Anda di halaman 1dari 7

Derajat Kebebasan/Degrees of Freedom

Thomas Yanuar
Yth Rekans Structural Engineers,
Dalam mendesain suatu struktur dan mengklasifikasikan elemen, ada penerapan "derajat
kebebasan/degrees of freedom". Mohon pencerahannya untuk hal tersebut:
1. Apakah kegunaan derajat kebebasan?
2. Atas dasar asumsi apakah nilai derajat kebebasan diterapkan? Misalnya pada beam element
dimungkinkan untuk menggunakan 6 derajat pada tiap ujung
untuk pemodelan translation dan rotation, mengapa? Sedang truss element cukup bernilai 1
derajat kebebasan misalnya.
3. Apakah ada batasan nilai-nilai tertentu yang dalam asumsi tersebut?
4. Apakah implikasi dari penerapan nilai derajat kebebasan? Adakah kaitannya dengan
perhitungan relative displacement dan ground motion?
Pencerahan dari rekans sekalian sangat diharapkan.
hananto_nugroho@fmi
Rekan Thomas,
Dalam teori analysis structure, derajat kebebasan/degree of freedom (DOF) itu actualnya ada 6
yaitu : 3 buah translasi (arah x, y dan z), translasi ini menghasilkan displacement arah x, y dan z
dan 3 buah rotasi (arah x, y dan z), rotasi ini mengasilkan moment arah x, y dan z.
Sekarang tergantung asumsi dan analysis yang akan kita gunakan. misal kita akan memodelkan
structure dengan model space structure maka setiap node/joint akan memiliki 6 buah DOF, dan jika
kita hendak memodelkan sebagai plane structure makan setiap node/joint akan memiliki 4 buah
DOF karena model plane structure hanya mengijinkan terjadi reaksi dalam 1 bidang yaitu bidang xy, y-z atau x-z. berbeda lagi dengan model truss, DOFnya hanya 1, karena structure truss hanya
diijinkan untuk menerima tarik atau tekan saja, disini DOFnya hanya translasi arah sumbu
batang/elemen.
Sekarang tergantung kita hendak medesign structure apa?
misal jika kita hendak mendesign structure high rise building, kondisi yang ideal dan model yang
mendekati adalah jika kita memodelkan sebagai space frame dimana setiap node/joint setaip
eleman akan memiliki 6 DOF. Jika kita design structure atap kuda2, model ideal yang mendakati

dengan structure ini adalah plane truss, meski sebenarnya bisa dimodelkan sebagai plane frame
atau space frame.
untuk lebih jelas kembali, silahkan mas yanuar buka buku Analysis Structure Dengan Metode
Matrik.
untuk pertanyaan sampeyan nomer 4, saya coba carikan literaturnya dulu.
demikian sedikit yang saya ketahui dan semoga cukup membantu, jika hendak diskusi kembali
juga dipersilahkan.

firli mustari
Dear Pak Thomas,
U/ kasus "Degree of Freedom" yg bapak tanyakan bpk bisa baca referensinya di buku :
1. Mekanika Struktur ===> Bear & Jhonsons.
2. Dinamika Permesinan ===> A.R. Holowenko
Thanks, semoga membantu bapak.
uci sanusi
yg dijelaskan bp dr fmi sudah bgs. Yg no 4 ini utk permodelan gempa ya? Kalau yg statis bisa utk
2d dan 3d. Tp kalau yg dinamik harus 3d, krna meninjau multi dof.
Alex Kajuputra
Rekan2,
Relative displacement dan ground motion jangan dihubungkan dengan DOF, karena itu merupakan
beban yang akan diterima oleh struktur dan menghasilkan deflection dan stress.
Akan lebih jelas diskusinya jika dijelaskan tujuan dan kasus yg sedang dihadapi Sdr. Thomas.
Aplikasi DOF ini banyak macam dan tergantung pada kasusnya.
Untuk pengertian DOF itu sendiri saya rasa umumnya civil engineer sudah memahaminya karena
merupakan pengetahuan dasar.

uci sanusi
pa Alex bisa mengacu ke buku mario paz-structural dynamics, atau buku sejenis. Asumsi dof
sangat erat dgn beban yg diterima oleh struktur apalg lateral drift.
Amal Ashardian
Dear Pak Thomas Yanuar, Pak Alex dan pak Uci,
DOF (degree of freedom) itu tergantung bagaimana anda mendisain node tersebut, kalau element
thrust mempunyai 1 derajat kebebasan...ini tergantung model/ disain yang anda terapkan...bisa
saja dIbuat 6 derajat kebebasan.
misal element thrust, 1 element mempunyai node masing masing di ujung ujungnya, Kalau
element thrust ini anda asumsikan sebagai tiang bendera, anda mesti me release semua arah
gerakan di ujung yang dipasang bendera alias semua 6 gerakan (translasi ke 3 sumbu X, Y, Z dan
rotasi di sumbu X, Y, Z ). sedang ujung yang ditanam di tanah di kunci semua, (dari 6 DOF semua
translasi di sumbu X, Y, Z di kunci, juga rotasi di semua sumbu X,Y,Z) semua nya dikunci alias
tidak ada gerakan.
Kalau anda ingin memodelkan soil dimana tiang bendera ini di tanam....... anda tidak lagi bermain
di lingkungan DOF, tapi dilingkungan element. Tanah biasa di modelkan sebagai element plastic
spring...... node nya tiang yang tadi ditanam ke tanah, joint ke elemeny platic spring .. Tentu saja
anda mesti memasukkan setidaknya 3 element masing masing searah sumbu X, Y, Z.
Di sini anda sudah memasuki dunia finite element....coba cari buku FEM dari Zienkiewicz
(embahnya FEM)..buat belajar..lebih mudah.

Thomas Yanuar
Terima kasih kepada Pak Hananto, Pak Alex, Pak Uci dan Pak Amal,
Dalam kasus yang saya hadapi adalah pendesainan derrick/flare structure dengan tinggi struktur
mendekati 200 m dari permukaan tanah. Struktur derrick ini juga memuat banyak risers dengan
diameter bervariasi (Pak Amal, risers ini kami pelajari dengan Finite Element Analysis dengan
asumsi memakai 5 derajat kebebasan, 3 translasi dan 2 rotasi). Dalam kaitan dengan pertanyaan
no. 4, kami mencoba mempertimbangkan memakai pemodelan 2 derajat kebebasan dengan
menghitung beberapa persamaan dari bentuk matriks (sayangnya saya tidak bisa
menampilkannya karena keterbatasan keyboard).
Yaitu mengasumsikan pemodelan 2 DOF system. Dari perhitungan dengan dasar asumsi DOF
(yang saya tanyakan) itulah, kami mencoba memakai spectrum design untuk menghitung

maximum relative displacement/stress pada struktur. Saya sedang mencari kaitan relative
displacement terhadap absolute displacement dan ground motion, Bapak2.
Demikian penjelasan saya, mohon dikoreksi.
Terima kasih.

