Anda di halaman 1dari 5

Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk

Dijual (PSAK No. 58 - Revisi 2009):


Klasifikasi Aset baru di Laporan Posisi
Keuangan
KLASIFIKASI BARU DI LAPORAN POSISI KEUANGAN: ASET TIDAK LANCAR YANG
DIMILIKI UNTUK DIJUAL (PSAK No. 58 - Revisi 2009)
Aria Farah Mita
Abstrak
PSAK No. 58 Revisi 2009 tentang Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual merupakan
serangkaian revisi PSAK dalam program konvergensi ke standar akuntansi internasional
(IFRS). PSAK ini mensyaratkan ketika entitas memiliki aset tidak lancar yang ingin dijual
dalam waktu satu tahun mendatang, maka aset tersebut harus disajikan sebagai kelompok
terpisah di Laporan Posisi Keuangan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Aset ini
disajikan dalam kelompok Aset Lancar dan harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara
nilai tercatat dengan nilai wajar neto. PSAK ini juga mengatur perlakuan akuntansi jika
entitas selanjutnya merubah rencana penjualan aset tersebut.
Pendahuluan
Tercapainya konvergensi standar akuntansi di seluruh dunia merupakan tujuan utama
International Accounting Standard Board (IASB). Saat ini, standar akuntansi yang paling
banyak dijadikan referensi banyak negara di dunia adalah Standar Akuntansi Internasional
atau International Financial Reporting Standard (IFRS) yang disusun oleh IASB dan
Standar Akuntansi Amerika Serikat (US GAAP) yang disusun oleh Financial Accounting
Standard Board (FASB) di Amerika Serikat. Dua standar Akuntansi ini memang cukup
berbeda karena IFRS menganut principle based, sementara US GAAP menganut rule based.
Namun demi tercapainya konvergensi di tingkat Internasional, IASB dan FASB
berkomitmen untuk mengurangi perbedaan antara IFRS dan US GAAP. Untuk itu IASB dan
FASB berinisiatif mengadakan beberapa joint project jangka pendek yang berfokus untuk
menghasilkan standar yang lebih konvergen antara IFRS dan US GAAP.
PSAK No. 58 merupakan adopsi dari IFRS 5 tentang Non-current Assets Held for Sale and
Discontinued Operations. IFRS 5 adalah standar pertama yang dihasilkan dari joint project
antara IASB dan FASB. IFRS 5 ini adalah hasil review Standar FASB SFAS No. 144
Accounting for the Impairment or Disposal of Long-Lived Assets yang diterbitkan tahun
2001.
Selain karena dihasilkan dari joint project pertama antara IASB dan FASB, PSAK ini cukup
menarik untuk dicermati karena mengatur klasifikasi aset yang belum pernah ada
sebelumnya di IFRS maupun PSAK. PSAK No. 58 mensyaratkan suatu aset yang akan dijual
dan memenuhi beberapa syarat tertentu diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai
tercatat dan nilai wajar neto (nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual). Aset ini harus
disajikan sebagai kelompok terpisah sebagai Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca).
Sebelum terbitnya standar ini, tidak ada perbedaan klasifikasi dalam IFRS atau PSAK,
antara aset tidak lancar yang dimiliki untuk digunakan dengan aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual, kecuali klasifikasi yang berhubungan dengan instrumen keuangan.
Sementara US GAAP mengklasifikasikan aset tidak lancar menjadi dua kelompok: (1)
dimiliki untuk digunakan, dan (2) dimiliki untuk dijual. IASB berpendapat bahwa penyajian
informasi tentang aset atau kelompok aset yang akan dilepas akan memberikan manfaat bagi
pengguna Laporan Keuangan. Informasi ini dapat membantu pengguna dalam menilai
waktu, jumlah, dan kepastian dari arus kas masa depan. Dengan adanya suatu klasifikasi

aset sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual membuat IFRS (dan tentunya PSAK)
menjadi lebih lengkap dan lebih konvergen dengan standar lain, dalam hal ini US GAAP.
PSAK 58 berisi dua topik yang berkaitan yaitu: (1) Akuntansi untuk aset yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan (2) Operasi dihentikan.

