Makalah Aglomerasi
Makalah Aglomerasi
AGLOMERASI
Disusun Oleh :
Kelompok 1:
Ambarsari
Asha Herda Afianti
Asyera Barti Putri
Bella Azaria Susanto
Cynthia Santoso
Deka Dwi Abrianto
Ignatius Ivan Hartono
Luh Astla Diva Savitri
Muqsit Bramantya
Ray Edwin Salim
Rizkia Ramadhina Rossa
Rizkia Risang Khairunnisa
Sri Wahyuni
Sumirat
Ulul Ilma
21030112130120
21030112130135
21030112140187
21030112130141
21030112130134
21030112130087
21030112140047
21030112140183
21030112140142
21030112140182
21030112130074
21030112140041
21030112120029
21030112140154
21030112140185
BAB I
Pendahuluan
II.1.
Sebagai
contoh
dalam
pemrosesan
susu,
homogenisasi,
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aglomerasi?
2. Bagaimana cara kerja aglomerasi dan alat-alatnya?
3. Apa maksud dan tujuan aglomerasi?
4. Bagaimana penerapan aglomerasi di industri?
II.3.
BAB II
Tinjauan Pustaka
II.1.
Pengertian Aglomerasi
Aglomerasi identik dengan pengumpulan pada satu tempat yang
sama. Secara fisis aglomerasi adalah cara untuk memperbesar ukuran
partikel yaitu dengan menyatukan partikel-partikel kecil agar partikel lebih
berat dan mudah mengendap. Dalam arti luas aglomerasi adalah istilah
yang mencakup semua proses di mana partikel halus, terdispersi baik gas
atau cairan, untuk membentuk produk kasar.
Jadi Aglomerasi adalah suatu proses penggumpalan dari partikelpartikel yang kecil atau halus menjadi partikel yang besar atau kasar.
Koleksi partikel yang dihasilkan disebut aglomerat (gumpalan) atau
granul. Aglomerasi ini dapat dilakukan pada ore/bijih, konsentrat, juga
partikel-partikel yang telah mengalami rosting. Untuk pekerjaan
selanjutnya yang telah ditentukan. Produk/hasil dari agglomerasi ini
memperkuat sifat mekanis dari partikel yang mengalami agglomerasi.
II.2.
risiko
dalam
storage
(penyimpanan),
handling
Metode-metode Aglomerasi
Sifat produk yang diinginkan menentukan proses pembesaran yang
digunakan. Proses Aglomerasi diklasifikasikan oleh mekanisme utama
dimana partikel dibuat untuk berkumpul (menggumpal). Pemilihan proses
tertentu hanya mungkin jika sifat-sifat yang dibutuhkan dari produk jelas.
Metode-metode aglomerasi diantaranya :
a. Metode agitasi ( Growth Agglomeration)
(Drum Aglomerator)
(Cone Aglomerator)
(Paddle Mixers)
5
Partikel halus dibuat kontak satu sama lain dalam sebuah sistem yang
mengalir atau di udara pada konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini
biasanya dilakukan pada cairan dan pengikat. Ukuran partikel
pembesaran terjadi melalui peleburan atau accregation (bola salju)
berdasarkan suatu gaya kapiler. Dalam beberapa kasus khusus, gaya
kohesif mayornya
berbentuk bola dengan diameter antara 0,5 dan 20 mm. Jenis peralatan
khas yaitu drums, cones, dan paddle mixers. Throughput maksimum
adalah sekitar 100-200 ton / jam untuk pelet bijih besi dan 50 ton / jam
untuk pupuk.
b. Metode Semprot (Spray Agglomeration)
(Spray Aglomerator)
Ini adalah salah satu metode yang paling umum digunakan dalam
kimia, farmasi, dan industri makanan. Suspensi dapat dipompa
dipecah-pecah dan cairan diuapkan dari tetesan dengan udara panas,
sebagai langkah awal pengeringan. Gaya kohesif pertama adalah gaya
kapiler, yang diikuti oleh jembatan kristal pada titik kontak. Ukuran
aglomerat adalah 20-500 mm. Untuk aplikasi kimia, throughput
memungkinkan hingga 50 ton / jam.
c. Aglomerasi Selektif (Spherical Agglomeration)
Proses aglomerasi antara dua fase di mana fase cair akan membasahi
fase padat dan mengikat partikel bersama-sama dengan cara gaya
kapiler. Sebagai hasil, gumpalan bulat atau aglomerat dengan diameter
sampai 5 mm. Aglomerasi Selektif dapat digunakan untuk campuran
padatan. Dalam kasus suspensi batubara, throughput bisa mencapai
dan bahkan melebihi beberapa ton daripada metode lainnya.
d. Metode Tekanan, Pemadatan (Pressure Agglomeration)
Partikel dengan kelembaban kecil dibentuk dalam tablet dan briket
dalam pengepresan atau pemampatan. Gaya yang mengikat adalah
gaya van der Waals. Aglomerat memiliki bentuk seragam dan
memiliki ukuran sama. Produk tidak mudah rusak ketika di tekan.
memiliki kekuatan Dalam kasus briket, hasil serpihan dapat dipecah
menjadi ukuran yang diinginkan. Throughput untuk bijih adalah
sekitar 100 ton / jam, karena bahan kimia hingga 30 ton / jam. Contoh
metode tekanan diantaranya :
a. Dalam bentuk briket
(Briquettes Aglomerator)
Contoh : Pada Zink Metalurgi dimana ZnO (Zink Oksida) dari
hasil roasting mempunyai partikel yang sangat halus, dengan
ditambahkan dengan reduktor C carbon dapat membentuk suatu
briket dengan ukuran gumpalan yang lebih besar dan porositas
yang lebih baik.
b. Pembentukan Pellet.
(Disk Pelletizing)
Adalah suatu proses agglomerasi, dimana konsentrat yang sangat
halus akan dapat terbentuk menjadi suatu betuk seperti bola-bola
(Sintering Machine)
Lebar = 2 m
Tebal = 30 50 cm
Kecepatan = 1 m/menit
Produk = 3 ton/m2/jam
Pemakaiannya biasanya untuk pembuatan sinter bijih besi dan juga
pada pembuatan sinter pada proses metalurgi dari timah hitam.
II.4.
Pembentukan Aglomerat
Aglomerat yang berasal dari butiran padat halus dapat dihasilkan dengan 3
cara:
1. Pembentukan bagian yang lebih besar (misalnya granulat, pelet)
dengan bantuan cairan atau zat pengikat
2. Pemampatan dengan tekanan untuk menghasilkan bongkahan yang
mempunyai bentuk (misalnya tablet)
3. Sintering (peleburan butiran padat, misalnya keramik atau logam
berpori) dengan bantuan termal.
II.5.
Penerapan Aglomerasi
10
11
BAB III
Penutup
III.1. Kesimpulan
Salah satu proses mekanik yaitu aglomerasi yang merupakan
proses penggumpalan partikel kecil menjadi partikel yang besar.
pembesaran partikel dengan cara untuk memperbesar ukuran partikel yaitu
dengan menyatukan partikel-partikel kecil agar partikel lebih berat dan
mudah mengendap. Aglomerasi memiliki metode agitasi, selektif, spray,
tekanan dan panas (Thermal). Penerapan aglomerasi yaitu pada industri
farmasi dan pada pembuatan keramik.
12