Anda di halaman 1dari 16

Titrasi argentometri

PERCOBAAN V
Judul

: TITRASI ARGENTOMETRI

Tujuan

: 1. Menentukan kadar Cl- dalam air laut.


2. Penentuan kadar Cl- dalam air kran.
3. Menentukan kadar NaCl dalam garam meja.

Hari/ Tanggal

: Senin / 1 Desember 2008

Tempat

: Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

I.

DASAR TEORI
Suatu reaksi pengendapan dapat dikatakan berkesudahan, jika kelarutan

endapannya cukup kecil. Di dekat titik ekivalensinya, konsentrasi ion-ion yang


dititrasi akan mengalami perubahan-perubahan besar. Permasalahan yang
mungkin dihadapi adalah pemilihan indikator yang baik.
Ada beberapa cara untuk menentukan saat tercapai titik ekivalen pada
titrasi pengendapan:
1. Dengan pembentukan endapan berwarna (cara Mohr)
2. Dengan pembentukan persenyawaan berwarna yang larut (cara
Volhard)
3. Dengan indikator adsorbs (cara Fajans)
Pada proses disinfeksi air, sering digunakan klor, karena harganya murah
dan mempunyai daya disinfeksikan sampai beberapa jam setelah pembubuhan
(residu klor). Selama proses tersebut klor direduksi hingga menjadi klorida (Cl-)
yang tidak mempunyai daya disinfektan, disamping klor juga bereaksi dalam
keadaan bebas (Cl2, OCl-, HOCl) dan keadaan terikat (NH4Cl, NHCl2, NCl3). Klor
terikat mempunyai daya disinfektan yang tidak seefisian klor bebas.
Pada titrasi dengan pembentukan endapan berwarna (cara Mohr) akan
terbentuk endapan baru yang berwarna. Metode Mohr dapat digunakan untuk
menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan
standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Pada titrasi ion Ag

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

yang berlebih akan diendapkan dengan warna merah bata. Larutan bersifat nitrat

Titrasi argentometri

atau sedikit basa, tetapi tidak boleh terlalu basa. Pada kondisi yang cocok, metode
Mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada konsentrasi klorida yang rendah.
Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus lebih larut dibanding
endapan warna yang terbentuk selama titrasi. Titrasi dengan cara ini harus
dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0. Dalam
suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana
basa akan terbentuk endapan perak hidroksida.
Reaksi yang terjadi adalah :
Asam : 2CrO42-+ 2H- CrO72- + H2O
Basa : 2 Ag+ + 2 OH- 2 AgOH + 2AgOH Ag2O + H2O
Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikorbonat atau kalsium
karbonat. Larutan alkalis diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam borat
sebelum dinetralkan dengan kalsium karbonat. Meskipun menurut hasil kali
kelarutan iodida dan tiosianat mungkin untuk ditetapkan kadarnya dengan cara ini.
Namun oleh karena perak lodida maupun tiosanat sangat kuat menyerang kromat,
maka hasilnya tidak memuaskan. Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan titrasi
menggunakan NaCl sebagai titran karena endapan perak kromat yang mula-mula
terbentuk sukar bereaksi pada titik akhir. Larutan klorida atau bromida dalam
suasana netral atau agak katalis dititrasi dengan larutan titer perak nitrat
menggunakan indikator kromat. Apabila ion klorida atau bromida telah habis
diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi membentuk endapan
perak kromat yang berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi. Sebagai
indikator digunakan larutan kromat K2CrO4 0,003M atau 0,005M yang dengan ion
perak akan membentuk endapan coklat merah dalam suasana netral atau agak
alkalis. Kelebihan indikator yang berwarna kuning akan menganggu warna, ini
dapat diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan
penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl.
Pada titrasi dengan pembentukan persenyawaan berwarna yang larut (cara
Volhard) kesalahan pada titik akhir sangat kecil, tetapi larutan harus dikocok
dengan kuat pada titik akhir, agar Ag+ yang teradsorpsi pada endapan dapat

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

diadsorpsi. Metode Volhard didasari oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam

Titrasi argentometri

asam nitrit, dengan ion besi (III) dipergunakan untuk mendeteksi kelebihan ion
tiosianat. Metode Volhard dipergunakan secara luas untuk perak dan klorida
mengingat titrasinya dapat dijalankan dalam larutan asam. Merkurium merupakan
kation yang lazim mengganggu dalam metode Volhard.
Pada titrasi dengan indikator adsorpsi (cara Fajans) diketahui jika AgNO 3
ditambahkan ke NaCl yang mengandung zat berpendar fluor, titik akhir ditentukan
dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika didiamkan,
tampak endapan berwarna, sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya
adsorpsi indikator pada endapan AgCl. Warna zat yang terbentuk dapat berubah
akibat adsorpsi pada permukaan. Kelebihan dari indikator adsorpsi adalah
memberikan kesalahan yang kecil pada penentuan titik akhir titrasi. Perubahan
warna yang disebabkan adsorpsi indikator biasanya tajam. Adsorpsi pada
permukaan berjalan baik jika endapan memiliki luas permukaan yang besar.
Warna adsorpsi tidak begitu jelas jika endapan terkoagulasi, misalnya dengan
adanya muatan ion yang besar.

II.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan :
1.

Piknometer

: 1 buah

2.

Neraca analitik

: 1 buah

3.

Labu ukur

: 1 buah

4.

Pipet tetes

: 1 buah

5.

Erlenmeyer

: 2 buah

6.

Gelas ukur 50 mL

: 1 buah

7.

Buret 50 mL + statif

: 1 buah

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

Bahan yang digunakan :

Titrasi argentometri

1.

Cuplikan air laut, air PDAM, dan garam dapur.

2.

K2CrO4 5%

3.

AgNO3 0,1 M

III. PROSEDUR KERJA


1. Penentuan kadar Cl- dalam air laut
Mengukur berat jenis air laut dengan piknometer dan mencatat tempat
pengambilan sampel. Mengencerkan 25 mL air laut dalam labu ukur 250
mL. Mengambil 25 mL larutan yang sudah diencerkan, menambah dengan
5 tetes indikator K2CrO4 5%. Menitrasi dengan AgNO3 sampai terjadi
endapan merah bata. Melakukan percobaan sebanyak 2 kali. Menghitung
kadar Cl- dalam air laut tersebut.
2.

Penentuan kadar Cl- dalam air PDAM.


Prosedur sama dengan penentuan kadar Cl- dalam air laut.

3.

Penentuan kadar NaCl dalam garam meja.


Menimbang 1,45 g garam meja (mencatat merknya). Melarutkan

dalam labu ukur 250 mL. Mengambil 25 mLlarutan tersebut. Memasukkan


dalam Erlenmeyer, menambah 5 tetes indikator K2CrO4 5%. Menitrasi
dengan AgNO3 sampai terjadi endapan merah bata. Melakukan percobaan
2 kali, menghitung kandungan NaCl dalam sampel, mencocokkan dengan
kadar yang tertera pada bungkusnya. Menghitung kesalahannya.

N
O
A

DATA PENGAMATAN
Perlakuan

Hasil Pengamatan

Penentuan kadar Cl- dalam air laut

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

IV.