Indera Sadikin
Menarik sekali kasusnya, Pak Thomas. Saya pernah melakukan assessment buat derrick untuk
flare structure punya SLB tapi tipenya yang slewing boom. Analisis dengan finite element juga dan
lengkap dengan real deflection measurement. Terus terang saya belum begitu paham dengan
asumsi DOF yang Anda maksud. Harus lihat strukturnya dulu baru kita bisa samakan persepsi.
Prasetyo
Sedikit sharing Bang Yanuar,
Meski derajat kebebasan dapat bebas diasumsikan penggunaannya, ada baiknya kita tetap
berhati2 terhadap pengambilan asumsi karena setiap asumsi yang diambil selalu menuntut
konsekwensi. Semakin banyak pengekangan terhadap DOF memang dapat menghasilkan material
yg irit karena asumsi pengekangan menyatakan kekuatan mutlak sehingga gaya yg harusnya
dapat didistribusikan structure oleh DOF yang bebas menjadi terhambat sehingga inersia yang
diambil dari dimensi penampang tidak diperlukan.
Saya tidak tahu presis titik mana rotasi yg anda kekang, tetapi dalam frame 3 dimensi -dalam
kasus ini structure derrick flare, atau typical structure lain,- menurut hemat saya untuk
menghasilkan disain akurat untuk joint selain support Degree of Freedom (3 translasi & 3 rotasi)
sebaiknya dilepas untuk bisa mendapatkan hasil yang cukup meyakinkan sebab tidak terbentur
asumsi yang kurang tepat.
Sebenarnya kurang bijak jika kita membatasi perilaku structure yang tidak bisa kita prediksi
pergerakannya, sebab selain Degree of Freedom 3 translasi dan 3 rotasi, masih ada DOF yang
harus ditinjau sebab faktor external baik itu beban luar, beban dinamis, sampai karena wind vortex,
yaitu DOF eksentrisitas dari 6 DOF yang biasa digunakan. Fungsi meninjau semua sudut adalah
untuk mendapatkan hasil yang akurat, artinya semakin banyak sisi tinjauan untuk diaplikasikan
sebagai DOF, structure akan secara alami mendistribusikan beban yang pasti ditanggungnya, dari
kebebasan yang diberikan distribusi beban akan tersebar secara merata dan dapat bemberi hasil
lebih akurat.
Alex Kajuputra

Rekan2,
Saya setuju dengan pendapat pak Bambang mengenai pengekangan DOF sebaiknya dihindari
agar mendapatkan hasil yg lebih akurat.
Namun ada kondisi2 tertentu dimana DOF dapat dikekang (Constraint) yang akan menghasilkan
running time software/program yg lebih singkat. Contohnya adalah pada rigid diaphragm sebuah
lantai gedung (concrete slab)...dimana translasi lateral akan memiliki nilai yg sama dan hanya
diperlukan 1 titik (Master Point) dengan DOF...sedangkan titik2 lain (Slave Point) diconstraint thd
master point.
Besarnya matrix kekakuan yg ada akan tergantung pada DOF sebuah struktur...semakin besar
DOF...akan semakin besar matrix kekakuan yg harus diselesaikan oleh komputer...yg tentunya
semakin lama waktu yg diperlukan utk running.
Contohnya utk program Etabs...defaultnya adalah constraint arah lateral utk rigid diaphragm.
Sebagai ilustrasi...kalo ada 100 joint dalam struktur...dengan seluruh DOF dilepas...maka ada 600
DOF atau 600 persamaan kekakuan yg harus dicari solusi matematiknya. Coba bayangkan kalo
kita yg harus hitung manual persamaan2 itu...hehe...bisa berhenti deh saya jadi civil engineer.
Syukur sudah ada analisa numerik (program2 komputer) yg membantu engineer...jd masih banyak
yg mau sekolah teknik sipil.
Saya selalu berpendapat system struktur harus dibuat sederhana mungkin...agar dapat diprediksi
prilaku strukturnya...dan dapat bermain2 dengan asumsi2 maupun parameter2 tanpa takut atau
khawatir hasil yg ada kurang akurat.
Demikian sekilas opini.

Prasetyo
Setuju pak Alex
Untuk kasus rigid diaphragm terutama highrise building yang memiliki banyak joint dan element
memang constraint harus diberlakukan. disamping alasannya adalah logika seperti yang anda
sampaikan menyangkut kerumitan matrikulasi, lateral force akibat wind maupun beban dynamic
logika asumsinya memang sudah terbaca bahwa itu pasti berlaku, kita tidak ragu bahwa level
sama akan mengkontribusikan kekuatannya untuk mendukung yang lain.
Dalam kasus ini kita kembali kepada derrick flare structure yang pemodelannya terdiri dari frame
element yang secara global ramping dan juga berdiri sendiri yang tentu saja berbeda tidak sedikit
dengan model building structure yang secara asumsi tidak dapat diandalkan sisi constraintnya,
atau menurut hemat saya bahkan sangat riskan jika itu diberlakukan dengan alasan bahwa titik

yang dijadikan constrain sebenarnya sudah susah payah menahan beban yg diterima, apalagi
harus diperintahkan untuk diberi tanggungjawab mendukung beban joint lain.
Bahwa model structure harus dibuat sesederhana mungkin saya rasa semua orang akan setuju,
tetapi tentu saja dalam pengambilan asumsi ada ketentutan yang tidak boleh dilanggar, salah
satunya adalah pengasumsian derajat kebebasan structure. Dalam pemodelan 3 dimensi, jika
sebuah atau seluruh joint frame (selain support joint) memiliki minimal 6 kebebasan tentu saja kita
sebisa mungkin mengikuti aturan tsb, kecuali diketahui alasan secara pasti (bukan asumsi) bahwa
joint tertentu itu memenuhi syarat untuk memiliki restrain terhadap salah satu DOF.

Errol H. Tendean
Rekan2,
Menambahi sedikit dari sisi pandangan saya,
1. Kegunaan dari degree of freedom adalah untuk mencari displacement/rotation serta gaya2
dalam yg bekerja pada member/structure akibat beban yg bekerja pada member/structure
tersebut.
2. Asumsi/penentuan degree of freedom ditentukan oleh bentuk dari struktur, beban yg bekerja
pada struktur tsb dan idealisasi/pemodelan yg diinginkan. Contoh sederhananya adalah untuk
analisa space frame structure 4 tiang (column) yg mendapat beban horizontal 1 arah yg sama
besar pada setiap tiangnya, bisa di idealisasi kan sebagai space frame dgn konsekwensi dof ada 6
(3 translation, 3 rotation) per titik nodalnya dan bisa juga di idealisasikan sebagai plane frame dgn
konsekwensi dof ada 3 (2 tranlation, 1 rotation) per titik nodalnya. Tentu saja masing2 idealisasi
dari contoh diatas punya konsekwensi masing2, seperti analisanya menjadi lebih lama/cepat,
hasilnya bisa/kurang mendekati keadaan yg diperkirakan dll.
3. Batasannya jelas yaitu idealisasi yg dibuat (yg konsekwensinya ke jumlah dof per titik nodal)
harus mendekati kondisi yg sebenarnya dari structure dengan beban yg bekerja pada struktur tsb.
4. Relative displacement maupun ground motion adalah sesuatu yg bisa menyebabkan beban ke
struktur, sehingga tentu saja hal ini juga berpengaruh terhadap idealisasi dari struktur.
uci sanusi
menambahi sdkt, di struktur sipil jarang pakai fem kl tdk diperlukan, jg pd desain pondasi jarang
pake fem kl tdk diperlukan. Dr pendekatan mas Thomas spt bkn pndktn teknik sipil, kl blh tau
background mas apa ya?

Alex Kajuputra

Mas Uci,
FEM itu bukan hanya utk solid material seperti shell atau plate....tapi juga termasuk single member
dengan 2 nodes seperti yg selalu dipakai dalam pemodelan struktur pada software2 yg ada
dipasaran seperti SAP2000, Etabs, SACS, SESAM, GTStrudl, Staadpro, MicroSAS, etc,etc
Jenis elemen FEM itu banyak sekali...tergantung tingkat kerumitan sistem struktur dalam distribusi
bebannya. Untuk deep beam contohnya...kalo ada beban terpusat di sisi atas....kemungkinan
besar distribusi beban tidak sampai pada bottom. Tapi kalo beam dgn perbandingan tinggi dan
panjang 1/12 s/d 1/14...maka cukup digunakan single line member karena distribusi stress akan
sama baik atas maupun bawahnya.
FEM itu salah satu metode analisa numerik....metode lainnya ada yg disebut Finite Difference tapi
jarang ditemukan pada software2 dipasaran.
Jadi civil/structure sangat sering menggunakan analisa FEM.
Demikian sekilas opini.

Thomas Yanuar
Bapak-Bapak sekalian,
Terima kasih atas tanggapan, masukan dan koreksi yang telah diberikan untuk issue Derajat
Kebebasan/Degree of Freedom yang saya lontarkan. Sangat berharga semuanya dan membuka
luas pandangan saya. Terima kasih sekali lagi.

Anda mungkin juga menyukai