Anda di halaman 1dari 32

dokumen

perjuanganku :)
Senin, 22 Oktober 2012
MENINGOKEL

A.

DEFINISI
Meningokel merupakan benjolan berbentuk kista di garis tulang belakang yang
umumnya terdapat di daerah lumbo-sakral. Lapisan meningel berupa durameter dan
arachnoid ke luar kanalis vertebralis, sedangkan medulla spinalis masih di tempat yang
normal. Benjolan ditutup dengan membrane tipis yang semi-transparan berwarna kebirubiruan atau ditutup sama sekali oleh kulit yang dapat menunjukkan hipertrikhosis atau nevus.
Pada transiluminasi tidak terlihat jaringan saraf pusat di dinding benjolan.
Meningokel adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida. Meningokel
adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu
benjolan berisi cairan di bawah kulit. Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu
celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa
vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya meningokel dan ensephalokel adalah karena adanya defek pada
penutupan spina bifida yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari korda
spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah.
Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan
asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
C. GEJALA
Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di
punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di
bagian ini terjadi paling akhir.
Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya
mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf
yang terkena. Terdapat tiga jenis spina bifida, yaitu :
1. Spina bifida okulta, merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra
tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak
menonjol.
2. Meningokel, yaitu meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai
suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
3. Mielokel, merupakan jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol
dan kulit di atasnya tampak kasar dan merah.
Gejala dari spina bifida umumnya berupa penonjolan seperti kantung di punggung
tengah sampai bawah pada bayi baru lahir, jika disinari, kantung tersebut tidak tembus

cahaya, kelumpuahn/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki, penurunan sensasi,


inkontinensia uri (besar) maupun inkontinensia tinja, korda spinalis yang terkena rentan
terhadap infeksi (meningitis). Gejala pada spina bifida okulta, adalah seberkas rambut pada
daerah sakral (panggul bagian belakang), lekukan pada daerah sakrum.
D. PENCEGAHAN
Risiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat.
Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil,
karena kelainan ini terjadi sangat dini.
Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam
folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
Pada janin kecukupan asam folat berperan dalam mengurangi risiko terjadinya
kecacatan pada sistem saraf pusat (gangguan pada bumbung saraf/Neural Tube
Defects (NTD) dan cacat lahir lainnya seperti meningokel. Kelainan-kelainan tersebut
disebabkan karena gagalnya tabung saraf tulang belakang untuk tertutup sebagaimana
mestinya pada hari ke-28 pasca-konsepsi.
E. PENANGANAN
Sebelum operasi bayi dimasukkan dalam inkubator tanpa baju, tidur dalam posisi
tengkurap atau tidur pada salah satu sisi, bila kantongnya besar untuk mencegah infeksi, pola
pengobatannya harus ada kerjasama yang baik, baik antara dokter anak dengan bedah saraf.
Dokter anak memberi nasehat pada orang tua mengenai perawatan dan pendidikan khusus
pada bayi tersebut. Sesudah operasi perlu pengamatan yang teliti terhadap tanda-tanda
timbulnya hidrosefalus (dengan mengukur lingkar kepala setiap hari) atau meningitis (lemah,
tidak mau minum, mudah terangsang, kejang, ubun-ubun besar. Perlu diperhatikan pula
banyak tidaknya gerakan tungkai dan kaki Glibbed feet, retensi urin dan kerusakan kulit
akibat iritasi urin dan feses.
Tujuan dari pengobatan awal spina bifida, termasuk meningokel, adalah mengurangi
kerusakan saraf akibat spina bifina, meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi), serta
membantu keluarga dalam menghadapi kelainan ini. Pembedahan dilakukan untuk menutup
lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih
serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida.
Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat
fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi
lainnya, diberikan antibiotik. Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan
penekanan lembutdiatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan
pemasangan kateter. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu
memperbaiki fungsi saluran pencernaan.

ENSEPHALOKEL
A.

DEFINISI
Ensephalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya
penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu
lubang pada tulang tengkorak serta ditutupi kulit. Terbanyak di daerah oksipital.
Ensefalokel terjadi akibat kegagalan menutupnya pembuluh saraf selama
perkembangan janin di awal kehamilan. Akibatnya, terbentuk celah yang dapat terjadi di
sepanjang garis tengah kepala. Bisa di belakang kepala, puncak kepala, atau di antara dahi
dan hidung. Melalui celah inilah, sebagian struktur otak dan selaput otak keluar. Akibat
kelainan ini: kelumpuhan anggota gerak, keterlambatan perkembangan, retardasi mental, dan
kejang berulang.
B. ETIOLOGI
Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor usia ibu yang
tertaiu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat
sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat. Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu
sangat disarankan mengonsumsi asam folat dalam jumlah cukup.
Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan
janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang
kranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asam folat selama kehamilan, adanya
infeksi pada saat kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi),
obat obatan yang mengandung bahan yang terotegenik.Ensefalokel disebabkan oleh defek
tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis, kadang kadang juga dibagian nasal,
frontal, atau parietal.
C. GEJALA
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa hidrosefalus, kelumpuahn keempat anggota
gerak (kuadriplegia spastik), gangguan perkembangan, mikrosefalus, gangguan penglihatan,
keterbelakangan mental dan pertumbuhan, ataksia, serta kejang. Beberapa anak memiliki
kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali disertai denga kelainan kraniofasial atau
kelainan otak lainnya.
D. PENCEGAHAN
Bagi ibu yang berencana hamil, ada baiknya mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya,
mengonsumsi makanan bergizi serta menambah suplemen yang mengandung asam folat. Hal
itu dilakukan untuk mencegah terjadinya beberapa kelainan yang bisa menyerang bayi. Salah
satunya, encephalocele atau ensefalokel. Biasanya dilakukan pembedahan untuk
mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung
dan memperbaiki kelainan kraniofasial yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat
suatu shunt. pengobatan lainnya bersifat, simtomatis dan suportif. Prognosisnya tergantung
kepada jaringan otak yang terkena, lokasi kantung dan kelainan otak yang menyertainya.
Sumber asam folat banyak didapatkan dari:
Sayuran seperti bayam, asparagus, brokoli, lobak hijau, selada romaine, kecambah.
Kacang segar atau kering, kacang polong, gandum, biji bunga matahari. Produk biji-bijian
yang diperkaya (pasta, sereal, roti)
Buah-buahan seperti: jeruk, tomat, nanas, melon , jeruk bali, pisang, strawberry, alpukat,
pisang
Susu dan produk susu seperti keju yoghurt.
Hati

1.
a.

b.

c.
d.
e.
f.
g.
2.

3.
a.
b.
c.

