Anda di halaman 1dari 28

SINDROM NEFROTIK

OLEH
Cut Fatimah Az Zahara
NIM. 1407101030138
Pembimbing :
dr. Darnifayanti, Sp.A

PENDAHULUAN
Amerika dan inggris 2-7 kasus baru per
100.000 anak per tahun dengan
prevalensi berkisar12-16 kasus per
100.000 anak

Indonesia, 6 per 100.000 per tahun pada


anak usia kurang dari 14 tahun
Sindrom Nefrotik
Secara umum etiologinya kongenital,
primer atau idiopatik dan sekunder.

Berdasarkan respon terhadap pengobatan


steroid: Sindroma Nefrotik Sensitif Steroid
(SNSS) dan Sindroma Nefrotik Resistensi
Steroid (SNRS).

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Abrar Azizi
Tanggal Lahir : 19 Februari 2012
Umur
: 3 tahun
Jenis Kelamin
: Laki laki
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Alamat
: Banda Aceh
No CM
: 1-04-06-37
Tanggal Masuk
: 16 Februari 2015
Tanggal Pemeriksaan : 18 Februari 2015
Tanggal Keluar : 27 Februari 2015

ANAMNESIS

Keluhan Utama : bengkak pada seluruh tubuh


Keluhan Tambahan : kencing berwarna kuning kental dan
frekuensi BAK dan volume BAK lebih sedikit
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUDZA dengan keluhan
bengkak pada seluruh tubuh yang yang dirasakan sejak satu minggu
sebelum masuk ke rumah sakit. Awalnya bengkak terjadi pada
kelopak mata terjadi saat bangun tidur pada pagi hari. Kemudian
bengkak terus bertambah ke wajah, perut, kaki hingga kemaluan.
Satu bulan yang lalu ibu pasien mengaku pasien juga pernah
bengkak pada mata namun setelah beberapa hari bengkak tersebut
hilang. Ibu pasien juga mengeluhkan frekuensi BAK pasien
menurun. BAK 2 kali/hari dengan volume 120 cc tiap kali BAK.
BAK pasien berubah warna menjadi kuning kental sejak dua hari
yang lalu namun tidak berdarah. Demam dan sesak nafas tidak
dirasakan oleh pasien. BAB tidak lancar sejak 3 bulan yang lalu.

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


Satu bulan yang lalu pasien pernah
mengalami bengkak pada kelopak mata.
Riwayat Penggunaan Obat
Obat pencahar yang dimasukkan melalui anus
yang didapat dari mantri
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien.

ANAMNESIS

Riwayat Kehamilan
Ibu ANC teratur ke bidan. Selama mengandung pasien,
ibu tidak pernah sakit dan mengkonsumsi obat-obatan.
Riwayat Persalinan
Pasien merupakan anak tunggal lahir secara pervaginam
di bidan dengan BBL 3500 gram. Segera menangis.
Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi lengkap
Riwayat Makanan
0-4 bulan : ASI
4-24 bulan : ASI + MPASI
24 bulan sekarang : makanan keluarga

Status Present
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan Darah : 100/90
task force : 91/46 mmHg
Heart rate
: 85x / menit
Respiratory rate : 22x / menit
Temperatur
: 36,8 C

DATA ANTROPOMETRI

BB sekarang = 13 kg
BB koreksi = 13 (15% x 13) = 11,05 kg
PB : 94,5 cm
HA : sesuai dengan umur 2 tahun 9 bulan
BBI: 14 kg

Status gizi
BB/U : - 2 SD s/d -3 SD (kurus)
TB/U : - 2 SD s/d +2 SD (normal)
BB/TB : - 2 SD s/d -3 SD (gizi kurang)

Kebutuhan Cairan : 1000 + (nx50)


1000 + (3x50) = 1150 cc = restriksi 15% = 977
cc

Kebutuhan Kalori : RDA (menurut usia tinggi


(height age)) x BB ideal
(81-83) x 14 = 1134-1162 kkal/hari
Kebutuhan Protein : (1,5-2) x BB ideal
(1,5-2) x 14 = 21-28 gram/hari

GFR : konstanta x TB (cm) = 0,65 x 94,5


Cr serum (mg/dL)
0,48
= 127 mL/min/1,73 m2

Pemeriksaan fisik
Normochephali
Wajah edema (-)
Normotia,
serumen (-),
NCH (-), sekret
(-)
Bibir lembab (+),
sianosis (-),
pemb.KGB (-)
Soepel, shifting
dullness (-),
peristaltik (+)

edema palpebrae
(/),
konjungtiva pucat
(-/-)
Simetris, ves (+/
+),
rh (-/-), wh (-/-),
retraksi (-)
BJ I> BJ II
Reg
Bising (-)
Ikterik (-/-), Edema
(+/+),
sianosis (-/-)
akral hangat, CRT <2,

HASIL LABORATORIUM (27-11-2015)


Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

12,0 gr/dl
35 %
11.800 /mm3
4,5 x 106 /L

12-14,5 gr/dl
45-55 %
4.500-10.500/mm3
4,7-6,1 jt/ L

383.000 / mm3

150.000-450.000/mm3

Eosinofil
Basofil
Netrofil segmen
Limfosit
Monosit
Kimia Klinik

7%
1%
43 %
44 %
5%

0-6 %
0-2 %
50-70 %
20-40 %
2-8 %

Protein total
Albumin
Globulin

3,5 g/dL
1,80 g/dL

6,4 8,3 g/dL


3,5 5,2 g/dL

Darah Rutin
Hb
Ht
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hitung Jenis

1,70 g/dL

Natrium
Kalium
Klorida
Ginjal-Hipertensi

136 mmol/L
5,5 mmol/L
111 mmol/L

135-145 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
90-110 mmol/L

Ureum
Kreatinin

70 mg/dl
0,48 mg/dl

13-43 mg/dl
0,67-1,17 mg/dl

URINALISA
Pemeriksaan (30/11/2014)

Hasil

Normal

Makroskopis
Berat jenis
pH

1,020

1,003-1,030

6,0

5,0-9,0

Leukosit

positif

Negatif

Protein

Positif

Negatif

Glukosa

positif

Negatif

Keton

Negatif

Negatif

Nitrit

Negatif

Negatif

Urobilinogen

Negatif

Negatif

Bilirubin

Negatif

Negatif

Darah

Positif

Negatif

40-60

0-5

Eritrosit

8-10

0-2

Epitel

6-8

0-2

Sedimen Urin
Leukosit

Hyalin Cash

positif

TERAPI

O2 nasal kanul 1-2 L/I (K/P)


IVFD Dextrose 5 % 6 gtt/menit mikro
Inj. Ceftriaxone 400 mg/ 12 jam
Inj. Furosemid 10 mg/ 12 jam
Spironolacton 2 x 6,25 mg pulv
Methyl prednisolon 2-2-2 pulv
Diet MBRGNP 1150 kkal dengan 26 gram
protein

PROGNOSIS

Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

Diagnosa Banding
1. Sindroma Nefrotik
2. Glomerulonefritis akut
3. Malnutrisi tipe kwarsiorkor
DOAGNOSA KERJA
Sindroma Nefrotik

ANALISIS PENEGAKAN DIAGNOSIS


Edema

Edema pada SN dapat diterangkan dengan


teori underfill dan overfill.
Teori underfill
Pada teori underfill, edema terjadi
oleh karena hipoalbuminemia.
Hipoalbuminemia menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma
intravaskular. Sehingga terjadi ekstravasasi
cairan dari ruang intravaskular ke ruang
interstitial yang menyebabkan terjadinya
edema.
Teori overfill
Pada teori overfill, edema terjadi
oleh karena cairan intravaskular akibat
penurunan kemampuan nefron distal
untuk mengeksresi natrium sehingga
terjadi retensi natrium akibat defek renal.

ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Urin berwarna kuning pekat
frekuensi BAK menurun dan
volume menurun.

