Keperawatan
Tuberculosis (TBC)
Tahun Ajaran 2015-2016
Disusun Oleh
Riska Putri Amir
XI-Keperawatan II
Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad
Surabaya
Kata Pengantar
AssalamuAlaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga tugas membuat makalah dari mata pelajaran IPD Ibu
Zahrotuz Zakiyah Amd.Keb yang bertemakan penyakit tuberkulosis ini dapat selesai dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Ibu pembimbing mata pelajaran ini dalam hal ini
Ibu Zahrotuz Zakiya Amd.Keb yang telah memberikan tugas ini untuk diselesaikan agar dapat melatih
penulis untuk tetap berkarya dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan yang perlu untuk
diperbaiki, maka dari itu penulis bersedia menerima saran dan kritik dari pembaca yang membangun
demi perbaikan pembuatan tugas kedepannya.
Wallahumuafik Bitaqwallah WassalamuAalaikum Wr.Wb
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.
Daftar Isi
Bab I (Pendahuluan)
1.1.Latar belakang
1.2.Rumusan masala
1.3.Tujuan penulisan
Bab II (Pembahasan).
2.1. Definisi
10
3.1. Pengkajian..
10
11
11
12
12
12
14
16
17
19
21
27
Bab IV (Penutup).
28
4.1. Kesimpulan..
28
4.2. Saran
28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Penyakit TBC merupakan penyakit menahun/kronis (berlangsung lama) dan menular. Penyakit ini
dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling sering menyerang orang-orang yang berusia antara 15
35 tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dan
berdesak-desakan bersama penderita TBC. Lingkungan yang lembap, gelap dan tidak memiliki
ventilasi memberikan pengaruh besar bagi seseorang tertular TBC.
Penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan. Namun akibat dari kurangnya informasi berkaitan cara
pencegahan dan pengobatan TBC, kematian akibat penyakit ini memiliki prevalensi yang besar.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TBC. Setiap tahun
1.2.
muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada diatas maka kami akan mengangkat beberapa pokok
permasalahan sesuai yang telah dipaparkan diatas :
1. Bagaimana TBC pada klien bisa terjadi ?
2. Apa tanda dan gejala yang dari TBC pada klien dewasa ?
3. Apa pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan TB Paru pada klien dewasa?
4. Bagaimana cara menangani gangguan pernapasan akibat penyakit TB Paru klien dewasa ?
5.
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru pada klien dewasa?
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai tugas mata pelajaran IPD yang diajarkan oleh Ibu
Zahrotuz Zakiyah Amd.Keb, serta Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dewasa dengan
gangguan TB Paru.
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan konsep dasar TBC
2. Menjelaskan asuhan keperawatan klien TBC, meliputi :
a. Pengkajian TBC
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada klien TBC
c. Melakukan perencanaan pada klien dengan penyakit TBC
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain
tubuh
manusia.
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini,
belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman
mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.
badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak
(malaise), dan lemah.
Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-gejala penyakit tuberculosis yang perlu
Anda ketahui.
2.3. Gejala utama
Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih.
2.4. Gejala tambahan yang sering dijumpai
"Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam hari
tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus
didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan
keringat pada malam hari, langsung segera periksa,"
Menurutnya, untuk memastikan seseorang terkena TBC atau tidak, tim medis melakukan diagnosis
dengan mengadakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radio logis
(foto rontgen).
Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang paru,
ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang,
sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.
Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di saluran
napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak semua
orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan sakit.
Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi yang
baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada mereka yang
mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-menerus menghirup udara
yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk, akan lebih mudah terinfeksi TBC
(menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh dapat
aktif kembali (reaktivasi).
Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas,
misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita
TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan kuman TBC terus merusak
jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup parah.
2.6. Pengobatan Penyakit TBC
Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada,
lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan
darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang,
biasanya
selama
6-9
bulan
dengan
paling
sedikit
macam
obat.
Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke
dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC
akan
hilang
sehingga
pasien
menjadi
malas
meminum
obat
dan
kontrol
ke
dokter.
Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan
yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati
dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan pengobatan TBC
sampai
tuntas.
Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak efek
samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut,
penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan
kemerahan
kulit,
rasa
panas
di
kaki/tangan,
lemas,
sampai
mata/kulit
kuning.
Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali
kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan
pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.
Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur dokter
untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat dicegah dengan cara:
Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan
berolahraga.
Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara rutin
diberikan pada semua balita.
Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat kembali terkena
penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.
BAB III
KASUS
3.1.
PENGKAJIAN
a.
Biodata
Nama
Tn. F
Umur
67 Tahun
Agama
Islam
Alamat
b.
Suku / Bangsa
Jawa / Indonesia
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
Pengusaha kaca
Status
Menikah
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis
Susp. Tuberculosis
Penanggung Jawab
Nama
Ny. A
Umur
28 Tahun
Alamat
3.2.
Anak Klien
KELUHAN UTAMA
Batuk-batuk, nafsu makan berkurang dan berkeringat dingin.
3.3.
RIWAYAT KESEHATAN
a.
Klien masuk RSUD. Dokter Soetomo pada tanggal 26 Oktober 2015 pkl. 13.00 WIB dan klien
merupakan pasien rujukan dari RS. Al-Irsyad. Saat dirujuk keluarga klien mengatakan nafsu makan
klien berkurang dan batuk-batuk selama 2 minggu disertai pengeluaran lendir dan klien mengatakan
badan terasa lemah, malas minum air dan saat pengkajian klien terbaring lemah di tempat tidur dengan
kesadaran kompos mentis, batuk disertai dengan pengeluaran lendir, terpasang IVFD cairan RL dengan
32 tetes/menit, terpasang kateter dengan jumlah urin 500 cc, terpasang oksigen1-2 liter, turgor kulit
jelek, berat badan menurun, vital sign: TD: 110/60 mmHg, SB: 36,60C, N: 74 x/mnt, R: 24 x/mnt.
b.
c.
3.4.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Klien tinggal di rumah milik sendiri bersama istrinya. Klien memiliki hubungan cukup baik
dengan lingkungan, terlihat dari jumlah pengunjung yang datang menjenguk. Klien menggunakan
bahasa Indonesia dan bahasa daerah dan klien menerima keadaannya yang sakit sambil berharap cepat
sembuh.
3.5.
RIWAYAT SPIRITUAL
Klien taat beribadah dan aktif dalam kegiatan kerohanian. Setiap hari Minggu penderita rajin
mengikuti pengajian umum. Penderita yakin bahwa kesehatan merupakan anugerah dari Allah Swt.
3.6.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Terbaring lemah, kesadaran kompos mentis tampak sakit berat.
B. Vital sign
TD
110/60 mmHg
SB
36,60C
74 x/mnt
24 x/mnt
C. TB : 158 cm
D. BB : 48 kg
E. Pemeriksaan Head to Toe
1.
2.
Kepala
Inspeksi
: Bentuk bulat, rambut pendek warna hitam, tidak ada lesi, alopesia (-)
Palpasi
: Bengkak (-)
Mata
Inspeksi
pupil
Hidung
Inspeksi
: Kebersihan cukup, tidak ada polip, lubang hidung simetris, terpasang oksigen
setengah liter/jam
4. Telinga
Inspeksi
5. Mulut
Inspeksi
: Bibir kering, tidak ada stomatitis, kebersihan cukup, struktur gigi lengkap.
6. Leher
Inspeksi
Palpasi
7. Dada
Inspeksi
: Bentuk dada normal, tulang-tulang iga menonjol,k putting susu pada dada kiri
dan kanan simetris.
Palpasi
: Terlihat lemas
Palpasi
: Simetris kiri dan kanan pergeraksn kedua tangan baik, terpasang IVFD RL,
32 tetes/mnt, kuku
Palpasi
bersih
Palpasi
11. Genetalia
Inspeksi
12. Anus
Inspeksi
3.7.
a.
AKTIVITAS SEHARI-HARI
Nutrisi
Di rumah
: Makan 3 kali sehari, jenis nasi: ikan, sayur, buah (bila ada) pola minum: 7-8 gelas
sehari, jenis: air putih, teh, gula
Di RS
b.
c.