Putih Telur
E. PENANGANAN
Penanganan Pra Bedah
Segera setelah lahir daerah yang terpakai harus dikenakan kasa steril yang direndam salin
yang ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar harus ditutpi kasa steril yang tidak
melekatuntuk mencegah jaringan saraf yang terpapar menjadi kering.
Perawatan pra bedah neonatus rutin dengan penekanan khusus pada saat mempertahan suhu
tubuh yang dapat menurun dengan cepat. Pada beberapa pusat tubuh bayi ditempatkan dalam
kantong plastik untuk mencegah kehilangan panas yang dapat terjadi akibat
permukaan lesi yang basah.
Lingkaran occipito frontalis kepala diukur dan dibuat grafiknya.
Akan diminta X-Ray medulla spinalis.
Akan diambil photografi dari lesi.
Persiapan operasi.
Suatu catatan aktifitas otot pada anggota gerak bawah dan sfingter anal akan dilakukan
oleh fisioterapi.
Pembedahan medulla spinalis yang terpapar ditutupi dengan penutup durameter dan kulit
dijahit diatas dura yang diperbaiki. Jika celah besar, maka perlu digunakan kulit yang lebih
besar untuk menutupi cacat. Pada bayi ini drain sedot diinsersikan dibawah flap.
Perawatan pasca bedah
Pemberian makan pr oral dapat diberikan 4 jam setelah pembedahan.
Jika ada drain penyedotan luka makan harus diperiksa setiap jam untuk menjamin tidak
adanya belitan atau tekukan pada saluran dan terjaganya tekanan negatif dan wadah.
Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu. Sering kali terdapat
peningkatan awal dalam pengukuran setelah penutupan cacat spinal dan jika peningkatan ini
berlanjut dan terjadi perkembangan hidrochephalus maka harus diberikan terapi yang sesuai.
Diposkan oleh yuuriiss desta di 06.51 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
MENINGOKEL, ENSEPHALOKEL

A.

B.

DEFINISI
Meningokel merupakan benjolan berbentuk kista di garis tulang belakang yang
umumnya terdapat di daerah lumbo-sakral. Lapisan meningel berupa durameter dan
arachnoid ke luar kanalis vertebralis, sedangkan medulla spinalis masih di tempat yang
normal. Benjolan ditutup dengan membrane tipis yang semi-transparan berwarna kebirubiruan atau ditutup sama sekali oleh kulit yang dapat menunjukkan hipertrikhosis atau nevus.
Pada transiluminasi tidak terlihat jaringan saraf pusat di dinding benjolan.
Meningokel adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida. Meningokel
adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu
benjolan berisi cairan di bawah kulit. Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu
celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa
vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
ETIOLOGI

Penyebab terjadinya meningokel dan ensephalokel adalah karena adanya defek pada
penutupan spina bifida yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari korda
spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah.
Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan
asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
C. GEJALA
Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di
punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di
bagian ini terjadi paling akhir.
Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya
mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf
yang terkena. Terdapat tiga jenis spina bifida, yaitu :
1. Spina bifida okulta, merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra
tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak
menonjol.
2. Meningokel, yaitu meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai
suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
3. Mielokel, merupakan jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol
dan kulit di atasnya tampak kasar dan merah.
Gejala dari spina bifida umumnya berupa penonjolan seperti kantung di punggung
tengah sampai bawah pada bayi baru lahir, jika disinari, kantung tersebut tidak tembus
cahaya, kelumpuahn/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki, penurunan sensasi,
inkontinensia uri (besar) maupun inkontinensia tinja, korda spinalis yang terkena rentan
terhadap infeksi (meningitis). Gejala pada spina bifida okulta, adalah seberkas rambut pada
daerah sakral (panggul bagian belakang), lekukan pada daerah sakrum.
D. PENCEGAHAN
Risiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat.
Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil,
karena kelainan ini terjadi sangat dini.
Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam
folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
Pada janin kecukupan asam folat berperan dalam mengurangi risiko terjadinya
kecacatan pada sistem saraf pusat (gangguan pada bumbung saraf/Neural Tube
Defects (NTD) dan cacat lahir lainnya seperti meningokel. Kelainan-kelainan tersebut
disebabkan karena gagalnya tabung saraf tulang belakang untuk tertutup sebagaimana
mestinya pada hari ke-28 pasca-konsepsi.
E. PENANGANAN
Sebelum operasi bayi dimasukkan dalam inkubator tanpa baju, tidur dalam posisi
tengkurap atau tidur pada salah satu sisi, bila kantongnya besar untuk mencegah infeksi, pola
pengobatannya harus ada kerjasama yang baik, baik antara dokter anak dengan bedah saraf.
Dokter anak memberi nasehat pada orang tua mengenai perawatan dan pendidikan khusus
pada bayi tersebut. Sesudah operasi perlu pengamatan yang teliti terhadap tanda-tanda
timbulnya hidrosefalus (dengan mengukur lingkar kepala setiap hari) atau meningitis (lemah,
tidak mau minum, mudah terangsang, kejang, ubun-ubun besar. Perlu diperhatikan pula
banyak tidaknya gerakan tungkai dan kaki Glibbed feet, retensi urin dan kerusakan kulit
akibat iritasi urin dan feses.

Tujuan dari pengobatan awal spina bifida, termasuk meningokel, adalah mengurangi
kerusakan saraf akibat spina bifina, meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi), serta
membantu keluarga dalam menghadapi kelainan ini. Pembedahan dilakukan untuk menutup
lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih
serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida.
Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat
fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi
lainnya, diberikan antibiotik. Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan
penekanan lembutdiatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan
pemasangan kateter. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu
memperbaiki fungsi saluran pencernaan.

ENSEPHALOKEL
A.

DEFINISI
Ensephalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya
penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu
lubang pada tulang tengkorak serta ditutupi kulit. Terbanyak di daerah oksipital.
Ensefalokel terjadi akibat kegagalan menutupnya pembuluh saraf selama
perkembangan janin di awal kehamilan. Akibatnya, terbentuk celah yang dapat terjadi di
sepanjang garis tengah kepala. Bisa di belakang kepala, puncak kepala, atau di antara dahi
dan hidung. Melalui celah inilah, sebagian struktur otak dan selaput otak keluar. Akibat
kelainan ini: kelumpuhan anggota gerak, keterlambatan perkembangan, retardasi mental, dan
kejang berulang.
B. ETIOLOGI
Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor usia ibu yang
tertaiu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat
sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat. Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu
sangat disarankan mengonsumsi asam folat dalam jumlah cukup.
Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan
janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang
kranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asam folat selama kehamilan, adanya
infeksi pada saat kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi),
obat obatan yang mengandung bahan yang terotegenik.Ensefalokel disebabkan oleh defek
tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis, kadang kadang juga dibagian nasal,
frontal, atau parietal.
C. GEJALA
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa hidrosefalus, kelumpuahn keempat anggota
gerak (kuadriplegia spastik), gangguan perkembangan, mikrosefalus, gangguan penglihatan,
keterbelakangan mental dan pertumbuhan, ataksia, serta kejang. Beberapa anak memiliki
kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali disertai denga kelainan kraniofasial atau
kelainan otak lainnya.
D. PENCEGAHAN
Bagi ibu yang berencana hamil, ada baiknya mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya,
mengonsumsi makanan bergizi serta menambah suplemen yang mengandung asam folat. Hal
itu dilakukan untuk mencegah terjadinya beberapa kelainan yang bisa menyerang bayi. Salah
satunya, encephalocele atau ensefalokel. Biasanya dilakukan pembedahan untuk
mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung
dan memperbaiki kelainan kraniofasial yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat
suatu shunt. pengobatan lainnya bersifat, simtomatis dan suportif. Prognosisnya tergantung
kepada jaringan otak yang terkena, lokasi kantung dan kelainan otak yang menyertainya.
Sumber asam folat banyak didapatkan dari:
Sayuran seperti bayam, asparagus, brokoli, lobak hijau, selada romaine, kecambah.
Kacang segar atau kering, kacang polong, gandum, biji bunga matahari. Produk biji-bijian
yang diperkaya (pasta, sereal, roti)
Buah-buahan seperti: jeruk, tomat, nanas, melon , jeruk bali, pisang, strawberry, alpukat,
pisang
Susu dan produk susu seperti keju yoghurt.
Hati

1.
a.

b.

c.
d.
e.
f.
g.
2.

3.
a.
b.
c.

Putih Telur
E. PENANGANAN
Penanganan Pra Bedah
Segera setelah lahir daerah yang terpakai harus dikenakan kasa steril yang direndam salin
yang ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar harus ditutpi kasa steril yang tidak
melekatuntuk mencegah jaringan saraf yang terpapar menjadi kering.
Perawatan pra bedah neonatus rutin dengan penekanan khusus pada saat mempertahan suhu
tubuh yang dapat menurun dengan cepat. Pada beberapa pusat tubuh bayi ditempatkan dalam
kantong plastik untuk mencegah kehilangan panas yang dapat terjadi akibat
permukaan lesi yang basah.
Lingkaran occipito frontalis kepala diukur dan dibuat grafiknya.
Akan diminta X-Ray medulla spinalis.
Akan diambil photografi dari lesi.
Persiapan operasi.
Suatu catatan aktifitas otot pada anggota gerak bawah dan sfingter anal akan dilakukan
oleh fisioterapi.
Pembedahan medulla spinalis yang terpapar ditutupi dengan penutup durameter dan kulit
dijahit diatas dura yang diperbaiki. Jika celah besar, maka perlu digunakan kulit yang lebih
besar untuk menutupi cacat. Pada bayi ini drain sedot diinsersikan dibawah flap.
Perawatan pasca bedah
Pemberian makan pr oral dapat diberikan 4 jam setelah pembedahan.
Jika ada drain penyedotan luka makan harus diperiksa setiap jam untuk menjamin tidak
adanya belitan atau tekukan pada saluran dan terjaganya tekanan negatif dan wadah.
Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu. Sering kali terdapat
peningkatan awal dalam pengukuran setelah penutupan cacat spinal dan jika peningkatan ini
berlanjut dan terjadi perkembangan hidrochephalus maka harus diberikan terapi yang sesuai.
Diposkan oleh yuuriiss desta di 06.50 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Transplantasi Organ dan Kaitannya dengan hukum Islam

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya karena dalam kesempatan ini saya masih diberi waktu
dan gerak untuk dapat menyelesaikan makalah Fisika Kesehatan Transplantasi Organ
Menurut Hukum Islam Tak lupa juga shalawat serta salam atas nama junjungan Nabi besar
Nabi Muhammad SAW, dan keluarga serta para sahabatnya.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua
yang telah memberikan bantuan materil maupun nonmateril demi terselesaikannya makalah
ini. Juga kepada dosen pembimbing Bapak Drs. Kandacong Melle, S.Pd , yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahannya. Juga kepada teman-teman yang telah membantu
secara langsung maupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu sayaberharap
kepada setiap orang yang telah membaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun
untuk dijadikan acuan agar dapat lebih baik lagi dalam kesempatan yang akan
datang. Saya juga memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati pembaca.

Makassar, November 2012

Yuni Arista

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga mengalami
perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan di bidang kesehatan
yaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis
untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang
lain. Sampai sekarang penelitian tentang transplantasi organ masih terus dilakukan.
Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada
pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi maju dengan
pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi
ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada tahun 1999 tercatat hanya 24
transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003
angkanya bertambah 356. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali
transplantasi. Tidak hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang
meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat.
Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di
seluruh dunia.
Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah pemindahan
suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga
menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ
dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang
sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada
penerima.
Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No. 23
tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta
Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal ini tentu saja menimbulkan suatu
pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang dimana
Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang. (Binchoutan,2008)

Penulis mengambil tema makalah Transplantasi organ dikarenakan maraknya kasus


transplantasi di Indonesia serta masih adanya pro dan kontra di kalangan masyarakat maupun
dunia kesehaan tentang etis dan tidaknya praktek transplantasi organ.
B.
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Definisi transplantasi organ
Klasifikasi transplantasi organ
Tipe transplantasi organ
Transplantasi organ menurut hokum islam

C. Manfaat
1. Bagi penulis :
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Fisika Kesehatan
2. Sebagai sarana memperluas wawasan mengenai transplantasi organ
3. Bagi Pembaca :
Sebagai sarana mengetahui apa itu transplantasi organ dan bagaimana pandangan islam
tentang transplantasi organ.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Transplantasi Organ
Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan
atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau
tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Syarat tersebut melipui kecocokan
organ dari donor dan resipen.
Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki daya
hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi
dengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup penderitan
hampir tidak ada lagi. Sedangkan resipien adalah orang yang akan menerima jaringan atau
organ dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya sendiri. Organ tubuh yang
ditansplantasikan biasa adalah organ vital seperti ginjal, jantung, dan mata. namun dalma
perkembangannya organ-organ tubuh lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu
ornag yang sangat memerlukannya.
Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-undang kesehatan,transplantasi organ adalah
rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang
berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk
menggantikan organ dan atau jaringan tubuh. Pengertian lain mengenai transplantasi organ
adalah berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, transplantasi adalah tindakan
medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh
orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau
organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya transplantasi organ dapat dikategorikan
sebagai life saving. Live saving maksudnya adalah dengan dilakukannya transplantasi
diharapkan bisa memperpanjang jangka waktu seseorang untuk bertahan dari penyakit yang
dideritanya.

1.
2.
3.
4.

5.

B. Klasifikasi Transplantasi Organ


Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
Autotransplantasi
Pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri.
Homotransplantasi
Pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.
Heterotransplantasi
Pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.
Autograft
Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini dilakukan dengan
jaringan surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui, atau jaringan lebih sangat
dibutuhkan di tempat lain (contoh termasuk kulit grafts ,ekstraksi vena untuk CABG , dll)
Kadang-kadang autograft dilakukan untuk mengangkat jaringan dan kemudian mengobatinya
atau orang, sebelum mengembalikannya (contoh termasuk batang autograft sel dan
penyimpanan darahsebelum operasi ).
Allograft
Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-identik anggota
genetis yang sama spesies . Sebagian besar jaringan manusia dan organ transplantasi yang

6.

