PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk
lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu
bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif
terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa
mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan
mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita
mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia,
tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya
seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan
bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.
Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk
hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang
membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka. Secara umum di
masyarakat sering disebut istilah lingkungan hidup cukup dengan lingkungan
saja.
Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar
individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Lingkungan (environment) adalah salah satu faktor penting dalam interaksi
makhluk hidup dalam sistem ekologi. Lingkungan adalah sistem kompleks yang
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan
merupakan ruang tiga dimensi, dimana makhluk hidupnya sendiri merupakan
salah satu bagiannya.
Lingkungan bersifat dinamis berubah setiap saat. Perubahan yang terjadi
dari faktor lingkungan akan mempengaruhi makhluk hidup dan respon makhluk
hidup terhadap faktor tersebut yang akan berbeda-beda menurut skala ruang dan
waktu, serta kondisi makhluk hidup.
Lingkungan adalah suatu sistem yang kompleks yang terdiri dari 2 faktor
lingkungan yaitu abiotik dan biotik:
a. Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara,
cahaya, matahari dan sebagainya.
b. Faktor biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan
dan manusia.
Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan
yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan
kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari
kebutuhan organisme.
Dalam makalah ini kami akan mencoba menjelaskan mengenai salah satu
faktor saja, yakni faktor lingkungan abiotik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh angin terhadap tanaman?
2. Bagaimana pengaruh iklim dan pertumbuhan tanaman?
3. Bagaimana faktor tanah terhadap tanaman?
4. Bagaimana hubungan tanah dengan tanaman?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengaruh angin terhadap tanaman
2. Menjelaskan pengaruh iklim dan pertumbuhan tanaman
3. Menjelaskan faktor tanah terhadap tanaman
4. Menganalisa hubungan tanah dengan tanaman
BAB 2
PEMBAHASAN
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat
membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak
sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin,
bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau
yang dapat dibawa angin.
2.1.3 Faktor terjadinya angin
Angin dapat terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi,
yaitu:
1. Gradien barometris
Semakin besar gradien barometris, maka semakin cepat tiupan angin yang
dihasilkannya.
2. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
3. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan
ini semakin kecil.
4. Waktu
Pada waktu siang hari angin bergerak lebih cepat daripada waktu malam
hari.
2.1.4 Alat pengukur angin
Berikut ini merupakan beberapa alat-alat pengukur angin yaitu:
1. Anemometer
Anemometer yaitu alat yang mengukur kecepatan angin.
2. Wind vane
Wind vane merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah angin
3. Windsock
Windsock merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah angin
dan meperkirakan besar kecepatan angin. Biasanya ditemukan di bandara.
2.1.5 Jenis-jenis angin
Angin yang ada di bumi ini teridiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Angin laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang
umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00 di
daerah pesisir pantai. Tanaman yang terkena angin laut ini biasanya megalami
setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah. Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu
Munson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau
dikenal dengan Angin Musim Timur.
1) Angin musim barat
Angin musim barat adalah angin yang berhembus dari Benua Asia (musim
dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati
tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra
yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim
Barat ini membawa banyak uap air menyebabkan Indonesia mengalami musim
hujan. Angin ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April di Indonesia
terjadi musim hujan.
Angin musim barat ini memiliki dampak positif bagi pertanian yakni:
a
b Banyaknya pohon yang mati dan layu akibat kurang mendapat air
pertanian
Mengakibatkan perubahan pola tanam. Akibat perubahan cuaca yang
tidak menentu, petani diharapkan menyesuaikan pola tanam dalam
menghadapi musim tak ada hujan ini. Petani yang mengandalkan tadah
e
2.1.6
seperti
terhadap
permukaan
penguapan
daun,
permukaan
maupun
tanah
pergerakan
dan
awan,
Membawa
gas-gas
yang
sangat
dibutuhkan
oleh
segi
kerugiannya,
angin
yang
kencang
dapat
konidium.
Berdasarkan
data
aktual
untuk
sebagai
penyebar
patogen,
angin
juga
basah.
Penyebaran
penyakit
yang
sangat
cepat
jamur
oleh
membebaskan
parasit
angin
spora
ke
yang
karena
udara
penyebarannya
jamur
dalam
terutama
membentuk
jumlah
yang
dan
tidak
pohon
penahan
angin
yang
dapat
menjamin
10
faktor-faktor
lainnya
terutama
suplai
air.
