Anda di halaman 1dari 14

IFRS 5

ASSET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI


UNTUK DIJUAL

Raine Destalia
1711070276
S1 Akuntansi Karyawan (Bekasi)

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna

laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak hanya

menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

yang memungkinkan pengguna dapat mengevaluasi kinerja perusahaan di masa depan dan

kemampuannya menghasilkan arus kas.

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar, misalnya aset tetap

atau aset tidak berwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai tercatat aset akan dipulihkan melalui

penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan usaha.

Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk tidak menggunakan

aset tersebut dalam kegiatan operasinya, namun berniat untuk menjualnya. Aset ini diidentifikasi

secara terpisah agar pengguna laporan keuangan mendapat informasi mengenai kinerja entitas di

masa depan.

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam IFRS 5 Aset Tidak Lancar

yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan. IFRS 5 berlaku untuk semua aset tidak

lancar, bukan hanya aset tunggal, namun berlaku juga untuk kelompok aset dan liabilitas terkait

yang akan dilepas dalam satu transaksi tunggal (disebut dengan istilah kelompok lepasan). IFRS

ini tidak diterapkan untuk aset tersedia untuk dijual yang diatur dengan IFRS lain. Yang

dikecualikan dalam penerapan IFRS 5 ini adalah aset yang dinilai dengan nilai wajar, yang

perubahannya diakui secara langsung di Laba Rugi. Aset tidak lancar yang dikecualikan dalam

penerapan IFRS 5 ini adalah aset pajak tangguhan, aset keuangan, properti investasi, dan aset

biologis.
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Ruang Lingkup

Klasifikasi dan presentasi persyaratan IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak lancar yang

diakui dan untuk semua kelompok yang dibuang dari sebuah entitas. Persyaratan pengukuran

IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak lancar yang diakui dan untuk semua kelompok yang

dibuang (sebagaimana diatur dalam paragraf 4), kecuali untuk aset yang tercantum dalam

paragraf 5 yang akan terus diukur sesuai dengan standar yang sudah ada.

Aset diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar sesuai dengan IAS 1 Penyajian Laporan

Keuangan tidak akan diklasifikasikan ulang sebagai aset lancar hingga mereka memenuhi

kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS. Aset

yang umumnya dianggap sebagai aset tidak lancar oleh suatu entitas dimana aset tersebut

diperoleh secara eksklusif dengan maksud untuk dijual kembali dan tidak akan diklasifikasikan

sebagai aset lancar kecuali aset tersebut memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset

yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS.

Kadang – kadang sebuah entitas yang membuang atau melepas dari kelompok aset, mungkin

dengan beberapa kewajiban yang secara langsung terkait dalam satu transaksi. Kelompok

lepasan tersebut mungkin kelompok penghasil kas, satu unit penghasil kas atau bagian dari unit

penghasil kas. Kelompok mungkin berisi aset dan kewajiban entitas, termasuk aset lancar,

kewajiban lancar dan aset yang dikecualikan dari paragraf 5 dari persyaratan pengukuran IFRS

ini. Jika aset tidak lancar dalam lingkup persyaratan pengukuran IFRS ini adalah bagian dari

kelompok lepasan, persyaratan pengukuran dari IFRS ini berlaku untuk kelompok secara

keseluruhan, sehingga kelompok ini diukur pada nilai yang lebih rendah dari nilai tercatatnya

3
dan nilar wajarnya dikurangi biaya – biaya untuk dijual. Persyaratan untuk mengukur aset dan

kewajiban individual dalam kelompok lepasan ditetapkan dalam paragraf 18, 19 dan 23.

Ketentuan pengukuran IFRS ini tidak berlaku untuk aset berikut ini, dimana sudah tercantum

dalam IFRS lainnya, baik sebagai aset individu atau sebagai bagian dari kelompok lepasan:

(a) aset pajak tangguhan (IAS 12 Pajak Penghasilan).


(b) aset yang timbul dari imbalan kerja (IAS 19 Imbalan Kerja).
(c) aset keuangan dalam lingkup IAS 39 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
(d) aset tidak lancar yang dicatat sesuai dengan model nilai wajar dalam IAS 40 Properti
Investasi.
(e) aset tidak lancar yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk dijual sesuai dengan
IAS 41 Pertanian.
(f) hak kontraktual dalam kontrak asuransi sebagaimana didefinisikan dalam IFRS 4 Kontrak
Asuransi.
Klasifikasi, penyajian, dan persyaratan pengukuran dalam IFRS ini berlaku untuk aset tidak

lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual juga

berlaku untuk aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset untuk

dimiliki dan untuk didistribusikan kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (dimiliki

untuk didistribusikan kepada pemilik).

IFRS ini menentukan pengungkapan yang diperlukan dalam hal aset tidak lancar (kelompok

aset buangan) diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi dihentikan.

Pengungkapan dalam IFRS lainnya tidak berlaku untuk aset tersebut (atau kelompok lepasan)

kecuali IFRS mensyaratkan:

(a) pengungkapan spesifik sehubungan dengan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)
yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang
dihentikan; atau
(b) pengungkapan tentang pengukuran aset dan kewajiban dalam kelompok lepasan yang
tidak berada dalam lingkup pengukuran yang disyaratkan paragraf 5 serta pengungkapan

4
tersebut belum tersedia dalam catatan atas laporan keuangan.
Tambahan pengungkapan tentang aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diklasifikasikan

sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang dihentikan yang mungkin diperlukan

untuk memenuhi IAS 1, khususnya dalam paragraf 15, 25 dari standar tersebut.

2.2 Klasifikasi Aset

PSAK 58 mensyaratkan bahwa suatu entitas mengklasifikasikan aset tidak lancar sebagai

aset yang dimiliki untuk dijual jika nilai tercatatnya akan diperoleh kembali melalui transaksi

penjualan, bukan penggunaan terus – menerus. Aset tidak lancar diklasifikasikan sebagai aset

dimiliki untuk dijual jika memenuhi sejumlah kriteria berikut (PSAK 58 Par. 9 dan Par. 10):

 Aset tersebut harus tersedia untuk langsung dijual dalam kondisi sekarangnya, dan
 Penjualan tersebut kemungkinan besar terjadi dalam waktu satu tahun.

Apabila paragraf 9 dan 10 tidak lagi terpenuhi suatu aset lancar tidak boleh terus

diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Namun perpanjangan periode penyelesaian

penjualan yang melebihi satu tahun tidak mencegah kemungkinan bahwa suatu aset untuk

diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika penundaan tersebut disebabkan oleh

peristiwa diluar kuasa entitas dan terdapat bukti yang cukup bahwa entitas tetap berkomitmen

terhadap rencana penjualan aset tersebut.

Aset yang diperoleh secara eksklusif dengan tujuan pelepasan selanjutnya, PSAK 58

mengatur bahwa aset tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual jika:

 Persyaratan satu tahun pada paragraf 10 terpenuhi


 Kemungkinan besar kriteria lain pada paragraf 9 dan 10 yang belum terpenuhi pada
tanggal perolehan akan dipenuhi dalam waktu singkat setelah peroleh (biasanya
dalam waktu 3 bulan)

5
PSAK 58 mengatur tentang aset tidak lancar yang akan dihilangkan tidak boleh diklasifikasikan

sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, namun jika syarat pada paragraf 37 terpenuhi, aset

tersebut dapat diperlakukan sebagai operasi dihentikan.

2.3 Aset yang Dimiliki Untuk Dijual

2.3.1 Klasifikasi dari Aset Tidak Lancar (atau Kelompok lepasan) yang Dimiliki untuk

Dijual atau Dimiliki untuk Didisttribusikan kepada Pemilik

Sebuah entitas harus mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan)

sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika nilai tercatatnya akan pulih terutama melalui

transaksi penjualan daripada melalui kelanjutan penggunaan.

Dalam kasus ini, aset (atau kelompok lepasan) harus tersedia untuk dijual segera pada

kondisi sekarang hanya tunduk pada istilah lazim yang biasanya digunakan dalam penjualan aset

tersebut (atau kelompok lepasan) dan penjualannya harus sangat memungkinkan.

Dalam kemungkinan tertinggi penjualan, sesuai dengan kelayakan tingkat manajemen

harus berkomitmen untuk merencanakan penjualan aset (atau kelompok lepasan), dan

mempunyai program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan rencana yang telah

dimulai. Selanjutnya, aset (atau kelompok lepasan) harus aktif dipasarkan untuk dijual dengan

harga yang wajar dalam kaitannya dengan nilai wajar saat ini. Selain itu, penjualan diharapkan

untuk memenuhi syarat sebagai pengakuan dari penjualan yang telah selesai dalam kurun waktu

satu tahun dari tanggal klasifikasi, kecuali diizinkan dalam paragraf 9, dan tindakan diperlukan

untuk menyelesaikan rencana yang mengindikasikan bahwa tidak seperti rencana yang memiliki

perubahan signifikan akan dibuat atau rencana tersebut akan ditarik. Probabilitas dari persetujuan

pemegang saham (jika diperlukan dalam yuridiksi) harus dipertimbangkan sebagai bagian dari

penilaian apakah penjualan sangat memungkinkan.

6
Sebuah entitas yang berkomitmen pada rencana penjualan menyebabkan hilangnya

kontrol pada anak perusahaan yang harus mengklasifikasikan semua aset dan kewajiban yang

dimiliki untuk dijual ketika tersebut ditetapkan dalam paragraf 6-8 terpenuhi, terlepas dari

apakah entitas akan mempertahankan kepentingan non-pengendali di anak perusahaan setelah

penjualan.

Peristiwa atau keadaan dapat memperpanjang periode untuk menyelesaikan penjualan

lebih dari satu tahun. Perpanjangan periode yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penjualan

tidak menghalangi aset (atau kelompok lepasan) dari pengklasifikasian sebagai aset yang

dimiliki untuk dijual jika penundaan itu disebabkan oleh peristiwa atau keadaan diluar kendali

entitas dan adanya bukti yang cukup bahwa entitas tetap berkomitmen pada rencananya untuk

menjual aset (atau kelompok lepasan). Ini akan menjadi kasus ketika kriteria dalam Lampiran B

terpenuhi.

Transaksi penjualan yang meliputi pertukaran dari aset tidak lancar pada aset tidak lancar

lainnya ketika pertukaran memiliki substansi komersial lainnya yang sesuai dengan IAS 16 Aset

Tetap.

Ketika entitas memperoleh aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) secara ekslusif

dengan tujuan pelepasan berikutnya, akan mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok

lepasan) sebagai aset yang dimiliki untuk dijual pada tanggal akuisisinya jika persyaratan satu

tahun pada paragraf 8 terpenuhi (kecuali sebagaimana diizinkan dalam paragraf 9) dan itu sangat

memungkinkan bila pada kriteria lain dalam paragraf 7 dan 8 tidak terpenuhi pada periode

pendek akuisisi berikutnya (biasanya dalam waktu tiga bulan).

Bila kriteria dalam paragraf 7 dan 8 tidak terpenuhi setelah periode pelaporan, sebuah

entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai aset

7
yang tersedia untuk dijual dalam laporan keuangan pada saat diterbitkan. Namun, ketika kriteria

tersebut terpenuhi setelah tanggal pelaporan tapi sebelum persetujuan laporan keuangan untuk

diterbitkan, entitas harus mengungkapkan informasi secara spesifik dalam paragraf 41(a), (b) dan

(d) dalam catatan atas laporan keuangan.

Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang

dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik ketika entitas berkomitmen untuk

mendistribusikan aset (atau kelompok lepasan) kepada pemiliknya. Dalam kasus ini, aset harus

tersedia untuk didistribusikan secepatnya pada kondisinya sekarang dan distribusi harus sangat

memungkinkan. Untuk distribusi yang sangat memungkinkan, tindakan untuk menyelesaikan

distribusi harus dimulai dan diharapkan selesai dalam kurun waktu satu tahun dari tanggal

klasifikasi. Tindakan diperlukan untuk menyelesaikan distribusi harus mengindikasikan bahwa

tidak seperti perubahan yang signifikan pada distribusi yang akan dibuat atau distribusi akan

ditarik. Persetujuan para pemegang saham (jika diperlukan dalam yuridiksi) harus

dipertimbangkan sebagai bagian dari penilaian apakah distribusi sangat memungkinkan.

2.3.2 Aset Tidak Lancar yang Ditinggalkam

Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset sebagai aset yang dimiliki untuk dijual pada

aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) untuk ditinggalkan. Hal ini dikarenakan nilai

tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui penggunaan yang terus – menerus. Namun, jika

kelompok lepasan untuk ditinggalkan memenuhi kriteria dalam paragraf 32 (a) – (c), entitas

harus menyajikan hasilnya dan arus kas dari kelompok lepasan sebagai operasi yang dihentikan

sesuai dengan paragraf 33 dan 34 pada tanggal aset tersebut berhenti untuk digunakan. Aset tidak

lancar (atau kelompok lepasan) untuk ditinggalkan termasuk aset tidak lancar (atau kelompok

8
lepasan) yang digunakan pada akhir usia ekonomisnya dan aset tidak lancet (atau kelompok

lepasan) lebih baik ditutup daripada dijual.

Sebuah entitas tidak boleh memperhitungkan aset tidak lancar yang sementara telah

diambil dari penggunaan bila sudah ditinggalkan.

2.4 Kelompok Aset yang Dilepaskan (Dijual)

Suatu kelompok aset yang dilepaskan dengan dijual atau lainnya, secara bersama – sama

sebagai kelompok dalam suatu transaksi tunggal dan kewajiban yang berhubungan secara

langsung dengan aset tersebut yang akan dipindahkan dalam transaksi tersebut. Dalam kelompok

ini ter masuk goodwill yang diperoleh dalam penggabungan usaha jika kelompok ini adalah unit

penghasil kas dimana goodwill telah dialokasikan sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset

atau jika operasi dalam semacam unit penghasil kas.

2.5 Pengukuran Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual atau Kelompok Aset yang

Dilepaskan

Sebuah entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang

diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dibawah nilai tercatat dan nilai wajar

dikurangi biaya – biaya untuk dijual.

Entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan

sebagai aset yang dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik dibawah nilai tercatat dan nilai

wajar dikurangi biaya untuk didistribusikan.

Jika aset yang baru diakusisi (atau kelompok lepasan) memenuhi kriteria untuk

diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (lihat paragraf 11), aplikasi paragraf 15

akan menghasilkan aset (atau kelompok lepasan) yang diukur pada pengakuan awal pada nilai

lebih rendah dari nilai tercatatnya (contohnya, biaya) dan nilai wajar dikurangi biaya untuk

9
dijual. Oleh karena itu, jika aset (atau kelompok lepasan) diperoleh sebagai bagian dari

kombinasi bisnis, harus diukur pada nilai wajar dan dikurangi biaya untuk dijual.

Ketika penjualan diharapkan terjadi lebih dalam satu tahun, entitas harus mengukur biaya

untuk menjual pada nilai sekarangnya. Setiap kenaikan nilai sekarang dari biaya untuk menjual

yang timbul dari berlalunya waktu akan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai biaya

pembiayaan.

Segera sebelum klasifikasi awal aset (atau kelompok lepasan) sebagai aset yang dimiliki

untuk dijual, nilai tercatat dari aset (atau seluruh aset dan kewajiban dalam kelompok) harus

diukur dengan sesuai dengan IFRS yang berlaku.

Pada pengukuran berikutnya dari kelompok lepasan, jumlah tercatat dari nilai aset dan

kewajiban yang tidak dalam lingkup IFRS ini, tapi tercantum dalam kelompok lepasan yang

diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, harus diukur kembali sesuai dengan

PSAK yang berlaku sebelum dikurangi nilai wajar yang dikurangi biaya untuk dijual diukur

kembali.

Contoh Kasus:
PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya perolehan

Rp100.000.000. Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10.000.000 dan masa manfaat 10

tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual. .Nilai

wajar diestimasikan Rp80.000.000 dan biaya untuk menjual adalah Rp 3.000.000. Aset tersebut

terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77.000.000.

Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:

a. Aset dipindahkan dari kelompok aset tetap ke kelompok aset dimiliki untuk dijual

10
b. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut adalah Rp 77.000.000 (Rp

80.000.000 – Rp 3.000.000). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar

Rp 73.000.000 (Rp 100.000.000 – ((Rp 100.000.000 – Rp 10.000.000)/10 X 3).

Jadi aset tetap diukur sebesar Rp73.000.000.

Jurnal:

 1 Desember 2007

Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp 73.000.000

Dr. Akumulasi depresiasi Rp 27.000.000

Cr. Aset tetap Rp 100.000.000

 30 Juni 2008

Dr. Kas Rp 77.000.000

Cr. Aset dimiliki untuk dijual Rp 73.000.000

Cr. Keuntungan penjualan aset Rp 4.000.000

Pada saat dijual tanggal 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp 4.000.000

(perolehan Rp 77.000.000 – nilai tercatat kini Rp73.0000.000)

Perubahan dalam Klasifikasi dari yang Dimiliki untuk Dijual

Jika entitas merubah rencananya dan memutuskan untuk tidak menjual aset ini, maka kriteria

sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual tidak terpenuhi lagi. Pada tanggal keputusan

dibuat, aset ini harus dinilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat awal sesaat sebelum

direklasifikasi (disesuaikan dengan depresiasi, amortisasi atau revaluasi) dan nilai yang dapat

terpulihkan (recoverable amount).

11
2.7 Pengukuran

Ketentuan pengukuran aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki

untuk dijual berlaku pula untuk operasi yang dihentikan.

2.8 Operasi yang Dihentikan

Operasi yang dihentikan (discontinued operation) adalah suatu komponen dalam entitas yang
dilepas atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:
- Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau
- Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area

geografis operasi utama yang terpisah, atau


- Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali

2.9 Penyajian dan Pengungkapan


2.9.1 Penyajian

Penyajian dalam laporan keuangan tentang operasi yang dihentikan PSAK 58

mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban, laba atau rugi sebelum pajak,

secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada

Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang terkait

dengan Operasi Dihentikan harus disajikan terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus

kas yang berasal dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mungkin saja suatu aset (atau kelompok

lepasan) yang memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual dapat juga memenuhi kriteria

sebagai Operasi yang Dihentikan. Aset ini akan disajikan terpisah baik di Laporan Posisi

Keuangan, sebagai Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan di Laporan Laba Rugi serta

Laporan Arus Kas, sebagai Operasi Dihentikan. Selain itu mungkin saja kriteria klasifikasi hanya

terpenuhi salah satu. Berikut penjelasannya dalam bentuk tabel:

12
Kriteria yang Kondisi Penyajian Di Laporan Keuangan
Terpenuhi

Asset tidak lancar Aset dihentikan Laporan Posisi keuangan : Aset Tidak
dimiliki untuk penggunaannya dan akan lancar Dimuliki untuk di jual
dijual dan operasi dijual serta memenuhi kriteria Laporan laba rugi dan alporan arus kas
dihentikan sebagai operasi dihentikan : Operasi dihentikan
Asset tidak lancar Aset dihentikan penggunaanya Laporan Posisi keuangan : Aset Tidak
di miliki untuk tidak memenuhi kriteria lancar Dimuliki untuk di jual
dijual sebagai operasi dihentikan
karena bukan suatu lini operasi
/ area geografis terpisah
Laporan laba rugi dan alporan arus kas
: Operasi Berlanjut

Operasi Dihentikan Aset yang akan ditinggalkan Laporan Posisi keuangan


dan tidak memenuhi kriteria
sebagai aset tidak lancar
dimuliki untuk di jual

kelompok aset (operasi di Aset tidak lancar atau Tidak Muncul


hentikan ) yang telah dilepas lagi karena telah di lepas pada periode
pada periode berjalan berjalan sebelum tanggal neraca

laporan laba rugi dan laporan arus kas :


Operasi Dihentikan

2.9.2 Pengungkapan

Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, pengungkapan

berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu:

- Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi Dihentikan

- Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar dimiliki untuk

dijual, maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus direklasifikasi

dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi Berlanjut


13
BAB III
KESIMPULAN

1. Akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual adalah dengan
mendebet
akun aset dimiliki untuk dijual dan akumulasi depresiasi serta mengkredit akun aset
tetap.
2. Penyajian dari operasi yang dihentikan mensyaratkan pengungkapan terinci
mengenai pendapatan, beban, laba atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di
Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada
Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus disajikan terpisah. Ini
dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang
berasal dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan.
3. Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas,
pengungkapan berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu:
- Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi
Dihentikan
- Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual, maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi
Dihentikan harus direklasifikasi dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi
Berlanjut

14

Anda mungkin juga menyukai