7.

8.

9.

allografts. Karena perbedaan genetik antara organ dan penerima, penerima sistem kekebalan
tubuh akan mengidentifikasi organ sebagai benda asing dan berusaha untuk
menghancurkannya, menyebabkan penolakan transplantasi .
Isograft
Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang ditransplantasikan dari donor
ke penerima yang identik secara genetis (sepertikembar identik ). Isografts dibedakan dari
jenis lain transplantasi karena sementara mereka secara anatomi identik dengan allografts,
mereka tidak memicu respon kekebalan.
xenograft dan xenotransplantation
Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh adalah
transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses. Contoh lain adalah mencobaprimata (ikan primata non manusia)-transplantasi Piscine dari pulau kecil
(yaitu pankreas pulau jaringan atau) jaringan.
Transplantasi Split
Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat dibagi antara dua penerima,
terutama orang dewasa dan seorang anak. Ini bukan biasanya sebuah pilihan yang diinginkan
karena transplantasi organ secara keseluruhan lebih berhasil.
Transplantasi Domino
Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena kedua paru-paru
perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara teknis untuk menggantikan jantung
dan paru-paru pada waktu yang sama. Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat
dipindahkan ke orang lain yang membutuhkan transplantasi jantung. (parsudi,2007).
Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jaringan tubuh, maka
transplantasi dapat dibedakan menjadi :

D. Tipe Transplantasi Organ


Ada 3 tipe donor organ tubuh ;
1. Donor dalam keadaan hidup sehat : tipe ini memrlukan seleksi yang cermat dan pemeriksaan
kesahatan yang lengkap, baik terhadap donor maupun resipien untuk menghindari kegagalan
karena penolakan tubuh oleh resipien dan untk mencegah resiko bagi donor.
2. Donor dalam keadaan koma atau diduga akan meninggal dengan sege. Untuk tipe ini
pengambilan organ donor memrlukan alat control kehidupan misalnya alat bantu pernafasan
khusus . Alat bantu akan dicabut setelah pengambilan organ selesai. Itu.
3. Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal , sebab secara medis tinggal
menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yuridis.
Tipe donor 1
Donor dalam keadaan sehat. Yang dimaksud disini adalah donor anggota tubuh bagi
siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup. Donor semacam ini hukumnya
boleh.
Karena
allah
swt
memperbolehkan
memberikan
pengampunan
terhadap qisash maupun diyat. Allah swt berfirman:

maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af)
membayar (diat) kepada yang memberi ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian

itu adalah suatu keringanan dari tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang
melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (tqs al-baqarah [2]:
178)
Namun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat. Yaitu, donor tersebut tidak
mengakibatkan kematian si pendonor. Misalnya, dia mendonorkan jantung, limpha atau paruparunya. Hal ini akan mengakibatkan kematian pada diri si pendonor. Padahal manusia tidak
boleh membunuh dirinya, atau membiarkan orang lain membunuh dirinya; meski dengan
kerelaannya. Allah swt berfirman:

dan janganlah kamu membunuh dirimu. (tqs an-nisa [4]: 29).


Selanjutnya allah swt berfirman:

dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.(qs alanam [6]: 151)
Sebagaimana tidak bolehnya manusia mendonorkan anggota tubuhnya yang dapat
mengakibatkan terjadinya pencampur-adukan nasab atau keturunan. Misalnya, donor testis
bagi pria atau donor indung telur bagi perempuan. Sungguh islam telah melarang untuk
menisbahkan dirinya pada selain bapak maupun ibunya. Allah swt berfirman:
ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. (tqs al-mujadilah
[58]: 2)
Selanjutnya rasulullah saw bersabda:
barang siapa yang menasabkan dirinya pada selain bapaknya, atau mengurus sesuatu yang
bukan urusannya maka atas orang tersebut adalah laknat allah, malaikat dan seluruh
manusia.
Sebagaiman sabda nabi saw:
barang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bapaknya maka surga haram atasnya
Begitu pula dinyatakan oleh beliau saw:
wanita manapun yang telah mamasukkan nasabnya pada suatu kaum padahal bukan bagian
dari kaum tersebut maka dia terputus dari allah, dia tidak akan masuk surga; dan laki-laki
manapun yang menolak anaknya padahal dia mengetahui (bahwa anak tersebut anaknya)
maka allah menghijab diri-nya dari laki-laki tersebut, dan allah akan menelanjangi (aibnya)
dihadapan orang-orang yang terdahulu maupun yang kemudian.
Imam bukhari meriwayatkan dari abdullah bin masud ra, dia berkata:

:

.

kami dulu pernah berperang bersama rasulullah sementara pada kami tidak ada isteri
isteri. Kami berkat :wahai rasulullah bolehkah kami melakukan pengebirian ? Maka
beliau melarang kami untuk melakukannya,
Adapun donor kedua testis maupun kedua indung telur, hal tersebut akan
mengakibatkan kemandulan; tentu hal ini bertentangan dengan perintah islam untuk
memelihara keturunan.
Tipe donor 2

Hukum islam pun tidak membolehkan karena salah satu hadist mengatakan bahwa
tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri orang lain. (hr.
Ibnu majah). Yakni penjelasannya bahwa kita tidak boleh membahayakan orang lain untuk
keuntungan diri sendiri. Perbuatan tersebut diharamkan dengan alasan apapun sekalipun
untuk tujuan yang mulia.
Tipe donor 3
Menurut hukum islam ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan.
Yangmembolehkan menggantungkan pada syarat sebagai berikut:
1. Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang mengancam dirinya
setelah menmpuh berbagai upaya pengobatan yang lama
2. Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang lebih gawat
3. Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk menolong bukan
untuk memperjual-belikan
Yang tidak membolehkan alasannya :
Seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan organ tubuhnya atau
mewasiatkan untuk menyumbangkannya. Karena seorang dokter tidak berhak memanfaatkan
salah satu organ tubuh seseorang yang telah meninggal dunia untuk ditransplantasikan
kepada orang yang membutuhkan. Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan
terhadapnya, maka allah swt telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang
wajib dipelihara sebagaimana orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran
terhadap pelanggaran kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran kehormatan orang
hidup.diriwayatkan dari aisyah ummul muminin ra bahwa rasulullah saw bersabda:

memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang hidup (hr.
Ahmad, abu dawud, dan ibnu hibban).
Tindakan mencongkel mata mayat atau membedah perutnya untuk diambil
jantungnya atau ginjalnya atau hatinya untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang
membutuhkan dapat dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal islam telah melarang
perbuatan ini. Imam bukhari telah meriwayatkan dari abdullah bin zaid al-anshasi ra, dia
berkata :

