Disusun oleh
PERBANAS INSTITUTE
JAKARTA
2019
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IFRS 5 mengharuskan entitas-entitas untuk melakukan reklasifikasi aset tidak lancar di
dalam laporan posisi keuangan menjadi untuk dijual atau pelepasan kelompok aset entitas
jika manajemen memutuskan untuk menjual aset tersebut di dalam satu tahun. Kelompok
aset yang dihentikan pengunaannya dapat diklasifikasikan sebagai operasi yang
dihentikan jika memenuhi kriteria tertentu. IFRS 5 berlaku untuk semua aset tidak lancar,
bukan hanya aset tunggal, tetapi berlaku juga untuk kelompok aset dan liabilitas terkait
yang akan dilepas dalam satu transaksi tunggal. IFRS tidak diterapkan untuk aset tersedia
untuk dijual yang diatur dengan IFRS lain. IFRS 5 mensyaratkan suatu aset yang akan
dijual dan memnuhi beberapa syarat tertentu diukur pada nilai terendah antara nilai tercatat
dengan nilai wajar neto. IFRS 5 diadopsi di Indonesia dengan menerbitkan PSAK 58: Aset
tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan
IASB berpendapat bahwa penyajian informasi tentang aset atau kelompok aset yang akan
dilepas akan memberikan manfaat bagi penguna Laporan Keuangan. Informasi ini dapat
membantu pengguna dalam menilai waktu, jumlah, dan kepastia arus kas masa depan.
Dengan adanya suatu klasifikasi aset sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
membuat IFRS (dan PSAK) menjadi lebih lengkap dan lebih konvergen dengan standar
lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apa tujuan dari penerapan IFRS 5: Non-Current Assets Held for Sale and
Discontinued Operation?
2. Apa saja ruang lingkup dari penerapan IFRS 5?
3. Bagaimana pengukuran atas aset tidak lancar dimaksud berdasarkan IFRS 5?
4. Bagaimana penyajian dan pengungkapan atas aset tidak lancar dimaksud yang diatur
dalam IFRS 5.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi kriteria aset lancar, yaitu diperkirakan
dapat direalisasikan, atau dimaksudkan untuk dijual atau dipakai dalam siklus operasi
normal entitas; dimiliki utamanya dengan tujuan untuk diperdagangkan; diperkirakan
dapat direalisasikan dalam dua belas bulan setelah tanggal neraca; atau kas atau setara
kas, kecuali terdapat pembatasan untuk ditukarkan atau digunakan untuk menyelesaikan
kewajiban setidaknya dalam dua belas bulan setelah tanggal neraca.
Kelompok Lepasan (Disposal Group) adalah kelompok aset yang dilepaskan, dengan
dijual atau lainnya bersama-sama sebagai kelompok dalam transaksi tunggal dan
liabilitas yang berhubungan secara langsung termasuk aseti tidak lancar yang dimiliki
untuk didistribusikan kepada pemilik.
Operasi yang dihentikan adalah Komponen entitas yang telah dilepaskan atau
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan:
B. Tujuan
Tujuan standar ini adalah mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta
penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan. Secara khusus, Pernyataan ini
mengharuskan:
1. aset yang memenuhi kriteria dimiliki untuk dijual diukur pada nilai yang lebih rendah
antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan
penyusutan atas aset tersebut dihentikan; dan
2. aset yang memenuhi kriteria dimiliki untuk dijual disajikan secara terpisah dalam
laporan posisi keuangan dan hasil dari operasi dihentikan disajikan secara terpisah
dalam laporan laba rugi komprehensif.
3
C. Ruang Lingkup
D. Klasifikasi
1. Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar sebagai dimiliki untuk dijual jika
jumlah tercatatnya akan dipulihkan secara prinsip melalui transaksi penjualan daripada
melalui pemakaian berlanjut. Dalam hal ini aset harus berada dalam keadaan yang
dapat dijual dengan segera dengan syarat-syarat yang biasa dan secara umum
diperlukan dalam penjualan aset (atau kelompok lepasan) tersebut dan penjualannya
harus sangat mungkin terjadi (highly probable). Kondisi yang disebut highly probable
adalah kondisi manajemen yang berkomitmen terhadap rencana penjualan aset (atau
kelompok disposal) dengan secara aktif mencari pembeli dan memasarkan secara
aktif pada harga yang pantas sesuai dengan nilai wajarnya sehingga sangat
dimungkinkan penjualan akan terlaksana dalam kurun waktu 1 tahun. Kebijakan
tersebut didukung dengan persetujuan pemegang saham sebagai pertimbangan
yuridiksi.
Contoh
Dalam suatu rapat direksi sebuah perusaahan, disepakati niat untuk menjual gedung
yang saat ini ditempati sebagai kantor. Aktivitas mencari pembeli sudah dilakukan
dan harga jual yang wajar sudah ditetapkan. Para karyawan akan tetap menempati
4
gedung kantor tersebut dan tidak akan dipindahkan sementara ke tempat lain,
sampai diperolehnya gedung baru dengan fasilitas dan lokasi yang cocok.
Dalam hal ini gedung tersebut tidak akan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar
dmiliki untuk dijual karena tidak terpenuhinya kriteria aset dalam kondisi tersedia
untuk dijual. Dengan tidak dipindahkannya para staf yang menempati gedung
tersebut sampai ditemukannya gedung baru membuat gedung tersebut tidak tersedia
dalam kondisi siap di jual walapun niat dan harga sudah ditetapkan dan aktivitas
mencari pembeli sudah dilakukan
Apabila penjuala tidak diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun, maka aset tersebut
harus diklasifikasikan sebagai yang dikuasai untuk dijual jika persyaratan berikut
dipenuhi:
a. Entitas berkomitmen untuk menjual aset tidak lancar, tetapi kondisi dipaksakan ole
pihak lain yang menyebabkan penjualan tidak selesai hingga suatu komitmen
pembelian entitas dilakukan dan komitmen ini sangat mungkin terjadi di dalam
kurun waktu satu tahun.
b. Suatu komitmen pembelian entitas dilakukan, tetapi kondisinyang tidak
diharapkan, dipaksakan oleh pembeli aset tidak lancar tersebut.
c. Aset tidak dijual karena keadaan yang tidak memungkinkan muncul aset tidak
lancar harus dipasarkan pada harga yang masuk akal dan harus memenuhi
kriteria, untuk terus diklasifikasikan sebagai aset yang dikuasai untuk dijual.
Contoh
Dalam suatu rapat direksi sebuah perusaahan, disepakati niat untuk memberikan
rumah dinas kepada pemilik perusahaan. Rumah dinas tersebut masih dalam
5
proses sengketa dengan pemerintah daerah. Dalam hal ini aset tersebut tidak akan
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dmiliki untuk didistribusikan kepada
pemilik karena tidak terpenuhinya kriteria aset dalam kondisi tersedia dalam kondisi
terkini untuk segera didistribusikan dan kondisinya tidak highly probable untuk
dapat segera didistribusikan.
Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang akan ditinggalkan (abandoned) tidak
boleh diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual karena jumlah tercatatnya akan
dipulihkan melalui pemakaian berlanjut. Aset yang dimaksud mencakup aset tidak
lancar (atau kelompok lepasan) yang akan digunakan sampai akhir umur ekonomisnya
serta aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang akan ditutup daripada dijual.
Entitas tidak boleh mencatat aset tidak lancar yang tidak digunakan sementara
seakan-akan seperti telah ditinggalkan.
E. Pengukuran
Aset tidak lancar yang diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual diukur pada nilai yang
lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
Sedangkan aset tidak lancar yang diklasifikasi sebagai dimiliki untuk didistribusikan
diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi
biaya untuk mendistribusikan.
Contoh
PT ABC mempunyai Aset Tetap yang diperoleh pada tanggal 1 Oktober 20X4 dengan
biaya perolehan sebesar Rp100.000.000. Nilai residu aset diestimasikan sebesar
Rp10.000.000 dengan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 20X7 aset tersebut
diklasifikasikan sebagai Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual. Nilai wajar
diestimasikan sebesar Rp80.000.000 dan biaya menjual sebesar Rp3.000.000.
6
Aset Tetap Rp100.000.000
Merujuk pada contoh di atas, jika nilai wajar dikurangi biaya penjualan sebesar
Rp65.000.000, yang artinya merupakan nilai yang lebih rendah natara nilai tercatat
dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual sehingga aset tidak lancar dimiliki
untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar dikurangi biaya penjualan
Untuk aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang baru diperoleh dan memenuhi
kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) dimiliki
untuk diidistribusikan kepada pemilik, maka pada saat pengakuan awal nilai dicatat
sebesar jumlah yang lebih rendah antara jumlah tercatat dengan nilai wajar setelah
dikurangi biaya untuk mendistribusikan
Atas setiap kerugian nilai yang timbul dari reklasifikasi aset tidak lancar tersebut, entitas
harus mencatatnya sebesar nilai penurunan nilai tercatat ke nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual, sepanjang kerugian penurunan nilai tersebut belum diakui. Berlaku juga
sebaliknya, Entitas harus mengakui laba atas peningkatan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual suatu aset yang terjadi selanjutnya, tetapi tidak boleh melebihi akumulasi
rugi penurunan nilai yang telah diakui, baik sesuai dengan sesuai pernyataan ini atau
diakui sebelumnya sesuai dengan PSAK 48 Penurunan Nilai Aset
7
Untuk aset tidak lancar kelompok lepasan, rugi penurunan nilai (atau laba yang terjadi
selanjutnya) yang diakui untuk kelompok lepasan harus mengurangi (atau menambah)
jumlah tercatat aset tidak lancar dalam kelompok lepasan.
aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau selama menjadi
bagian dari kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual tidak
boleh disusutkan atau dimaortisasi. Bunga dan beban lainnya yang dapat diatribusikan
ke laibilitas dari kelompok lepasan yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual
harus tetap diakui.
Jika aset tidak lancar sebagai dimliki untuk dijual tidak memenuhi lagi kriteria
pengklasifikasian sebagai aset tidak lancar sebagai dimiliki untuk dijual, maka entitas
wajib menghentikan pengklasifikasian aset tersebut. Atas penghentian tersebut, aset
diukur dengan menggunakan nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat aset tersebut
sebelum diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, disesuaikan dengan nilai
penyusutan, amortisasi, atau penilaian kembali yang telah diakui jika aset tersebut tidak
diklasifikasikan sebagai dimliki untuk dijual dengan jumlah yang dapat dipeorleh kembali
pada saat tanggal keputusan selanjutnya untuk tidak menjual.
Contoh
Pada tanggal 1 Juli 20X7, PT XYZ membeli sebuah mobil operasional dengan harga
perolehan sebesar Rp500.000.000 dengan masa manfaat 5 tahun. Pada hari ke-7
setelah barang diterima, direksi memutuskan untuk menjual mobil operasional
tersebut. Kondisi yang sangat memungkinkan untuk segera dijual telah terpenuhi dan
perusahan telah mengiklankan mobil tersebut untuk dapat segera dijual. Rencana
penjualan telah memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar
untuk dijual dengan nilai wajar dikurang biaya untuk menjual sama dengan nilai
tercatatnya sehingga pencatatan dilakukan sebagai berikut
8
8 Juli 20X7 Aset Tidak Lancar untuk Dijual Rp500.000.000
Aset Tetap Rp500.000.000
Dalam kurun waktu 1 tahun, mobil tersebut tidak segera terjual sehingga perusahaan
memutuskan untuk menggunakan kembali mobil operasional tersebut. Atas hal
tersebut perusahan harus mencatat nilai pemulihan atas aset tersebut dengan nilai
tercatat jika aset tersebut tidak diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar untuk dijual.
Berdasarkan informasi di atas, nilai tercatat diperoleh sebesar Rp400.000.000
(Rp500.000.000x4/5). Jika dibandingkan dengan nilai tercatat aset tidak lancar untuk
dijual sebesar Rp500.000.000, maka nilai tercatat dari aset yang seolah-olah tidak
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar untuk dijual lebih rendah sehingga
reklasifikasi akan mencatat kerugian penurunan nilai, yaitu sebagai berikut:
Entitas harus mengungkapkan suatu jumlah tunggal dalam laporan laba rugi
komprehensif dalam bagian yang dapat diidentifikasikan yang terdiri dari jumlah laba
atau rugi setelah pajak dari operasi dihentikan dan laba atau rugi setelah pajak yang
diakui dalam mengukur nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual atau
pelepasan aset atau kelompok lepasan yang terkait dengan operasi dihentikan.
Jumlah tunggal yang dimaksud merupakan hasil analisa terhadap pendapatan, beban,
dan laba atau rugi sebelum pajak dari operasi dihentikan, beban pajak penghasilan
yang terkait, sesuai dengan PSAK 46, laba atau rugi yang diakui dalam pengukuran
ke nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual atau pelepasan aset atau
kelompok lepasan yang terkait dengan operasi dihentikan, dan beban pajak
penghasilan. Hasil analisa tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
9
2. Penyajian Aset tidak Lancar (atau Kelompok Lepasan) dimiliki untuk dijual
Aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual harus disajikan secara
terpisah dari aset-aset lainnya dalam laporan posisi keuangan. Laibilitas dalam
kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual harus disajikan
secara terpisah dari laibilitas lainnya di laporan posisi keuangan. Aset dan liabilitas ini
tidak boleh saling hapus dan disajikan sebagai suatu jumlah tunggal
Dalam hal kelompok lepasan adalah anak perusahaan yang baru diperoleh yang
memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada saat
perolehan, maka pengungkapan untuk kelompok aset dan liabilitas utama tidak
diperlukan. Sebagai contoh dapat dilihat dalam Lampiran makalah ini
Aset tidak lancar atau aset dan liabilitas dari kelompok lepasan yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual tidak boleh diklasifikasikan kembali atau menyajikan
kembali jumlah sajian dalam laporan posisi keuangan untuk periode sebelumnya
untuk pengklasifikasian dalam laporan posisi keuangan untuk periode sajian terkini.
Setiap laba atau rugi dalam pengukuran kembali aset tidak lancar (atau kelompok
lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual, yang tidak memenuhi
definisi operasi dihentikan, harus dimasukkan dalam laba atau rugi dari operasi yang
dilanjutkan
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi kriteria aset lancar.
2. IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak lancar yang diakui dan (kelompok
lepasan) dari suatu entitas yang dikualifikasikan untuk dijual atau operasi yang
dihentikan atau yang diklasifikasikan sebegai dimiliki untuk didistribusikan
kepada pemilik yang bertindak dalam kapasitas sebagai pemilik kecuali untuk
aset-aset dengan pedoman tersendiri.
3. Aset tidak lancar yang diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual diukur pada nilai
yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya
untuk menjual. sedangkan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) dimiliki
untuk diidistribusikan kepada pemilik, maka pada saat pengakuan awal nilai
dicatat sebesar jumlah yang lebih rendah antara jumlah tercatat dengan nilai
wajar setelah dikurangi biaya untuk mendistribusikan.
4. Entitas harus mengungkapkan suatu jumlah tunggal dalam laporan laba rugi
komprehensif dalam bagian yang dapat diidentifikasikan. Hasil analisa jumlah
tunggal diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
5. Aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan
kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual harus
disajikan secara terpisah dari aset-aset lainnya dalam laporan posisi
keuangan. Laibilitas dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual harus disajikan secara terpisah dari laibilitas lainnya di
laporan posisi keuangan
11