Laporan Fe
Laporan Fe
PENDAHULUAN
1.1.
1.
2.
3.
TUJUAN PERCOBAAN
Menganalisa kadar Fe dalam Air
Mengetahui Perbedaan Fe2+ dan Fe3+
Memahami Metode analisa Kadar Fe dalam Air Secara Kualitatif
1.2.
3. Tinjauan Pustaka
Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Air yang
kita konsumsi setiap hari harus memenuhi kualitas syarat air minum dan
air bersih.
Besi adalah unsur dalam susunan berkala yang mempunyai simbol Fe
dan nomor atom 26 dengan berat atom 55,845, terletak pada periode 4 dan
termasuk golongan logam. Memiliki konfigurasi elektron (Ar) 3d6 4s2.
Besi dapat ditemui pada hampir setiap tempat dibumi, pada semua lapisan
geologis dan semua badan air. pada umumnya besi yang ada dalam air
dapat bersifat :
a. Terlarut sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri).
b. Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 um) atau lebih besar,
seperti Fe2O3, FeO, Fe(OH)2 dan sebagainya.
c. Tergabung dengan zat organik zat padat yang anorganik, seperti tanah
liat.
Pada air permukaan jarang ditemui kadar besi lebih besar dari 1
ppm, tetapi dalam air tanah kadar besi dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi
besi yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan pekakas
dapur. Hal itu juga dapat ditemui pada air permukaan yang mengandung
besi lebih banyak. Kadar besi dalam air tersebut juga dapat disebakan
karena adanya pipa pipa saluran air yang berkarat.
Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan besi
adalah didalam usus halus. Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan
sekaligus juga sebagai ekskresi besi yang tidak diserap dalam usus halus
diabsopsi dalam bentuk feritin,dimana bentuk fero lebih mudah diabsorpsi
daripada bentuk ferri. Feritin masuk kedalam darah dan dirubah menjadi
senyawa transferin. Dalam darah tersebut besi mempunyai status sebagai
besi trivalent yang kemudian ditransfer ke hati atau limfa yang kemudian
4. Metodologi Penelitian
Alat yang digunakan adalah : Spektrofotometer UV-Vis SHIMADZU
1201, labu takar 1 liter, labu takar 25 ml, beker gelas 100 ml, pipet volume
25 ml, pipet volume 1 ml, pemanas spiritus, penyangga, kasa asbes dan
bola hisap.
Bahan yang digunakan adalah : HCl pekat, larutan hidrosilamin 20 %,
buffer amonium asetat (pH 4), larutan fenantrolin 0,1 %, larutan induk Fe
27,706 ppm, larutan kalium feri sianida 2 N.
Cara kerja
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Jenis sampel
Air sumur
Prosedur
Hasil
2
3
Air PDAM
KCNS 2N
5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N
Jenis sampel
Prosedur
Hasil
o
1
Air sumur
Air PDAM
KCNS 2N
5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N
5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N
b. Uji kwantitatif
Tabel 3.Hasil penetapan Kadar Besi pada Percobaan 1
No
Sampel
Absorbansi
Konsentrasi (ppm)
Air sumur
0,633
6,93
Air PDAM
0,347
3,56
0,192
1,73
Sampel
Absorbansi
Konsentrasi (ppm)
o
1
Air sumur
0,414
0,87
Air PDAM
0,345
0,71
0,109
0,15
Pada
percobaan
ini
Analisa
kwalitatif
dilakukan
dengan
1.3.
BESI
Umum
Nama, Simbol, Nomor Atom
besi, Fe, 26
ciri kimia
logam peralihan
Orbital
8, 4, d
Rupa
Logam berkilau
kekelabuan
Berat Atom
55.845(2) g/mol
Konfigurasi electron
1.4.
ANA
7.86 g/cm
6.98 g/cm
Titik lebur
1811 K
Titik didih
3134 K
LISIS
BESI
Besi(II) dapat dideteksi dengan sangat dapat dipercaya menggunakan
, dipiridil, uji ini memastikan, jua meskipun ada serta besi(III). Pada
gilirannya, ion besi(III) dapat dideteksi dengan larutan ammonium tiosianat.
Perlu diingat bahwa bahkan larutan garam besi(II) murni yang baru
mengandung sedikit besi (III) dan uji tiosianat akan positif dengan larutanlarutan ini.
1. Uji kering
Zat besi (Fe) adalah salah satu kandungan mineral yang terdapat dalam
air, selain mangan dan logam berat lainnya. Ada beberapa teknik/cara untuk
menghilangkan/menurunkan kandungan besi ini :
1. Aerasi
Ion Fe selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang
rendah, seperti pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa udara
Keberadaan ferri larutan dapat terbentuk dengan adanya pabrik tenun,
kertas, dan proses industri. Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan
melakukan oksidasi menjadi Fe(OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian
di ikuti dengan pengendapan dan penyaringan. Aerasi adalah suatu teknik
memancarkan air ke udara agar air terkena kontak dengan udara/oksigen.