Penurunan volume cairan


intravaskular menstimulasi
sistem RAA (renin-angiotensinaldosteron) dan mengakibatkan
disekresinya hormon antidiuretik
dan aldosteron. Hal ini
menyebabkan terjadinya
reabsorbsi natrium (Na+) pada
tubular proksimal dan retensi air
sehingga terjadi peningkatan
volume intravaskular dan
penurunan ekskresi urine.
Sehingga volume urine menjadi
sedikit (oliguria) dan berwarna
pekat.

ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
urinalisis menunjukkan
proteinuria.

Proteinuria terjadi akibat


peningkatan permeabilitas
kapiler terhadap protein akibat
kerusakan glomerulus. Dalam
keadaan normal membran basal
glomerulus (MBG) mempunyai
mekanisme penghalang untuk
mencegah kebocoran plasma.
Mekanisme penghalang pertama
berdasarkan ukuran molekul
(size barrier) dan yang kedua
berdasarkan muatan listirk
(charge barrier). Pada SN kedua
mekanisme penghalang tersebut
ikut terganggu. Selain itu
konfigurasi molekul protein juga
menentukan lolos tidaknya
protein melalui MBG.(2)

ANALISIS PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hipoalbumin (albumin
1,80 g/dL) dan

Terkait dengan proteinuria yang


didapat pada pasien ini,
hipoalbuminemia disebabkan oleh
proteinuria masif dengan akibat
penurunan tekanan onkotik
plasma, yang memungkinkan
transudasi cairan dari ruang
intravaskuler ke ruang
interstitial.

PATOFISIOLOGI

Sindroma Nefrotik

Retensi sodium ginjal

Peningkatan filtrasi
albumin

Sintesis albumin
hati sub-optimal

Katabolisme di
tubulus

Albuminuria

Sintesis albumin
hati sub-optimal

Hipoalbuminemia
Tekanan hidrostatik
kapiler meningkat

Tek.onkotik

Mekanisme lokal untuk


mencegah edema

Sindrom Nefrotik

ANALISIS PENATALAKSANAAN

O2 nasal kanul 1-2


L/I (K/P)

Jika pada pasien didapatkan


sesak nafas akibat Sindrom
Nefrotik dapat diakibatkan oleh
terjadinya edema paru. Edema
paru terjadi akibat transudasi
cairan dari pembuluh-pembuluh
kapiler paru ke dalam ruang
interstitial dan alveolus paruparu yang diakibatkan
penurunan tekanan
onkotik.Oleh karena itu perlu
diberikan O2 .Kekurangan
oksigen akan menyebabkan
terjadinya metabolisme
anaerob, Asidosis Laktat,

ANALSIS PENATALAKSANAAN

IVFD Dextrose 5 %
6 gtt/menit mikro

Kebutuhan Cairan :
1000 + (nx50)
1000 + (3x50) = 1150
cc
= restriksi 15% =
977 cc
oral = 150 cc/hari
parenteral = 827
cc/hari

ANALISIS PENATALAKSANAAN

Inj. Ceftriaxone
400 mg/ 12 jam

antibiotik dapat
diberikan jika
terdapat infeksi.
Dalam kasus pasien
ini memiliki hasil
leukosit
11.800/mm3 dan
leukosit pada
urinalisa positif

ANALISIS PENATALAKSANAAN

Inj. Furosemid 10
mg/ 12 jam
Spironolacton 2 x
6,25 mg pulv

Restriksi cairan
dianjurkan selama ada
edema berat. Biasanya
diberikan loop diuretic
seperti furosemid 1-3
mg/kgbb/hari, bila
perlu dikombinasikan
dengan spironolakton
(antagonis aldosteron,
diuretik hemat kalium)
2-4 mg/kgbb/hari.

ANALISIS PENATALAKSANAAN

Methyl prednisolon 2-2-2 pulv

Kebutuhan Kalori :
RDA (menurut usia
tinggi (height age)) x
BB ideal
(81-83) x 14 = 11341162 kkal/hari

Kebutuhan Protein :
(1,5-2) x BB ideal
(1,5-2) x 14 = 21-28
gram/hari

Diet MBRGNP 1150


kkal dengan 26
gram protein

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai