Anda di halaman 1dari 7

1.1.

Pertanyaandiskusi
1. Jelaskanmengenaisistemimunspesifik ! ( kakyos, may )
2. Jelaskanmengenaisistemimun non-spesifik ! ( kunayah, bgocta )
3. Bagaimanapatogenesisdemam ? ( Pamela,zain)
4. DemamBerdarah Dengue
a.
Definisi ( kakyos )
b.
Klasifikasi ( theo, danang )
c.
Epidemiologi ( rizka )
d.
Etiologi ( kakrizka, bgocta )
e.
Patofisiologi ( ai, may )
Jawab :
Virus Dengue yang masuk kedalam tubuh akan beredar dalam
sirkulasi darah dan akan ditangkap oleh makrofag (Antigen
Presenting Cell). Viremia akan terjadi sejak 2 hari sebelum timbul
gejala hingga setelah lima hari terjadinya demam. 1 Antigen yang
menempel pada makrofag akan mengaktifasi sel T- Helper dan
menarik makrofag lainnya untuk menangkap lebih banyak virus.
Sedangkan sel T-Helper akan mengaktifasi sel T-Sitotoksik yang akan
melisis makrofag. Telah dikenali tiga jenis antibodi yaitu antibodi
netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi komplemen.1
Proses ini akan diikuti dengan dilepaskannya mediator-mediator
yang merangsang terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri
sendi, nyeri otot, dan gejala lainnya. Juga bisa terjadi agregasi
trombosit yang menyebabkan trombositopenia ringan. Demam tinggi
(hiperthermia) merupakan manifestasi klinik yang utama pada
penderita infeksi virus dengue sebagai respon fisiologis terhadap
mediator yang muncul. Sel penjamu yang muncul dan beredar dalam
sirkulasi

merangsang

terjadinya

panas.

Faktor

panas

yang

dimunculkan adalah jenis-jenis sitokin yang memicu panas seperti


TNF-, IL-1, IL-6, dan sebaliknya sitokon yang meredam panas
adalah TGF-, dan IL-10.2

Antibodi yang dihasilkan pada infeksi virus dengue merupakan


non netralisasi antibodi yang dipelajari dari hasil studi menggunakan
stok kulit virus C6/C36, viro sel nyamuk dan preparat virus yang asli.
Respon innate immune terhadap infeksi virus Dengue meliputi dua
komponen yang berperan penting di periode sebelum gejala infeksi
yaitu antibodi IgM dan platelet. Antibodi alami IgM dibuat oleh
CD5+ B sel, bersifat tidak spesifik dan memiliki struktur molekul
mutimerix.

Molekul

hexamer

IgM

berjumlah

lebih

sedikit

dibandingkan molekul pentameric IgM namun hexamer IgM lebih


efisien dalam mengaktivasi komplemen.Antigen Dengue dapat
dideteksi di lebih dari 50% Complex Circulating Imun. Kompleks
imun IgM tersebut selalu ditemukan di dalam dinding darah dibawah
kulit atau di bercak merah kulit penderita dengue. Oleh karenanya
dalam penentuan virus dengue level IgM merupakan hal yang
spesifik.2 Infeksi virus dengue mengakibatkan muncul respon imun
humoral dan seluler, antara lain anti netralisasi, anti hemaglutinin,
anti komplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG
dan IgM, mulai muncul pada infeksi primer, dan pada infeksi
sekunder kadarnya telah meningkat.2
Pada hari kelima demam dapat ditemukan antibodi dalam darah,
meningkat pada minggu pertama hingga minggu ketiga dan
menghilang setelah 60-90 hari.pada infeksi primer antibodi

IgG

meningkat pada hari ke-14 demam sedangkan pada infeksi sekunder


kadar IgG meningkat pada hari kedua. Karenanya diagnosis infeksi
primer ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari
kelima sakit, sedangkan pada infeksi sekunder diagnosis dapat
ditegakkan lebih dini.2 Pada infeksi primer antibodi netralisasi
mengenali protein E dan monoclonal antibodi terhadap NS1, Pre M

dan NS3 dari virus dengue sehingga terjadi aktifitas netralisasi atau
aktifasi komplemen sehingga sel yang terinfeksi virus menjadi lisis.2
Dapus:
1. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku ajar
infeksi dan pediatri tropis. Edisi ke-2. Ikatan Dokter Indonesia.
Jakarta: 2012.
2. Pudijadi AH, et all. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak
Indonesia. Jakarta: IDAI. 2009.
Faktorresiko ( zainul, Pamela)
Manifestasiklinis ( kakyos, theo )
Diagnosis ( may, pamela )
Komplikasi ( rizka, bgocta )
Tatalaksana ( danang, ai )
Jawab :

f.
g.
h.
i.
j.

Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok


Anak dirawat di rumah sakit
Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air
tajin, air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat
kebocoran plasma, demam, muntah/diare Berikan parasetamol bila
demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan
ini dapat merangsang terjadinya perdarahan. Berikan infus sesuai
dengan dehidrasi sedang:
a)
b)
1.
2.
3.
c)

Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat


Kebutuhan cairan parenteral
Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium

(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam


d) Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan
jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan
intravena biasanya hanya memerlukan waktu 2448 jam sejak

kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan.


Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan
tata laksana syok terkompensasi (compensated shock ).
Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok
Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 24 L/menit secarra nasal. Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti
Ringer laktat/asetat secepatnya. Jika tidak menunjukkan perbaikan
klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya
(maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 1020ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam. Jika tidak ada
perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfusi
darah/komponen. Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler
dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah
cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara
bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan
setelah 36-48 jam. Ingatlah banyak kematian terjadi karena
pemberian cairan yang terlalu banyak daripada pemberian yang
terlalu sedikit.
Dapus:
WHO. (2008). Child Health Service in Hospital. Jakarta: DEPKES
RI

k.
Prognosis ( theo )
5. Jelaskanperbedaandemamberdarah

dengue,

syndromedanmalaria ! (kakrizka, may, zain )

dengue

shock

6.

Apa yang menyebabkanperdarahanpadagusi ? ( ai, rizka )


Jawab :
Mekanisme gejala klinis berupa perdarahan didasari faktor yang
multipel, yaitu trombositopenia, trombopati, vaskulopati dan koagulasi
intravaskuler diseminata (KID), masa perdarahan dan masa protrombin
yang memanjang, penurunan beberapa kadar faktor koagulasi,
hipofibrinogenemia

dan

peningkatan

produk

pemecahan

fibrin

(fibrinogen degradation product). Disamping itu terjadi pula aktivasi


sistem kinin, serta terbentuknya bradikinin.
Komplek virus antibodi mengakibatkan trombositopenia dan juga
gangguan fungsi trombosit. Selain itu komplek virus antibodi ini
mengaktifkan faktor Hageman (faktor XIIa) sehingga terjadi gangguan
sistem koagulasi dan fibrinolisis yang memperberat perdarahan, serta
mengaktifkan sistem kinin dan komplemen yang mengakibatkan
peningkatan permiabilitas pembuluh darah dan kebocoran plasma serta
meningkatkan risiko terjadinya KID yang juga memperberat perdarahan
yang terjadi. Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit
seperti torniquet (ujiRumpleLeede, uji bendung) positif, petekie,
purpura, ekimosis dan perdarahan konjungtiva. Petekie merupakan tanda
yang tersering ditemukan. Tanda ini muncul pada hari-hari pertama
demam.Bentuk perdarahan lain yaitu epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan melena. Kadang-kadang dijumpai pula perdarahan
subkonjungtiva atau hematuri.
Dapus:
Rena Ni Made Renny, Utama Susila, Parwati Tuty . Kelainan
Hematologi pada Demam Berdarah Dengue. Denpasar. J Peny
Dalam;2009.

7.
8.
9.
10.
11.

Apa yang menyebabkanbercakmeahpadatubuh ? ( theo,kunayah )


Mengapaterjadimenggigildanakraldinginpadaanak ? ( kakyos, zain )
Mengapaterjadimuntahpadaanak ? (kakrizka, Pamela )
MengapahematokritmeningkatpadakasusDBD ? (danang, bgocta )
Bagaimanapemberianimunisasipadaanak ? ( ai )
Jawab :

12. Bagaimanainterpretasihasilpemeriksaanfisik ?(zain, kunayah )


13. Bagaimanainterpretasihasilpemeriksaanpenunjang ?(danang, kunayah)
14. Bagaimanatatalaksanakedaruratanpadakasus ? (rizka, kakrizka )

Mekanisme gejala klinis berupa perdarahan didasari faktor yang multipel, yaitu
trombositopenia, trombopati, vaskulopati dan koagulasi intravaskuler diseminata
(KID), masa perdarahan dan masa protrombin yang memanjang, penurunan beberapa
kadar faktor koagulasi, hipofibrinogenemia dan peningkatan produk pemecahan fibrin
(fibrinogen degradation product). Disamping itu terjadi pula aktivasi sistem kinin,
serta terbentuknya bradikinin. 2,3
Komplek virus antibodi mengakibatkan trombositopenia dan juga gangguan fungsi
trombosit. Selain itu komplek virus antibodi ini mengaktifkan faktor Hageman (faktor
XIIa) sehingga terjadi gangguan sistem koagulasi dan fibrinolisis yang memperberat
perdarahan, serta mengaktifkan sistem kinin dan komplemen yang mengakibatkan
peningkatan permiabilitas pembuluh darah dan kebocoran plasma serta meningkatkan
risiko terjadinya KID yang juga memperberat perdarahan yang terjadi. 1,3,20 Jenis
perdarahan

yang

terbanyak

adalah

perdarahan

kulit

seperti

torniquet

(ujiRumpleLeede, uji bendung) positif, petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan


konjungtiva. Petekie merupakan tanda yang tersering ditemukan. Tanda ini muncul
pada hari-hari pertama demam.Bentuk perdarahan lain yaitu epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis dan melena. Kadang-kadang dijumpai pula perdarahan
subkonjungtiva atau hematuri.

Dapus:
Rena Ni Made Renny, Utama Susila, Parwati Tuty . Kelainan Hematologi pada
Demam Berdarah Dengue. Denpasar. J Peny Dalam;2009.

Anda mungkin juga menyukai