Anda di halaman 1dari 30

Dokumentasi Asuhan

Keperawatan
Tuberculosis (TBC)
Tahun Ajaran 2015-2016

Disusun Oleh
Riska Putri Amir
XI-Keperawatan II
Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad
Surabaya

Kata Pengantar

AssalamuAlaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga tugas membuat makalah dari mata pelajaran IPD Ibu
Zahrotuz Zakiyah Amd.Keb yang bertemakan penyakit tuberkulosis ini dapat selesai dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Ibu pembimbing mata pelajaran ini dalam hal ini
Ibu Zahrotuz Zakiya Amd.Keb yang telah memberikan tugas ini untuk diselesaikan agar dapat melatih
penulis untuk tetap berkarya dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan yang perlu untuk
diperbaiki, maka dari itu penulis bersedia menerima saran dan kritik dari pembaca yang membangun
demi perbaikan pembuatan tugas kedepannya.
Wallahumuafik Bitaqwallah WassalamuAalaikum Wr.Wb

Surabaya, 24 November 2015

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar.

Daftar Isi

Bab I (Pendahuluan)

1.1.Latar belakang

1.2.Rumusan masala

1.3.Tujuan penulisan

Bab II (Pembahasan).

2.1. Definisi

2.2. Gejala Penyakit TBC.....

2.3. Gejala utama..

2.4. Gejala tambahan yang sering dijumpai..

2.5. Penyebab Infeksi TBC.......

2.6. Pengobatan Penyakit TBC.

Bab III (Kasus)..

10

3.1. Pengkajian..

10

3.2. Keluhan utama

11

3.3. Riwayat kesehatan.

11

3.4. Riwayat psikososial

12

3.5. Riwayat spiritual

12

3.6. Pemeriksaan fisik

12

3.7. Aktivitas sehari-hari...

14

3.8. Pemeriksaan penunjang.

16

3.9. Pengelompokan data..

17

3.10. Analisa data

19

3.11. Diagnosa keperawatan

21

3.12. Catatan perkembangan

27

Bab IV (Penutup).

28

4.1. Kesimpulan..

28

4.2. Saran

28

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Penyakit TBC merupakan penyakit menahun/kronis (berlangsung lama) dan menular. Penyakit ini
dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling sering menyerang orang-orang yang berusia antara 15
35 tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dan
berdesak-desakan bersama penderita TBC. Lingkungan yang lembap, gelap dan tidak memiliki
ventilasi memberikan pengaruh besar bagi seseorang tertular TBC.
Penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan. Namun akibat dari kurangnya informasi berkaitan cara
pencegahan dan pengobatan TBC, kematian akibat penyakit ini memiliki prevalensi yang besar.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TBC. Setiap tahun
1.2.

muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada diatas maka kami akan mengangkat beberapa pokok
permasalahan sesuai yang telah dipaparkan diatas :
1. Bagaimana TBC pada klien bisa terjadi ?
2. Apa tanda dan gejala yang dari TBC pada klien dewasa ?
3. Apa pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan TB Paru pada klien dewasa?
4. Bagaimana cara menangani gangguan pernapasan akibat penyakit TB Paru klien dewasa ?
5.

Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru pada klien dewasa?

1.3. Tujuan penulisan

Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai tugas mata pelajaran IPD yang diajarkan oleh Ibu
Zahrotuz Zakiyah Amd.Keb, serta Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan
gangguan TB Paru.

Tujuan Khusus
1. Menjelaskan konsep dasar TBC
2. Menjelaskan asuhan keperawatan klien TBC, meliputi :
a. Pengkajian TBC
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada klien TBC
c. Melakukan perencanaan pada klien dengan penyakit TBC

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain
tubuh

manusia.

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini,
belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman
mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

2.2. Gejala Penyakit TBC


Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami demam tapi tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan
demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu makan dan berat

badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak
(malaise), dan lemah.
Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-gejala penyakit tuberculosis yang perlu
Anda ketahui.
2.3. Gejala utama
Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih.
2.4. Gejala tambahan yang sering dijumpai

Dahak bercampur darah/batuk darah

Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada

Demam/meriang lebih dari sebulan

Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas

Badan lemah dan lesu

Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan

"Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam hari
tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus
didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan
keringat pada malam hari, langsung segera periksa,"
Menurutnya, untuk memastikan seseorang terkena TBC atau tidak, tim medis melakukan diagnosis
dengan mengadakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radio logis
(foto rontgen).

