Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
DI PUSKESMAS BARENG
Tanggal, 4 Maret 2 April 2014
Disusun Oleh :
Nurul Utrujah
Rachma Safitri Pratama
( 11.081 )
( 11.082 )
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Puskesmas Bareng Malang ini telah
disetujui dan disahkan pada tanggal lima April tahun dua ribu empat belas.
Disahkan oleh,
Pembimbing
Pembimbing
AKADEMI FARMASI
Puskesmas Bareng,
Direktur
AKADEMI FARMASI
Putra Indonesia Malang,
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
1.3 Manfaat.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Puskesmas.................................................................................3
2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas...........................................3
2.3 Prosedur Tetap Pelayanan Kefarmasian......................................................5
BAB III TINJAUAN UMUM PUSKESMAS
3.1 Tinjauan Umum Puskesmas........................................................................8
3.2 Data Umum.................................................................................................8
3.3 Prosedur Tetap Unit Layanan Obat.............................................................10
BAB IV KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG
4.1 Kegiatan Praktik Kerja Lapang..................................................................11
4.2 Pelayanan Kefarmasian..............................................................................11
BAB V PEMBAHASAN...........................................................................................15
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan.................................................................................................16
6.2 Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17
LAMPIRAN...............................................................................................................18
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL)
di Puskesmas Bareng tepat pada waktunya.
Sehubungan dengan terselesainya penulisan laporan ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yakni :
1. Drg. Sumarsini selaku Kepala Puskesmas Bareng
2. Ibu Meilia Rahmawati, A.Md.Farm dan Ratna Indrawati, A.Md.Farm selaku
Asisten Apoteker Puskesmas Bareng
3. Ibu Lailiiyatus Syafah, S. Farm.,Apt selaku Direktur AKFAR Putra Indonesia
Malang
4. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan Praktik Kerja Lapang
(PKL) di Puskesmas Bareng
Penulis berharap semoga bekal pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh
selama kegiatan Magang di Apotek Bengawan solo ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan.
Penulis sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun semua pihak untuk
menyempurnakan yang lebih lanjut.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam UUD No. 23 th 1993 tentang kesehatan menyebutkan bahwa sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya sehat jasmani tetapi
juga rohani.
Instalasi kesehatan yang didirikan oleh pemerintah guna untuk membantu
menjamin kesehatan masyarakat yang kurang mampu. Instalasi kesehatan yang didirikan
oleh pemerintah guna membantu masyarakat kurang mampu seperti puskesmas sangatlah
membantu menjaga kesehatan masyarakat, tetapi sejalan dengan perubahan puskesmas
harus mampu mengelola alat kesehatan, obat obatan dengan baik. Puskesmas
memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu
kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi
antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/ kelurahan
atau dusun/rukun warga (RW).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya
kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan
penduduk serta mendukung tercapainya pembangunan kesehatan nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat mandiri dalam hidup sehat. Puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang
dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari orientasi
obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care).
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker/asisten apoteker sebagai
tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar
dapat berinteraksi langsung dengan pasien.
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, sarana
prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan pelayanan
farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi obat dan
pencatatan/penyimpanan resep) dengan memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana
dan metode tatalaksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.
Oleh karena itu penting bagi seorang farmasis mengasah dan memperbarui
kemampuan atau Sumber Dayanya untuk menambah keilmuan tentang farmasi. Maka
bagi instalasi pendidikan yang mengajarkan tentang ilmu kefarmasian untuk memberikan
pelatihan Praktek Kerja Lapangan di Instalasi Farmasi Puskesmas karena ilmu yang telah
di pelajari akan berguna dan akan berkembang pada saat melakukan Praktek Kerja
Lapangan.
1.2
Tujuan
Penyelengaraan Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk:
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakatdisamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakatdi wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2.2
4. Tersedia tempat dan alat untuk mendisplai informasi obat bebas dalam upaya
penyuluhan pasien, misalnya untuk memasang poster, tempat brosur, leaflet, booklet
dan majalah kesehatan.
5. Tersedia sumber informasi dan literatur obat yang memadai untuk pelayanan
informasi obat. Antara lain Farmakope Indonesia edisi terakhir, Informasi Spesialite
Obat Indonesia (ISO) dan Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI).
6. Tersedia tempat dan alat untuk melakukan peracikan obat yang memadai.
7. Tempat penyimpanan obat khusus seperti lemari es untuk supositoria, serum dan
vaksin, dan lemari terkunci untuk penyimpanan narkotika sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
8. Tersedia kartu stok untuk masing-masing jenis obat atau komputer agar pemasukan
dan pengeluaran obat, termasuk tanggal kadaluarsa obat, dapat dipantau dengan
baik.
9. Tempat penyerahan obat yang memadai, yang memungkinkan untuk melakukan
pelayanan informasi obat.
2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan kesehatan. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan (Yanfar, 2004).
2.2.4 Administrasi
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan, pengarsipan dalam
rangka penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah dimonitor dan
dievaluasi. Administrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan meliputi semua
tahap pengelolaan dan pelayanan kefarmasian, yaitu :
1. Perencanaan.
2. Permintaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/ kota.
3. Penerimaan.
4. Penyimpanan mengunakan kartu stok atau computer.
5. Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LP-LPO.
Administrasi untuk resep meliputi pencatatan jumlah resep berdasarkan pasien
(umum, miskin, asuransi), penyimpanan bendel resep harian secara teratur selama 3 tahun
dan pemusnahan resep yang dilengkapi dengan berita acara. Pengadministrasian termasuk
juga untuk:
a. Kesalahan pengobatan (medication error).
b. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
c. Medication Record.
4
2.3
6.
7.
1. Menyediakan dan memasang spanduk, poster, booklet, leaflet yang berisi informasi obat
pada tempat yang mudah dilihat oleh pasien.
2. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, langsung atau tidak langsung dengan
jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana melalui penelusuran
literatur secara sistematis untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.
3. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat secara sistematis.
2.3.5 Prosedur Tetap Penanganan Obat Rusak atau Kadaluarsa
1. Identifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluarsa.
2. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dari penyimpanan obat lainnya.
3. Membuat catatan jenis dan jumlah obat yang rusak atau kadaluwarsa untuk dikirim
kembali ke instalasi farmasi kabupaten/kota.
2.3.6 Prosedur Tetap Pencatatan dan Penyimpanan Resep
1. Pencatatan jumlah resep harian berdasarkan jenis pelayanan (umum, gakin/gratis,
Asuransi).
2. Membendel resep yang mempunyai tanggal yang sama berdasarkan urutan nomor resep
dan kelompok pembiayaan pasien.
3. Membendel secara terpisah resep yang ada narkotiknya.
4. Menyimpan bendel resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan berdasarkan
tanggal agar memudahkan dalam penelusuran resep.
5. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama 3 (tiga) tahun dengan cara dibakar.
6. Membuat berita acara pemusnahan resep dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2.3.7 Prosedur Tetap Pemusnahan Resep
1. Memusnahkan resep yang telah disimpan tiga tahun atau lebih.
2. Tata cara pemusnahan:
a.Resep narkotika dihitung lembarannya.
b.
Resep lain ditimbang.
c.Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar.
BAB III
TINJAUAN UMUM PUSKESMAS
3.1
terletak di Jl. Bareng Tenes gang Iva / 639 Malang, sedangkan wilayah kerja puskesmas
bareng meliputi 5 kelurahan, yaitu kel. Bareng, Kel. Gading Kasri, Kel.Kasin, Kel.
Sukoharjo, Kel. Pisang candi dan Kel. Karang Besuki.
Pada Tahun 1988, Wilayah tersebut mengalami perubahan karena adanya
pemekaran wilayah kota Malang sehingga meliputi 4 kelurahan yaitu Kel. Bareng, Kel.
Gading Kasri, Kel. Kasin dan Kel. Sukoharjo, semuanya terletak di wilayah kecamatan
Klojen hingga sekarang. Dalam hal jumlah penduduk Yang berada di wilayah kerja
Puskesmas bareng pada tahun 2011 mengalami penurunan dibanding pada tahun 2010,
yaitu dari 49.488 orang menjadi 46.005 orang.
3.2
Data Umum
2.
3.
sistem satu atap yaitu di Puskesmas maupun di Puskesmas Pembantu Galunggung yang
mengakomodasi semua kebutuhan yang diperlukan oleh penderita sesuai dengan jenis
penyakit yang dideritanya, informasi kesehatan, konsultasi kesehatan, dan jenis pelayanan
lainnya.
Adapula kegiatan pelayanan kepada penderita yang tidak terjangkau dengan
sisitem satu atap, kami melayani dengan berkunjung 1 bulan sekali ke wilyah RW yang
ada Posyandunya.
2.
Kesederhanaan
Prosedur pelayann seara sederhana,mudah dipahami dan mudah dilaksanakan
Penatausahaan berkas rekam medis penderita meliputi berkas tahun lalu, berkas
tahun berjalan, aupun berkas yang sedang diperisa. Pada ruang rekam medis telah
disediakan kotak map untuk meletakan berkas penderita yang telah selesai mendapatkan
pelayanan.
3.3. Prosedur Tetap Unit Layanan Obat
Prosedur tetap unit layanan obat merupakan acuan yang digunakan dalam proses
melakukan pelayanan dalam bidang kesehatan terutama pada bidang pelayanan obat ke
pasien.
