Anda di halaman 1dari 14

PENCEMARAN UDARA DAN HUJAN ASAM

IR. NURHASMAWATY POHAN


Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Kimia
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Pencemaran lingkungan merupakan peristiwa penyebaran bahan kimia
dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur
materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya, sehingga mengganggu
kesejehteraan manusia salah satu pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak
pada massa sekarang ini adalan pencemaran udara.
Pencemaran udara terjadi jika komposisi zat zat yg ada diudara melampaui
ambang batas yana ditentukan . Adanya bahan- bahan kimia yang melampaui batas
dapat membahayakan kesehatan manusia , mengganggu kehidupan hewan dan
tumbuhan dan terganggunya iklim (cuaca) dengan aktivitas manusia dan kemajuan
tekhnologi terutama akibat proses pembakaran bahan bakar diindustri atau
kendaraan bermotor, maka banyak gas-gas yang dihasilkan dan bercampur dengan
udara sebagai zat pencemar. Bahan kimia yang merupakan zat pencemar udara
adalah karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), sulfurdioksida (SO2), oksida
nitrogen (NO2), senyawa hidrokarbon, dan partikulat logam berat.
Dalam abad modern dimana jumlah penduduk semakin banyak dan semakin
padat,untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kemajuan teknologi, maka aktivitas
yang mengganggu keseimbangan daur mareri semakin meningkat. Untuk
menghambat atau mengurangi atau menghilangkan akibat yang terlalu besar dari
pengaruh lingkungan, maka setiap orang harus sadar akan kepentingan agar
kesetimbangan dalam lingkungan hidup terjaga..

2002 digitized by USU digital library

PENGERTIAN DAN JENIS PENCEMARAN UDARA


1. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing
didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing didalam udara dalam jumlah
tertentu serta berada diudara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat
mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bila keadaan itu terjadi
maka diudara dikatakan telah tercemar.
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya
tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan
sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang berfungsi
sangat penting bagi kehidupan didunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk
bernapas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3)
untuk menahan sinar ultra violet.
Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen
oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain. Apabila susunan
udara menglami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut diatas
dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka udara
telah tercemar.
2.

Jenis-jenis Pencemaran Udara


Menurut asalnya, pencemaran udar dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :
a. Pencemaran Udara Alami
Adalah : Masuknya zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat prosesproses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam
dari laut, debu meteroid dan sebagainya.
b. Pencemaran Udara Non- Alami
Adalah : Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya
tanpa disadari dan merupakan produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap,
partikel-partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan
buangan nuklir.

2002 digitized by USU digital library

PENYEBAB PENCEMARAN UDARA


Perkembangan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam
industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup
disekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yakni :
a. karema faktor internal (secara alamiah), contoh :
1. debu yang berterbangan akibat tiupan angin.
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkanik.
3. Proses pembusukan sampah organik, dll.
b. karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :
1. hasil pembakaran bahan bakar fosil.
2. debu / serbuk dari kegiatan industri.
3. pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
Pencemaran pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan suatu campuran
dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau zat yang
masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan
geografi dan meteorology setempat.
Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak
berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-banar bersih
sudah sulit diperoleh, terutama dikota-kota besar yang banyak industrinya dan
padat lalu lintasnya. Udar ynag tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan
manusia. Terjadinya kerusakan lingkingan berarti berkurangnya (rusaknya) daya
dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia.
Sebenarnya secara alamiah, udar / atmosfer mempunyai kemampuan
mengatur dan mengendalikan diri terhadap masuknya setiap zat pencemar ke
dalamnya. Karena secara alami udara / atmosfer mempunyai keterbatasan dalam
menerima pencemaran udara, maka kelebihan zat pencemar memungkinkan
terjadinya dampak negatif terhadap kualitas dan karekteristik udara / atmosfer.
Sealnjutnya akan merubah tingkat laku udara / atmosfer yang memungkinkan
terjadinya perubahan iklim local maupun global.

2002 digitized by USU digital library

KOMPONEN PENCEMARAN UDARA


Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan
teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara
di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Drai beberapa macam
komponen pencemar udara, amka yang paling banyak berpengaruh dalam
pencemaran udara adalh komponen-komponen berikut ini :
1. Karbon monoksida (CO)
2. Nitrogen oksida (NOx)
3. Belerang oksida (SOx)
4. Partikulat
Ad.1. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawa
-129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara,
berupa gas
buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak
menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam uadra relatif tinggi dibandingkan
dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses
industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif
sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Secara
umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :
1. Pembakaran bahan bakar fosil.
2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) denagn karbon C
yang menghasilkan gas CO.
3. Pad suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.
Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk
daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat,
udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota
atau desa, cemaran CO diuadra relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka
dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal
ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO
yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu
tempat karena perpindahan ke tempat lain.
Ad.2. Nitrogen Oksida (NO2)
Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen
mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat gas
NO2 adalh berwarna dan berbau, sedangakn gas No tidak berwarna dan tidak
berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat
hidung.
Kadar NOx diudara daearh perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih
tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena
berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah
kadar NOx diudara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan
sampah dan lain-lain.
Pencemaran gas NOx diudara teruatam berasal dari gas buangan hasil
pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listri stasioner atau mesin-mesin
yang menggunakan bahan bakar gas alami.
Keberadaan NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang
mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai berikut :
NO + O
NO2 + sinar matahari
O3 (ozon)
O
+ O2
2002 digitized by USU digital library

O3

+ NO

NO2 + O2

Ad.3. Belerang Oksida (SOx)


Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan
gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak
mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah
bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau
H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) bneda-benda lain
yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses
kimiawi lainnya.
Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia
(tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 1 ppm. Gas dari
pada gas SO3. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian gas
tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian membentuk
gas SO3 melalui reaksi berikut :
2SO3
2SO2 + O2 (udara)
Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri
seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan kadar gas Sox
diudara meningkat. Reaksi antara gas Sox denagn uap air yang terdapat diudara
akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat dan asam
sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang
dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat merugikan karena
dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negar industri,
hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius karean sifatnya
yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan
lingkunagn semakin parah.
Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang
digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam
batu bara berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbenruk mineral
logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri
besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilakna SOx karena mineral-mineral logam
banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses peleburan sulfida logam diubah
menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus menghilangkan belerang dari
kandungan logam karena belerang merupakan pengotor logam. Pada suhu tinggi
sulfida logam mudah dioksida menjadi oksida logam melalui reaksi berikut :
2ZnO + 2SO2
2ZnS + 3O2
2PbO + 2SO2
2PbS + 3O2
Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahna bakar,
penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung drai keadaan meteorology dan
geografi setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan
SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan berkumpul bersama awan
yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan asam inilah yang
menyebabkan kerusakan hutan di Eropa (terutama di Jerman) karena banyak
industri peleburan besi dan baja yang melibatkan pemakaian batu bara maupun
minyak bumi di negeri itu.
Ad.4. Partikulat
Partikel adalah pencemar udara yang berada bersama-sama denagn bahan
atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit
sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian
yang lebih luas, dalam kaitan dengan masalah pencemaraan lingkungan, pencemar
partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana

2002 digitized by USU digital library

sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya merupakan
bentuk pencemaran udara.
Sunber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan juga
dapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang
lebih baik. Pencemaran partikel yang bersaal dari alam contohnya adalah :
1. Debu tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
2. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibatletusan gunung
berapi.
3. Semburan uap iar panas disekitar daerah sumber panas bumi didaerah
pegunungan.
Pencemaran partikel yang berasal dari alam sering kali dianggap wajar.
Kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi tingkat
kenyamannan hidup maka hal tersebut dianggap sebagai musibah bencana alam.
Pencemaran partikel yang berasal dari alam yang pernah tercatat sebagai suatu
kejadiaan yang hebat adalah pencemaran partikel akibat letusan gunung Krakatau
pada tahun 1885. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar akibat letusan
gunung Krakatau, tidak hanya jatuh disekitar selat Sunda (Jawa Barat dan Lampung)
saja, namun sempat melayang diatmosfer mengelilingi dunia dalam waktu yang
cukup lama sebelum akhirnya jatuh didaratan Eropa.
Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup, adalah pada saat
partikel masih melayang-layang sebagai pemcemar diudara sebelum jatuh ke bumi.
Waktu hidup partikel berkisar anatra beberapa detik sampai beberapa bulan.
Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa
jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang sudah
mati karena jatuh mengendap dibumi, dapat hidup kembali apabila tertiup oleh
angin kencang dan melayang-layang lagi diudara.
Sumber pencemaran partikel akibat ulah manusia sebagian besar berasal
dari pembakaran batu bara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat
transportasi.

2002 digitized by USU digital library

DAMPAK PENCEMARAN UDARA BAGI LINGKUNGAN


Dampak pencemaran uadra saat ini merupakan masalah serius yang
dihadapi oleh negara-negara industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran
udara ternyata sangat merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai
akibat langsung terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak
lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, bangunan gedung dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun
1980, Kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang
lebih 51.000 orang. Angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan
angka kematian yang disebabkan penyakit jantung, AIDS dan lain sebagainya.
Ad.1. Dampak Pencemaran Oleh Karbon Monoksida
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut
peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan
oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut
bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi
denagn darah (hemoglobin) :
O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + O2
Hemoglobin + CO
COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO samapi dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau
waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia
selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida
(CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu
dengan yang lainnya. Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila diruangan itu
ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang
mengandung gas CO denagn konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian
menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi
didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang
merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan
kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama
(perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang
menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung.
Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan 100 ppm
terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila
konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24
jam, maka kana mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang
ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.
Ad.2. Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx)
Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam , yakni gas nitrogen monoksida
(NO) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat
yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang
mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan
tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya
yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung
gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO
berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat
menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila
keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan
menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi
gas NO2.

2002 digitized by USU digital library

Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya
bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman.
Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan
daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis
atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat
berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses
fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan.
Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis
daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy
Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan
iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN
bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya
kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu lingkungan.
Ad.3. Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)
Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara. Adanya uap air dalam udara
akan mengakibatkan terjadinya reaksi pembentukan asam sulfat maupun asam
sulfit. Reaksinya adalah sebagai berikut :
H2SO3
SO2 + H2O
H2SO4
SO3 + H2O
Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi di udara dan
kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan asam
tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusak tanaman, terkecuali
tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan
lapisan tanah yang subur.
Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar
rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan
tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan
tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari
timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka
daun itu akan gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun.
Udara yang telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami
gangguan pada systen pernapasaannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi
asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran
napas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan
iritasi pada bagian tubuh yang terkena.

2002 digitized by USU digital library

USAHA PENANGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN UDARA


Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas
dan sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran
lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi
dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama , yakni :
- Penanggulangan Secara Non-teknis
- Penanggulangan Secara Teknik
Melalui cara penanggulangan dengan cara non-teknis dan teknis ini
diharapkan bahwa pencemaran lingkungan akan jauh berkurang dan kualitas hidup
manusia dapat lebih ditingkatkan. Barangkali akan timbul pertanyaan pada diri kita :
Mungkinkan itu dapat terjadi ? Jawabannya adalah : Mungkin ! Sejauh ada niat dan
keinginan untuk melaksanakannya. Oleh karena itu usaha menanggulangi dan
mengurangi pencemaran lingkungan sepenuhnya tergantung pada kita semua. Kalau
kita ingin meningkatkan kualitas hidup kita , maka sudah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab kita bersama untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran
lingkungan.
Ad.1. Penanggulangan Secara Non-teknis
Dalm usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal
istilah penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu usaha untuk mengurangi
dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundanagn yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pencemaran lingkungan.
Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akna
dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain meliputi :
- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
- Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
- Menanamkan Perilaku Disiplin
Ad.2. Penanggulangan Secara Teknis
Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka
langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak
macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapun
criteria yang digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor
berikut :
- Mengutamakan keselamatan lingkungan
- Teknologinya telah dikuasai dengan baik
- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan
Berdasarkan criteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam hal
penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut :
- Mengubah proses
- Menggantikan sumber energi
- Mengelola limbah
- Menambah alat bantu
Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri
sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-sama,
tergantung kepada kajian dan kenyataan yang sebenarnya.
2002 digitized by USU digital library

Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat ditanggulangi denagn cara
sebagai berikut :
- Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan industri
merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada
cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO dan NO menjadi gas yang
tidak beracun.
- Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2, maka
diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system tebang tanam,
memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan gundul, gerakan
menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak taman kota.
- Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga lstrik
dari surya atau bahan bakar dari jenis alkohol.

