1.
Parsial drowning adalah tenggelamnya kepala atau muka ke dalam air namun badan korban
tidak. (B/S)
2.
Pada keracunan gas H2S pasien nampak sianosis warna biru kehijauan. (B/S)
3.
Jejas jerat biasanya mendatar, melingkari leher dan umumnya terdapat lebih rendah daripada
jejas jerat pada gantung. (B/S)
4.
5.
Nyeri perut, muntah, dan diare merupakan gejala keracunan arsen. (B/S)
6.
Ditemukan gatal , telapak tangan dan kaki kemerahan, kulit mengelupas, hilang kesadaran,
depresi pernafasan, gagal ginjal merupakan tanda lokal keracunan asam borat. (B/S)
7.
Terdapat 5 tanda penting yang memperkuat diagnosis drowning pada pemeriksaan dalam,
yaitu : paru paru mayat membesar dan mengalami kongesti, saluran nafas mayat berisi buih,
kadang lumpur, pasir atau rumput air, lambung mayat berisi banyak cairan, benda asing
dalam saluran nafas sampai ke alveoli, organ dalam mayat mengalami kongesti. (B/S)
8.
Beberapa tanda dan gejala keracunan H2S adalah : gatal-gatal, infeksi atau iritasi kulit, perut
mual, kehilangan selera makan, hilang kesedaran, nafas terhenti. (B/S)
9.
Tanda jejas jeratan pada pembunuhan berupa lingkaran tidak terputus, mendatar dan letaknya
di bagian tengah leher karena usaha pelaku pembunuhan untuk membuat simpul tali (B/S).
10. Tanda kekerasan pada kasus bekap dapat ditemukan luka lecet (goresan kuku, jenis
tekan/geser) atau memar pada ujung hidung, bibir, pipi, dagu. (B/S)
11. Mekanisme keracunan CO adalah hemoglobin berikatan dengan karbon monoksida dan akan
membentuk senyawa yang disebut carboxyhemoglobin dan akan disebar ke seluruh tubuh.
(B/S)
12. Terdapat 7 tanda intravitalitas mati tenggelam (drowning) adalah cadaveric spasne,
perdarahan pada telinga tengah mayat, benda air (rumput, lumpur) dapat ditemukan dalam
saluran nafas dan cerna mauat, ada bercak paltauf di permukaan paru-paru mayat, berat jenis
darah pada jantung kanan berbeda dengan jantung kiri, ada diatome pada paru2 atau sumsum
tulang mayat, tanda asfiksia tidak jelas, mungkin ada Tardieu's spot di pleura mayat. (B/S)
13. Terdapat 4 istilah tenggelam yaitu wet drowning, dry drowning, secondary drowning, dan
immersion syndrome. (B/S)
14. H2S merupakan gas yang lebih berat dr udara sehingga gas ini akan selalu terletak didasar
suatu bangunan yg tertutup, ventilasi kurang : seperti basement, manholes, pipa pembuangan
limbah, ruang bawah tanah, lubang pupuk dll. (B/S)
15. Pada kasus jerat terdapat tanda sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga dll. (B/S)
16. Tanda kekerasan pada leher yg perlu diperhatikan pada pemeriksaan luar kasus dugaan
pencekikan adalah bekas kuku "crescent mark", luka lecet berbentuk bulan sabit. (B/S)
17. Tanda klasik lebam mayat pada kasus keracunan sianoda berwarna merah bata sesuai dgn
kelebihan HbO2 dan ditemukan sianmethemoglobin (B/S)
18. Cadaveric spasm adalah tanda intravital yg terjadi pada waktu korban tenggelam berusaha
menyelamatkan diri dgn memegang apa saja benda2 di sekitarnya (sbg gambaran : tangan
korban menggenggam erat hingga sulit dibuka dan biasanya terdpt benda2 air spt rumput dll.
(B/S)
19. Tanda penggantungan pada bunuh diri biasanya hanya di temukan satu simpul tali yang
letaknya pada samping leher. (B/S)
20. Penggunaan bahan DEET yang berulang dapat meningkatkan resiko penetrasi melalui kulit
sehingga menimbulkan keracunan. (B/S)
21. Tanda lokal keracuan DEET dapat berupa iritasi kulit, melepuh dan nyeri. tanda general
dapat berupa pusing dan perubahan emosi. (B/S)
22. Cekik : termasuk dalam kategori trauma tumpul,dapat menyebabkan kematian karena O2
tidak dapat masuk. (B/S)
23. Keracunan Sianida : menyebabkan kematian karena hipoksia jaringan yg timbul secara
progresif. (B/S)
24. Tenggelam : akibat dari terbenamnya seluruh/sebagiantubuh kedalam cairan. (B/S)
25. Asfiksia karena tersedak : Salah satu tanda asfiksia karena tersedak adalah dalam rongga
mulut ditemukan benda asing. (B/S)
26. Keracunan CO2 (karbon dioksida) : Gejala keracunan CO2 adalah bibir dan kuju jari agak
merah, sakit kepala, nafas jadi pendek dan dangkal, puaing, mual, muntah, rasa lelah,
berkeringat banyak, bingung, hipotensi. (B/S)
27. Tanda intravital akibat tercekik : adalah ditemukan dengan distribusi berbeda-beda
tergantung cara mencekik. Luka lecet dan memar di daerah leher berupa luka lecet kecil,
dangkal berbentuk bulan sabit akibat penekanan jari. (B/S)
28. Pada kasus gantung diri, jaringan kulit dibawah jeratan berwarna putih, berkilat, dan teraba
seperti kertas. (B/S)
29. Pada kasus keracunan racun serangga, muncul gejala hipersalivasi, lakrimasi, dan miosis.
(B/S)
30. Pada korban mati akibat keracunan terjadi perubahan warna kulit, kuku, rambut,maupun
sklera. (B/S)
31. Penggantungan pada bunuh diri menunjukkan tanda jejas jeratan, bentuknya miring, berupa
lingkaran terputus dan terletak pada atas leher. (B/S)
32. Organofosfat memblokade penyaluran impuls syarat dengan gejala sakit kepala hingga
kejang-kejang dan lumpuh. (B/S)
33. Pada pemeriksaab luar kasus keracunan, bau yang tercium dapat menjadi petinjuk racun yang
ditelan. (B/S)
34. Mekanisme kematian pada kasus pencekikan diakibatkan oleh asfiksia dan reflek vagal.
(B/S)
35. Keracunan sianida menyebabkan tidak dapat dilepaskannya oksigen dari oxyhemoglobin
dalam darah. (B/S)
36. Pada pemeriksaan dalam kasus tenggelam bisa didapatkan air, busa halus putih atau benda
56. Warna lebam mayat pada kasus intoksikasi CO adalah merah terang atau cheery red di kulit,
mukosa dan kuku jari. (B/S)
57. Tanda khas pada korban tenggelam adalah cadaveric spasme, diatome, bercak paltouf, dan
musroom-like mass. (B/S)
58. Pada kasus "hanging" dapat ditemukan fraktur os hyoid dan cartilago crycoid. (B/S)
59. Organofosfat mempunyai aksi sebagai inhibitor enzim kholinesterase. (B/S)
60. Salivasi merupakan tanda yang dapat ditemukan pada keracunan organofosfat. (B/S)