Anda di halaman 1dari 1

Percobaan selanjutnya dilakukan penentuan kadar Ca pada sampel air keran.

Pada
penentuan kesadahan Ca2+, sampel air keran sebanyak 25 mL diencerkan 100 kali terlebih
dahulu dengan menggunakan aquadest sebanyak 25 mL. Sampel yang telah diencerkan
ditambahkan 2 mL NaOH 0,1 N dan pH larutan menjadi 12. Fungsi penambahan NaOH yaitu
untuk memberi suasana basa (meningkatkan pH sampel) karena perubahan warna dapat
terjadi pada suasana basa serta mencegah terbentuknya
Langkah

selanjutnya

kalsium

hidroksida

[Ca(OH) 2].

yaitu ditambahkan sedikit mungkin serbuk murexid yang berwarna

hitam. Penambahan serbuk

murexid

pada

larutan

sampel

menyebabkan

perubahan

warna larutan menjadi merah muda. Murexide berfungsi sebagai indikator ketika titik
akhir titrasi. Murexid mempunyai range kerja pada pH 12 - 13. Berdasarkan teori, pada pH
yang lebih tinggi dari 12, Ca akan mengendap, sehingga EDTA hanya dapat diikat oleh Ca 2+
dengan indikator murexid. kemudian larutan dititrasi dengan EDTA 0,01 N sampai warna
larutan berubah menjadi ungu. Ambang batas untuk kalsium (Ca) yaitu 30 mg/L (Standar
Baku Mutu/SNI tahun 2010) Dari

hasil pengamatan yang

di peroleh, hasil percobaan

pada sampel air keran, kesadahan ion Ca2+ 586,784 mg/L. Ambang batas untuk kalsium (Ca)
yaitu 30 mg/L (Standar Baku Mutu/SNI tahun 2010). Sedangkan untuk penentuan
Magnesium (Mg) pada praktikum kali ini dilakukan dengan cara mengurangi volume titran
kesadahan total dengan kadar Ca dan diperoleh hasil kadar magnesium (Mg) sebesar 615,72
mg/L, yang artinya dalam 1 liter air mengandung 615,72 mg magnesium (Mg).

Anda mungkin juga menyukai