Anda di halaman 1dari 49

Laporan Magang

PT. TeL PP

BAB II
DESKRIPSI PROSES PRODUKSI PULP

2.1 Tinjauan Bahan baku


kapasitas produksi pulp sebesar 1.430 ADT/hari atau 450.000
ADT/tahun. bahan baku kayu sebesar 1.935.000 m 3/tahun atau 4,3 m3 untuk
setiap ton pulp yang dihasilkan
1. Keterangan Kayu
a.

HTI Acasia Mangium

: 193.000 ha

b.

Umur tebang

: 7 8 tahun

c.

Pertumbuhan rata-rata per tahun

: 30 40 m3

d.

Transportasi

: Mobil Vendor

e.

Fasilitas yang disediakan

: Private Road

f.

Kayu yang dipotong menjadi

: Log

g.

Peralatan pengangkut log

: Mobil sisu, Volvo

h.

Daya angkut

: max. 90 ton

i.

Peralatan

j.

Kapasitas log yard

: Sund velmet
: 100.000 BDT

2. Spesifikasi kayu
a.

Jenis kayu

: Acasia Mangium

b.

Panjang

: 2,2 3 m

c.

Diameter

: 8,0 60 cm (dengan kulit)

d.

Kemurnian

: Tanpa pengotor

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP11


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
e.

f.

Kelurusan

: tidak berbentuk garpu

Lain-lain

: tanpa patah dan terbakar

g.

Densitas rata-rata

: 400 BD kg/m3

h.

Batasan densitas

: 380 480 BD k/m3

i.

Panjang log rata-rata

: 2,4 cm (1,4 60 cm)

j.

Diameter log rata-rata

: 20 25 cm (7 60 cm)

k.

l.

Kelembaban

: 50 %

Kandungan Bark (kulit)

m.

: 13 % (vol)
: 2.500.000 m3

Kebutuhan wood

3. Sifat Kimia Kayu


Kayu untuk Jenis Acasia Mangium mempunyai sifat kimia yang
terdiri dari ; Selulosa 40 45 %; Hemiselulosa 21 24 %; Lignin 18 33
% dan zat ekstraktif 1 12 %.
2.2 Proses Produksi
Bahan baku yang berasal dari Jenis kayu Acacia Mangium akan
mengalami beberapa tahapan proses dari tahapan persiapan hingga tahap
akhir menjadi pulp. Kegiatan proses produksi terdapat ditiga departement yang
terdiri dari :
1.

Production departement (PDD) :


-

Wood yard (WY)

Chip handeling (CH)

Cooking and Bleaching (CB)

Pulp Machine (PM)

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP12


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
-

Chemical Plant (CP)

Effluent Treatment (ET)

2.

Recovery Power Departement (RPD) :


-

Power Plant Boiler (PW)

Recovery Boiler (RB)

Recaustizing Lime Kiln (RL)

3.

Technical Departement (TED) :


-

Quality asurance (QA) / Quality Control (QC)

2.2.1 Penyiapan Bahan Baku ( Wood Yard and Chip handling)

Untuk menyiapkan bahan baku yang baik dan memenuhi kriteria


yang diinginkan sebagai bahan untuk proses pemasakan di unit
digester.

Limbah yang dihasilkan dari penyiapan bahan baku berupa limbah


padat akan digunakan sebagai bahan bakar di power boiler.
Bahan baku kayu yang telah dipotong dengan ukuran panjang 2,4 m

dan diameter berkisar antara 10-60 cm di areal HTI PT. MHP dikirim
dengan menggunakan truk kemudian disimpan di areal penyimpanan
kayu (wood yard) untuk pengeringan secara alami selama 42 hari dan
kayu dijaga kering untuk mencegah serangga yang dapat merusak mutu.
Selanjutnya kayu tersebut akan mengalami proses sebagai berikut :
Seksi Wood yard

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP13


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
Seksi wood yard berfungsi sebagai seksi yang menerima, mengecek
kayu yang masuk dari HTI serta menyimpan dan mengirim kayu secara
continue ke seksi chip handling. Ada 2 tempat lokasi penyimpanan kayu
yaitu ; piling yard ( menyimpan + 42 hari ) dan temporary yard ( tempat
supply ketempat pemotongan di chip handling).
Pengulitan (debarking)
Proses pengulitan yang efektif sangat diperlukan untuk menjamin
kualitas kayu yang baik agar dapat menghasilkan pulp yang bermutu
tinggi. Potongan kayu akan dimasukkan ke unit dry debarker dengan
kapasitas 500 m3/jam. Limbah yang dihasilkan berupa kulit kayu (bark)
dan selanjutnya dikirim ke penampungan (hog pile), untuk dijadikan bahan
bakar di power boiler.
Chip Handling
a)

Pembentukan serpih kayu (chipping)


Kayu yang telah dikuliti akan dilewatkan dengan belt conveyor ke unit

chipper untuk dibentuk menjadi serpihan-serpihan yang berukuran


seragam, yaitu sekitar 2 cm x 3 cm x 0,2 cm yang biasa disebut accept
size. Selanjutnya dikirim ke tempat penampungan sementara (chip yard)
dan dikumpulkan serta dikeringkan di sana selama 28 hari. Sedangkan
chip yang berukuran besar (over size) dipotong kembali untuk memenuhi
ukuran yang seragam kemudian di kirim ke chip yard. Bahan Baku yang
telah diserpih dengan ukuran seragam akan mudah dimasak di unit
digester, sehingga menghasilkan pulp dengan mutu yang baik. Limbah
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP14
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
dari penyerpihan berupa serbuk kayu (saw dust) di kirim ke penumpukan
sisa kayu (hog pile) untuk dijadikan bahan bakar di power boiler.
b)

Pengayakan serpih kayu (screening)


Hanya serpih kayu yang memenuhi persyaratan saja yang akan

dimasak dalam digester. Serpihan kayu yang memenuhi ukuran yang


diinginkan di kirim ke penumpukan serpihan kayu (chip file) untuk
selanjutnya dimasak di unit di digester.
Tempat penyimpanan serpih tersebut berlantai beton dan dapat
menampung 18.000 m3/hari. Sedangkan serpihan kayu yang tidak
memenuhi ukuran (reject chip) akan dikirim ke penampungan sisa kayu
(hog pile) bersama bark sedangkan saw dust dimanfaatkan sebagai
bahan bakar di power boiler. Secara umum distribusi ukuran chip dapat
dibedakan sebagai berikut :

Over large chips : + 2 % yaitu chip yang diperoleh di screen deck


dengan lubang diameter 45 mm.

Over thick chips : + 4 yaitu chip yang diperoleh di screen deck dengan
lubang diameter 10 mm

Accepted chips : + 85 % yaitu chip yang diperoleh di screen deck


dengan lubang diameter 7 mm.

Pin chips : + 7 % yaitu chip yang diperoleh di screen deck dengan


lubang diameter 3 mm.

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP15


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP

Dust : + 2 % yaitu debu yang terkumpul di bagian paling bawah chip


screen.

Berat chip (BDT= Bone dry Ton) = Berat (ADT= Air dry Ton) x conversi
factor. Conversi factor = (1- MCA)*(1 BCA); MCA = Moisture content

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP16


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Gambar 2.1 Diagram proses Penyiapan bahan baku di PT TeL PP

average (%) ; BCA = bark content average (%).