Cairan
Di rumah
Di RS
Eliminasi
Di rumah
Di RS
d.
e.
Di RS
Olahraga
Di rumah
Di RS
f.
Personal Hygiene
Di rumah : Mandi 1 kali sehari pakai sabun, cuci rambut 1 hari sekali, pakai shampoo, gosok gigi
2 kali sekali menggunakan obat gigi.
Di RS
g.
h.
Aktivitas olaraga.
Di rumah
Di RS
Klien terbaring lemah di tempat tidur dan ADL dibantu oleh perawat dan keluarga
3.8.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 09 Oktober 2015
Nilai Normal
LED
72
Hb
11,9 gr %
Ht
31 %
Leukosit
20.000 gr/dL
4,8-10,8 x 103/mm3
N. segmen
88 %
50-70 %
Limfosit
10 %
20-40 %
Monosit
2%
Trombosit
264.000 gr/dL
12-16 gr/dL
37-49 %
Jenis Leukosit :
109 meq/dL
Kalium
2,7 meq/dL
Glucose
75
Kolesterol
186
Trygliserida
156
90
Hb
11,5 gr %
12-16 gr/dL
Ht
30 %
37-49 %
13.900 gr/dL
Leukosit
Jenis Leukosit :
Eosinofil
N. Segmen
81 %
50-70 %
Limfosit
13 %
20-40 %
Monosit
2%
Trombosit
259.000 gr/dL
150-400 x103/mm3
110
Hb
11,9 gr %
12-16 gr/dL
Ht
32 %
37-49 %
Leukosit
13.900 gr/dL
Eosinofil
N. Batang
2%
2-6 %
N. Segmen
80 %
50-70 %
Limfosit
13 %
20-40 %
Monosit
2%
Trombosit
328.000 gr/dL
Jenis Leukosit :
123
150-400 x103/mm3
Hb
10,4 gr %
12-16 gr/dL
Ht
Leukosit
13.400 gr/dL
N. Segmen
90 %
50-70 %
Limfosit
9%
20-40 %
Monosit
1%
37-49 %
Jenis Leukosit :
3.9.
PENGELOMPOKAN DATA
a.
Data Subjektif
1.
2.
Keluarga klien mengatakan sudah batuk-batuk selama 2 minggu disertai pengeluaran lendir
3.
4.
b.
Data Objektif
1.
2.
3.
4.
Lemah
5.
6.
7.
8.
ADL dibantu oleh perawat dan keluarga, Seperti makan, minum, BAB, BAK
9.
TB
10. BB
: 158 cm
: 48 kg
3.10.
ANALISA DATA
No
.
1.
Data
Data Subjektif:
Etiologi
Mycobacterium
Tuberculosa di
Udara
lendir
Terhirupoleh individu
dan masuk di jalan
napas
Data Objektif:
- Batuk-batuk dan berlendir
- Terdapat bunyi ronchi
Masalah
Jalan napas tidak efektif
Alveoli paru
Terakumulasi dan
bermultiplikasi
Reaksi inflamasi
Neutrifit dan makrofag
Memfagositosis
Tuberculosis
Penumpukan
eksudat dalam alveoli
2.
Data Subjektif:
-
Batuk
Anorexia
kebutuhan tubuh
Intake oral
Data Objektif:
-
Lemah
menurun
Nutrisi sel dan jaringan
berkurang
3.
Data Subjektif:
-
Patologis Penyakit
cairan
Intake oral
Lemah
4.
Data Subjektif:
-
Data Objektif:
-
menurun
Peningkatan
metabolisme
Tubuh berlebihan
Dehidrasi
Intake oral yang
Kekurangan volume
kurang
Nutrisi jaringan dan sel
menurun, metabolisme
jaringan dan sel
menurun (pembentukan
ATP dan ADD
menurun)
dan keluarga
Energi berkurang
Kelemahan fisik
No.
Tgl.
1.