Titrasi argentometri

25 mL larutan air laut yang telah


diencerkan
Larutan + 5 tetes K2CrO4 5%

Larutan + 1 mL AgNO3

Larutan + 2 mL AgNO3

Larutan + 6 mL AgNO3

Larutan + 6,7 mL AgNO3

Larutan + 7 mL AgNO3
Larutan + 25 mL AgNO3

25 mL air laut yang telah diencerkan


Larutan + 5 tetes K2CrO4 5%

Larutan + 1 mL AgNO3

Larutan + 2 mL AgNO3

Larutan + 4 mL AgNO3
Larutan + 6 mL AgNO3

Larutan + 7 mL AgNO3

Larutan + 8 mL AgNO3

Larutan bening

Larutan kuning
Larutan kuning keruh
Larutan kuning keruh lebih

muda
Larutan berendapan kuning

jingga
Larutan coklat agak bening,

endapan merah bata


Larutan merah hati
Larutan merah bening dan

endapan merah bata


Larutan bening
Larutan kuning

Larutan kuning keruh

Larutan tambah keruh,

Larutan + 9 mL AgNO3
Larutan + 11 mL AgNO3

larutan kuning memudar


Larutan tetap
Larutan kuning, endapan

putih
Larutan

putih
Larutan

Larutan + 13 mL AgNO3
Larutan + 15 mL AgNO3

merah

endapan
bata,

endapan merah bening


Larutan tetap
Larutan merah bening,

endapan makin banyak


Larutan
merah
terang,

merah,

endapan merah bata dan

semakin banyak
Larutan
makin

Larutan + 17 mL AgNO3

Larutan + 19 mL AgNO3

dan

Larutan + 21 mL AgNO3

mengapung
Larutan makin

merah

bening, endapan merah bata

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

ada

yang
bening,
11
7

masih

Titrasi argentometri

endapan makin merah


Larutan makin bening,
endapan mengapung makin

sedikit
Larutan

bening,

endapan

merah bata makin banyak,


endapan

terapun

makin

sedikit
B
1

Penentuan kadar Cl- dalam air


PDAM
25 mL air PDAM yang telah
diencerkan
Larutan + 5 tetes K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3

Larutan bening
Larutan kuning
Larutan merah bata tanpa
endapan pada penambahan
0,5 mL AgNO3

25 mL air PDAM yang telah

Larutan bening

diencerkan
Larutan + 5 tetes K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3

Larutan kuning
Larutan merah bata tanpa
endapan pada penambahan
0,3 mL AgNO3

Penentuan kadar Cl- dalam garam


meja
25 mL larutan garam meja + 5 tetes
K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3
Penambahan 1 mL

Penambahan 2 mL

Penambahan 4 mL
Penambahan 6 mL

Larutan kuning keruh (+)


Larutan kuning pudar, keruh

(++)
Larutan keruh (+++), kuning

pudar, sedikit berendapan


Larutan
keruh
(++++),

kuning pudar, endapan putih


Penambahan 8 mL

Penambahan 11 mL

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

terlihat
Larutan

keruh

(+++++),

kuning pudar, endapan putih

11
7

Titrasi argentometri

Penambahan 17 mL
Penambahan 21 mL

bertambah
Larutan keruh

(++++++),

kuning pucat, endapan putih

bertambah banyak
Larutan keruh (++++++++),
kuning pucat, endapan putih

Penambahan 25 mL

Penambahan 27 mL

Penambahan 29 mL

Penambahan 31 mL

25 mL larutan garam meja + 5 tetes

K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3
Penambahan 1 mL
Penambahan 9 mL

Penambahan 13 mL

bertambah banyak
Larutan makin keruh, kuning
makin pucat, endapan putih
bertambah

banyak

dan

terapung
Larutan kuning kemerahan,

endapan bertambah
Larutan merah bata, endapan

bertambah
Larutan merah bata makin

bening, endapan bertambah


Larutan bening, endapan

putih semakin banyak


Larutan kuning

Larutan kuning keruh


Larutan lebih keruh
Mulai ada percikan merah

bata tapi tidak permanen


Larutan
semakin
keruh

terdapat endapan berwarna

Penambahan 25 mL

Penambahan 28 mL

putih
Laarutan merah kecoklatan,

banyak endapan putih


Larutan berendapan

putih

yang lebih banyak


Catatan:
Merk garam meja

Massa piknometer

Massa piknometer + massa air laut

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

Bintang 9
15,3584 g
25,2725 g
11
7

1
2
3

Titrasi argentometri

4
5
6

V.