Klasifikasi
Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar sebagai dimiliki untuk dijual ketika nilai
tercatatnya akan dipulihkan melalui penjualan, bukan melalui penggunaan. Klasifikasi ini
juga berlaku untuk kelompok aset lepasan (disposal group), yaitu kelompok yang tediri dari
beberapa aset tunggal dan mungkin juga termasuk beberapa liabilitas di dalamnya, yang
akan dijual dalam satu transaksi tunggal.
Pengertian dimiliki untuk dijual juga termasuk aset tidak lancar yang akan didistribusikan
kepada pemilik. Ketentuan mengenai ini akan diatur lebih lanjut dalam ISAK No. 11 tentang
Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik.
Walaupun klasifikasi aset ini diawali dengan intensi (niat) entitas untuk menjual, namun
terdapat kriteria lain yang cukup spesifik, yang harus dipenuhi untuk memastikan
objektivitas informasi ini. Kriteria ini juga dimaksudkan untuk memastikan keterbandingan
(comparability) klasifikasi antar laporan keuangan entitas.
Kriteria suatu aset tidak lancar atau kelompok aset lepasan dapat diklasifikasikan sebagai
aset dimiliki untuk dijual adalah sebagai berikut:
Aset harus tersedia dan berada dalam keadaan dapat dijual dan penjualannya harus sangat
mungkin terjadi (highly probable);
Aset ini sudah dipasarkan secara aktif pada harga yang cukup masuk akal sesuai dengan
nilai wajarnya kini;
Penjualan harus sudah diselesaikan, atau diharapkan dapat diselesaikan dalam jangka
waktu 12 bulan sejak tanggal klasifikasi; dan
Tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana tersebut sudah dilakukan sehingga
mengindikasikan tidak mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan atas rencana
tersebut.
Agar penjualan tersebut sangat mungkin terjadi, entitas harus berkomitmen untuk menjual
dan secara aktif mencari pembeli. Mungkin saja penjualan ini tidak diselesaikan dalam
waktu 12 bulan, asalkan penundaan ini bukan berasal dari kejadian yang berada di bawah
kendali entitas dan entitas harus tetap berkomitmen untuk menjual aset tersebut.
Contoh:
Dalam suatu Rapat Direksi sebuah Perusahaan, disepakati niat untuk menjual gedung yang
saat ini ditempati sebagai kantornya. Aktivitas mencari pembeli sudah dilakukan dan harga
jual yang wajar sudah ditetapkan. Para karyawan akan tetap menempati gedung kantor
tersebut dan tidak akan dipindahkan sementara ke tempat lain, sampai diperolehnya gedung
baru dengan fasilitas dan lokasi yang cocok. Dalam hal ini Gedung tersebut tidak akan
diklasifikasi sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, karena tidak terpenuhinya
kriteria aset dalam kondisi tersedia untuk dijual. Dengan tidak dipindahkannya para staf
yang menempati gedung tersebut sampai ditemukannya gedung baru membuat Gedung
tersebut tidak berada dalam kondisi siap dijual, walaupun niat dan harga sudah ditetapkan
dan aktivitas mencari pembeli sudah dilakukan.
Pengukuran
Sebelum diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, nilai tercatat aset
diukur sesuai dengan PSAK terkait. Misalnya aset tetap, diukur sesuai dengan PSAK No. 16.
Sesaat setelah diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, aset tersebut
diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar neto. Nilai wajar
neto adalah nilai wajar setelah dikurangi dengan biaya untuk menjual. Jika penjualan
diperkirakan akan diselesaikan lebih dari 1 tahun dan telah memenuhi kondisi kriteria
pengakuan, maka entitas harus mengukur biaya untuk menjual pada nilai kininya. Biaya
untuk menjual contohnya adalah ongkos angkut dan biaya untuk memasarkan penjualan
aset tersebut.

Pengukuran selanjutnya
Aset tidak lancar dan kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
tidak didepresiasi. Nilai wajar netonya dievaluasi setiap akhir periode.
Setelah klasifikasi awal, pada setiap tanggal neraca, aset ini harus dievaluasi apakah masih
memenuhi kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Jika terjadi penurunan
nilai wajar neto, maka penurunan nilai ini diakui sebagai kerugian di laporan laba rugi.
Sedangkan jika di periode selanjutnya terjadi kenaikan nilai wajar neto, maka pemulihan
penurunan nilai tersebut dapat diakui sebagai keuntungan, maksimum sebesar akumulasi
penurunan nilai yang pernah diakui.
Pada saat aset tersebut akhirnya dilepas atau dijual, maka selisih antara nilai tercatat akhir
dengan perolehan penjualan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pelepasan, bukan
sebagai penyesuaian terhadap penurunan nilai yang pernah diakui sebelumnya.
Kalau kita amati, dengan diterapkannya dasar pengukuran tersebut, maka entitas akan
mengakui rugi yang terjadi tidak hanya pada saat penjualan, tetapi juga pada saat keputusan
menjual terjadi atau sebelum penjualan terjadi.
Penyajian dan Pengungkapan
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
harus disajikan terpisah dari kelompok aset yang lain yang ada di Laporan Posisi Keuangan.
Untuk kelompok lepasan yang terdiri dari aset dan liabilitas yang dimiliki untuk dijual, juga
harus disajikan terpisah di Laporan Posisi Keuangan, tidak boleh di-net-off.
Yang diungkapkan di Laporan Keuangan adalah:
Deskripsi tentang aset atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual
Deskripsi tentang fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang mengarah kepada pelepasan
yang diharapkan, dan cara serta waktu pelepasan
Kerugian penurunan nilai dan pemulihannya, jika ada
Jika dapat diterapkan, yaitu pengungkapan tentang segmen yang dilaporkan dalam aset
tidak lancar dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 5 tentang segmen operasi
Jika kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual baru terpenuhi setelah tanggal
neraca, maka aset tersebut tidak disajikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual,
namun perlu diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan (abandoned) dan aset yang digunakan sampai
akhir umur ekonomisnya kemudian dilepas, tidak dapat diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual. Aset ini masih didepresiasi sampai akhir umur ekonomisnya. Aset semacam ini
tidak memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual, karena manfaat aset ini akan
diperoleh melalui pemakaian, bukan penjualan. Namun demikian, aset tidak lancar (atau
kelompok lepasan) yang akan ditinggalkan dan memenuhi kriteria sebagai operasi
dihentikan, maka entitas harus menyajikan arus kas dan laba rugi dari kelompok lepasan
tersebut sebagai operasi dihentikan pada tanggal aset tersebut dihentikan pemakaianannya.
Entitas tidak boleh mencatat aset tidak lancar yang tidak digunakan sementara seakan-akan
seperti telah ditinggalkan.
Perubahan Rencana
Jika entitas merubah rencananya dan memutuskan untuk tidak menjual aset ini, maka
kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual tidak terpenuhi lagi. Pada tanggal
keputusan dibuat, aset ini harus dinilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat
awal sesaat sebelum direklasifikasi (disesuaikan dengan depresiasi, amortisasi atau
revaluasi) dan nilai yang dapat terpulihkan (recoverable amount).
Operasi yang Dihentikan
Operasi yang dihentikan (discontinued operation) adalah suatu komponen dalam entitas
yang dilepas atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:
Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau
Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area geografis
operasi utama yang terpisah, atau
Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali

Penyajian Operasi yang dihentikan


PSAK 58 mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban, laba atau rugi
sebelum pajak, secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan.
Sedangkan pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus disajikan terpisah. Ini dilakukan
agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal
dari Operasi Dihentikan.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mungkin saja suatu aset (atau kelompok
lepasan) yang memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual dapat juga memenuhi
kriteria sebagai Operasi yang Dihentikan. Aset ini akan disajikan terpisah baik di Laporan
Posisi Keuangan, sebagai Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan di Laporan Laba Rugi
serta Laporan Arus Kas, sebagai Operasi Dihentikan. Selain itu mungkin saja kriteria
klasifikasi hanya terpenuhi salah satu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.

Kriteria yang
Kondisi
terpenuhi
Aset
Tidak
Lancar Aset dihentikan penggunaannya
Dimiliki untuk Dijual dan akan dijual serta memenuhi
dan Operasi Dihentikan kriteria
sebagai
Operasi
Dihentikan
Aset
Tidak
Lancar Aset dihentikan penggunaannya,
Dimiliki untuk Dijual
tidak memenuhi kriteria sebagai
Operasi Dihentikan karena bukan
suatu lini operasi/area geografis
terpisah
Operasi Dihentikan

Aset yang akan ditinggalkan dan


tidak memenuhi kriteria sebagaiaset tidak lancar dimiliki untuk
dijual
Kelompok
aset
(operasi
dihentikan) yang telah dilepas
pada periode berjalan

Penyajian di Laporan
Keuangan
Laporan Posisi Keuangan:
Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual
Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas: Operasi
Dihentikan
Laporan Posisi Keuangan:
Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual
Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas: Operasi
Berlanjut
Laporan Posisi Keuangan:
Aset Lancar/Tidak Lancar
atau
Tidak muncul lagi karena
telah dilepas pada periode
berjalan sebelum tanggal
neraca
Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas: Operasi
Dihentikan

Pengungkapan Operasi yang dihentikan


Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, pengungkapan
berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu:
Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi Dihentikan
Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar dimiliki untuk
dijual, maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus
direklasifikasi dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi Berlanjut.
Penutup
PSAK 58 (R2009) berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada 1 Januari
2011 atau setelahnya. PSAK 58 (R2009) diterbitkan sekaligus menggantikan PSAK 58 yang
lama (R2003) tentang Operasi Dihentikan.
PSAK ini diterapkan secara prospektif setelah tanggal efektif berlakunya. Pada PSAK 58,
disajikan juga Lampiran yang menjadi satu kesatuan dengan PSAK 58. Lampiran A berisi
definisi istilah yang diatur dalam PSAK 58, di antaranya adalah pengertian Kelompok

Lepasan, kondisi sangat mungkin terjadi (highly probable). Selain itu, juga terdapat
Lampiran B yang berisi penjelasan tentang kondisi perpanjangan periode yang diperlukan
untuk menyelesaikan penjualan.
Referensi
Epstein., Barry J., Jermakowiczs, Eva K., 2010. Interpretation and Application of
International Financial Reporting Standard, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc.
International Accounting Standards Committee Foundation, 2008. IFRS 5 Non-current
Assets Held for Sale and Discontinued Operations.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. PSAK No. 58 tentang Aset Tidak Lancar Tersedia untuk
Dijual, Jakarta.
Lam, Nelson., Lau, Peter, 2009. Intermediate Financial Reporting: an IFRS Perspective, Mc
Graw Hill.
(akan terbit sebagai artikel di EBAR (Economic, Business and Accounting Review, 2011)

Anda mungkin juga menyukai