2.5. Penyebab Infeksi TBC

Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang paru,
ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang,
sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.
Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di saluran
napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak semua
orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan sakit.
Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi yang
baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada mereka yang
mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-menerus menghirup udara
yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk, akan lebih mudah terinfeksi TBC
(menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh dapat
aktif kembali (reaktivasi).
Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas,
misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita
TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan kuman TBC terus merusak
jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup parah.
2.6. Pengobatan Penyakit TBC

Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada,
lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan
darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang,
biasanya

selama

6-9

bulan

dengan

paling

sedikit

macam

obat.

Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke

dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC
akan

hilang

sehingga

pasien

menjadi

malas

meminum

obat

dan

kontrol

ke

dokter.

Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan
yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati
dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan pengobatan TBC
sampai

tuntas.

Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak efek
samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut,
penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan
kemerahan

kulit,

rasa

panas

di

kaki/tangan,

lemas,

sampai

mata/kulit

kuning.

Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali
kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan
pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.
Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur dokter
untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara:

Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.

Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan
berolahraga.

Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin
diberikan pada semua balita.

Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat kembali terkena
penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.

BAB III
KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. F DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERNAPASAN TB PARU DI RUANGAN PAVILIUN
YOHANES RSUD. DOKTER SOETOMO

3.1.

PENGKAJIAN
a.

Biodata
Nama

Tn. F

Umur

67 Tahun

Agama

Islam

Alamat

Jl. Sidotopo Lor no.46, Surabaya

b.

Suku / Bangsa

Jawa / Indonesia

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

Pengusaha kaca

Status

Menikah

Tanggal MRS

26 Oktober 2015 pkl. 13.00 WIB

Tanggal Pengkajian

29 Oktober 2015 pkl. 20.00 WIB

Diagnosa Medis

Susp. Tuberculosis

Penanggung Jawab
Nama

Ny. A

Umur

28 Tahun

Alamat

Jl. Sidotopo Lor no.46, Surabaya

Hubungan dengan Klien :

3.2.

Anak Klien

KELUHAN UTAMA
Batuk-batuk, nafsu makan berkurang dan berkeringat dingin.

3.3.

RIWAYAT KESEHATAN

a.

Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien masuk RSUD. Dokter Soetomo pada tanggal 26 Oktober 2015 pkl. 13.00 WIB dan klien
merupakan pasien rujukan dari RS. Al-Irsyad. Saat dirujuk keluarga klien mengatakan nafsu makan
klien berkurang dan batuk-batuk selama 2 minggu disertai pengeluaran lendir dan klien mengatakan
badan terasa lemah, malas minum air dan saat pengkajian klien terbaring lemah di tempat tidur dengan
kesadaran kompos mentis, batuk disertai dengan pengeluaran lendir, terpasang IVFD cairan RL dengan
32 tetes/menit, terpasang kateter dengan jumlah urin 500 cc, terpasang oksigen1-2 liter, turgor kulit
jelek, berat badan menurun, vital sign: TD: 110/60 mmHg, SB: 36,60C, N: 74 x/mnt, R: 24 x/mnt.

b.

Riwayat Kesehatan Lalu


Klien pernah dirawat di RS. Al-Irsyad dengan diagnosis Susp. Tuberculosis, tidak ada riwayat
operasi maupun kecelakaan yang membahayakan kondisi klien, tidak ada riwayat alergi.

c.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Di dalam keluarga klien tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti DM dan penyakit menular
seperti TB paru.

3.4.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Klien tinggal di rumah milik sendiri bersama istrinya. Klien memiliki hubungan cukup baik
dengan lingkungan, terlihat dari jumlah pengunjung yang datang menjenguk. Klien menggunakan
bahasa Indonesia dan bahasa daerah dan klien menerima keadaannya yang sakit sambil berharap cepat
sembuh.