Suhu
akan
11
tanaman
menjadi lambat
bahakan
berhenti,
karena kegiatan
enzimatis
dikendalikan oleh suhu. Suhu tanah yang rendah akan berakibat absorpsi air dan
unsur hara terganggu, karena transpirasi meningkat. Apabila kekurangan air ini
terus-menerus tanaman akan rusak. Hubungan suhu tanah yang rendah dengan
dehidrasi dalam jaringan tanaman adalah apabila suhu tanah rendah viskositas air
naik dalam membran sel, sehingga aktivitas fisiologis sel-sel akar menurun.
2) Suhu maksimum
Suhu maksimum adalah suhu yang paling tinggi dimana tanaman masih
dapat hidup. Jaringan tanaman akan mati apabila suhu mencapai 45C - 55C
selama dua jam. Tanamn yang kadar karbohidrat tinggi lebih tahan terhadap suhu
tinggi, karena denaturasi karbohidrat lebih tahan dibandingkan protein. Denaturasi
protein terjadi pada suhu 45C, sedangkan karbohidrat baru rusak pada suhu
diatas 55, bahkan ada yang sampai 85C.
Pada suhu 45C akan mengganggu aktivitas enzim, diantaranya enzim
proteinase dan enzim peptidase. Enzim proteinase berfungsi untuk merombak
protein menjadi asam amino. Oleh karena itu tidak berkecambanhnya biji
(terutama kedelai dan jagung) pada suhu tinggi karena kegagalan metabolisme biji
yang disebabkan oleh kekurangan bahan dasar, yakni asam amino.
3) Suhu optimum
Suhu optimum adalah suhu dimana tanaman tumbuh dan berproduksi
dengan sebaik-baiknya. Pada temperatur ini cocok untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman . untuk tanaman hortikultura berdasarkan kisaran
temperatur optimumnya dapat dikelompokkan menjadi:
a Tanaman dengan kisaran temperatur optimum yang rendah (cool
b
seasons crops)
Tanaman dengan kisaran temperatur optimum yang tinggi (warm
seasons crops)
Fotosintesa tanaman dapat menurun aktivitasnya bila suhu tidak
fovaraible. Menurut Leopold (1964), suhu optimum untuk fotosintesa berkisar
antara 10C sampai 30C di atas atau di bawah suhu tersebut laju fotosintesa
berkurang, tetapi juga tergantung pada jenis tanaman.
3. Air
Air adalah komponen utama tanaman hijau, yang merupakan 90% dari
berat segar. Sebagian besar air dikandung dalam isi sel (85% - 90%), yang
merupakan media yang baik untuk banyak reaksi biokimia (Fitter & Hay, 1994).
12
13
gaya-gaya alami atau kekuatan alam, dan akhirnya terbentuk susunan lapisanlapisan tanah seperti yang tidak lihat sekarang.
Berhasilnya suatu usaha pertanian sangat tergantung pada kesuburan tanah
dan cara-cara penggunaan serta pengelolaan tanah tersebut.
2.3.1
Sifat fisik tanah
Kondisi tanah menentukan penetrasi akar-akar di dalam tanah, retensi air,
drainase, aerasi dan nutrisi tanaman, serta mempengaruhi sifat-sifat kimia dan
biologi tanah.
Beberapa sifat fisika tanah yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Tekstur tanah
Partikel-partikel tanah memiliki ukuran yang berbeda-beda sekali. Mereka
biasanya digolongkan ke dalam ukuran pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay).
Yang lebih besar ukurannya daripada pasir disebut kerikil (gravel) dan batu
(stone). Pasir berukuran 50 mikron 2 mm, debu 2 50 mikron, dan liat dibawah
2 mikron.
Fraksi (bagian) kasar yang meliputi batu, kerikil, dan pasir berperan untuk
menumpu atau menunjang tegaknya tanaman. Peranan mereka di dalam retensi air
dan nutrisi tanaman kecil sekali. Fraksi halus yang terdiri dari debu dan liat sangat
menentukan kapasitas penahanan air tanah, aerasi tanah, dan penyediaan unsur
hara dalam bentuk tersedia. Sifat fraksi halus yang sangat penting itu bersumber
pada luas permukaan yang begitu besar dalam satu satuan massa.
Penggolongan tekstur tanah menurut Hanafiah (2006) adalah sebagai
berikut:
1) Pasir (sandy) => Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan
tidak lekat. Pasir mengikat sedikit air karena pori-porinya besar sehingga
banyak air yang keluar dari tanah akibat gaya gravitasi.
2) Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir berlempung ini memiliki
terkstur yang kasar. Pasir berlempung ini akan membentuk bola yang
mudah hancur karena daya ikat pada partikel-partikel di pasir berlempung
tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena memang
kandungan lempungnya yang sedikit.
3) Lempung berpasir (Sandy loam) => Rsa kasar pada tanah lempung
berpasir akan terasa agak jelas dan juga akan membentuk bola yang agak
keras tetapi akan mudah hancur.
4) Lempung (Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa
licin. Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung
14
15
yang
bertekstur
halus
seperti
tanah
berlempung
tinggi,
sulit
mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya
pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus
struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik.
Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama
pembentuk agregat tanah.
Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar
kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah
bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian
besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi
air limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal,
struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan
yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor)
1) Pembentukan agregat
Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah,
yaitu:
a Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
b Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanah berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah
yang berada dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan
oleh air hujan atau pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982)
16
17
18
Biasanya, sebagai patokan kasar, perbandingan antara ruang padatan dan ruang
pori yang baik adalah satu. Masing-masing menguasai 50% volume tanah
keseluruhan.
4. Konsistensi
Konsistensi tanah adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan manifestasi
gaya-gaya kohesi yang bekerja di dalam tanah dengan kandungan air yang
berbeda-beda. Konsistensi ini penting untuk klasifikasi tanah, pengelolaan tanah
dan perencanaan alat-alat pengelolah tanah.
2.3.2
Sifat mineral dan kimia tanah
1. Sifat mineral tanah
Mineral adalah bahan organik tanah yang tersusun dari berbagai unsur
kimia baik yang diperlukan tanaman atau tidak. Mineral terdiri atas dua macam
yaitu mineral primer dan mineral sekunder.
Mineral primer terjadi langsung dari magma dan menyusun diri
membentuk batuan. Mineral sekunder terbentuk dari mineral kalsit dan dolomit.
Sedangkan apatit merupakan pengkristalan dari pelarutan bangkai dan kotoran
burung. Mineral liat merupakan mineral sekunder yang sangat berperan dalam
mengatur penyediaan hara bagi tanaman.
Berikut ini meruapakn macam-macam mineral tanah:
Tabel. 2.1 Macam-macam mineral
Mineral
Unsur Hara
Kwarsa (SiO2)
Kalsit
Ca
Dolomit
Ca, Mg
Feldspar : - Ortoklas
- Plagioklas
Mika
Na, Ca
: - Muskovit
- Biotit
K, Mg, Fe
Amfibole (hornblende)
Piroksin (hiperstin,augit)
Ca, Mg, Fe
Olivin
Mg, Fe
Leusit
Apatit
19
Nilai pH Ideal
5,2-6
6,5-7,5
5,5-6,5
6-7
5,5-6,3
6-7
6-6,5
4,7-5,2
6-6,5
5,5-6,5
6-7
5,7-7,5
6-6,5
5-6
20
Kacang
Kedelai
Kedelai Hijau
Kentang
Ketimun
Kubis
Lettuce
Melon
Oak
Parsley
Pea
Peach
Pepper
Pir
Pumpkin
Red Pine
Seledri
Semangka
Tanaman Teh.
Taro
Tembakau
Tomat
Wortel
5,3-6,6
6-7
5,5-7
5-6
6-7
6,5-7
6-7
6,5-7
5-7
6-6,5
6-7
5,2-6,3
5,5-6,7
6-7
5,5-6,8
4,5-5,5
6-6,8
5,5-6,8
4,5-6,5
5-7
5,5-6,5
6-7
6-7
2) Pengaruh Langsung
Sifat kimia tanah dapat menyebabkan kerusakan akar tanaman yang terjadi
pada saat pH <4 dan pH >10.
3) Pengaruh tidak langsung
a Tersedianya unsur hara
b Kemungkinan timbulnya keracunan tanaman pada PpH rendah oleh
unsur unsur Al dan Mn.
- Pada tanah netral-alkalis tersedia K, Mg, Ca, Mo, dan P akan
-
terikat Ca++
Pada tanah-tanah masam (pH rendah) lebih banyak tersedia unsurunsur FE, Cu, Mn, Zn, dan P akan terikat Al dan fe di akar,
dilakukan
pengapuran,
yang
tujuannya
menaikkan
21
pH,
sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga
berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar
adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman
terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik.
Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses
pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat
tinggi ketika tanaman akan berbunga.
3) Kalium (K)
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti
fotosintetis,
akumulasi,
translokasi,
transportasi
karbohidrat,
membuka
menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat
antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium.
Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap
tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh
tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih
gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara
kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan
kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya
mirip tanaman kekurangan kalsium.
4) Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi
beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di
daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat
diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan
komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis
protein.
Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut
karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot
ringan seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer.
23
Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti
gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.
5) Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen
yang menguatkan , dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel.
Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca ,
pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara
terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan
mengatur distribusi hasil fotosintesis.
