aset sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual membuat IFRS (dan tentunya PSAK)
menjadi lebih lengkap dan lebih konvergen dengan standar lain, dalam hal ini US GAAP.
PSAK 58 berisi dua topik yang berkaitan yaitu: (1) Akuntansi untuk aset yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan (2) Operasi dihentikan.
Klasifikasi
Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar sebagai dimiliki untuk dijual ketika nilai
tercatatnya akan dipulihkan melalui penjualan, bukan melalui penggunaan. Klasifikasi ini
juga berlaku untuk kelompok aset lepasan (disposal group), yaitu kelompok yang tediri dari
beberapa aset tunggal dan mungkin juga termasuk beberapa liabilitas di dalamnya, yang
akan dijual dalam satu transaksi tunggal.
Pengertian dimiliki untuk dijual juga termasuk aset tidak lancar yang akan didistribusikan
kepada pemilik. Ketentuan mengenai ini akan diatur lebih lanjut dalam ISAK No. 11 tentang
Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik.
Walaupun klasifikasi aset ini diawali dengan intensi (niat) entitas untuk menjual, namun
terdapat kriteria lain yang cukup spesifik, yang harus dipenuhi untuk memastikan
objektivitas informasi ini. Kriteria ini juga dimaksudkan untuk memastikan keterbandingan
(comparability) klasifikasi antar laporan keuangan entitas.
Kriteria suatu aset tidak lancar atau kelompok aset lepasan dapat diklasifikasikan sebagai
aset dimiliki untuk dijual adalah sebagai berikut:
Aset harus tersedia dan berada dalam keadaan dapat dijual dan penjualannya harus sangat
mungkin terjadi (highly probable);
Aset ini sudah dipasarkan secara aktif pada harga yang cukup masuk akal sesuai dengan
nilai wajarnya kini;
Penjualan harus sudah diselesaikan, atau diharapkan dapat diselesaikan dalam jangka
waktu 12 bulan sejak tanggal klasifikasi; dan
Tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana tersebut sudah dilakukan sehingga
mengindikasikan tidak mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan atas rencana
tersebut.
Agar penjualan tersebut sangat mungkin terjadi, entitas harus berkomitmen untuk menjual
dan secara aktif mencari pembeli. Mungkin saja penjualan ini tidak diselesaikan dalam
waktu 12 bulan, asalkan penundaan ini bukan berasal dari kejadian yang berada di bawah
kendali entitas dan entitas harus tetap berkomitmen untuk menjual aset tersebut.
Contoh:
Dalam suatu Rapat Direksi sebuah Perusahaan, disepakati niat untuk menjual gedung yang
saat ini ditempati sebagai kantornya. Aktivitas mencari pembeli sudah dilakukan dan harga
jual yang wajar sudah ditetapkan. Para karyawan akan tetap menempati gedung kantor
tersebut dan tidak akan dipindahkan sementara ke tempat lain, sampai diperolehnya gedung
baru dengan fasilitas dan lokasi yang cocok. Dalam hal ini Gedung tersebut tidak akan
diklasifikasi sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, karena tidak terpenuhinya
kriteria aset dalam kondisi tersedia untuk dijual. Dengan tidak dipindahkannya para staf
yang menempati gedung tersebut sampai ditemukannya gedung baru membuat Gedung
tersebut tidak berada dalam kondisi siap dijual, walaupun niat dan harga sudah ditetapkan
dan aktivitas mencari pembeli sudah dilakukan.
Pengukuran
Sebelum diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, nilai tercatat aset
diukur sesuai dengan PSAK terkait. Misalnya aset tetap, diukur sesuai dengan PSAK No. 16.
Sesaat setelah diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, aset tersebut
diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar neto. Nilai wajar
neto adalah nilai wajar setelah dikurangi dengan biaya untuk menjual. Jika penjualan
diperkirakan akan diselesaikan lebih dari 1 tahun dan telah memenuhi kondisi kriteria
pengakuan, maka entitas harus mengukur biaya untuk menjual pada nilai kininya. Biaya
untuk menjual contohnya adalah ongkos angkut dan biaya untuk memasarkan penjualan
aset tersebut.
Pengukuran selanjutnya
Aset tidak lancar dan kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
tidak didepresiasi. Nilai wajar netonya dievaluasi setiap akhir periode.
Setelah klasifikasi awal, pada setiap tanggal neraca, aset ini harus dievaluasi apakah masih
memenuhi kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Jika terjadi penurunan
nilai wajar neto, maka penurunan nilai ini diakui sebagai kerugian di laporan laba rugi.
Sedangkan jika di periode selanjutnya terjadi kenaikan nilai wajar neto, maka pemulihan
penurunan nilai tersebut dapat diakui sebagai keuntungan, maksimum sebesar akumulasi
penurunan nilai yang pernah diakui.