rasulullah saw telah melarang ( mengambil ) harta hasil rampasan dan mencincang
(mayat musuh ).(h.r. bukhari)
Kesimpulan :
1. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor hidup sehat diperbolehkan
asal organ yang disumbangkan tidak menyebabkan kematian kepada si pendonor
2. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor sakit (koma), hukumnya
haram.
3. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor telah meninggal, ada yang
berpendapat boleh dan ada yang berpendapat haram.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa transplantasi adalah suatu rangkaian
tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari
tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk mengganti jaringan dan
atau organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik atau mengalami suatu kerusakan.
Transplantasi dapat diklasifikasikan dalam beberapa faktor, seperti ditinjau dari sudut si
penerima atau resipien organ dan penyumbang organ itu sendiri. Jika dilihat dari si penerima
organ meliputi autotransplantasi, homotransplantasi, heterotransplantasi, autograft, allograft,
isograft, xenograft dan xenotransplantation, transplantasi split serta transplantasi domino.
Sedangkan dilihat dari sudut penyumbang meliputi transplantasi dengan donor hidup dan
donor mati (jenazah). Banyak sekali faktor yang menyebabkan sesorang melakukan
transplantasi organ. Antara lain untuk kesembuhan dari suatu penyakit (misalnya kebutaan,
rusaknya jantung dan ginjal), Pemulihan kembali fungsi suatu organ, jaringan atau sel yang
telah rusak atau mengalami kelainan, tapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis
(contoh: bibir sumbing).
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan bagi pembaca adalah jika ingin melakukan
transplantasi organ, pahami betul dari mana organ tersebut berasal. Dari donor hidup ataukah
dari seseorang yang sudah meninggal. Usahakan untuk mencari upaya penyembuhan lain
sebelum memilih transplantasi organ sebagai alternatif pengobatan.
Untuk penulis, saran yang ingin disampaikan adalah, lakukan penulisan dengan
objektif dan gunakan bebagai macam referensi yang ada agar tulisan benar-benar terbukti
validitasnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://keperawatanreligiondinnyria.wordpress.com/
http://muhammad-suhery.blogspot.com/2011/11/makalah-transplantasi-organ-dalam-islam.html
http://nursing-transplan.blogspot.com/2008/12/hukum-transplantasi-menurut-islam.html
Diposkan oleh yuuriiss desta di 06.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Entri (Atom)

dokumenku :)

2012 (10)
o
Desember (2)
o
November (1)
o
Oktober (5)

MENINGOKEL <!--[if !supportLists]-->A.


<!--[...

MENINGOKEL, ENSEPHALOKEL <!--[if !supportLists]-->...

Transplantasi Organ dan Kaitannya dengan hukum Isl...

enam minngu masa nifas

Atresi Duodeni, osephagus


September (2)

Fish
Mengenai Saya

yuuriiss desta
Lihat profil
lengkapku

Calendar
Total Tayangan
Laman

9276
Template Travel. Gambar template oleh enjoynz. Diberdayakan oleh Blogger.

kumpulanmateriku
Kamis, 18 Oktober 2012

kelainanbawaandanpenatalaksanaanMeningokedan
Encefalokel
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Cacat bawaan adalah suatu kelainan/cacat yang dibawa sejak lahir baik fisik
maupun mental. Cacat bawaan dapat disebabkan akibat kejadian sebelum
kehamilan, selama kehamilan dan saat melahirkan atau masa perinatal. Cacat ini
dapat akibat penyakit genetik, pengaruh lingkungan baik sebelum pembuahan
(bahan mutagenik) maupun setelah terjadi pembuahan (bahan teratogenik).
Bila cacat bawaan terutama malformasi multipel disertai dengan retardasi
mental dan kelainan rajah tangan (dermataoglifi) memberikan kecurigaan
kelainan genetik (kromosomal). Penyakit genetik adalah penyakit yang terjadi
akibat cacat bahan keturunan pada saat sebelum dan sedang terjadi
pembuahan. Penyakit genetik tidak selalu akibat pewarisan dan diwariskan,
dapat pula terjadi mutasi secara spontan yang dipengaruhi oleh lingkungan.
Penyakit infeksi dalam kandungan, pengaruh lingkungan seperti radiasi sinar
radioaktif dan kekurangan/kelebihan bahan nutrisi juga dapat menyebabkan
cacat bawaan.
Kelainan bawaan pada neonatus dapat terjadi pada berbagai organ
tubuh.Diantaranya meningokel dan ensefalokel.Meningokel dan ensefalokel
merupakan kelainan bawaan di mana terjadi pemburutan selaput otak dan isi
kepala keluar melalui lubang pada tengkorak atau tulang belakang.
Meningokel biasanya terdapat pada daerah servikal atau daerah torakal
sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam
korda spinalis ( dalam durameter tidak terdapat saraf). Operasi akan mengoreksi
kelainan, sehingga tidak terjadi gangguan sensorik dan motorik dan bayi akan
menjadi normal.
Ensefalokel biasanya terjadi pada bagian oksipital. Pada bagian ini terdapat
kantong berisi cairan, jaringan saraf, atau sebagian otak. Ensefalokel akan
berkaitan dengan kelainan mental yang berat meskipun sudah dilakukan operasi.

B. Tujuan
Untuk mengetahui kelainan bawaan dan penatalaksanaan Meningoke dan
Encefalokel

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.

Meningokel
Definisi
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida.
Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh
dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit. Spina bifida
(sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra),
yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau
gagal terbentuk secara utuh (Wafi Nur, 2010).
Meningokel terbentuk saat meninges berherniasi melalui defek pada
lengkung vertebra posterior. Medulla spinalis biasanya normal dan menerima
posisi normal pada medulla spinalis, meskipun mungkin terlambat, ada
siringomielia, atau diastematomielia. Massa linea mediana yang berfluktuasi
yang dapat bertransiluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya
berada dipunggung bawah. Sebagian meningokel tertutup dengan baik dengan
kulit dan tidak mengancam penderita (Behrman dkk, 2000).
Meningokel adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida.
Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh
dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit. Spina bifida
(sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra),
yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau
gagal terbentuk secara utuh. Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP
yang paling sering terjadi. Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel
biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong
hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam
durameter tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik.
Bayi akan menjadi normal sesudah operasi. (IKA-FKUI. Hal-1136).
Meningokel adalah penonjolan dari pembungkus medulla spinalis melalui spina
bifida dan terlihat sebagai benjolan pada permukaan. Pembengkakan kistis ini
ditutupi oleh kulit yang sangat tipis. (Prinsip Keperawatan Pediatric, Rosa M.
sachrin. Hal-283).

2.