Semakin banyak permukaan air yang terkena oksigen maka semakin baik.
2. Filtrasi
Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang
pada prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun
bahan-bahan an organik yang berada dalam air. Penghilangan zat padat
tersuspensi denggan penyaringan memiliki peranan penting, baik yang
terjadi dalam pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan di
dalam instalasi pengolahan air. Bahan yang dipakai sebagai media
saringan adalah pasir yang mempunyai sifat penyaringan yang baik, keras
dan dapat tahan lama dipakai bebas dari kotoran dan tidak larut dalam air,
yaitu dengan menggunakan pasir mangan (Manganese Green Sand) Pasir
mangan ini terbukti efektif untuk menurunkan kandungan zat besi (Fe)
dalam air. Penggunaannya adalah dengan cara dimasukkan ke dalam
tabung filter. Pasir mangan ini berwarna merah dan masa pakai 3-12 bulan
(tergantung pemakaian dan kondisi air).
3. Sedimentasi
sedimentasi
untuk
mereduksi
bahan-bahan
tersuspensi
(kekeruhan) dari dalam air dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi
kandungan organisme (patogen) tertentu dalam air. Proses sedimentasi
adalah proses pengendapan dimana masing-masing partikel tidak
mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama proses
pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat akan mengendap bila
gaya gravitasi lebih besar dari pada kekentalan dan gaya kelembaban
(Enersia) dalam cairan.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1.
Alat
Alat yang digunakan adalah :
1. Tabung Nessler
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.2.
Pipet tetes.
Labu Ukur 50 ml.
Pipet Volume 5 ml dan 10 ml.
Bola Karet.
Beaker glass
Gelas ukur
Botol semprot
Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
1. Larutan HCl 1:1
2. HONH2HCl 10%
3. Ortho-Phenotrolin 0,1%
4. Larutan Buffer Asetat
5. Larutan Stock Fe 10 ppm dengan volume 0,1 ml; 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml
dan 0,8 ml
6. Sampel :
a) Aqua
b) Clean-q
c) Amos
d) Alham
e) Club
= 10 ml
= 10 ml
= 10 ml
= 10 ml
= 10 ml
BAB III
PROSEDUR KERJA
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Pemakaian Bahan
Sampel
Club
Volume larutan stock Fe 10 ppm
Volume masing masing sampel
Larutan HCl 1 : 1
HONH2HCl 10 %
Ortho-Phenotrolin
Buffer Asetat
1. Larutan stock Fe
Larutan stock Fe +
Larutan bening +
Larutan bening +
Larutan bening +
=
=
=
=
=
=
HCl
larutan bening
HONH2HCl
larutan bening
orthophenontrolin
larutan bening
larutan buffer asetat
larutan merah muda
2. Aqua
Aqua + HCl
larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl
Larutan bening + orthophenontrolin
Larutan bening + larutan buffer asetat
larutan bening
larutan bening
larutan merah muda
3. Clean-Q
Clean-Q + HCl
larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl
larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin
larutan bening
Larutan bening + larutan buffer asetat
larutan merah muda
4. Alham
Alham + HCl
larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl
larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin
larutan bening
Larutan bening + larutan buffer asetat
larutan merah muda
5. Club
Club + HCl
larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl
larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin
larutan bening
Larutan bening + larutan buffer asetat
larutan merah muda
6. Amos
Amos + HCl
larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl
larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin
larutan bening
Larutan bening + larutan buffer asetat
larutan merah muda
BAB V
PENGOLAHAN DATA
- volume sampel
- konsentrasi Fe
= 10 ml
= 10 ppm
Penyelesaian :
0,1 g Fe x 10 ppm
Fe2+ mg/l = 10 ml
= 0,1 ppm
5.2. Tabulasi Data
Tabel 6.Tabulasi Data Percobaan
g Fe
(g)
Kadar Fe2+
(mg/l)
Sampel
Volume Sampel
(ml)
Clean-q
10
0,1
0,1
Aqua
10
< 0,1
< 0,1
Amos
10
< 0,1
< 0,1
Club
10
< 0,1
< 0,1
Alham
10
< 0,1
< 0,1
5.3. Reaksi
Fe2+ +
2HCl
FeCl2
2 H+
FeCl2
+ 2H+ +
(Besi(II) klorin)
HONH2HCl
FeCl3
+ NH4OH
+ C12H8N2H2O
(Besi (III) klorin) (Amonium Hidroksida) ( O.Penontrolin)
FeCl2
NH4Cl
FeCl2
+ C12H8N2H2O OH
(Amonia klorida)
2CH3COONH4
(ammonium asetat)
( O.Penontrolin Hidroksida)
Fe(CH3COO)2
2NH4Cl
(ammonium
Klorida)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum Penetapan kadar Fe dalam Air kemasan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kadar Fe2+ pada sampel merk Clean-q yaitu sebesar 0,1 ppm.
