Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk
lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu
bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif
terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa
mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan
mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita
mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia,
tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya
seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan
bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.
Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk
hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang
membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka. Secara umum di
masyarakat sering disebut istilah lingkungan hidup cukup dengan lingkungan
saja.
Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar
individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Lingkungan (environment) adalah salah satu faktor penting dalam interaksi
makhluk hidup dalam sistem ekologi. Lingkungan adalah sistem kompleks yang
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan
merupakan ruang tiga dimensi, dimana makhluk hidupnya sendiri merupakan
salah satu bagiannya.
Lingkungan bersifat dinamis berubah setiap saat. Perubahan yang terjadi
dari faktor lingkungan akan mempengaruhi makhluk hidup dan respon makhluk
hidup terhadap faktor tersebut yang akan berbeda-beda menurut skala ruang dan
waktu, serta kondisi makhluk hidup.
Lingkungan adalah suatu sistem yang kompleks yang terdiri dari 2 faktor
lingkungan yaitu abiotik dan biotik:
a. Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara,
cahaya, matahari dan sebagainya.

b. Faktor biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan
dan manusia.
Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan
yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan
kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari
kebutuhan organisme.
Dalam makalah ini kami akan mencoba menjelaskan mengenai salah satu
faktor saja, yakni faktor lingkungan abiotik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh angin terhadap tanaman?
2. Bagaimana pengaruh iklim dan pertumbuhan tanaman?
3. Bagaimana faktor tanah terhadap tanaman?
4. Bagaimana hubungan tanah dengan tanaman?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengaruh angin terhadap tanaman
2. Menjelaskan pengaruh iklim dan pertumbuhan tanaman
3. Menjelaskan faktor tanah terhadap tanaman
4. Menganalisa hubungan tanah dengan tanaman

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Angin Terhadap Pertumbuhan Tanaman


2.1.1 Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh pergerakan atau
rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di lingkungan
sekitar. Angin bertiup dari daerah yang memiliki tekanan udara tinggi ke tempat
yang memiliki tekanan udara rendah. Angin juga memiliki kecepatan dan arah.
Apabila angin dipanaskan, udara akan memuai. Udara yang telah memuai
menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun
kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah.
Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara
panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
2.1.2 Proses Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi
panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah
yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara
yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan
terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi
panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas,
akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena
daerahyang terkena banyak paparan sinar matahari akan memiliki suhu yang lebih
tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya
sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh
pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke
tempat lain.
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari
yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan
sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain
sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat
dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain
sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur,
dan sebagainya untuk menciptakan angin.
3

Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat
membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak
sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin,
bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau
yang dapat dibawa angin.
2.1.3 Faktor terjadinya angin
Angin dapat terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi,
yaitu:
1. Gradien barometris
Semakin besar gradien barometris, maka semakin cepat tiupan angin yang
dihasilkannya.
2. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
3. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan
ini semakin kecil.
4. Waktu
Pada waktu siang hari angin bergerak lebih cepat daripada waktu malam
hari.
2.1.4 Alat pengukur angin
Berikut ini merupakan beberapa alat-alat pengukur angin yaitu:
1. Anemometer
Anemometer yaitu alat yang mengukur kecepatan angin.
2. Wind vane
Wind vane merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah angin
3. Windsock
Windsock merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah angin
dan meperkirakan besar kecepatan angin. Biasanya ditemukan di bandara.
2.1.5 Jenis-jenis angin
Angin yang ada di bumi ini teridiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Angin laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang
umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00 di
daerah pesisir pantai. Tanaman yang terkena angin laut ini biasanya megalami

pertumbuhan yang kurang baik bahkan sampai menyebabkan kematian tanaman,


hal ini disebabkan karena angin laut yang terjadi pada siang hari dengan suhu
lingkungan yang relatif tinggi sehingga kandungan uap air di udara lebih sedikit
yang menyebabkan tingkat kelembapan rendah.
2. Angin darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang
umumnya terjadi pada malam hari dari pukul 20.00 sampai dengan jam 06.00 di
daerah pesisir pantai. Tanaman yang terkena angin darat mengalami pertumbuhan
yang lebih baik dibandingkan tanaman yang terkena angin laut, hal ini disebabkan
angin darat terjadi pada malam hari ketika udara menjadi dingin karena tidak ada
cahaya matahari, dengan demikian mengakibatkan udara banyak mengandung uap
air, sehingga tingkat kelembapannya tinggi.
3. Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak
gunung yang biasa terjadi pada siang hari.
4. Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah
gunung yang terjadi pada malam hari.
5. Angin Fohn
Angin fohn atau angin jatuh Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang
terjadi seusai hujan Orografis. Angin fohn ini sangat tidak menguntungkan bagi
tanaman karena dapat melayukan tanaman. Angin fohn terjadi karena udara yang
mengandung uap air membentur pengunungan atau gunung yang tinggi, sehingga
naik. Makin ke atas, suhu makin dingin dan terjadilah kondensasi yang
selanjutnya terbentuk titik-titik air. Titik-titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan
sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin terus bergerak menuju
puncak, kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai kelembah. Karena sudah
menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat
cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi pasang sehingga angin fohn
memiliki sifat menurun, kering, dan panas.
6. Angin muson
Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3
bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan
yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya pada
5

setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah. Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu
Munson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau
dikenal dengan Angin Musim Timur.
1) Angin musim barat
Angin musim barat adalah angin yang berhembus dari Benua Asia (musim
dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati
tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra
yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim
Barat ini membawa banyak uap air menyebabkan Indonesia mengalami musim
hujan. Angin ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April di Indonesia
terjadi musim hujan.
Angin musim barat ini memiliki dampak positif bagi pertanian yakni:
a

Ketersediaan air tercukupi

Masa tanam bagi kebun lebih panjang

Sangat cocok digunakan untuk masa bercocok tanam karena tanaman


akan menjadi tumbuh subur.

Hutan yang mengalami kebakaran akibat musim kemarau sebelumnya,


akan mulai berkurang.

2) Angin musim timur


Angin musim timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia
(musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di
Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai
gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia
mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan
maksimal pada bulan Juli.

Berbeda halnya dengan angin musim barat yang membawa banyak


dampak positif di bidang pertanian, angin musim timur ini membawa dampak
negatif terhadap bidang pertanian, yaitu:
a Ketersediaan air menjadi sedikit yang menyebabkan para petani
terancam gagal panen.

b Banyaknya pohon yang mati dan layu akibat kurang mendapat air

c Tanah pertanian akan mengalami kekeringan sehingga mengganggu


proses tumbuhan dan menghambat proses metabolisme tanaman

pertanian
Mengakibatkan perubahan pola tanam. Akibat perubahan cuaca yang
tidak menentu, petani diharapkan menyesuaikan pola tanam dalam
menghadapi musim tak ada hujan ini. Petani yang mengandalkan tadah

e
2.1.6

hujan sulit mendapatkan air


Berpotensi terjadi kebakaran hutan besar-besaran akibat areal hutan

yang kering, dan pergesekan antara ranting-ranting pohon yang kering


Pengaruh angin terhadap tanaman
Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca

seperti

suhu yang optimum dimana tanaman tumbuh dan

berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara yang


berpengaruh
penguapan

terhadap
permukaan

penguapan
daun,

permukaan

maupun

tanah

pergerakan

dan
awan,

Membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk dan


juga

Membawa

gas-gas

yang

sangat

dibutuhkan

oleh

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.


Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu
dalam penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga
penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga dan
pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin
kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang
sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran
benih dan akan menimbulkan penyerbukan silang.
Dari

segi

kerugiannya,

angin

yang

kencang

dapat

menimbulkan bahaya dalam Penyerbukan, karena angin bijinya

tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman perlu diisolasi. Dan


juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti perkembangan
jamur.
Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca.
Keadaan cuaca yang sangat lembab sangat menguntungkan bagi
perkembangan jamur. Serangan patogen cenderung akan meluas
bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa patogen dipencarkan oleh angin. Dari hasil penelitian
Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran konidium pada satu
musim tanam tembakau di Jember didukung oleh peningkatan
kecepatan angin dan penurunan kelembaban udara. Pada bulan
kering maupun bulan lembab peningkatan kecepatan angin yang
diikuti dengan menurunnya kelembaban udara akan mendukung
pemencaran

konidium.

Berdasarkan

data

aktual

untuk

memencarkan konidium hanya memerlukan kecepatan angin


0,28 m/det pada suhu 25C.
Selain

sebagai

penyebar

patogen,

angin

juga

mempengaruhi peningkatan jumlah luka pada tanaman inang


dan dapat pula mempercepat pengeringan permukaan tanaman
yang

basah.

Penyebaran

penyakit

yang

sangat

cepat

dimungkinkan karena adanya angin baik secara langsung atau


tidak langsung melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam
jarak jauh. Selain itu karena hembusan keras angin atau karena
saling bersinggungan antar tanaman atau melalui pasir yang
diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman
terluka dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi.
Banyak
dilakukan

jamur

oleh

membebaskan

parasit

angin

spora

ke

yang

karena
udara

penyebarannya
jamur

dalam

terutama

membentuk
jumlah

yang

dan
tidak

terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali


sehingga mudah diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun
spora-spora jamur pada umumnya terdapat dalam lapisan udara

di dekat tanah, di lapisan udara yang paling tingginya ribuan


meter pun masih terdapat spora. Pada kenyataannya penyakit
tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek,
bahkan sering sangat pendek. Pada umumnya spora akan mati
karena kekeringan dan sinar matahari pada waktu disebarkan
jarak jauh itu, sedangkan pada waktu mengendap tidak tepat
jatuh pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin cepat
anginnya maka spora yang akan tersebar pun akan semakin jauh
keberadaannya.
Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu
pengelolaan lingkungan karena adanya pengaruh angin yang
sangat komplek ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
menghindari adanya pengaruh yang tidak dikehendaki misalnya
penanaman tanaman sejenis agar tidak terjadi penyerbukan
silang. Namun jika permasalahan penyebaran patogen maka
usaha yang dapat dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin
agar mengurangi jumlah patogen yang dapat disebarkan oleh
angin. Selain itu dapat pula menggunakan tanaman pematah
angin agar laju dan arah angin dapat sedikit dikendalikan seperti
menanam

pohon

penahan

angin

yang

dapat

menjamin

perlindungan sejauh 15 20 kali tinggi pohon pelindung.


Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 200
meter dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan
angin. Dengan adanya pematah angin maka laju dan arah angin
menuju pertanaman dapat sedikit ditekan sehingga penyebaran
patogen akan lebih kecil.
2.2 Pengaruh Iklim dan Pertumbuhan Tanaman
2.2.1 Pengertian iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas dan
ditentukan berdasarkan perhitungan dalam waktu yang lama (kurang lebih 30
tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang
kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.

2.2.2 Pembagian daerah Iklim


1. Daerah panas/tropis
Tinggi tempat : 0 600 m dari permukaan laut.
Suhu : 26,3o C 22o C.
Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat.
2. Daerah sedang
Tinggi tempat : 600 m 1500 m dari permukaan laut.
Suhu : 22o C 17,1o C.
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
3. Daerah sejuk
Tinggi tempat : 1500 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 17,1o C 11,1o C.
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
4. Daerah dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 11,1o C 6,2o C.
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.
2.2.3 Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan
dan produksi tanaman. Ada beberapa unsur iklim yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, yaitu:
1. Cahaya
Ada tiga aspek penting yang perlu dibahas dari faktor cahaya ini, yang erat
kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu/:
1) Kualitas Cahaya
Kualitas cahaya adalah mutu cahaya yang diterima, yang dinyatakan
dengan panjang gelombang. Cahaya yang tampak (visible light) mempunyai
panjang gelombang dari 400 m sampai 760 m (1 m = 10 Angstrom).
Sehubungan dengan tanaman tidak semua jenis panjang gelombang bermanfaat
bagi tanaman, panjang gelombang yang berfungsi untuk aktivitas fotosintesis
adalah berkisar antara 400 m - 760 m atau sinar yang tampak yang disebut
dengan PAR (Photosynthetically active radiation).
Setiap tanaman dalam menangggapi panjang gelombang cahaya responnya
berbeda-beda. Misalnya, tanaman Phaseolus multiflorus memerlukan spektrum
cahaya sedikit diluar PAR, yaitu berkisar 330 m - 760 m dan aktivitas
maksimum terjadi pada panjang gelombang 687 m - 656 m.
Pengaruh cahaya ultra violet terhadap tanaman dapat merusak atau
membunuh bakteria dan juga mampu menghambat pertumbuhan tanaman.
Pengaruh ultra violet ini sangat terasa di daerah pegunungan yang tinggi.
2) Intensitas Cahaya

