Anda di halaman 1dari 49

INTOKSIKASI KODEIN

Disusun oleh :
Rotua Indah Melina (0961050175)
Ressy Hastopraja (0961050185)
Enis Rahmanik (0961050187)
Glen Jacobs Sumdihardja (0961050190)
Natasha Cinta Vinski (1061050180)

Penguji
: Saebani, SKM, M.Kes
Pembimbing : dr. Donald Rinaldi K.

Intoksikas
i Kodein
Intoksikas
i?

Toksikolo
gi?

Toksikolo
gi
Forensik?

tubuh dapat
langsung
mengganggu organ
tubuh tertentu,
seperti:
1. Paru-paru
2. Hati
3. Ginjal
Tetapi zat tersebut
dapat pula
terakumulasi dalam
organ tubuh,
tergantung sifatnya
pada tulang, hati,
darah atau organ
lainnya sehingga
akan menghasilkan
efek yang tidak
diinginkan dalam

KODEIN

Kodein merupakan obat yang biasanya


digunakan untuk meredakan batuk (antitusif).

Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain


dapat mengenai sistem saraf pusat: mengantuk,
sakit kepala, depresi mental, insomnia,
halusinasi, kebingungan; efek gastrointestinal:
konstipasi; efek kardiovaskular: takikardi,
bradikardi; efek dermatologik: urtikaria; dan efek
neuromuskuloskeletal: kelelahan.

Kodein merupakan prodrug, karena di saluran pencerna


an kodein diubah menjadi bentuk aktifnya, yakni morfin d
an kodeina-6-glukoronida.
Sekitar 5-10% kodein akan diubah menjadi morfin, seda
ngkan sisanya akan menjadi bentuk yang bebas, atau te
rkonjugasi dan membentuk kodeina-6-glukoronida (70
%), norkodeina (10%), hidromorfona (1%).

Prevalensi Kodein
Jacquelyn Ekern, MS, LPC on www.addictionhope.com/codeine. Codeine
Abuse Causes, Statistics, Addiction Signs, Symptoms & Side Effects
last update on March 27, 2014

Kira-kira 23,5 juta penduduk berusia 12 tahun atau lebih


membutuhkan perawatan dikarenakan oleh kecanduan obat
dan alkohol pada tahun 2009. berdasarkan data yang ada,
penyalahgunaan opioid, termasuk kodein didalamnya,
memiliki persentase yang paling besar yaitu sekitar 20 %.
Badan statistik lain menunjukkan data yang berkaitan
dengan kecanduan kodein, yaitu penyalahgunaan kodein di
Amerika, kira-kira sebesar 33 juta pengguna tiap tahunnya

Definisi Intoksikasi
Intoksikasi atau keracunan adalah
masuknya zat ke dalam tubuh yang
dapat
mengakibatkan
gangguan
kesehatan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Semua zat dapat menjadi
racun bila diberikan dalam dosis yang
tidak seharusnya.

Definisi Racun
Racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relatif
kecil tetapi dengan dosis toksis, bila masuk atau menge
nai tubuh, tanpa kekuatan mekanis, tetapi hanya denga
n kekuatan daya kimianya, akan menimbulkan efek yan
g besar, yang dapat menyebabkan sakit bahkan kematia
n.

Racun racun tersebut masuk ke


dalam
tubuh dapat
manusia
melalui
Keracunan
disebabkan
beberapa
cara, diantaranya:
oleh beberapa
hal,
1.Melalui
kulit wujudnya, zat
berdasarkan
Penyebab
intoksikasi
ada
2.Melalui
jalan
napas (inhalasi)
yang dapat
menyebabkan
beberapa macam yaitu :
3.Melaluisaluranpencernaan
keracunan antara lain : zat
1. Bunuh diri
(mulut)
padat (obat-obatan,
2. Pembunuhan
4.Melalui
suntikan
makanan),
zat gas (CO2), dan
3. Kecelakaan
5.Melalui
mata (kontaminasi
zat cair (alkohol, bensin,
mata)
minyak tanah, zat kimia,
6. Melalui dubur atau vagina
pestisida, bisa/ racun hewan).
(perektal
atau pervaginal)

Berdasarkan sumber dan tempat dimana


racun-racun tersebut mudah didapat,
maka racun dapat dibagi
menjadilimagolongan

1
2
3
4
5

Racun-racun yang banyak terdapat dalam rumah


tangga.
Misalnya: desinfektan, deterjen, insektisida, dan
sebagainya
Racun-racun yang banyak digunakan dalam lapangan
pertanian, perkebunan.
Misalnya: pestisida, herbisida.
Racun-racun yang banyak dipakai dalam dunia
kedokteran / pengobatan.
Misalnya: sedatif hipnotis, analgetika, obat penenang,
anti depresan, dsb.
Racun-racun yang banyak dipakai dalam industri /
laboratorium.
Misalnya: asam dan basa kuat, logam berat, dsb.
Racun-racun yang terdapat di alam bebas.
Misalnya: opium ganja, racun singkong, racun
10
jamur serta binatang.

Mekanisme Kerja Racun


1. Racun yang bekerja secara setempat (lokal)
2. Racun yang bekerja secara umum (sistemik)
3. Racun yang bekerja secara setempat dan umum

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Racun


1. Cara pemberian
2. Keadaan tubuh
3. Racunnya sendiri

Kriteria Diagnosis Keracunan


1. Anamnesa : nyatakan bahwa korban benar kontak deng
an racun.
2. Tanda dan gejala yang sesuai dengan tanda/gejala kera
cunan zat yang diduga.
3. Secara analisa kimia dapat dibuktikan adanya racun (si
sa makanan, obat, zat yang masuk dalam tubuh korba
n).
4. Ditemukan kelainan pada tubuh korban.
5. Secara analisa kimia dapat ditemukan adanya racun /
metabolitnya di dalam tubuh/jaringan/cairan tubuh korb
an secara sistemik.

PEMERIKSAAN
TKP

PEMERIKSAAN
JENAZAH
Pemeriksaan Luar
Pakaian : Adanya bercak,
distribusinya, baunya (suspek cara
kematian)
Lebam mayat :
- CO : LM Cherry red (COHb)
- Sianida : LM Bright Red (HbO2)
- Nitrit : LM coklat kebiruan (MetHb)
Warna, distribusi bercak sekitar
mulut : pada racun korosif (khas)
Bau dari mulut/ hidung : Alkohol,
minyak tanah, karbol.
Kelainan lain : Tatto, bekas suntik
(narcotic addict)

Pemeriksaan dalam
Perhatikan bau pada : rongga dada, rongga
perutm rongga kepala (bau racun khas)
Perhatikan warna organ
- R. Korosif : Lambung (hiperemi, perlunakan,
ulcerasi, perforasi)
- R. Gas : saluran pernafasan
- Urine : dapat terjadi perubahan warna,
misal : salisilat urine warna hijau

PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI

Tujuannya untuk menegakkan diagnosa


keracunan. Pada korban hidup terapi cepat
dan tepat, sedangkan pada orang mati
didapatkan kesimpulan pasti sebab kematian.
Ada 3 langkah dalam pemeriksaan
toksikologi, yaitu :
a. Pengambilan dan pengumpulan bahan
b. Pelaksanaan analisa
c. Interpretasi hasil analisa

m
u
i
r
o
t
a
r
o
r
b
u
a
d
L
e
s
Pro iksaan
r
i
e
g
m
o
Pe sikol
Reinsh Test
Tok
Marsh Test
Metode Gutzeit
Sanger Black Test

Analitikal Toksikologi
Analitikal toksikologi merupakan pemeriksaan
laboratorium yang berfungsi untuk:
Analisa tentang adanya racun.
Analisa tentang adanya logam berat yang
berbahaya.
Analisa tentang adanya asam sianida, fosfor dan
arsen.
Analisa tentang adanya pestisida baik golongan
organochlorin maupun organophospat.
Analisa tentang adanya obat-obatan misalnya:
transquilizer, barbiturate, narkotika, ganja, dan lain
sebagainya.

Pemeriksaa korban tewas keracunan

Berdasarkan interval waktu antara kontak korbankorban dengan kematian dibedakan atas :
1. Kematian yang berlangsung cepat
2. Kematian yang berlangsung lambat menimbulkan
kelainan khas sesuai jenis racun seperti :

Tanda Tanda Post Mortem Pada Kera


cunan
Pemeriksaan Luar
Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, penonjolan tulang-tulang
wajah)
Sianosis pada wajah dan bibir, busa pada mulut, lebam mayat
berwarna merah terang

Pemeriksaan Dalam
Dapat tercium bau khas amandel ketika membuka rongga dada,
perut, otak serta lambung (bila racun per-oral)
Terdapat inflamasi pada mukosa
Darah, otot-otot dan penampang organ-organ tubuh dapat
berwarna merah terang
Ditemukan tanda-tanda asfiksia

Gejala Umum Keracunan

1. Hipersalivasi (air ludah berlebihan)


2. Gangguan gastrointestinal : mualmuntah
3. Mata : miosis

Aspek Medikolegal
Pemeriksaan forensik dalam kasus keracunan dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu atas dasar dari tujuan
pemeriksaan itu sendiri. Yang pertama bertujuan untuk
mencari penyebab kematian, yang kedua untuk
mengetahui suatu peristiwa.
Pasal 133 (1) KUHP :
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun
mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau ahli lainnya.

Definisi Kodein
Kodeina atau kodein (bahasa Inggris: codeine,
methylmorphine) ialah asam opiat alkaloid yang dij
umpai di dalam candu dalam konsentrasi antara 0,
7% dan 2,5%. Kebanyakan kodein yang digunakan
di Amerika Serikat diproses dari morphine melalui
proses metilasi.

Struktur kimia dan sifat Kodein

Struktur Kimia Kodein


Oleh karena ini, kodein disebut metil kodein atau kodein
monometiler atau 7,8 Didehidro- 4,5-epoksi-3metoksi-17metilkodeinan 6 -ol monohidrat.

Struktur kimia kodein identik dengan struktur kimia morphine.


Kristal kodein berbentuk monohidrat, rasanya pahit dan mencair pada 154-1
55C.
Kodein hampir tidak larut dalam larutan alkali, sedikit larut dalam air, tetapi m
udah larut dalam amil alkohol, metanol, dan beberapa asam encer.
Obat ini dipasarkan sebagai garam codein sulfat dan codein phosphate

Methyl group

FARMAKOKINETIK
Absorbsi
Diabsrobsi di saluran cerna
Distribusi
protein bound 25%
Vd : 3,5 L/kg PO
Vd : 2,6 L/kg im
Dapat melewati blood brain barrier
Eksresi dalam urin dan feses

FARMAKOKINETIK

0-15%

1015%

5-10%

5070%

60%

FARMAKODINAMIK
Dosis anak : 0,5 mg/kg
Dosis dewasa : 15-60 mg
Waktu paruh : 3-4 jam
Peak plasma time 0,5-1 jam
Onset 30-6 menit peroral
10-30 menit im
Durasi 4-6 jam

FARMAKODINAMIK

FARMAKODINAMIK

Farmakodinamik

Farmakodinamik
A. Susunan Saraf Pusat
Analgesik
Miosis
Depresi Nafas
Sistem cardiovaskular
Mual dan Muntah
B. Saluran Cerna

Susunan
Depresi
Mual
Kardiovaskular
Analgesik
Saraf
dan
Miosis
Pernapasan
Pusat
Muntah
Efek
Sebagai
Pemberian
Kodein
emetic
menimbulkan
akibat
secara
kodein
kodein
kerja
sistemik
opioid
depresi
terjadi
memberikan
pada
menimbulkan
napas
berdasarkan
secara
efek
Efek codeine
atau
kodein
terhadap
SSPreseptor.
berupa
a
stimulasi
depresi
Sangat
miosis
primer
dikarenakan
selektif
dan
pada
bersinambung
langsung
pusat
dan
codein
tidak
vagusoleh
disertai
menstimulus
berdasarkan
padaemetic
dan
pusat
oleh
nalgesia dan
narcosis.
Analgesia
kodein
dan
chemoreceptor
vasomotor
hilangnya
nukelus
efek
fungsi
yang
Edinger-Westphal
terhadap
trigger
sensorik
barusejak
zone,
terjadi
pusat
lain
yang
napas,
seperti
pada
sehingga
berada
dosis
yaitu
rasa
oploidlangsung
lain sudah
timbul
sebelum
penderit
di
toksik.
raba,
menyebabkan
pada
bawah
medula
rasa
kodein
ventrikel
getar,
oblongata.
pupil
dan
(vibrasi),
kuardatus
opioid
mengecil.
lain
penglihatan,
menurunkan
a tidur
dan
seringkali
analgesia
terjadi
tanpadan
dis
pendengaran
kemampuan
kardiovaskular
untuk
ertai tidur. Dosissistem
kecil (5-10
mg) menimbulkan
ef
bereaksi
terhadap
perubahan
sikap.s
oria pada pasien
yang sedang
menderita nyeri,
Penderita
mungkin
mengalami
hipotensi
edih dan gelisah.
Sebaliknya,
dosis yang
sama pa
ortostatik,
akibat
vasodilatasi
perifer disfori
yang
da orang normal
seringkali
menimbulkan
terjadi
berdasarkan
efekatau
langsung
terhadap
a berupa
perasaan kuatir
takut disertai
mu
pembuluh
darah kecil yang diakibatkan
al dan muntah
oleh pelepasan histamin.

Saluran Cerna

Penyelidikan pada manusia telah membu


ktikan bahwa kodein berefek langsung pada
saluran cerna, bukan melalui efeknya pada
SSP

Lambung dan usus kecil


-Kodein menghambat sekresi HCl, menyebabkan pergerak
an lambung berkurang, tonus bagian antrum meninggi dan
motilitasnya berkurang sedangkan sfingter pilorus berkontr
aksi
-Kodein mengurangi sekresi empedu dan pankreas, dan m
emperlambat pencernaan makanan di usus kecil, lalu men
gurangi kontraksi propulsive, meninggikan tonus dan spas
me periodic
usus kecil.

Usus Besar
Kodein mengurangi atau menghilangkan gerakan propulsi
usus besar, meninggikan tonus dan menyebabkan spasme
usus besar; akibatnya penerusan isi kolon diperlambat dan
tinja menjadi lebih kering. Daya persepsi korteks telah dipe
ngaruhi kodein sehingga
ak merasakan
kebutuhan untuk defekasi.

penderita tid

Duktus Koledokus
Dosis terapi kodein, kodein, dihidrokodeinon dan
metidihidrokodeinon menimbulkan peninggian teka
nan dalam duktus koledokus. Keadaan ini sering di
sertai perasaan tidak enak di epigastrium sampai
gejala kolik berat.

Definisi Intoksikasi Kodein


INTOKSIKASI
KODEIN

Intoksikasi
Masuknya substansi
kimia dalam jumlah
relatif kecil (tetapi
dengan dosis toksis) bila
masuk atau mengenai
tubuh akan
menimbulkan sakit
bahkan kematian

Kodein
Merupakan opoida
alamiah yang paling
banyak digunakan
dalam pengobatan. Efek
analgesik lemah, sekitar
morfin. Kodein adalah
antitusif yang kuat.

Intoksikasi kodein (opioid)


1. Frekuensi nafas lambat (2-4 x permeni
t) Sianotik, kulit muka merah tidak mer
ata agak kebiruan
2. Tekanan darah menurun
3. Pembentukan urin kurang
4. Suhu badan rendah
5. Pada bayi mungkin timbul konvulsi
6. Kematian disebabkan oleh depresi naf
as

Gambaran Klinis Intoksikasi


GAMBARAN
KLINIS

KEMUNGKINAN
PENYEBAB

Pupil point, frekuensi


napas turun

Opioid , inhibitor
kolinesteraase

Dilatasi pupil, laju napas


turun

Benzodiazepin

Bradikardi

Digoksin,opioid,klonidin,
organofosfat insektisida

Abdominal cramp, diare,


takikardi, halusinasi

Withdrawal alkohol,
opiat, benzodiazepine

Penatalaksanaan intoksikasi kodein


1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun
2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
3. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala

Prinsip Penatalaksanaan Terhadap R


acun Yang Tertelan
Dekontaminasi lambung (menghilangkan racun da
ri lambung) efektif bila dilakukan sebelum masa pe
ngosongan lambung terlewati (1-2 jam, termasuk p
enuh atau tidaknya lambung).

Kontra indikasi untuk dekontaminasi lam


bung adalah :
Keracunan bahan korosif atau senyawa hid
rokarbon (minyak tanah, dll) karena mempu
nyai risiko terjadi gejala keracunan yang lebi
h serius
Penurunan kesadaran (bila jalan napas tida
k terlindungi).

KESIMPULAN
1. Intoksikasi
adalah
masuknya
substansi kimia dengan dosis toksis
yang menyebabkan sakit bahkan
kematian,kodein merupakan opioid
alamiah
yang
digunakan
dalam
pengobatan.
2. Intoksikasi akut kodein (opiod) terjadi
akibat
percobaan
bunuh
diri
atau
kelebihan dosis.
3. Kelainan khas pada racun tidak selalu

SARAN

Kodein adalah sejenis obat batuk yang digunakan o


leh dokter, namun dapat menyebabkan ketergant
ungan/efek adiksi dan keracunan jika pemakaianny
a tidak sesuai dosis atau disalahgunakan. Keracuna
n ini dapat menimbulkan berbagai gejala dari mula
i yang ringan sampai kematian, sehingga peredara
nnya dibatasi, diawasi secara ketat dan sesuai rese
p dokter.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai