PRAKTIKUM GENETIKA
Persilangan Monohybrid pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna
unguiculata subsp. sesquipedalis)
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Nurhasanah
Mega Rin Puspita Sari
Maghfira Jihan Mahani
Gabriel Rian Geraldo
Furi Rahayu Marinta
(14304241011)
(14304241018)
(14304241034)
(14304244002)
(14304244004)
D. Langkah Kerja
E. Hasil Pengamatan
Identitas tanaman tetua varietas kacang panjang:
Tanggal penanaman
: 16 Februari 2016
Jumlah biji perlubang
: 2 biji
Identifikasi biji
:
Belang
hitam
Merah
putih
F. Pembahasan
Praktikum yang dilaksanakan sejak pertemuan awal saat penanamanya ini
bertujuan untuk menggunakan tanaman model untuk percobaan Mendel, mengamati
beberapa sifat yang berbeda antar 2 tetua lini murni, menghasilkan populasi F1 dari
persilangan dan menentukan dominansi beberapa sifat pada tanaman kacang panjang.
Persilangan
merupakan
upaya
memperbesar
keragaman
genetik
dengan
memadukan sifat tetua untuk mendapatkan varietas unggul atau varietas baru yang
diharapkan (Hidayat, 1989). Percobaan persilangan pertama kali dilakukan oleh Gregor
Mendel, seorang ilmuwan dari Austria. Persilangan ini dilakukan pada beberapa jenis
tanaman kapri (Pisum sativum) untuk mempelajari perbedaan sifat satu dengan lainnya.
Percobaan ini dilakukan selama 7 tahun (Victoria Henuhili, 2002:5).
Kegiatan ini dilatar belakangi percobaan yang dilakukan bapak genetika yaitu
Gregor Mendel dengan menggunakan kacang kapri (Pisum sativum). Praktikum kali ini
menggunakan kacang panjang (Vigna sesquipedalis) sebagai pengganti kacang kapri yang
digunakan mendel pada penelitiannya. Alasan mengapa menggunakan kacang panjang,
karena kacang panjang masih dalam satu family dengan kacang kapri yang ditandai
dengan bentuk bunganya yang sama, yaitu memiliki bunga yang berbentuk kupu-kupu.
Selain itu kacang panjang termasuk kedalam kategori model organism, karena mudah
tumbuh di daerah tropis Indonesia, memiliki keturunan yang banyak, dapat disilangkan
dengan dimodifikasi yang berbeda dan memiliki sifat yang mudah diamati.
Klasifikasi Kacang Panjang :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Famili
Genus
: Vigna
Spesies
: Vigna unguiculata
Sub species
: sesquipedalis
(Sumber : www.plantamor.com)
kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang sari, kuas untuk meletakkan serbuk
sari di atas kepala putik. Penutupan bunga menggunakan kantong dari kain, kelambu,
kantong plastik yang telah diberi lubang-lubang kecil untuk pernafasan (peredaran
udara) atau isolatif, sesuai dengan ukuran bunga. Perlengkapan lain yang perlu
disediakan yakni label dari kertas yang tahan air.
2. Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar
bunga yang akan di emaskulasi, dengan membuang mahkota dan kelopak.
3. Emaskulasi
Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua
4.
galur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior, (d) spesies introduksi
tanaman dan (e) spesies liar.
Waktu Tanaman Berbunga
Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan: (1) penyesuaian waktu
berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat
anthesis dan reseptif waktunya bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan
penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada
bunga kacang tanah, harus pada pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah
jatuh ke stigma.
Eksternal
Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe Penyerbukan
Dengan mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe penyerbukannya,
apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri.
Cuaca Saat Penyerbukan
Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan persilangan
buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah
menyebabkan bunga rontok.
Pelaksana
Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan bersungguhsungguh dalam melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka
hibridisasi akan gagal.
pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu
penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika
antara
jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan
singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua,
sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan
sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga (Syukur,
2009:284).
Berdasarkan tabel hasil dari persilangan kacang panjang jantan (merah) dan
kacang panjang betina (hitam putih) fenotip anakan yang muncul hanya satu jenis yaitu 9
buah biji kacang panjang dalam satu polongnya dan semuanya berwarna hitam putih. Hal
ini menandakan bahwa hasil persilangan antara kacang panjang betina hitam putih dan
kacang panjang jantan merah, lebih dominan kacang panjang warna hitam putih.
P:
HH
><
(Hitam Putih)
F1:
hh
(merah)
Hh
(Hitam Putih)
Selama praktikum persilangan praktikan mengalami kesulitan. Pada saat
persilangan yang pertama kali, buah sudah hampir siap dipanen namun cuaca tidak
mendukung (hujan terus-menerus) sehingga kacang busuk. Kemudian persilangan kedua
kacang panjang hilang. Selain dari kesalahan error praktikan hal ini juga mungkin
dipengaruhi oleh datangnya semut-semut yang menuju bunga yang akan disilangkan.
Karena kemungkinan semut juga membantu persilangan, sehingga bisa saja pesilangan
telah terjadi sebelum praktikan menyilangkan kacang panjang jantan dan kacang panjang
betina.
G. Kesimpulan
Tanaman model yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tanaman kacang
panjang yang didapat berdasarkan kemiripan sifat dengan kacang ercis. Sifat dari
tetuanya yaitu dilihat dari warna bijinya masing-masing, untuk tanaman kacang panjang
jantan memiliki biji berwarna merah dan betina memiliki biji berwarna hitam-putih. Hasil
dari persilangan ini yaitu biji kacang panjang jantan merah dan kacang panjang betina
hitam putih menghasilkan 9 buah biji kacang panjang berwarna hitam putih . Dengan
adanya hal itu, dapat dikatakan bahwa sifat biji kacang panjang betina hitam putih lebih
dominan daripada jantan biji merah.
H. Diskusi
1. Berapa sifat yang dapat membedakan kedua tetua varietas kacang panjang yang
digunakan? Sebutkan !
Jawab:
Sifat yang dapat membedakan kedua tetua varietas kacang panjang tersebut ialah
warna yang tampak pada biji, bentuk biji, ukuran biji, bentuk daun, warna bunga,
warna polong atau buah, jumlah buah perpohon, dan jumlah biji perbuah. Namun,
pada percobaan ini, hanya menggunakan pembeda yaitu warna biji, bentuk biji, dan
ukuran biji, yakni indukan pertama memiliki biji berwarna merah, berbentuk
melengkung, dengan ukuran panjang biji 12 mm, sedangkan indukan kedua
memiliki biji berwarna belang hitam putih, berbentuk melengkung, dengan ukuran
panjang biji 10 mm.
2. Apakah kedua tetua yang digunakan dalam persilangan monohibrid (seperti Mendel)
harus merupakan lini murni? Jelaskan !
Jawab:
Tetua yang digunakan dalam persilangan monohibrid seperti Mendel harus
merupakan lini murni, karena jika tanaman yang disilangkan termasuk varietas galur
murni dan tanaman akan menyerbuk sendiri sehingga semua keturunannya akan
mempunyai varietas yang sama dengan induknya/parental.
3. Apakah hasil kesimpulan anda mengenai biji pada F1? Apakah hasilnya sama untuk
semua jenis persilangan? Jelaskan !
Jawab:
Kesimpulan mengenai biji hasil keturunan F1 yaitu memiliki fenotip biji dengan
warna merah bercak hitam pada kedua jenis persilangan tanaman kacang panjang
namun jumlah biji yang dihasilkan berbeda satu sama lain.
4. Pada percobaan ini telah dilakukan persilangan resiprok. Apa yang dimaksud dengan
persilangan resiprok? Hasil apa yang diperoleh?
Jawab:
Persilangan resiprok (tukar kelamin) adalah persilangan ulang dengan jenis kelamin
yang dipertukarkan, misalnya pada perkawinan persilangan monohibrid tanaman
jantan berbiji bulat dan tanaman betina berbiji keriput maka pada perkawinan
resiproknya adalah jantan berbiji keriput dengan tanaman betina berbiji bulat. Hasil
yang diperoleh tidak akan mempengaruhi hasil persilangan Mendel, karena gengen
yang dipilih Mendel adalah gengen yang tidak terpaut kelamin.
Genotip dan