10

Intensitas cahaya atau energi merupakan cahaya yang terpenting sebagai


faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali utama dari
ekosistem.
3) Lama penyinaran
Lama penyinaran relatif antara siang dan malam dalam 24 jam akan
mempengaruhi fungsi dari tumbuhan secara luas. Di daerah sepanjang
khatulistiwa lamanya siang hari atau fotoperiode akan konstan sepanjang tahun,
sekitar 12 jam. Di daerah temperatur atau bermusim panajng hari lebih dari 12
jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin daerah
dengan garis lintang tinggi.
Berdasarkan respon tanaman terhadap fotoperiode. Syafei (1990) membagi
tanaman dalam tiga golongan, yaitu:
a Tanaman berhari pendek
Tanaman berhari pendek adalah tanaman yang memerlukan
lamanya siang lebih pendek dari 12 jam untuk terjadinya proses
pembungaan. Contohnya, bunga krisan dan tembakau.
b Tanamn berhari panjang
Tanaman berhari panjang adalah tanaman yang memerlukan
lamanya siang lebih dari 12 jam untuk terjadinya proses pembungaan.
Berbagai tumbuhan temperatur termasuk dalam tanaman golongan ini,
seperti macam-macam gandum ( wheat dan barley) dan bayam.
c Tanaman berhari netral
Tanaman berhari netral adalah tanaman yang tidak meemerlukan
periode panjang hari tertentu untuk proses pembungaannya, misal tomat
dan dandelion.
2. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap organisme hidup. Berperan langsung
hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengonttrol laju proses-proses
kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan peran tidak langsung dengan
mempengaruhi

faktor-faktor

lainnya

terutama

suplai

air.

Suhu

akan

mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektivan hujan


tetapi juga laju kehilangan air dari organisme hidup.
Suhu teridri atas 3 macam, yaitu:
1) Suhu minimum
Suhu minimum adalah suhu paling rendah dimana tanaman masih dapat
hidup. Namun dalam beberapa kasus pada suhu minimum ini pertumbuhan

11

tanaman

menjadi lambat

bahakan

berhenti,

karena kegiatan

enzimatis

dikendalikan oleh suhu. Suhu tanah yang rendah akan berakibat absorpsi air dan
unsur hara terganggu, karena transpirasi meningkat. Apabila kekurangan air ini
terus-menerus tanaman akan rusak. Hubungan suhu tanah yang rendah dengan
dehidrasi dalam jaringan tanaman adalah apabila suhu tanah rendah viskositas air
naik dalam membran sel, sehingga aktivitas fisiologis sel-sel akar menurun.
2) Suhu maksimum
Suhu maksimum adalah suhu yang paling tinggi dimana tanaman masih
dapat hidup. Jaringan tanaman akan mati apabila suhu mencapai 45C - 55C
selama dua jam. Tanamn yang kadar karbohidrat tinggi lebih tahan terhadap suhu
tinggi, karena denaturasi karbohidrat lebih tahan dibandingkan protein. Denaturasi
protein terjadi pada suhu 45C, sedangkan karbohidrat baru rusak pada suhu
diatas 55, bahkan ada yang sampai 85C.
Pada suhu 45C akan mengganggu aktivitas enzim, diantaranya enzim
proteinase dan enzim peptidase. Enzim proteinase berfungsi untuk merombak
protein menjadi asam amino. Oleh karena itu tidak berkecambanhnya biji
(terutama kedelai dan jagung) pada suhu tinggi karena kegagalan metabolisme biji
yang disebabkan oleh kekurangan bahan dasar, yakni asam amino.
3) Suhu optimum
Suhu optimum adalah suhu dimana tanaman tumbuh dan berproduksi
dengan sebaik-baiknya. Pada temperatur ini cocok untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman . untuk tanaman hortikultura berdasarkan kisaran
temperatur optimumnya dapat dikelompokkan menjadi:
a Tanaman dengan kisaran temperatur optimum yang rendah (cool
b

seasons crops)
Tanaman dengan kisaran temperatur optimum yang tinggi (warm

seasons crops)
Fotosintesa tanaman dapat menurun aktivitasnya bila suhu tidak
fovaraible. Menurut Leopold (1964), suhu optimum untuk fotosintesa berkisar
antara 10C sampai 30C di atas atau di bawah suhu tersebut laju fotosintesa
berkurang, tetapi juga tergantung pada jenis tanaman.
3. Air
Air adalah komponen utama tanaman hijau, yang merupakan 90% dari
berat segar. Sebagian besar air dikandung dalam isi sel (85% - 90%), yang
merupakan media yang baik untuk banyak reaksi biokimia (Fitter & Hay, 1994).

12

Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung memepengaruhi


kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.
Berikut ini merupakan peranan air bagi tumbuhan:
1) Struktur tumbuhan
Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari semua makhluk
hidup (tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% - 60% dari berat segar pohon terdiri
dari air, dan bagi tumbuhan herba jumlahnya mungkin akan mencapai 90%.
Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu untuk berada dalam
keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisma.
2) Sabagai penunjang
Tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-jaringan yang tidak
berkayu. Apabila sel-sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel-sel ini akan
berada dalam keadaan kukuh. Tekanan yang diciptakan oleh kehadiran air dalam
sel disebut tekanan turgor dan sela kan menjadi mengembang, dan apabila jumlah
air tidak memdai maka tekanan turgor berkurang dan isi sel akan mengkerut dan
terjadilah plasmolisis.
3) Alat angkut
Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk menagngkut materi
disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk melalkui akar dan bergerak ke bagian tumbuhan
lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air.
4) Pendingin
Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan mendinginkan
tubuhnya dan menjaga dari pemanasan yang berlebihan.
2.3 Faktor Tanah Terhadap Tanaman
Tanah merupakan hamparan luas tempat berpijak dan tempat hidup
tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi satu sama lain. Definisi lain yang
diajukan oleh scheoder (1972), tanah adalah suatu sistem tiga fase yang
mengandung air, udara, dan bahan-bahan mineral lain, dan jasad hidup dan
berbagai faktor dan membentuk perubahan membentuk ciri-ciri morfologi yang
khas. Kemudian sistem itu berperan menjadi sistem tumbuh dan berkembang
berbagai tanaman. Jadi, sederhananya tanah tersusun dari beberapa material alam
baik dalam material bahan organik maupun bahan materila anorganik. Bahan
organik tersebut mengalami proses perubahan alami sebagai akibat bekerjanya

13

gaya-gaya alami atau kekuatan alam, dan akhirnya terbentuk susunan lapisanlapisan tanah seperti yang tidak lihat sekarang.
Berhasilnya suatu usaha pertanian sangat tergantung pada kesuburan tanah
dan cara-cara penggunaan serta pengelolaan tanah tersebut.
2.3.1
Sifat fisik tanah
Kondisi tanah menentukan penetrasi akar-akar di dalam tanah, retensi air,
drainase, aerasi dan nutrisi tanaman, serta mempengaruhi sifat-sifat kimia dan
biologi tanah.
Beberapa sifat fisika tanah yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Tekstur tanah
Partikel-partikel tanah memiliki ukuran yang berbeda-beda sekali. Mereka
biasanya digolongkan ke dalam ukuran pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay).
Yang lebih besar ukurannya daripada pasir disebut kerikil (gravel) dan batu
(stone). Pasir berukuran 50 mikron 2 mm, debu 2 50 mikron, dan liat dibawah
2 mikron.
Fraksi (bagian) kasar yang meliputi batu, kerikil, dan pasir berperan untuk
menumpu atau menunjang tegaknya tanaman. Peranan mereka di dalam retensi air
dan nutrisi tanaman kecil sekali. Fraksi halus yang terdiri dari debu dan liat sangat
menentukan kapasitas penahanan air tanah, aerasi tanah, dan penyediaan unsur
hara dalam bentuk tersedia. Sifat fraksi halus yang sangat penting itu bersumber
pada luas permukaan yang begitu besar dalam satu satuan massa.
Penggolongan tekstur tanah menurut Hanafiah (2006) adalah sebagai
berikut:
1) Pasir (sandy) => Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan
tidak lekat. Pasir mengikat sedikit air karena pori-porinya besar sehingga
banyak air yang keluar dari tanah akibat gaya gravitasi.
2) Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir berlempung ini memiliki
terkstur yang kasar. Pasir berlempung ini akan membentuk bola yang
mudah hancur karena daya ikat pada partikel-partikel di pasir berlempung
tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena memang
kandungan lempungnya yang sedikit.
3) Lempung berpasir (Sandy loam) => Rsa kasar pada tanah lempung
berpasir akan terasa agak jelas dan juga akan membentuk bola yang agak
keras tetapi akan mudah hancur.
4) Lempung (Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa
licin. Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung

14

dengan permukaan yang mengkilat. Selain itu, lempung juga dapat


melekat.
5) Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam) => Lempung liat berpasir terasa
agak jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat
membentuk gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta
dapat melekat.
6) Lempung liat berdebu (sandy-silt-loam) => Lempung liat berdebu
memiliki rasa licin yang jelas. Dapat membentuk bola teguh dan gulungan
yang mengkilat serta dapat melekat.
7) Lempung berliat (clay loam) => Lempung berliat akan terasa agak kasar.
Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan membentuk gumpalan
bila dipilin tetapi pilinan mudah hancur. Daya lekatnya sedang.
8) Lempung berdebu (Silty Loam) => Lempung berdebu akan terasa agak
licin. Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat melekat.
9) Debu (Silt) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt membentuk bola yang
teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilap serta
terasa agak lekat.
10) Liat berpasir (Sandy-clay) => Liat berpasir akan terasa licin tetapi agak
kasar. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar untuk
dipijit tetapi mudah digulung serta memilliki daya lekat yang tinggi
(melekat sekali).
11) Liat berdebu (Silty-clay) => Liat berdebu akan terasa agak licin. Dapat
membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar dipijit tetapi mudah
digulung serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
12) Liat (clay) => Liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik.
Serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
2. Struktur tanah
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk
agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana, partikel pasir, debu dan
liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik,
partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil)
oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori)
membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah
pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil (mikropori)

15

memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut


granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara
langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju
pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada
tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak
dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah
berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur
ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang
memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan
untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada
tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada
tanah

yang

bertekstur

halus

seperti

tanah

berlempung

tinggi,

sulit

mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya
pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus
struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik.
Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama
pembentuk agregat tanah.
Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar
kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah
bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian
besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi
air limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal,
struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan
yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor)
1) Pembentukan agregat
Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah,
yaitu:
a Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
b Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanah berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah
yang berada dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan
oleh air hujan atau pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982)
16

menyatakan bahwa retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan sebagai


akibat dari pembasahan dan pengeringan yang berperan penting dalam
pembentukan agregat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa agregat tanah terbentuk sebagai akibat
adanya interaksi dari butiran tunggal, liat, oksioda besi/ almunium dan bahan
organik. Agregat yang baik terbentuk karena flokuasi maupun oleh terjadinya
retakan tanah yang kemudian dimantapkan oleh pengikat (sementasi) yang terjadi
secara kimia atau adanya aktifitas biologi.
2) Faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat, yaitu:
a Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan
agregat-agregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat
menentukan dalam pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai
pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah
dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan
berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak
berpengaruh terhadap agregasi.
b Bahan organik tanah
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami
pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah.
Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan
erat.
c Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan
agregat yang mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan
membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar, maka
butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah
tersebut dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
d Organisme tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain
itu juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan
menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa
tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan
pengikat tanah.
e Waktu

17

Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan.


Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah
tersebut semakin mantap.
f Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan,
pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap pembentukan agregat tanah.
3) Macam macam struktur tanah, yaitu:
a Struktu tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya
diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A
b

yang dalam keadaan lepas disebut Crumbs atau Spherical.


Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu
vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika
sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular

blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.


Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari
sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi

secara deposisi (deposited).


Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu
horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali
mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat
pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut

prismatik dan membulat disebut kolumner.


3. Penentu ruang pori tanah
Kemampuan pori-pori tanah untuk menyerap dan menahan udara ataupun
air. Tanah-tanah pasir memiliki pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat
sehingga tanah mudah kekeringan. Porisitas tanah dipengaruhi oleh kandungan
bahan organik, struktur tanah dan tekstur tanah.
Ruang pori tanah merupakan ruang yang dapat dikuasai oleh air dan udara
tanah. Struktur tanah sangat menentukan besar ruang tersebut. Hubungan antara
massa tanah dan ruang yang dapat terbentuk (volume tanah) ditentukan olehnya.
Ruang yang ditempati oleh tanah terbagi dua, yakni ruang dalam dan
ruang pori. Salah satu tidak boleh memonopoli ruang tanah itu. Ia harus dibagi
secara adil dan seimbang. Sama seperti tekstur tanah yang sedang, struktur tanah
yang dianggap optimum untuk pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah yang
dapat membagi ruang yang ditempati oleh tanah itu secara sedang-sedang saja.

18

Biasanya, sebagai patokan kasar, perbandingan antara ruang padatan dan ruang
pori yang baik adalah satu. Masing-masing menguasai 50% volume tanah
keseluruhan.
4. Konsistensi
Konsistensi tanah adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan manifestasi
gaya-gaya kohesi yang bekerja di dalam tanah dengan kandungan air yang
berbeda-beda. Konsistensi ini penting untuk klasifikasi tanah, pengelolaan tanah
dan perencanaan alat-alat pengelolah tanah.
2.3.2
Sifat mineral dan kimia tanah
1. Sifat mineral tanah
Mineral adalah bahan organik tanah yang tersusun dari berbagai unsur
kimia baik yang diperlukan tanaman atau tidak. Mineral terdiri atas dua macam
yaitu mineral primer dan mineral sekunder.
Mineral primer terjadi langsung dari magma dan menyusun diri
membentuk batuan. Mineral sekunder terbentuk dari mineral kalsit dan dolomit.
Sedangkan apatit merupakan pengkristalan dari pelarutan bangkai dan kotoran
burung. Mineral liat merupakan mineral sekunder yang sangat berperan dalam
mengatur penyediaan hara bagi tanaman.
Berikut ini meruapakn macam-macam mineral tanah:
Tabel. 2.1 Macam-macam mineral
Mineral

Unsur Hara

Kwarsa (SiO2)

Kalsit

Ca

Dolomit

Ca, Mg

Feldspar : - Ortoklas

- Plagioklas
Mika

Na, Ca

: - Muskovit

- Biotit

K, Mg, Fe

Amfibole (hornblende)

Ca, Mg, Fe, Na

Piroksin (hiperstin,augit)

Ca, Mg, Fe

Olivin

Mg, Fe

Leusit

Apatit

19

2. Sifat kimia tanah


Pada sifat kimia tanah parameter-parameter yang penting ialah:
1) Reaksi tanah (pH tanah)
Nilai pH tanah atau kemasaman tanah atau reaksi tanah menunjukkan sifat
kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H +) di dalam tanah. Makin
tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam
tanah selain ion H+ dan ion-ion lain terdapat juga ion hidroksida (OH-), yang
jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+. Pada tanah-tanah
masam jumlah ion H+ lebih tinggi dibandingakan dengan jumlah ion OH-,
sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion OH- lebih banyak dari ion H+. Jika
ion H+ dan ion OH- sama banyak di dalam tanah atau seimbang, maka tanah
bereaksi netral.
Nilai PH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedang pH kurang
dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis atau basa. Umumnya H
tanah berkisar 3-9. Di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan H
5,5 sehingga tanah dengan pH 6-6,5 sering dikatakan netral meskipun sebenarnya
ssedikit masam.
Tanaman umumnya dapat tumbuh pada pH 5-8. pH ini berpengaruh
langsung ataupun tidak langsung terhadap tanaman.
Secara umum PH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati
netral 6,5-7. Namun, kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian PH
yang berbeda-beda.
Tabel 2.2 pH optimal untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman.
Jenis Tanaman
Anggrek
Anggur
Apel
Asparagus
Bambu
Bawang Merah
Bawang Putih
Black Pine
Brokoli
Bunga Matahari
Cabe Rawit
Jagung
Jahe
Jeruk

Nilai pH Ideal
5,2-6
6,5-7,5
5,5-6,5
6-7
5,5-6,3
6-7
6-6,5
4,7-5,2
6-6,5
5,5-6,5
6-7
5,7-7,5
6-6,5
5-6
20

Kacang
Kedelai
Kedelai Hijau
Kentang
Ketimun
Kubis
Lettuce
Melon
Oak
Parsley
Pea
Peach
Pepper
Pir
Pumpkin
Red Pine
Seledri
Semangka
Tanaman Teh.
Taro
Tembakau
Tomat
Wortel

5,3-6,6
6-7
5,5-7
5-6
6-7
6,5-7
6-7
6,5-7
5-7
6-6,5
6-7
5,2-6,3
5,5-6,7
6-7
5,5-6,8
4,5-5,5
6-6,8
5,5-6,8
4,5-6,5
5-7
5,5-6,5
6-7
6-7

2) Pengaruh Langsung
Sifat kimia tanah dapat menyebabkan kerusakan akar tanaman yang terjadi
pada saat pH <4 dan pH >10.
3) Pengaruh tidak langsung
a Tersedianya unsur hara
b Kemungkinan timbulnya keracunan tanaman pada PpH rendah oleh
unsur unsur Al dan Mn.
- Pada tanah netral-alkalis tersedia K, Mg, Ca, Mo, dan P akan
-

terikat Ca++
Pada tanah-tanah masam (pH rendah) lebih banyak tersedia unsurunsur FE, Cu, Mn, Zn, dan P akan terikat Al dan fe di akar,

sehingga tak tersedia bagi tanaman atas.


Keracunan Al menyebabkan pertumbuhan yang buruk pada tanah
masam. Tanah masam bisa potensial dikembangkan untuk pertanian
bila

dilakukan

pengapuran,

yang

tujuannya

menaikkan

meniadakan Al dan menyediakan Ca sebagai unsur hara.


4) KTK (kapasita tukat kation)

21

pH,

KTK merupakan kemampuan koloid menyerap dan mempertukarkan


kation. Besarnya KTK berbagai tanah sangat beragam karena dipengaruhi oleh
tekstur tanah atau jumlah liat dan jumlah mineral liat.
5) Bulk density (kerapatan lindak)
Bulk density atau kerapatan lindak menunjukkan perbandingan antara
berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Bulk
density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin
tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar
tanaman. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,85 g/cc.
2.3.3
Unsur hara
Unsur hara terdiri atas du macam yaitu unsur hara makro dan unsru hara
mikro. Berikut adalah kedua jenis unsur hara tersebut berikut gejala-gejala yang
biasa timbul, baik apabila kekurangan atau kelebihan unsur tersebut ;
1. Unsur Hara Makro
Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan
dalam jumlah yang relatif besar. Daftarnya adalah sebagai berikut :
1) Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam
pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki
fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh
karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama
pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor
(P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan.
Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3).
Berdasarkan sejumlah penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya
tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok
tanaman menjadi besar tetapi rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang
berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat
karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan
sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya tanaman tidak
mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah Nitrogen bentuk Nitrat, maka
sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan penyakit. Untuk
mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari pupuk bisa dilihat dari
kemasan.
22

2) Fosfor atau Phosphor (P)


Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim,
protein, ATP, RNA, dan DNA.

ATP penting untuk proses transfer energi,

sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga
berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar
adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman
terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik.
Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses
pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat
tinggi ketika tanaman akan berbunga.
3) Kalium (K)
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti
fotosintetis,

akumulasi,

translokasi,

transportasi

karbohidrat,

membuka

menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat
antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium.
Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap
tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh
tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih
gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara
kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan
kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya
mirip tanaman kekurangan kalsium.
4) Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi
beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di
daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat
diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan
komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis
protein.
Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut
karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot
ringan seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer.

23

Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti
gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.
5) Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen
yang menguatkan , dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel.
Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca ,
pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara
terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan
mengatur distribusi hasil fotosintesis.
6) Belerang atau Sulfur (S)
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam
amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari
biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman
ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah
penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai
peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme
senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor
atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman
Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P).
Kekahatan S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan
terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan
pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak
pada daun muda dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat
rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan kandungan klorofil secara
drastis pada daun merupakan gejala khas pada tanaman yang mengalami kahat S .
Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan
akumulasi N dan nitrat organik terlarut.
2. Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit .
Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil, tetapi amat penting untuk
menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro,
bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai, dll. Unsur mikro itu,
adalah boron, besi, tembaga, mangan, seng, dan molibdenum.
1) Boron (B)

24

Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan, pembelahan dan


diferensiasi, dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam
sintetis RNA, bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk
tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah
terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada
adenium. Cirinya mirip daun variegeta.
2) Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim.
Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil,
dan berperan dalam funsi reproduksi.
3) Seng atau Zinc (Zn)
Hampir mirip dengan Mn dan Mg, sengat berperan dalam aktivator enzim,
pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya
terjadi pada media yang sudah lama digunakan.
4) Besi atau Ferro (Fe)
Besi berperan dalam proses pembentukan protein, sebagai katalisator
pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses
fotosintetis dan respirasi, sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini
tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling
sering bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi
efek itu, maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA
(Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik
yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada
pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA..
5) Molibdenum (Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi
enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.
6) Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain
itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam
reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk
mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan yang mengalami kekurangan
mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam
fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya
menjadi hidrogen dan oksigen.
25

7) Khlor (Cl)
Cl terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel),
keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen
mineral dan dalam fotosintesis.Cl dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun
yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang
sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat,
gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
8) Natrium (Na)
Na terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada
tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi
ketersediaan K.
9) Cobalt (Co)
Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi.
Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi. Co dapat
mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen
10) Silicone (Si)
Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan
menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai
komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan
tanaman yang lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman, toleransi
silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk
memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.
11) Nikel (Ni)
Ni diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea dalam
membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman.
Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk
berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan berangsur-angsur
mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan
reproduksi. Kekurangan dari unsur Nikel pada tanaman akan menimbulkan
kegagalan dalam menghasilkan benih yang layak.
2.4 Hubungan Tanah dengan Tanaman
2.4.1 Tanah sebagai media tanam
Tanah sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk
pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya sebagai
media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor tersebut haruslah
seimbang agar pertumbahan tanaman baik dan berkelanjutan.
26

Unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang
diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur
mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn,
dan Cl.
Selain kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus mengandung
air. Daya simpan air pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari
struktur tanahnya. Yang diperlukan dari media yang baik adalah jenis tanah yang
dapat menyimpan air tetapi tidak berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman
dengan kondisi musim apapun.
Selain itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor ketersediaan
air berpengaruh terhadap tingkat keasaman tanah. Kisaran pH tanah untuk daerah
basah adalah 5-7 dan kisaran untuk daerah kering adalah 7-9. Hal ini berpengaruh
juga terhadap pemilihan jenis tanaman. Untuk daerah basah (ph 5-7) pilihlah
tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran ph seperti itu. Begitu juga halnya
dengan ph yang lainnya.
Hal yang juga penting adalah kandungan udara. Keberadaan udara pada
tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah. Perkembangan
akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar menjadi tolak ukur dari
baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah tertentu. Lainnya, terkait
dengan faktor luar seperti keberadaan struktur bangunan, keberadaan jenis gulma
yang parah, keberadaan tanah yang rawan longsor, serta faktor-faktor lainnya.
2.4.2
Bentuk hara dalam tanah
Jika tanah digambarkan selaku sistem, maka dapat dipilahkan adanya
komponen masukan dan komponen keluaran. Di dalam tanah unsur hara memiliki
berbagai bentuk dan kelincahan untuk bergerak. Hara dapat mengalami alih rupa
dan alih tempat.
1. Sumber hara dalam tanah, yatiu:
1) Perombakan bahan organik tanah
2) Pelapukan mineral tanah.
3) Pemupukan.
4) Pembenah organik: rabuk, kompos, biosolid.
5) Penambatan N : legum.
6) Batuan: batuan fosfat, greensand.
7) Buangan industri: kapur, gipsum.
8) Pengendapan udara: N, S.
9) Pengendapan air: sedimen, erosi, banjir.
2. Pangkalan hara (nutrient pool)

27

Tanpa melihat darimana asalnya, semua hara akan mengelompok dalam


pangkalan yang tertentu. Unsur hara berinteraksi dengan sifat fisik, kimia dan
biologi tanah, kemudian diserap tanaman atau berpindah antar pangkalan hara
dalam tanah. Pangkalan hara dalam tanah yaitu:
1) Larutan tanah: bentuk hara terlarut dalam lengas tanah dan sifatnya
tersedia segera untuk diserap oleh akar bagi tanaman.
2) Bahan organik: selalu mengalami proses perombakan dan oleh karena itu
akan melepaskan hara.
3) Organisme tanah: hara diambil untuk metabolisme atau menjadi komponen
penyusun tubuhnya, sehingga mengalami imobilisasi sementara.
4) Mineral tanah: hara yang berada dalam pangkalan ini memeiliki sifat
antara cukup terlarut sampai sedikit terlarut.
5) Permukaan jerapan: hara dipegang permukaan tanah oleh berbagai
mekanisme, berkisar antara cepat tersedia sampai sangat lambat tersedia.
6) Pertukaran kation: tipe yang sangat penting dari jerapan permukaan tanah.
2.4.3
Gerakan hara dalam tanah
Ion di dalam tanah tanah akan bergerak menuju permukaan akar dengan
mekanisme berikut: root interception, mass flow atau diffusion.
1. Pemasokan dan pengangkutan hara:
1) Intersepsi akar
Akar tumbuh menembus tanah, bersinggungan dengan permukaan partikel
tanah, permukaan akar bersinggungan dengan ion hara yang terjerap, kemudian
terjadi pertukaran secara langsung (contact exchange). Meskipun angkanya kecil,
tetapi sumbangannya penting agar hara mencapai akar. Hal ini nampak jelas
terutama bagi hara dengan kadar tinggi dalam tanah misalnya Ca dan Mg, atau
hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil bagi tanaman seperti Zn dan Mn dan
hara mikro lainnya.
Intersepsi dipengaruhi oleh semua yang mempengaruhi pertumbuhan akar:
tanah yang kering, tanah mampat, pH tanah yang rendah, keracunan Al dan Mn,
kekahatan hara, kegaraman, aerasi buruk, penyakit akar, serangga, nematoda,
temperatur sangat tinggi atau sangat rendah. Pertumbuhan tanaman berpengaruh
paling besar terhadap proses intersepsi, meskipun juga berpengaruh terhadap dua
mekanisme lainnya.
Hara yang masuk melalui intersepsi tergantung pada kadar hara dalam
tanah, volume tanah yang dijelajahi akar, akar menempati 1 2% volume tanah,
pada permukaan tanah akar lebih rapat.

28

Proses intersepsi atau pertukaran langsung dapat digambarkan sebagai


berikut:
a.
b.
c.
Hal ini

[rambut akar] H+ dengan K+ [lempung/BO]


pertukaran => => =>
[rambut akar] K+ dengan H+ [lempung/BO]
terjadi karena akar juga memiliki KPK yang berumber dari gugus

karboksil (seperti dalam bahan organik): COOH <> COO- + H+. Besarnya kpk
akar pada monokotil 10 30 meq/100 g dengan sifat kation monovalen lebih
cepat diserap, sedangkan akar dikotil memiliki KPK 40 100 meq/100 g dengan
sifat kation divalen lebih cepat diserap.
2) Aliran masa (mass flow)
Hara terlarut terbawa bersama aliran air menuju akar tanaman, aliran air
dipengaruhi oleh transpirasi, evaporasi dan perkolasi. Jumlahnya proporsional
dengan laju aliran (volume air yang ditranspirasikan) dan kadar hara dalam larutan
tanah.
Aliran masa memasok hampir seluruh hara mobil yang diperlukan
tanaman yaitu: NO3-, SO42-, Cl-, and H3BO3. Seringkali memasok hara Ca dan
Mg yang berlebihan. Dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan Cu, Mn, and
Mo, serta memenuhi sebagian kebutuhan Fe and Zn.
Faktor yang mempengaruhi aliran masa adalah :
a. Kadar lengas tanah: tanah yang kering tidak ada gerakan hara,
b. Temperatur: temperatur yang rendah mengurangi transpirasi dan
evaporasi,
c. Ukuran sistem perakaran: mempengaruhi serapan air.
Pengaruh kerapatan akar terhadap pasokan hara oleh aliran masa lebih
ringan dibanding terhadap intersepsi akar dan difusi.
3) Difusi (diffusion)
Ion bergerak dari wilayah yang memiliki kadar hara tinggi ke wilayah
yang lebih rendah kadar haranya. Akar menyerap hara dari larutan tanah. Kadar
hara di permukaan akar lebih rendah dibandingkan kadar hara tersebut larutan
tanah di sekitar akar. Ion bergerak menuju permukaan akar. Mekanisme ini sangat
penting bagi hara yang berinteraksi kuat dengan tanah. Terutama untuk memasok
hara P dan K, juga hara mikro Fe dan Zn.
Koefisien difusi dalam air dipengaruhi temperatur, jika dingin difusi lebih
lambat. Kadar air tanah, jika kering difusi lebih lambat, kurang air, wilayah yang
dilewati difusi lebih sempit. Kelikuan (tortuosity), jalur dalam tanah tidak lurus,
tetapi melalui sekeliling partikel tanah yaitu lapisan air yang sangat tipis. Hal ini

