Anda di halaman 1dari 24

PEMBUATAN BRIKET BERBAHAN TONGKOL JAGUNG DENGAN

PEREKAT LIMBAH SINGKONG SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN


BAKAR TERBARUKAN

Diusulkan untuk mengikuti Lomba Teknologi dan Inovasi


Tema: Bangkit Dari Masa Pandemi COVID-19 Melalui Inovasi dan Cipta Teknologi
Tepat Guna

ANGGOTA TIM :

1. LATHIFAH TURROHMAH
2. TIUR FEBRIYANTI
3. UMI SAPUTRI

PEMERINTAH KOTA METRO


PROVINSI LAMPUNG
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I ABSTRAK .................................................................................................... 1
BAB II PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
2.1 Latar Belakang ............................................................................................... 2
2.2 Tujuan dan Sasaran ........................................................................................ 4
2.3 Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
2.4 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................................... 4
BAB III METODOLOGI ........................................................................................ 5
3.1 Alat dan Bahan .............................................................................................. 6
3.2 Cara Pembuatan ............................................................................................. 6
3.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 9
3.4 Teknik dan Sumber Pengumpulan Data ........................................................ 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 11
4.1 Performa Produk ............................................................................................ 11
4.2 Analisis Inovasi Produk ................................................................................. 13
4.3 Kelayakan Teknis .......................................................................................... 15
4.4 Kelayakan Ekonomis ..................................................................................... 17
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 20
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 20
5.2 Saran .............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21
IDENTITAS PESERTA .......................................................................................... 22

ii
BAB I

ABSTRAK

PEMBUATAN BRIKET BERBAHAN TONGKOL JAGUNG DENGAN PEREKAT


LIMBAH SINGKONG SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR TERBARUKAN

Oleh:
Lathifah Turrohmah, Tiur Febriyanti, Umi Saputri
Institut Agama Islam Negeri Metro, Lampung

Salah satu komoditas pangan yang bernilai ekonomis dan berpeluang untuk
dikembangkan adalah tanaman jagung. Hampir seluruh bagian jagung dapat dimanfaatkan
untuk beragam inovasi yang menarik dan bermanfaat. Seiring meningkatnya produksi
jagung, juga berpengaruh terhadap persoalan limbah jagung. Setiap 100 kg jagung
menghasilkan sekitar 20-30% limbah jagung. Limbah yang dihasilkan jagung ini belum
dimanfaatkan secara maksimal sehingga menyebabkan limbah tersebut terbuang percuma.
Tongkol jagung termasuk limbah biomassa hasil pertanian yang sudah tidak digunakan lagi
dan memiliki potensi untuk diolah menjadi alternatif bahan bakar terbarukan berupa briket.
Bahan utama pembuatan briket pada penelitian ini adalah tongkol jagung dengan
menggunakan limbah singkong sebagai lem perekat briket. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memanfaatkan limbah tongkol jagung menjadi briket sebagai alternatif bahan bakar
terbarukan dengan menggunakan lem perekat tepung tapioka menggunakan limbah
singkong. Briket tongkol jagung ini lebih hemat 65% dari jenis bahan bakar lain seperti gas,
kayu, dan minyak tanah. Selain itu briket tongkol jagung merupakan jenis bahan bakar yang
ramah lingkungan dan dapat diperbarui serta diolah secara berkelanjutan. Penggunaan
perekat tepung tapioka dari limbah singkong memberikan dampak asap yang terbilang sedikit
dari perekat lain, dan briket ini dapat menyala dalam waktu yang cukup lama.