3.5.

RIWAYAT SPIRITUAL
Klien taat beribadah dan aktif dalam kegiatan kerohanian. Setiap hari Minggu penderita rajin
mengikuti pengajian umum. Penderita yakin bahwa kesehatan merupakan anugerah dari Allah Swt.

3.6.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Terbaring lemah, kesadaran kompos mentis tampak sakit berat.
B. Vital sign

TD

110/60 mmHg

SB

36,60C

74 x/mnt

24 x/mnt

C. TB : 158 cm
D. BB : 48 kg
E. Pemeriksaan Head to Toe
1.

2.

Kepala
Inspeksi

: Bentuk bulat, rambut pendek warna hitam, tidak ada lesi, alopesia (-)

Palpasi

: Bengkak (-)

Mata
Inspeksi

: Mata terdapat secret, sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, refleks

pupil

baik, mata cekung.


3.

Hidung
Inspeksi

: Kebersihan cukup, tidak ada polip, lubang hidung simetris, terpasang oksigen
setengah liter/jam

4. Telinga
Inspeksi
5. Mulut

: Simetris kiri dan kanan, serumen tidak ada, pendengaran baik.

Inspeksi

: Bibir kering, tidak ada stomatitis, kebersihan cukup, struktur gigi lengkap.

6. Leher
Inspeksi

: Kebersihan cukup, penonjolan vena jugularis (-)

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

7. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normal, tulang-tulang iga menonjol,k putting susu pada dada kiri
dan kanan simetris.

Palpasi

: Odem tidak ada, pergerakan dada simetris.

Auskultasi : Terdapat bunyi ronhi, bunyi jantung S1 lub dan S2 dub.


8. Abdomen
Inspeksi

: Terlihat lemas

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, lemas, turgor kulit jelek.

Auskultasi : Peristaltik usus (+)


9. Ekstremitas atas
Inspeksi

: Simetris kiri dan kanan pergeraksn kedua tangan baik, terpasang IVFD RL,
32 tetes/mnt, kuku

Palpasi

bersih

: Tidak ada Odema

10. Ekstremitas Bawah


Inspeksi

: Pergerakan kedua kaki tidak baik, lemah, kuku kaki bersih

Palpasi

: Refleks hammer (+), dan Tidak ada odema

11. Genetalia
Inspeksi

: Terpasang kateter, persebaran mons pubis merata dan berwarna hitam.

12. Anus
Inspeksi

3.7.
a.

Haemoroid (-), tidak ada Kelalinan

AKTIVITAS SEHARI-HARI
Nutrisi
Di rumah

: Makan 3 kali sehari, jenis nasi: ikan, sayur, buah (bila ada) pola minum: 7-8 gelas
sehari, jenis: air putih, teh, gula

Di RS

b.

c.

: Makan 3 kali sehati, jenis : ikan sayur, buah,

Pola minum : 3 4 kali sehari

Cairan
Di rumah

: 7 8 gelas sehari, jenis: air putih, kopi 2 x/hari

Di RS

: Klien jarang minum air putih,

Pola minum: 3 4 kali sehari

Eliminasi
Di rumah

: BAB 1 x/hari, warna kuning konsistensi lembek


BAK 4-5 x/hari

Di RS

: BAB klien sudah BAB sejak 2 hari setelah MRS


BAK 4-5 x/hari warna kuning

d.

e.

Istirahat dan Tidur


Di rumah

: Tidur malam 7-9 jam/hari, klien jarang tidur siang

Di RS

: Klien tertidur di tempat tidur

Olahraga
Di rumah

: Klien pergi ke kebun setiap pagi

Di RS
f.

: Klien lebih banyak istirahat

Personal Hygiene
Di rumah : Mandi 1 kali sehari pakai sabun, cuci rambut 1 hari sekali, pakai shampoo, gosok gigi
2 kali sekali menggunakan obat gigi.
Di RS

g.

Mandi lap dibantu perawat dan keluarga.