6.2.
Saran
Dalam praktikum Penentuan Kadar Fe dalam Air, dimana untuk
menentukan kadar Fe tersebut dilakukan perbandingan antara warna larutan
stok Fe dengan warna sampel. Dalam praktikum yang kami lakukan tidak
terlihat jelas perbandingan warnanya karena sampel yang kami bawa
termasuk kedalam kualitas yang bagus, jadi sebaiknya disarankan kepada
praktikan agar membawa sampel yang kualitasnya kurang bagus atau yang
air minum kemasan gelas yang berkualitas rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Pujiastuti, Peni, dkk.(2009). Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) dalam Air Sumur, Air
PDAM, dan Air Instalasi Migas didesa Kampung Baru Cepu Secara
Spektrofotometri
De Maio, A., Odone, G., Palmisano, E., Zannoni, R. (1979) An advanced method
for seawater chemical treatment in MSFD plants, Desalination, 31,
321331.
LAMPIRAN I
-
KARAKTERISTIK AIR
A. Karakter fisik:
1. Temperatur
kelarutan gas.
B. Karakteristik kimia:
1.
pH
konsentrasi H+
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,
COD
digunakan
untuk
memonitoring
kapasitas
self
C. Karakteristik Biologi:
Organisme yang ditemukan dalam perairan: bakteri, virus,
algae, jamur, mikroinvertebrata (protozoa, serangga, cacing, dll).
Karakteristik biologi ditentukan dengan parameter yang disebut indeks
biotik Indeks ini menunjukkan ada tidaknya organisme.
LAMPIRAN II
1. Perbedaan besi, ferri, ferro
a. Besi
Besi adalah unsur dalam jadual berkala yang mempunyai simbol Fe
dan nombor atom 26. Besi merupakan logam yang berada dalam kumpulan
8 dan kala (period) 4. Atom besi biasa mempunyai 56 ganda jisim atom
hidrogen biasa. Besi adalah logam paling banyak, dan dipercayai unsur
kimia kesepuluh paling banyak di alam sejagat. Besi juga merupakan unsur
paling banyak (menurut jisim, 34.6%) membentuk bumi; penumpuan besi
pada lapisan berlainan di bumi berbeza antara tinggi peratusannya pada
lapisan dalam sehingga 5% pada kerak bumi; terdapat kemungkinan bahawa
teras dalam Bumi mengandungi hablur besi tunggal walaupun ia
berkemungkinan sebatian besi dan nikel; jumlah besar besi dalam Bumi
dijangka menyumbang kepada medan magnet Bumi. Simbolnya adalah Fe
ringkasan kepada ferrum, perkataan Latin bagi besi.
Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang
dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Untuk mendapatkan unsur besi,
campuran lain mesti disingkir melalui pengurangan kimia. Besi digunakan
dalam penghasilan besi baja, yang bukannya unsur tetapi aloi logam
berlainan (dan sebahagian bukan-logam, terutamanya karbon).
Besi adalah sejenis logam yang hadir dalam konsentrasi yang rendah
dalam sebagian besar persediaan air. Besi dapat terlarut dalam air atau
tampak dalam bentuk khusus. Air berkorosif dapat merusak besi pada
saluran pipa. Besi dengan tingkat lebih dari 0.1 ppm pada umumnya
dikategorikan bermasalah karena memiliki potensi berkarat.
Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua
logam, iaitu merangkumi sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam
yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan harganya yang murah dengan
kekuatannya
menjadikannya
amat
diperlukan,
terutamanya
dalam
penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen
struktur bagi bangunan.
b. Ferro (Fe2+)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuih dan
liat. Ia melebur pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni;
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan
sulfide dari besi, serta seedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan
peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan.
Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada
mana menghasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen.
c. Ferri (Fe3+)
Besi(III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia yang
merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa
ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum
maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium. Warna dari
kristal besi (III) klorida tergantung pada sudut pandangnya: dari cahaya
pantulan ia berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancaran ia berwarna ungumerah.
Besi (III) klorida bersifat deliquescent, berbuih di udara lembap,
karena munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk kabut. Bila dilarutkan
dalam air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi
eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang
coklat, asam, dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada
pengolahan limbah dan produksi air minum. Larutan ini juga digunakan