Etiologi
Penyebab terjadinya meningokel adalah karena adanya defek pada
penutupan spina bifida yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak
normal dari korda spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah.
Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan
kekurangan asam folat, terutama terjadi pada awal kehamilan.
Meningokel terbentuk saat meninges berherniasi melalui defek pada
lengkung vertebra posterior. Medulla spinalis biasanya normal dan menerima

posisi normal pada medulla spinalis, meskipun mungkin terhambat, ada


siringomeielia. Meningokel membentuk sebuah kista yang diisi oleh cairan
serebrospinal dan meninges. Massa linea mediana yang berfluktuasi yang dapat
bertaransiluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya terjadi
dibawah punggung. Sebagian bessar meningokel terutup dengan baik dengan
kulit dan tidak mengancam penderita. Pemeriksaan neurologis yang cermat
sangat dianjurkan.
Penyebab spesifik dari meningokel atau belum diketahui. Banyak factor
seperti keturunan dan lingkungan diduga terlibat dalam terjadinya defek ini.
Tuba neural umumnya lengkap empat minggu setelah konsepsi. Hal- hal berikut
ini telah ditetapkan sebagai faktor penyebab; kadar vitamin maternal rendah,
termasuk asam folat dan hipertermia selama kehamilan. Diperkirakan hampir
50% defek tuba neural dapat dicegah jika wanita bersangkutan meminum
vitamin-vitamin prakonsepsi, termasuk asam folat. (buku saku keperawatan
pediatric Cecila L. Betz & Linda A. Sowden.2002)
Kelainan konginetal SSP yang paling sering dan penting ialah defek
tabungneural yang terjadi pada 3-4 per 100.000 lahir hidup. Bermacam-macam
penyebab yang berat menentukan morbiditas dan mortalitas, tetapi banyak dari
abnormalitas ini mempunyai makna klinis yang kecil dan hanya dapat dideteksi
pada kehidupan lanjut yang ditemukan secara kebetulan. (Patologi Umum Dan
Sistematik Vol 2, J.C.E. Underwood. 1999. )
Gangguan pembentukan komponen janin saat dalam kandungan.
Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada
korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi
pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau bagian bawahnya.
3.

Penyebab
Risiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan
kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
Penonjolan dari korda spinalis dan akar syaraf, sehingga terjadi penurunan
atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut
atau dibagian bawahnya.
Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan
terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena
penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir. Kelainan bawaan lainnya
yang juga ditemukan pada penderita spina bifida: hidrosefalus , siringomielia,
serta dislokasi pinggul.

4.

Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda
spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau
tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang
dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf yang terkena (Wafi Nur, 2010).

Terdapat tiga jenis spina bifida yaitu:


a.

Spina bifida okulta merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau
beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan
selaputnya (meningens) tidak menonjol.

b.

Meningokel yaitu meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan
teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit.

c.

Mielokel merupakan jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis
menonjol dan kulit diatasnya tempak kasar dan merah.
Gejala dari spina bifida, umumnya berupa penonjolan seperti kantung di
punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir, jika di sinari, kantung
tersebut tidak tembus cahaya, kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai
atau kaki, penurunan sensasi, inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia
tinja, korda spinalis yangt terkena rentan terhadap infeksi (meningitis). Gejala
pada spina bifida okulta adalah seberkas rambut pada daerah sakral (panggul
bagian belakang) lekukan pada daerah sakrum.

5.

Diagnosis
Diagnosis spina bifida, termasuk meningokel ditegakkan berdasarkan gejala
dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama, wanita hamil menjalani
pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan tes
penyaringan untuk spina bifida, sindroma down dan kelainan bawaan lainnya.
Sebanyak 85 % wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida, akan
memiliki kadar serum alfa fetoprotein yang tinggi. Tes ini meliliki angka positif
palsu yang tinggi, karena itu jika hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan
lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan USG yang biasanya dapat
menemukan adanya spina bifida. Kadang-kadang dilakukan amniosentesis
(analisa cairanm ketuban).
Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan rontgen tulang belakang untuk
menentukan luas dan lokasi kelainan, pemeriksaan USG tulang belakang bisa
menunjukkan adanya kelainan pada korda spinalis maupun vertebra, serta
pemeriksaan CT-Scan atau MRI tulang belakang kadang-kadang dilakukan untuk
menentukan lokasi dan luasnya kelainan (Wafi Nur, 2010).
Pemeriksaan neurologis yang cermat sangat dianjurkan. Anak yang tidak
bergejala dengan pemeriksaan neurologis normal dan keseluruhan tebal kulit
menutup meningokel dapat menunda pembedahan. Sebelum koreksi defek
dengan pembedahan penderita harus secara menyeluruh diperiksa dengan
menggunakan rontgenogram sederhana, ultrasonografi, dan tomografi
komputasi (CT) dengan metrizamod atau resonansi magnetik (MRI) untuk
menentukkan luasnya keterlibatan jaringan syaraf jika ada dan anomali yang
terkait, termasuk diastematomelia, medulla spinalis terlambat dan lipoma.
Penderita dengan kebocoran cairan serebrospinalis (CSS) satu kulit yang
menutupi tipis harus dilakukan pembedahan segera untuk mencegah meningitis.

Scan CT kepala dianjurkan pada anak dengan meningokel karena kaitannya


dengan hidrosefalus pada beberapa kasus. Meningokel anterior menonjol ke
dalam pelvis melalui defek pada sakrum (Behrman dkk, 2000).
6.

Pengobatan dan Penanganan


Tujuan dari pengobatan awal spina bifida, termasuk meningokel adalah
mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida, meminimalkan komplikasi
(misalnya infeksi), serta membantu keluarga dalam menghadapi kelainan ini.
Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk
menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus, kelainan
ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai
spina bifida.
Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk
memperkuat fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi
saluran kemih dan infeksi lainnya, diberikan antibiotik. Untuk membantu
memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan lembut diatas kandung
kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan pemasangan kateter. Diet
kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu memperbaiki
fungsi saluran pencernaan.
Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu
campur tangan dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi fisik. Kelainan saraf
lainnya diobati sesuai dengan jenis dan luasnya gangguan fungsi yang terjadi.
Kadang-kadang pembedahan shunting untuk memperbaiki hidrisefalus akan
menyebabkan berkurangnya mielimeningokel secara spontan.
Penatalaksanaan:

a.

Sebelum dioperasi, bayi dimasukkan kedalam incubator dengan kondisi tanpa


baju.

b.

Bayi dalam posisi telungkup atau tidurjika kantungnya besar untuk mencegah
infeksi.
Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah dan ahli ortopedi, dan ahli
urologi, terutama untuk tidakan pembedahan, dengan sebelumnya melakukan
informed consent.
Penanganan yang dapat dilakukan pada kelainan ini, antara lain :

a.

Untuk spina bifida atau meningokel tidak diperlukan pengobatan

b.

Perbaikan mielomeningokel, kadang-kadang meningokel, melalui pembedahan


diperlukan

c.