Pada saat aset tersebut akhirnya dilepas atau dijual, maka selisih antara nilai tercatat akhir
dengan perolehan penjualan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pelepasan, bukan
sebagai penyesuaian terhadap penurunan nilai yang pernah diakui sebelumnya.
Kalau kita amati, dengan diterapkannya dasar pengukuran tersebut, maka entitas akan
mengakui rugi yang terjadi tidak hanya pada saat penjualan, tetapi juga pada saat keputusan
menjual terjadi atau sebelum penjualan terjadi.
Penyajian dan Pengungkapan
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
harus disajikan terpisah dari kelompok aset yang lain yang ada di Laporan Posisi Keuangan.
Untuk kelompok lepasan yang terdiri dari aset dan liabilitas yang dimiliki untuk dijual, juga
harus disajikan terpisah di Laporan Posisi Keuangan, tidak boleh di-net-off.
Yang diungkapkan di Laporan Keuangan adalah:
Deskripsi tentang aset atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual
Deskripsi tentang fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang mengarah kepada pelepasan
yang diharapkan, dan cara serta waktu pelepasan
Kerugian penurunan nilai dan pemulihannya, jika ada
Jika dapat diterapkan, yaitu pengungkapan tentang segmen yang dilaporkan dalam aset
tidak lancar dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 5 tentang segmen operasi
Jika kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual baru terpenuhi setelah tanggal
neraca, maka aset tersebut tidak disajikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual,
namun perlu diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan (abandoned) dan aset yang digunakan sampai
akhir umur ekonomisnya kemudian dilepas, tidak dapat diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual. Aset ini masih didepresiasi sampai akhir umur ekonomisnya. Aset semacam ini
tidak memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual, karena manfaat aset ini akan
diperoleh melalui pemakaian, bukan penjualan. Namun demikian, aset tidak lancar (atau
kelompok lepasan) yang akan ditinggalkan dan memenuhi kriteria sebagai operasi
dihentikan, maka entitas harus menyajikan arus kas dan laba rugi dari kelompok lepasan
tersebut sebagai operasi dihentikan pada tanggal aset tersebut dihentikan pemakaianannya.
Entitas tidak boleh mencatat aset tidak lancar yang tidak digunakan sementara seakan-akan
seperti telah ditinggalkan.
Perubahan Rencana
Jika entitas merubah rencananya dan memutuskan untuk tidak menjual aset ini, maka
kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual tidak terpenuhi lagi. Pada tanggal
keputusan dibuat, aset ini harus dinilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat
awal sesaat sebelum direklasifikasi (disesuaikan dengan depresiasi, amortisasi atau
revaluasi) dan nilai yang dapat terpulihkan (recoverable amount).
Operasi yang Dihentikan
Operasi yang dihentikan (discontinued operation) adalah suatu komponen dalam entitas
yang dilepas atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:
Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau
Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area geografis
operasi utama yang terpisah, atau
Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali
Kriteria yang
Kondisi
terpenuhi
Aset
Tidak
Lancar Aset dihentikan penggunaannya
Dimiliki untuk Dijual dan akan dijual serta memenuhi
dan Operasi Dihentikan kriteria
sebagai
Operasi
Dihentikan
Aset
Tidak
Lancar Aset dihentikan penggunaannya,
Dimiliki untuk Dijual
tidak memenuhi kriteria sebagai
Operasi Dihentikan karena bukan
suatu lini operasi/area geografis
terpisah
Operasi Dihentikan
Penyajian di Laporan
Keuangan
Laporan Posisi Keuangan:
Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual
Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas: Operasi
Dihentikan
Laporan Posisi Keuangan:
Aset Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual
Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas: Operasi
Berlanjut
Laporan Posisi Keuangan:
Aset Lancar/Tidak Lancar
atau
Tidak muncul lagi karena
telah dilepas pada periode
berjalan sebelum tanggal
neraca
Laporan Laba Rugi dan
Laporan Arus Kas: Operasi
Dihentikan
Lepasan, kondisi sangat mungkin terjadi (highly probable). Selain itu, juga terdapat
Lampiran B yang berisi penjelasan tentang kondisi perpanjangan periode yang diperlukan
untuk menyelesaikan penjualan.
Referensi
Epstein., Barry J., Jermakowiczs, Eva K., 2010. Interpretation and Application of
International Financial Reporting Standard, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc.
International Accounting Standards Committee Foundation, 2008. IFRS 5 Non-current
Assets Held for Sale and Discontinued Operations.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. PSAK No. 58 tentang Aset Tidak Lancar Tersedia untuk
Dijual, Jakarta.
Lam, Nelson., Lau, Peter, 2009. Intermediate Financial Reporting: an IFRS Perspective, Mc
Graw Hill.
(akan terbit sebagai artikel di EBAR (Economic, Business and Accounting Review, 2011)