m
o
Pe sikol
Reinsh Test
Tok
Marsh Test
Metode Gutzeit
Sanger Black Test
Analitikal Toksikologi
Analitikal toksikologi merupakan pemeriksaan
laboratorium yang berfungsi untuk:
Analisa tentang adanya racun.
Analisa tentang adanya logam berat yang
berbahaya.
Analisa tentang adanya asam sianida, fosfor dan
arsen.
Analisa tentang adanya pestisida baik golongan
organochlorin maupun organophospat.
Analisa tentang adanya obat-obatan misalnya:
transquilizer, barbiturate, narkotika, ganja, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan interval waktu antara kontak korbankorban dengan kematian dibedakan atas :
1. Kematian yang berlangsung cepat
2. Kematian yang berlangsung lambat menimbulkan
kelainan khas sesuai jenis racun seperti :
Pemeriksaan Dalam
Dapat tercium bau khas amandel ketika membuka rongga dada,
perut, otak serta lambung (bila racun per-oral)
Terdapat inflamasi pada mukosa
Darah, otot-otot dan penampang organ-organ tubuh dapat
berwarna merah terang
Ditemukan tanda-tanda asfiksia
Aspek Medikolegal
Pemeriksaan forensik dalam kasus keracunan dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu atas dasar dari tujuan
pemeriksaan itu sendiri. Yang pertama bertujuan untuk
mencari penyebab kematian, yang kedua untuk
mengetahui suatu peristiwa.
Pasal 133 (1) KUHP :
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun
mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau ahli lainnya.
Definisi Kodein
Kodeina atau kodein (bahasa Inggris: codeine,
methylmorphine) ialah asam opiat alkaloid yang dij
umpai di dalam candu dalam konsentrasi antara 0,
7% dan 2,5%. Kebanyakan kodein yang digunakan
di Amerika Serikat diproses dari morphine melalui
proses metilasi.
Methyl group
FARMAKOKINETIK
Absorbsi
Diabsrobsi di saluran cerna
Distribusi
protein bound 25%
Vd : 3,5 L/kg PO
Vd : 2,6 L/kg im
Dapat melewati blood brain barrier
Eksresi dalam urin dan feses
FARMAKOKINETIK
0-15%
1015%
5-10%
5070%
60%
FARMAKODINAMIK
Dosis anak : 0,5 mg/kg
Dosis dewasa : 15-60 mg
Waktu paruh : 3-4 jam
Peak plasma time 0,5-1 jam
Onset 30-6 menit peroral
10-30 menit im
Durasi 4-6 jam
FARMAKODINAMIK
FARMAKODINAMIK
Farmakodinamik
Farmakodinamik
A. Susunan Saraf Pusat
Analgesik
Miosis
Depresi Nafas
Sistem cardiovaskular
Mual dan Muntah
B. Saluran Cerna
Susunan
Depresi
Mual
Kardiovaskular
Analgesik
Saraf
dan
Miosis
Pernapasan
Pusat
Muntah
Efek
Sebagai
Pemberian
Kodein
emetic
menimbulkan
akibat
secara
kodein
kodein
kerja
sistemik
opioid
depresi
terjadi
memberikan
pada
menimbulkan
napas
berdasarkan
secara
efek
Efek codeine
atau
kodein
terhadap
SSPreseptor.
berupa
a
stimulasi
depresi
Sangat
miosis
primer
dikarenakan
selektif
dan
pada
bersinambung
langsung
pusat
dan
codein
tidak
vagusoleh
disertai
menstimulus
berdasarkan
padaemetic
dan
pusat
oleh
nalgesia dan
narcosis.
Analgesia
kodein
dan
chemoreceptor
vasomotor
hilangnya
nukelus
efek
fungsi
yang
Edinger-Westphal
terhadap
trigger
sensorik
barusejak
zone,
terjadi
pusat
lain
yang
napas,
seperti
pada
sehingga
berada
dosis
yaitu
rasa
oploidlangsung
lain sudah
timbul
sebelum
penderit
di
toksik.
raba,
menyebabkan
pada
bawah
medula
rasa
kodein
ventrikel
getar,
oblongata.
pupil
dan
(vibrasi),
kuardatus
opioid
mengecil.
lain
penglihatan,
menurunkan
a tidur
dan
seringkali
analgesia
terjadi
tanpadan
dis
pendengaran
kemampuan
kardiovaskular
untuk
ertai tidur. Dosissistem
kecil (5-10
mg) menimbulkan
ef
bereaksi
terhadap
perubahan
sikap.s
oria pada pasien
yang sedang
menderita nyeri,
Penderita
mungkin
mengalami
hipotensi
edih dan gelisah.
Sebaliknya,
dosis yang
sama pa
ortostatik,
akibat
vasodilatasi
perifer disfori
yang
da orang normal
seringkali
menimbulkan
terjadi
berdasarkan
efekatau
langsung
terhadap
a berupa
perasaan kuatir
takut disertai
mu
pembuluh
darah kecil yang diakibatkan
al dan muntah
oleh pelepasan histamin.
Saluran Cerna
Usus Besar
Kodein mengurangi atau menghilangkan gerakan propulsi
usus besar, meninggikan tonus dan menyebabkan spasme
usus besar; akibatnya penerusan isi kolon diperlambat dan
tinja menjadi lebih kering. Daya persepsi korteks telah dipe
ngaruhi kodein sehingga
ak merasakan
kebutuhan untuk defekasi.
penderita tid
Duktus Koledokus
Dosis terapi kodein, kodein, dihidrokodeinon dan
metidihidrokodeinon menimbulkan peninggian teka
nan dalam duktus koledokus. Keadaan ini sering di
sertai perasaan tidak enak di epigastrium sampai
gejala kolik berat.
Intoksikasi
Masuknya substansi
kimia dalam jumlah
relatif kecil (tetapi
dengan dosis toksis) bila
masuk atau mengenai
tubuh akan
menimbulkan sakit
bahkan kematian
Kodein
Merupakan opoida
alamiah yang paling
banyak digunakan
dalam pengobatan. Efek
analgesik lemah, sekitar
morfin. Kodein adalah
antitusif yang kuat.
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
Opioid , inhibitor
kolinesteraase
Benzodiazepin
Bradikardi
Digoksin,opioid,klonidin,
organofosfat insektisida
Withdrawal alkohol,
opiat, benzodiazepine
KESIMPULAN
1. Intoksikasi
adalah
masuknya
substansi kimia dengan dosis toksis
yang menyebabkan sakit bahkan
kematian,kodein merupakan opioid
alamiah
yang
digunakan
dalam
pengobatan.
2. Intoksikasi akut kodein (opiod) terjadi
akibat
percobaan
bunuh
diri
atau
kelebihan dosis.
3. Kelainan khas pada racun tidak selalu
SARAN
TERIMA KASIH