Apabila dilakukan perbaikan melalui pembedahan, pemasangan pirau (shunt)


untuk memungkinkan drainase CSS perlu di lakukan untuk mencegah
hidrosefalus dan peningkatan tekanan intrakranial selanjutnya

d.

7.

Seksio sesarea terencana sebelum mulainya persalinan dapat penting dalam


mengurangi kersakan neurologis yang terjadi pada bayi dengan defek medula
spinalis (Corwin, 2009).

Pencegahan
Risiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam
folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum
wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini.
Kepada wanita tang berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil 1
mg/hari.

B.

Ensefalokel

1.

Pengertian
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan
adanya penonolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti
kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Ensefalokel disebabkan
oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin.

2.

Etiologi
Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor
usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola
makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat.
Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu sangat disarankan mengonsumsi asam
folat dalam jumlah cukup.
Encefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama
perkembangan janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh
gangguan pembentukan tulang cranium saat dalam uterus seperti kurangnya
asupan asam folat selama kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan
terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi), obat obatan
yang mengandung bahan yang terotegenik.
Ensefalokel disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian
occipitalis, kadang kadang juga dibagian nasal, frontal, atau parietal.

3.

Gejala
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa :

a.

Hidrosefalus

b.

kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik).

c.

Mikrosefalus

d.

gangguan penglihatan, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan.

e.

Ataksia

f.

kejang.
Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali disertai
dengan kelainan kraniofasial atau kelainan otak lainnya.

4.

Penanganan
Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang
menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki
kelainan kraniofasial yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat suatu
shunt. Pengobatan lainnya bersifat simtomatis dan suportif.
Penanganan Pra Bedah:

a.

Segera setelah lahir daerah yang terpakai harus dikenakan kasa steril yang
direndam salin yang ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar harus ditutpi kasa
steril yang tidak melekat untuk mencegah jaringan saraf yang terpapar menjadi
kering.

b.

Perawatan pra bedah neonatus rutin dengan penekanan khusus pada saat
mempertahan suhu tubuh yang dapat menurun dengan cepat. Pada beberapa
pusat tubuh bayi ditempatkan dalam kantong plastik untuk mencegah
kehilangan panas yang dapat terjadi akibat permukaan lesi yang basah.

c.

Lingkaran occipito frontalis kepala diukur dan dibuat grafiknya.

d.

Akan diminta X-Ray medulla spinalis.

e.

Akan diambil photografi dari lesi.

f.

Persiapan operasi.

g.

Suatu catatan aktifitas otot pada anggota gerak bawah dan sringter anal akan
dilakukan oleh fisioterapi.

h.

Pembedahan medulla spinalis yang terpapar ditutupi dengan penutup


durameter dan kulit dijahit diatas dura yang diperbaiki. Jika celah besar, maka
perlu digunakan kulit yang lebih besar untuk menutupi cacat. Pada bayi ini drain
sedot diinsersikan dibawah flap.

Perawatan pasca bedah


a.

Pemberian makan pr oral dapat diberikan 4 jam setelah pembedahan.

b.

Jika ada drain penyedotan luka makan harus diperiksa setiap jam untuk
menjamin tidak adanya belitan atau tekukan pada saluran dan terjaganya
tekanan negatif dan wadah.
Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu.
Sering kali terdapat peningkatan awal dalam pengukuran setelah penutupan
cacat spinal dan jika peningkatan ini berlanjut dan terjadi perkembangan
hidrochephalus maka harus diberikan terapi yang sesuai.

5.

Prognosis
Prognosis tergantung kepada jaringan otak yang terkena, lokasi kantung
dan kelainan otak yang menyertainya.

6.

Pencegahan
Bagi ibu yang berencana hamil, ada baikya mempersiapkan jauh jauh hari.
Misalnya, mengkonsumsi makanan bergizi serta menambah suplemen yang
mengandung asam folat. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya beberapa
kelainan yang bisa menyerang bayi.
Sumber asam folat banyak didapatkan dari:

a.

Sayuran seperti bayam, asparagus, brokoli, lobak hijau, selada romaine,


kecambah.

b.

Kacang segar atau kering, kacang polong, gandum, biji bunga matahari.
Produk biji-bijian yang diperkaya (pasta, sereal, roti)

c.

Buah-buahan seperti: jeruk, tomat, nanas, melon , jeruk bali, pisang,


strawberry, alpukat, pisang

d.

Susu dan produk susu seperti keju yoghurt.

e.

Hati

f.

Putih Telur
Salah satunya, encephalocele atau ensefalokel. Biasanya dilakukan
pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam
tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki kelainan kraniofasial
yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat suatu shunt. Pengobatan
lainnya bersifat, simtomatis dan suportif. Prognosisnya tergantung kepada
jaringan otak yang terkena, lokasi kantung dan kelainan otak yang
menyertainya.

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI NY.W DENGAN ENCEFALOKEL

I.

Tanggal Masuk

: 12 Oktober 2012

Tempat

: Rumah Sakit Citra Asih

No. Register

: 3422560

PENGUMPULAN DATA DASAR


A. IDENTITAS
Nama Bayi

: An. B

Umur bayi

: 2 minggu

Jenis Kelamin : laki-laki


Anak ke

:1

Nama Ibu

: Ny.W

Umur

: 30 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama

: Islam

Pendidikan

: D4

Pekerjaan

: Dosen

Alamat

: Desa Tegalpingen Rt 01 Rw 05, Manokwari

Nama Ayah

: Tn. E

Umur

: 35 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama

: Islam

Pendidikan

: D4

Pekerjaan
Alamat

: Dosen
: Desa Tegalpingen Rt 01 Rw 05, Manokwari

B.

DATA SUBJEKTIF

1.

Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya mengalami seperti benjolan tumor di kepala,rewel.

2.

Riwayat Kesehatan Anak

a.

Data Kesehatan Sekarang


Pada kepala bayi terdapat benjolan seperti tumor

b.

Riwayat Kesehatan yang Lalu


Ibu mengatakan bayi mengalami benjolan di kepala sejak lahir dan belum pernah
dibawa ke rumah sakit

c.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular, kronis maupun menurun seperti diabetes, jantung.

3.

Riwayat Persalinan
a. Tanggal Lahir

: 28 September 2012

b. Jenis Persalinan : SC
c. Lama Persalinan: 2 jam
d. Penolong

enyulit

: Dokter

:Ada (kesulitan persalinan dalam pengeluaran kepala karena terdapat


benjolan.)
f. Berat badan

: 3500 gram

h. Lingkar Kepala : 45 cm
i. Lingkar Dada

4.

: 35 cm

Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan An. B telah diberikan imunisasi Hb O Uniject pada tanggal
22 September 2012 pukul 17.00 WIB di Rumah Sakit Citra Asih.

5.

Data Pemenuhan Sehari-hari


No

Pola

Sebelum

Sesudah

1.

Nutrisi

2.