29

dipengaruhi oleh tekstur tanah dan kadar airnya. Jika lebih banyak lempung maka
jalur difusi lebih panjang. Lapisan air lebih tipis, jalur difusi lebih panjang. Daya
sangga tanah (buffering capacity): hara dapat diambil melalui jerapan tanah
selama bergerak tersebut, hal ini akan menurunkan laju difusi.
Jarak difusi hara sangatlah pendek yaitu: K ~ 0,2 cm, sedangkan P ~ 0,02
cm. Ukuran dan kerapatan akar sangat mempengaruhi pasokan hara oleh
mekanisme difusi. Hal ini harus menjadi pertimbangan dalam penempatan pupuk.
2.4.4
Mekanisme penyerapan hara
Kebanyakan unsur diserap akar tanaman dalam bentuk an organik. Setelah
mencapai akar, ion hara diangkut sampai ke bagian daun melalui serangkaian
tahapan, yaitu penyerapan pasif (passive root uptake), penyerapan aktif (active
root uptake), alih tempat (translocation).
2.4.5 Faktor penentu pertumbuhan
Setiap syarat tumbuh dapat membatasi hasil. Aturan minimum dari Liebig
berlaku unsur hara, tetapi dapat pula diterapkan bagi syarat tumbuh yang lainnya.
Pertumbuhan tanaman dibatasi oleh keberadaan hara yang paling terbatas
jumlahnya, tanpa memperhatikan besarnya sediaan hara yang lainnya. Tugas
petani adalah mengidentifikasi semua faktor pembatas hasil, dan menghilangkan
atau meminimalkannya sehingga usahanya menguntungkan.
Faktor penentu pertumbuhan tanaman dapat dipilahkan menjadi 2 bagian
yaitu:
1. Faktor Genetik
Perbaikan genetik dengan munculnya hibrida, varitas atau galur telah
menunjukkan adanya peningkatan hasil panen pada tanaman jagung, gandum atau
komoditas lainnya.
Tanaman dengan hasil panen tinggi (high yielding) mengambil hara lebih
banyak dibandingkan tanaman biasa. Tanaman demikian bersifat menguras hara.
Jika ditanam pada tanah yang memiliki ketersediaan hara terbatas, maka hasil
panen akan lebih rendah dibandingkan tanaman biasa.
Pada masa lampau dilakukan pemilihan varitas tanaman untuk berbagai
tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Sekarang hal tersebut tidak dikerjakan lagi,
karena pada tanah yang tidak subur dapat ditambahkan pupuk. Meski demikian
tetap dilakukan upaya pemilihan tanaman misalnya: tahan terhadap pH rendah
atau keracunan Al, atau terhadap kondisi garaman, atau tahan terhadap
kekeringan.
2. Faktor lingkungan

30

Lingkungan didefinisikan sebagai agregat dari semua kondisi eksternal


dan pengaruh yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme. Yang
termasuk dalam faktor lingkungan yaitu:
1) Temperatur
Temperatur merupakan ukuran intentitas panas. Kisaran temperatur secara
umum untuk makluk hidup: -35 0C +75 0C; Tanaman pertanian : 25 40 0C.
Temperatur ini mempengaruhi: fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding sel,
penyerapan air dan hara, transpirasi, aktivitas ensim dan koagulasi protein.
2) Lengas tanah
Kadarnya dalam tanah sangat bervariasi: Jenuh air (saturated) kapasitas
lapangan (field capacity) layu permanen (wilting point). Fungsi lengas antara
lain sebagai : pelarut, media transportasi, bahan dasar H2O.
3) Sinar matahari
Aspek yang terkait dengan pertumbuhan adalah: proses fotosintesis, lama
penyinaran dan periode tumbuh.
4) Udara
Udara diperlukan untuk respirasi dan sebagai bahan dasar CO2 dalam
proses fotosintesis.
5) Struktur tanah
Struktur tanah mempengaruhi ruang tumbuh akar dan imbangan udaralengas.
6) Reaksi tanah
Reaksi tanah berkaitan dengan ketersediaan hara, unsur meracun dan
kehidupan mikrobia.
7) Biotik
Antagonisme atau sinergisme, jasad pengganggu: hama, penyakit, gulma
8) Penyediaan hara
Penyediaan hara yaitu mineral, tekstur, struktur, pH, bahan organik tanah,
pemupukan, pengolahan tanah. Perakaran tanaman dapat dangkal, dalam, atau
menyebar.
9) Senyawa penghambat pertumbuhan
Senyawa penghambat pertumbuhan yaitu adanya limbah atau bahan
beracun.

31

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca
seperti suhu yang optimum dimana tanaman tumbuh dan
berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara
yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah
dan penguapan permukaan daun, maupun pergerakan
awan, Membawa uap air sehingga udara panas menjadi
sejuk dan juga Membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan
oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan
dan produksi tanaman. Ada beberapa unsur iklim yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, yaitu cahaya, suhu dan air.
3. Berhasilnya suatu usaha pertanian sangat tergantung pada kesuburan tanah
dan cara-cara penggunaan serta pengelolaan tanah tersebut.
4. Tanah sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk
pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya
sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor
tersebut haruslah seimbang agar pertumbahan tanaman baik dan
berkelanjutan

32

33

Anda mungkin juga menyukai