6) Belerang atau Sulfur (S)
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam
amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari
biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman
ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah
penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai
peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme
senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor
atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman
Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P).
Kekahatan S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan
terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan
pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak
pada daun muda dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat
rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan kandungan klorofil secara
drastis pada daun merupakan gejala khas pada tanaman yang mengalami kahat S .
Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan
akumulasi N dan nitrat organik terlarut.
2. Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit .
Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil, tetapi amat penting untuk
menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro,
bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai, dll. Unsur mikro itu,
adalah boron, besi, tembaga, mangan, seng, dan molibdenum.
1) Boron (B)
24
7) Khlor (Cl)
Cl terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel),
keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen
mineral dan dalam fotosintesis.Cl dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun
yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang
sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat,
gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
8) Natrium (Na)
Na terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada
tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi
ketersediaan K.
9) Cobalt (Co)
Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi.
Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi. Co dapat
mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen
10) Silicone (Si)
Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan
menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai
komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan
tanaman yang lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman, toleransi
silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk
memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.
11) Nikel (Ni)
Ni diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea dalam
membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman.
Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk
berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan berangsur-angsur
mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan
reproduksi. Kekurangan dari unsur Nikel pada tanaman akan menimbulkan
kegagalan dalam menghasilkan benih yang layak.
2.4 Hubungan Tanah dengan Tanaman
2.4.1 Tanah sebagai media tanam
Tanah sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk
pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya sebagai
media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor tersebut haruslah
seimbang agar pertumbahan tanaman baik dan berkelanjutan.
26
Unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang
diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur
mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn,
dan Cl.
Selain kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus mengandung
air. Daya simpan air pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari
struktur tanahnya. Yang diperlukan dari media yang baik adalah jenis tanah yang
dapat menyimpan air tetapi tidak berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman
dengan kondisi musim apapun.
Selain itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor ketersediaan
air berpengaruh terhadap tingkat keasaman tanah. Kisaran pH tanah untuk daerah
basah adalah 5-7 dan kisaran untuk daerah kering adalah 7-9. Hal ini berpengaruh
juga terhadap pemilihan jenis tanaman. Untuk daerah basah (ph 5-7) pilihlah
tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran ph seperti itu. Begitu juga halnya
dengan ph yang lainnya.
Hal yang juga penting adalah kandungan udara. Keberadaan udara pada
tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah. Perkembangan
akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar menjadi tolak ukur dari
baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah tertentu. Lainnya, terkait
dengan faktor luar seperti keberadaan struktur bangunan, keberadaan jenis gulma
yang parah, keberadaan tanah yang rawan longsor, serta faktor-faktor lainnya.
2.4.2
Bentuk hara dalam tanah
Jika tanah digambarkan selaku sistem, maka dapat dipilahkan adanya
komponen masukan dan komponen keluaran. Di dalam tanah unsur hara memiliki
berbagai bentuk dan kelincahan untuk bergerak. Hara dapat mengalami alih rupa
dan alih tempat.
1. Sumber hara dalam tanah, yatiu:
1) Perombakan bahan organik tanah
2) Pelapukan mineral tanah.
3) Pemupukan.
4) Pembenah organik: rabuk, kompos, biosolid.
5) Penambatan N : legum.
6) Batuan: batuan fosfat, greensand.
7) Buangan industri: kapur, gipsum.
8) Pengendapan udara: N, S.
9) Pengendapan air: sedimen, erosi, banjir.
2. Pangkalan hara (nutrient pool)
27
28
karboksil (seperti dalam bahan organik): COOH <> COO- + H+. Besarnya kpk
akar pada monokotil 10 30 meq/100 g dengan sifat kation monovalen lebih
cepat diserap, sedangkan akar dikotil memiliki KPK 40 100 meq/100 g dengan
sifat kation divalen lebih cepat diserap.
2) Aliran masa (mass flow)
Hara terlarut terbawa bersama aliran air menuju akar tanaman, aliran air
dipengaruhi oleh transpirasi, evaporasi dan perkolasi. Jumlahnya proporsional
dengan laju aliran (volume air yang ditranspirasikan) dan kadar hara dalam larutan
tanah.
Aliran masa memasok hampir seluruh hara mobil yang diperlukan
tanaman yaitu: NO3-, SO42-, Cl-, and H3BO3. Seringkali memasok hara Ca dan
Mg yang berlebihan. Dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan Cu, Mn, and
Mo, serta memenuhi sebagian kebutuhan Fe and Zn.
Faktor yang mempengaruhi aliran masa adalah :
a. Kadar lengas tanah: tanah yang kering tidak ada gerakan hara,
b. Temperatur: temperatur yang rendah mengurangi transpirasi dan
evaporasi,
c. Ukuran sistem perakaran: mempengaruhi serapan air.
Pengaruh kerapatan akar terhadap pasokan hara oleh aliran masa lebih
ringan dibanding terhadap intersepsi akar dan difusi.
3) Difusi (diffusion)
Ion bergerak dari wilayah yang memiliki kadar hara tinggi ke wilayah
yang lebih rendah kadar haranya. Akar menyerap hara dari larutan tanah. Kadar
hara di permukaan akar lebih rendah dibandingkan kadar hara tersebut larutan
tanah di sekitar akar. Ion bergerak menuju permukaan akar. Mekanisme ini sangat
penting bagi hara yang berinteraksi kuat dengan tanah. Terutama untuk memasok
hara P dan K, juga hara mikro Fe dan Zn.
Koefisien difusi dalam air dipengaruhi temperatur, jika dingin difusi lebih
lambat. Kadar air tanah, jika kering difusi lebih lambat, kurang air, wilayah yang
dilewati difusi lebih sempit. Kelikuan (tortuosity), jalur dalam tanah tidak lurus,
tetapi melalui sekeliling partikel tanah yaitu lapisan air yang sangat tipis. Hal ini
29
dipengaruhi oleh tekstur tanah dan kadar airnya. Jika lebih banyak lempung maka
jalur difusi lebih panjang. Lapisan air lebih tipis, jalur difusi lebih panjang. Daya
sangga tanah (buffering capacity): hara dapat diambil melalui jerapan tanah
selama bergerak tersebut, hal ini akan menurunkan laju difusi.
Jarak difusi hara sangatlah pendek yaitu: K ~ 0,2 cm, sedangkan P ~ 0,02
cm. Ukuran dan kerapatan akar sangat mempengaruhi pasokan hara oleh
mekanisme difusi. Hal ini harus menjadi pertimbangan dalam penempatan pupuk.
2.4.4
Mekanisme penyerapan hara
Kebanyakan unsur diserap akar tanaman dalam bentuk an organik. Setelah
mencapai akar, ion hara diangkut sampai ke bagian daun melalui serangkaian
tahapan, yaitu penyerapan pasif (passive root uptake), penyerapan aktif (active
root uptake), alih tempat (translocation).
2.4.5 Faktor penentu pertumbuhan
Setiap syarat tumbuh dapat membatasi hasil. Aturan minimum dari Liebig
berlaku unsur hara, tetapi dapat pula diterapkan bagi syarat tumbuh yang lainnya.
Pertumbuhan tanaman dibatasi oleh keberadaan hara yang paling terbatas
jumlahnya, tanpa memperhatikan besarnya sediaan hara yang lainnya. Tugas
petani adalah mengidentifikasi semua faktor pembatas hasil, dan menghilangkan
atau meminimalkannya sehingga usahanya menguntungkan.
Faktor penentu pertumbuhan tanaman dapat dipilahkan menjadi 2 bagian
yaitu:
1. Faktor Genetik
Perbaikan genetik dengan munculnya hibrida, varitas atau galur telah
menunjukkan adanya peningkatan hasil panen pada tanaman jagung, gandum atau
komoditas lainnya.
Tanaman dengan hasil panen tinggi (high yielding) mengambil hara lebih
banyak dibandingkan tanaman biasa. Tanaman demikian bersifat menguras hara.
Jika ditanam pada tanah yang memiliki ketersediaan hara terbatas, maka hasil
panen akan lebih rendah dibandingkan tanaman biasa.
Pada masa lampau dilakukan pemilihan varitas tanaman untuk berbagai
tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Sekarang hal tersebut tidak dikerjakan lagi,
karena pada tanah yang tidak subur dapat ditambahkan pupuk. Meski demikian
tetap dilakukan upaya pemilihan tanaman misalnya: tahan terhadap pH rendah
atau keracunan Al, atau terhadap kondisi garaman, atau tahan terhadap
kekeringan.
2. Faktor lingkungan
30
31
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca
seperti suhu yang optimum dimana tanaman tumbuh dan
berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara
yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah
dan penguapan permukaan daun, maupun pergerakan
awan, Membawa uap air sehingga udara panas menjadi
sejuk dan juga Membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan
oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan
dan produksi tanaman. Ada beberapa unsur iklim yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, yaitu cahaya, suhu dan air.
3. Berhasilnya suatu usaha pertanian sangat tergantung pada kesuburan tanah
dan cara-cara penggunaan serta pengelolaan tanah tersebut.
4. Tanah sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk
pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya
sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor
tersebut haruslah seimbang agar pertumbahan tanaman baik dan
berkelanjutan
32
33