Kata Kunci: Briket, Tongkol Jagung, Limbah Singkong

1
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Dunia saat ini terus mencari solusi alternatif baru untuk menggunakan bahan
bakar selain minyak bumi. Hal ini dipicu oleh semakin meningkatnya kebutuhan
manusia akan energi. Bahan bakar yang digunakan manusia saat ini berasal dari
tumbuhan maupun fosil tumbuhan, sehingga ketersediaan bahan bakar fosil semakin
berkurang yang menyebabkan harga minyak dunia naik (Kapita dkk., 2021). Oleh
karena itu, diperlukan alternatif energi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar minyak dengan menggunakan energi biomassa. Biomassa merupakan limbah
sisa yang umum terdapat pada limbah pertanian, industri dan kehutanan. Limbah ini
dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi energi alternatif berupa briket.
Salah satu hasil kebun yang banyak menghasilkan sampah dan tidak terpakai
adalah jagung. Jagung menjadi salah satu komoditas pangan yang bernilai ekonomis
dan berpeluang untuk dikembangkan (Arman dkk., 2017). Hampir seluruh bagian
jagung dapat dimanfaatkan untuk beragam inovasi yang menarik dan bermanfaat
(Purwanto, 2007). Provinsi Lampung memiliki potensi dan keunggulan dalam
pengembangan di bidang pertanian, salah satu contohnya yaitu tanaman jagung.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Lampung menempati posisi
ketiga penghasil jagung terbesar (Aini, 2019). Seiring meningkatnya produksi jagung,
juga berpengaruh terhadap persoalan limbah jagung. Jagung memiliki limbah berupa
jerami, tongkol, dan klobot jagung yang jumlahnya cukup banyak. Setiap 100 kg
jagung menghasilkan sekitar 20-30% limbah jagung. Limbah yang dihasilkan jagung
ini belum dimanfaatkan secara maksimal, hanya sebagian kecil yang telah diolah
menjadi bahan bakar. Sisanya dibiarkan membusuk dan dibakar (Aziz, dkk., 2015).
Kurangnya kesadaran pengelolaan limbah jagung ini sebagian besar
dikarenakan rendahnya pengetahuan dan minat petani untuk memanfaatkan dan
mengolah limbah jagung. Tongkol jagung termasuk limbah biomassa hasil pertanian
yang sudah tidak digunakan lagi, dan dapat diolah menjadi sumber energi bahan bakar
terbarukan berupa briket (Aziz, dkk., 2015). Tongkol jagung termasuk salah satu

2
limbah penghasil energi sebesar 6,8 x 109 kka/th (Kadir, 1995). Tongkol jagung
berpotensi untuk dikembangkan menjadi briket karena mengandung nilai kalor yang
cukup tinggi (Nasruddin dan Risma., 2011). Briket adalah salah satu jenis bahan
bakar yang memiliki bentuk padat dengan kandungan karbon bernilai kalor tinggi dan
mampu menyala dalam rentang waktu yang lama. Penggunaan briket memiliki
keunggulan lebih ekonomis dengan persentase 65% dibandingkan bahan bakar
lainnya seperti, gas, kayu, dan minyak tanah, jika dimanfaatkan sebagai sumber
energi panas (Octavina dan Pratiwi, 2010).
Bahan utama pembuatan briket pada penelitian ini adalah tongkol jagung
dengan menggunakan tepung tapioka dari limbah singkong sebagai lem perekatnya.
Beberapa home industry yang mempunyai usaha pengolahan singkong menjadi
makanan ringan masih menghasilkan limbah berupa pangkal dan ujung singkong.
Limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal. Kota Metro sebagai salah satu kota
industri (pengolahan) banyak memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
baik dari golongan makanan, minuman, tekstil, dan golongan usaha lainnya. Salah
satunya yaitu usaha keripik singkong. Rata-rata usaha ini masih banyak menyisahkan
limbah yang belum dimanfaatkan berupa pangkal dan ujung singkong, Berdasarkan
wawancara dengan salah satu pemiliki usaha keripik singkong yaitu Ibu Tum di
Kelurahan Ganjar Asri Metro Barat, beliau mengungkapkan bahwa selama ini bagian
pangkal dan ujung singkong belum dimanfaatkan menjadi produk yang lebih bernilai
dan berdayaguna, karena beliau menganggap bagian pangkal dan ujungnya sudah
tidak dapat dimanfaatkan lagi dan sudah menjadi limbah yang siap di buang ke tempat
pembuangan akhir (TPA). Penggunaan limbah singkong sebagai lem perekat inilah
yang menjadikan pembeda dari inovasi briket-briket lainnya yang memanfaatkan
limbah-limbah pertanian untuk dijadikan sebuah inovasi.
Pemanfaatan limbah jagung yang diolah menjadi briket ini merupakan salah
satu bentuk upaya pengelolaan limbah menjadi produk yang lebih bermanfaat baik
dari segi ekonomi maupun lingkungan. Hal ini sejalan juga dengan Visi Kota Metro
yaitu terwujudnya Kota Metro Sejahtera yang diwujudkan melalui penguatan
perekonomian lokal guna mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal untuk

3
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat tercapai Misi Kota Metro
yaitu meningkatkanya masyarakat yang produktif dan berdaya saing. Penggunaan
tongkol jagung ini dipilih karena mudah didapatkan, jumlahnya melimpah, memiliki
nilai kalor yang tinggi, dan pemanfaatannya yang belum optimal. Dari penelitian
yang telah dilakukan diharapkan dapat menjadi salah satu jenis energi terbarukan dan
dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
2.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pemanfaatan limbah tongkol jagung menjadi briket sebagai
alternatif bahan bakar terbarukan dengan menggunakan lem perekat tepung tapioka
dari limbah singkong?
2.3 Tujuan dan Sasaran
2.3.1 Tujuan
1. Untuk memanfaatkan limbah tongkol jagung menjadi briket sebagai
alternatif bahan bakar terbarukan dengan menggunakan lem perekat
tepung tapioka dari limbah singkong.
2. Memberikan informasi tentang peluang limbah tongkol jagung yang dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar berupa briket.
2.3.2 Sasaran
1. Untuk mengurangi limbah tongkol jagung dan limbah singkong yang terus
bertambah.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan
limbah tongkol jagung dan limbah singkong yang dapat dijadikan bahan
bakar alternatif.
2.4 Ruang Lingkup Kegiatan
1. Penelitian ini memfokuskan pada pemanfaatan limbah tongkol jagung dan limbah
singkong menjadi briket.
2. Penelitian ini terfokus untuk mengurangi limbah biomassa
3. Penelitian ini dilakukan di Kota Metro
4. Kualitas briket yang diteliti adalah laju pembakarannya.

4
BAB III
METODOLOGI

Briket tongkol jagung termasuk bentuk inovasi pengolahan limbah menjadi produk
yang lebih berdaya guna. Limbah tongkol jagung yang biasanya dibuang begitu saja akan
menumpuk dan dapat menyebabkan lingkungan tercemar. Pemanfaatan tongkol jagung
menjadi briket merupakan solusi dari masalah pencemaran limbah di lingkungan sekitar dan
minimnya jumlah energi terbarukan.
Gambar 1. Briket Tongkol Jagung

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Briket tongkol jagung pada penelitian ini dibuat dengan bahan perekat berupa limbah
singkong yaitu bagian pangkal dan bagian ujung yang biasanya dibuang dan tidak
dimanfaatkan. Perekat digunakan dalam pembuatan briket dengan tujuan merekatkan partikel
bahan-bahan sehingga partikel pada briket dapat menyatu dan kompak. Kandungan pati
dalam singkong dapat menjadi perekat alami, karena proses pengendapan pada pembuatan
tepung tapioka menghasilkan butiran pati yang mengandung protein, lemak, dan komponen
lain yang kompleks.
Gambar 2. Limbah Singkong

Sumber : Dokumentasi Pribadi

5
3.1 Alat dan Bahan
a. Peralatan yang dibutuhkan:
• Tungku api
• Kaleng bekas
• Kayu
• Baskom
• Saringan
• Lumpang
• Kemasan kertas
• Stiker logo
• Timbangan digital
• Paralon
b. Bahan baku
• Tongkol jagung
• Limbah (pangkal dan ujung) singkong
• Air
3.2 Cara Pembuatan
Bahan yang digunakan yaitu tongkol jagung, larutan pati limbah singkong, dan kayu.
Sementara alat yang dipakai yaitu drum/kaleng bekas, tungku api, alat penyaring, kain
tipis, cetakan, dan alat pengepres. Penelitian ini memiliki dua prosedur kerja yaitu
meliputi pembuatan tepung tapioka dari limbah singkong dan pembuatan briket tongkol
jagung.
1. Pembuatan Tepung Tapioka
Gambar 3. Proses Pembuatan Tepung Tapioka

Limbah singkong Dilakukan Pengendapan dilakukan


dikumpulkan, dikupas penyaringan secara selama 24 jam,
kemudian dicuci lalu manual untuk kemudian dilakukan
dihaluskan menjadi menghasilkan pengeringan di bawah
bubur singkong. butiran pati sinar matahari.