Rokok, Alkohol dan obat-obatan


Klien merokok 2 bungkus per hari, jenis kretek, minum alkohol 2 grem/hari jenis cap tikus.

h.

Aktivitas olaraga.
Di rumah

Klien bertani di kebun setiap hari

Di RS

Klien terbaring lemah di tempat tidur dan ADL dibantu oleh perawat dan keluarga

seperti Makan dan Minum, BAB, BAK.

3.8.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.

Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 09 Oktober 2015

Nilai Normal

LED

72

Hb

11,9 gr %

Ht

31 %

Leukosit

20.000 gr/dL

4,8-10,8 x 103/mm3

N. segmen

88 %

50-70 %

Limfosit

10 %

20-40 %

Monosit

2%

Trombosit

264.000 gr/dL

12-16 gr/dL
37-49 %

Jenis Leukosit :

Tanggal 12 Oktober 2015


Natrium

109 meq/dL

150-400 x 103 / mm3

Kalium

2,7 meq/dL

Glucose

75

Kolesterol

186

Trygliserida

156

Tanggal 26 Oktober 2015


LED

90

Hb

11,5 gr %

12-16 gr/dL

Ht

30 %

37-49 %

13.900 gr/dL

4,8-10,8 x 103 / mm3

Leukosit
Jenis Leukosit :
Eosinofil

N. Segmen

81 %

50-70 %

Limfosit

13 %

20-40 %

Monosit

2%

Trombosit

259.000 gr/dL

150-400 x103/mm3

Tanggal 27 Oktober 2015


LED

110

Hb

11,9 gr %

12-16 gr/dL

Ht

32 %

37-49 %

Leukosit

13.900 gr/dL

4,8-10,8 x 103 / mm3

Eosinofil

N. Batang

2%

2-6 %

N. Segmen

80 %

50-70 %

Limfosit

13 %

20-40 %

Monosit

2%

Trombosit

328.000 gr/dL

Jenis Leukosit :

Tanggal 29 Oktober 2015


LED

123

150-400 x103/mm3

Hb

10,4 gr %

12-16 gr/dL

Ht

Leukosit

13.400 gr/dL

4,8-10,8 x 103 / mm3

N. Segmen

90 %

50-70 %

Limfosit

9%

20-40 %

Monosit

1%

37-49 %

Jenis Leukosit :

3.9.

PENGELOMPOKAN DATA
a.

Data Subjektif

1.

Keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berkurang

2.

Keluarga klien mengatakan sudah batuk-batuk selama 2 minggu disertai pengeluaran lendir

3.

Klien mengatakan badan terasa lemah

4.

Keluarga klien mengatakan malas minum air.

b.

Data Objektif

1.

Kurang napsu makan

2.

Batuk-batuk dan berlendir

3.

Terpasang IVFD dengan cairan RL sebanyak 32 tts/mnt di tangan bagian kanan

4.

Lemah

5.

Turgor Kulit Jelek

6.

Terdapat Bunyi ronhi

7.

Klien tarlihat lemah

8.

ADL dibantu oleh perawat dan keluarga, Seperti makan, minum, BAB, BAK

9.

TB

10. BB

: 158 cm
: 48 kg

3.10.

ANALISA DATA
No
.
1.

Data
Data Subjektif:

- Keluarga klien mengatakan

Etiologi
Mycobacterium
Tuberculosa di

sudah batuk-batuk selama 2


minggu disertai pengeluaran

Udara

lendir
Terhirupoleh individu
dan masuk di jalan
napas
Data Objektif:
- Batuk-batuk dan berlendir
- Terdapat bunyi ronchi

Masalah
Jalan napas tidak efektif

Alveoli paru
Terakumulasi dan
bermultiplikasi
Reaksi inflamasi
Neutrifit dan makrofag
Memfagositosis
Tuberculosis

Penumpukan
eksudat dalam alveoli

2.

Data Subjektif:
-

Batuk
Anorexia

Keluarga klien mengatakan

kebutuhan tubuh

nafsu makan klien berkurang

Intake oral
Data Objektif:
-

Kuran napsu makan

Lemah

Turgor kulit jelek

Penurunan aktivitas Seperti


makan, minum, BAB, BAK

Nutrisi kurang dari

menurun
Nutrisi sel dan jaringan
berkurang

3.

Data Subjektif:
-

Patologis Penyakit

Keluarga klien mengatakan

cairan

malas minum air


Anorexia
Data Objektif:
-

Terpasang IVFD dengan

Intake oral

cairan RL sebanyak 32 tts/mnt


di tangan bagian kanan
-

Lemah

Turgor kulit jelek

4.

Data Subjektif:
-

Data Objektif:
-

menurun

Peningkatan
metabolisme
Tubuh berlebihan

Dehidrasi
Intake oral yang

Klien mengatakan badan


terasa lemah

Penurunan aktivitas, seperi


makan, minum, BAB, BAK

Klien terlihat Lemah

ADL dibantu oleh perawat

Kekurangan volume

kurang
Nutrisi jaringan dan sel
menurun, metabolisme
jaringan dan sel
menurun (pembentukan
ATP dan ADD
menurun)

dan keluarga

Energi berkurang
Kelemahan fisik

3.11. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Jalan napas tak efektif b/d adanya secret pada jalan napas yang ditandai dengan, data subjektif,
Keluarga klien mengatakan sudah batuk-batuk selama 2 minggu disertai pengeluaran lendir, Data
Objektif, Batuk-batuk dan berlendir, Terdapat bunyi ronchi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia, yang ditandai dengan, Data Subjektif, Keluarga klien
mengatakan nafsu makan klien berkurang, Data Objektif, kurang napsu makan, lemah, Turgor kulit
jelek, Penurunan aktivitas, seperti makan, minum, BAB, BAK
3. Kekurangan volume cairan b/d dehidrasi yang di tandai dengan, Data Subjektif, Keluarga klien
mengatakan malas minum air, Data Objektif, Terpasang IVFD dengan cairan RL sebanyak 32 tts/mnt di
tangan bagian kanan, Lemah, Turgor kulit jelek
4. Intoleransi aktivitas b/d anorexia, yang ditandai dengan, Data Subjektif, Klien mengatakan badan terasa
lemah, Data Objektif, Penurunan aktivitas, seperti makan, minum, BAB, BAK, klien tarlihat lemah,
ADL dibantu oleh perawat dan keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. F. DENGAN SISTEM PERNAPASAN


TB PARU
DI RUANGAN PAVILIUN YOHANES RSU. DOKTER SOETOMO

No.
Tgl.
1.

Jalan napas

Perencanaan Keperawatan
Tujuan
dan
Intervens
Rasional
Kriteria
i
Hasil
Setelah di
- Kaji pola - Penurunan

tak efektif

lakukan

b/d adanya

Diagnosa
Keperawat
an

napas

Implementasi
Keperawatan
08.00

Evaluasi
Keperawatan

1. Mengkaji Tgl. 30-10-

bunyi napas

pola napas

2015

tindakan

dapat

misalnya

Jam 07.30

secret pada

keperawata

menunjukkan

bunyi,

WIB

jalan napas,

n selama 3

akumulasi

kecepatan,

yang

hari Jalan

secret atau

frekuensi 28 S: Klein

ditandai

napas

ketidakmampua

x/mnt,

mengeluh

dengan:

kembali

-Atur

n untuk

auskultasi

batuk

efektif

posisi

membersihkan

ronchi

O: Respirasi

Data

selama

tidur semi

jalan napas.

masih ada

22 x/mnt

Subjektif:

perawatan,

fowler

- Meningkatkan

- Keluarga

dengan

- Anjurkan pengembangan

klien

kriteria

minum air

mengatakan

hasil:

hangat

sudah batuk- - Penderita

08.10

lendir
2. Mengatur - Auskultasi

paru
- Pemasukan

batuk

mengataka

- Layani

cairan

selama 2

n batuk

obat

membantu

- Masih ada

08.20

13.00

posisi tidur

ronchi (+)

semi fowler

A: Masalah
belum teratasi

3.