Massa piknometer + air PDAM


Massa jenis air laut
Massa jenis air PDAM

25,2947 g
0,99141 g/ mL
0,99363 g/ mL

ANALISIS DATA
Dalam titrasi pengendapan (argentometri) didasarkan pada penggunaan

larutan baku yaitu perak nitrat (AgNO3). Zat yang ditentukan bereaksi dengan zat
peniter akan membentuk senyawa yang sukar larut dalam air. Sehingga,
kesepakatan zat yang ditentukan berkurang selama berlangsungnya proses titrasi.
Perubahan kepekatan itu diamati dekat titik kesetaraan dengan bantuan indikator
atau peralatan yang sesuai. Cara seperti ini mempunyai persyaratan yang ketat,
misalnya terjadi keseimbangan yang serba berlangsung cukup cepat. Oleh karena
itu reaksi-reaksi pengendapan yang lazim dipakai dalam gravimetri tidak dapat
dipakai seluruhnya dalam titrasi pengendapan. Sebagai indikator digunakan
larutan kromat K2CrO4 yang dengan ion perak akan membentuk endapan coklat
merah dalam suasana netral atau agak alkalis. Kelebihan indikator yang berwarna
kuning akan menganggu warna, ini dapat diatasi dengan melarutkan blanko
indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai
pengganti endapan AgCl.
Pada percobaan yang telah dilakukan, digunakan cara Mohr dalam
menentukan saat tercapainya titik ekivalen. Mula-mula Ag+ akan mengikat Clmembentuk AgCl ( terbentuk endapan merah) dengan persamaan reaksi sebagai
berikut:
Ag+ + Cl-

AgCl

Penambahan AgNO3 secara terus menerus akan membuat ion Cl - habis


diikat oleh ion Ag+ dari AgNO3. Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan
Ag+ selanjutnya bereaksi dengan CrO42- yang berasal dari indikator K2CrO4 yang

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

ditambahkan dan membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata, berarti

Titrasi argentometri

titik akhir titrasi sudah tercapai sehingga selanjutnya Ag+ akan berikatan dengan
CrO 24 dari K2CrO4 membentuk Ag2CrO4. Persamaan reaksinya adalah
2Ag+ (aq) + CrO 24 (aq)

Ag2CrO4 (s)

Dari percobaan ini, dapat dibuktikan bahwa air dari garam laut dan garam
meja mengandung Cl-. Hal ini terlihat dari terbentuknya endapan baru yang
berwarna yang menunjukkan jika ion Ag+ telah bereaksi terlebih dahulu dengan
Cl- membentuk AgCl, sampai jenuh dan terbentuk endapan tersebut. Sedangkan
pada PDAM tidak terbentuk endapan baru yang berwarna sehingga bisa ditarik
kesimpulan bahwa tidak ada ion Cl- yang berikatan dengan Ag+ dari AgNO3.
Kadar Cl- yang ada pada garam dapur lebih banyak dari kadar Cl- dalam
air laut. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan kadar Cl yang ada pada garam dapur adalah 8,893 % sedangkan kadar Cl - yang ada pada
garam meja adalah sebanyak 11,907 %. Sedangkan kadar Cl - pada garam dapur
antara hasil perhitungan dengan pernyataan kadar dari bungkus garam tersebut
terdapat perbedaan. Jika dari hasil perhitungan diketahui kadar Cl - dari garam
dapur adalah sebanyak 11,907 % sedangkan pada bungkus tertera angka 98,1 %
artinya terdapat perbedaan kadar sebanyak 86,2%.

VI.

KESIMPULAN
1.

Kadar Cl- dalam air laut yang sampelnya diambil dari pantai
Batakan sebanyak 0,32943%.

2.

Kadar Cl- dalam air PDAM sebanyak 0%.

3.

Kadar NaCl dalam garam meja dengan merk bintang 9 adalah


sebesar 11,9%.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Day R.A, Jr dan A. L Underwood, Jr. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

Edisi Keenam. Penerjemah Iis Sopyan, Jakarta: Erlangga.

Titrasi argentometri

Rivai, Harizul.1995. Asas Pemeriksaan kimia. Jakarta : UI-Press


Sholahuddin, Arif, Bambang Suharto dan Abdul Hamid. 2007. Panduan
Praktikum Kimia Analisis. Banjarmasin: FKIP UNLAM.