Eliminasi

BAB 1x sehari

ASI

BAB 1x sehari

BAK 14 x sehari

BAK 14 x sehari
Bayi
mulai
sedikit
aktif.
Tidur, menyusu,
menangis.

3.

Aktivitas

Bayi
cenderung
pasif
karena
adanya benjolan
di kepala.T idur,
menyusu,
menangis.

4.

Istirahat

Bayi tidur sehari Bayi tidur sehari


12 jam
16 jam

C.

DATA OBJEKTIF

1.

Pemeriksaan Umum
Suhu

ASI

: 37 o C

Pernafasan : 40 x/menit
Nadi

: 135 x/menit

2.

Pemeriksaan Fisik

a.

Kepala : Kulit kepala bersih, terdapat benjolan seperti tumor, rambut hitam.

b.

Mata

c.

Hidung: Simetris, tidak ada peradangan

d.

Mulut : Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada labioskitis atau palatoskitis

e.

Telinga: Daun telinga simetris, tidak terdapat peradangan

: Simetris, konjungtiva pucat, tidak ikterus, sclera putih.

f.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun vena jugularis

g.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

h.

Perut

i.
j.

: Tidak ada pembengkakan hepar

Ekstremitas atas dan bawah: Lumpuh (kuadriplegia static), jari lengkap, tidak
sianosis
Genitalia: Normal, testis sudah masuk ke skrotum, jumlah 2.

3.

Pemeriksaan Tumbuh kembang


Aktifitas: Tidur, menyusu, mengangis.

4.

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium

:-

Lain-lain

: X-Ray
Photografi lesi

II.

INTERPRETASI DATA
Dx

: By. B umur 2 minggu dengan encefalokel.

Data Dasar:
Ds

: Ibu mengatakan bayinya sejak lahir terdapat benjolan di kepala seperti


tumor.
Do

: Hasil Pemeriksaan TTV


Suhu

: 37 o C

Pernafasan

: 40 x/menit

Nadi

: 135 x / menit

Hasil pemeriksaan fisik: Jenis kelamin laki-laki, terdapat benjolan pada kepala,
pernafasan lancar 40x/menit, denyut jantung 135x/menit, suhu 37 oC.

III.

DIAGNOSA POTENSIAL
Bayi mengalami kelainan neurologis, lumpuh pada ekstrimitas, gangguan
penglihatan.

IV.

RENCANA TINDAKAN
Dx : An. B umur 20 hari dengan encefalokel.
1.

Jelaskan pada ibu dan keluarga bagaimana keadaan bayi

2.

Lakukan pemeriksaan TTV

3.

Lakukan pemantauan keadaan umum bayi

4.

Lakukan persiapan pada pasien untuk dilakukan operasi

5.

Lakukan perawatan pada daerah operasi pasca operasi

6.

V.

Pantau TTV dan kesadaran pasca operasi

IMPLEMENTASI
Tanggal

: 12 Oktober 2012

Jam : 10.00 WIB

1.

Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan bayi

2.

Melakukan pemeriksaan TTV

3.

Memantau keadaan umum bayi

4.

Melakukan persiapan untuk melakukan operasi


Tanggal

: 13 Oktober 2012

Jam : 08.00 WIB

1. Memantau TTV dan kesadaran pasca operasi


2. Melakukan perawatan pada daerah operasi pasca operasi
3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan bayi

VI.

EVALUASI
Tanggal

: 12 Oktober 2012

Jam : 10.30 WIB

1.

Ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan bayi

2.

Hasil pemeriksaan TTV dengan N : 135 kali/menit, RR : 40x/menit, Suhu : 37 o C.

3.

Keadaan umum kurang baik.

4.

Telah dilakukan persiapan operasi.


Tanggal

: 13 Oktober 2012

Jam : 08.30

1. Telah dilakukan pemantauan TTV dengan hasil : N : 130x/menit, RR : 35x/menit,


Suhu : 37o C.
2. Telah dilakukan perawatan pada daerah operasi pasca operasi.
3. Ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan bayi.
4. Memberitahu jadwal control selanjutnya yaitu 1 minggu kemudian.
DATA PERKEMBANGAN
Tanggal : 19 Oktober 2012

Jam : 11.00

:Ibu mengatakan keadaan bayi sudah lebih baik, luka pasca operasi sudah mulai
kering, sudah mulai aktif bergerak, sudah mulai bisa mengangkat kepalanya
sendiri.

: Bayi sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya, sudah tidak terdapat benjolan
di kepala.
Suhu

: 36,8 o C

Pernafasan : 46x/menit
Nadi
A
P

: 130x/menit

: Bayi dengan riwayat ensefalokel.


: Perawatan luka pasca operasi, perawatan bayi sehari-hari, pemenuhan nutrisi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak
utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit. Penyebab
terjadinya meningokel adalah karena adanya defek pada penutupan spina bifida
yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari korda spinalis
atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah. Resiko melahirkan anak
dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama
terjadi pada awal kehamilan. Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya
kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Diagnosis spina
bifida, termasuk meningokel ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. Tujuan dari pengobatan awal spina bifida, termasuk
meningokel adalah mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida,
meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi), serta membantu keluarga dalam
menghadapi kelainan ini. Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang
terbentuk dan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati
hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang
sering menyertai spina bifida. Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap
terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot. Risiko terjadinya spina bifida bisa
dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat. Kepada wanita tang berencana
untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari.
Kebutuhan asam folat pada wanita hamil 1 mg/hari.
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya
penonolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung

melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Ada beberapa dugaan penyebab
penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua
ketika hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat sehingga
mengakibatkan kekurangan asam folat. Gejala dari ensefalokel, antara lain
berupa : hidrosefalus, kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik),
mikrosefalus, gangguan penglihatan, keterbelakangan mental, dan
pertumbuhan, ataksia, kejang. anya dilakukan pembedahan untuk
mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam tulang tengkorak,
membuang kantung dan memperbaiki kelainan kraniofasial yang terjadi.Bagi ibu
yang berencana hamil, ada baikya mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya,
mengkonsumsi makanan bergizi serta menambah suplemen yang mengandung
asam folat.
B.

Saran
Meningokel dan ensefalokel merupakan kelainan yang berbahaya dan
berdampak buruk pada perkembangan anak selajutnya, maka sebagai tenaga
kesehatan (bidan) harus mengetahui dan memahami tentang etiologi, penyebab,
penanganan dan pencegahannya.

DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Richard E dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Lia Dewi, Vivian Nanny. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Diposkan oleh udell uyett di 23.59
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidakadakomentar:
PoskanKomentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mteri ku

2012 (3)
Oktober (3)

wanita sebagai ibu

ENDOKARDITIS, MIOKARDITIS DAN PERIKARDITIS

kelainan bawaan dan penatalaksanaan Meningoke dan ...


Mengenai Saya

udell uyett
Lihat profil lengkapku

Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai