Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PROSES MEKANIK

AGLOMERASI

Disusun Oleh :
Kelompok 1:
Ambarsari
Asha Herda Afianti
Asyera Barti Putri
Bella Azaria Susanto
Cynthia Santoso
Deka Dwi Abrianto
Ignatius Ivan Hartono
Luh Astla Diva Savitri
Muqsit Bramantya
Ray Edwin Salim
Rizkia Ramadhina Rossa
Rizkia Risang Khairunnisa
Sri Wahyuni
Sumirat
Ulul Ilma

21030112130120
21030112130135
21030112140187
21030112130141
21030112130134
21030112130087
21030112140047
21030112140183
21030112140142
21030112140182
21030112130074
21030112140041
21030112120029
21030112140154
21030112140185

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

BAB I
Pendahuluan

II.1.

Latar Belakang Masalah


Unit operasi tidak hanya mengubah suatu zat seperti reaksi di
dalam reaktor kimia namun juga terjadi perubahan fisik maupun fasa
seperti pemisahan, kristalisasi, penguapan, filtrasi dan beberapa contoh
lainnya.

Sebagai

contoh

dalam

pemrosesan

susu,

homogenisasi,

pasteurisasi, pendinginan, dan pengemasan, masing-masing merupakan


suatu unit operasi yang berhubungan untuk menghasilkan keseluruhan
proses. Suatu proses dapat terdiri dari banyak unit operasi untuk
mendapatkan produk yang diinginkan.
Unit operasi dalam teknik kimia secara garis besar dapat dibagi
dalam lima kelas yaitu, proses aliran fluida, proses perpindahan panas,
proses perpindahan massa, proses termodinamis, dan proses mekanis.
Proses mekanik adalah proses yang dilakukan secara mekanis untuk materi
berbentuk padatan. Proses mekanik termasuk pengecilan dan pembesaran
ukuran, pemilahan ukuran, aglomerasi, pencampuran padatan, dan
transportasi zat padat.
Salah satu proses mekanik yaitu aglomerasi yang merupakan
proses penggumpalan partikel kecil menjadi partikel yang besar. Pada
makalah ini akan dibahas tentang aglomerasi dimulai dari pengertian
aglomerasi, alat-alat yang digunakan, cara kerja alat aglomerasi, maksud
juga tujuan aglomerasi, dan yang terakhir penerapan aglomerasi di
industri.
II.2.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aglomerasi?
2. Bagaimana cara kerja aglomerasi dan alat-alatnya?
3. Apa maksud dan tujuan aglomerasi?
4. Bagaimana penerapan aglomerasi di industri?

II.3.

Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui pengertian aglomerasi.

2. Memahami cara kerja aglomerasi dan alat-alatnya.


3. Mengetahui maksud dan tujuan aglomerasi.
4. Memahami penerapan aglomerasi di industri.

BAB II
Tinjauan Pustaka

II.1.

Pengertian Aglomerasi
Aglomerasi identik dengan pengumpulan pada satu tempat yang
sama. Secara fisis aglomerasi adalah cara untuk memperbesar ukuran
partikel yaitu dengan menyatukan partikel-partikel kecil agar partikel lebih
berat dan mudah mengendap. Dalam arti luas aglomerasi adalah istilah
yang mencakup semua proses di mana partikel halus, terdispersi baik gas
atau cairan, untuk membentuk produk kasar.
Jadi Aglomerasi adalah suatu proses penggumpalan dari partikelpartikel yang kecil atau halus menjadi partikel yang besar atau kasar.
Koleksi partikel yang dihasilkan disebut aglomerat (gumpalan) atau
granul. Aglomerasi ini dapat dilakukan pada ore/bijih, konsentrat, juga
partikel-partikel yang telah mengalami rosting. Untuk pekerjaan
selanjutnya yang telah ditentukan. Produk/hasil dari agglomerasi ini
memperkuat sifat mekanis dari partikel yang mengalami agglomerasi.

II.2.

Maksud dan Tujuan Aglomerasi


Aglomerasi memiliki maksud dan tujuan diantaranya :
Mendapatkan produk dengan dimensi partikel yang lebih besar
Menghasilkan produk dengan distribusi ukuran yang diinginkan
Meningkatkan sifat/karakteristik material (partikel aglomerat) menjadi
lebih fungsional
Mengubah dan meningkatkan sifat partikulat padat serta memodifikasi
permukaan partikulat
Menghasilkan bentuk baru yang memiliki sifat porositas (yang
dihasilkan dari ruang kosong antar partikel aglomerat) yang dapat
meningkatkan kemampuan dispersi produk hasil aglomerasi
Meningkatkan sifat-sifat fisik tertentu seperti densitas, flowability
(kemampuan alir), dispersability (kemampuan dispersi), dan stability
(stabilitas)
Menghasilkan produk fungsional dengan spesifikasi tinggi
Partikel yang lebih besar, hasil dari proses aglomerasi, dapat
mengurangi sifat kecendurungan menempel antar partikel kecil

Partikel yang lebih besar, hasil dari proses aglomerasi, dapat


mengurangi

risiko

dalam

storage

(penyimpanan),

handling

(penanganan), dan feeding (penggunaan) suatu material


Memberikan keuntungan untuk pengguna dengan produk hasil proses
aglomerasi yang memiliki kualitas dan fungsi yang sudah ditingkatkan
II.3.

Metode-metode Aglomerasi
Sifat produk yang diinginkan menentukan proses pembesaran yang
digunakan. Proses Aglomerasi diklasifikasikan oleh mekanisme utama
dimana partikel dibuat untuk berkumpul (menggumpal). Pemilihan proses
tertentu hanya mungkin jika sifat-sifat yang dibutuhkan dari produk jelas.
Metode-metode aglomerasi diantaranya :
a. Metode agitasi ( Growth Agglomeration)

(Drum Aglomerator)

(Cone Aglomerator)

(Paddle Mixers)
5

Partikel halus dibuat kontak satu sama lain dalam sebuah sistem yang
mengalir atau di udara pada konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini
biasanya dilakukan pada cairan dan pengikat. Ukuran partikel
pembesaran terjadi melalui peleburan atau accregation (bola salju)
berdasarkan suatu gaya kapiler. Dalam beberapa kasus khusus, gaya
kohesif mayornya

gaya van der Waals. Biasanya aglomeratnya

berbentuk bola dengan diameter antara 0,5 dan 20 mm. Jenis peralatan
khas yaitu drums, cones, dan paddle mixers. Throughput maksimum
adalah sekitar 100-200 ton / jam untuk pelet bijih besi dan 50 ton / jam
untuk pupuk.
b. Metode Semprot (Spray Agglomeration)

(Spray Aglomerator)
Ini adalah salah satu metode yang paling umum digunakan dalam
kimia, farmasi, dan industri makanan. Suspensi dapat dipompa
dipecah-pecah dan cairan diuapkan dari tetesan dengan udara panas,
sebagai langkah awal pengeringan. Gaya kohesif pertama adalah gaya
kapiler, yang diikuti oleh jembatan kristal pada titik kontak. Ukuran
aglomerat adalah 20-500 mm. Untuk aplikasi kimia, throughput
memungkinkan hingga 50 ton / jam.
c. Aglomerasi Selektif (Spherical Agglomeration)

Proses aglomerasi antara dua fase di mana fase cair akan membasahi
fase padat dan mengikat partikel bersama-sama dengan cara gaya
kapiler. Sebagai hasil, gumpalan bulat atau aglomerat dengan diameter
sampai 5 mm. Aglomerasi Selektif dapat digunakan untuk campuran
padatan. Dalam kasus suspensi batubara, throughput bisa mencapai
dan bahkan melebihi beberapa ton daripada metode lainnya.
d. Metode Tekanan, Pemadatan (Pressure Agglomeration)
Partikel dengan kelembaban kecil dibentuk dalam tablet dan briket
dalam pengepresan atau pemampatan. Gaya yang mengikat adalah
gaya van der Waals. Aglomerat memiliki bentuk seragam dan
memiliki ukuran sama. Produk tidak mudah rusak ketika di tekan.
memiliki kekuatan Dalam kasus briket, hasil serpihan dapat dipecah
menjadi ukuran yang diinginkan. Throughput untuk bijih adalah
sekitar 100 ton / jam, karena bahan kimia hingga 30 ton / jam. Contoh
metode tekanan diantaranya :
a. Dalam bentuk briket

(Briquettes Aglomerator)
Contoh : Pada Zink Metalurgi dimana ZnO (Zink Oksida) dari
hasil roasting mempunyai partikel yang sangat halus, dengan
ditambahkan dengan reduktor C carbon dapat membentuk suatu
briket dengan ukuran gumpalan yang lebih besar dan porositas
yang lebih baik.
b. Pembentukan Pellet.

(Skema Pembuatan Pellet)

(Disk Pelletizing)
Adalah suatu proses agglomerasi, dimana konsentrat yang sangat
halus akan dapat terbentuk menjadi suatu betuk seperti bola-bola

kecil dengan diameter 1 2 cm. Proses ini terjadi pada temperatur


antara 1000oC 1300oC yang akan menghasilkan sifat mekanis
yang lebih kuat. Pembentukan dari pada pellet ini, terdiri atas
partikel-partikel yang sangat halus ditambah dengan 10% berat air
dan 1% dari flux sebagai bahan tambahan. Yang penting didalam
proses Pelletisasi ini adalah proses penggumpalannya.
Flux yang dipakai dapat berupa :
1. Bentonit, misalnya alumino silikat
2. Zat-zat organis, misalnya dextran
3. Garam-garam loga, seperti natrium silikat/ Na2SiO3 atau CaCl2.
Keuntungan :
Tidak membutuhkan pengolahan awal seperti pengeringan
Produk memiliki rapat massa yang besar
Input memiliki kapasitas tinggi dengan energi untuk proses
kecil
e. Metode Panas (Sintering)

(Sintering Machine)

Partikel halus yang dibuat menjadi pasta dengan menambahkan


kelembaban dan kemudian diproses dalam oven (aglomerat dibakar).
Hal ini umum digunakan dalam pertambangan dan industri preparatif.
Produk disinter akhir biasanya memiliki bentuk yang tidak teratur dan
biasanya lebih kasar daripada aglomerat lainnya. Mekanisme
pengikatan adalah pembentukan jembatan padat pada titik-titik kontak.
Pabrik sintering memiliki throughput sampai dengan 1000 ton / jam.
Dalam hal ini, prosesnya disebut dengan sintering dan produknya
dinamakan sinter. Pada proses sintering ini, secara sebagian
feedingnya akan mengalami peleburan. Feeding terdiri dari :
1. Konsentrat yang halus tapi > 100 m
2. 15 % kokas, sebagai bahan bakar
3. 10 n% air supaya bersifat porous
Spesifikasi dari pada alat Dwight cloyd :
Panjang = 50 m

Lebar = 2 m
Tebal = 30 50 cm
Kecepatan = 1 m/menit
Produk = 3 ton/m2/jam
Pemakaiannya biasanya untuk pembuatan sinter bijih besi dan juga
pada pembuatan sinter pada proses metalurgi dari timah hitam.
II.4.

Pembentukan Aglomerat
Aglomerat yang berasal dari butiran padat halus dapat dihasilkan dengan 3
cara:
1. Pembentukan bagian yang lebih besar (misalnya granulat, pelet)
dengan bantuan cairan atau zat pengikat
2. Pemampatan dengan tekanan untuk menghasilkan bongkahan yang
mempunyai bentuk (misalnya tablet)
3. Sintering (peleburan butiran padat, misalnya keramik atau logam
berpori) dengan bantuan termal.

II.5.

Penerapan Aglomerasi

Proses aglomerasi biasanya digunakan dalam industri farmasi dan


keramik. Pada industri farmasi, biasanya digunakan dalam pembuatan
obat tablet. Proses pembuatan tablet dilakukan dengan cara pemampatan
dengan tekanan sehingga menghasilkan bongkahan yang mempunyai
bentuk. Sedangkan pada pembuatan keramik, prosesnya dilakukan dengan
bantuan termal.

10

11

BAB III
Penutup

III.1. Kesimpulan
Salah satu proses mekanik yaitu aglomerasi yang merupakan
proses penggumpalan partikel kecil menjadi partikel yang besar.
pembesaran partikel dengan cara untuk memperbesar ukuran partikel yaitu
dengan menyatukan partikel-partikel kecil agar partikel lebih berat dan
mudah mengendap. Aglomerasi memiliki metode agitasi, selektif, spray,
tekanan dan panas (Thermal). Penerapan aglomerasi yaitu pada industri
farmasi dan pada pembuatan keramik.

12

Anda mungkin juga menyukai