LAMPIRAN
Perhitungan :
1. Kadar Cl- dalam air laut
Cl- (aq) + AgNO3 (aq)
AgCl (s) + NO3- (aq)
Ag+ (aq) + Cl- (aq)
AgCl (s)
M Cl- . V air laut
= M AgNO3 . V AgNO3
M ClMassa ClMassa piknometer
Massa piknometer + air laut
Volume piknometer
Massa air laut
air laut
Massa air laut

Kadar Cl- dalam air laut

0,1 M . 23 mL
25 mL

= 0,092 M
= 0,092 M. 25x10-3 L. 35,5 g/mol
= 0,08165 g
= 15,3584 g
= 25,2725 g
= 10 ml
= 25,2725 g 15,3584 g
= 9,9141 g
=

0,1 M . 23 mL
25 mL

= 0, 99141 g/ mL
=xv
= 0, 99141 g/mL x 25 mL
= 24, 78525 g
=

Massa Cl
Massa air laut

0,08165 g
24,7825 g

x 100%
x 100%

= 0, 32943 %

2. Kadar Cl- dalam air PDAM


Karena tidak terdapat endapan merah bata maka tidak dapat dihitung kadar Cl -

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

nya.

Titrasi argentometri

3. Kadar NaCl dalam garam meja


Menentukan konsentrasi NaCl
V NaCl . M NaCl
= V AgNO3 . M AgNO3
25 mL . M NaCl
= 29,5 mL .
0, 1 M
M NaCl

Mol NaCl
Mol NaCl

Massa NaCl
Massa NaCl

0,1 M . 29,5 mL
= 0,118 M
25 mL

= V NaCl . M NaCl
= 25mL . 0, 118 M
= 2, 95 mmol
= 2, 95 x 10-3 mol
=
mol NaCl
. Mr NaCl
= (2, 95 x 10-3) mol . (23 + 35,5) g/mol
= (2, 95 x 10-3 )
. 58, 5 g
= 0, 17257 g

Massa NaCl dalam sampel


Kadar NaCl

=
=

Massa teoritis
Massa nyata
0,17257 g
1,45 g

x 100%
x 100 %

= 11, 9 %
Selisih

= 98,1% - 11, 9%
= 86, 2%

Pertanyaan:
1. Bagaimana cara memilih indikator pada titrasi argentometri?
2. Terangkan bagaimana suatu indikator adsorpsi bekerja?
Jawaban Pertanyaan
1. Cara memilih indikator pada titrasi argentometri adalah dengan
memperhatikan sejumlah faktor untuk indikator yang cocok. Factor-faktor
tersebut adalah :
a. AgCl seharusnya diperkenankan untuk mengental menjadi partikelpartikel besar pada titik ekivalen, mengingat hal ini akan menurunkan
secara drastic permukaan yang tersedia.
b. Adsorpsi dari indikator seharusnya dimulai sesaat sebelum titik
ekivalen dan meningkat secara cepat pada titik ekivalen.
c. pH dan media titrasi harus dikontrol untuk menjamin sebuah

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

konsentrasi ion dari indikator asam lemah atau basa lemah cukup.

Titrasi argentometri

d. Sangat disarankan bahwa ion indikator bermuatan berlawanan dengan


ion yang ditambahkan sebagai titran.
2. Cara kerja suatu indikator adsorpsi :
Bila perak nitrat ditambahkan ke dalam suatu larutan natrium
klorida, partikel perak klorida yang sangat halus itu cenderung memegangi
pada permukaannya (mengadsorpsi sejumlah ion klorida berlebihan yang
ada dalam larutan itu). Ion-ion klorida ini dikatakan membentuk lapisan
teradsorpsi primer dan dengan demikian menyebabkan partikel koloid
perak klorida itu bermuatan negatif, yang cenderung terikat lebih longgar.
Jika perak nitrat terus-menerus ditambahkan sampai ion peraknya
berlebih, ion-ion inilah menggantikan ion klorida dalam lapisan primer.
Maka partikel-partikel menjadi bermuatan positif dan anion dalam larutan

(AgCl).Cl
Lapisan primer

|
|
|

M+
lapisan
sekunder

klorida
berlebih

(AgCl)
Lapisan primer

|
|
|

Ag+
lapisan
sekunder

x
perak
berlebih

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

ditarik untuk membentuk lapisan sekunder.