Pengupasan dan Pengendapan


Penyaringan
Penghaluusan dan penjemuran

6
2. Pembuatan Briket Tongkol Jagung
Gambar 3. Tongkol Jagung setelah melalui Proses Karbonisasi

Proses pembuatan briket tongkol jagung dibagi menjadi dua tahapan yaitu:
a. Proses Karbonisasi, tahapannya yaitu sebagai berikut.
Gambar 4. Proses Karbonasi

1. Menyiapkan alat 2. Tongkol jagung


dan bahan dimasukkan kedalam
kaleng

3. Letakkan kaleng 4. Pisahkan arang


diatas tungku api, dengan abunya
(proses karbonisasi

7
b. Pembuatan Briket Tongkol Jagung, tahapannya sebagai berikut.
Gambar 5. Penghalusan Arang Hasil Karbonisasi

2. Saring untuk 3. Campurkan


1. Haluskan arang
mendapatkan tepung arang
hasil karbonisasi
bagian arang yang dengan tepung
dengan lumpang
halus tapioka

4. Cetak dan 5. Jemur briket di


padatkan bawah sinar
menggunakan alat matahari hingga
pemadat kering

8
3.3 Kerangka Berpikir

Provinsi Lampung Menempati Posisi Ketiga Penghasil Jagung


Terbesar (Aini, 2019)

Meningkatnya Produksi Jagung, Juga Berpengaruh Terhadap


Persoalan Limbah Jagung

Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Untuk Mengolah Serta


Manfaatkan Limbah Jagung Dan Limbah Singkong

Melimpahnya Limbah Jagung Dan Singkong

Limbah Singkong Dari Hasil Produksi


Limbah Jagung Dari Hasil Biomassa Keripik Singkong

Solusi

PEMBUATAN BRIKET BERBAHAN TONGKOL JAGUNG DENGAN PEREKAT LIMBAH


SINGKONG SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR TERBARUKAN

Dapat Digunakan Sebagai


Smart Inovation dalam Untuk Mengatasi Pencemaran Bahan Bakar Untuk
Menangani Limbah Dan Mengatasi Kelangkaan Memenuhi Kebutuhan
Energi Manusia.

Bangkit Dari Masa Pandemi Covid 19 Melalui Inovasi Dan Cipta Teknologi Tepat
Guna

Sebagai Alternatif Bahan Bakar


Terbarukan

Memanfaatkan Limbah Organik Berupa Limbah Tongkol


Jagung Dan Singkong

Mengurangi Pencemaran Lingkungan

Dapat dibuat dan digunakan oleh masyarakat umum

9
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang terjadi di lapangan.
Pengamatan dilakukan ke beberapa ladang jagung dan home industry keripik
singkong.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab untuk memperoleh informasi
dari narasumber. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada para petani
jagung, dan beberapa pemilik home industry keripik singkong untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data
berupa foto dan video selama melakukan penelitian.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Performa Produk


a. Deskripsi Alat
Briket adalah bahan bakar jenis padat yang dibuat dari sisa-sisa bahan organik
seperti limbah, pada penelitian ini sisa bahan organik yang digunakan yaitu limbah
singkong. Umumnya briket dibuat dengan proses karbonisasi/pengarangan dan
proses pembriketan tongkol jagung. Sedangkan perekat alami berupa tepung tapioka
dari limbah singkong diolah seperti pengolahan tepung tapioka umumnya.
Gambar 6. Briket Tongkol Jagung

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Briket tongkol jagung dengan lem tepung tapioka sebagai perekat dapat
memiliki kekuatan tinggi, ini disebabkan karena tepung tapioka memiliki daya ikat
yang baik. Selain itu tepung tapioka juga mempunyai kemampuan meresap yang baik
melalui rongga-rongga yang terbentuk pada briket tongkol jagung. Sehingga briket
tongkol jagung dengan perekat tepung tapioka dapat digunakan sebagai bahan bakar
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b. Cara Pembuatan Alat
Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan briket tongkol jagung, diantaranya
sebagai berikut:

11
1) Pembuatan Tepung Tapioka
Gambar 7. Proses Pembuatan Tepung Tapioka

Limbah singkong Dilakukan Pengendapan dilakukan


dikumpulkan, dikupas penyaringan secara selama 24 jam,
kemudian dicuci lalu manual untuk kemudian dilakukan
dihaluskan menjadi menghasilkan pengeringan di bawah
bubur singkong. butiran pati sinar matahari.

Pengupasan dan Pengendapan


Penyaringan
Penghaluusan dan penjemuran

2) Pembuatan briket
a) Proses karbonisasi
Gambar 8. Proses Karbonisasi

1. Menyiapkan alat 2. Tongkol jagung


dan bahan dimasukkan kedalam
kaleng

3. Letakkan kaleng 4. Pisahkan arang


diatas tungku api, dengan abunya
(proses karbonisasi

12
b) Pembuatan
Gambar 9. Proses Pembuatan Briket

1. Haluskan arang 2. Saring untuk 3. Campurkan


hasil karbonisasi mendapatkan bagian tepung arang dengan
dengan lumpang arang yang halus tepung tapioka

4. Cetak dan 5. Jemur briket di


padatkan bawah sinar
menggunakan alat matahari hingga
pemadat kering

c. Cara Penggunaan Alat


Sama halnya dengan arang/ briket lainnya, pengoperasian briket tongkol jagung ini
meliputi:
Gambar 10. Cara Penggunaan

1 2 3 4
Sebarkan arang di Tuangkan minyak Biarkan arang
tempat pemanggang tanah sebagai Nyalakan api
terbakar selama
secara merata dan pemantik. Dengan untuk membakar
10-15 menit
yang bagian tengah cara ini, api akan arang.
dulu, kemudian
dibuat sedikit menyala dengan baru panggang
menggunung. mudah lebih makanan di atas
besar. arang.

4.2 Analisis Inovasi Produk


Upaya pengembangan briket tongkol jagung sebagai alternatif bahan bakar
terbarukan, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam pegembangan produk
tersebut, diantaranya sebagai berikut:
a. Pemunculan gagasan
Pada tahap pemunculan gagasan, anggota tim melakukan observasi lapangan
untuk melihat potensi limbah jagung yang dihasilkan setiap kali panen jagung di
beberapa tempat. Limbah jagung yang dihasilkan ini ternyata belum dimanfaatkan
secara maksimal sehingga ide untuk mengubah tongkol jagung menjadi briket ini

13
muncul. Selain itu mengingat bahan bakar fosil semakin hari semakin menipis, hal
ini mendorong untuk mencari alternatif bahan bakar yang dapat digunakan dan
diperbarui serta diolah secara berkelanjutan.
b. Pengembangan dan penyajian konsep
Setelah tahap pemunculan gagasan berlanjut ke tahap pengembangan dan
penyajian konsep. Pada tahap ini gagasan yang muncul mulai diolah menjadi
prototype produk. Prototype produk ditujukan untuk memastikan prosedur yang
dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam pembuatan briket. Di tahap ini juga
dilakukan penyempurnaan bentuk produk sehingga menghasilkan briket yang baik.
c. Pengembangan produk
Tahap selanjutnya yaitu pengembangan produk, pada tahap ini briket mulai
dibuat sesuai dengan tahapan pembuatan briket. Dimulai dari proses pengarangan
sampai pada tahap akhir penjemuran.
d. Pengujian produk
Sebelum dilakukan pengujian briket dipastikan kering terlebih dahulu. Proses
pengeringan kadar air merupakan proses untuk menghilangkan kadar air dalam
briket. Hal ini dikarenakan, dalam proses pengeringan briket terjadi pengurangan
massa karena briket yang baru dicetak masih banyak mengandung air, sehingga perlu
dikeringkan agar tidak mengganggu besar nilai kalor dan laju pembakaran (Almu,
2014). Pengujian produk dilakukan dengan dengan cara membakar briket untuk
mengetahui lama nyala suatu bahan bakar, kemudian menimbang massa briket yang
terbakar. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui laju pembakaran adalah
Massa briket terbakar = massa briket awal - massa briket sisa (gram) (Almu, 2014).

Berdasarkan rumus tersebut didapatakan laju pembakaran briket pada pengujian


briket tongkol jagung sebesar 0,00265 gr/menit.

14
4.3 Kelayakan Teknis
a. Keunggulan Teknologi
Briket sebagai bahan bakar berbentuk padatan yang terbuat dari sisa-sisa
limbah organik yang tidak terpakai tentunya dapat menjadi terobosan baru guna
mengatasi kelangkaan energi yang persediaannya semakin terbatas di bumi. Jika
dibandingkan dengan bahan bakar lainnya seperti minyak dan gas, briket tongkol
jagung lebih hemat dan ekonomis, serta aman bagi lingkungan. Pengolahan limbah
tongkol jagung yang dijadikan briket merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan guna memanfaatkan limbah tongkol jagung yang tidak terpakai. Limbah
tongkol jagung termasuk biomassa lignoselulosik yang dapat diolah menjadi arang
dengan proses sederhana. Briket tongkol jagung dapat bertahan selama Briket ini
dapat digunakan memasak sebagai salah satu kebutuhan rumah tangga, memerlukan
jumlah 4-6 buah briket agar bisa untuk memasak. jumlah ini tidak menjadikan
patokan utama untuk memasak, namun lebih disesuaikan dengan seberapa kecil atau
besar tungku api yang akan dipakai, semakin besar tungku api yang dipakai, maka
akan mempengaruhi kebutuhan briket.
Briket dari limbah tongkol jagung dan singkong, kurang lebih sekitar 1 jam
atau 60 menit. Sehingga waktu ini setara dengan kita menggunakan gas untuk sekali
memasak. Kebutuhan perhari juga ditentukan berapa kali kita dalam memasak. Tentu
hal ini menjadi salah satu alternatif bahan bakar untuk mengurangi penggunakan gas
dalam jumlah besar, bahkan briket ini dinilai justru lebih hemat untuk biaya, karena
menggunakan alat sederhana, yang bisa ditemukan disekitar kita. Bahkan
masyarakat dapat mengelola sendiri, sehingga bisa mengurangi pengeluaran agar
lebih hemat untuk kebutuhan sehari-hari.
b. Inovasi Baru
Inovasi ini bermula dari permasalahan limbah hasil pertanian terutama jagung
yang di beberapa tempat belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga muncul ide
untuk menggunakan tongkol jagung sebagai bahan utama pembuatan briket tongkol
jagung. Kemudian di beberapa home industry keripik singkong di Kota Metro, masih
menyisahkan limbah singkong berupa ujung dan pangkalnya, ujung dan pangkal

15
singkong inilah yang dimanfaatkan sebagai lem perekat pada pembuatan briket
tongkol jagung, sehingga semua bahan baku pembuatannya menggunakan limbah.
c. Ketersediaan SDM dan Bahan Baku
Melihat potensi Provinsi Lampung yang tinggi terhadap produksi jagung, hal
ini juga selaras dengan peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan. Sehingga
tongkol jagung sebagai bahan utama pembuatan briket tersedia cukup banyak, di lain
sisi juga terdapat limbah singkong dari beberapa home industry keripik singkong
yang terdapat di Kota Metro. Limbah singkong dengan bagian pangkal dan ujungnya
tidak digunakan lagi dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga dapat
dimanfaatkan untuk membuat tepung tapioka sebagai lem perekat pembuatan briket
tongkol jagung.
Sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola pengembangan briket tongkol
jagung ini sekitar 3 orang yang sepenuhnya proses produksi dilakukan oleh anggota
tim, dengan 1 anggota tim bertugas dalam proses desain logo produk dan pemasaran.
Suplayer yang dibutuhkan untuk limbah tongkol jagung sendiri sekitar 2 petani
jagung, dan 2 suplayer lagi pemasok limbah singkong.
d. Manfaat atau keuntungan yang diperoleh
Briket tongkol jagung yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar untuk mengatasi kelangkaan energi. Pemanfaatan briket tongkol jagung
sebagai energi terbarukan lebih hemat 65% dari jenis bahan bakar yang lain seperti
gas, kayu, dan minyak tanah. Hal ini disebabkan karena bahan baku pembuatan
briket yaitu tongkol jagung dan limbah singkong sebagai perekatnya banyak tersedia
di lingkungan, dan juga alat dalam pembuatannya termasuk alat-alat sederhana.
Kelebihan lain dari briket ini yaitu merupakan jenis energi yang ramah lingkungan
dan dapat diperbarui dan dapat diolah secara berkelanjutan. Penggunaan perekat
tepung tapioka dari limbah singkong memberikan dampak asap yang terbilang
sedikit dari perekat lain. Selain itu, karena mengandung karbon dan mengandung
nilai kalor yang tinggi menjadikan briket ini dapat menyala dalam waktu yang lama.

16
4.4 Kelayakan Ekonomis
a. Marketable
Gambar 11. Mug Briket Tongkol Jagung

“B-ENERGY’ merupakan hasil inovasi produk dengan memanfaatkan limbah


tongkol jagung menjadi bahan bakar briket. “B-ENERGY” sendiri merupakan
singkatan dari Briquettes Energy, kata “Briquettes” menggambarkan produk
utamanya berupa briket, dan “Energy” menggambarkan bahwa briket dapat menjadi
sumber energi alternatif. Proses pembuatan briket tongkol jagung untuk sekali
pembuatan dengan 1 kg tongkol jagung dapat menghasilkan 8-10 buah briket tongkol
jagung. Setiap kemasan dapat terisi 10-12 briket dengan harga jual per kemasan
kantong kertas sebesar Rp. 10.000,. setiap 100 kg tongkol jagung dapat memproduksi
briket sebanyak 100 kemasan kantong kertas. Oleh karena itu, B-ENERGY layak
untuk dipasarkan.
Pendapatan
Penjualan = 100 x Rp. 10.000 = Rp. 1.000.000 per 2 minggu
= 2 kali produksi x Rp. 1.000.000
= Rp. 2.000.000
Keuntungan
= Pendapatan penjualan – total biaya
= Rp. 2.000.000 – 1.381.500
= Rp. 618.500

17
Keuntungan Pertahun
= keuntungan perbulan x 12 bulan
= Rp. 618.500 x 12
= Rp. 7. 422.000
Tabel 1. Biaya Produksi Briket Tongkol Jagung
No. Keterangan Satuan Harga Jumlah
1. Tongkol jagung 200 kg 2.000 400.000
2. Limbah singkong 20 kg 5.00 20.000
3. Kayu 15 ikat 2.500 37.500
4. Kemasan 2 pax 12.000 24.000
5. Tenaga 3 orang 300.000 900.000
Jumlah Rp. 1.381.500

b. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat


Pengembangan briket tongkol jagung diharapkan dapat menjadi alternatif
pemanfaatan limbah tongkol jagung yang sudah tidak terpakai kemudiann diolah
menjadi bahan bakar yang lebih bermanfaat sehingga dapat mempertinggi nilai jual
tongkol jagung yang selama ini dirasa kurang bermanfaat. Selain itu pengembangan
briket tongkol jagung ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang
pemanfaatan limbah tongkol jagung sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan
pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Salah satu cara agar inovasi ini bisa terlaksana demi meningkatkan
pendapatan asli daerah, tentu saja dibutuhkan kontribusi dari berbagai pihak baik dari
pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, sehingga dapat bersinergi untuk
memanfaatkan limbah tongkol jagung menjadi produk briket yang lebih bermanfaat
untuk mengatasi kelangkaan energi dan dalam upaya mengurangi limbah pertanian
yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Langkah awal dapat dilakukan dengan melakukan kampanye mengenai
pemanfaatan dan pengolahan limbah tongkol jagung dan limbah singkong yang dapat

18
dijadikan inovasi bahan bakar alternatif berupa briket. Langkah ini dilakukan untuk
memberikan pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah tongkol jagung yang selama
ini menjadi permasalahan lingkungan. Sehingga inovasi briket ini dikemudian hari
dapat menjadi identitas asli dari daerah tersebut, yang dapat dikenal oleh banyak
lapisan masyarakat. Kami tentu berharap inovasi ini dapat diterapkan agar tongkol
jagung dapat diolah dengan baik, sekaligus bisa dimanfaatkan menjadi inovasi yang
bukan hanya untuk mengatasi lingkungan tapi dapat menambah perekonomian
daerah.

19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa briket tongkol jagung dengan perekat alami tepung tapioka dari limbah
singkong dapat digunakyan sebagai bahan bakar/energi terbarukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat dan mengatasi permasalahan lingkungan hidup. Selain
itu briket yang dinamai “B-ENERGY” ini dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan
limbah pertanian, yang selama ini masih menjadi persoalan bagi para petani.
5.2 Saran
Penelitian ini hanya berfokus pada pembuatan briket tongkol jagung dengan
perekat tepung tapioka limbah singkong. Maka pada penelitian selanjutnya, perlu
dilakukan penelitian kualitas kandungan dan nilai kalor yang dihasilkan dengan
menggunakan perekat alami tepung tapioka dari limbah singkong. Diharapkan
dengan adanya inovasi ini nantinya briket dapat diaplikasikan secara nyata dan dapat
memberikan keuntungan untuk meningkatkan perekonomian daerah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aini, L.M. (2019). Penentuan Provinsi-provinsi Terbaik dalam Produksi Jagung Nasional
Melalui Analisis Kuadran Atas Variable Produksi dan Produktivitas Per Satuan Luas
Lahan. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) 3(4), 751-760.

Almu, A. (2014). ANALISA NILAI KALOR DAN LAJU PEMBAKARAN PADA BRIKET.
4(2), 6.

Arman, M. & Makhsud, A. & Aladia, A. & Mustafiag, & Majid, R.A. Jurnal of Chemikal
Process Engeenering. 02 (02).

Aziz, R., & Suswati., & Indrawati, A. (2015). Briket Limbah Jagung sebagai Sumber Energi
Alternatif Ramah Lingkungan di Desa Simolap Kecamatan Tigabinanga Kabupaten
Tanah Karo. ABDIMAS 19(2), 109-114.

Kadir, A. (1995). Energi: Sumberdaya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi, Cet I Edisi
ke-2/revisi. Jakarta: Universitas Indonesia (UIPress).

Kapita, H. & Idrus S. & Fanumbi, F. (2021). Pemanfaatan Limbah Biomassa Kelapa dan
Tongkol Jagung untuk Pembuatan Briket. Jurnal Teknik. 01 (01).

Nasruddin., & Affandy, R. (2011). Karakteristik Briket dari Tongkol Jagung dengan Perekat
Tetes Tebu dan Kanji. Junal Dinamika Penelitian Industri 22(2), 1-10.

Oktavia, P. (2010). Kajian terhadap Nilai Ekonomi Penggunaan Briket Batubara sebagai
Bahan Bakar Pengganti Bahan Bakar Minyak dan Gas Mumi. Seminar Nasional
Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9. 527-528.

Purwanto, S. (2007). Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi


Jagung. Dalam: Jagung, Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian
Tanaman Pangan Bogor.

21
IDENTITAS PESERTA

1. Nama : Lathifah Turrohmah


Tempat, tanggal lahir : Metro, 17 April 2000
Alamat : Magelangan, Ganjar Asri, Metro Barat
E-mail : Lathifahtr@gmail.com
No Whatsapp : 085383514447

2. Nama : Tiur Febriyanti


Tempat, tanggal lahir : Sumbersari, 02 Februari 2000
Alamat : Dusun V Sumbersari RT/RW 010/005
E-mail : tiur02febriyanti@gmail.com
No Whatsapp : 083168900581

3. Nama : Umi Saputri


Tempat, tanggal lahir : Srikuncoro, 19 Mei 2001
Alamat : Lampung Barat
E-mail : umisaukhti@gmail.com
No Whatsapp : 082281724904

22

Anda mungkin juga menyukai