P: Lanjutkan

minggu

berkurang

sesuai

secret sehingga

Menganjurk

intervensi

disertai

- Batuk

program

mudah

an pasien

Keperawatan

pengeluaran

berkurang

terapi

dikeluarkan

untuk

lendir

sampai

dokterpem - Terapi OAT

minum air

hilang

berian

diformulasikan

banyak

Data

- Lendir

terapi

untuk

yang hangat

Objektif:

berkurang

OBH 1

membunuh

klien

- Batuk-

sampai

Tablet

basil

minum (200

batuk dan

hilang

tuberculosis dan

cc)

berlendir

- Bunyi

mengeluarkan

4. Melayani

- Terdapat

ronchi

dahak

obat sesuai

bunyi ronchi

hilang

program
terapi
OBH 1
Tablet
Amoxicylin

2.

1 tablet
1.

Tgl. 30-10-

Nutrisi

Setelah di

- Kaji

- Agar dapat

kurang dari

lakukan

riwayat

mengidentifikas

Mengkaji

2015

kebutuhan

tindakan

nutrisi

i defisiensi dan

riwayat

Jam 07.30

tubuh b/d

keperawata

dapat

nutrisi yang

WIB

anorexia,

memberikan

termasuk

S: Nafsu

yang

Kebutuhan

diet yang tepat

makanan

makan mulai

ditandai

nutrisi

- Anjurka

- Memaksimal

yang

baik

dengan:

terpenuhi

n untuk

kan masukan

disukai dan

O: Nampak

Data

setelah

makan

nutrisi dan

tidak

lebih sehat

Subjektif:

diberikan

dalam

mencegah

disukai

- Porsi

-Keluarga

tindakan

porsi

iritasi gaster

klien

keperawata sedikit

dan asupan

mengatakan

n dengan

nutrisi sangat

nafsu makan

kriteria:

klien

- Penderita

tapi sering

08.00

12.35

makan yang
2.

disajikan

Menganjurk

hanya

diperlukan

an untuk

sebagian porsi

untuk

makan

yang

13.00

berkurang

mengataka

- Layani

menambah BB

sedikit tapi

dihabiskan

n ada nafsu obat

- Penambahan

sering

A: Masalah

Data

makan

sesuai

suplemen

sampai

mulai teratasi

Objektif:

- Lemah

program

vitamin dapat

porsi makan

P: Lanjutkan

- Kurang

berkurang

terapi

membantu

yang

intervensi

napsu

sampai

vitamin

penurunan gizi

disajikan

keperawatan

makan

hilang

- Lemah

- Porsi

-Turgor kulit

makan

jelek

yang

3.

-Penurunan

disajikan

Memberika

aktivitas

dihabiskan

n terapi

dihabiskan

- BB: 48 Kg

vitaamin B

- TB: 158cm

dan C 1 x 1
tab

3.

Kekurangan

Kebutuhan

-Pertahan

- Memberikan

volume

cairan

kan

informasi

cairan b/d

dalam

dehidrasi

1.

Tgl. 30-10-

Mengobserv

2015

pencatatan tentang status

asi jumlah

Jam 07.30

tubuh

volume

kehilangan/peni

tetesan infus WIb

Data

terpenuhi,

masuk/kel

ngkatan klien

dalam

P: Keluarga

Subjektif:

dengan

uar

pada tahap

cairan RL

klien

-Keluarga

kriteria

akhir

sebesar 32

mengatakan

klien

hasil:

pertukaran.

tts/mnt

klien belum

mengatakan

- Membran

- Penurunan

bisa

malas

mukosa

Observasi

tekanan darah,

memenuhi

minum air

lembab

Tanda-

hipotensi

2.

kebutuhan

- Turgor

tanda vital

postural dan

Mengobserv

cairan secara

takikardi adalah

asi vital

mandiri

Objektif:

tanda dini

sign,

O: Masih

- Terpasang

hipovelemi

khususnya

terpasang

- Indikator

tekanan

IVFD dengan

Data

IVFD

kulit baik

- Kaji

20.00

dengan

membran

cairan RL

dehidrasi

darah dan

cairan RL

mukosa,

nadi dengan

sebanyak 32

sebanyak 32

evaluasi

hasil:

tts/mnt di

tts/mnt di

turgor

TD: 110/60

tangan kanan,

tangan

kulit

mmHG

turgor kulit

bagian

N: 74 x/mnt

jelek, lemah,

kanan

3. Mengkaji bibir kering

- Lemah

keadaan

A: Masalah

-Turgor kulit

klien

belum teratasi

jelek

dengan hasil P: Lanjutkan


turgor kulit

intervensi

jelek,

Keperawatan

mukosa
4.

bibir kering
1.