Titrasi argentometri

FLOWCHART
1. Penentuan kadar Cl- dalam air laut
Air laut
Mengukur berat jenis air laut dengan
piknometer
Mencatat tempat pengambilan sampel
Air laut

Air laut
Memipet 25 mL
Mengencerkan dalam labu ukur 250 mL
Larutan air laut encer
Mengambil 25 mL larutan yang telah
diencerkan
25 mL larutan encer
Menambahkan dengan 5 tetes indikator K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3sampai terjadi endapan
merah bata

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

Larutan + endapan merah bata*

Titrasi argentometri

NB: - Melakukan percobaan sebanyak tiga kali


- Menghitung kadar Cl- dalam air laut tersebut
-

Reaksi:

2Ag+ (aq) + CrO42- (aq)

Ag2CrO4 (s)

2. Penentuan kadar Cl- dalam air PDAM


Air PDAM
Mengukur berat jenis air laut dengan
piknometer
Mencatat tempat pengambilan sampel
Air PDAM
Air PDAM
Memipet lebih dari 25 mL
Mengencerkan dalam labu ukur 250 mL
Larutan air PDAM encer
Mengambil 25 mL larutan yang telah
diencerkan
25 mL larutan encer
Menambahkan dengna 5 tetes indikator K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3sampai terjadi endapan
merah bata
Larutan + endapan merah bata*

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

NB: - Melakukan percobaan sebanyak tiga kali


- Menghitung kadar Cl- dalam air PDAM tersebut

Titrasi argentometri

Reaksi:

2Ag+ (aq) + CrO42- (aq)

Ag2CrO4 (s)

3. Penentuan kadar NaCl dalam garam meja


1,45 gram garam meja
Menimbang dan mencatat merknya
Melarutkan dalam labu ukur 250 mL
Larutan garam
Memipet 25 mL larutan tersebut
25 mL larutan encer
Memasukkan dalam erlenmeyer
Menambahkan dengan 5 tetes indikator K2CrO4 5%
Menitrasi dengan AgNO3sampai terjadi endapan merah
bata
Larutan + endapan merah bata*
NB: - Melakukan percobaan sebanyak lima kali
- Menghitung kandungan NaCl dalam sampel
- Mencocokkan dengan kadar yang tertera pada bungkusnya
- Menghitung kesalahannya
- Reaksi:
2Ag+ (aq) + CrO42- (aq)

Ag2CrO4 (s)

Saran-Saran dari Asisten:

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

1. Sampel bisa digunakan aqua refill

Titrasi argentometri

2. Pada air PDAM, digunakan AgNO3 0,1 M tidak terdeteksi adanya Cl-, coba
gunakan AgNO3 dengan konsentrasi yang lebih tinggi , apakah masih tidak
terdeteksi??

Pertanyaan dan Jawaban Dalam Presentasi Final Praktikum


1. Penanya : Halimah (Kelompok 5)
Pertanyaan :
1) Kenapa yang digunakan indikator K2CrO4?
2) Kenapa kadar NaCl dalam garam dapur pada percobaan berbeda
dengan yang tertera pada bungkus?
Jawaban :
1) Karena indikator tersebut memberikan warana merah bata yang dapat
menunjukkna telah tercapainya titik titrasi yang ditandai dengan
terbentuknya Ag2CrO4
2) Karena pada percobaan yang dilakukan pengenceran dengan air yang
akan mempengaruhi konsentrasi Cl- sehingga kadarnya lebih kecil.
2. Penanya : Neno Supriadi (Kelompok 5)
Pertanyaan :
Bagaimana kita tahu bahwa titik akhir titrasi telah tercapai dan apa
pengaruh konsentrasi terhadap titik akhir titrasi?
Jawaban :
Dengan terjadinya perubahan warna merah bata, disini konsentrasi akan
menyebabkan Ksp Ag+ lebih besar dari Ksp Cl- sehingga Ag+ akan mengikat
CrO4 karena Cl- telah habis diikat oleh Ag+, AgCrO4 inilah yang akan

Laporan Akhir Praktikum Kimia Analisis

11
7

membentuk endapan merah bata.

Anda mungkin juga menyukai