Jalan napas
Perencanaan Keperawatan
Tujuan
dan
Intervens
Rasional
Kriteria
i
Hasil
Setelah di
- Kaji pola - Penurunan
tak efektif
lakukan
b/d adanya
Diagnosa
Keperawat
an
napas
Implementasi
Keperawatan
08.00
Evaluasi
Keperawatan
bunyi napas
pola napas
2015
tindakan
dapat
misalnya
Jam 07.30
secret pada
keperawata
menunjukkan
bunyi,
WIB
jalan napas,
n selama 3
akumulasi
kecepatan,
yang
hari Jalan
secret atau
frekuensi 28 S: Klein
ditandai
napas
ketidakmampua
x/mnt,
mengeluh
dengan:
kembali
-Atur
n untuk
auskultasi
batuk
efektif
posisi
membersihkan
ronchi
O: Respirasi
Data
selama
tidur semi
jalan napas.
masih ada
22 x/mnt
Subjektif:
perawatan,
fowler
- Meningkatkan
- Keluarga
dengan
- Anjurkan pengembangan
klien
kriteria
minum air
mengatakan
hasil:
hangat
08.10
lendir
2. Mengatur - Auskultasi
paru
- Pemasukan
batuk
mengataka
- Layani
cairan
selama 2
n batuk
obat
membantu
- Masih ada
08.20
13.00
posisi tidur
ronchi (+)
semi fowler
A: Masalah
belum teratasi
3.
P: Lanjutkan
minggu
berkurang
sesuai
secret sehingga
Menganjurk
intervensi
disertai
- Batuk
program
mudah
an pasien
Keperawatan
pengeluaran
berkurang
terapi
dikeluarkan
untuk
lendir
sampai
minum air
hilang
berian
diformulasikan
banyak
Data
- Lendir
terapi
untuk
yang hangat
Objektif:
berkurang
OBH 1
membunuh
klien
- Batuk-
sampai
Tablet
basil
minum (200
batuk dan
hilang
tuberculosis dan
cc)
berlendir
- Bunyi
mengeluarkan
4. Melayani
- Terdapat
ronchi
dahak
obat sesuai
bunyi ronchi
hilang
program
terapi
OBH 1
Tablet
Amoxicylin
2.
1 tablet
1.
Tgl. 30-10-
Nutrisi
Setelah di
- Kaji
- Agar dapat
kurang dari
lakukan
riwayat
mengidentifikas
Mengkaji
2015
kebutuhan
tindakan
nutrisi
i defisiensi dan
riwayat
Jam 07.30
tubuh b/d
keperawata
dapat
nutrisi yang
WIB
anorexia,
memberikan
termasuk
S: Nafsu
yang
Kebutuhan
makanan
makan mulai
ditandai
nutrisi
- Anjurka
- Memaksimal
yang
baik
dengan:
terpenuhi
n untuk
kan masukan
disukai dan
O: Nampak
Data
setelah
makan
nutrisi dan
tidak
lebih sehat
Subjektif:
diberikan
dalam
mencegah
disukai
- Porsi
-Keluarga
tindakan
porsi
iritasi gaster
klien
keperawata sedikit
dan asupan
mengatakan
n dengan
nutrisi sangat
nafsu makan
kriteria:
klien
- Penderita
tapi sering
08.00
12.35
makan yang
2.
disajikan
Menganjurk
hanya
diperlukan
an untuk
sebagian porsi
untuk
makan
yang
13.00
berkurang
mengataka
- Layani
menambah BB
sedikit tapi
dihabiskan
- Penambahan
sering
A: Masalah
Data
makan
sesuai
suplemen
sampai
mulai teratasi
Objektif:
- Lemah
program
vitamin dapat
porsi makan
P: Lanjutkan
- Kurang
berkurang
terapi
membantu
yang
intervensi
napsu
sampai
vitamin
penurunan gizi
disajikan
keperawatan
makan
hilang
- Lemah
- Porsi
-Turgor kulit
makan
jelek
yang
3.
-Penurunan
disajikan
Memberika
aktivitas
dihabiskan
n terapi
dihabiskan
- BB: 48 Kg
vitaamin B
- TB: 158cm
dan C 1 x 1
tab
3.
Kekurangan
Kebutuhan
-Pertahan
- Memberikan
volume
cairan
kan
informasi
cairan b/d
dalam
dehidrasi
1.
Tgl. 30-10-
Mengobserv
2015
asi jumlah
Jam 07.30
tubuh
volume
kehilangan/peni
Data
terpenuhi,
masuk/kel
ngkatan klien
dalam
P: Keluarga
Subjektif:
dengan
uar
pada tahap
cairan RL
klien
-Keluarga
kriteria
akhir
sebesar 32
mengatakan
klien
hasil:
pertukaran.
tts/mnt
klien belum
mengatakan
- Membran
- Penurunan
bisa
malas
mukosa
Observasi
tekanan darah,
memenuhi
minum air
lembab
Tanda-
hipotensi
2.
kebutuhan
- Turgor
tanda vital
postural dan
Mengobserv
cairan secara
takikardi adalah
asi vital
mandiri
Objektif:
tanda dini
sign,
O: Masih
- Terpasang
hipovelemi
khususnya
terpasang
- Indikator
tekanan
IVFD dengan
Data
IVFD
kulit baik
- Kaji
20.00
dengan
membran
cairan RL
dehidrasi
darah dan
cairan RL
mukosa,
nadi dengan
sebanyak 32
sebanyak 32
evaluasi
hasil:
tts/mnt di
tts/mnt di
turgor
TD: 110/60
tangan kanan,
tangan
kulit
mmHG
turgor kulit
bagian
N: 74 x/mnt
jelek, lemah,
kanan
- Lemah
keadaan
A: Masalah
-Turgor kulit
klien
belum teratasi
jelek
intervensi
jelek,
Keperawatan
mukosa
4.
bibir kering
1.
Tgl. 30-10-
mengetahui
Mengkaji
2015
proses
kemampuan
Jam 07.30
beraktivita perkembangan
dalam
WIB
dan aktivitas
beraktivitas
S: Keluarga
penderita
dimana
mengatakan
dapat
penderita
klien belum
Subjektif:
melakukan
mampu
bisa
- Klien
aktivitas
beraktivitas
melakukan
mengatakan
tanpa
dengan
aktivitasnya
badan terasa
bantuan
bantuan
O: ADL
lemah
orang lain
- Bantu
keluarga
dibantu
dan tidak
aktivitas
- Membantu
atau
A: Masalah
mengeluh
penderita
kemandirian
perawat
belum teratasi
lemah
sesuai
klien dalam
seperti
P: Lanjutkan
Objektif:
yang
aktivitas sehari-
makan,
Intervensi
- Penurunan
diinginkan hari
minum,
Keperawatan
Intoleransi
ADL
- Kaji
- Dapat
aktivitas b/d
kembali
kemampu
anorexia,
terpenuhi
an dalam
yang
dengan
ditandai
kriteria:
dengan:
penderita
Data
Data
aktivitas
20.00
BAB, dab
- Klien
- Anjurkan
tarlihat
klien
- Keluarga
lemah
untuk
merupakan
2.
-ADL
melakuka
orang terdekat
Membantu
dibantu oleh
n aktivitas
klien yang
sebagian
perawat dan
sesuai
membantu klien
aktivitas
keluarga
kemampu
dalam
penderita
an
beraktivitas
apabila
- Libatkan
sebagai klien
diinginkan
keluarga
akan merasa
dalam
aman secara
pemenuha
n ADL
- Anjurkan
3.
klien dan
Menganjurk
keluarga dapat
an klien
memahami
untuk
penyebab dan
melakukan
aktivitas
minum obat
sesuai
BAK
kemampuan
yaitu
mobilisasi
di tempat
tidur
4.
Melibatkan
keluarga
untuk
membantu
klien dalam
beraktivitas
No.
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
DX
I.
Tgl. 30-10-2015
O: Respirasi 22 x/mnt
P: Lanjutkan intervensi
Keperawatan
Amoxicylin 1 tablet
II.
III.
IV.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
SARAN
1. Hendaknya mewaspadai terhadap droplet yang dikeluarkan oleh klien dengan penyakit TBC
karena merupakan media penularan bakteri tuberkulosis
2. Memeriksakan dengan segera apabila terjadi tanda-tanda dan gejala adanya TBC.
3. Sebagai perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan pada penderita TBC.