Prosedur tetap obat ini meliputi beberapa kegiatan antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB IV
9
4.1
selama 1 bulan terhitung dari gelombang 1 mulai tanggal 1 Februari sampai 1 Maret 2014
dan gelombang 2 mulai tanggal 4 Maret sampai 2 April 2014. Hal yang dilakukan pada
saat pkl ini meliputi pelayanan obat, pengelolan obat, pembuatan laporan, dan lain-lain.
4.2 Pelayanan Kefarmasian
4.2.1 Pelayaan Resep dokter
4.2.1.1 Penerimaan resep
1. Resep yang baru diterima diperiksa kelengkapannya dan ditanyakan nama pasien
jika pada resep tidak terbaca jelas.
2. Resep yang letaknya paling bawah di layani terlebih dahulu.
3. Resep tersebut dibawa ke meja peracikan untuk diracik.
4.2.1.2 Peracikan obat
1.
Obat langsung disiapkan dan diberi etiket sesuai dengan yang tertulis
dalam resep dan dibungkus. Sebelum diserahkan pada pasien, obat tersebut harus
diperiksa kembali apakah etiketnya sesuai dengan yang tertulis di resep.
2.
Untuk resep racikan, dihitung berapa banyak bahan yang akan diambil
dan disiapkan obatnya. Diperiksa kembali apakah jumlah obat yang diminta telah
sesuai dengan yang ada atau tidak. Obat yang telah dihitung, disiapkan lalu dicek
kembali untuk menghindari terjadinya kekeliruan. Setelah itu dikerjakan sesuai
dengan bentuk sediaan yang diinginkan. Setelah itu, dibungkus dan diberi etiket
sesuai dengan apa yang diminta dalam resep.
3.
Pengarsipan resep
Resep yang telah dilayani, dikumpulkan dan dibendel menurut tanggal penerimaan
resep, dan disimpan tersendiri.
10
4.2.2 Pelayanan K. I. E
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi ( KIE ) ini di apotek meliputi:
1.
obat agar dapat memberikan efek terapi seperti yang diharapkan. Misalnya bagaimana
cara penggunaanya apakah dengan diminum, diteteskan, dioleskan maupun dengan cara
lain sesuai dengan etiket yang tertera.
Untuk resep yang mengandung antibiotik, maka disarankan pada pasien agar dia
menghabiskan obatnya walaupun keluhan yang dirasakan sudah hilang. Hal ini dilakukan
agar pada pasien tersebut tidak terjadi resistensi atau kekebalan pada suatu jenis bakteri
atau virus.
2.
obat harus diminum pada pagi hari atau malam hari sebelum tidur, atau mungkin sebelum
maupun sesudah makan. Hal ini dilakukan agar obat dapat memberi efek terapi seperti
yang diharapkan, selain itu juga untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan.
3.
Efek samping
Setiap obat pasti memiliki suatu efek samping ,Untuk itu setiap kali menyerahkan
obat kepada pasien, hendaklah seorang farmasis selalu memberi informasi yang benar dan
jelas tentang efek samping yang biasa ditimbulkan oleh obat tersebut, agar pasien tidak
merasa takut jika efek samping itu timbul setelah pasien meminum obat tersebut.
4.2.4 Pengelolaan obat
Pada proses pengelolaan obat sebelum dilakukan adanya pengadaan terlebih
dahulu dilakuakn adanya perencanaan,kemudian dilakukan pengadaan,
distribusi( Penerimaan, penyimpanan)
4.2.4.1 Perencanaan
Perencanaan obat merupakan suatu rangakain proses kegiatan menentukan jenis,
jumlah obat dalam rangka pengadaan. Tujuan dari perencanaan ini yaitu tersedianya jenis
dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhan, menghindari terjadinya kekosongan obat,
dan meningkatkan efisiensi dan kerasionalan penggunaan obat.
Pada waktu pemilihan jenis obat perlu beberapa pertimbangan antara lain:
1. Pola penyakit.
2. Karakteristik pengunjung atau pasien.
11
Penerimaan Obat
Penerimaan oabt merupakan suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya.
Tujuannya agar obat yang diterima sesuai denagn kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh puskesmas.
Petugas puskesmas melakukan pengecekkan terhadap obat-obat yang diserahkan,
mencakup jumlah kemasan, jenis, jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen
(LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/ diketahui oleh pimpinan
Puskesmas. Jika terdapat kekurangan pada saat penerimaan obat, Penerima obat wajib
menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang dan lain-lain). Setiap penemabahan
obat-obatan , dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok.
2.
Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakn fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin. Disini yang lebih diutamakan persyaratan gudang dan pengaturan
12
13
BAB V
PEMBAHASAN
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1027/MENKES,SK/IX/2004 bahwa Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan
pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud dalam Undang - Undang
RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan meliputi pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan, dan distribusi obat, serta
pengembangan obat.
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan selama 1 bulan di puskesmas bareng yang
terhitung mulai tanggal 4 Maret sampai 2 April 2014 , banyak pengalaman baru yang
didapatkan terutama pada proses pembuatan laporan. Mulai dari melakukan penataan dan
penyimpanan obat dikelompokkan secara alfabetis dari A-Z hal ini dilakukan untuk
mempermudah proses pelayanan resep dan mengacu pada sistem First In First Out,
dimana untuk masing-masing obat yang masuk pertama dikeluarkan terlebih dahulu dari
obat yang datang kemudian, karena obat yang sudah terlalu lama biasanya bisa
kadaluwarsa sehingga obat tersebut dapat bersifat toksik. Khusus untuk Obat golongan
Narkotik dan Psikotropik disimpan dalam lemari tersendiri yang selalu dalam keadaan
terkunci dan hanya jika ada obat Narkotik atau Psikotropik yang diresepkan Dokter
barulah Lemari tersebut dibuka. Sediaan Narkotik dan Psikotropik setiap harinya
diadakan pengecekan jumlah yang keluar dan yang masuk dan ditulis dalam kartu stok.
Melalukan pencatatan oleh yang telah keluar dengan melihat peresepan yang
diberikan oleh dokter atau yang sering disebut melidi. Obat yang keluar sesuai dengan
resep dan jumlah dalam resep jadi penulisan pada format LIDI OBAT sesuai jumlah
setiap resepnya. Selesai melalukan pelidian maka dilakukan pengentrian atau
memasukkan data kedalam komputer agar terdapat bukti setiap harinya dan juga setiap
bulannya.
14
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakasanakan di
Puskesmas Bareng selama kurun waktu 1 bulan yang terhitung mulai tanggal 4 Maret
sampai 2 April 2014 dapat disimpulkan bahwa, kamar obat Puskesmas Bareng sudah baik
dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan yang berlaku, mulai dari
pengelolaan obat sampai dengan pelayanan obat kepada masyarakat. Hal ini bisa dilihat
dari laporan yang tersusun rapi dan terperinci dengan baik dan ditunjang juga dari hasil
penerimaan resep tiap harinya sekitar 70-100 lembar resep.
6.2
Saran
Perlu ditambahnya tenaga dalam bidang obat atau kamar obat karena setiap pasien
pasti mengantri untuk mengambil obat dan jumlah pasien yang banyak dengan tenaga
yang kurang pasti membuat pasien mengantri lama dan kadang terkena marah oleh
pasien. Lain halnya dengan poli yang lain tidak semua pasien akan masuk kesatu terdapat
poli itu saja akan tetapi lain poli. Oleh karena itu diperlukanya tenaga tambahan pada
kamar obat.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Puskesmas Bareng
KEPALA PUSKESMAS
Drg. SUMARSINI
Kepala Tata Usaha
TUTUT MARHAENI.
K
Koordinator Upaya
Kes. Masyarakat
Keuangan
Kepegawaian
SP2TP
Dr. NUNIK E.
FAUZIAH
WENI, SUSMA,
JOKO, PUJI
TUTUT
MARHAENI
Dr. MAULIDA. N.
Penanggung jawab
Penanggung jawab
Puskesmas (SUKEMI)
Imunisasi (PEBRI)
P2 DBD (NGESTI)
Penanggung jawab
P2 Diare (MASLINA)
Perbaikan Gizi (ERNY,
HANY)
Kesehatan Jiwa
(MASLINA)
UKK (NGESTI)
Pemberdayaan dan
Promkes (NGESTI, SARI)
Kesehaatan Keluarga
(SAMANI, SITI)
P2 TB (WARSIATI)
P2 MH (WARSIATI)
P2 ISPA (SITI)
Wabah Aurveilence
(HIMMATUS)
Napza (MASLINA)
Ambulance (DIDIK)
UGD (HIMMATUS)
Kesling (NGESTI)
Laboraturium (M.
FARKHAN)
Kesehatan Indra
(SUSILOWATI)
Poskestren (NGESTI)
Pusling (TIM
UKOS/UKGMD
(NURUL/INDAH)
POLINDES
Koordinator Puskesmas
Pembantu
Koordinator Poskesdes
Kel. Bareng : Samani, Sari
MASLINA
Kel. Kasin : Febri, Warsiati
Kel. Sukoharjo : Siti, Hima,
Riska
Kel. Gading Kasri : Maslina,
Yusi
17