2002 digitized by USU digital library

10

PROSES DAN PENYEBARAN PENCEMARAN UDARA


Proses penurunan kualitas lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh
masuknya zat pencemar ke dalam lingkungan udara tersebut, baik alami (seperti:
kebakaran hutan oleh teriknya matahari, debu vulkanik, debu meteorit, pancaran
garam dari laut dan sebagainya) maupun akibat aktivitas manusia yang justru sering
menimbulkan masalah (seperti pancaran gas beracun dari pemupukan pembasmian
hama, asap rumah tangga, transportasi, produk sampingan dari industri dan
sebagainya).
Permasalahan penurunan kualitas lingkungan udara timbul akibat
pertambahan penduduk serta pengembanagn ilmu dan telnologi, dimana aktivitas
dan mobilitas manusia bertambah. Sebagai contoh, makin bertambah penduduk
berarti semua kebutuhan bertambah, sehingga produk sampingannya bertambah
pula. Demikian pula kebutuhan akan udara bertambah, baik untuk bernapas maupun
sebagai media pembuangan. Dampak mekanisasi dan energisasi terhadap
lingkungan alami cukup fundamental dan meluas. Karenanya, hubungan antara
makhluk hidup dan lingkungan alami, disatu pihak, dengan masalah mekanisasi dan
energisasi dan lain pihak, perlu dipelajari, dikaji dan dipahami.
Ekologi ekosistemnya mempelajari hubungan serta keterkaitan antara
makhluk hidup dengan lingkungan alami dimana didalamnya terdapat termodinmaika
yang mempelajari proses-proses irreversible dalam alam, antara lain proses-proses
energi dan biologi. Dari sini dapat diketahui bahwa proses-proses alam akan
mengarah pada keacakan (disorder), khususnya pada keacakan lingkungan
(environmental disorder).
Hukun pertama termodinamika menyatakan bahwa :
Jumlah yang terpakai dan yang terbuang dalam proses pengolahan sumber energi
alam harus sama dengan jumlah masukan sumber primer.
Setiap zat yang dipancarkan ke dalam udara akan mengalami pengangkutan,
pencampuran dan penyebaran (dispersi) sesuai dengan dinamika udara, maka perlu
ditinjau dan dipelajari proses-proses fisis dan persamaan-persamaan dinamis yang
berlaku diatmosfer, seperti :
- Proses pengangkutan / transportasi
- Proses pencampuran / pengenceran (difusi)
- Proses turbulensi
- Proses perubahan fasa air , dan sebagainya.

2002 digitized by USU digital library

11

KESIMPULAN

Pencemaran udara merupakan proses masuknya zat pencemar ke dalam udara


atmosfer, dalam jumlah melebihi ambang batas yang diperkenankan untuk
kesehatan dan kehidupan semua makhluk hidup.
Pencemaran udara dapat disebabkan karena faktor internal (secara alamiah) dan
faktor eksterna (karena ulah manusia).
Polutan-polutan pencemaran udara terdiri dari CO, CO2, NO, NO2, SO2, SO3,
partikulat dan ozon.
Pencemaran udara dapat menimbulkan beberapa dampak antara lain :
! Hujan asam.
! Kerusakan lapisan ozon.
! Merusak saluran pernapasan / sistem saraf, dan lain-lain.
Pencemaran udara dapat diatasi denagn beberapa solusi, antara lain :
! Merancang alat yang dapat mengubah polutan menjadi gas yang tidak
berbahaya.
! Mengadakan reboisasi.
! Mengurangi konsentrasi polutan diatmosfer.
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandinagnnbya tidak
tetap, tyergantung pada akeadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan
sekitarnya.

2002 digitized by USU digital library

12

DAFTAR PUSTAKA
Joseph M, Patula (1989). The Object of Environmental Ethics, dalam Environmental
Management, An International Journal for Decision Makers and Scientists, Vol 13,
Number 3, p. 273.
Saeni (1989), Kimia Lingkungan, PAU-IPB Bogor.
Wisaksono, W dkk (1981), Peranan Analisa Kimia Dalam Menunjang Masalah
lingkungan Hidup, Seminar Nasional Metode Analisa Kimia, Bandung.
Ekasatya N, 1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan,
Departemen Perindustrian R.I, Jakarta.
Mahida, U.N, 1981, Pencemaran Udara dan Pemanfaatan Limbah Industri,
diterjemahkan oleh Prof. DR.Ir. Otto Soemarsoto, Penerbit C.V. Rajawali, Jakarta.

2002 digitized by USU digital library

13

2002 digitized by USU digital library

14

Anda mungkin juga menyukai