Tgl. 30-10-

mengetahui

Mengkaji

2015

proses

kemampuan

Jam 07.30

beraktivita perkembangan

dalam

WIB

dan aktivitas

beraktivitas

S: Keluarga

penderita

dimana

mengatakan

dapat

penderita

klien belum

Subjektif:

melakukan

mampu

bisa

- Klien

aktivitas

beraktivitas

melakukan

mengatakan

tanpa

dengan

aktivitasnya

badan terasa

bantuan

bantuan

O: ADL

lemah

orang lain

- Bantu

keluarga

dibantu

dan tidak

aktivitas

- Membantu

atau

A: Masalah

mengeluh

penderita

kemandirian

perawat

belum teratasi

lemah

sesuai

klien dalam

seperti

P: Lanjutkan

Objektif:

yang

aktivitas sehari-

makan,

Intervensi

- Penurunan

diinginkan hari

minum,

Keperawatan

Intoleransi

ADL

- Kaji

- Dapat

aktivitas b/d

kembali

kemampu

anorexia,

terpenuhi

an dalam

yang

dengan

ditandai

kriteria:

dengan:

penderita

Data

Data

aktivitas

20.00

BAB, dab

- Klien

- Anjurkan

tarlihat

klien

- Keluarga

lemah

untuk

merupakan

2.

-ADL

melakuka

orang terdekat

Membantu

dibantu oleh

n aktivitas

klien yang

sebagian

perawat dan

sesuai

membantu klien

aktivitas

keluarga

kemampu

dalam

penderita

an

beraktivitas

apabila

- Libatkan

sebagai klien

diinginkan

keluarga

akan merasa

dalam

aman secara

pemenuha

moril dan fisik

n ADL

- Anjurkan

3.

klien dan

Menganjurk

keluarga dapat

an klien

memahami

untuk

penyebab dan

melakukan

resiko bila tidak

aktivitas

minum obat

sesuai

BAK

kemampuan
yaitu
mobilisasi
di tempat
tidur
4.
Melibatkan
keluarga
untuk
membantu
klien dalam
beraktivitas

3.12. Catatan perkembangan

No.

Implementasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

DX
I.

5. Mengkaji pola napas misalnya

Tgl. 30-10-2015

bunyi, kecepatan, frekuensi 28

Jam 07.30 WIB

x/mnt, auskultasi ronchi masih


ada

S: Klein mengeluh batuk


6. Mengatur posisi tidur semi
fowler

O: Respirasi 22 x/mnt

7. Menganjurkan pasien untuk


minum air banyak yang hangat
klien minum (200 cc)

Masih ada lendir

Auskultasi ronchi (+)

A: Masalah belum teratasi

8. Melayani obat sesuai program


terapi
OBH 1 Tablet

P: Lanjutkan intervensi
Keperawatan

Amoxicylin 1 tablet
II.
III.
IV.

BAB IV
PENUTUP

4.1

KESIMPULAN

TBC dapat terjadi dengan peristiwa sebagai berikut:


Ketika seorang klien TBC batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet
nuclei (air liur) dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu
udara yang panas, droplet nuklei tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan
pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkolosis yang terkandung dalam droplet nuklei terbang ke
udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri
tuberkolosis.
4.2

SARAN
1. Hendaknya mewaspadai terhadap droplet yang dikeluarkan oleh klien dengan penyakit TBC
karena merupakan media penularan bakteri tuberkulosis
2. Memeriksakan dengan segera apabila terjadi tanda-tanda dan gejala adanya TBC.
3. Sebagai perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan pada penderita TBC.

Anda mungkin juga menyukai