Laporan Magang
PT. TeL PP

2.2.2 Cooking and Bleaching (Pemasakan dan Pemutihan)


1. Cooking ( Pemasakan)

Diamondback chip bin

Chip yang sudah disaring di wood yard diangkut dengan conveyer


masuk ke airlock feeder yang terpasang di bagian atas chip bin. Airlock
feeder dirancang berbentuk bintang yang memiliki tujuh buah kantung
(pocket) dan dirancang untuk membatasai jumlah udara yang masuk ke
chip bin. Sebuah pintu penutup (chip gate) juga dipasang dibagian atas
chip bin sebagai pembatas tambahan untuk mengurangi jumlah udara
yang masuk ke chip bin serta untuk membatasi jumlah gas gas beracun
yang keluar dari chip bin. Chip gate dijaga tertutup oleh pembeban
hingga tekanan chip melebihi tekanan beban lalu chip gate terbuka.
Untuk mencegah terbuangnya gas-gas berbau ke udara dari chip bin,

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP17


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
Non Condensible Gas (NCG) didorong dari daerah penguapan (vapor
zone) chip bin lalu dikondensasikan di chip bin relief condensor, dan
dikirim ke penampungan NCG. Chip bin mempunyai dua fungsi utama.
Pertama

untuk

menyediakan

waktu

tinggal

dan

kesinambungan

pengoperasian digester selama ada masalah mengenai aliran chip yang


masuk ke chip bin. Juga untuk menyediakan waktu tinggal yang
diperlukan untuk pemanasan awal yang cukup (presteaming) di dalam
chip bin. Untuk memperoleh pulp yang berkualitas, cairan pemasak harus
disebarkan (difuse) secara merata dan sempuma masuk ke dalam chip.
Cairan pemasak akan tersebar masuk ke lubang udara antara serat kayu
dengan aksi penekanan (capillary action). Saat penetrasi pada sisi chip,
udara yang terdapat dalam chip akan terdorong oleh aksi penekanan dari
sisi chip, udara yang terperangkap menjadi tertekan oleh aksi penekanan
dari kedua sisi dan terjadi penyerapan cairan pemasak. Karena itu perlu
untuk mengeluarkan sebanyak mungkin udara dari dalam chip sebelum
memasukkan cairan pemasak ke dalam chip. Metode utama yang
digunakan untuk mengeluarkan udara adalah dengan cara pemanasan
awal (presteaming) adalah untuk mengeluarkan gas dan udara dari chip,
menaikkan temperatur chip kira-kira 88C dan membuat kandungan air
(moisture) chip merata, pemanasan menyebabkan perluasan panas dari
udara yang ada dalam chip sehingga udara keluar. Pemanasan yang
cukup terhadap chip dapat membantu pergerakan dan membantu
pengendalian kappa number yang dihasilkan dan mengurangi reject serta
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP18
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
membantu efektifitas penggunaan cairan pemasak. Steam didistribusikan
secara merata ke dalam chip bin melalui dinding bagian dalam
diamondback chip bin. Untuk pemanasan yang efektif, chip harus
dipanaskan terus-menerus. Ini memerlukan sedikit waktu tinggal dalam
aliran steam ke chip bin. Level chip bin harus dijaga sestabil mungkin
pada satu ketinggian yang cukup untuk mengoptimalkan waktu
pemanasan awal kondis operasi normal
Chip meter dan low pressure feeder
Chip yang keluar dari chip bin masuk ke chip meter. Bentuk
diamondback pada bagian bawah chip bin dibuat untuk mendapatkan
aliran chip yang merata masuk ke dalam chip meter. Diamondback dari
chip bin posisinya tetap, tidak ada bagian yang bergerak. Diamondback
dibuat berbentuk diametris untuk membentuk aliran chip masuk ke dalam
chip meter. Chip meter adalah alat pengukur yang digunakan untuk
menentukan laju produksi digester. Chip meninggalkan chip meter masuk
ke LP-feeder. LP-feeder berbentuk bintang yang merupakan pembatas
pemisah antara tekanan atmosfer di chip bin dan chip meter dan tekanan
tinggi disteaming vessel lebih kurang 124 kPa.
Steaming vessel
Steaming vessel merupakan sHinder yang datar (horizontal) yang di
dalamnya ada screw conveyor. Fungsi utamanya yaitu untuk memisahkan
gas dan udara dari dalam chip, menaikkan temperatur chip dan

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP19


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
menyeragamkan kandungan air (moisture) dalam chip. Fungsi kedua
adalah untuk menjaga keseimbangan tekanan pada sistem pengisian
chip (chip feeding system). Pemisahan gas dan udara tujuannya supaya
chip tenggelam di dalam tabung digester untuk mendapatkan ruang gerak
chip (chip column) yang baik di dalam digester dan untuk mempermudah
penetrasi

cairan

pemasak

ke

dalam

chip.

Untuk

mendapatkan

pemanasan yang lebih efektif, steam masuk melalui bagian bawah


steaming vessel melalui beberapa nozzle dari header inlet. Nozzle utama
pada pipa utama saluran masuk (inlet header) terdapat saringan. Hal ini
menjaga supaya chip tidak terdorong dari steaming vessel ke flash tank 1,
saat tekanan tidak seimbang dalam sistem.
Chip chute dan high pressure feeder
Setelah melewati steaming vessel, chip jatuh ke chip chute. Chip chute
adalah tabung tegak yang bertekanan (vertical pressure vessel) yang
menghubungkan

steaming

vessel

dengan

HP-fedeer.

HP-fedder

mempunyai rotor dengan 4 kantong pengisi (pocket helical) yang mengalir


dari satu sisi rotor ke sisi yang lain dan saling berhubungan satu dengan
yang lain. HP-fedder berputar sesuai dengan arah jarum jam jika dilihat
dari ujung penyetelan.
Sand separator, in-line drainer dan level tank
Cairan yang dikeluarkan dari pompa chip chute mengalir melalui sand
separator, berfungsi memisahkan pasir dari sistem. Cairan masuk

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP20


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
separator melalui bagian bawah outlet, gaya sentrifugal dibentuk oleh
pemasukan yang membentuk sudut sehingga membawa pasir ke
sekeliling sand separator, menjauhi lubang pengeluaran sehingga
memungkinkan pasir mengendap ke bagian bawah. Cairan yang
dikeluarkan dari sand separator mengalir melalui in-line drainer. Jumlah
cairan yang diekstrak melalui in-line drainer ke level tank dikendalikan
untuk menjaga leve chip chute tetap konstan, level chip chute harus
dijaga sekitar 40 - 60 %. In-line drainer mempunyai saringan tipe slot
untuk mencegah pin chip masuk ke level tank dan menyebabkan masalah
di pemasukkan pompa make up liquor. Setelah melewati in-line drainer,
sirkulasi cairan chip chute yang tertinggal dikembalikan ke chip chute di
atas level cairan.
Digester
Digester merupakan terjadinya proses pemasakan yang mempunyai
daerah pemasakan (cooking zone) 4 tingkat dimana pipa sirkulasi bagian
atas mengalirkan chip dan cairan dari pengeluaran HP-feeder ke top
separator di bagian atas digester dan mengembalikan cairan yang
diekstrak melalui saringan top separator ke pemasukkan pompa sirkulasi
bagian atas. Variasi level chip digester akan mempengaruhi waktu
impregnasi, chip column compaction dan aliran cairan ke bawah perlu
untuk menjaga kestabilan level. Chip level digester dikendalikan dengan
menjaga keseimbangan antara laju chip yang masuk digester dan laju

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP21


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
chip yang dikeluarkan dari digester. Pengendalian level chip sangat
penting untuk menjaga waktu tinggal (retention time) yang konstan di
daerah pemasakan (cooking zone). Chip berada di daerah impregnasi di
mana terjadi penetrasi oleh cairan pemasak (cooking liquor) selama lebih
kurang 30 menit sesuai kapasitas pada temperatur lebih kurang 30 menit
sesuai kapasitas pada temperatur lebih kurang 117C diawali impregnasi
dan 129C pada akhir impregnasi Dari daerah impregnasi, chip dan
cairan terus turun ke daerah-daerah dibawahnya. Pada akhir impregnasi,
solid tersebut turun dan mengalir melalui pusat tabung melewati chip
column menuju saringan uppercooking yang ditempatkan di sekeliling
bagian dalam shell digester. Cairan mengalir lewat saringan dan
diekstrak ke flash tank 1.
Pada daerah pemasakan berlawanan arah, setelah saringan upper
cooking, chip masuk ke daerah pemasakkan lower. Chip bergerak turun
sementara cairan pemasak bergerak ke atas untuk keluar pada saringan
upper cooking. Pada daerah pemasakkan satu arah terdapat dua baris
saringan pada sirkulasi lower. Cairan mengalir melalui saringan ke
internal header pada mesing-masing baris saringan. Lindi putih dan cold
blow ditambahkan ke bagian pemasukkan pompa lower cooking dan
masuk ke sirkulasi cairan cooking. Cairan tersebut dipanaskan di heater
sampai kurang lebih 155C. Cairan panas dikembalikan ke tengah
digester di atas saringan saringan sirkulasi lower melaui pipa sentral.
Penambahan lindi putih pada sirkulasi lower cooking dan pemasakan
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP22
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
menjaga chip dengan konsentrasi kimia yang merata dalam digester.
Temperatur pemasakkan diperbolehkan rendah dan menjaga seluruh
pemasakkan dengan hati-hati. Pulp dimasak mencapai kappa number
rendah sementara kekuatan pulp dipertahankan. Panambahan filtrat cold
blow menurunkan konsentrasi solid dalam filtrat selama pemasakkan
chip.
Lower cooking zone berfungsi untuk :
menaikkan temperatur cairan pemasak,
menjaga konsentrasi alkali digester dengan penambahan lindi putih
yang baru,
menjaga kestabilan aliran cairan ke digester, aliran cukup untuk
menunjang aliran tak searah ke daerah ekstraksi upper dan aliran
searah di daerah pemasakan,
mendistribusikan filtrat cold blow yang ditambahkan pada bagian
pemasukan pompa lower cooking.
Setelah melewati zone pemasakkan maka chip akan memasuki zone
ekstraksi. Tujuan dari zone ekstraksi adalah untuk mengeluarkan bahan
pemasak yang kandungan residual alkalinya sudah rendah yang bisa
mengakibatkan kappa number yang tinggi dan jumlah shieves yang tinggi
pada akhir pemasakan. Aliran ekstraksi masuk ke flash tank 1. Flash
steam yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan chip ke steaming
vessel dan sisanya masuk ke chip bin. Jumlah flash steam yang

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP23


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
dihasilkan tergantung dari jumlah aliran cairan dan temperatur cairan
ekstraksi. Dari flash tank 1 cairan dialirkan ke flash tank 2. Steam dariflah
tank 2 masuk ke chip bin dan sisanya masuk keflash steam condensor.
Dari ekstraksi zone, chip masuk ke daerah pencucian yang disebut
dengan Hi-heat washing, pada bagian ini juga dilakukan penambahan
white liquor. Di sini terjadi counter current cooking. Pada daerah Hi-heat
wash, dillution factor merupakan perbedaan antara aliran cairan pencuci
yang naik dan aliran cairan bersama pulp yang turun. Cairan pencuci
yang naik bervariasi dengan pengaturan aliran cairan ekstraksi. Pada laju
produksi yang konstan, penambahan aliran ekstraksi akan menambah
aliran naik dan aliran itu akan menambah dillution factor. Dillution factor
yang normal adalah 0,5 - 1,0 ton cairan pencuci per ADT pulp pada
daerah

pencuci.

Apabila

dillution

factor

terlalu

rendah

akan

mengakibatkan laju pulp turun terhambat. Dillution factor dipertahankan


dengan mengekstraksi cairan yang cukup pada screen ekstraksin.
Effisiensi pencucian akan naik dengan menambah temperatur. Pada
wash sirkulasi temperatur dijaga lebih kurang 165C. Disini juga
ditambahkan white liquor untuk mempertahankan residual alkali. Di
daerah wash sirkulasi terdapat satu baris jaringan, aliran cairan melalui
plat saringan menuju kedua pipa utama dibagian luar. Setiap jaringan
dihubungkan dengan salah satu dari kedua pipa utama tersebut.
Cairan pencuci yang berasal dari tangki filtrat pressure diffuser yang
dipompakan ke bagian bawah digester. Tujuan penambahan cairan ini
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP24
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
untuk mendinginkan pulp sebelum dikeluarkan (blowing), juga berfungsi
untuk menjaga tekanan di dalam digester. Cairan pencuci ini akan
menggantikan cairan pemasakdan juga sebagai pengencer untuk
menurunkan konsentrasi pulp sebelum keluar sampai 10 %. Chip yang
telah dikeluarkan melalui outlet divice. Perbedaan tekanan antara
digester bagian dalam dengan outlet device dan blow line akan
mengakibatkan chip yang telah masak menjadi serat. Cairan Keluaran
dari digester berupa black liquor (BL) yang kandungan NaOH lebih sedikit
dibandingkan dengan cairan yang masuk digester berupa white liquor
(WL) karena terjadi ikatan ion OH terhadap senyawa selulosa dari chip
dan terjadi ikatan ion Na terhadap senyawa lignin dari chip.
Pressure diffuser
Setelah pemasakan pulp dikeluarkan dan dikirim ke pressure diffuser
untuk dilakukan pencucian yang tujuannya untuk memisahkan pulp dari
cairan hasil pemasakan. Pada pencucian cairan pencuci dimasukkan
pada sekeliling diffuser kemudian masuk ke dalam pulp lalu naik ke atas
saringan ekstraksi. Tinggi naiknya saringan ekstraksi adalah 0,76 m dan
kecepatan naiknya diatur 15 % lebih cepat dari kecepatan naik pulp.
Ketika saringan naik ke atas serat-serat akan banyak menempel pada
permukaan saringan dan akan dilepaskan dengan dua cara, yaitu :
dengan turunnya saringan sangat cepat (kira-kira 0,9 detik) sangat
membantu melepaskan serat-serat dari saringan dan karena bentuk

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP25


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
saringannya kerucut maka kecepatan turunnya berkurang pada daerah
ekstrkasi yang mengakibatkan cairan ekstraksi keluar melalui lubang
saringan dan mengeluarkan serat-serat yang masuk ke lubang saringan.
Stack yang keluar dari pressure diffuser dikeluarkan melalui nozzle
bagian atasnya dibantu oleh device scrapper dan tekanan dalam diffuser
harus diusahakan dalam keadaan stabil dan cairan ekstraksi yang stabil
sangat membantu pengendalian tekanan diffuser.
2. Brown Stock Screening and washing
Deknoting
Setelah tahap pemasakan, sebagian besar pulp masih mengandung
knot dan mata kayu yang tidak masak. Kandungan tersebut harus
dipisahkan dari pulp pada tahap awal dari proses. Jika tidak, kandungan
tersebut akan mengurangi nilai hasil akhir (final product) dan dapat
menyebabkan gangguan pada departemen lainnya.
Pemisahan knot dilakukan dalam tiga tahap untuk mencapai pemisahan
yang effisien. Tujuan utama adalah pemisahan knot dari aliran pulp
utama, primary knotte dan mengurangi kandungan pulp sekecil mungkin
terbawa knot pada pemisahan tahap ketiga (reject daTi coarse screen).
Pada primary knotter semua knot adalah reject, tapi dalam hal ini masih
banyak fiber yang terikut. Untuk mengurangi agar fiber jangan banyak
terbuang, maka reject dari tahap pertama disaring lagi pada secondary
knotter, dimana sebagian dari pulp dipisahkan daTi knot sebelum dikirim
ke coarse screen. Terakhir di dalam coarse screen, knot dan pulp tuntas
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP26
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
dipisahkan, dan knot dapat dikirim ke digester untuk dimasak lagi,
sedangkan pulp dikembalikan ke sistem.
Screening
Screening dilakukan dalam tiga tahap yaitu : primary screening,
secondary screening, tertiary screening. Pada primary screen sebagian
besar shive adalah reject, tetapi dalam pemisahan fiber masih banyak
terikut. Agar tidak banyak fiber atau pulp yang terbuang, maka reject dari
tahap pertama (primary screen) disaring lagi pada tahap kedua
(secondary screen). Reject dari tahap kedua ini kemudian akan disaring
lagi di tahap ketiga (tertiary screen) sebelum dikeluarkan dari sistem
melalui reject press dimana konsistensinya bisa mencapai 30 %. Tujuan
dipakainya reject press ini adalah untuk mengurangi kehilangan bahan
kimia (chemical loss) dan mempermudah penanganan reject. Accept dari
tahap kedua clan ketiga ini dikembalikan ke inlet dari tahap sebelumnya
(cascade). Bersama-sama shive, pasir juga ikut terbawa oleh aliran reject
screen dan dibawa ke reject press, karena dalam pengoperasian
sebagian besar pasir terbawa aliran accept bersama filtrat.
Untuk mencegah penumpukan pasir di dalam sistem, yang akan
menyebabkan kerusakan dari peralatan, maka pasir dipisahkan dari filtrat
pada sand separator.
3. Oksigen Delignifikasi (oxygen delignification)
Proses oksigen delignifikasi merupakan proses pre-bleaching yang
berguna untuk mengurangi kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP27
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
mengalami proses pemutihan). Setelah mengalami proses oksigen
delignifikasi, maka bilangan kappa berkurang hingga menjadi :18. Adapun
fungsi dari oksigen delignifikasi adalah untuk menghemat bahan-bahan
kimia yang mahal di tahap pemutihan dan dalam waktu yang bersamaan
dapat menurunkan dampak terhadap lingkungan.
Oksigen reaktor
Proses O2 delignification dilangsungkan pada konsistensi menengah
dengan temperatur dan tekanan yang tinggi, sedangkan bahan kimia
yang dipakai adalah oksigen dan alkali, dipakai salah satu NaOH atau
White Liquor oksidasi. Sebelum masuk ke reaktor, pulp dipanaskan
terlebih dahulu dengan menambahkan steam sampai 100C. Delignifikasi
berlangsung di dalam aliran ke atas (upjlow) reaktor, dimana waktu yang
dibutuhkan (retention time) menurut waktu yang dirancang adalah satu
jam. Untuk mencegah waktu singkat di dalam reaktor yang disebabkan
chanelling yang menjadi penyebab pendeknya retention time, maka aliran
yang merata dan stabil di dalam reaktor sangat diperlukan, yang dapat
dicapai dengan menjaga konsistensi pulp sekitar 10 %. Reaksi eksotermis
dalam reaktor akan mendorong naiknya temperatur beberapa derajat
pada aliran pulp yang melalui reaktor. Ketika pulp masuk ke oxygen blow
tank, steam terdorong dan terlepas sebagai gas buang, dikarenakan
temperatur pulp yang tinggi dan tekanan yang rendah dalam blow tank.
Tekanan yang rendah dijaga oleh kondensasi dari steam dalam
condenser dan fan pembuangan. Dari fan pembuangan steam, gas buang
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP28
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
tersebut dapat dilepas ke udara.
Brown Stock Washing
Pulp yang dihembus (blown) dari digester masih bercampur dengan
sebagian cairan pemasak yang mengandung sisa bahan kimia pemasak
dan juga lignin yang terlarut dari kayu. Kotoran - kotoran yang terbawa
pada pulp tersebut dicuci di brown stock yang dilakukan secara
berlawanan arah (counter current), dimana air segar hanya digunakan
sebagai pencuci pada tahap terakhir dari rantai pencucian. Pada
pencucian ini, filtrat dari pencucian akhir digunakan sebagai cairan
pencuci di tahap awal pencucian. Dengan cara ini pulp dapat dicuci
secara effisien dengan hanya memakai sedikit air segar. Banyaknya air
segar yang dipakai pada tahap akhir pencucian, tergantung pada dilution
factor dari rantai pencucian.Selepas dari blow tank dan screening room,
pencucian brown stock telah mengalami dua tahapan, tahapan pertama
di Hi-heat washing zone dari digester continous dan kemudian di dalam
pressure diffuser. Tahapan ketiga atau tahap terakhir dari pencucian
brown stock adalah di dewatering press sebelum O2 reactor.
Pada dewatering press, pulp dicuci dengan filtrate hasil dari pencucian
di first post oxygen washer dan pencucian yang terjadi sesuai dengan
prinsip pengenceran dan pengentalan (dilution / thickening), sehingga
tidak ada pergantian (displacement) di dalam dewatering press. Cairan
hasil pencucian post oxygen washing bisa ditambahkan sebagai cairan
pengencer di awal dewatering press dan screening room. Pada
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP29
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
dewatering press, pulp dipress untuk mencapai konsistensi sekitar 30 %
dan setelah itu pulp diencerkan dengan filtrate dari post oxygen press
pada screw dillution sehingga konsistensinya menjadi 12 %. Alkali yang
digunakan untuk delignification ditambahkan bersama dengan cairan
pengencer.
Filtrate yang meninggalkan dewatering press masih mengandung
sebagian besar fiber yang harus dipisahkan sebelum kelebihan filtrate
digunakan sebagai cairan pencuci dipressure diffuser. Pemisahan
dilakukan di dalam liquor screen, dari sana filtrate yang bersih disalurkan
ke pressure diffuser dan serat yang telah dipisahkan, dikembalikan ke
accumulator tank bersama-sama dengan filtrate lainnya.
Post Oxygen Washing
Selama proses oxygen delignification, sebagian besar zat-zat organik
dipisahkan / dilarutkan dari kayu, bersama-sama dengan sisa sebagian
alkali. Zat-zat organik ini dan zat-zat kimia harus dipisahkan dari pulp dan
didaur ulang di recovery boiler, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
baku untuk produksi steam, serta untuk mendaur ulang bahan-bahan
kimia pemasakan. Dari konsumsi bahan kimia, sisa reaksi yang terbawa
ke bleach plant harus sekecil mungkin agar tidak membuang biaya dan
menaikkan konsumsi bahan-bahan kimia pemutih yang berbahaya
terhadap lingkungan.
Pada akhimya zat-zat organik yang terbawa ke bleach plant akan
diklorinasi dan dengan demikian akan ikut memberi pengaruh buruk pada
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP30
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
lingkungan, seandainya dikeluarkan bersama dengan limbah pabrik.
Pencucian di post oxygen ternasuk dengan pencucian di brown stock,
terdiri dari displacement press diantara brown stock high diffuser tower,
merupakan bagian dari pencucian counter current. Hanya air segar
(fresh water) yang ditambahkan ke second post oxygen press.
Banyaknya air dikendalikan oleh dillution factor.Filtrate yang berlebihan
dari press kedua digunakan sebagai cairan pencuci (wash liquor) pada
press pertama dan kelebihan filtrate dari press pertama digunakan untuk
mengencerkan di screen room di awal dari dewatering press. lni adalah
cara kerja pencucian counter current yang dikembangkan, dimana pulp
yang bersih dapat dihasilkan dengan menggunakan sedikit jumlah cairan
pencuci.
Di dalam dua displacement press, pulp dicuci dengan pergantian cairan
di sekeliling pulp oleh cairan dari tahapan pencucian sebelumnya atau
dengan air panas. Setelah terjadi pergantian, pulp dipres sampai
mencapai konsistensi sekitar 30 % dan akhirnya diencerkan di dalam
dillution screw sampai konsistensi mencapai sekitar 12 %. Contoh dari
proses di atas merupakan gabungan dua prinsip pencucian yang disebut
dengan prinsip displacement dan dillution.
Diantara dua displacement press, brown stock high diffuser tower
ditempatkan sebagai tahap pelepasan (leaching) zat-zat organik dari
tahap oksigen, sehingga lebih mudah dilepaskan secara displacement
dalam press kedua. Untuk menjamin effisiensi leaching dalam high
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP31
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
diffuser tower dan untuk mencegah lignin terlarut dengan cepat ke dalam
serat-serat maka pH yang tinggi diperlukan pada post oxygen washing.
4. Pemutihan (bleaching plant)
Pulp yang dihasilkan setelah proses delignifikasi akan mengalami
proses pemutihan. Proses pemutihan di PT. Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper menggunakan proses ECF (Elemental Chlorine Free) yaitu
proses pemutihan dengan menggunakan senyawa klor dalam bentuk
CI02, juga ditambah peroksida untuk meningkatkan derajat keputihan.
Proses pemutihan memiliki urutan-urutan yang terdiri dari tahapantahapan.
Tahap pemutihan (Do) yaitu menggunakan CIO 2 yang berfungsi untuk
mengikat kandungan lignin dalam pulp.
Tahap ekstraksi (Eo) yaitu menggunakan NaOH, O2, H2O2 yang
berfungsi untuk mengikat zat-zat organik dan kandungan lignin dalam
pulp serta memperkuat ikatan selulosa.
Tahap pemutihan kembali (D1/D2) yaitu menggunakan CIO 2 yang
berfungsi untuk mengikat kandungan lignin dalam pulp.
Proses pemutihan semuanya berlangsung pada konsistensi medium 10
- 12 %. Temperatur yang diinginkan untuk tahap - tahap pemutihan
antara 60 - 75C untuk tahap Do, 60 - 80C untuk tahap Eo, dan 70 80C untuk tahap D1/D2.
Dari pencucian terakhir pulp dipompakan ke tower Do yang dipompakan

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP32


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
oleh pompa yang dilengkapi dengan

mixer untuk mempercepat

pencampuran pulp dengan menambah ClO2. Waktu retensi yang


dibutuhkan 60 menit pada temperatur 50C, pH 1,8 - 2 dan tingkat
kecerahan 50 % ISO. Pulp jatuh dari puncak Do tower melalui pipa
vertikal dimana pulp diencerkan hingga 8 %, kemudian dipompakan ke
alat pres hingga menghasilkan konsistensi 32 %. Cairan pengencer
kemudian ditambahkan pada conveyer untuk menurunkan konsistensi
hingga 12 %. Cairan tersebut merupakan recycle dari Eo filtrate.
Proses pengendapan diikuti dengan pencucian pulp untuk melarutkan
bahan kimia berlebih dan lignin yang telah dipisahkan. NaOH dan H 2O2
ditambahkan ke cairan pencucian tersebut sebagai bahan kimia
pengestrak untuk pemutih pada tahap Eo. Dari Do press pulp
dipompakan ke tahap Eo melalui pulp heater.Tahap Eo terdiri atas tube
bertekanan dengan waktu retensi 15 menit dan serta tower dengan waktu
retensi 75 menit. Ekstrak pulp diencerkan hingga konsistensi 8 % pada
dasar tower dan dipompakan ke alat press untuk memperoleh konsistensi
12 %.
Setelah itu dipompakan melalui mixer kimia ke tower D1 dan
dicampurkan dengan CIO2. Waktu retensi total dalam tower ini selama
240 menit. Dari tower D1 dipompakan melalui mixer kimia ke tower D2
yang sama dengan tower D1. Pada dasar tower D2 pulp diencerkan
hingga konsistensi 32 % dan diencerkan kembali hingga 12 %. Dari alat
press, pulp dipompakan ke penampungan High Diffuser Bleached pulp,
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP33
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP34


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Gambar 2.2 Diagram proses Pemasakan dan Pemutihan di PT TeL PP

dan siap untuk diproses di unit pulp machine

Laporan Magang
PT. TeL PP

2.2.2 Pulp Machine


Pengeringan dan Pembentukan Lembaran Pulp (pulp drying and finishing)
Tahap ini mengolah pulp yang telah diputihkan menjadi bentuk lembaran
pulp dengan kandungan aimya 10 %. Proses pada unit pulp machine
beberapa tahap yaitu; tahap penyaringan (screening), tahap pengurangan
kadar air (wet end), tahap pengeringan akhir (dryer), tahap pembentukan
lembaran.
Tahap penyaringan (screening)
Tahap penyaringan adalah salah satu unit untuk memisahkan kotoran
yang terkandung dalam pulp dengan menggunakan perbedaan berat jenis
dan memberikan tekanan fluida yang masuk ke dalam penyaringan untuk

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP35


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
menghasilkan gaya sentrifugal. Bahan yang telah diputihkan dipompakan
ke heat density tank (HDT) yang dilakukannya pengenceran pulp,
sehingga mempunyai konsistensi 4% pada bagian bawah tangki,
kemudian pulp dipompakan lagi ke low consistensy tank dimana bahan
tersebut diencerkan kembali hingga 3 % dengan menggunakan air panas,
hal ini dimaksudkan agar pulp dengan mudah untuk dipisahkan dari
kotorannya dengan konsentrasi rendah maka pulp akan mempunyai berat
jenis yang kecil pula. Selanjutnya pulp dipompakan ke penyaring tahap
pertama (primary screen) terjadi pemisahan partikel-partikel pengotor
(reject) pada bagian bawah dan pulp pada bagian atas. Pulp yang bersih
dipompakan ke proses pengurangan kadar air, sedangkan reject yang
masih mengandung pulp masuk ke penyaringan tahap kedua (second
screen) dan accept dari penyaringan kedua masuk kembali ke penyaring
pertama, sedangkan kotorannya ditampung pada tangki penampungan.
Tahap pengurangan kadar air
Proses pengurangan kadar air dari pulp yang masih berbentuk bubur
dilakukan dengan cara memasukkan pulp di atas wire sehingga air akan
jatuh dengan gaya gravitasi. Bahan yang telah dibersihkan dipompakan
ke machine chest selanjutnya pulp dari masing-masing chest dipompakan
ke fan pump yang berfungsi untuk menstabilkan konsentrasi pulp.
Kemudian pulp dialirkan ke atas wire (fourdinier). Pada proses ini terjadi
pengurangan air secara gravitasi dan pengisapan dengan menggunakan

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP36


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
vakum sistem air dari hasil pengurangan di wire ditampung untuk
digunakan kembali pada proses penyaringan dan pemutihan. Pulp yang
dihasilkan pada proses ini mempunyai konsistensi 35 % dan kedua
sisinya dipotong untuk merapikan lembaran dengan lebar 7,8 m, lalu
lembaran ini ditransferkan ke press part. Pada tahap proses pengurangan
kadar air dilakukan dengan cara pengepresan dimana aimya diserap
lewat felt bagian atas dan bawah yang juga berfungsi sebagai penghantar
pulp. Pada felt dipasang suction box yang dihubungkan dengan vakum
sistem untuk menyerap air. Dryness akhir pada proses pengurangan air
terakhir 45 - 50 % dan siap ditransfer ke dryer.
Tahap pengeringan akhir (dryer)
Sewaktu lembaran yang dikirim dari press part bergerak melewati dryer,
udara panas secara kontinyu dihembuskan pada permukaan atas dan
bawah dari lembaran pulp, udara panas ini menyebabkan air yang berada
pada lembaran pulp menguap. Ketika lembaran pulp bergerak diantara
blow box, udara dihembuskan ke dalam blow box pada bagian atas dan
bawah. Fungsi dari blow box adalah untuk menjaga lembaran pulp agar
tetap mengambang dari permukaan blow box serta membantu penguapan
air, sedangkan blow box bagian atas berfungsi sebagai penyempuma
penguapan air yang ada pada lembaran pulp.
Pada proses selanjutnya lembaran pulp siap ditransferkan ke layboy
untuk dipotong menjadi lembaran bale. Proses penyambungannya adalah

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP37


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
memakai cross cutter dimana potongan selebar 30 cm.
Tahap pembentukan lembaran
Lembaran pulp yang sudah dipotong ditumpuk pada satu peralatan
yang disebut layboy, berupa bale yang sudah siap untuk ditimbang,
ditekan dan dibungkus. Bale finishing merupakan proses akhir dari pulp
mesin, dimana bale yang keluar dari layboy diteruskan ke timbangan bale
untuk ditimbang seberat 260 kg/bale, lalu bale tersebut di press di bale
press machine dengan tekanan 1000 KN dengan tujuan untuk
mengurangi ketinggian bale dan untuk memadatkan bentuk bale itu
sendiri dengan ketinggian 52 cm. Kemudian bale yang sudah di press
dibungkus dengan wrapper machine pada bagian bawah dan atas dari
bale itu sendiri lalu diteruskan ke mesin pengikat. Unit bale yang telah
diikat rapi diteruskan ke gudang penyimpanan dengan menggunakan
peralatan fork lift dan siap untuk dipasarkan.. Selain proses produksi
pembuatan pulp terdapat juga proses-proses pendukung baik dalam
penyediaan bahan kimia maupun mendaur ulang limbah yang terbentuk.

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP38


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Gambar 2.3 Diagram proses Pulp Machine di PT TeL PP

Laporan Magang
PT. TeL PP

2.2.4 Chemical plant


Chemical plant merupakan plant pendukung dalam penyediaan
kebutuhan di dalam kimia yang akan digunakan di pabrik. Sebagian besar
produk yang dihasilkan di dalam chemical plant digunakan dalam proses
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP39
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
bleaching. Terdapat lima buah plant di dalam chemical plant yang saling
berkaitan yaitu : chloralkali plant, sodium chorate plant, hydrochlorie acid
plant, chlorine dioxside plant, oxygen plant.
a. Chloralkali Plant
Di dalam chloralkali plant digunakan bahan baku NaCl (garam) untuk
menghasilkan larutan NaOH dan gas chlorine dengan proses elektrolisis.
Reaksi yang terjadi keseluruhan :
2NaOH + Cl2 + H2
Anoda penghasil Cl2 :
2 Na + + H2

2 NaCl
2 Cl -

Cl2

+ 2 Cl -

+2e

H2 dari katoda :
2H+

2 H2O
2H++ 2e2 Na +

+ 2 OH -

+ 2 OH
H2
2 NaOH

Kondisi operasi pada reaksi di atas adalah : temperatur 77C.


konsentrasi NaCl :290 - 310 gr/l, pemakaian energi tinggi. NaOH yang
dihasilkan di cooking bleaching plant sedangkan gas chlorine digunakan
untuk sintesa asam klorida. Dihasilkan puIa gas hidrogen sebagai hasil
samping dan dibuang sebagai vent gas. PT. TeL Pulp and Paper dengan
menggunakan kondisi operasi tersebut dapat menghasilkan Cl 2 98 %.
b. Sodium Chlorate Plant (NaCI03 plant)
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP40
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
Sodium chlorate plant merupakan plant yang menghasilkan produk
intermediate yang nantinya akan digunakan dalam plant berikutnya. Pada
unit ini dilakukan elektrolisa larutan NaCl dalam chlorate electrolyzer
untuk menghasilkan NaClO3 yang akan digunakan sebagai bahan
pembuatan ClO2 dalam ClO2 plant
Reaksi yang terjadi :

H2 yang dihasilkan dibakar bersama dengan Cl 2 untuk sintesa asam


kIorida Kondisi operasi pada pembuatan NaCI0 3 adalah : Temperatur : 80
C, pH : 5,8 - 6,4 dengan hasil gas O2 : ! - 2 % dan Cl2 0,5 %.
c. HCI Plant
Pada unit ini, dilakukan reaksi antara gas hidrogen dan gas chlorine
untuk. menghasilkan HCI melalui combustion. Gas chlorine yang
dihasilkan dari chloralkali plant dan hasil sampingan dari CIO2 plant
direaksikan dengan gas hidrogen yang berasal dari chlorate plant di
dalam HCI burner. Reaksi yang terjadi :
2HCI
HCI yang berbentuk berupa gas yang kemudian diserap oleh air. HCI
yang dihasilkan dengan konsentrasi 32% wlw selanjutnya akan digunakan
dalam CIO2 plant untuk menghasilkan CI02.
d. CIO2 Plant
NaCIO3 yang dihasilkan dari NaCIO 3 plant dialirkan ke dalam CIO2
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP41
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
generator. Selanjutnya dalam suasana asam NaCI0 3 tersebut akan
mengalami reduksi menghasilkan CI02. Reaksi yang terjadi :
NaCIO3 + 2 HCI

ClO2 + Cl2 + NaCl + H2O

NaCIO3 + 6 HCI

3Cl2 + NaCI + 3H2O

Gas CIO2 dan gas chlorine yang tercampur dipisahkan melalui absorbsi
dengan air dingin pada 7 C untuk menghasilkan larutan CIO 2. Gas
chlorine yang tidak terserap digunakan dalam HCI plant. Larutan CIO2
yang terbentuk digunakan untuk proses bleaching.
e. Oxygen Plant
Penyiapan oksigen dan nitrogen dilakukan di dalam oxygen plant.
dengan proses cryogenic Oksigen kemudian digunakan dalam proses
bleaching.sedangkan N2 dibuang keudara.
Secara keseluruhan sirkulasi pada chemical plant bahan masukan
terdiri dari raw salt, H2O dan electricity. Hingga menghasilkan ClO2 larutan

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP42


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Gambar 2.4 Diagram proses Chemical Plant di PT TeL PP

Laporan Magang
PT. TeL PP

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP43


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
2.2.5 Recausticizing and Lime Kiln
Proses recausticizing merupakan suatu proses daur ulang (recovery)
cairan bekas pemasak kayu (green liquor) menjadi cairan yang dapat
digunakan kembali sebagai cairan pemasak (white liquor) dengan
adanya penambahan kapur, sedangkan lime kiln adalah suatu proses
daur ulang lime mud yang terbentuk dari proses recausticizing menjadi
kapur kembali dengan kalsinasi di dalam rotary kiln.
Di dalam lime kiln terjadi reaksi :
CaCO3

CaO + CO2

Dengan penambahan steam reaksi yang terjadi dalam slaker :


H2O + CaO

Ca(OH)2 + Heat

Reaksi diatas disempurnakan dalam ketiga causticizer, dengan reaksi :


Ca(OH)2+ (Na2CO3 + Na2S)
GL

(2 NaOH + Na2S) + CaCO3


WL

mengandung senyawa Na2S dan dilakukan pemisahan antara larutan


NaOH dan padatan CaCO3.,sehingga terjadi peningkatan kadar NaOH.

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP44


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Gambar 2.5 Diagram proses Recautizing and Lime Kiln di PT TeL PP

Laporan Magang
PT. TeL PP

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP45


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP

2.2.6 Recovery Boiler


Pada seksi recovery boiler terjadi pemekatan WBL ( weak black liquor)
menjadi HBL (heavy black liquor) divacum evaporator yang kemudian
dibakar dengan penambahan Na 2SO4 (salt cake), lalu dismelt /dilarutkan
dengan filtrate WWL( weak white liquor), hingga akan menghasilkan GL
( green liquor) sehingga terjadi peningkatan kadar Na 2CO3 dan Na2S serta
penurunan kadar NaOH , juga akan menghasilkan steam sebagai sumber
energi dimana panas yang diterima dari hasil pembakaran tersebut, reaksi
yang terjadi :
(NaOH + Na2S + Na2CO3) + Na2SO4

smelt + WWL

HBL

(Na2CO3 + Na2S + NaOH)


GL

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP46


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP47


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Gambar 2.6 Diagram proses Recovery boiler di PT TeL PP

Laporan Magang
PT. TeL PP

Laporan Magang
PT. TeL PP

2.3 Produk
Pada PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper produk yang dipasarkan
berupa lembaran bukan berupa bubur karena dalam lembaran akan lebih
mudah untuk dipasarkan dan lebih effisien. Spesifikasi, standar sifat-sifat
fisik, dan standar sifat-sifat kimia dari pulp yang dihasilkan disajikan pada
tabel 2.1, tabel 2.2, dan tabel 2.3 berikut ini.
Tabel 2.1 Spesifikasi Pulp

BASIC CHARACTERISTICS

Brightness
Dirt
Moisture

(% ISO) 89
(ppm
2
~ 11
(%))

PRODUCT SPECIFICATION
Gross Weight
Dimensions
Number of Wires
Wire's diameter
Marks

BALE
UNIT
250 kg
8 bales = 2,000 kg
60 x 80 x 49 cm
120 x 80 x 196 cm
4
7
2.30 mm
3.00 mm
Inkjet (water soluble blue ink) Water soluble
print on each bale
ink

Tabel 2.2. Standar sifat fisik pulp

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP48


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
TYPICAL PHYSICAL PROPERTIES
CSF Freeness (PFI)
Tensile Index

ml
Nm/g

508
20.8

400
51.7

300
71.71

270
75.5

Tear Index

mN.m 2 /g

4.6

7.9

8.18

8.1

Burst Index
Breaking Length
Folding Endurance

kPa.m 2/g
km
times

1.0

3.5

4.84

5.1

2.1
1

5.6
30

7.3
87

7.7
116

54

42

37

35

1.65

1.36

1.25

1.20

Light Scattering Coefficient m 2 /kg


Bulk

cm 3 /g

Using TAPPI test method at 23 o C and 50% RH

Tabel 2.3 Standar sifat kimia pulp


Parameter Kimia
Parameter
Unit
Ash
%
Ekstraktif
%
AOX
Ppm
Sumber : Company Profile PT.TeL PP 2000

Standar
0,3
0,5
100 - 150

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP49


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP

Gambar 2.7. Pulp handling

2.4 Sistem Pengolahan Limbah


PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper sebagaimana yang telah
disyaratkan dalam dokumen AMDAL dan telah disetujui oleh Menteri
Perindustrian dan Perdagangan No.27/MPP/04/1999, melakukan dua
macam pengelolaan lingkungan yaitu :
1. End of Pipe Treatment (Pengelolaan Limbah yang dibuang)
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP50
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
Penanganan Limbah secara end of pipe treatment yang dilakukan oleh
PT. TeL Pulp and Paper ada tiga yaitu :
a. Penanganan limbah cair yang berupa unit pengolahan limbah cair.
b. Penanganan limbah padat yang berupa landfill system.
c. Pengendalian pencemaran udara yang menggunakan electrostatic
precipitator, dust collector dan cyclone serta NCG (Non Condensable Gas)
treatment yang dilengkapi dengan water seal, burner dan scrubber.
2. 3R concept (reduce, reuse, recycling)
Konsep ini juga dipakai dalam pembuatan pulp di PT. TeL Pulp and Paper
Konsep tersebut meliputi one-site recycling :
a. Chemical recovery dari concentrate black liquor
b. Fibre recovery dari white water
c. Filtrate recovery dari pulp washing
d. Condensate recovery dan reuse dari reboiler
e. Counter current washing system (untuk brown stock dan bleaching
stock washing)
f. Sirkulasi air pendingin pada cooling tower

Pemakaian bark dan sludge cake dari unit pengolah limbah cair
digunakan sebagai bahan bakar di power boiler.
Dalam melaksanakan pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang

dapat dipertahankan sesuai

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP51


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
fungsinya. Penanganan limbah yang dilakukan oleh PT. TeL Pulp and Paper
ada tiga macam pengolahan yaitu:
Pengolahan Limbah Padat

1)

Selain menghasilkan limbah cair, dari proses produksi juga akan


menghasilkan limbah padat berupa sludge dari water treatment, sisa kayu
dan chip reject dari chip handling, reject fiber dari cooking and bleaching,
limbah domestik dari perkantoran, dewatered sludge dari effluent treatment,
serta abu yang berasal dari power boiler. Berikut ini jenis-jenis limbah padat
yang dihasilkan PT. TeL Pulp and Paper.
Limbah padat yang berasal dari water treatment, wood preparation, fiber
line dan effluent treatment akan digunakan sebagai bahan bakar di dalam
power boiler. Selanjutnya limbah padat yang berupa abu dari power boiler
bersama-sama dengan limbah padat dari recausticizing plant (dreg dan
grits) akan ditimbun pada tempat penimbunan akhir (landfill) yang
dikonstruksi sesuai dengan persyaratan Kep-04/BAPEDAL/09/1995. Landfill
dibangun di dalam area pabrik. Sementara itu limbah domestik yang
berasal dari perkantoran dan townsite akan dibuang ke TPS (Tempat
Pembuangan Sampah). Kapasitas landfill yang dibangun disesuaikan
dengan jumlah limbah padat yang dibuang.
Pemakaian sebagian limbah padat kayu, seperti kulit kayu, serat kayu,
a. Dry debarking yang menghasilkan limbah relatif kecil.
b. Oxygen delignification untuk mengurangi pemakaian konsumsi bahan
kimia pada proses pemutihan.
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP52
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
c. Pencucian counter-current dengan arah aliran pulp akan mengurangi
penggunaan air ( brown stock washing ).
d. Pendaur ulangan black liquor dan pulp yang rusak serta air pendingin
bekas.
e. Penerapan proses oxygen delignification sebelum pemutihan untuk
mengurangi

pemakaian

bahan

kimia

pada

proses

pemutihan

(bleaching).
f. Bahan-bahan kimia bekas (weak white liquor) didaur ulang untuk
dimanfaatkan kembali.
g. Pemanfaatan white water hasil pengeringan untuk pemutihan.
h. Pemakaian kembali air pendingin dengan didinginkan kembali di cooling
tower
Pengolahan

2)

Limbah

Cair

( Effluent Treatment (ET))


Limbah cair yang dihasilkan dari unit-unit proses akan diolah pada unit
pengolah limbah cair (UPL) atau effluent treatment sebelum dialirkan ke
sungai lematang. Adapun sistem pengolahan yang digunakan adalah
activated sludge. Dari effluent treatment , maka total flow effluent dari mill
untuk memproduksi pulp sebanyak 1430 ADT/hari adalah 2.860,4 m 3/hari
sampai 6.864,2 m3/hari sedangkan rancangan maksimum adalah 80.000
m3/hari. Berdasarkan data diatas maka performance PT.TeL Pulp and Paper

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP53


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
akan dapat mengantisipasi volume limbah cair pabrik karena masih memiliki
safety factor sebesar 20 %.
Karakteristik limbah cair sebelum dan sesudah di proses dalam Unit
Pengolahan Limbah disajikan di table 2.3. Limbah cair yang keluar dari
pengolahan limbah akan memenuhi standar baku mutu limbah cair
lingkungan Indonesia yang berlaku. Limbah cair ini akan mengalami proses
sebagai berikut :
Limbah cair akan disaring di mechanical screening untuk memisahkan
padatan tersuspensi dan Lumpur dari limbah cair, yang kemudian endapan
tersebut akan dikirim ke sludge thickener. Limbah cair selanjutnya akan
dialirkan ke neutralization basin untuk penetralan pH antara 6-9.
Di unit clarifier, Lumpur halus yang masih terdapat pada limbah cair
akan diendapkan yang selanjutnya dari bagian bawah clarifier, lumpur akan
dikirimkan ke sludge thickener sedangkan limbah cair dialirkan ke
equalization basin.
Dalam keadaan darurat, dimana terjadi tumpahan bahan kimia
(bluewont), tumpahan tersebut (spill) sebelum melewati clarifier akan
dialirkan ke spill pond. Dengan adanya aliran bahan kimia, conductivity
meter akan menutup aliran normal limbah ke clarifier dan mengalihkan spill
pond. Tumpahan bahan kimia ditampung spill pond dan selanjutnya akan di
alirkan ke clarifier dengan mengatur kecepatan aliran.

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP54


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP

Tabel 2.4 Karakteristik Limbah Cair


Parameter
Design
BOD, kg/t
< 3.9
TSS, kg/t
< 3.9
COD, kg/t
< 21
AOX, kg/t
< 1.5
pH
6.0 9.0
Sumber : PT.TeL PP .2000

Actual
0.2
3.2
6.8
0.1
7.0

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP55


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Gov.Reg
8.5
8.5
29.75
69

Gambar 2.8 Diagram proses Pengolahan limbah cair di PT TeL PP

Laporan Magang
PT. TeL PP

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP56


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP

Pengendalian

3)

Pencemar

Udara.
Emisi gas konsentrasi tinggi berasal dari digester, evaporator akan
dikumpulkan dengan suatu sistem pengolahan gas (NCG treatment) yang
dilengkapi dengan water Seal, Burner dan Scrubber. Emisi gas konsentrasi
rendah yang berasal dari fiber line, black liquor, filtrate dan condensate
akan dikumpulkan dan dialirkan ke recovery boiler untuk dibakar bersama
steam. Buangan gas diolah dalam electrostatic precipitator, dust collector,
dan cyclone.
Untuk menanggulangi masalah pencemaran udara, PT. TeL Pulp and
Paper menerapkan hal-hal berikut :
a.

Merancang ketel dengan karakteristik low odor

b.

Memasang dua unit pengumpul NCG (Non-Condensable Gas)

c.

Pengumpulan dan pembakaran NCG di NCG treatment

d.

Memasang vent scrubber di smelt dissolving tank

e.

Pendaur ulangan condensate dalam stripper dengan saluran NCG

2.5 Utilitas
Merupakan unit yang menyediakan berbagai macam sumber energi yang
diperoleh oleh proses produksi suatu pabrik. Utilitas yang ada di PT. TeL
Pulp and Paper meliputi :
1)

Penyediaan Kebutuhan Air

(Water treatment)
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP57
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
Pemakaian air oleh pabrik pulp dan townsite berasal dari sungai
Lematang, Air dari sungai masuk ke desilting tank untuk membuang lumpur
yang terdapat di air. Setelah itu air ke splitter box. Pada unit ini air diolah
dengan menggunakan bahan-bahan kimia yaitu NaOCl yang berfungsi
membunuh kuman dan bakteri, NaOH yang akan mempengaruhi nilai pH
air, dan Al2(SO4)3 flock. Air kemudian ke unit clarifier. Pada unit ini
diperlukan polimer untuk memperbesar flock yang telah terbentuk sehingga
air dengan endapan akan terpisah. Dari clarifier air ke sand filter untuk
penyaringan akhir. Setelah itu air ditampung di treated water basin untuk
selanjutnya di alirkan ke mill site dan ke perumahan.
Penyediaan

2)

kebutuhan

listrik
Pada PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper listrik dihasilkan dari
generator yang digerakkan oleh sebuah turbin yang menghasilkan daya
terpasang sebesar 71,5 MW dengan daya terpakai 53 MW. Turbin ini
digerakkan oleh steam yang dihasilkan dari power boiler dan recovery
boiler.
3)
(steam)

Penyediaan kebutuhan uap

Uap (steam) diperoleh dari power boiler dan recovery boiler. Dimana
pada power boiler, steam yang dihasilkan mempunyai tekanan 6.300 kPa
dan laju 98 kg/s. Pada power boiler menggunakan bahan bakar berupa
kulitkulit kayu, sludge, dan yang lainnya berupa reject debarking drum.
BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP58
Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Laporan Magang
PT. TeL PP
Reject tersebut dibakar di BFB (Bubbling Fluidized Bed) boiler dengan
menggunakan pasir sebagai media pemanas.
2. 6. Chemical Material
Untuk berlangsungnya kegiatan proses produksi di PT.TeL PP ini
diperlukan beberapa chemical material seperti : NaCl; Talk, Na 2SO4, H2SO4,
solar dan lain sebagainya yang setiap penerimaan barang dilakukan analisa
sesuai spesifikasi.

BAB II. DESKRIPSI PROSS PRODUKSI PULP59


Nyayu Zubaidah
Staf T.Kimia PolSri, Des 2005

Anda mungkin juga menyukai