Anda di halaman 1dari 142

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

Sekretariat Pokja Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Majene


Jalan Jend. Ahmad Yani Km. 4 Rangas (Poros Majene - Mamuju) - Majene

BUKU PUTIH SANITASI


KABUPATEN MAJENE

Disusun oleh
POKJANIS PPSP KABUPATEN MAJENE
TAHUN 2012

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

BUPATI MAJENE
SAMBUTAN
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Sektor sanitasi merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, oleh
karena itu dalam rangka memberikan akselerasi dalam Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman diperlukan upaya penanganan sanitasi yang terencana,
terukur, terintegrasi, sistematis dan berkelanjutan. Penyusunan Buku Putih
Sanitasi ini difasilitasi oleh Dirjen Cipta Karya melalui
Satuankerja
PPLP(Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman) Propinsi Sulawesi
Barat , Pokja Provinsi Sulawesi Barat, Pokja Kabupaten Majene, Tim Konsultan
Provinsi Sulawesi Barat dan Tim Konsultan Pendamping Kabupaten Majene serta
ProSDA USDP (Provincial Sanitation Development Advisors - Urban Sanitation
Development Program).
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene merupakan gambaran kondisi
sanitasi saat ini (current situation) yang menjelaskan tingkat pengelolaan, cara
penanganan yang telah dilakukan (handling system), kendala dan permasalahan
yang dihadapi di sektor sanitasi, serta potensi sektor sanitasi di Kabupaten
Majene. Sektor sanitasi yang tertuang dalam buku ini mencakup sub sektor
drainase, air limbah, persampahan, dan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Penanganan sektor sanitasi merupakan salah satu aspek pembangunan yang
memiliki fungsi penunjang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena
berkaitan erat dengan kesehatan pola hidup, kondisi permukiman dan lingkungan.
Saya menyampaikan apresiasi atas dipublikasikannya Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Majene sebagai acuan dalam rencana tindak ke depan yang nantinya
tertuang dalam Strategi Sanitasi Kabupaten Majene. Besar harapan saya semoga
respons positif dari berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas
lingkungan dan pada akhirnya mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Kabupaten Majene.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita ini.


Wassalamu alaikum Wr.Wb.
Majene, Desember 2012
Bupati Majene,

H. KALMA KATTA

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pemerintah Indonesia telah menetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005 2025, dimana Visi Pembangunan Nasional
tahun 2005 2025 adalah : INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR.
Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan)
misi yang dijabarkan ke dalam sasaran pokok berdasarkan tujuan pembangunan jangka
panjang tahun 2005 2025 yaitu mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil
sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan
makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berbagai langkah dan
implementasi terhadap implementasi Program Nasional tersebut telah pula ditetapkan
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010 - 2014
yang difokuskan pada Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang terkait erat dengan
kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap
kondisi kesehatan dan lingkungan terutama di daerah permukiman padat, kumuh dan
miskin. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mencapai target Millennium
Development Goals (MDGs) Tahun 2015. Dimana salah satu sasaran pembangunan
dalam MDGs adalah memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan tujuan untuk
mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada
tahun 2015.
Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kepemilikan sistem jaringan
air limbah (sewerage) terendah di Asia. Kurang dari 10 kota di Indonesia yang memiliki
sistem jaringan air limbah dengan tingkat pelayanan sekitar 1,3% dari keseluruhan jumlah
populasi. Permasalahan sanitasi ini muncul tidak selalu disebabkan oleh aspek teknis,
namun juga berhubungan dengan aspek ekonomi dan sosial, seperti tingginya tingkat
kemiskinan dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi tantangan lain dalam
pembangunan bidang sanitasi.
Ditambah lagi masih sering dijumpai pembangunan sanitasi, yaitu air limbah,
persampahan dan drainase, dilengkapi dengan penyediaan air bersih, masih berjalan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

sendiri-sendiri. Masing-masing aspek tersebut ditangani secara terpisah, meskipun


masuk dalam satu bidang pembangunan yaitu sanitasi, sehingga masih terdapat
tumpang tindih kegiatan pembangunan bidang sanitasi oleh institusi yang berbeda-beda,
yang kadang-kadang membingungkan masyarakat.
Menanggapi realita tersebut, Pemerintah telah menetapkan program percepatan
pembangunan sanitasi perkotaan (PPSP) menjadi salah satu program prioritas
pembangunan nasional yang akan dilaksanakan secara bertahap dimulai pada tahun
2010 hingga tahun 2014. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP) ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah kota peserta program menyusun
konsep dan strategi pengembangan sanitasi di wilayah perkotaan masing-masing,
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan.
Agar diperoleh strategi yang tepat, dibutuhkan suatu proses pemetaan kondisi
sanitasi yang tepat pula. Hasil pemetaan kondisi fisik sanitasi dan perilaku masyarakat
kota, dituangkan dalam Buku Putih. Buku Putih Sanitasi inilah yang akan dijadikan dasar
dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

1.2

Landasan Gerak

1.2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Sanitasi


Pengertian dasar sanitasi ini memiliki beragam definisi yang menjelaskan hakikat
dari sanitasi itu sendiri. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi
sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi
yang menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan
manusia baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dalam
lingkungan. Upaya pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan
penyediaan prasarana dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran
dan pengolahan air limbah, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor : 965/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa sanitasi
adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
Sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup
bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan,


sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya (Notoadmojo,
2003).
Sanitasi secara umum dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi yang
dilaksanakan dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah
(sullage) dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan guna
menciptakan lingkungan hidup di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat.
Pengertian dasar dalam penanganan Sanitasi di Kabupaten Majene adalah
sebagai berikut :
1. Black Water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir;
2. Grey Water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari
kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci;
3. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga
(domestik) dengan menggunakan sistem :
a.

Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke


tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.

b.

Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan


secara terpusat.

4. Pengelolaan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang


dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan
lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA);
5. Pengelolaan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai
penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan;
6. Penyediaan air bersih adalah upaya Pemerintah Kabupaten Majene untuk
menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non
PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
1.2.2 Wilayah Kajian Buku Putih dan SSK
Wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi
Kabupaten/Kota (SSK) ini adalah seluruh wilayah Kabupaten Majene, yakni 8 (delapan)
kecamatan dan 82 (delapan puluh dua) desa/kelurahan, yakni Kecamatan Banggae,

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Banggae Timur, Pamboang, Sendana, Tammeroddo Sendana, Tubo Sendana, Malunda,


dan Ulumanda.
1.2.3 Visi dan Misi Kabupaten Majene
Visi Kabupaten Majene sebagai representasi dari Visi Bupati H. Kalma
Katta,rS.Sos., MM. dan Wakil Bupati Drs. H. Fahmi Massiara, MH. dan gambaran citacita, serta harapan masyarakat yang ingin diwujudkan dalam 5 (lima) tahun kedepan
adalah :
Terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata di Kabupaten Majene dalam
tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, demokratis dalam kehidupan yang
agamis dan berbudaya.
Makna dari visi di atas adalah :
Kesejahteraan yang Adil dan Merata bermakna terwujudnya masyarakat adil sejahtera
pada seluruh lapisan masyarakat,
Tata Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berwibawa & Demokratis bermakna
pemerintahan yang taat pada aturan, Bebas Korupsi, dipercaya rakyat dan
mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi / golongan,
Kehidupan Agamis dan Berbudaya bermakna penerapan nilai-nilai keagamaan dan
budaya pada kehidupan bermasyarakat.
Untuk mewujudkan visi di atas, perlu dipandu melalui misi. Hal ini tidak lepas dari
pemaknaan misi adalah perwujudan dari keinginan menyatukan langkah dan gerak
dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas SDM masyarakat dan aparatur pemerintahan,
2. Peningkatan akselerasi pembangunan bidang ekonomi, kesejahteraan sosial, politik
dan keamanan,
3. Pengembangan dan pengamalan nilai-nilai agama dan budaya sebagai sumber
motivasi dan inovasi dalam pembangunan,
4. Percepatan pembangunan infrastruktur dasar serta sarana-prasarana daerah,
5. Penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan,
6. Penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)
yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pemerintahan,
7. Peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat,

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

8. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam,


9. Peningkatan peran lembaga keuangan daerah untuk mendorong ekonomi kerakyatan.
Dari 9 butir misi di atas, terdapat 1 misi yang terkait penyelenggaraan penyusunan
Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dengan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai. Misi yang dimaksud adalah Peningkatan Kualitas SDM
Masyarakat dan Aparatur Pemerintahan. Tujuan misi ini adalah meningkatnya kualitas
sumber daya manusia masyarakat dan aparatur pemerintahan, dengan harapan sasaran
yang dicapai adalah meningkatnya cakupan sanitasi dasar masyarakat.
Upaya dalam pencapaian sasaran ini adalah melalui pembangunan dan
penyediaan prasarana dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran
dan pengolahan air limbah, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan.
1.2.4 Tujuan Penataan Ruang
Penataan ruang yang ingin dicapai oleh Kabupaten Majene bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan berbasis sektor Pertanian
serta didukung oleh sektor perikanan, kelautan, kehutanan, pertambangan, dan
pemanfaatan potensi alam lainnya.

1.3

Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene merupakan Buku Induk terhadap rencana
pengembangan pembangunan di bidang sanitasi dan menjadi dasar serta acuan
terhadap semua pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan terpadu secara
berkesinambungan, karena buku putih sanitasi merupakan hasil kerja berbagai
komponen SKPD dan lembaga lain yang terkait dengan sanitasi serta stakeholder yang
mememiliki kepentingan terhadap masalah ini.
Maksud dari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene adalah untuk
memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi Kabupaten
Majene saat ini sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi di
masa yang akan datang.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

1.3.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Buku Putih Sanitasi adalah :
1. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini.
2. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga
zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan
lingkungan /area resiko sanitasi.
3. Sebagai pedoman dalam penanganan dan pengembangan pembangunan sanitasi di
Kabupaten Majene, sehingga terdapat kesamaan pandang dari setiap pelaku
pembangunan dalam penyusunan program pembangunan, pengendalian dan
pengawasan dalam pembangunan sanitasi secara efektif, efesien, sistematis, terpadu
dan berkelanjutan.
4. Mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan pembangunan sanitasi Kabupaten
Majene dalam upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi
persyaratan kesehatan.

1.4

Metodologi

1.4.1 Metode dan Jenis Data


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene disusun berdasarkan karakteristik daerah,
kapasitas kebijakan, serta melibatkan sebanyak mungkin pelaku dari berbagai unsur dan
kepentingan dengan tetap berdasarkan kemampuan riil daerah, kesepakatan
masyarakat, kepentingan daerah serta aturan perundang-undangan yang berlaku.
Kegiatan yang dilakukan pada awal pelaksanaan Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP) dalam tahap penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah
koordinasi, lokakarya, dialog, pertemuan dengan masyarakat, pemangku kepentingan
dan lembaga yang terlibat. Dari kegiatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan
rencana kerja, jadwal, data, dukungan politis maupun pendanaan dalam penyusunan
dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene.
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitasi
secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek
metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut :

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

10

1. Sumber Data
a. Data Sekunder, berupa arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas
program masing-masing SKPD terkait, baik langsung maupun tidak langsung,
misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta.
b. Data Primer, berupa Narasumber yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan
dengan tugas SKPD terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat
sipil, dan tokoh masyarakat.
Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survey
terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti : Enviromental Health Risk Assesment
(EHRA), survey peran media dalam perencanaan sanitasi, survey kelembagaan,
survey keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survey keuangan,
survey priority setting area beresiko serta survey peran serta masyarakat dan gender.
2. Pengumpulan Data
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik
kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan
program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa
lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.
1.4.2 Proses Penulisan Buku Putih Sanitasi dan Proses Penyepakatannya
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian
dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program
yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat
kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

11

Gambar 1.1 Diagram Tahap Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota


Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene Tahun 2012 ini diposisikan sebagai acuan
perencanaan strategis sanitasi tingkat kabupaten.. Rencana pembangunan sanitasi
kabupaten dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih
Sanitasi. Setiap tahun
hun data yang ada akan dibuat Laporan Sanitasi Tahunan yang
merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD
SKP dan status proyek sanitasi.
Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi 2012
201 dan setelah 3
tahun, semua informasi tersebut dirangkum
dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi.

1.5

Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain


Didalam
dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene 2012
201 berlandaskan
pada beberapa peraturan perundang-undangan
perundang undangan yang berlaku di tingkat nasional atau
pusat, provinsi maupun daerah. Adapun peraturan perundang-undangan
perundang undangan tersebut antara
lain :
A. Undang-Undang
1.

Undang-Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang
Tent
Hygiene;

2.

Undang-Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan
dan Pemukiman;

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

12

KABUPATEN MAJENE

3.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup;

4.

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah;
5.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber


Daya Air;

6.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional;

7.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah


Daerah;

8.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang


Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah;

9.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 - 2025;

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang.
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang


Pengaturan Air;

2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang


Pengendalian Pencemaran Air;

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang


Sungai;

4.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

5.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang


Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

6.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Thn 1996 Tentang


Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta bentuk dan Tata Cara Peran serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

13

KABUPATEN MAJENE

C. Peraturan Presiden Republik Indonesia


1.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2004 - 2009.

D. Keputusan Presiden Republik Indonesia


1.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan


Pengendalian Dampak Lingkungan;

2.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;

3.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang


Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001
Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;

4.

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2000 Tentang Koordinasi


Penataan Ruang.

E. Keputusan Menteri
1.

Keputusan

Menteri

Lingkungan

Hidup

Republik

Indonesia

Nomor

35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih;


2.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001


Tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL;

3.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun


2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik;

4.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 Tentang


Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau
Kegiatan yang Tidak Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup;

5.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup;

6.

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1205/Menkes/Per/X/2004 Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan


Sehat Pakai Air (SPA).

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

14

F. Petunjuk Teknis
1.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I. Pedoman Teknis Penyehatan


Perumahan;

2.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I. Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos
Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang
Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan
Urug Terkendali Di TPA Sampah;

3.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B. Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur
Resapan;

4.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I. Petunjuk Teknis Penerapan Pompa
Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih;

5.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I. Petunjuk Teknis Pengomposan


Sampah Organik Skala Lingkungan;

6.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I. Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;

7.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I. Panduan dan Petunjuk Praktis
Pengelolaan Drainase Perkotaan;

8.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D. Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman;

9.

Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D. Petunjuk Teknis Tata Cara
Penoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah
Tangga Non Kakus;

10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P. Manual Teknis Saluran Irigasi;
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P. Manual Teknis MCK.
G. Peraturan daerah
1.

Peraturan Bupati Majene Nomor 9 Tahun 2009 tentang tugas pokok dan fungsi
Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Majene;

2.

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan


Persampahan / Kebersihan;

3.

Peraturan Bupati Majene Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah
Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Majene Tahun
2011-2015;

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

4.

15

Peraturan Bupati Majene Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas


Peraturan Bupati Majene Nomor 9 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Majene;

5.

Peraturan Bupati Majene Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas


Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Majene.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

16

KABUPATEN MAJENE

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1

Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

2.1.1 Letak Geografis


Kabupaten Majene adalah salah satu dari 5 Kabupaten di wilayah Propinsi
Sulawesi Barat. Secara geografis Kabupaten Majene terletak pada posisi antara 2o 38
45 sampai dengan 3o 3815 Lintang Selatan dan antara 118o 45 00 sampai dengan
119o 445 Bujur Timur. Kabupaten Majene adalah salah stu dari5 kabupaten dalam
wilayah Provinsi Sulawesi Barat yang terletak dipesisir barat Sulawesi Barat
memanjang dari Selatan ke Utara kurang lebih sepanjang 146 Km dari Kabupaten
Mamuju (Ibukota Provinsi Sulawesi Barat) dengan batas-batas wilayah administratif
sebagai berikut :
Sebelah Utara

: Kabupaten Mamuju

Sebelah Timur

: Kabupaten Polewali Mandar

Sebelah Selatan

: Teluk Mandar, dan

Sebelah Barat

: Selat Makassar

2.1.2 Administratif
Kabupaten Majene terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 82 (delapan puluh dua)
desa/kelurahan, yakni Kecamatan Banggae, Banggae Timur, Pamboang, Sendana,
Tammeroddo Sendana, Tubo Sendana, Malunda, dan Ulumanda.
Kabupaten Majene termasuk daerah yang memiliki banyak sungai-sungai kecil
yang tersebar di seluruh kecamatannya yakni sekitar 85 (delapan puluh lima) sungai.
Sungai-sungai inilah yang menjadi sumber air bagi masyarakatnya dalam memenuhi
kebutuhan air bersihnya. Pada saat ini air baku yang digunakan adalah air
permukaan/sungai, berasal dari Sungai Abaga, Sungai Mangge dan Sungai Tinambung
untuk BNA dan untuk IKK adalah Sungai Belia, Sungai Karaka, Sungai
Mangarabombang, Sungai Malunda dan Sungai Tammeroddo. Di mana untuk intake
Sungai Abaga yang berkapasitas 40 lt/dt mengalami penurunan debit air menjadi ratarata 15 lt/dt pada saat musim kemarau. Nama Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdapat
di Wilayah Kabupaten Majene dapat dilihat pada Tabel 2.1 di halaman Lampiran.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

17

KABUPATEN MAJENE

Luas wilayah Kabupaten Majene adalah 947,84 Km2 dengan ibukota kabupaten
terletak di Kecamatan Banggae dengan luas perkotaan 5.515 km, yang berada di posisi
selatan Kabupaten Majene, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam sampai 4 jam dari
Ibukota Sulawesi Barat (Mandar Raya) yaitu 120 Km.
Dari total luas wilayah Kabupaten Majene, Kecamatan Ulumanda merupakan
kecamatan yang memiliki wilayah terluas yakni 456,00 Km2, kemudian Kecamatan
Malunda dengan luas 187,65 Km2. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah
terkecil yakni Kecamatan Banggae dengan luas wilayah 25,15 Km2. Luas wilayah per
kecamatan serta jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Majene dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
No.

Nama Kecamatan

Luas Wilayah

Jumlah
Kelurahan / Desa

(Km )

(%) thd Total

1.

Kec. Banggae

25.15

2.653

2.

Kec. Banggae T imur

30.04

3.169

3.

Kec. Pamboang

15

70.19

7.405

4.

Kec. Sendana

16

82.24

8.677

5.

Kec. T ammeroddo Sendana

55.40

5.845

6.

Kec. T ubo sendana

41.17

4.344

7.

Kec. Malunda

12

187.65

19.798

8.

Kec. Ulumanda
Jumlah

8
82

456.00
947.84

48.109
100

Sumber : Majene dalam Angka 2012

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

18

Peta administrasi Kabupaten Majene yang menjadi cakupan wilayah kajian dapat
dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini :

Peta 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Majene dan Cakupan Wilayah Kajian
2.1.3 Kondisi Fisik
Dari aspek topografi, Kabupaten Majene memiliki wilayah yang kondisinya relatif
bervariasi yakni, pada sisi selatan merupakan daerah pesisir yang relatif datar sedangkan
pada sisi utara merupakan daerah pegunungan. Berdasarkan data statistik tahun 2008
luas wilayah yang memiliki kemiringan 0 10 % adalah 125,72 Km2, sedangkan sisanya
memiliki kemiringan lebih besar dari 10 %.
Kondisi iklim wilayah Kabupaten Majene dan sekitarnya secara umum ditandai
dengan hari hujan dan curah hujan yang relatif tinggi dan sangat dipengaruhi oleh angin
musim, hal ini dikarenakan wilayahnya berbatasan dengan laut lepas (Selat Makassar
dan Teluk Mandar). Berdasarkan catatan Stasiun Meteorologi, rata-rata temperatur di

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

19

Kabupaten Majene dan sekitarnya sepanjang tahun 2010 berkisar 27,13 0C, dengan suhu
minimum 22,53 0C dan suhu maksimum 30,83 0C. Curah hujan di Kabupaten Majene
tertinggi pada Bulan September sebesar 303,1 mm3 dengan hari hujan 25. Sedangkan
curah hujan terendah terjadi pada bulan Maret sebesar 84,9 mm3 dengan jumlah hari
hujan 17.
Sementara sepanjang tahun 2011 rata-rata temperatur di Kabupaten Majene dan
sekitarnya berkisar 27,52 0C, dengan suhu minimum 22,83 0C dan suhu maksimum 32,93
0C.

Curah hujan di Kabupaten Majene tertinggi pada Bulan Desember sebesar 456,4 mm

dengan jumlah hari hujan 26. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli
sebesar 1,6 mm dengan jumlah hari hujan 5.

2.2

Demografi

2.2.1 Kependudukan
Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Majene sementara adalah 151.107 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki
sebesar 73.673 jiwa atau 48,76 % dan penduduk perempuan sebesar 77.473 jiwa atau
51,24 %. Dari hasil sensus tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk kabupaten
Majene masih bertumpu di Kecamatan Banggae yakni sebesar 24,71 persen atau 37.333
jiwa kemudian diikuti Kecamatan Banggae Timur sebesar 18,89 persen atau 28.550 jiwa
sedangkan kecamatan lainnya berkisar antara 5 persen sampai 14 persen dengan jumlah
penduduk terkecil adalah Kecamatan Tubo yang berpenduduk sebesar 8.214 jiwa.
Dengan luas wilayah Kabupaten Majene 947.84 Km2 dan didiami sebanyak
151.107 jiwa, maka tingkat kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Majene adalah 160
jiwa per Km2, dengan tingkat kepadatan teringgi berada di wilayah Kecamatan Banggae
yaitu 1.485 jiwa per Km2 dan terendah adalah Kecamatan Ulumanda yaitu Kecamatan
Ulumanda sebanyak 19 jiwa per Km2, dimana laju pertumbuhan penduduk dalam kurun
waktu sepuluh tahun terakhir yaitu antara tahun 2000 sampai tahun 2010 adalah sebesar
1,97 %.
Pertambahan jumlah penduduk untuk 5 (lima) tahun kedepan dapat diproyeksikan
dengan cara sebagai berikut :
Rumus (N+1) = N x (100+r) : 100
Dimana :
N+1

: Jumlah Penduduk proyeksi 1 tahun berikutnya

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

: jumlah penduduk tahun 2011

: trend prosentase pertambahan penduduk tahun 2000-2010

20

Dari rumus tersebut maka Jumlah dan kepadatan penduduk untuk 5 tahun ke
depan yaitu tahun 2016 adalah sebesar 169.771 jiwa, dengan jumlah penduduk untuk
wilayah kota kabupaten yaitu Kec. Banggae dan Kec. Banggae Timur sebesar 74.020
jiwa atau sebesar 43,60 % dari total penduduk Kabupaten Majene. Proyeksi penduduk
Kabupaten Majene setiap kacamatan dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut :

DOKUMEN

21

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama
Kecamatan
Banggae
Banggae Timur
Pamboang
Sendana
Tammeroddo
Sendana
Tubo Sendana
Malunda
Ulumanda
Jumlah

2012

Jumlah Penduduk
Tahun
2013
2014
2015

2012

Jumlah Rumah Tangga


Tahun
2013
2014
2015

2016

Tingkat Jumlah Pertumbuhan


Tahun
2012 2013 2014 2015 2016

2016

38.810
29.679
21.624
21.181
11.004

39.571
30.854
22.48
22.019
11.44

40.347
30.261
22.048
21.596
11.22

41.138
31.459
22.92
22.45
11.664

41.944
32.076
23.369
22.89
11.893

8.029
6.14
4.474
4.382
2.277

8.186
6.26
4.561
4.468
2.321

8.347
6.383
4.651
4.555
2.367

8.511
6.508
4.742
4.644
2.413

8.677
6.636
4.835
4.735
2.46

2.09
2.09
2.09
2.09
2.09

1.96
3.96
3.96
3.96
3.96

1.96
-1.92
-1.92
-1.92
-1.92

1.96
3.96
3.96
3.95
3.96

1.96
1.96
1.96
1.96
1.96

8.539
17.658
8.593
157.088

8.877
18.357
8.933
162.531

8.706
18.004
8.761
160.943

9.051
18.717
9.108
166.507

9.228
19.084
9.287
169.771

1.767
3.653
1.778
32.5

1.801
3.725
1.812
33.134

1.836
3.798
1.848
33.785

1.872
3.872
1.884
34.446

1.909
3.948
1.921
35.121

2.09
2.09
2.09

3.96
3.96
3.96

-1.92
-1.92
-1.92

3.96
3.96
3.96

1.96
1.96
1.97

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majene, Tahun 2012

DOKUMEN

22

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

2.3

Keuangan dan Perekonomian Daerah

2.3.1 Keuangan Daerah


Dalam kurun waktu tahun 2008 - 2012, pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah masih banyak bergantung pada penerimaan
dari dana perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, namun demikian berbagai upaya telah
dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah terutama yang bersumber dari
pendapatan asli daerah.
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum
daerah yang menambah ekuitas dana dan merupakan hak daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah
dikelompokkan atas pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah.
Perkembangan realisasi pendapatan di Kabupaten Majene pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 berfluktuasi baik itu dari pendapatan asli daerah, dana
perimbangan maupun lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pada tahun 2008 sebesar
Rp. 324.710.776.228,97, tahun 2009 sebesar Rp. 343.287.915.815,13, tahun 2010
sebesar Rp. 349.563.310.824,53, dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 469.095.975.498,62
dan pada tahun sebesar 2012 sebesar Rp. 154.721.581.210,11.
Penerimaan pendapatan asli daerah terbesar terjadi pada tahun 2011, hal ini
disebabkan adanya kenaikan realisasi anggaran lain-lain pendapatan yang sah
dibandingkan dengan tahun 2010. Namun pada tahun 2012 realisasi pendapatan asli
daerah menurun karena tidak tercapainya target pendapatan dari komponen pajak
daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Selama 5 tahun terakhir masalah sanitasi seperti air limbah, persampahan,
drainase telah direalisasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Majene. Hal ini
ditunjukkan dengan direalisasikannya belanja modal sanitasi, dimana pada tahun 2008
realisasi

anggaran

sebesar

Rp.

2.807.124.400,00,

tahun

2009

sebesar

Rp. 1.041.989.900,00, tahun 2010 sebesar Rp. 2.941.360.000,00, tahun 2011 sebesar
Rp. 2.698.860.100,00 dan pada tahun 2012 sebesar Rp. ...................... Dari realisasi
anggaran ini dapat diketahui bahwa belanja modal sanitasi per penduduk adalah
merupakan besaran anggaran yang diperoleh dari total belanja modal sanitasi dalam

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

23

KABUPATEN MAJENE

setahun dibagi dengan jumlah penduduk, sehingga diperoleh pada tahun 2008 sebesar
Rp. 18.884,50 per penduduk, tahun 2009 sebesar Rp. 6.777,48 per penduduk, tahun
2010 sebesar Rp. 21.033,57 per penduduk, tahun 2011 sebesar Rp. 16.841,77 per
penduduk, tahun 2012 sebesar Rp. ........... per penduduk. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa anggaran sanitasi Kabupaten Majene sangat minimum, yang
diakibatkan dari rendahnya kemampuan Pemerintah daerah Kabupaten Majene dalam
hal pendanaan untuk membiayai seluruh kegiatan yang ada di daerahnya.
Berikut ini rincian mengenai ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir dapat dilihat
pada Tabel 2.4 dan ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per
penduduk selama 5 tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.5 di bawah ini :

DOKUMEN

24

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir


No.

Anggaran

2008

2009

2010

2011

2012

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)

A.

Pendapatan
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Rp

6.884.131.279,97

Rp

8.464.980.007,13

Rp

6.191.910.701,53

Rp

8.963.992.368,62

Rp

1.811.155.633,11

2. Dana Perimbangan (Transfer)

Rp

308.201.802.950,00

Rp

322.190.115.030,00

Rp

290.398.779.565,00

Rp

378.305.438.362,00

Rp

142.461.304.577,00

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Rp

9.624.841.999,00

Rp

12.632.820.778,00

Rp

52.972.620.558,00

Rp

81.826.544.768,00

Rp

10.449.121.000,00

Rp

324.710.776.228,97

Rp

343.287.915.815,13

Rp

349.563.310.824,53

Rp

469.095.975.498,62

Rp

154.721.581.210,11

1. Belanja Tidak Langsung

Rp

170.978.882.464,05

Rp

191.659.413.968,87

Rp

231.694.362.295,15

Rp

283.327.370.834,03

Rp

59.534.733.740,00

2. Belanja Langsung

Rp

171.100.395.949,64

Rp

158.041.062.092,00

Rp

178.356.773.155,00

Rp

175.588.692.965,00

Rp

15.933.104.771,00

Jumlah Belanja

Rp

342.079.278.413,69

Rp

349.700.476.060,87

Rp

410.051.135.450,15

Rp

458.916.063.799,03

Rp

75.467.838.511,00

Surplus/Defisit Anggaran

Rp

(17.368.502.184,72) Rp

(60.487.824.625,62) Rp

10.179.911.699,59

Rp

79.253.742.699,11

Jumlah Pendapatan
B.

Belanja

Sumber : RPJMD Kab. Majene Tahun 2012

(6.412.560.245,74) Rp

DOKUMEN

25

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 2.5 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi Per Penduduk 5 tahun Terakhir
No.

Subsektor / SKPD

2008

2009

2010

2011

2012

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)

A.

B.

C.

D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Ket

Air Limbah
Bappeda
DPU - Cipta Karya
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Perumahan Pemukiman dan Kebersihan
Persampahan
Bappeda
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Perumahan Pemukiman dan Kebersihan
Drainase
DPU - Cipta Karya
Dinas Perumahan Pemukiman dan Kebersihan
Aspek PHBS (Pelatihan, Sosialisasi,
Komunikasi, Pendampingan)
Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D)
Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD Murni
(Bukan Pendamping)
Total Belanja APBD
Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap
Belanja Total (9 : 10 x 100%)
Jumlah Penduduk
Belanja Modal Sanitasi Per Penduduk (E : I)

Rp
Rp
Rp
Rp

400.000.000,00
-

Rp
Rp
Rp
Rp

400.000.000,00
-

Rp
Rp
Rp
Rp

202.300.000,00
636.960.000,00
328.000.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp

768.990.000,00
-

Rp
Rp

1.259.313.000,00

Rp
Rp
Rp

578.302.000,00
-

Rp
Rp
Rp

197.600.000,00
-

Rp
Rp
Rp

287.600.000,00
195.000.000,00

Rp
Rp
Rp

80.000.000,00
127.400.000,00
77.250.000,00

Rp
Rp
Rp

234.000.000,00
263.550.000,00

Rp
Rp

1.507.932.500,00
-

Rp
Rp

123.500.000,00
-

Rp
Rp

769.960.000,00
674.000.000,00

Rp
Rp

1.670.010.100,00
253.700.000,00

Rp
Rp

320.889.900,00
2.807.124.400,00

Rp
Rp

320.889.900,00
1.041.989.900,00

Rp
Rp

84.500.000,00
3.178.320.000,00

Rp
Rp

90.500.000,00
3.067.850.100,00

Rp
Rp

15.700.000,00
1.772.563.000,00

Rp

75.467.838.511,00

Rp

2,35
157.088,00
11.283,89

Rp 342.079.278.413,69

Rp 349.700.476.060,87

Rp 410.051.135.450,15

Rp 458.916.063.799,03

0,82
148.647,00
18.884,50

0,30
153.743,00
6.777,48

0,78
151.107,00
21.033,57

0,67
160.248,00
19.144,39

Rp

: Belanja Modal (Investasi Baru dan Pemeliharaan)

Sumber : Olah Data

Rp

Rp

Rp

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

26

KABUPATEN MAJENE

Perekonomian Daerah
Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan
ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi, yang masingmasing indikatornya terdiri dari beberapa komponen-komponen indikator makro tersebut
diantaranya adalah : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE), PDRB per Kapita dan Tingkat Inflasi.
Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah
yang dicerminkan melalui penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(tidak termasuk Dana Alokasi Khusus, Dana Darurat, Dana Pinjaman Lama, dan
penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu)
untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan
dengan jumlah penduduk miskin.
Kapasitas Fiskal merupakan jumlah dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil,
Dana Alokasi Umum, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, dikurang dengan
Belanja Pegawai dibagi Jumlah Penduduk Miskin. Indeks Kemampuan Fiskal / Ruang
Fiskal Daerah (IRFD) selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.6.
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Selama periode tahun 2006 sampai 2010, perkembangan ekonomi Kabupaten
Majene terus mengalami perkembangan yang positif ditandai dengan peningkatan
nilai PDRB atas dasar harga yang berlaku. Hal ini ditunjukkan pada tahun 2006 nilai
PDRB atas dasar harga yang berlaku sekitar Rp. 714,66 milyar menjadi Rp. 1.1356,28
milyar pada tahun 2010 dengan rata-rata perkembangan pertahun sekitar 16,41 %.
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majene terus mengalami peningkatan, hal ini
ditunjukkan dengan angka PDRB atas dasar harga konstan yang tercipta terus
meningkat, dan diprediksi kecenderungan peningkatan ini akan terus berlangsung
pada tahun-tahun berikutnya. Peningkatan nilai PDRB tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.7.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

27

KABUPATEN MAJENE

c. PDRB per Kapita


PDRB Perkapita atau pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kemampuan masyarakat secara
makro. Dalam periode tiga tahun terakhir ini, PDRB perkapita Kabupaten Majene
selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2008 PDRB
perkapita Kabupaten Majene sebesar Rp. 7.948.486, kemudian pada tahun 2009
meningkat menjadi Rp. 8.829.660 atau meningkat 11,09 % dan pada tahun 2010
meningkat menjadi Rp. 8.975.597 atau meningkat 1,65 % dengan rata-rata
pertumbuhan PDRB perkapita per tahun mencapai 6,37 %. Peningkatan pendapatan
perkapita Kabupaten Majene ini dapat dilihat pada Tabel 2.7.
d. Tingkat Inflasi
Inflasi merupakan salah satu indikator makro seperti halnya pertumbuhan
ekonomi dan tingkat pengangguran. Inflasi dapat didefinisikan sebagai kenaikan
tingkat harga yang terjadi terus menerus dalam periode tertentu. Dalam menganalisis
perekonomian suatu Negara atau daerah, masalah inflasi sering menjadi topik yang
banyak dibicarakan. Fluktuasi angka inflasi menggambarkan seberapa besar gejolak
ekonomi terutama harga, yang terjadi di suatu negara atau daerah dan seberapa jauh
pengaruhnya terhadap kemampuan daya beli masyarakat.
Lebih jelasnya, masalah inflasi dapat menimbulkan efek atau akibat buruk
kepada masyarakat. Akibat buruk yang paling nyata ialah kemerosotan pendapatan riil
yang diterima masyarakat. Pendapatan para pekerja tidak selalu mengalami
perubahan untuk menyesuaikan dengan keadaan inflasi. Dengan demikian, inflasi
akan menurunkan sebagian besar dari angkatan kerja dalam perekonomian. Ini
merupakan salah satu alasan penting yang menyebabkan masalah inflasi perlu
dihindari.
Inflasi tahun 2010 tercatat sebesar 4,96% atau mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2009, di mana tingkat inflasi sebesar 4,69%.

DOKUMEN

28

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 2.6 Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten/Kota 5 tahun Terakhir

No.

Tahun

Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal


Daerah (IRFD)

1.
2.
3.
4.
5.

2008
2009
2010
2011
2012

0,4354
0,4395
0,5807
0,469
0,2636

Sumber : www.dpjk.depkeu.go.id

Tabel 2.7 Data Perekonomian Umum Daerah 5 tahun Terakhir


No.

Deskripsi

2008

2009

2010

2011

2012

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)

1.
2.
3.
4.
5.

PDRB Harga Konstan (Struktur Perekonomian) (Rp.) Rp 530,490,000,000.00 Rp 562,690,000,000.00 Rp 611,590,000,000.00


Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)
Rp
7,948,486.00 Rp
8,829,660.00 Rp
8,975,597.00
Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota (Rp.)
Rp
760,500.00 Rp
909,400.00 Rp
944,200.00 Rp
Inflasi (% )
7.23
Pertumbuhan Ekonomi (% )
9.96%
6.07%
8.69%

Sumber : RPJMD Kab. Majene Tahun 2012 2016

1,006,000.00

Rp

1,127,000.00

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

29

KABUPATEN MAJENE

2.4

Tata Ruang Wilayah


Penataan ruang yang ingin dicapai oleh Kabupaten Majene bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan berbasis sektor Pertanian
serta didukung oleh sektor perikanan, kelautan, kehutanan, pertambangan, dan
pemanfaatan potensi alam lainnya.
Berdasarkan hal tersebut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majene,
struktur ruang wilayah dibagi secara berhirarki dengan fungsi, peran dan jangkauan
pelayanan yang berbeda.
Penataan wilayah kabupaten Majene diatur dalam Rancangan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten Majene Tahun 2011 - 2031. Sesuai RTRW
Kabupaten Majene, pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Majene terdiri atas :
- PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) terdapat di Kecamatan Banggae dan Kecamatan
Banggae Timur;
- PKLp (Pusat Kegiatan local Promosi) meliputi : Malunda di Kecamatan Malunda;
Pamboang di Kecamatan Pamboang; dan Somba di Kecamatan Sendana.
- PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) meliputi : Tammerodo di Kecamatan Tammerodo
Sendana; Tubo di Kecamatan Tubo Sendana; dan Ulumanda di Kecamatan
Ulumanda.
- PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) meliputi : Kelurahan Baruga di Kecamatan
Banggae Timur; Kelurahan Sirindu di Kecamatan Pamboang; Kelurahan Tallubanua di
Kecamatan Sendana; Desa Ulidang di Kecamatan Tammerodo Sendana; dan Desa
Maliaya di Kecamatan Malunda.

2.5

Sosial dan Budaya

2.5.1 Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan dari tahun ke tahun senantiasa mendapat
perhatian serius dari pihak pemerintah, bahkan pihak swasta diharapkan dapat ikut
berperan. Perhatian serius dari pemerintah itu dapat dilihat dengan banyaknya fasilitas
pendidikan yang ada, baik pada jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
Perguruan Tinggi. Berikut dapat kita lihat beberapa gambaran mengenai kondisi
pendidikan di Kabupaten Majene.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

30

KABUPATEN MAJENE

1. Indikator rata-rata lama sekolah untuk penduduk usia 15 tahun ke atas menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun. Data terakhir tahun 2010 menunjukkan angka 8,40
tahun meningkat jika dibandingkan tahun 2008, dimana rata-rata lama sekolah adalah
hanya 8,14 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten
Majene secara rata-rata mampu mengenyam pendidikan formal selama 8 tahun
(hampir tamat SMP).
2. Indikator lain yang menunjukkan meningkatnya taraf pendidikan di Kabupaten Majene
adalah Angka Melek Huruf, di mana pada tahun 2006 Angka Melek huruf adalah
93,76 % dan menjadi 94,71 % pada tahun 2010.
3. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni, berkaitan dengan program
pendidikan dasar 9 tahun, capaian APK SD/MI/sederajat pada tahun 2009, adalah
107,23 % menjadi 109,43 % pada tahun 2010. Sementara itu APM SD/MI/Sederajat
pada tahun 2009 adalah sebesar 92,74 % dan pada tahun 2010 meningkat menjadi
93,36 %. Untuk APK SMP/MTs/sederajat pada tahun 2009 adalah 87,12 % menjadi
89,78 % pada tahun 2010, dan APM SMP/MTs/sederajat pada tahun 2009 adalah
81,02 % menjadi 81,47 % pada tahun 2010.
Sementara itu partisipasi penduduk terhadap pendidikan menengah relatif masih
rendah. Hal ini ditunjukkan oleh angka APK SMU/SMK/Sederajat dan APM
SMU/SMK/Sederajat yang masih rendah, dimana pada tahun 2009 angka APK
SMU/SMK/Sederajat hanya sebesar 63,16 % dan 65,17 % pada tahun 2010. Sedangkan
APM SMU/SMK/Sederajat pada tahun 2009 adalah 37,60 % menjadi 40,20 % pada tahun
2010.
Pada Tabel 2.8 berikut disajikan fasilitas-fasilitas pendidikan yang tersedia di
Kabupaten Majene.

DOKUMEN

31

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 2.8 Fasilitas Pendidikan yang Tersedia di Kabupaten Majene

No.

Nama Kecamatan
SD

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kec. Banggae
Kec. Banggae T imur
Kec. Pamboang
Kec. Sendana
Kec. T ammeroddo Sendana
Kec. T ubo sendana
Kec. Malunda
Kec. Ulumanda
Jumlah

Jumlah Sarana Pendidikan


Umum
Agama
SLTP SMA SMK MI
MTs MA

33
24
36
24
12
8
19
19
175

2
7
6
5
2
2
5
5
34

3
1
1
1
1
7

1
3
2
1
2
1
2
12

4
6
2
1
1
2
2
18

1
5
3
5
3
1
2
1
21

1
5
1
2
1
1
11

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majene


2.5.2 Penduduk Miskin
Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu memenuhi hak-hak
dasar antara lain kebutuhan pangan, layanan kesehatan, layanan pendidikan, pekerjaan
dan berusaha, perumahan, air bersih dan sanitasi, tanah, sumber daya alam, rasa aman,
dan partisipasi.
Jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten Majene dapat dilihat pada Tabel
2.9 berikut :

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan


No.

Nama Kecamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kec. Banggae
Kec. Banggae T imur
Kec. Pamboang
Kec. Sendana
Kec. T ammeroddo Sendana
Kec. T ubo sendana
Kec. Malunda
Kec. Ulumanda
Jumlah

Sumber : Majene dalam angka 2011

Jumlah Keluarga Miskin (KK)


2.316
2.725
2.414
1.988
1.135
1.197
2.052
1.338
15.165

DOKUMEN

32

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

2.5.3 Jumlah Rumah / KK


Kabupaten Majene memiliki kondisi topografi yang sangat bervariasi mulai dari
pesisir pantai, wilayah datar, sampai pegunungan. Hampir disemua kecamatan terdapat
daerah daratan dan merupakan pesisir pantai, yang luas keseluruhan sekitar 70.882 ha
atau 43,8 % dari luas wilayah Kabupaten Majene, sedangkan daerah yang mempunyai
kemiringan lereng di atas 40 % atau wilayah yang bergunung-gunung mempunyai luas
49.869 ha atau 30,8 % dari luas wilayah Kabupaten Majene. Penyebaran penduduk pun
menjadi beragam, dari yang tinggal di daerah pesisir hingga di daerah ketinggian
(pegunungan).
Pola permukiman di Kabupaten Majene antara lain Pola Pemukiman Memanjang
(Linear), yang memiliki ciri pemukiman berupa deretan memanjang karena mengikuti
jalan, sungai, atau pantai; Pola Pemukiman Terpusat, di mana pola pemukiman ini
mengelompok membentuk unit-unit yang kecil dan menyebar, umumnya terdapat di
daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan terkadang
daerahnya terisolir; dan Pola Pemukiman Tersebar, yang terdapat di daerah dataran
tinggi atau daerah gunung dan daerah-daerah yang kurang subur.
Pada Tabel 2.10 berikut hanya akan memperlihatkan jumlah rumah per kecamatan
yang ada di Kabupaten Majene.

Tabel 2.10 Jumlah Rumah Per Kecamatan


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama Kecamatan
Kec. Banggae
Kec. Banggae T imur
Kec. Pamboang
Kec. Sendana
Kec. T ammeroddo Sendana
Kec. T ubo sendana
Kec. Malunda
Kec. Ulumanda
Jumlah

Sumber : Majene dalam Angka 2011

Jumlah Rumah
7.864
5.686
4.391
4.424
2.358
1.741
3.613
1.972
32.049

DOKUMEN

33

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

2.6

Kelembagaan Pemerintah Daerah


Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan secara PRIMA, maka berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majene
Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Majene, maka dalam melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan
pemerintahan, Bupati dan Wakil Bupati dibantu oleh :
SEKRETARIAT
DAERAH

DPR

SEKRETARIAT
DPR

DINAS - DINAS DAERAH


(PERDA No. 13 Tahun 2008)

LEMBAGA TEKNIS DAERAH

1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
6. Dinas Pekerjaan Umum
7. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah,
Perindustrian dan Perdagangan
8. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan
dan Pariwisata
9. Dinas Pengelolaan Keuangan,
Pendapatan dan Aset Daerah
10. Dinas Pertanian dan Peternakan
11. Dinas Kelautan dan Perikanan
12. Dinas Perkebunan dan Kehutanan
13. Dinas Pertambangan dan Energi
14. Dinas Perumahan Pemukiman dan
Kebersihan

1. Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah
2. Badan Pemerintahan Desa,
Pemberdayaan Masyarakat
Perempuan dan Keluarga Berencana
3. Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluh Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan
4. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Lingkungan Masyarakat
5. Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
6. Badan Lingkungan Hidup dan
Pertamanan
7. Inspektorat Daerah
8. Badan Kepegawaian dan Diklat
Daerah Kab. Majene
9. Rumah Sakit Umum Daerah
10. Satuan Polisi Pamong Praja
11. Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi

KECAMATAN

KELURAHAN

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Kabupaten Majene

DOKUMEN

34

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH
3.1

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene


Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan

masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Untuk mencapai tujuan tersebut,
dijabarkan dalam sasaran untuk meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berprilaku sehat,
institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat-tempat umum yang sehat,
posyandu serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan
masyarakat.
3.1.1 Tatanan Rumah Tangga
Kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan pada umumnya masih rendah
sehingga masih perlu ditingkatkan melalui berbagai upaya program yang sesuai. Kesehatan
masyarakat terkait erat dengan kondisi kesehatan lingkungan serta perilaku sehat dari penghuni
di dalam lingkungan tersebut. Kondisi lingkungan ini terkait dengan lingkungan hunian yang
sebagian wilayah adalah lokasi yang rawan banjir/genangan dan terbatasnya jangkauan
pelayanan fasilitas kesehatan.
Cakupan rumah tangga sehat diharapkan akan meningkat dengan adanya
kesinambungan interfensi dari berbagai komponen baik lintas sektor, swasta, LSM dan tokoh
masyarakat dalam memberikan motivasi dan keteladanan tentang budaya perilaku hidup bersih
dan sehat sehingga berkembang dan membudaya di masyarakat. Terdapat 10 indikator PHBS
di dalam rumah tangga, yakni :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
2. Memberi bayi ASI Eksklusif,
3. Menimbang Bayi dan Balita,
4. Menggunakan Air Bersih,
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
6. Menggunakan Jamban Sehat,
7. Memberantas jentik di rumah,

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

35

KABUPATEN MAJENE

8. Makan buah dan sayur setiap hari,


9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari,
10. Tidak merokok di dalam rumah.
PHBS skala rumah tangga memang mudah dalam teori, namun dalam pelaksanaannya
memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, hingga
pemerintah. Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga.
Seperti masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan
minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring
evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS ini. Selain itu, kawasan padat penduduk yang
menimbulkan permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan
tersendiri dalam penerapan PHBS.
Oleh karena itu, upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat
tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.upaya
mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat yang
sehat secara berkesinambungan.
Dari data sektor persampah Study EHRA Kabupaten Majene, untuk daerah perkotaan
yang menjadi pelayanan pengelolaan persampahan Dinas Perkimber pada umumnya sudah
membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan maupun membuang langsung
ke TPS atau kontainer dan untuk daerah pinggiran kota biasa sampah dikelola dengan cara
pembakaran, dibuang ke lubang tanah, dibuang ke sungai, dibakar, dan dibiarkan membusuk.
Untuk pembuangan air kotor atau limbah tinja manusia dari hasil studi EHRA diketahui
bahwa sekitar 73,68 % masyarakat sudah memiliki akses ke sarana jamban sehat (WC pribadi
maupun WC Umum), selebihnya masih BABS.
Kondisi saluran air rumah tangga merupakan salah satu indikator pada Survey EHRA,
karena saluran air yang tidak memadai beresiko memunculkan penyakit terutama deman
berdarah dan malaria. Dalam pelaksanaan Survey EHRA masalah saluran air menjadi
pengamatan tersendiri yang dilakukan oleh enumerator untuk mengamati keberadaan saluran
air di sekitar rumah responden. Saluran air yang dimaksud adalah yang digunakan untuk
membuang air bekas penggunaan rumah tangga. Enumerator juga mengamati dari dekat
apakah air di saluran itu mengalir, airnya berwarna apa, dan melihat apakah terdapat tumpukan
sampah di dalam saluran air tersebut. Sedangkan saluran air yang memadai ditandai dengan
aliran air yang lancar, warna air cenderung bening atau bersih, dan tidak adanya tumpukan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

36

KABUPATEN MAJENE

sampah di dalamnya. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa untuk pembuangan air bekas
cucian Kec. Banggae 53,5 % memiliki, Kec. Banggae Timur 63,8 %.
Kebiasaan masyarakat dalam hal mencuci tangan pakai sabun merupakan salah satu
survey EHRA yang bertujuan untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kebiasaan mencuci tangan yang dilakukan oleh masyarakat dalam survey EHRA sangat
berhubungan erat dengan kesehatan. Kebiasaan tidak mencuci tangan pada waktu-waktu
penting merupakan salah satu faktor penyebab masuknya penyakit ke dalam tubuh, misalnya
diare. Balita sangat rawan terkena diare. Bila kebiasaan mencuci tangan diterapkan pada waktu
penting oleh masyarakat, khususnya yang memiliki anak Balita maka resiko Balita terkena
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare dapat berkurang. Waktu cuci tangan yang
penting diterapkan oleh masyarakat yang memiliki anak antara lain adalah :
1. Sesudah buang air besar,
2. Sesudah menceboki pantat anak,
3. Sebelum makanan,
4. Sebelum menyuapi anak,
5. Sebelum menyiapkan makanan.
3.1.2 Tatanan Sekolah
Seperti halnya dengan tatanan rumah, kesadaran guru dan siswa akan kesehatan
lingkungan sekolah pada umumnya masih rendah sehingga masih perlu ditingkatkan
melalui berbagai upaya program yang sesuai, ditambah lagi dengan kondisi fasilitas yang
tidak lengkap. Kesehatan guru dan siswa terkait erat dengan kondisi kesehatan
lingkungan sekolah serta perilaku sehat dari dalam lingkungan tersebut. Kondisi sarana
sanitasi di sekolah ini akan menunjang proses belajar dan mengajar disekolah. Berikut
gambaran kondisi sanitasi di sekolah :

DOKUMEN

37

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.1 : Rekapitulasi kondisi Fasilitas Sanitasi di sekolah/Pesantren (tingkat sekolah : SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK) (Toilet dan tempat cucu tangan
No

Nama Sekolah

Jumlah Siswa

Jumlah Guru

Sumber Air Bersih


PDAM
SPT
SGL
S
K T S K T S K T

Jumlah Toilet/WC
Guru

Jumlah Tempat
Kencing

Guru

298

265

11

25

Ya

177

202

18

Ya

Banggae timur
SDN NO. 2 KAMPUNG BARU

SDN NO. 3 KAMPUNG BARU

SDN NO. 4 TANJUNG BATU

SDN NO. 6 KAMPUNG BARU

SDN NO. 8 BUTTU SAMANG

18

SDN NO. 9 TANDE

22

22

Ya

SDN NO. 11 BAURUNG

69

81

10

Ya

SDN NO. 12 PANGALE

45

59

Ya

SDN NO. 14 BARUGA

56

47

Ya

10

SDN NO. 15 SEGERI

55

46

Ya

11

SDN NO. 28 INP. TAMO

131

112

13

Ya

12

SDN NO. 29 INP. PURRAU

41

26

Ya

13

SDN NO. 30 INP. LEMBANG

18

22

Ya

14

SDN NO. 32 INP. BARANE

92

86

Ya

15

SDN NO. 36 INP. BARUGA

25

22

Ya

16

SDN NO. 37 INP. PUAWANG

33

31

Ya

17

SDN NO. 40 INP. PAPPOTA

18

SDN NO. 43 INP BUTTU SAMANG

19

SDN NO. 44 INP. BUTTU

45

45

Ya

20

SDN N0. 56 INP. KAMPUNG BARU

21

SDN NO. 58 INP. PANGALE

64

59

Ya

22

SDN NO. 59 LIMBORO

36

30

10

Ya

23

SDN NO. 60 INP. LEMBANG

167

177

10

Ya

24

SDN NO. 57 TANGNGA-TANGNGA

89

86

Ya

Ya

DOKUMEN

38

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

25

MIN SUMULLU

26

MI PPTI TAMO

27

MIS DDI LIPU

28

MIS GUPPI TANGNGA-TANGNGA

31

Kec. PAMBOANG
SDN NO. 07 SALABOSE

62

119

93

10

Ya

29

SDN NO. 1 LUAOR


SDN NO. 1 SALEPPA

32

SDN NO. 10 GALUNG

70

SDN NO. 10 RATTE

Ya

71

SDN NO. 11 GALUNG

Ya

72

SDN NO. 12 TIMBOGADING

Ya

73

SDN NO. 13 PALLARANGAN

Ya

74

SDN NO. 14 SIMBANG

Ya

75

SDN NO. 15 PARALLITANG


SDN NO. 16 GAROGO

Ya

Ya

33
76
34
77

SDN NO. 16 PUARE


SDN NO. 17 CAMBA

Ya
39

54

55

59

10

Ya

Ya

Ya

35

SDN NO. 17 INP. GALUNG-GALUNG


SDN NO. 18 DETENG-DETENG

78

SDN NO. 18 INP. BABABULO

Ya

79

SDN NO. 19 INP. LUAOR

63
80
37
81
38
82
39

Ya

Ya

Ya

Ya

SDN NO. 2 BABABULO

Ya

SDN NO. 20 INP. AMBAWE


SDN NO. 20 RANGAS

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

SDN NO. 21 INP. TINAMBUNG


SDN NO. 21 PAMBOBORANG
SDN NO. 22 INP. BALOMBONG
SDN NO. 22 SOREANG

70

79

Ya
76
83

77
92

5
3

4
6

DOKUMEN

39

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

83

SDN NO. 23 INP. SIRINDU


SDN NO. 23 MANGGE

43

30

41

SDN NO. 24 INP. LUAOR


SDN NO. 24 INP. SALEPPA

92

95

10

85

SDN NO. 25 INP. GALUNG-GALUNG

86

SDN NO. 26 INP. ADOLANG


SDN NO. 26 INP. PAKKOLA

40
84

42
87

Ya

Ya

Ya
Ya
Ya
130

108

13

Ya

SDN NO. 27 INP. PALLARANGAN


SDN NO. 27 INP. PANGALI-ALI

89

31

Ya

44

SDN NO. 28 LUAOR


SDN NO. 31 INP. TEPPO

64

51

Ya

45

SDN NO. 34 INP. DETENG-DETENG

46

SDN NO. 35 INP. PANGGALO

49

52

Ya

47

SDN NO. 38 INP. KOTA

20

18

Ya

48

SDN NO. 39 CILALLANG

108

100

Ya

65
49

SDN NO. 4 GALUNG-GALUNG


SDN NO. 41 INP. RANGAS

87

86

Ya

50

SDN NO. 42 INP. MANGGE

51

SDN NO. 48 INP. GALUNG UTARA

63

69

Ya

61

SDN NO. 49 PASANGGARAHAN

69

84

11

Ya

30

SDN NO. 5 PANGALI-ALI

129

122

11

Ya

54

SDN NO. 52 INP. PALIPI

76

47

Ya

55

SDN NO. 54 INP. RANGAS

142

136

10

Ya

56

SDN NO. 55 INP. DETENG-DETENG

77

86

Ya

66
57

SDN NO. 6 BALOMBONG


SDN NO. 61 COPALA

24

22

Ya

58

SDN NO. 62 INP. SALABOSE

50

43

Ya

59

SDN NO. 63 INP. DETENG-DETENG

55

43

Ya

60

SDN NO. 65 INP. GALUNG

50

39

10

Ya

43
88

Ya

DOKUMEN

40

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

67

SDN NO. 7 ULU BALOMBONG

68

SDN NO. 8 SIRINDU

69

SDN NO. 9 PESAPOANG


SDN NO.19 RANGAS

105

126

Ya

52

SDN NO.3 TINAMBUNG


SDN NO.50 INP. KONJA

46

50

Ya

53

SDN NO.51 INP. GALUNG PAARA

52

59

Ya

89

Kec. SENDANA
SDN NO. 1 MOSSO

90

SDN NO. 48 TULLU BULAN

91

SDN NO. 3 SOMBA

92

SDN NO. 4 LAKKADING

93

SDN NO. 5 TAPPAGALUNG

94
95

36
64

Ya
57

48

Ya

112

120

Ya

62

68

Ya

SDN NO. 6 TINGGAS

61

33

11

Ya

SDN NO. 7 BINANGA

80

86

Ya

96

SDN NO. 8 TOTOLISI

52

47

Ya

97

SDN NO. 9 BANUA

98

SDN NO. 10 PALLA-PALLANG

80

58

Ya

99

SDN NO. 18 PUTTADA

67

59

Ya

100

SDN NO. 19 LIMBORO

73

60

Ya

101

SDN NO. 20 INP. SOMBA

52

67

Ya

102

SDN NO. 21 INP. TOTOLISI

103

SDN NO. 25 INP. APOANG

51

31

Ya

104

SDN NO. 28 INP. PUTTADA

45

33

Ya

105

SDN NO. 29 INP. TOTOLISI

106

SDN N0. 35 INP. PUMBALLAR

31

25

Ya

107

SDN NO. 36 INP. SOMBA

92

105

Ya

108

SDN NO. 41 PAMINGGALAN

109

SDN NO. 42 INP. PALIPI

Ya

Ya
48

46

Ya

DOKUMEN

41

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

110

SDN NO. 45 PARASSANGAN

111

SDN NO. 47 INP. LABUANG

112

SDN NO. 11 KAREMA

113

SDN NO.12 PELLATTOANG

114

SDN NO. 13 ULIDANG

115
116
117

SDN NO. 30 INP. ULIDANG

118
119
120

64

35

50

33

Ya

Kec. Tammeroddo Sendana


94

69

107

99

SDN NO. 22 INP. PELLATTOANG

57

43

SDN NO. 23 INP. SEPPONG

93

66

SDN NO. 31 RATTE PADANG

66

45

SDN NO. 38 PANGALEROANG

100

108

SDN NO. 39 INP. MANYAMBA

91

116

121

SDN NO. 44 INP. LEBA-LEBA

85

72

122

SDN NO. 49 RATTETARRING

123

SDN NO. 50 TALONGGA

37

49

124

Kec.Tubo Sendana
SDN NO. 14 SUMAKUYU

115

91

125

SDN NO. 15 BELALANG

65

59

126

SDN NO. 16 BATURORO

82

87

127

SDN NO. 33 RAWANG-RAWANG

90

110

128

SDN NO. 34 INP. TARAWEKI

40

24

Ya

129

SDN NO. 43 INP. KULASI

130

SDN NO. 46 INP. TUBO

67

61

Ya

131

SDN NO. 24 INP. BATUTAKU

167

174

132

Kec. Malunda
SDN NO. 1 SASENDE

171

149

133

SDN NO. 2 DEKING

145

135

134

SDN NO. 3 MOSSO

135

SDN NO. 4 MEKKATTA

Ya

Ya
Ya

1
Ya
Ya
Ya

Ya
Ya

Ya
98

109

Ya

DOKUMEN

42

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

136

SDN NO. 5 BAMBANGAN

57

39

137

SDN NO. 9 INP. SASENDE

113

107

138

SDN NO. 11 INP. MALIAYA

202

206

139

SDN NO. 12 INP. PETTABEANG

69

92

Ya

140

SDN NO. 14 INP. BAMBANGAN

86

88

Ya

141

SDN NO. 16 INP. TANISI

13

142

SDN NO. 18 INP. BANUA

143

SDN NO. 21 INP. SALUTAHONGAN

144

Ya

Ya

Ya

52

61

121

124

SDN NO. 25 INP. LOMBANG

69

39

145

SDN NO. 28 AHOLEANG

30

37

146

SDN NO. 31 RATTEPUNAGA

67

71

147

SDN NO. 32 KAYUANGIN

40

41

148

SDN NO. 33 BUTTU TALA

27

25

149

SDN NO. 35 JOLENG MEA

49

54

150

SDN. NO. 38 PAO - PAO

33

25

150

Kec. Ulumanda
SDN NO. 6 KABIRAAN

27

26

151

SDN NO. 7 TAUKONG

82

77

152

SDN NO. 8 SEPPONG

36

29

153

SDN NO. 10 INP. SALUTAMBUNG

84

75

154

SDN NO. 13 INP. KABIRAAN

60

67

155

SDN NO. 15 INP. ULUMANDA

156

SDN NO. 17 INP. KOLEHALANG

51

55

157

SDN NO. 19 INP. TAMMERIMBI

42

45

158

SDN NO. 20 INP. SAMBABO

55

50

159

SDN NO. 22 INP. RURA

50

35

160

SDN NO. 23 INP. TAMMAJANNANG

55

51

161

SDN NO. 24 INP. PAKU

34

70

162

SDN NO. 26 PANGGALO

50

41

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

DOKUMEN

43

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

163

SDN NO. 27 TATIBAJO

37

31

Ya

164

SDN NO. 29 KALAUSU

21

25

Ya

165

SDN NO. 30 BA'BASONDONG

166

SDN NO. 34 UDUNG LEMO

Ya

167

SDN NO. 36 PUPENGA

168

SMP NEGERI

169

SMP NEGERI SATU ATAP BAMBANGAN

170

SMP NEGERI SATU ATAP 8 MAJENE

171

SMPN 1 MAJENE

86

127

Ya

172

SMPN 2 MAJENE

101

113

Ya

173

SMP NEGERI 3 MAJENE

100

108

Ya

174

SMPN 4 MAJENE

26

25

Ya

175

SMPN 5 MAJENE

14

17

Ya

176

SMPN 6 MAJENE

33

65

Ya

177

SMPN 7 SATAP MAJENE

10

10

Ya

178

SMP NEGERI TERBUKA

179

SMP NEG. TERBUKA 2 MJ

180

SMP NEG. TERBUKA 3 MJ

181

SMPN 1 PAMBOANG

48

182

SMPN 2 PAMBOANG

52

48

Ya

183

SMPN 3 PAMBOANG

41

48

Ya

184

SMPN 4 PAMBOANG

26

25

Ya

185

SMPN 5 PAMBOANG

18

20

Ya

186

SMP NEG. TERBUKA 4 MJ

10

Ya

187

SMP NEG. 1 SENDANA

63

102

Ya

188

SMP NEG. 2 SENDANA

52

48

Ya

189

SMP NEG. 3 SENDANA

16

18

Ya

190

SMP NEG. 4 SENDANA

74

94

Ya

29

27

Ya
Ya

Ya

Ya

10

10

Ya

Ya

Ya

Ya

44

Ya

DOKUMEN

44

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

191

SMP NEG. 5 SENDANA

22

29

Ya

192

SMP NEG. 6 SENDANA

32

24

Ya

193

SMP NEG. 7 SATAP SD

15

194

SMP NEG. 1 MALUNDA

69

87

195

SMP NEG 3 MALUNDA

51

52

Ya

196

SMP NEG. 4 MALUNDA

34

49

Ya

197

SMP NEG 5 MALUNDA

12

16

198

SMP NEG. 6 MALUNDA

14

16

199

MTS NEG. BANGGAE

29

27

Ya

200

MTS NEG. BONDE

21

13

Ya

201

SMP ISLAM TANDE

Ya

202

MTS DDI MAJENE

15

12

Ya

203

MIS GUPPI TANGNGA - TANGNGA

Ya

204

MIS DDI SEGERI

11

Ya

205

MIS PPTI TAMO

Ya

206

MI GUPPI PESOLOANG

Ya

207

MIS AL-FATAH SIIYANG

Ya

208

MIS GUPPI TAMMERO`DO

Ya

209

MIS DDI LOMBO`NA

Ya

210

MI LSMMI PAGA

211

SLB ABCD AISYIYAH BANGGAE

Ya

212

MI GUPPI SALEPPA

Ya

213

MI GUPPI GALUNG

Ya

214

MI GUPPI TEPPO

Ya

215

MI GUPPI P3A RANGAS

13

13

Ya

216

MI GUPPI BINANGA

Ya

217

SMA NEGERI

218

SMA 1 MAJENE

209

278

75

95

219

SMA 2 MAJENE

222

309

60

87

Ya
14

28

Ya

Ya

Ya

Ya
Ya

DOKUMEN

45

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

220

SMA 3 MAJENE

194

184

79

90

221

SMA 1 PAMBOANG

272

328

69

81

Ya

222

SMA 1 SENDANA

328

465

89

133

Ya

223

SMA 1 MALUNDA

98

157

10

Ya

224

SMA PRGI SENDANA

47

51

Ya

225

SMKN 1 MAJENE

111

213

226

SMKN 2 MAJENE

600

774

20

31

Ya

227

SMKN 3 MAJENE

91

10

12

16

Ya

228

SMKN 4 MAJENE

144

97

229

SMKN 5 MAJENE

329

229

22

10

Ya

230

SMKN 6 MAJENE

226

460

Ya

231

SMKN 7 MAJENE

82

114

Ya

232

SMK BINA BANGSA

14

55

Ya

233

SMK BUNGA SEJAHTERA

35

88

Ya

234

SMK KEPERAWATAN CERDAS SULBAR

23

Ya

235

SMK ISLAM

45

56

Ya

236

SMK KOTA TINGGI

14

Ya

Dinas Pendidikan, Tahun 2012

Ya

Ya

Ya

DOKUMEN

46

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

Banggae timur
SDN NO. 2 KAMPUNG BARU

Ya

ya

Ya

Ya

Ya

ya

Ya

Ya

SDN NO. 3 KAMPUNG BARU

Ya

ya

Ya

Ya

SDN NO. 4 TANJUNG BATU

Ya

ya

Ya

Ya

SDN NO. 6 KAMPUNG BARU

Ya

ya

Ya

Ya

SDN NO. 8 BUTTU SAMANG

Ya

ya

Ya

Ya

SDN NO. 9 TANDE

Ya

ya

Ya

Ya

SDN NO. 11 BAURUNG

Ya

ya

Ya

Ya

SDN NO. 12 PANGALE

Ya

ya

Ya

Ya

SDN NO. 14 BARUGA

Ya

ya

Ya

Ya

10

SDN NO. 15 SEGERI

Ya

ya

Ya

Ya

11

SDN NO. 28 INP. TAMO

Ya

ya

Ya

Ya

12

SDN NO. 29 INP. PURRAU

Ya

ya

Ya

Ya

13

SDN NO. 30 INP. LEMBANG

Ya

ya

Ya

Ya

14

SDN NO. 32 INP. PANGALE

Ya

ya

Ya

Ya

15

SDN NO. 36 INP. BARUGA

Ya

ya

Ya

Ya

16

SDN NO. 37 INP. PUAWANG

Ya

ya

Ya

Ya

17

SDN NO. 40 INP. PAPPOTA

Ya

ya

Ya

Ya

18

SDN NO. 43 INP BUTTU SAMANG

Ya

ya

Ya

Ya

19

SDN NO. 44 INP. BUTTU

Ya

ya

Ya

Ya

20

SDN N0. 56 INP. KAMPUNG BARU

Ya

ya

Ya

Ya

21

SDN NO. 58 INP. PANGALE

Ya

ya

Ya

Ya

22

SDN NO. 59 LIMBORO

Ya

ya

Ya

Ya

23

SDN NO. 60 INP. LEMBANG

Ya

ya

Ya

Ya

24

SDN NO. 57 TANGNGA-TANGNGA

Ya

ya

Ya

Ya

25

MIN SUMULLU

Ya

ya

Ya

Ya

26

MI PPTI TAMO

Ya

ya

Ya

Ya

27

MIS DDI LIPU

Ya

ya

Ya

Ya

28

MIS GUPPI TANGNGA-TANGNGA

Ya

ya

Ya

Ya

29

Kec.Banggae
SDN NO. 1 SALEPPA

Ya

ya

Ya

Ya

30

SDN NO. 5 PANGALI-ALI

Ya

ya

Ya

Ya

31

SDN NO. 07 SALABOSE

Ya

ya

Ya

Ya

32

SDN NO. 10 GALUNG

Ya

ya

Ya

Ya

33

SDN NO. 16 GAROGO

Ya

ya

Ya

Ya

34

SDN NO. 17 CAMBA

Ya

ya

Ya

Ya

35

SDN NO. 18 DETENG-DETENG

Ya

ya

Ya

Ya

36

SDN NO.19 RANGAS

Ya

ya

Ya

Ya

37

SDN NO. 20 RANGAS

Ya

ya

Ya

Ya

38

SDN NO. 21 PAMBOBORANG

Ya

ya

Ya

Ya

39

SDN NO. 22 SOREANG

Ya

ya

Ya

Ya

Kapan Tangki Septik


Dikosongkan

Dari Kamar
Mandi

Dari Toilet

Dipisahkan

Dibuat Kompos

Dikumpulkan

Tabel 3.2 : Kondisi Sarana Sekolah (tingkat sekolah : SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene)
Apakah
Cara
Tempat
Apakah Pengetahuan ttg
dana
Pengelolaan
Buang Air
Higiene dan Sanitasi diberikan
untuk air
Sampah
Kotor
bersih /
Ya, saat
Ya, saat
sanitasi /
No.
Nama Sekolah
Tid
pertemuan
mata
pend.
ak
/
pelajran
Higiene
Per
Penyuluha
Penjas
nah
Tid
Ya
n tertentu
dikelas
ak

Kondisi Higiene Sekolah

KABUPATEN MAJENE

DOKUMEN

47

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

40

SDN NO. 23 MANGGE

Ya

ya

Ya

Ya

41

SDN NO. 24 INP. SALEPPA

Ya

ya

Ya

Ya

42

SDN NO. 26 INP. PAKKOLA

Ya

ya

Ya

Ya

43

SDN NO. 27 INP. PANGALI-ALI

Ya

ya

Ya

Ya

44

SDN NO. 31 INP. TEPPO

Ya

ya

Ya

Ya

45

SDN NO. 34 INP. DETENG-DETENG

Ya

ya

Ya

Ya

46

SDN NO. 35 INP. PANGGALO

Ya

ya

Ya

Ya

47

SDN NO. 38 INP. KOTA

Ya

ya

Ya

Ya

48

SDN NO. 39 CILALLANG

Ya

ya

Ya

Ya

49

SDN NO. 41 INP. RANGAS

Ya

ya

Ya

Ya

50

SDN NO. 42 INP. MANGGE

Ya

ya

Ya

Ya

51

SDN NO. 48 INP. GALUNG UTARA

Ya

ya

Ya

Ya

52

SDN NO.50 INP. KONJA

Ya

ya

Ya

Ya

53

SDN NO.51 INP. GALUNG PAARA

Ya

ya

Ya

Ya

54

SDN NO. 52 INP. PALIPI

Ya

ya

Ya

Ya

55

SDN NO. 54 INP. RANGAS

Ya

ya

Ya

Ya

56

SDN NO. 55 INP. DETENG-DETENG

Ya

ya

Ya

Ya

57

SDN NO. 61 COPALA

Ya

ya

Ya

Ya

58

SDN NO. 62 INP. SALABOSE

Ya

ya

Ya

Ya

59

SDN NO. 63 INP. DETENG-DETENG

Ya

ya

Ya

Ya

60

SDN NO. 65 INP. GALUNG

Ya

ya

Ya

Ya

61

SDN NO. 49 PASANGGARAHAN

Ya

ya

Ya

Ya

Kec. PAMBOANG
62

SDN NO. 1 LUAOR

Ya

ya

Ya

Ya

63

SDN NO. 2 BABABULO

Ya

ya

Ya

Ya

64

SDN NO.3 TINAMBUNG

Ya

ya

Ya

Ya

65

SDN NO. 4 GALUNG-GALUNG

Ya

ya

Ya

Ya

66

SDN NO. 6 BALOMBONG

Ya

ya

Ya

Ya

67

SDN NO. 7 ULU BALOMBONG

Ya

ya

Ya

Ya

68

SDN NO. 8 SIRINDU

Ya

ya

Ya

Ya

69

SDN NO. 9 PESAPOANG

Ya

ya

Ya

Ya

70

SDN NO. 10 RATTE

Ya

ya

Ya

Ya

71

SDN NO. 11 GALUNG

Ya

ya

Ya

Ya

72

SDN NO. 12 TIMBOGADING

Ya

ya

Ya

Ya

73

SDN NO. 13 PALLARANGAN

Ya

ya

Ya

Ya

74

SDN NO. 14 SIMBANG

Ya

ya

Ya

Ya

75

SDN NO. 15 PARALLITANG

Ya

ya

Ya

Ya

76

SDN NO. 16 PUARE

Ya

ya

Ya

Ya

77

SDN NO. 17 INP. GALUNG-GALUNG

Ya

ya

Ya

Ya

78

SDN NO. 18 INP. BABABULO

Ya

ya

Ya

Ya

79

SDN NO. 19 INP. LUAOR

Ya

ya

Ya

Ya

80

SDN NO. 20 INP. AMBAWE

Ya

ya

Ya

Ya

81

SDN NO. 21 INP. TINAMBUNG

Ya

ya

Ya

Ya

82

SDN NO. 22 INP. BALOMBONG

Ya

ya

Ya

Ya

83

SDN NO. 23 INP. SIRINDU

Ya

ya

Ya

Ya

84

SDN NO. 24 INP. LUAOR

Ya

ya

Ya

Ya

85

SDN NO. 25 INP. GALUNG-GALUNG

Ya

ya

Ya

Ya

86

SDN NO. 26 INP. ADOLANG

Ya

ya

Ya

Ya

87

SDN NO. 27 INP. PALLARANGAN

Ya

ya

Ya

Ya

DOKUMEN

48

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

88

SDN NO. 28 LUAOR

Ya

ya

Ya

Ya

89

Kec. SENDANA
SDN NO. 1 MOSSO

Ya

ya

Ya

Ya

90

SDN NO. 2 APOANG

Ya

ya

Ya

Ya

91

SDN NO. 3 SOMBA

Ya

ya

Ya

Ya

92

SDN NO. 4 LAKKADING

Ya

ya

Ya

Ya

93

SDN NO. 5 TAPPAGALUNG

Ya

ya

Ya

Ya

94

SDN NO. 6 TINGGAS

Ya

ya

Ya

Ya

95

SDN NO. 7 BINANGA

Ya

ya

Ya

Ya

96

SDN NO. 8 TOTOLISI

Ya

ya

Ya

Ya

97

SDN NO. 9 BANUA

Ya

ya

Ya

Ya

98

SDN NO. 10 PALLA-PALLANG

Ya

ya

Ya

Ya

99

SDN NO. 18 PUTTADA

Ya

ya

Ya

Ya

100

SDN NO. 19 LIMBORO

Ya

ya

Ya

Ya

101

SDN NO. 20 INP. SOMBA

Ya

ya

Ya

Ya

102

SDN NO. 21 INP. TOTOLISI

Ya

ya

Ya

Ya

103

SDN NO. 25 INP. APOANG

Ya

ya

Ya

Ya

104

SDN NO. 28 INP. PUTTADA

Ya

ya

Ya

Ya

105

SDN NO. 29 INP. TOTOLISI

Ya

ya

Ya

Ya

106

SDN N0. 35 INP. PUMBALLAR

Ya

ya

Ya

Ya

107

SDN NO. 36 INP. SOMBA

Ya

ya

Ya

Ya

108

SDN NO. 41 PAMINGGALAN

Ya

ya

Ya

Ya

109

SDN NO. 42 INP. PALIPI

Ya

ya

Ya

Ya

110

SDN NO. 45 PARASSANGAN

Ya

ya

Ya

Ya

111

SDN NO. 47 INP. LABUANG

Ya

ya

Ya

Ya

Kec. Tammeroddo Sendana


112

SDN NO. 11 KAREMA

Ya

ya

Ya

Ya

113

SDN NO.12 PELLATTOANG

Ya

ya

Ya

Ya

114

SDN NO. 13 ULIDANG

Ya

ya

Ya

Ya

115

SDN NO. 22 INP. PELLATTOANG

Ya

ya

Ya

Ya

116

SDN NO. 23 INP. SEPPONG

Ya

ya

Ya

Ya

117

SDN NO. 30 INP. ULIDANG

Ya

ya

Ya

Ya

118

SDN NO. 31 RATTE PADANG

Ya

ya

Ya

Ya

119

SDN NO. 38 PANGALEROANG

Ya

ya

Ya

Ya

120

SDN NO. 39 INP. MANYAMBA

Ya

ya

Ya

Ya

121

SDN NO. 44 INP. LEBA-LEBA

Ya

ya

Ya

Ya

122

SDN NO. 49 RATTETARRING

Ya

ya

Ya

Ya

123

SDN NO. 50 TALONGGA

Ya

ya

Ya

Ya

124

Kec.Tubo Sendana
SDN NO. 14 SUMAKUYU

Ya

ya

Ya

Ya

125

SDN NO. 15 BELALANG

Ya

ya

Ya

Ya

126

SDN NO. 16 BATURORO

Ya

ya

Ya

Ya

127

SDN NO. 33 RAWANG-RAWANG

Ya

ya

Ya

Ya

128

SDN NO. 34 INP. TARAWEKI

Ya

ya

Ya

Ya

129

SDN NO. 43 INP. KULASI

Ya

ya

Ya

Ya

130

SDN NO. 46 INP. TUBO

Ya

ya

Ya

Ya

131

SDN NO. 24 INP. BATUTAKU

Ya

ya

Ya

Ya

DOKUMEN

49

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

132

Kec. Malunda
SDN NO. 1 SASENDE

Ya

ya

Ya

Ya

133

SDN NO. 2 DEKING

Ya

ya

Ya

Ya

134

SDN NO. 3 MOSSO

Ya

ya

Ya

Ya

135

SDN NO. 4 MEKKATTA

Ya

ya

Ya

Ya

136

SDN NO. 5 BAMBANGAN

Ya

ya

Ya

Ya

137

SDN NO. 9 INP. SASENDE

Ya

ya

Ya

Ya

138

SDN NO. 11 INP. MALIAYA

Ya

ya

Ya

Ya

139

SDN NO. 12 INP. PETTABEANG

Ya

ya

Ya

Ya

140

SDN NO. 14 INP. BAMBANGAN

Ya

ya

Ya

Ya

141

SDN NO. 16 INP. TANISI

Ya

ya

Ya

Ya

142

SDN NO. 18 INP. BANUA

Ya

ya

Ya

Ya

143

SDN NO. 21 INP. SALUTAHONGAN

Ya

ya

Ya

Ya

144

SDN NO. 25 INP. LOMBANG

Ya

ya

Ya

Ya

145

SDN NO. 28 AHOLEANG

Ya

ya

Ya

Ya

146

SDN NO. 31 RATTEPUNAGA

Ya

ya

Ya

Ya

147

SDN NO. 32 KAYUANGIN

Ya

ya

Ya

Ya

148

SDN NO. 33 BUTTU TALA

Ya

ya

Ya

Ya

149

SDN NO. 35 JOLENG MEA

Ya

ya

Ya

Ya

150

Kec. Ulumanda
SDN NO. 6 KABIRAAN

Ya

151

SDN NO. 7 TAUKONG

Ya

ya

Ya

Ya

152

SDN NO. 8 SEPPONG

Ya

ya

Ya

Ya

153

SDN NO. 10 INP. SALUTAMBUNG

Ya

ya

Ya

Ya

154

SDN NO. 13 INP. KABIRAAN

Ya

ya

Ya

Ya

155

SDN NO. 15 INP. ULUMANDA

Ya

ya

Ya

Ya

156

SDN NO. 17 INP. KOLEHALANG

Ya

ya

Ya

Ya

157

SDN NO. 19 INP. TAMMERIMBI

Ya

ya

Ya

Ya

158

SDN NO. 20 INP. SAMBABO

Ya

ya

Ya

Ya

159

SDN NO. 22 INP. RURA

Ya

ya

Ya

Ya

160

SDN NO. 23 INP. TAMMAJANNANG

Ya

ya

Ya

Ya

161

SDN NO. 24 INP. PAKU

Ya

ya

Ya

Ya

162

SDN NO. 26 PANGGALO

Ya

ya

Ya

Ya

163

SDN NO. 27 TATIBAJO

Ya

ya

Ya

Ya

164

SDN NO. 29 KALAUSU

Ya

ya

Ya

Ya

165

SDN NO. 30 BA'BASONDONG

Ya

ya

Ya

Ya

166

SDN NO. 34 UDUNG LEMO

Ya

ya

Ya

Ya

167

SDN NO. 36 PUPENGA

Ya

ya

Ya

Ya

169

SMPN 2 SENDANA

Ya

Ya

Ya

170

SMP NEGERI 3 MAJENE

Ya

Ya

Ya

171

SMPN 3 PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

172

SMPN 3 SENDANA

Ya

Ya

Ya

173

SMPN 4 MAJENE

Ya

Ya

Ya

174

SMPN 4 MALUNDA

Ya

Ya

Ya

175

SMPN 4 PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

176

SMPN 4 SENDANA

Ya

Ya

Ya

177

SMPN 5 MAJENE

Ya

Ya

Ya

168

DOKUMEN

50

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

178

SMPN 5 MALUNDA

Ya

Ya

Ya

179

SMPN 5 SENDANA

Ya

Ya

Ya

180

SMPN 2 PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

181

SMPN 2 MAJENE

Ya

Ya

Ya

182

SMPN 1 SENDANA

Ya

Ya

Ya

183

SMPN 1 MAJENE

Ya

Ya

Ya

184

SMPN 1 MALUNDA

Ya

Ya

Ya

185

SMPN 1 PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

186

SMPN 6 MAJENE

Ya

Ya

Ya

187

SMP ISLAM TANDE

Ya

Ya

Ya

188

SMPN 3 MALUNDA

Ya

Ya

Ya

189

SMP Negeri 5 Pamboang

Ya

Ya

Ya

190

SMP Negeri 6 Malunda

Ya

Ya

Ya

191

SMPN NO. 6 TUBO SENDANA

Ya

Ya

Ya

192

SLB DDI BARUGA MAJENE

Ya

Ya

Ya

193

SMAN 1 MAJENE

Ya

Ya

Ya

194

SMAN 1 PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

195

SMAN 1 SENDANA

Ya

Ya

Ya

196

SMAN 2 MAJENE

Ya

Ya

Ya

197

SMK BINA BANGSA

Ya

Ya

Ya

198

SMKN 3 KELAUTAN MAJENE

Ya

Ya

Ya

199

SMKN 2 MAJENE

Ya

Ya

Ya

200

MAN MAJENE

Ya

Ya

Ya

201

MIS DDI SEGERI

Ya

Ya

Ya

202

MIS GUPPI BINANGA

Ya

Ya

Ya

203

MIS GUPPI GALUNG

Ya

Ya

Ya

204

MIS GUPPI TAMMERO`DO

Ya

Ya

Ya

205

MIS GUPPI TANGNGA - TANGNGA

Ya

Ya

Ya

206

MIS GUPPI TEPPO MAJENE

Ya

Ya

Ya

207

MIS NI GUPPI PESULOANG

Ya

Ya

Ya

208

MIS P3A GUPPI RANGAS

Ya

Ya

Ya

209

MIS PPTI TAMO

Ya

Ya

Ya

210

MIS GUPPI NO. II SALEPPA

Ya

Ya

Ya

211

MIS DDI LOMBO`NA

Ya

Ya

Ya

212

MIS DDI LIPU MAJENE

Ya

Ya

Ya

213

MIS AL-FATAH SIIYANG

Ya

Ya

Ya

214

MAS AL-MUAWANAH

Ya

Ya

Ya

215

MAS BPII PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

216

MAS DDI BARUGA

Ya

Ya

Ya

217

MAS DDI LIMBORO

Ya

Ya

Ya

218

MAS DDI LOMBONA

Ya

Ya

Ya

219

MAS DDI MAJENE

Ya

Ya

Ya

220

MAS DDI MALUNDA

Ya

Ya

Ya

221

MAS MIFTAHUL JIHAD TANDE

Ya

Ya

Ya

222

MAS PPPA - GUPPI

Ya

Ya

Ya

223

MIN PONIANG

Ya

Ya

Ya

224

MIN SIMULLU

Ya

Ya

Ya

225

MTSN BANGGAE

Ya

Ya

Ya

226

MTSS BPII PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

227

MTSS MUHAMMADIYAH

Ya

Ya

Ya

DOKUMEN

51

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

PELATTOANG
228

MTSS P3A GUPPI RANGAS


MTSS PP IHYATUL ULUM DDI
BARUGA

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

230

MTSS PPTI TAMO

Ya

Ya

Ya

231

MTSS GUPPI ULIDANG

Ya

Ya

Ya

232

MTSS GUPPI PESULOANG

Ya

Ya

Ya

233

MTSS GUPPI MEKKATA

Ya

Ya

Ya

234

MTSS DDI BANUA

Ya

Ya

Ya

235

MTSS DDI LIMBORO

Ya

Ya

Ya

236

MTSS DDI LOMBONA

Ya

Ya

Ya

237

MTSS DDI MAJENE

Ya

Ya

Ya

238

MTSS DDI MALUNDA

Ya

Ya

Ya

239

MTSS DDI PONIANG

Ya

Ya

Ya

240

MTSS DDI SOMBA

Ya

Ya

Ya

241

MTSS DDI TAUKONG

Ya

Ya

Ya

242

MTSS DDI TOTOLISI

Ya

Ya

Ya

243

MTSS GUPPI LUAOR

Ya

Ya

Ya

244

MTSS GUPPI MAJENE

Ya

Ya

Ya

245

MIS GUPPI LEMO MALUNDA

Ya

Ya

Ya

246

SDLB NEGERI LUTANG MAJENE

Ya

Ya

Ya

247

SMAN 1 MALUNDA

Ya

Ya

Ya

248

SMKN 1 MAJENE

Ya

Ya

249

SMKN 4 MAJENE

Ya

Ya

Ya

250

SMKN 5 MAJENE

Ya

Ya

Ya

251

SLB ABCD AISYIYAH BANGGAE

Ya

Ya

Ya

252

SLB NEGERI ABCD PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

253

MIS LSMII Kp.BARU MALUNDA

Ya

Ya

Ya

254

PP DARUT TAHDZIB SIMULLU

Ya

Ya

Ya

255

MTSS DDI SEPPONG

Ya

Ya

Ya

256

SMP ISLAM TANDE

Ya

Ya

Ya

257

SMPN 3 MALUNDA

Ya

Ya

Ya

258

MAS DDI BANUA

Ya

Ya

Ya

259

SMAN 3 MAJENE

Ya

Ya

Ya

260

SMK BUNGA BANGSA SEJAHTERA

Ya

Ya

Ya

261

SMPN No. 7 SATAP MAJENE

Ya

Ya

Ya

262

MI AL - IKHLAS

Ya

Ya

Ya

263

SMPLB NEG. ABCD PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

264

SMPLB ABCD AISYIYAH BANGGAE

Ya

Ya

Ya

265

SMALB NEG. ABCD PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

266

SMALB ABCD AISYIAH BANGGAE

Ya

Ya

Ya

267

SMK NEGERI 6 MAJENE

Ya

Ya

Ya

268

SMP NEG. 8 SATAP PAMINGGALAN

Ya

Ya

Ya

269

SMK ISLAM DDI PONIANG

Ya

Ya

Ya

270

SMP NEGERI 7 SATU ATAP

Ya

Ya

Ya

271

SMP NEGERI 8 SATU ATAP MAJENE

Ya

Ya

Ya

272

SMK KEP. SULBAR CERDAS

Ya

Ya

Ya

273

SMP NEGERI 9 SATAP PUMBALLAR

Ya

Ya

Ya

274

SMP NEGERI 9 SATAP PANGGALO


SMP NEGERI 8 SATAP LOMBANG
MALUNDA

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

229

275

Ya

DOKUMEN

52

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

276

SLB ABCD AISYIYAH PAMBOANG

277

SMP NEGERI 6 SATAP PAMBOANG

Ya

Ya

Ya

278

SMK KOTA TINGGI

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Dinas Pendidikan, Tahun 2012

3.2

Pengelolaan Air Limbah Domestik

3.2.1 Kelembagaan
Kegiatan dan pengelolaan dan pengendalian limbah cair dalam penanganan
permasalahan sanitasi di Kabupaten Majene, baik yang ditimbulkan oleh kegiatan industri
maupun kegiatan rumah tangga di Kabupaten Majene merupakan tanggungjawab dari
Pemerintah Kabupaten Majene yang dikelola oleh Badan Lingkungan Hidup dan Pertamanan,
Dinas Pekerjaan Umum bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya, Dinas
Perumahan Permukiman dan Kebersihan Kabupaten Majene, Dinas Kesehatan Kabupaten
Majene, namun kerjasama tetap diperlukan dengan instansi lain seperti Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, di bawah pengawasan dari Badan Pengawas Dampak Lingkungan
Hidup Daerah (Bapedalda) Propinsi Sulawesi Barat.

DOKUMEN

53

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.3 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik
PEMANGKU KEPENTINGAN
No.

FUNGSI
Pemerintah Kabupaten

PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota
Menyusun rencana program air limbah dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik
Membangun sarana pengumpulan dan pengelolaan awal (Tangki Septik)
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja)
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air imbah domestik
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase
lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layana air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik

Swasta

Masyarakat

DOKUMEN

54

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala
kab/kota

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah
domestik

Melakukan monitoring dang evaluasi terhadap efektifitas layanan air limbah domestik, dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik

Tabel 3.4 : Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Majene


Ketersediaan
No.

Peraturan

Ada
(Sebutkan)

Tidak
Ada

AIR LIMBAH DOMESTIK

Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten ini

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan


layanan pengelolaan air limbah domestik

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan


masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik

Ketersediaan
Efektif
Dilaksanakan

Belum efektif
Dilaksanakan

Tidak efektif Ket.


Dilaksanakan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

55

KABUPATEN MAJENE

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk


menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik dihunian rumah

Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana
pengelolaan air limbah domestik ditempat usaha

Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air
limbah domestik di kantor

Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah


tangga, dan kantor pemilik tangki septik

Retribusi penyedotan air limbah domestik

Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi
kegiatan pemukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran

DOKUMEN

56

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan


Cakupan Layanan Air Limbah
Pengelola air limbah Pemerintah Kab. Majene Sejak tahun 2007, melalui Dinas
Pekerjaan Umum mulai memberikan perioritas dan perhatian terhadap peningkatan
prasarana air limbah domestik, berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Majene

diperoleh hasil bahwa pada tahun 2007, 2008, 2009 mulai di replikasi

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

program

(SANIMAS) di Kabupaten Majene sebanyak 2 kawasan

pertahunnya antara lain :


1. Tahun 2007 : -

Pembangunan

unit

MCK+

di

Lingkungan Deteng-deteng,

Kelurahan Totoli, Kec. Banggae melalui pembiayaan sharing

APBD

200 Jt. dan APBN 100 Jt. (Wilayah Kota Majene).


-

Pembangunan 1 unit MCK+ di Kelurahan Labuang, Kec. Sendana


melalui pembiayaan sharing APBD 200 Jt. dan APBN 100 Jt. (Diluar
Wilayah Kota Majene).

2. Tahun 2008 : -

Pembangunan IPAL Komunal di Lingkungan Tamo 2, Kelurahan


Baurung, Kec. Banggae Timur melalui pembiayaan sharing APBD 200
Jt. dan APBN 100 Jt. (Wilayah Kota Majene).

Pembangunan 1 unit MCK+ di Lingkungan Mangge, Kelurahan


Totoli, Kec. Banggae melalui pembiayaan sharing APBD 200 Jt.
dan APBN 100 Jt. (Wilayah Kota Majene).

3. Tahun 2009 : -

Pembangunan 1 unit MCK+ di Lingkungan Baruga, Kelurahan


Baruga, Kec. Banggae Timur melalui pembiayaan sharing APBD 200
Jt. dan APBN 100 Jt. (Wilayah Kota Majene).

Pembangunan 1 unit MCK+ di Lingk. Balombong, Kel. Sirindu,


Kec. Pamboang melalui pembiayaan sharing APBD 200 Jt. dan
APBN 100 Jt. (Diluar Wilayah Kota Majene).

Selain pembangunan prasarana air limbah melalui program sanimas, pada tahun
anggaran 2008, Satker Pengembangan PLP Sulawesi Barat, telah menginvestasikan
pembangunan IPAL Komunal di Kawasan Perumahan Lembang Permata Sari, Kel.
Tande, Kec. Banggae Timur yang dapat melayani sebanayk 45 Kepala Keluarga. Kemudian
pada tahun anggaran 2010 melalui DAK PLP APBN, Dinas Pekerjaan Umum Kab. Majene
juga memprioritaskan pada peningkatan akses pelayanan bidang air limbah.

DOKUMEN

57

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Sementara penduduk yang tidak mempunyai sarana sebagian besar masih


menggunakan sarana penduduk terdekat atau membuang limbahnya ke sungai/ badan air
terbuka terdekat.
Sementara jika dilihat dari cakupan layanan sanitasi Kabupaten Majene sesuai hasil
pendataan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Majene untuk tahun 2006, persentase
rumah tangga yang memiliki jamban keluarga sebesar 42,02%, yang sehat sebesar 41,95%.
Persentase rumah tangga yang memiliki tempat sampah sebesar 51,49% sedang yang sehat
sebesar 19,48% dan Pengelolaan air limbah yang memiliki sebesar 55,06% serta yang sehat
sebesar 30,77%.
Untuk tahun 2007 persentase rumah tangga yang memiliki jamban keluarga sebesar
47,21%, yang sehat sebesar 42,65%. Persentase rumah tangga yang memiliki tempat sampah
sebesar 71,17% sedang yang sehat sebesar 60,06% dan Pengelolaan air limbah yang memiliki
sebesar 59,92% serta yang sehat sebesar 58,41%.
Pada tahun 2008, persentase rumah tangga yang memiliki jamban keluarga sebesar
52,14%, yang sehat sebesar 49,19%. Persentase rumah tangga yang memiliki tempat sampah
sebesar 61,29% sedang yang sehat sebesar 54,73% dan Pengelolaan air limbah yang memiliki
sebesar 45,33% serta yang sehat sebesar 42,23%.
Sedang tahun 2009, persentase rumah tangga yang memiliki jamban keluarga sebesar
52,65%, yang sehat sebesar 45,59%. Persentase rumah tangga yang memiliki tempat sampah
sebesar 76,11% sedang yang sehat sebesar 65,53% dan Pengelolaan air limbah yang memiliki
sebesar 54,05% serta yang sehat 52,23%.
Sementara target 7C MDGs (AMPL) di Kabupaten Majene dihitung dengan dengan
menjumlahkan proporsi penduduk dengan akses pada tahun terakhir dengan setengah dari
proporsi yang akan diturunkan sampai dengan 2015.
Peta 3.1 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
-

TIDAK ADA DATA -

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Peta 3.2 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Air limbah Domestik

Tabel 3.5 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah


Tabel 3.6 Sistem Pengelolaan Air Limbah yang Ada di Kabupaten Majene

Gambar IPAL Komunal di Lingkungan Tamo 2, Kelurahan Baurung, Kec.


Banggae Timur menggunakan system Off Site

58

DOKUMEN

59

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Sistem Penanganan Air Limbah


Air limbah yang di maksud adalah air limbah permukiman (kegiatan domestik) yang di
hasilkan dari kegiatan rumah tangga dan bersumber dari sisa mandi, sisa cuci, dapur dan tinja
manusia. Air limbah yang di hasilkan harus dilakukan pengololaan agar tidak mencemari air
permukaan dan air tanah sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit seperti diare, tipus
kolera, gatal-gatal dll.
Air kotor yang dihasilkan sebagai bahan ikutan aktifitas masyarakat tidak dapat
dihindari keberadaannya. Jenis air kotor yang dihasilkan yaitu air kotor rumah tangga
(mandi dan cuci, kakus) dan sumber-sumber lainnya. Di Kabupaten Majene belum
mempunyai sistem penyaluran air limbah, kecuali untuk lingkungan-lingkungan tertentu
yang prasarana air limbahnya dibiayai

melalui sharing dana APBD dan APBN

dalam program SANIMAS dan SLBM.


Target dan sasaran pelayanan diukur berdasarkan kebutuhan nyata dan mendasar dari
masyarakat, disamping melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui tingkat kesadaran
dan pengertian masyarakat tentang pembuangan air limbah domestik yang sehat, kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk mengadakan serta memelihara sarana yang dibutuhkan.
Diantara prasarana dan sarana pengolahan air limbah yang ada, sebagian tidak berfungsi
dengan baik walaupun jamban yang dipakai telah diperlengkapi dengan tangki septic.
Ada pula sebagian masyarakat yang memiliki jamban pribadi, yang tidak diperlengkapi
dengan tangki septic atau menampung air limbah/ tinja, tetapi membuang secara langsung ke
badan air terbuka terdekat. Kondisi yang masih kurang layak seperti tersebut diatas masih
diperparah lagi dengan masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya
sanitasi lingkungan, khususnya masalah pembuangan limbah domestik. Disamping itu,
penanganan pembuangan air limbah domestik kurang mendapat dukungan dari berbagai pihak
yang berkepentingan sehingga menduduki prioritas yang rendah dalam perencanaan dan
pembangunan prasarana perkotaan.
Fasilitas rumah tinggal yang lain yang berkaitan dengan kesehatan adalah ketersediaan
jamban sendiri dengan tangki septik. Sehubungan dengan itu pemerintah telah melaksanakan
program sanitasi lingkungan, diantaranya beberapa pengadaan jamban keluarga. Oleh karena
itu, kesadaran masyarakat Kabupaten Majene terhadap sanitasi lingkungan tersebut terlihat
dengan semakin meningkatnya jumlah rumah tangga yang menggunakan tangki septik sebagai
penampungan akhir walaupun perkembangannya masih relatif kecil.

DOKUMEN

60

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Pada umumnya masyarakat membuat saluran secara individu ke saluran yang


dekat dengan lingkungannya yang akhirnya membawa air limbah ke

sungai

yang

ada.

Beberapa sungai yang menjadi badan air penerima antara lain ; sungai majene, sungai
camba, sungai lembang, dan saluran-saluran primer lainnya yang langsung menuju ke laut.
Permukiman di kawasan pantai menjadikan laut sebagai badan air penerima air kotor yang
belum melalui proses pengolahan baik secara aerob maupun secara anaerob dari
limbah domestik , demikian pula permukiman yang berada pada dataran tinggi, outlet
air

limba langsung

diresapkan

kedalam

tanah,

atau

dialirkan

melalui

saluran

lingkungan.
Berdasarkan kondisi saluran yang ada, maka diidentifikasikan bahwa sistem
pengaliran air kotor yang ada saat ini belum memadai untuk melayani wilayah kota, hal
ini karena penampang alur sungai dan saluran drainase primer maupun sekunder di
sekitar

kota

tidak memadai untuk mengalirkan debit banjir. Akibatnya adanya beberapa

daerah rawan genangan terutama pada musim hujan, seperti Kawasan Lutang, Lingk.
Binanga, dan kawasan lainnya.
Limpasan

air

hujan

tidak

dapat

ditampung

dikarenakan

diameter saluran

drainase yang kecil, disamping itu karena daerah hunian yang lebih rendah dari permukaan air
laut atau elevasi saluran lebih tinggi dibandingkan daerah hunian.
Seperti dijelaskan di atas, untuk limbah domestik perumahan non padat, sistem
pembuangannya dengan tangki septick baik individual maupun komunal model klaster.
Untuk lingkungan perumahan dan bangunan yang relatif padat seperti di Lingkungan
Tamo Kelurahan Baurung sudah menggunakan tangki septik komunal. Guna mendukung
sistem pembuangan ini, perlu dikembangkan pula instalasi pengelolaan lumpur tinja (IPLT) dan
kendaraan penyedot lumpur tinja.
Pembuangan air kotor masyarakat Kabupaten Majene (mandi dan cuci) belum
adanya pemisahan dari saluran drainase dan pembatasan sehingga pembuangan air
kotor langsung ke saluran drainase. Untuk itu pada saluran air kotor ini

selayaknya

dilengkapi dengan peralatan penangkap lemak dan sabun sehingga air yang diteruskan ke
saluran drainase atau badan air menjadi lebih baik kualitasnya. Penerapan sistem ini
dapat dimulai pada kompleks-kompleks perumahan yang baru dikembangkan dan pada
peremajaan atau pemugaran lingkungan perumahan.
Untuk pembuangan air limbah kegiatan industri harus dikembangkan instalasi

DOKUMEN

61

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

pengelolaan

air limbah (IPAL)

baik

secara individu

maupun secara terpadu antar

sejumlah industri. Air limbah yang diolah dalam IPAL ini harus memenuhi baku mutu
yang dipersyaratkan sebelum kemudian dialirkan ke badan air penerima (saluran/sungai/laut).
Begitu juga dengan kegiatan lainnya yang potensial menimbulkan air limbah yang
akan mencemari seperti Rumah Potong Hewan (RTH) dan lainnya harus melakukan
pengolahan air limbahnya terlebih dahulu.
Kalau ditinjau dari segi teknis, pengolahan Limbah Cair di Kabupaten Majene pada
umumnya menggunakan pengolahan biologis memanfaatkan metabolisme mikroorganisme
(bakteri, fungi, protozoa, algae) untuk menguraikan kandungan organik dalam limbah. Untuk
suatu jenis limbah tertentu terdapat jenis dan macam mikroorganisme hidup spesifik, hal ini
berhubungan dengan makanan yang terdapat dan tersedia di dalam air limbah maupun kondisi
lingkungannya Dalam hal ini limbah sebagai merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme
tersebut. Bentuk pengolahan biologis sendiri dibagi dalam dua klasifikasi penting, yaitu aerobic
dan anaerobik.
Dalam perencanaan pembangunan IPAL komunal di Kabupaten Majene ini, jenis
pengolahan yang dipakai ialah Anaerobic Baffle Reactor (ABR), salah satu pengolahan biologis
secara anaerobik. Pengolahan biologis anaerobik merupakan pengolahan limbah yang dalam
prosesnya mutlak tidak membutuhkan keberadaan oksigen sebagai syarat dapat hidupnya
bakteri, sehingga bakteri yang bekerja disebut bakteri anaerob seperti yang terdapat di BTN
Lembang Permatsari lino Maloga Lingkungan Talumung Kelurahan Tande Timur Kecamatan
Banggae Timur.
Adapun keuntungan dari sistem pengolahan anaerobik ini antara lain :
-

Lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan relatif sedikit dan lumpur yang dihasilkan
relatif stabil dibanding dengan pengolahan aerobik konvensional, sehingga tidak
membutuhkan pengolahan lumpur lagi misalnya seperti sludge digester.

Dapat dihasilkan energi berupa gas methan, namun akan berfungsi efektif jika debit limbah
cukup besar dan kandungan organik cukup tinggi.

Tahan terhadap flutuasi beban limbah yang besar, sebab debit aliran yang masuk relatif
kecil dibanding dengan dimensi bangunan, yang disebabkan waktu tinggal yang lama.
Sehingga proses anaerobik ini cocok sebagi pengolahan biologis awal untuk limbah
dengan kandungan organik cukup tinggi sebelum diolah dalam pengolahan aerobik, yaitu

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

62

KABUPATEN MAJENE

dengan memanfaatkan proses penyerdehanaan rantai organic yang terjadi di proses


anaerobik.
-

Pada beberapa pengolahan dengan beban yang tidak terlalu besar dapat di desain dengan
konsep free maintenance dan low energy cost.

Sedangkan kelemahan dari sistem pengolahan anaerobik ini antara lain :


-

Membutuhkan waktu tinggal yang lama untuk dapat menguraikan limbah yang masuk,
karena adanya tiga fase pengolahan yaitu hidrolisis, asidifikasi dan methanogenesis, untuk
sistem pengolahan anaerobik konvensional waktu tinggal yang dibutuhkan antara 30
sampai 60 hari, sedangkan untuk sistem anaerobik yang high rate 15 hari. Namun saat
ini telah banyak dikembangkan system pengolahan anaerobik dengan meminimalkan
waktu tinggal sehingga dimensi tidak terlalu besar.(Tchobanoglous, 1995)

Perlu menjaga agar dalam reaktor tidak ada oksigen terlarut dan pH harus dalam range 6.6
-7.6, serta alkalinitas yang cukup agar pH tidak turun drastis setelah proses asifikasi,
sebab dalam sistem ini bekerja dua bakteri yang saling berlawan, dimana salah satu
bakteri menghasilkan asam (asidifikasi) sedangkan bakteri methanogenesis membutuhkan
pH netral untuk dapat hidup.

Perlu mengkondisikan dan menjaga suhu reaktor pada kondisi minimal suhu mesophilic
(30 380 C) agar bakteri dapat bekerja dengan baik.

DOKUMEN

63

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.5 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah


Produk Input

(A)
User Interface

(B) Pengumpulan
dan Penampungan/
Pengolahan Awal

(C)
Pengangkutan
/ Pengaliran

(D)
( Semi/
Pengolahan akhir
terpusat )

(E)
Daur ulang dan atau
pembuangan akhir

Black Water
Tinja
Urine

Badan air/
tanah

Air
Pembersih

Bidang
resapan

Air
Penggelontor

SLBM
Tinja, Urine
dsb

Perpipaan

Tanah

Sanimas

Grey Water

Badan air/
tanah

BABS
Sungai

Badan air/
tanah

Air cucian
dapur

Air untuk
mandi

Tempat
cuci piring/
makanan

Air cucian

Drainase

Air kamar
Tempat
Cucian
pakaian/
mobil

Badan air/
tanah

DOKUMEN

64

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.6 Sistem Pengelolaan Air Limbah yang Ada di Kabupaten Majene
Kelompok Fungsi

Teknologi yang
digunakan

Jenis Data
Sekunder

(Perkiraan) Nilai
Data

Sumber
Data

User Interface

SLBM Komunal dan


Sanimas
WC Jongkok dan WC
Duduk

User Interface
BABS Sungai/
Laut/Kebun

Jumlah KK
Pemanfaat, Jumlah
SLBM Komunal
Jumlah WC
Jongkok dan WC
Duduk

Tdk ada data


Tempat cuci piring/
makanan
Air kamar mandi

User Interface

User Interface
Penampungan
Awal
Penampungan
Awal

Tdk ada data

Jumlah rumah

User Interface

User Interface

Tdk ada data

Tempat cucian
pakaian/ mobil dsb.
Tangki septic

Jumlah ( kualitas)

Sungai

Pembuangan/ Daur
Ulang

Tanah

Dinkes (
Laporan
tahunan
Puskesmas
th 2011)
Dinkes (
Laporan
tahunan
Puskesmas
th 2011)

Tdk ada data

Jumlah ( kualitas)

Tdk ada data

Jumlah ( kualitas)

Tdk ada data

Jumlah Tangki
septik

Tdk ada data

Jumbleng/ cemplung

Pembuangan/ Daur
Ulang

PU

Dinkes (
Laporan
tahunan
Puskesmas
th 2011)

Dinkes
Dinkes
PU,
Dinkes

Dinkes

3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan PMJK


Pemberdayaan Masyarakat merupakan sebuah proses dalam memberikan kesempatan
dan memberdayakanmasyarakat melalui partisipasi, alih pengetahuan, keahlian dan
keterampilan. Masyarakat yang merupakan komponen dalam suatu komunitas menempati
posisi penting dalam pengelolaan sanitasi. Namun sejauh ini partisipasi mereka belum
mendapat perhatian yang proporsional dari berbagai pihak. Disadari juga bahwa pembangunan
air Limbah Domestik seringkali mengabaikan kepentingan kalangan masyarakat berpenghasilan
rendah. Demikian juga dengan aspek kesetaraan jender. Kita kerap kali tidak memasukkan
aspek ini dalam proses pengambilan keputusan.
Pengabaian

aspek

jender

dalam

perencanaan,

implementasi,

dan

pengawasan/pemantauan pembangunan fasilitas air limbah seringkali menimbulkan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

65

KABUPATEN MAJENE

ketimpangan penyediaan layanan bagi kelompok perempuan. Dengan Pemberdayaan,


masyarakat menjadi lebih bertanggung jawab untuk mengidentifikasi permasalahan mereka,
menentukan prioritas, memobilisasi sumber daya, memobilisasi kontribusi (in-cash dan inkind),
bernegosiasi, menyusun perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan.
Secara umum peran masyarakat terhadap penanganan limbah cair Kabupaten Majene
relatif cukup baik. Secara umum di Kabupaten Majene dalam penanganan limbah cair tidak
dipengaruhi oleh perbedaan gender. Dalam kultur masyarakat Kabupaten Majene, siapapun
baik laki-laki maupun perempuan bisa mengelola dan menangani permasalahan limbah cair di
lingkungan sekitarnya.
Peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Majene pada
umumnya telah muncul. Umumnya masyarakat telah berperan dalam hal penyediaan sarana
WC / kakus, dan septictank untuk pengelolaan air limbah domestik, meski jumlahnya juga masih
terbatas.
Namun secara umum upaya pengelolaan air limbah domestik yang sudah dijalankan
saat ini oleh Pemerintah Kabupaten Majene dan masyarakat belum optimal. Hal ini ditandai oleh
:
1.

Praktik penanganan di sarana pengelolaan setempat yang belum optimal. Hal ini dapat
terlihat dari belum meratanya penyediaan sarana WC dan septictank yang sehat dan
memenuhi standar / kaidah pengelolaan lingkungan hidup yang benar.

2.

Praktik pengaliran air limbah domestik yang belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari belum
meratanya praktik penyediaan sarana pengaliran air limbah domestik yang benar dan juga
belum memenuhi kaidah pengelolaan lingkungan hidup yang benar. Saat ini masih ada
praktik pengaliran air limbah domestik pada media drainase lingkungan dengan sistem
yang terbuka, yang potensial mencemari lingkungan.

3.

Belum adanya praktik pengelolaan daur ulang air limbah domestik di Kabupaten Majene.

DOKUMEN

66

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Kec. Banggae Timur

Kec. Banggae

Kec. Pamboang

Kec. Sendana

Kec. Tammeroddo Sendana

Kec. Tubo Sendana

Kec. Malunda

Kec. Ulumanda

Dikelola Lainnya

Dikelola CBO

Keluarga

Tahun
Dikelola RW

Miskin

Jumlah Sanimas

Dikelola RT

RW

Jamban

Dikelola Lainnya

RT

Penduduk

Dikelola CBO

Kecamatan

Dikelola RW

No.

Jumlah MCK

Dikelola RT

Jumlah

Tahun MCK Dibangun

Tabel 3.7 Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat

MCK
Dibangun

DOKUMEN

67

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.8 Kondisi Sarana MCK


Ada

Lokasi

Jumlah Pemakai

MCK
No.

Kecamatan
R

MCK

Kec. Banggae Timur

Kec. Banggae

Kec. Pamboang

Kec. Sendana

Kec. Tammeroddo
Sendana

Kec. Tubo Sendana

Kec. Malunda

Kec. Ulumanda

Keterangan :
L

Laki - Laki

Perempuan

Selalu Tersedia Air

SPT

Jumlah

Fas.

Persedi

Biaya

Toilet/

Kamar

Cuci

aan

Pemaka

WC

Mandi

Tangan

Sabun

ian

SGL

Tempat Buangan
Air Kotor

Kapan
Tangki
Septik

MCK
L

PDAM

Jumlah

Dikosongk
Tangki

Cublu

Septik

an

DOKUMEN

68

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tidak Ada Persediaan Air

Kadang - Kadang

Ya

Tidak

SPT

Sumur Pompa Tangan

SGL

Sumur Gali

Tabel 3.9 : Daftar Program/Proyek Berbasis Masyarakat

Nama Program /
Sub-Sektor

No.

Tahun

Kondisi Sarana Saat Ini

Aspek PMJK

Pelaksana/PJ
Proyek / Layanan

Mulai

Fungsi

Tidak

Rusak

PM

JDR

MBR

Fungsi
1

Air Limbah, Drainase, Persampahan

PNPM Perkotaan

Masyarakat

Air Limbah, Drainase

PNPM Perdesaan

Masyarakat

Air Limbah

SLBM (DAK)

Masyarakat

Air Limbah

SANIMAS (DAK)

Air Bersih

Drainase

Keterangan :
PM

= Pemberdayaan Masyarakat

JDR

= Jender

MBR

= Masyarakat Berpenghasilan Rendah

2007

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

2008

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Masyarakat

2006

Ya

Ya

Ya

Ya

PAMSIMAS

Masyarakat

2008

Ya

Ya

Ya

Ya

PPIP

Masyarakat

2012

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

69

KABUPATEN MAJENE

3.2.3

Pemetaan Media
Terdapat dua aspek dalam pembangunan sanitasi yaitu aspek teknis dan aspek non

teknis yang terkait satu dengan yang lain. Aspek teknis adalah aspek pembangunan dan
pengelolaan sanitasi yang terkait dengan pembangunan maupun pengelolaan secara fisik
(infrastruktur sanitasi),misalnya pembangunan MCK, pembangunan IPAL, saluran drainase, dll.
Sedangkan aspek non teknis adalah aspek pembangunan dan pengelolaan air limbah
yang selain dari pembangunan dan pengelolaan secara fisik, misalnya pendanaan
program/kegiatan pembangunan saran pengolahan air limbah, peningkatan kesadaran
masyarakat, pembentukan lembaga pengelola sanitasi, dll termasuk proses dan kegiatan
komunikasi serta peran media.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan studi terhadap masyarakat maupun
pemerintah terkait aspek kegiatan komunikasi serta melakukan pemetaan sampai sejauh mana
peranserta media dalam menangani persoalan sanitasi.
Studi komunikasi pada dasarnya adalah upaya pengumpulan dan analisis data primer
dan sekunder dengan metoda tertentu yang akan melakukan penilaian kualitatif tentang potensi
dan tantangan kebijakan dan pembangunan sanitasi, khususnya dari tinjauan aspek
komunikasi, di tingkat kota melalui dukungan data primer dan sekunder yang relevan.
Potret kegiatan komunikasi dan pemetaan media secara umum dan secara khusus
tentang sarana air limbah serta segala informasi yang berguna bagi pembangunan air limbah
menjadi salah satu data primer dan sekunder dalam Buku Putih sebagai bahan untuk
merumuskan Strategi Sanitasi Kota.

DOKUMEN

70

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.10 Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Majene

No

Kegiatan
Sosialisai Pengelolaan
limbah domestik
Sosialisasi Pengelolaan
limbah domestik
Sosialisasi Pengelolaan
limbah domestik

Tahun

Dinas
Pelaksana

Tujuan Kegiatan

Khalayak

Pesan Kunci

Pembelajaran

Limbah rumah tangga

Limbah tidak

harus diolah sebelum di

dibuang langsung

limbah rumah tangga

buang ke lingkungan

ke lingkungan

Penyadaran masyarakat

Limbah rumah tangga

Limbah tidak

harus diolah sebelum di

dibuang langsung

limbah rumah tangga

buang ke lingkungan

ke lingkungan

Penyadaran masyarakat

Limbah rumah tangga

Limbah tidak

harus diolah sebelum di

dibuang langsung

buang ke lingkungan

ke lingkungan

Sasaran

Penyadaran masyarakat
2007

2010

2011

Dinas PU

Dinas PU

Dinas PU

dalam pengelolaan

dalam pengelolaan

dalam pengelolaan
limbah rumah tangga

Masyarakat

Masyarakat

Masyarakat

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

71

KABUPATEN MAJENE

3.2.5

Partisipasi Dunia Usaha


Saat ini belum terdapat kerjasama penanganan antara Pemerintah Kabupaten, dan

swasta dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Majene. Penanganan Air Limbah
Domestik hanya dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Majene dan ada beberapa program
kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat.
Demikian pula halnya dengan pengelolaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana
pembuangan air limbah domestik yang telah dibangun oleh Pemerintah daerah maupun
masyarakat masih belum memadai, dan peran serta masyarakat dan swasta terhadap program
ini ternyata masih kurang dan belum termobilisasikan dengan baik.
3.2.6

Pendanaan dan Pembiayaan

Penanganan dan pengelolaan Air Limbah Domestik pada khususnya dan sanitasi pada
umumnya di Kabupaten Majene telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Majene melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Penganggaran dan pembiayaannya telah terakomodir
dalam APBD Kabupaten Majene.
Prinsip-prinsip perencanaan anggaran (budgeting) daerah didasarkan secara teknis oleh
Permendagri 13/2006, selain itu memperhatikan Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP), dan PP
58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah APBD sebenarnya mempunyai fungsi sebagai
berikut (dikutip dan dikembangkan dari Panduan Pengeloaan Keuangan Daerah - Depkeu,
2007);
a.

Otorisasi; anggaran daerah menjadi dasar dalam melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan. Maksudnya adalah bahwa dengan adanya APBD, maka
pemerintah daerah melalui SKPDnya mempunyai kewenangan dalam mengatur anggaran
pendapatannya, dan mengatur kebutuhan anggaran belanjanya pada tahun yang
berkenan.

b.

Perencanaan; anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan


kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Maksudnya adalah bahwa dengan adanya
APBD, maka setiap SKPD bisa menggunakannya dalam menjalankan tugas dan fungsinya
mempunyai pegangan (tolok-ukur), terutama dalam hal pengeluaran (baik mencakup
belanja langsung maupun tidak langsung).

c.

Pengawasan; anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan


penyelengaraan pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

DOKUMEN

72

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Maksudnya adalah bahwa dengan adanya APBD, maka setiap SKPD bisa mengendalikan
seluruh komponen, terutama komponen belanjanya dalam rangka pelaksanaan pelayanan
publik.
d.

Alokasi; anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi
penganguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian. Maksudnya adalah bahwa hendaknya APBD mampu menjadi stimulan
dalam perekonomian daerah. Dengan demikian maka belanja dalam APBD idealnya
diarahkan kepada belanja publik yang secara langsung berkenaan dengan pelayanan
umum.

e.

Distribusi; kebijakan anggaran daerah harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Maksudnya adalah bahwa selain alokasinya harus termanfaatkan secara optimal, maka
distribusi dan besaran anggaran belanja perlu berpedoman kepada norma-norma standar
harga satuan belanja publik, disamping itu perlu memperhatikan fokus program kota yang
tentunya akan diemban oleh masing-masing SKPD nya.

f.

Stabilisasi; anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan


mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah. Maksudnya adalah
bahwa hendaknya APBD mampu menjadi pendorong, sebagaimana point a dan d di atas,
terhadap jalannya roda perekonomian daerah jika pada suatu saat tertentu perekonomian
daerah mengalami stagnasi akibat pengaruh krisis ekonomi misalnya. Meskipun
pengaruhnya pasti tidak terlalu signifikan, akan tetapi, jika komposisi belanja publik (yang
bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat) jauh lebih besar atas belanja
aparaturnya/tidak langsung, maka akan menolong stabilitas perekonomian lokal.
Besaran pembiayaan dan rincian program/kegiatan penanganan dan pengelolaan Air

Limbah Domestik Kabupaten Majene tahun 2007 2011 per SKPD dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3.15 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub-Sektor Pengelolaan Air Limbah Domestik
No.

Sub-Sektor /
SKPD

n-4

n-3

n-2

n-1

Rata Rata

Pertumbuhan

A
B

Air Limbah
Retribusi Limbah

(%)

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

73

KABUPATEN MAJENE

Sementara pembiayaan pembangunan IPAL Komunal bersifat sharing antara pemerintah


dan masyarakat. Jaringan perpipaan yang dibangun oleh pemerintah hanya sampai pada
jaringan induk yang berada di depan rumah.
Pembiayaan yang menjadi tangung jawab masyarakat antara lain:
-

Penyambungan dari Jaringan perpipaan induk yang berada di depan rumah sampai ke
dalam rumah beserta kelengkapan closet;

Operasional dan perawatan IPAL.

3.2.7. Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak


Penanganan limbah cair tidak lepas dari cara berpikir dan kebiasaan/perilaku masyarakat.
Disamping itu masalah ekonomi/tingkat kesejahteraan dan pengetahuan mendorong
masyarakat melakukan hal-hal yang tidak ramah dan mencemari lingkungannya. Penduduk
masih membuang limbah cair rumah tangganya ke saluran drainase yang pada ujungnya
masuk/mengalir ke sungai. Bangunan septic tank yang sudah ada belum dikelola dengan benar.
Sehingga secara teknis masih berfungsi seperti jamban cubluk.
Di kawasan perkotaan Kabupaten Majene, dengan adanya tingkat kepadatan rumah
tinggal menyebabkan air tanah rawan tercemar oleh limbah cair rumah tangga, karena
kebanyakan rumah membuat septic tank yang jaraknya dengan sumber air tidak memenuhi
syarat teknis (kurang dari 10 m).
Perlu upaya-upaya secara teknis dan persuasif untuk memperbaiki kondisi ini.
Pembuangan limbah cair secara komunal layak untuk dikedepankan disamping penyuluhan
secara terus menerus.
Kendala dalam proses pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Majene adalah:
1.

Kesadaran dan kepedulian berbagai pihak untuk terlibat dan melakukan pengelolaan air
limbah domestik secara benar belum tumbuh secara optimal.

2.

Pola pembinaan yang dilakukan saat ini belum optimal.

3.

Keterbatasan lembaga teknis penunjang untuk menjalankan fungsi pengelolaan air limbah
domestic di tingkat masyaakat.

4.

Belum memadainya instrument Perda untuk memastikan dukungan sarana dan kepastian
pasokan bahan baku bagi sarana pengolahan air limbah domestik yang saat ini sudah
terbangun di Kabupaten Majene.

DOKUMEN

74

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Selain dari empat permasalah di atas masalah lain yang perlu diatasi secepatnya adalah
koordinasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi belum optimal.
Hal ini dilihat dari :
Pada tahap perencanaan, koordinasi antar SKPD kunci dalam pengelolaan air limbah
domestik masih menemui kendala. Demikian pula halnya kondisi koordinasi antara SKPD kunci
dengan masyarakat terkait dalam proses perencanaan program pengelolaan air limbah
domestik.
Kendala koordinasi pada tahap perencanaan adalah:
1. Belum adanya kesepakatan pengelolaan air limbah domestik sebagai salah satu aspek
prioritas yang akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Majene dalam kurun waktu tahun
perencanaan yang telah berjalan.
2. Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal, untuk turut serta
mengusulkan rencana program pengelolaan air limbah domestic dalam

daftar usulan

kegiatan prioritas yang dihasilkan pada proses musrenbang kelurahan dan kecamatan.
Pada tahap pelaksanaan, koordinasi antar SKPD dalam pelaksanaan program belum
optimal. Sinergi dalam pelaksanaan program antar SKPD belum terbangun.
Kendala koordinasi pada tahap pelaksanaan adalah:
1. Belum efektifnya pola dan media koordinasi horizontal yang digunakan saat ini.
2. Belum efektifnya pola sosialisasi tentang pedoman pengelolaan air limbah domestik yang
sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan hidup
3. Belum efektifnya pola advokasi yang dijalankan dan digunakan oleh berbagai pihak di
lingkungan Kabupaten Majene untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap
pengelolaan air limbah domestik.
Pada tahap monitoring dan evaluasi, koordinasi antar SKPD belum optimal dapat dilihat dari
:
1. Keterbatasan perangkat monitoring dan evaluasi yang telah dikembangkan di Kabupaten
Majene.
2. Belum optimalnya hasil sosialisasi dari proses monitoring dan evaluasi pengelolaan air
limbah domestik yang telah dilakukan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

75

KABUPATEN MAJENE

3.3

Pengelolaan Persampahan

3.3.1 Kelembagaan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 pasal 22, Sistem pengelolaan
sampah, meliputi :
1. Pemilahan dan pemisahan sampah sesuai jenisnya.
2. Pengumpulan dan pemindahan sampah dari sumber ke TPS atau TPST.
3. Pengangkutan dari TPS dan TPST ke TPA.
4. Pengolahan sampah.
5. Pemrosesan akhir (pengembalian sampah/residu ke media lingkungan secara aman).
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 mengenai Kebijakan
pengembangan sistem pengelolaan persampahan, adalah :
1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya.
2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha / swasta sebagai mitra pengelolaan.
3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.
4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan.
5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan.
Dalam pelaksanaan Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tersebut di atas serta peraturan-peraturan yang terkait
pengelolaan persampahan, Kabupaten Majene memerlukan kelembagaan yang jelas untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Selain menugaskan Dinas Perumahan Permukiman
dan Kebersihan dalam pelaksanaan pengelolaan persampahan, Pemerintah Kabupaten Majene
juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti dunia usaha / swasta dan peran serta
masyarakat. Pada Tabel 3.16 berikut ini akan ditunjukkan keikutsertaan berbagai pemangku
kepentingan, dunia usaha / swasta dan masyarakat dalam Pembangunan dan Pengelolaan
Persampahan.

DOKUMEN

76

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.16 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan


Persampahan
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI

No.

Pemerintah
Kabupaten

Swasta

Masyarakat

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan sampah skala


kab/kota
Menyusun rencana program persampahan
dalam rangka pencapaian target
Menyusun

rencana

anggaran

program

persampahan dalam rangka pencapaian


target

PENGADAAN SARANA

Menyediakan sarana pewadahan sampah di


sumber sampah
Menyediakan

sarana

pengumpulan

(pengumpulan dari sumber sampah ke TPS)

Membangun sarana Tempat Penampungan


Sementara (TPS)

Membangun sarana pengangkutan sampah


dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir

Membangun sarana TPA

Menyediakan Sarana Komposting

PENGELOLAAN

Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS

Mengelola sampah di TPS

Mengangkut sampah dari TPS ke TPA

Mengelola TPA

Melakukan Pemilahan sampah

DOKUMEN

77

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Memberikan izin usaha persampahan

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Mengatur prosedur penyediaan layanan

sampah

(jam,

pengangkutan,

personil,

peralatan, dll)

PEMANGKU KEPENTINGAN
No.

FUNGSI

Pemerintah

Swasta

Masyarakat

Kabupaten

Melakukan

sosialisasi

peraturan

dan

pembinaan dalam hal pengelolaan sampah

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran


pengelolaan sampah

MONITORING DAN EVALUASI


Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

capaian target pengelolaan sampah skala


kab/kota

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan


persampahan

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap


efektifitas layanan persampahan, dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas
layanan persampahan

Sumber : Dinas Perumahan Pemukiman dan Kebersihan Kab. Majene


Pemerintah Kabupaten Majene dalam hal ini Dinas Perumahan Permukiman dan
Kebersihan merupakan institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan persampahan di
Kota Kabupaten Majene. Hal ini didasarkan pada Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1997 tentang
Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Majene No. 4 Tahun 1998

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

78

KABUPATEN MAJENE

tentang Penyelenggaraan Kebersihan / Tata Kota dan Pemungutan Retribusi Sampah dalam
Kota Kabupaten Daerah Tingkat II Majene.
Berdasarkan hal tersebut, Dinas Perumahan Permukiman dan Kebersihan Kabupaten
Majene mempunyai fungsi dan kewenangan yang diatur dalam Peraturan Kepala Daerah No.
13 Tahun 2008, sebagai berikut :
Fungsi :
1. Melaksanakan kewenangan otonomi daerah di Bidang Perumahan, Pemukiman dan
Kebersihan wilayah kabupaten.
2. Merumuskan pelayanan umum di Bidang Perumahan, Pemukiman wilayah kabupaten.
3. Memberi pelayanan umum bidang perizinan.
4. Memberi pelayanan umum di Bidang Kebersihan, Pemadam Kebakaran dan Penerangan
Jalan dan Pertamanan.
5. Mengkoordinasi penyusunan program dan anggaran Dinas Perumahan Permukiman dan
Kebersihan Kabupaten Majene.
6. Mengatur, membina dan mengawasi pelaksanaan urusan di Bidang Perumahan dan
Pemukiman.
Kewenangan :
1. Penetapan penerbitan IMB.
2. Penyelenggaraan dan pengawasan pemeliharaan kendaraan operasional / roda empat milik
pemerintah daerah kabupaten.
3. Penetapan kualitas material bangunan dan jalan lingkungan.
4. Penyelenggaraan / pelaksanaan diklat / pelatihan sumber daya manusia pada tiap bidang.
5. Pemanfaatan dan pengawasan pengelolaan urusan ketatausahaan dinas.
6. Penyelenggaraan dan pengawasan kebersihan, penerangan jalan dan pertamanan serta
pemadam kebakaran.
7. Peningkatan pelayanan penanggulangan prasarana dan sarana pengembangan kawasan
pemukiman.
8. Peningkatan dan pemeliharaan / perbaikan prasarana dan sarana perumahan, pemukiman.
9. Peningkatan dan pemeliharaan sarana penerangan jalan dan taman.
Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya Dinas Perumahan Permukiman dan
Kebersihan Kabupaten Majene memiliki struktur organisasi sesuai dengan yang tertuang pada

DOKUMEN

79

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Perda No. 13 Tahun 2008 tanggal 18 November 2008 seperti yang terlihat pada Gambar 3.2 di
bawah ini :

Kepala Dinas
Kelompok
Jabatan
Fungsional

Sekretariat

Subag.
Umum &
Kepegawaian

Bidang
Perumahan
&
Pemukiman

Bidang
Kebersihan

Seksi
Penataan
Perumahan &
Pemukiman

Seksi
Kebersihan
Lingkungan
Pemukiman

Seksi
Prasarana
Pemukiman

Seksi
Kebersihan
Prasarana
Umum

Subag.
Keuangan

Bidang
Pemadam
Kebakaran

UPTD

Subag.
Perencanaan
Evaluasi &
Pelaporan

Bidang
Penerangan
Jalan &
Pertamanan

Seksi
Pemadam
Kebakaran

Seksi
Penerangan
Jalan

Seksi
Penelitian,
Penyuluhan
& Pelatihan

Seksi
Pertamanan &
Pemakaman

Penyelenggaraan
Pengelolaan
Persampahan

Keterangan : Unit Pengelola Persampahan di Kabupaten Majene adalah berbentuk Sub-Seksi

Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Perkimber Kab. Majene


Pelaksana pengelolaan persampahan pada Dinas Perumahan Permukiman dan
Kebersihan Kabupaten Majene diselenggarakan oleh Bidang Kebersihan. Bidang ini dipimpin
oleh seorang kepala bidang yang mempunyai tugas menyelenggarakan kebersihan jalan,
selokan dan lingkungan serta melakukan pengendalian penanggulangan sampai air kotoran, air
limbah serta tinja.
Bidang Kebersihan terdiri atas 2 seksi yang dipimpin oleh seorang kepala seksi, dengan
tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Seksi Kebersihan Lingkungan Pemukiman.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

80

KABUPATEN MAJENE

Memiliki tugas untuk melaksanakan kegiatan operasional kebersihan lingkungan (kota),


mempersiapkan peralatan dan armada pengangkutan yang ada, serta tempat penampungan
dan pemanfaatan sampah.
Adapun fungsi dari seksi ini adalah :
a. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Kebersihan Lingkungan Pemukiman sebagai
acuan pelaksanaan tugas,
b. Membersihkan sampah-sampah pada lingkungan pemukiman / perumahan rakyat,
c. Melaksanakan pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
d. Penyelenggara fasilitas penyedotan dan pengangkutan tinja dari septik tank di lingkungan
pemukiman ke lokasi pembuangan / pengelolaan limbah,
e. Memantau, mengawasi serta bimbingan teknis terhadap penanganan air limbah masyarakat,
f. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Kebersihan Lingkungan Pemukiman dan
memberi saran pertimbangan kepada atasan sesuai bidang tugas,
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Seksi Kebersihan Prasarana Umum.
Memiliki tugas untuk melaksanakan kegiatan operasional kebersihan prasarana umum,
mempersiapkan peralatan dan armada pengangkutan yang ada, serta tempat penampungan
dan pemanfaatan sampah.
Adapun fungsi dari seksi ini adalah :
a. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Kebersihan Prasarana Umum sebagai acuan
pelaksanaan tugas,
b. Membersihkan sampah-sampah pada lingkungan perkotaan, jalan-jalan umum, lapangan,
sekolah-sekolah, perkotaan dan pasar, taman-taman kota serta fasilitas-fasilitas umum
lainnya,
c. Melaksanakan pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
d. Menjaga serta merawat kebersihan fasilitas-fasilitas umum yang ada,
e. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Kebersihan Prasarana Umum dan memberi
saran pertimbangan kepada atasan sesuai bidang tugas,
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

DOKUMEN

81

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Dari tugas dan fungsi yang diemban oleh Dinas Perumahan Permukiman dan Kebersihan
Kabupaten Majene, dalam rangka menangani pengelolaan persampahan ternyata belum ada
seksi yang bertanggung jawab langsung terhadap pengoperasian dan pengelolaan TPA.
Saat ini Jumlah personil staf Dinas Perumahan Permukiman dan Kebersihan Kabupaten
Majene adalah sebanyak 38 orang. Sedang jumlah personil yang khusus menangani
pengelolaan persampahan adalah sebanyak 15 orang dan untuk personil lapangan sebanyak
92 orang, yang terdiri dari :
a. Pejabat dan Staf :
-

Kepala Dinas

1 Orang

Kepala Bidang

1 Orang

Kepala Seksi

1 Orang

Staf

12 Orang

Total

15 Orang

Koordinator Sampah

1 Orang

Operator Motor Sampah

5 Orang

Pembersih Kantor

2 Orang

Penyapu Jalan

5 Orang

Buruh Penyapu Jalan

18 Orang

Buruh Pembersih Drainase

19 Orang

Operator Mesin Pemangkas Rumput

2 Orang

Supir Dump Truck

7 Orang

Supir Arm Roll Truck

1 Orang

27 Orang

Operator Alat Berat Bulldozer

1 Orang

Operator Alat Berat Excavator

0 Orang

Petugas Pencatatan Sampah Masuk TPA

0 Orang

Pengawas Area Pengurungan Blok Landfill

0 Orang

Penjaga Malam TPA

0 Orang

b. Personil Lapangan, terdiri dari :


-

Pengumpulan dan Pemindahan

Pengangkutan

Buruh Armada Pengangkut


-

Pemrosesan Akhir

DOKUMEN

82

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Petugas Hanggar PSDU di TPA


-

0 Orang

Pemungut Retribusi

4 Orang

Total

92 Orang

Pemungutan Retribusi

Dalam hal pengelolaan persampahan di Kabupaten Majene keterlibatan dunia usaha /


swasta masih rendah, dikarenakan sektor ini masih belum menarik pihak swasta untuk
berinvestasi. Walaupun demikian telah ada kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok
Swadaya Masyarakat pada penyediaan sarana pewadahan sampah di sumber sampah,
menyediakan sarana komposting, dan mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS.
Keterlibatan masyarakat dalam hal pengelolaan persampahan di Kabupaten Majene
walaupun masih rendah dapat dilihat pada keikutsertaannya menyediakan sarana pewadahan
sampah di sumber sampah, menyediakan sarana komposting, mengelola sampah di TPS, dan
melakukan pemilahan sampah.
Aturan yang mengatur tentang persampahan di Kabupaten Majene yang meliputi target
capaian pelayanan, kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten, masyarakat, dan dunia
usaha, pembagian kerja, serta retribusi sampah dan kebersihan telah dibuat dalam peraturanperaturan daerah. Walaupun demikian dalam pelaksanaanya di lapangan masih harus
ditingkatkan sehingga tujuan yang ingin dicapai dengan adanya peraturan tersebut dapat
tercapai. Berikut adalah peraturan-peraturan persampahan di Kabupaten Majene yang telah
diperdakan.

DOKUMEN

83

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.17 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Majene


Ketersediaan
No.

Peraturan

Ketersediaan

Ada

Tidak

Efektif

Belum efektif

Tidak efektif

(Sebutkan)

Ada

Dilaksanakan

Dilaksanakan

Dilaksanakan

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

PERSAMPAHAN

Target capaian pelayanan pengelolaan Persampahan


di Kabupaten ini

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten


dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten


dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha
dalam pengelolaan persampahan

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk


mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah
dihunian rumah, dan membuang ke TPS

Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di


kawasan komersial / fasilitas sosial / fasilitas umum
untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat

Keterangan

DOKUMEN

84

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

sampah, dan membuang ke TPS

Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber


ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan TPA, dan
pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke
TPA

Ada (sesuai
pembagian

Peraturan
Kerjasama pemerintah Kabupaten dengan swasta
atau pihak lain dalam pengelolaan persampahan

Retribusi sampah atau kebersihan

tugas)

Ketersediaan
No.

Ketersediaan

Ada

Tidak

Efektif

Belum efektif

Tidak efektif

(Sebutkan)

Ada

Dilaksanakan

Dilaksanakan

Dilaksanakan

Ada (Target
Rp. 75 Juta
/ Tahun)

Sumber : Dinas Perumahan Pemukiman dan Kebersihan Kab. Majene Tahun 2012

Keterangan

DOKUMEN

85

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan


Sampah pada dasarnya dihasilkan oleh atau merupakan konsekuensi dari adanya
aktivitas manusia. Hukum Termodinamika Kedua menyatakan bahwa hakikatnya proses
perubahan materi atau proses produksi apapun tidak ada yang berjalan efesien 100 (seratus)
persen. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah yang jumlah dan
volumenya sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita
gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan
jenis material yang kita konsumsi.
A. Cakupan Pelayanan
Dalam Pedoman Pengelolaan Persampahan Perkotaan yang diterbitkan oleh
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Dirjen Tata Perkotaan dan Tata
Pedesaan (2003), maupun yang dinyatakan dalam SNI 19-3964-1994 serta SNI 03-32421994, klasifikasi sumber atau lokasi penimbul sampah adalah sebagai berikut :
1.

Permukiman

7.

Hotel / Restoran / Tempat Hiburan

2.

Terminal

8.

Jalan

3.

Pasar

9.

Drainase

4.

Rumah Sakit

10. Sungai

5.

Perkantoran

11. Taman Kota

6.

Pertokoan / Perdagangan

12. Industri

Untuk Kabupaten Majene, wilayah yang mendapatkan pelayanan persampahan adalah


wilayah perkotaan dengan luas pelayanan sebesar 55,19 km2 dengan jumlah penduduk yang
menerima pelayanan kebersihan sebanyak 61.499 jiwa dari jumlah penduduk kota sebesar
63.140 jiwa.
Daerah pelayanan yang sudah dilayani oleh Sistem Pengelolaan Persampahan
Kabupaten Majene saat ini meliputi daerah pemukiman penduduk, sarana perkotaan, pantai /
saran wisata dan lain-lain yang berada di 2 (dua) wilayah kecamatan, yaitu :
1.

Kecamatan Banggae yang terdiri dari 4 kelurahan :


-

Kelurahan Totoli

Kelurahan Baru

Kelurahan Pangali-ali

Kelurahan Banggae

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

2.

Kecamatan Banggae Timur yang terdiri dari 5 kelurahan :


-

Kelurahan Labuang

Kelurahan Tande

Kelurahan Baurung

Kelurahan Baruga

Kelurahan Baruga Dhua

Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan

86

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

87

KABUPATEN MAJENE

Beberapa daerah khususnya kawasan kumuh dan padat, pelayanan pengumpulan


sampah tidak dilakukan sebagaimana mestinya, karena kurang lebarnya jalan untuk kendaraan
pengumpul sampah atau jauhnya jarak antara rumah yang merupakan sumber limbah dengan
lokasi pengumpulan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan. Sampah yang
dihasilkan di lingkungan tersebut, sebagian dibakar, namun sebagian besar lagi dibuang di
saluran drainase, sehingga menyebabkan tersumbatnya saluran drainase yang mengakibatkan
terjadinya banjir.
B.

Sistem Pengelolaan Persampahan

Berdasarkan sumber timbulan sampah yang dihasilkan di Kabupaten Majene, yakni dari
perumahan / permukiman, sarana kota, tempat wisata dan lokasi lainnya, maka pola
pengelolaan sampah yang dilaksanakan adalah seperti bagan 1 berikut ini:

DOKUMEN

88

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

POLA PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN


Sumber Sampah
Timbulan Sampah
Pemilahan di Sumber

Daur Ulang dan


Pengomposan di
Sumber / Kawasan

Sampah
Organik

Sampah Anorganik
(Plastik, Kertas, Logam,
Gelas dan Lainnya)
Pewadahan

Individual

Komunal

Pengumpulan
Gerobak

Pemulung

Tong Sampah
Pemindahan
Pengangkutan
Pembuangan Akhir
Sampah
Bagan 1. Pola Pengelolaan Sampah di Kabupaten Majene
1. Sumber Sampah dan Timbulan Sampah
Berdasarkan data dari Dinas Perumahan Permukiman dan Kebersihan Kabupaten
Majene tahun 2011, sampah berasal dari 5 sumber dan jumlah timbulan sampah yang
dihasilkan sebesar 96 m3 per hari. Berikut akan ditunjukkan klasifikasi sumber sampah dengan
besaran timbulan sampah yang dihasilkan di kabupaten Majene.

DOKUMEN

89

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

No.

Lokasi

Timbulan (m3/hari)

1.

Permukiman / Perumahan

57

2.

Sarana Kota

24

3.

Perairan Terbuka

4.

Pantai Wisata

5.

Lokasi Lainnya

Total

96

2. Pemilahan di Sumber
Manajemen persampahan yang terintegrasi akan mencakup klasifikasi limbah ke dalam
Sampah Organik dan Sampah Anorganik, Sampah Beracun dan tidak Beracun, limbah
bangunan, limbah daur ulang dan kompos, dengan penekanan utama operasionalisasi prinsipprinsip reduce, reuse, dan recycle (3R).
Sampah Basah (Sampah Organik) adalah sampah dari sisa kegiatan manusia yang
mudah membusuk, seperti sisa makanan, rumput, daun, dan lain-lain. Sampah ini biasanya
akan tertinggal di lokasi pengumpulan, TPS container dan TPS terbuka menunggu untuk
diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah Kering (Sampah Anorganik) adalah sampah dari sisa kegiatan manusia yang
sukar atau tidak dapat membusuk, seperti plastik, kaca, kaleng, dan lain-lain. Sebagian dari
sampah ini akan dikumpulkan oleh pemulung di lokasi pengumpulan, TPS container dan TPS
terbuka. Sampah ini kemudian dijual ke pedagang pengumpul sampah yang ada di Kabupaten
Majene yang selanjutnya dikirim ke Makassar atau Surabaya melalui beberapa pedagang
primer dan sekunder.
Sampah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) adalah sampah yang berasal dari bahan
berbahaya atau beracun, seperti balon lampu bekas, baterai, dan lain-lain.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

90

KABUPATEN MAJENE

3. Pewadahan
Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan,
dipindahkan, diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir.
Tujuan utama dari pewadahan adalah :
a. Untuk menghindari terjadinya sampah yang berserakan sehingga mengganggu lingkungan
dari kesehatan, kebersihan dan estetika,
b. Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas
pengumpulan sampah, baik petugas kota maupun dari lingkungan setempat.
Untuk Kabupaten Majene pola pewadahan di seluruh wilayah cakupan pelayanan belum
menerapkan sistem operasional yang baik, sehingga sering dijumpai berbagai permasalahan di
lapangan, misalnya masyarakat membuang sampah di sembarang tempat, masih kurangnya
pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Semua jenis sampah masih
tercampur termasuk sampah bahan beracun dan berbahaya dari rumah tangga, seperti balon
lampu bekas, baterai, dan lain-lain.
4. Pengumpulan
Sistem pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah mulai dari
tempat pewadahan / penampungan sampah dari sumber timbulan sampah sampai ke tempat
pengumpulan sementara / stasiun pemindahan atau sekaligus ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).
Pengumpulan umumnya dilaksanakan oleh petugas kebersihan kota atau swadaya
masyarakat (sumber sampah, badan swasta atau RT/RW).
Pada dasarnya pengumpulan sampah dapat dikelompokkan dalam 2 pola pengumpulan
yang kemudian dijabarkan dalam 4 sub sistem antara lain :
a. Pola individual langsung
b. Pola individual tidak langsung
c. Pola komunal langsung
d. Pola komunal tidak langsung
Pengumpulan sampah untuk rumah tangga dengan cara langsung yaitu pengumpulan
sampah rumah tangga pada tong-tong sampah yang telah disediakan dengan menggunakan
gerobak sampah yang selanjutnya dibawa ke TPS-TPS atau kontainer, dan penggunaan
motor sampah dan dump truck dari TPS ke TPA.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

91

KABUPATEN MAJENE

Pola pengumpulan sampah pada daerah pasar dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
a. Sampah dibawa / dibuang sendiri oleh masing-masing pedagang ke TPS atau kontainer
kemudian diangkut ke lokasi TPA dengan menggunakan dump truck atau arm roll truck.
b. Sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan kemudian diangkut dengan menggunakan
gerobak atau motor sampah dan selanjutnya diangkut ke TPS atau kontainer terdekat.
Untuk pola pengumpulan sampah di daerah-daerah perkotaan dan tempat-tempat
hiburan / pariwisata, seperti : hotel / penginapan, rumah makan, dsb, sampah pada umumnya
langsung diangkut dengan menggunakan dump truck kemudian langsung dibawa ke TPA.
Untuk Kab. Majene dari 4 pola yang ada, pola operasional di lapangan efektif hanya
digunakan 3 pola, yakni pola individual langsung, pola komunal langsung, dan pola komunal
tidak langsung. Adapun pola operasional masing-masing pola sebagai berikut :
a. Pola Individual Langsung
Pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan yang mendatangi tiap-tiap bangunan /
sumber sampah (door to door) dan langsung diangkut untuk dibuang ke Tempat Pembuangan
Akhir. Pungumpulan ini menggunakan kendaraan dump truck sampah biasa sebanyak 6 unit
(yang masih kondisi baik) dengan rute pengumpulan sebagai berikut :
1) Dump Truck 02, Nomor Polisi DC 4557 B, beroperasi pada daerah :
- Pangali-ali
- Tiimbo-timbo
- Paleo
- Sebagian daerah Pasangrahan
2) Dump Truck 03, Nomor Polisi DC 9008 B, beroperasi pada daerah :
- Saleppa
- Pakkola
- Battayang
- Assamalewuang
3) Dump Truck 04, Nomor Polisi DC 9005 B, beroperasi pada daerah :
- Sebagian daerah Pasangrahan
- Rangas
- Sebagian Garogo
- Camba
4) Dump Truck 05, Nomor Polisi DC 9006 B, beroperasi pada daerah :

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

92

KABUPATEN MAJENE

- Kantor polisi (Polres Majene)


- Baurung
- Barane
- Lutang
- Kantor DPRD
5) Dump Truck 06, Nomor Polisi DC 9007 B, beroperasi pada daerah :
- Labuang
- Binanga
- Sebagian Garogo
- Tanangan
- Cilallang
6) Dump Truck 07, Nomor Polisi DC 9009 B, beroperasi pada daerah :
- Parappe
- Tanjung Batu
- Sebagian wilayah Binanga
b. Pola Komunal Langsung
Pengumpulan sampah dilakukan sendiri oleh masing-masing penghasil sampah (rumah
tangga, dll) ke tempat-tempat penampungan sampah komunal yang telah disediakan atau
langsung ke truck sampah yang mendatangi titik pengumpulan.
TPS pasangan batu tersebar di seluruh wilayah cakupan pelayanan, dan dilayani oleh
dump truck biasa. Sedangkan Arm Roll Truck melayani 5 (lima) titik TPS Container, yaitu :
- Pertokoan
- TPI
- PLN
- Depan Stadion
- Lingkungan Binanga (pantai)
c. Pola Komunal Tidak Langsung
Pengumpulan sampah dilakukan sendiri oleh masing-masing penghasil sampah (rumah
tangga, dll) ke tempat-tempat yang telah disediakan / ditentukan (bin / tong sampah komunal)
atau langsung ke gerobak sampah yang mangkal pada titik-titik pengumpulan komunal.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

93

KABUPATEN MAJENE

Petugas kebersihan dengan menggunakan motor sampah kemudian mengambil sampah


dari tempat-tempat pengumpulan komunal tersebut dan di bawa ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir dengan truck sampah.
Motor sampah yang dimiliki Dinas Perumahan Permukiman dan Kebersihan Kabupaten Majene
yang masih beroperasi dengan baik sebanyak 5 (lima) unit dengan daerah pelayanan sebagai
berikut :
- Motor sampah 01, beroperasi di Lingkungan Timbo-timbo
- Motor sampah 02, beroperasi di Lingkungan BTN Pullewa
- Motor sampah 03, beroperasi di Lingkungan Binanga
- Motor sampah 04, beroperasi di Lingkungan Parappe
- Motor sampah 05, beroperasi di Lingkungan Lipu
- Kemudian setelah melayani lingkungan masing-masing, kelima motor sampah tersebut
bertugas ke jalur Galung selatan sampai dengan Galung Utara.
5. Pemindahan dan Pengangkutan
Sarana pemindahan sampah dari alat pengumpulan ke alat pengangkutan yang
digunakan saat ini di Kabupaten Majene adalah container kapasitas 6 m3 dan TPS pasangan
batu dengan kapasitas bervariasi mulai dari kapasitas 1 m3 sampai dengan kapasitas 3 m3.
Sebagaimana dijelaskan di atas, jumlah container yang dimiliki Dinas Perumahan
Permukiman dan Kebersihan kabupaten Majene sebanyak 5 (lima) unit yang di tempatkan pada
beberapa titik, yaitu :
- Pasokan, 1 unit
- TPI, 1 unit
- PLN, 1 unit
- Depan Stadion, 1 unit
- Lingkungan Binanga, 1 unit
Sedangkan TPS pasangan batu berjumlah 100 unit disebar di seluruh wilayah
pelayanan untuk memudahkan proses pengumpulan.
6. Pembuangan Akhir
Limbah padat yang dikumpulkan pada umumnya dibuang di TPA-TPA bersistem open
dumping (selanjutnya disebut TPA). Untuk Kabupaten Majene Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) berlokasi di Lingkungan Buttu Kelurahan Tande Kecamatan Banggae Timur dengan luas

DOKUMEN

94

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

5 Ha dan berada cukup jauh dari kawasan penduduk. Lokasi ini mulai difungsikan sejak 2009
setelah TPA lama yang berlokasi di Lingkungan Baurung Kelurahan Baurung Kecamatan
Banggae Timur tidak dapat difungsikan lagi.
Sarana dan Prasarana TPA Tande yang ada saat ini , antara lain :
a. Blok Landfill, luas 8.000 m2 atau 0,8 Ha.
b. Kolam pengolahan Leachate / Lindi.
c. Jalan Operasi Temporer (turunan), panjang 47 m dan lebar 6 m.
d. Jalan Operasi Permanen, Panjang 40,5 m dan lebar 5 m.
e. Pencucian kendaraan Full Body, kapasitas 3 kendaraan.
f. Pencucian roda kendaraan tiap selesai dumping, ukuran 17 x 8 m.
g. Bak Penampungan Air Bersih, ukuran 3 x 6 m dan tinggi 3 m.
h. Sumur Bor, 1 unit.
i. Mesin pompa resirkulasi, 1 unit kapasitas 20 PK.
Untuk proses perataan dan pemadatan sampah serta proses pengurugan tanah penutup,
telah tersedia peralatan pendukung berupa 1 unit Bulldozer dan 1 unit Excavator.
11856'

11858'

11900'

328'

328'

400

DESA BETTENG
400

400

30
0

Lem

ba

ng

Sir
up
pa

300

Puawang

KELURAHAN SIRINDU

SKALA 1 : 30.000
INTERVAL KONTUR 25 M
KELURAHAN BARUGA DHUA
500

500

1500 M

Kaloli
Sondong
BUTTU SIBUNUANG

330'

0
10

Limboro
#

30

Purrau

#
#

Ayulita

#
#

Limboro Barat

20 0

330'

Lokasi
Infrastruktur
Utama

Segeri
281

Sibuonang
Asi Asing
229

#
#
#
#

200

BUTTU UJUNG

Abaga

238

Lembang
#

KELURAHAN BARUGA

300

Tande

200

#
#

Buttu

#
#

#
#
#

Baruga

Tanete

#
#

100

#
#

#
#

#
#

#
#

Simullu
Kaloli

160
#

Buttusamang

Salombo
#
#

KELURAHAN TANDE

BUTTU PAKALATIKA

KELURAHAN BARU

34#

#
#

80

#
#
#

#
#

KEL. BENGGAE

#
#
#

Lutang

#
#
#

#
#

#
#

81

332'

332'

#
#

#
#
#
#

#
#

#
#

Pakkola
Tulu

#
#

#
#

Saleppa

#
#

#
#

Barane

#
#
#

Lipu

#
#

#
#

#
#

#
#
#

Lembang

KEL. PANGALI-ALI

#
#

Barane 2

Kampung Baru

Tunda
#
#

Battayang

KEL. LABUANG

#
#

#
#
#

KELURAHAN BAURUNG
Tanjungbatu

#
#

#
#

#
#

Pappota
Binanga

Pangali-ali
#

#
#

#
#

#
#

#
#
#

Tangnga-tangnga

#
#

#
#
#

Baurung

Leppe Barat

Teluk Majene

#
#

Leppe

Pangale

#
#
#

Tamo 2

#
#

#
#

Tamo

#
#

#
#

Ujung Baurung
#

#
#

11856'

11858'

11900'

Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Persampahan

DOKUMEN

95

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Untuk memahami Sistem Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Majene, berikut ini


akan ditunjukkan Tabel 3.18 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan dan Tabel
3.19 Sistem Pengelolaan Persampahan yang Ada di Kabupaten Majene
Tabel 3.18 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Input

User
Interface

Penampungan
Awal

Pengaliran

Pengelolaan
Akhir

Pembuangan /
Daur Ulang

Kode /
Nama
Aliran

Sumber sampah

Pemukiman /
Sarana Umum

Timbulan
Sampah

Pemukiman /
Sarana Umum

Perolehan

Sampah Organik
dan An Organik

Kompos Daur
Ulang

Pewadahan

Tong Sampah dan


TPS

Individual &
Komunal

Pengumpulan

Gerobak Sampah
Pemulung

Pengangkutan

Dump Truck
Kontainer

Pembuangan
Akhir Sampah

Bulduzer,
excavator

TPA

Kompos

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012


Tabel 3.19 Sistem Pengelolaan Persampahan yang Ada di Kabupaten Majene
Kelompok
Fungsi
a

Pewadahan
Pengumpulan
Pengolahan
Pengangkutan
Pengolahan Akhir
-

Teknologi yang
digunakan

Jenis Data
Sekunder

(Perkiraan)
Nilai Data

Sumber
Data

Laporan
Periodik

T ong Sampah
Bak Permanen
Karung, dll
Gerobak Sampah
Pemulung
Komposting
Daur Ulang
Dump T ruck
Container
Motor Sampah
Buldozer
Excavator

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012

DOKUMEN

96

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK


Pada umumnya masyarakat Kabupaten Majene belum banyak berperan serta
dalam pengelolaan persampahan di wilayahnya, hal ini terlihat dari belum adanya
kelompok masyarakat yang secara rutin terlibat dalam pengelolaan sampah, masih
banyaknya sampah yang menyumbat saluran drainase dan gorong-gorong di sekitar
kota. Kegiatan-kegiatan kelompok masyarakat yang ada hanya bersifat insidentil seperti
kegiatan kerja bakti menjelang hari-hari besar tertentu.
Melihat kondisi ini, kesadaran masyarakat (individu maupun kelompok) tentang
kebersihan / persampahan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah
dengan masyarakat, dimana peran dan partisipasi aktif masyarakat sebagai mitra dalam
pengelolaan sampah sangat diharapkan.
Salah satu bentuk Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat yang
ada di Kabupaten Majene adalah keterlibatan pengusaha pemulung (Pengepul) barang
bekas yang sampai saat ini sudah terdiri dari 8 unit usaha. Usaha-usaha ini sangat
membantu dalam penanganan sampah karena mereka mengumpulkan sampah dengan
cara keliling door to door. Adapun tipe sampah / barang bekas yang dikumpulkan selama
ini berupa : besi, plastik, botol, karton dan kertas.
Dalam menjalankan usaha ini, para pengusaha penampung dalam memasarkan
sampah / barang bekas atau materialnya tidak mengalami kesulitan, karena telah
terorganisir oleh pengusaha luar Majene, mulai dari pengaturan transportasi sampai pada
biayanya telah diatur antara pengusaha lokal penampung dan pengusaha penampung
barang bekas daur ulang dari Polman dan Makassar.
Tabel 3.20 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kelurahan/Kecamatan
Dikelola Oleh Masyarakat
No.

Jenis Kegiatan
RT

1
2
3
4
5
6

Pengumpulan Sampah dari Rumah


Pemilahan Sampah di TPS
Pengangkutan Sampah ke TPS
Pengangkutan Sampah ke TPA
Pemilahan Sampah di TPA
Para Penyapu Jalan

L
16
135
5
-

RW
P
180
4
-

L
-

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012

P
-

Dikelola Oleh
Sektor
Formal di
Tingkat
Kelurahan /
Kecamatan
L
-

P
-

Dikelola
Pihak
Swasta

L
4
-

P
-

Ket.

DOKUMEN

97

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.21 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kabupaten/Kota


Dikelola
Dikelola Oleh
Dikelola
Sektor Formal
Oleh
Oleh
di Tingkat
Kabupaten/
Masyarakat
Kota
Kabupaten

No.

Jenis Kegiatan

1
2
3
4
5
6

Pengumpulan Sampah dari Rumah


Pemilahan Sampah di TPS
Pengangkutan Sampah ke TPS
Pengangkutan Sampah ke TPA
Pemilahan Sampah di TPA
Para Penyapu Jalan

L
5
33
5
17

P
-

L
5
-

P
4
-

L
-

P
-

Dikelola
Oleh
Pihak
Swasta
L
-

P
-

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012

Adapun program/proyek layanan yang berbasis masyarakat yang sampai saat ini berjalan
adalah Program Pengadaan Tong Sampah. Program ini pertama dilaksanakan pada tahun 2008
oleh KSM. Irmaraudha, selanjutnya dilaksanakan lagi pada tahun 2011 oleh CV. Rezky Nini,
dan sampai saat ini kondisi sarana tong sampah yang telah disediakan sebagian berfungsi
dengan baik walau sebagian yang lain juga sudah dalam kondisi rusak.
Tabel 3.22 Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat

No.

Sub Sektor

Nama Program
/ Proyek /
Layanan

Pelaksana / PJ

Kondisi Sarana Saat Ini


Tahun
Mulai Fungsi Tidak Rusak
Fungsi

Aspek PMJK
PM

JDR MBR

Persampahan
1

Tempat Sampah

Pengadaan
Tong Sampah

KSM. Irmaraudha

2008

Tempat Sampah

Pengadaan
Tong Sampah

CV. Rezky Nini

2011

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012


3.3.4 Pemetaan Media
Media komunikasi yang langsung dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Pemukiman dan
Kebersihan adalah Kegiatan Kerja Bakti (Jumat Bersih) dengan sasaran PNS Kabupaten
Majene, Masyarakat, LSM dan KSM dengan tujuan untuk menumbuhkan peran serta

DOKUMEN

98

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

masyarakat dalam hal kebersihan. Hal ini dinilai positif sehingga perlu ditingkatkan dan
dilaksanakan secara berkesinambungan.
Tabel 3.23 Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Majene
No. Kegiatan Tahun

1.

Jum'at
Bersih

Dinas
Pelaksana

Dinas
Perkimber
2011
Kab.
Majene

Tujuan
Kegiatan
Menumbuhkan
Peran Serta
Masyarakat
dalam Hal
Kebersihan

Khalayak Pesan
sasaran Kunci
PNS
Masyarakat
LSM

Pembelajaran

Perlu terus
Positif ditingkatkan dan
berkesinambungan

KSM

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012


Dalam menjalankan konsep, sasaran, membina, mengarahkan dan mengevaluasi
pelaksanaan program, dimana salah satunya memberikan pelayanan umum kepada
masyarakat, terutama masalah kebersihan / persampahan Dinas Perumahan Pemukiman dan
Kebersihan Kab. Majene juga tidak lepas dari mitra media yang selalu menyoroti kebersihan
perkotaan, dalam rangka kebersihan lingkungan dan penilaian ADIPURA.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini, baik Media Cetak Nasional SINDO dan Radar
Mandar maupun Media Lokal Sandeq Pos sering mengangkat masalah sanitasi lingkungan,
termasuk di dalamnya pengelolaan sampah individu dan komunal, pengelolaan sampah di TPA,
Normalisasi drainase, Kerja bakti antara masyarakat dan pemerintah daerah serta Sosialisasi
Peraturan Daerah Kab. Majene tentang Penetapan Retribusi Persampahan / Kebersihan.

DOKUMEN

99

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.24 Media Komunikasi yang Ada di Kabupaten Majene


Jenis
Acara

Isu yang Diangkat

Pesan Kunci

Pendapat Media

Radar
Sulbar

Rubrik

Sosialisasi Peraturan Daerah


No. 12 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan
Persampahan

Sosialisasi dan
peningkatan PAD

Mendukung, lebih
mengenai sasaran
melalui langganan
media

Sindo

Artikel

Pengelolaan Sampah di TPA

Penataan yang lebih


maksimal di TPS

Perlu pembenahan
yang berkelanjutan

Sandeq
Pos

Artikel

Kerja bakti bersama antara


pemerintah dan masyarakat

Tanggung jawab
pengelolaan kebersihan

Mendukung
pertumbuhan
partisipasi semua
pihak

Radar
Sulbar

Artikel

Pembagian Tong Sampah dan


pemilahan sampah

Peningkatan retribusi
persampahan

Positif

No.

Nama
Media

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012


Adapun kerjasama yang juga dilaksanakan terkait masalah persampahan adalah
menggalakkan Kegiatan Kebersihan Kota dimana Dinas Perumahan Pemukiman dan
Kebersihan Kab. Majene melibatkan mitra kerjasama yang terdiri atas mahasiswa dan Pekerja
Sosial Masyarakat (PSM). Kegiatan ini berupa Pembersihan Jalan, Pantai, Taman dan
Normalisasi Drainase.
Tabel 3.25 Kerjasama Terkait Sanitasi
No.
1

Nama Kegiatan
Pembersihan Jalan,
Pantai, T aman dan
Normalisasi Drainase

Jenis Kegiatan
Sanitasi
Kebersihan
Perkotaan

Mitra Kerjasama

Pendapat
Media

Mahasiswa dan Pekerja


Sosial Masyarakat
(PSM)

Positif

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012


Keterlibatan mitra-mitra lain dalam hal mengsosialisasikan pentingnya kebersihan
lingkungan melalui pemasangan reklame turut memberi dampak positif bagi suksesnya
program-program yang ada. Beberapa mitra yang terlibat dan berpotensial antara lain Yayasan
YPMM Sulbar, LSM LKPI, LKM. Assamaturuang dan dari swasta/perusahaan.

DOKUMEN

100

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.26 Daftar Mitra Potensial


No.

Nama Mitra

Jenis Kegiatan Sanitasi

Pendapat
Media

1
2
3
4
5

KSM. Iramayudha
Yayasan - YPMM SULBAR
LSM - LKPI
Swasta/Perusahaan
LKM - Assamaturuang

Pembuatan T empat Sampah dari Ban Bekas


Pemasangan Reklame tentang Kebersihan
Pemasangan Reklame tentang Kebersihan
Pemasangan Reklame tentang Kebersihan
Pemasangan Reklame tentang Kebersihan

Positif
Positif
Positif
Positif
Positif

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012


3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha
Sektor persampahan masih belum dapat menarik minat pihak swasta / dunia usaha.
Keraguan pihak swasta untuk bermitra dengan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah
dikarenakan iklim yang tidak kondusif serta cenderung menimbulkan biaya tinggi serta
merugikan investasi dunia usaha. Dengan kondisi ini peran dunia usaha untuk skala lokal pun
belum tampak, walaupun sekarang sudah ada yang melibatkan diri dalam penanganan
persampahan namun masih bersifat Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Tabel 3.27 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan yang Ada di Kab. Majene

No.

Nama Provider

Tahun
Mulai
Operasi

1. KSM. IRAMARAUDHA

2005

Jenis Kegiatan
- Penyuluhan / Sosialisasi pengelolaan
sampah berbasis masyarakat
- Pengadaan tempat sampah dari ban bekas

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012


3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Sumber pembiayaan untuk pelaksanaan pengelolaan persampahan Kabupaten Majene
sampai saat ini hanya berasal dari 2 sumber, yaitu APBN dan APBD. Secara umum alokasi
pembiayaan untuk sektor persampahan masih dibawah 5 % dari total anggaran APBD,
rendahya biaya tersebut pada umumnya karena pengelolaan persampahan masih belum
menjadi prioritas dan menggunakan pola penanganan sampah yang ala kadarnya tanpa
memperhitungkan faktor keselamatan lingkungan kesehatan masyarakat.

DOKUMEN

101

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Anggaran yang adapun masih belum memadai bahkan masih serba kekurangan dalam
Belanja Operasional dan Pemeliharaan. Bahkan dalam kegiatan pengumpulan, pengangkutan
dan pembuangan akhir persampahan, dilihat dari sumber pendanaan APBD Kabupaten Majene
masih di bawah standar operasional pengelolaan, dimana persoalan persampahan masih belum
menjadi prioritas dan masih menggunakan pola penanganan sampah kumpul angkut dan
buang.
Tabel 3.28 Ringkasan Pendapan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Persampahan
Subsektor / Tahun
No.
SKPD
Anggaran
1.

Retribusi
sampah

2009
2010
2011
2012

Target
Anggaran
(Rp.)
35.000.000
55.000.000
75.000.000

Realisasi
Pertumbuhan
Penerimaan Rata-Rata
(%)
(Rp.)
36.378.000
40.437.000
32.399.000

Sumber : Dinas Perkimber Kab. Majene Tahun 2012


3.3.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
a. Permasalahan
Permasalahan pembangunan adalah selisih antara apa yang ingin dicapai di masa
datang dengan kondisi riil pada saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan
daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal,
kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan serta ancaman yang tidak
diantisipasi. Berdasarkan pengertian tersebut maka identifikasi permasalahan Pengelolaan
Persampahan di Kabupaten Majene adalah :
1. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
2. Masih rendahnya daya tampung TPSS.
3. Masih kurangnya sarana & prasarana pengangkutan dan pembuangan sampah.
4. Masih kurangnya pembiayaan operasional dan pemeliharaan terhadap sarana dan
prasarana yang ada.
5. Masih kurangnya jumlah petugas kebersihan dan rendahnya kesejahteraan para personil.
6. Masih terbatasnya lahan TPA dan fasilitas TPA serta rendahnya perlindungan terhadap
lingkungan .
7. Kepadatan dan penyebaran penduduk semakin meningkat sehingga mengakibatkan makin
besarnya timbulan sampah

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

102

KABUPATEN MAJENE

b. Isu Strategis
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah /
masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi / kejadian
penting / keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik suatu
isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang,
mendesak, bersifat kelembagaan/ keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan
datang.
Faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam merumuskan isu-isu strategis adalah
telaahan terhadap Visi, Misi dan Program Kepala Daerah terpilih. Hal tersebut bertujuan agar
rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Berdasarkan permasalahan yang ada, visi, misi dan program kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih, maka isu-isu strategis yang dihadapi dalam Pengelolaan Persampahan
di Kabupaten Majene adalah :
1. Pembangunan Berkelanjutan.

3.4

Pengelolaan Drainase Lingkungan

3.4.1 Kelembagaan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Majene sebagai salah satu SKPD dalam
Pemerintahan Kabupaten Majene yang mempunyai tugas membantu kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang
pekerjaan umum. Adapun fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Majene adalah :
perumusan dan penetapan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pekerjaan umum;
pengaturan, pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan urusan di bidang pekerjaan umum.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Majene
khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Majene diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Majene Nomor 13 Tahun 2008, seperti pada Gambar 3.3 berikut :

DOKUMEN

103

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Kepala Dinas
Kelompok
Jabatan
Fungsional

Sekretariat

Subag.
Umum &
Kepegawaian

Bidang
Bina Marga

Bidang
Cipta Karya

Subag.
Keuangan

Bidang
Pengairan

Bidang
Peralatan &
Perbekalan

Seksi Jalan &


Jembatan

Seksi Litbang
& Pemanfaatan
Tata Ruang

Seksi Irigasi

Seksi
Pemeliharaan
Jalan &
Jembatan

Seksi
Bangunan

Seksi Sungai
dan Rawa

UPTD
Wilayah I

UPTD
Wilayah II

Subag.
Perencanaan
Evaluasi &
Pelaporan

Seksi
Peralatan,
Workshop dan
Laboratorium
Seksi
Perbekalan

Penyelenggaraan
Pengelolaan Drainase
Lingkungan

Keterangan : Unit Pengelola Drainase Lingkungan di Kabupaten Majene adalah berbentuk Sub-Seksi

Gambar 3.3 Bagan Struktur Organisasi Dinas PU Kab. Majene


Dalam melaksanakan tugas pokoknya Dinas Pekerjaan Umum dijalankan dengan
struktur organisasi, sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
3. Bidang Bina Marga :
a. Seksi Jalan dan Jembatan
b. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

104

KABUPATEN MAJENE

4. Bidang Cipta Karya :


Bidang Cipta Karya dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai tugas pokok
membantu kepala dinas dalam menyiapkan, menghimpun dan mengolah serta melaksanakan
kegiatan di Bidang Cipta Karya.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Bidang Cipta Karya mempunyai fungsi
membantu mengkoordinir dan/atau memfasilitasi kegiatan di bidang cipta karya, meliputi :
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dalam pemanfaatan ruang,
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan bangunan,
Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas dan pemberian saran pertimbangan kepada
atasan sesuai bidang tugasnya,
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
a. Seksi Penelitian Pengembangan dan Pemanfaatan Tata Ruang
Tugas pokok Kepala Seksi Penelitian Pengembangan dan Pemanfaatan Tata Ruang
adalah membantu kepala bidang dalam menyiapkan, menghimpun dan mengolah serta
melaksanakan kegiatan di bidang penelitian pengembangan dan pemanfaatan tata ruang.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Seksi Penelitian Pengembangan dan
Pemanfaatan Tata Ruang mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan di bidang penelitian
pengembangan dan pemanfaatan tata ruang, meliputi :
Penelitian dan pengembangan sumber daya manusia dalam membuat dan menyusun harga
satuan bahan, pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) dan meningkatkan kemampuan
teknis tenaga pengawas bangunan,
Penelitian, pengoreksian dan pengawasan kemampuan konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan,
Penataan pengelolaan pemanfaatan ruang,
Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran pertimbangan kepada
atasan sesuai bidang tugasnya,
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
b. Seksi Bangunan
Tugas pokok Kepala Seksi Bangunan adalah membantu kepala bidang dalam
menyiapkan, menghimpun dan mengolah serta melaksanakan kegiatan di bidang bangunan.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Seksi Bangunan mempunyai fungsi
melaksanakan kegiatan di bidang bangunan, meliputi :

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

105

KABUPATEN MAJENE

Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan secara teknis pelaksanaan pekerjaan


bangunan,
Peningkatan, pengendalian dan analisa kegiatan bangunan,
Peningkatan mutu bahan bangunan,
Penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas dan pemberian saran pertimbangan kepada
atasan sesuai bidang tugasnya,
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
5. Bidang Pengairan :
a. Seksi Irigasi
b. Seksi Sungai dan Rawa
6. Bidang Peralatan dan Perbekalan :
a. Seksi Peralatan, Workshop dan Laboratorium
b. Seksi Perbekalan

DOKUMEN

106

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.29 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan
PEMANGKU KEPENTINGAN
No.

FUNGSI

PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota
Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana drainase lingkungan
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase lingkungan
Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan)
dalam pengurusan IMB

Pemerintah
Kabupaten

Swasta

Masyarakat

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan


drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun

Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder
dan primer

Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan dainase lingkungan
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan
skala kab/kota

DOKUMEN

107

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan


drainase lingkungan

Melakukan monitoring dang evaluasi terhadap efektifitas layanan drainase lingkungan, dan
atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan

Tabel 3.30 : Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Majene


Ketersediaan
No.

Peraturan

Ada
(Sebutkan)

Ketersediaan

Tidak
Ada

DRAINASE LINGKUNGAN

Target capaian pelayanan pengelolaan


drainase lingkungan di Kabupaten ini

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah


Kabupaten dalam penyediaan layanan
drainase lingkungan

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah


Kabupaten
dalam
memberdayakan
masyarakat dalam pengelolaan drainase
lingkungan

Efektif
Dilaksanakan

Belum efektif
Dilaksanakan

Tidak efektif
Dilaksanakan

Keterangan

DOKUMEN

108

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan


atau pengembang untuk menyediakan
drainase lingkungan, dan menghubungkan
dengan sistem drainase sekunder

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat


untuk memelihara sarana drainase
lingkungan sebagai saluran pematusan air
hujan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

109

KABUPATEN MAJENE

3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan


Kondisi eksisting saluran drainase yang ada di Kabupaten Majene secara umum berupa
saluran terbuka yang belum tertata dalam satu sistem pola drainase yang baik, saluran drainase
terbangun nampaknya belum memenuhi suatu standar perencanaan teknis. Permasalahan
drainase adalah akibat sistem yang kurang memadai dan kurang menjangkau daerah-daerah
yang rawan genangan. Selain itu sistem drainase yang ada kurang terpelihara, sehingga pada
waktu musim penghujan drainase yang ada macet karena terhalang kotoran atau sampah yang
ada di dalam saluran yang mengakibatkan genangan di lingkungan pemukiman.
Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :
1. Sistem Drainase Mayor, Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang
menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).
Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran
pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung
aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau
sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang
antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam
perencanaan sistem drainase ini.
2. Sistem Drainase Mikro, Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan
pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan.
Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di
sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran
drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu
besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2,
5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk
lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.

DOKUMEN

110

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.31 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Kab. Majene

Produk Input

(A) User Interface

(B) Pengumpulan
dan Penampungan/
Pengolahan Awal

(C)
Pengangkutan/
Pengaliran

(D)
( Semi/
Pengolahan akhir
terpusat )

(E)
Daur ulang dan atau
pembuangan akhir

Grey Water
Badan air/
tanah

Air cucian
dapur
Tempat
cuci
piring/
Air untuk
mandi
Air cucian

Atap
bangunan

Sungai

Badan
air/ tanah
Air kamar
mandi

Tempat
cuci baju/
mobil

Badan air/
tanah
Sungai

Sungai

Talang
Jalan
/Ruang
publik

Sungai

Tanah

Sungai

DOKUMEN

111

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.32 Sistem Pengelolaan Drainase yang Ada di Kabupaten Majene


Input

User Interface

Air Cucian
dapur

Tempat cuci piring/


makanan
Tempat cuci piring/
makanan
Tempat cuci piring/
makanan
Kamar mandi
Kamar mandi

Air untuk
mandi
Air cucian

Penampung
an Awal
-

Pengaliran
-

Pengolahan
Akhir
-

Pembuangan/
Daur Ulang
Tanah

Kode/Nama
Aliran
D1

Selokan

D2

Drainase/
Saluran air
Drainase/
Saluran air
-

Sungai

D3

D4
D5

Tanah
Selokan/
Sungai
Tanah

Drainase/
Saluran air
Drainase/
Saluran air
Drainase/
Saluran air

Sungai

D7

Tanah
Sungai

D8
D9

Tanah
Sungai
Sungai

D 10
D 11
D 12

Atap
Bangunan

Tempat cuci baju/


mobil
Tempat cuci baju/
mobil
Talang
Talang

Jalan
/Ruang
publik

D6

3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat Jender dan Kemiskinan (PMJK)
Pada umumnya masyarakat Kabupaten Majene belum banyak berperan serta dalam
pengelolaan drainase lingkungan di wilayahnya, hal ini terlihat dari belum adanya kelompok
masyarakat yang secara rutin terlibat dalam pengelolaan drainase, masih banyaknya sampah
yang menyumbat saluran drainase dan gorong-gorong di sekitar kota. Kegiatan-kegiatan
kelompok masyarakat yang ada hanya bersifat insidentil seperti kegiatan kerja bakti menjelang
hari-hari besar tertentu.
Melihat kondisi ini, kesadaran masyarakat (individu maupun kelompok) sektor dranase
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat, dimana peran dan
partisipasi aktif masyarakat sebagai mitra dalam pengelolaan ataupun pemeliharaan saluran
drainase sangat diharapkan.

DOKUMEN

112

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.33 : Kondisi Drainase di Tingkat Kelurahan/Kecamatan


Jumlah
No.

Kondisi Drainase Saat


Ini

Pembersihan Drainase

Kelurahan/Desa
RT RW

Lancar

Rutin

Mampet
L

Tidak Rutin
P

Bangunan
Diatas
Saluran

Pengelolaan Oleh

Pemerintah
Kota

Kelurahan

Masyarakat
(RT/RW)
L
P

Swasta

Ada

Tidak
Ada

DOKUMEN

113

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.34 : Daftar Program/Proyek Berbasis Masyarakat

Sub-Sektor

No.

Nama Program
/
Proyek /
Layanan

Tahun

Kondisi Sarana Saat Ini

Aspek PMJK

Pelaksana/PJ
Mulai

Fungsi

Tidak

Rusak

PM

JDR

MBR

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Fungsi
1

Air Limbah, Drainase,


Persampahan

Air Limbah, Drainase

Drainase

PNPM
Perkotaan
PNPM
Perdesaan
PPIP

Keterangan :
PM
= Pemberdayaan Masyarakat
JDR
= Jender
MBR
= Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Masyarakat

2007

Masyarakat
Masyarakat

2012

Ya

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

114

KABUPATEN MAJENE

3.4.4 Pemetaan Media


Media komunikasi yang langsung dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum adalah
Kegiatan Kerja Bakti (Jumat Bersih) dengan sasaran PNS Kabupaten Majene, Masyarakat,
LSM dan KSM dengan tujuan untuk menumbuhkan peran serta masyarakat dalam hal
kebersihan. Hal ini dinilai positif sehingga perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Dalam menjalankan konsep, sasaran, membina, mengarahkan dan mengevaluasi
pelaksanaan program, dimana salah satunya memberikan pelayanan umum kepada
masyarakat, terutama masalah drainase lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Majene juga
tidak lepas dari mitra media yang selalu menyoroti kebersihan perkotaan, dalam rangka
kebersihan lingkungan.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini, baik Media Cetak Nasional SINDO dan Radar
Mandar maupun Media Lokal Sandeq Pos sering mengangkat masalah sanitasi lingkungan,
normalisasi drainase, Kerja bakti yang dilakukan antara masyarakat dan pemerintah.

DOKUMEN

115

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.35 : Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kabupaten/Kota

No.

Kegiatan

Jumat Bersih

Dinas

Tujuan

Pelaksana

Kegiatan

Tahun

2011

DPU - CK

Sosialisasi Pembangunan Drainase

2012

DPU - CK

Review Master Plan Drainase

2012

Satker
PPLP

Menumbuhkan
Peran serta
masyarakat
dalam
pemeliharaan
Agar
pembangunan
drainase lancer
dan
terpeliharan
Mengetahui
kondisi riil
drainase saat
ini dan
penanganannya

Khalayak
Sasaran

Pesan

PNS,
Masyarakat,
LSM, KSM

Kebersihan
tanggungjawab
bersama

Perlu ditingkatkan

Masyarakat

Sukseskan
Pembangunan
Drainase

Pelibatan
Masyarakat mulai
perencanaan
sampai
pemeliharaan

Pemerintah
dan
Masyarakat

Kendala dan
Target Capaian

Masyarakat
mengetahui kondisi
drainase saat ini

Pembelajaran
Kunci

DOKUMEN

116

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN (BPS)

KABUPATEN MAJENE

Tabel 3.36 : Media Komunikasi Yang Ada Di Kabupaten/Kota

No.

Nama Media

Jenis Acara

Isu Yang Diangkat

Pesan Kunci

Pendapat Media

1
2
3
4
5
6
7
8

Tabel 3.37 : Kerjasama Terkait Sanitasi


Jenis Kegiatan
No.

Nama Kegiatan

Mitra Kerjasama
Sanitasi

1
2
3

Pendapat Media

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

117

KABUPATEN MAJENE

3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha


Saat ini belum terdapat kerjasama penanganan antara Pemerintah Kabupaten, dan
swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Majene. Penanganan
permasalahan drainase lingkungan ini hanya dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Majene dan
ada beberapa program kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat.
Demikian pula halnya dengan pengelolaan dan pemeliharaan prasarana dan sarana
pembuangan drainase yang telah dibangun oleh Pemerintah daerah maupun masyarakat masih
belum memadai, dan peran serta masyarakat dan swasta terhadap program ini ternyata masih
kurang dan belum termobilisasikan dengan baik.
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.40 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Sub-Sektor Pengelolaan Drainase
Lingkungan
Sub-Sektor /
SKPD

n-4

Drainase
Retribusi Drainase
Lingkungan

No.

n-3
d

n-2

n-1

Rata Rata

Pertumbuhan

(%)

3.4.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak


Kondisi saluran drainase Kabupaten Majene sering menghadapi permasalahan yang di
hadapi antara lain
1) Lemahnya kapasitas SDM manajemen sub sektor drainase.
2) Anggaran pengelolaan drainase yang bersumber dari APBD sangat kecil.
3) Kapasitas saluran drainase masih kurang sehingga berakibat terjadinya luapan.
4) Belum semua kawasan perkotaan memiliki saluran drainase..
5) Banyak terjadi pendangkalan pada saluran drainase.
6) Sudah terbangunnya sarana drainase tetapi sebagian besar sudah rusak dan belum
berfungsi secara optimal.
7) Lahan pembangunan drainase terkendala karena melintasi tanah milik warga.
8) Saluran drainase digunakan untuk pembuangan limbah rumah tangga.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN MAJENE

118

9) Sebagian wilayah terjadi genangan pada saat musim penghujan.

3.5

Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi

3.5.1 Pengelolaan Air Bersih


Penyediaan pengelolaan air bersih di Kabupaten Majene, bersumber dari dua system
yaitu non perpipaan dan system perpipaan. Sistim penyediaan air bersih perpipaan dikelola oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Majene secara teknis dan pelayanan dapat
diuraikan sebagai berikut :

Aspek Teknis
Air Baku bersumber dari bangunan penangkap (intake) dengan system gravitasi berlokasi
di sungai Abaga dengan pengolahan lengkap berkapasitas 40 l/dtk dan di lokasi sungai
Mangge dengan system pengolahan sederhana (bronkaptering) berkapasitas 5 l/dtk.
Sistem pengolahan air bersih instalasi (WTP) Galong Lombok berkapasitas 20 l/dtk dengan
type pengolahan lengkap system pemompaan malai dati intake ke instalasi pengolahan
berjarak 650 M dan didistribusikan ke reservoir rusung-rusung (kap. 300 m3) juga denga
sistim pemompaan.

Aspek Pelayanan
Sistim pelayan air bersih di ibu kota Kabupaten Majene sudah mencakup semua desa
kelurahan kecuali sebagian Kelurahan Totoli, sebagian Kelurahan Tande dan Kelurahan
Baruga yang belum terjangkau jaringan distribusi.
Sementara tingkat pelayanan dan unit sambungan :
1. Saat ini pelayanan mencakup 48 % dari jumlah penduduk Kota Majene (2 Kecamatan)
melalui sistim perpipaan dan terminal air.
2. Kapasitas terpasang IPA Abaga = 40 l/dtk sementara kapasitas produksi = 20 l/dtk pada
musim hujan dan menurun drastis sampai 20 l/dtk pada musim kemarau.
3. Kapasitas produksi bronkaptering Mangge = 10 l/dtk
4. IPA Galung Lombok kapasitas terpasang = 60 l/dtk dan kapasitas produksi 16 l/dtk
hanya bias diproduksi 16 jam.hari.
5. Tingkat Kebocoran 29 %
6. Unit Sambunagn Rumah (SR) = 5.015 Unit
7. HU / TA / KU = 84 Unit

Permasalah Prioritas

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

119

KABUPATEN MAJENE

Instalasi Abaga (Lengkap Pengolahan) yang dibangun pada tahun 1979 1980 tidak
mampu lagi berproduksi sesuai dengan kapasitas terpasang yang disebabkan penurunan debat
air pada sumbenya dengan rata-rata 20 25 l/dtk bahkan dapat mencapai 10 l/dtk pada musim
kemarau.
Kapasitas air baku pada Sungai Mangge yang telah dieksplaoitasi PDAM Majene
sebanyak 10 l/dtk masih memungkinkan untuk dikembangkan di wilayah 1 PDAM Majene
meliputi Kelurahan Baru, Kelurahan Totoli, Kelurahan Rangas, Kelurahan Baru, Kelurahan
Pangali-ali, Desa Pambo;boring dan Desa Palipi Soreang, tetapi sistim Pengolahan yang ada
masih menggunkan pengolahan sederhana (SAringan Pasir Lambat) sehingga pada musim
hujan air baku mengalami kekeruhan yang tinggi.
Istalasi Galung Lombok sangat diharapka untuk menunjang pemenuhan kebutuhan air
bersih pada Wilayah IV Pelayan PDAM Majene, sumber air bakunya dari Sungai Tinambung
dengan debit 1060 l/dtk pada musim hujan dan 600 l/dtk sehingga sangat memungkinkan sarani
ini dikembangkan. Saat ini telah dibangun IPA dengan kapasitas 20 l/dtk sebagai tambahan
kapasitas namun belum juga dapat dimaksimalkan disebabkan masih menunggu penyelesaian
jaringan pipa ke Kota Majene. Sedangkan IPA lama 20 l/dtk yang menglami peningkatan
kapasitas (apreting dari 20 l/dtk menjadi 40 l/dtk) belum juga dapat di fungsikan akibat pompa
lama semuanya mengalami kerusakan sementara apreting tidak disertakan penggantian pompa
sesuai dengan kapasitasnya.
Tabel 3.41 : Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kebupaten Majene
No.

Uraian

Satuan

Sistem Perpipaan

Pengelola

PDAM

Tingkat Pelayanan

22.48

Kapasitas Produksi

Ltr/dtk

70

Kapasitas Terpasang

Ltr/dtk

145

Jumlah Sambungan Rumah (Total)


- Aktif

Sambungan

6334

- Tidak Aktif

Sambungan

4695

Kehilangan Air (UFW)

22.96

Retribusi/Tarif (rumah tangga)

M3

700

Keterangan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

120

KABUPATEN MAJENE

Jumlah Pelanggan Perkecamatan


- Banggae Timur

Pelanggan

2045

- Banggae

Pelanggan

1891

- Pamboang

Pelanggan

142

- Sendana

Pelanggan

393

- Tammaroddo Sendana

Pelanggan

- Tubo Sendana

Pelanggan

- Malunda

Pelanggan

224

- Ulumanda

Pelanggan

Sumber : PDAM Kabupaten Majene, Tahun 2012


3.5.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Untuk pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Majene bias dianggap
tidak ada disebabkan industri rumah tangga yang ada juga masih relatif kurang dan limbah yang
dihasilkanpun dibuang langsung ke tong sampah ada container. Berikut daftar indutri rumah
tangga yang memungkinkan menghasilkan limbah dalam produksinya :
Tabel 3.42 : Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Majene

Jenis Industri Rumah Tangga

Indutri Furnitur dari Kayu

Industri Percetakan

Industri Pakaian Jadi dari Tekstil


dan Perlengkapannya

Lokasi

Lingk.
Lipu
Kel. Labuang
Utara
Kec.
Banggae
Timur
Jalan. Gatot
Subroto Kel.
Banggae Kec.
Banggae
Jalan Lanto
Dg. Pasewang
(Komp. Pasar
Sentral) Kel.
Banggae Kec.

Jumlah
Industri
RT

27

20

20

Jenis
Pengelolaan

Kapasitas
(m3/hari)

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

121

KABUPATEN MAJENE

Banggae

Lingk. Leppe
Industri Batu Bata dari Tanah
Kel. Baurung
Liat/Keramik
Kec. Banggae
Timur
Lingk. Rangas
Industri Kapal/Perahu
Kel. Rangas
Kec. Banggae
Jalan Saleh
Banjar
Kel.
Industri Minyak Goreng/Kelapa
Labuang Utara
Kec. Banggae
Timur
Jalan A. P.
Pettarani Kel.
Labuang Utara
Industri Penerbitan Lainnya
Kec. Banggae
Timur
Jalan Lanto
Industri Barang - Barang dari
Dg. Pasewang
Semen
Kel. Banggae
Kec. Banggae
Lingk. Binanga
Kel. Labuang
Industri Penggergajian Kayu
Kec. Banggae
Timur
Lingk. Tamo
Industri
Pengolahan
dan
Kel. Baurung
Pengawetan Lainnya untuk Ikan
Kec. Banggae
dan Biota Perairan Lainnya
Timur
Dsn.
Salutambung
Industri Pengolahan Rotan
Kec.
Ulumanda
Jalan Poros
Industri Penggilingan Padi dan
Majene
Penyosohan Beras
Mamuju Kec.
Malunda
Jalan Gatot
Subroto No.
Industri Furnitur yang belum
179
Kel.
tercakup dalam kelompok 36101
Pangali-Ali
Kec. Banggae

16

15

11

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

122

KABUPATEN MAJENE

Industri Roti dan Sejenisnya


Indutri Berbagai Macam Tepung
dari
Padi-Padian,
Biji-Bijian,
Kacang-Kacangan, Umbi-Umbian
dan Sejenisnya
Industri
Penggaraman/Pengeringan Ikan
dan Biota Perairan Lainnya
Industri Barang dari Logam bukan
Aluminium siap pasang untuk
bangunan
Indutri Kerupuk, Keripik, Peyek,
dan Sejenisnya

Industri Tali

Industri Alat Pemotong dan alatalat lainnya yang digunakan dalam


Rumah Tangga

Reproduksi Media Rekaman

Industri Furnitur dari Logam

Industri Tempe dan Tahu

Daur Ulang Barang-Barang Logam

Jalan Jend.
Sudirman Kel.
Labuang Kec.
Banggae
Timur
Jalan Lanto
Dg, Pasewang
Kel. Banggae
Kec. Banggae
Soreang Desa
Soreang Palipi
Kec. Banggae
Jalan Poros
Majene
Mamuju
Lakkadding
Kec. Sendana
Lingk. Camba
Kel. Baru Kec.
Banggae
Lingk Rangas
Pa'besoang
Kel. Rangas
Kec. Banggae
Jalan Poros
Majene
Mamuju Desa
Pambo'borang
Kec. Banggae
Jalan A. P.
Pettarani Kel.
Labuang Utara
Kec. Banggae
Timur
Jalan Pasar
Ikan No. 15
Battayang Kel.
Banggae Kec.
Banggae
Jalan
Atjo
Benya No. 12
Saleppe Kel.
Banggae Kec.
Banggae
Luaor Desa
Bonde Kec.
Banggae

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

123

KABUPATEN MAJENE

Lingk. Teppo
Kel. Baru Kec.
Banggae
Lingk. Baruga
Industri Furniture dari Rotan, dan
Kel. Baruga
atau Bambu
Kec. Banggae
Timur
Pelabuhan
Majene Kel.
Industri Es
Banggae Kec.
Banggae
Lingk.
PaoIndutri Pengolahan Teh dan Kopi
Pao
Kec.
Malunda
Lingk. Rusung
Industri Barang-Barang dari Tanah
Kel. PangaliLiat/Keramik untuk Keperluan
Ali
Kec.
Rumah Tangga
Banggae
Soreang Desa
Industri Pupuk Alam/Non Sintetis
Soreang Palipi
Hara Makro Primer
Kec. Banggae
Industri Alat Pertanian dari Logam

Industri Sabun dan Bahan Lingk.


PaoPembersih Keperluan Rumah Pao
Kec.
1
Tangga, Kosmetik dan Sejenisnya Malunda
Sumber : Dinas Koperasi, UK , Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Majene, Tahun
2012
3.5.3 Pengelolaan Limbah Medis
Untuk mengetahui jumlah fasilitas medis dan rata-rata kapasitas buangan air limbah
medis khusus pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene sulit dilakukan karena
RSUD Majene belum memiliki fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpusat, namun
dimasing masing-masing unit telah dilengkapi dengan fasilitas bak resapan tertutup.
Karakteristik dari limbah medis yang ada antara lain :

Limbah Benda Tajam, adalah obyek atau alat yang memiliki sudut, sisi tajam atau bagian
yang menonjol yang dapat menusuk atau memotong kulit, seperti : jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet Pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Benda seperti ini
terbuang dan kemungkinan terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi,
bahan beracun atau radio aktif.

Limbah infeksius, mencakup limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan
isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium yang berkaitan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN MAJENE

124

dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan atau isolasi penyakit
menular.

Limbah Jaringan Tubuh, meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya
dihasilkan pada saat pembadahan atau otopsi.

Limbah Sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan
abat sitotoksik selama percikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.

Limbah Farmasi, beral dari obat-obat yang kadaluarsa, atau obat yang terbuang karena
tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan obat yang terkontaminasi dan sebagainya.

Limbah Kimia, adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.

Limbah Radio Aktif, adalah bahan yang terkontaminasi dengan bahan isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Untuk sampah/limbah yang dihasilkan setiap hari di ruang perawatan yang tidak berbahaya

sistim pembuangannya melalui TPS yang telah disediakan dan pengangkutannya dilakukan
setiap hari oleh Dinas Perumahan Pemukiman dan Kebersihan Kabupaten Majene. Sedangkan
untuk sampah/limbah berbahaya (infeksius dan Limbah Farmasi) sistim pengolahannya
menggunakan Incenerator di Rumah Sakit.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

125

KABUPATEN MAJENE

BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG
DIRENCANAKAN
4.1

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS melalui pendekatan:
1.

Pimpinan (Advokasi),

2.

Bina suasana (Sosial Support)

3.

Pemberdayaan masyarakat (Empowerment).

Untuk menumbuhkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dapat dilakukan dengan
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, selain itu
Dinas Kesehatan juga berupaya untuk meningkatkan system pengawasan lingkungan
pemukiman, sarana air bersih, makanan dan minuman serta tempat-tempat umum.
Kampanye PHBS di Kabupaten Majene diarahkan untuk:
1.

Mengembangkan kebijaksanaan guna mewujudkan masyarakat yang sehat.

2.

Membina suasana, iklim dan lingkungan yang mendukung

3.

Memperkuat, mendukung, dan mendorong kegiatan masyarakat.

4.

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan perorangan.

5.

Mengupayakan pembangunan kesehatan yang lebih memberdayakan masyarakat.

Meskipun nilai pembiayaan pada sektor PHBS ini masih sangat minim tetapi diharapkan
mampu mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam Tahun 2012 tercatat penganggaran
seperti table 4.1 berikut :

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

126

KABUPATEN MAJENE

Tabel 4.1 : Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Yang Sedang Berjalan
Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2012*

No.

Nama Program /
Kegiatan

Sat

Vol

Biaya (Rp.)

Sumber

Lokasi

Pelaksana

Dana

Kegiatan

Kegiatan

Malunda,

Sie

Totoli,

Promkes -

Lembang,

Dinkes

Pembinaan dan
1.

Pengembangan

4x

Rp 3,500,000.00

APBD

UKBM

Banggae II
Penyuluhan
2.

Masyarakat Pola
Hidup

12 x

Bersih Sehat (PHBS


berbagai tatanan)

Rp 12,200,000.00

APBD

SLTP, SLTA,

Sie

Banggae,

Promkes -

Pamboang,

Dinkes

Sendana

Sumber : Dinas Kesehatan Tahun 2012

Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau


swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana
pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana perdagangan,
dsb. PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
yang ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat
yang berada di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau
menularkan penyakit..
PHBS pada institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di
institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengunjung, dan petugas agar tahu, mau, dan mampu berperan aktif mempraktikkan
hidup perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam Renja SKPD (Dinas Kesehatan)
mengalokasi anggaran mengalami peningkatan, seperti terlihat pada table 4.2 berikut :

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

127

KABUPATEN MAJENE

Tabel 4.2 : Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013
Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Tahun 2013*
Nama
No.

Program /

Sat

Vol

Indikasi Biaya
(Rp.)

Kegiatan

1.

2.

Pembinaan
PHBS RT

Pembinaan
PHBS Sekolah

4x3
OH

x 11
PKM

OH

49 x

OH

44 x

OH

48 x

Sumber
Pendanaan /
Pembiayaan

Rp
26,400,000.00

Rp
8,800,000.00

SKPD
Penanggungjawab

Sumber
Dokumen
Perencanaan

APBD

Dinkes

Renstra SKPD

APBD

Dinkes

Renstra SKPD

APBD

Dinkes

Renstra SKPD

APBD

Dinkes

Renstra SKPD

Pembinaan
3.

PHBS Institusi
dan Tempat

Rp
8,800,000.00

Umum

4.

Penyuluhan
Kelompok

Rp
17,400,000.00

Sumber : Dinas Kesehatan Tahun 2012

4.2

Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik


Limbah perkotaan sebagian besarl dari berasal kegiatan rumah tangga (limbah domestik)
sementara untuk limbah industri bisa dianggap masih kurang. Penyelesaian
permasalahan pengelolaan limbah rumah tangga di Kabupaten Majene dapat diatasi
dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pembuangan air limbah rumah
tangga yang benar. Di sinilah letak peran Pemerintah Kabupaten, dimana pemerintah
berkewajiban untuk menjadi fasilitator baik alam proses sosialisasi demi meningkatkan
kesadaran masyarakat maupun bertindak aktif dalam pembangunan MCK Umum dan
IPAL/septictank komunal untuk wilayah yang sangat memerlukan. Proses sosialisasi
harus terus dilakukan terutama kepada masyarakat yang masih belum memiliki
pengetahuan atau kesadaran yang cukup mengenai permasalahan air limbah rumah
tangga. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang dibangun di dua kawasan

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

128

KABUPATEN MAJENE

pertahunnya dimulai tahun 2007 sampai sekarang dinilai sangat membantu dalam
menyelesaikan persoalan air limbah domestik ini.
Tabel 4.3 : Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Yang Sedang Berjalan
Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2012*
Nama
No.

Program /

Satuan

Volume

Paket

Biaya (Rp.)

Kegiatan

SLBM

251,600,000.00

Sumber

Lokasi

Pelaksana

Dana

Kegiatan

Kegiatan

5 Kecamatan

KSM

DAK &
APBD

Sumber : Dinas PU Tahun 2012


Rencana program peningkatan pengolahan limbah cair di Kabupaten Majene adalah
memperbaiki sanitasi di wilayah kota Kabupaten Majene khususnya di daerah
pemukiman kumuh, setiap tahun secara bertahap rencana akan dibangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal skala kecamatan. Dalam Renja Dinas Pekerjaan
Umum tahun 2012 Dinas Pekerjaan Umum merencanakan pembangunan IPAL Komunal
di 5 (lima) kecamatan dan tetap melanjutkan Program SLBM Tahun 2013. Pada Tabel
berikut memuat rincian Program dan Kegiatan khususnya pada penanganan limbah cair :
Tabel 4.4 : Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik tahun 2013
Rencana Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik Tahun 2013*
Nama
No.

Program /

Satuan

Volume

Kegiatan

Indikasi Biaya
(Rp.)

Pemb. IPAL

Pkt

5.000.000.000

Sanimas

Pkt

410.000.000

Sumber : Dinas PU Tahun 2012

Sumber

SKPD

Sumber

Pendanaan /

Penanggung

Dokumen

Pembiayaan

jawab

Perencanaan

DAU+DAK

Dinas PU

RKA Dinas PU

APBD+APBN

Dinas PU Prop

Renja Dinas PU
Prop

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

129

KABUPATEN MAJENE

4.3

Peningkatan Pengelolaan Persampahan


Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 tahapan kegiatan,
yakni: pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir. Tahapan kegiatan tersebut
merupakan suatu sistem, sehingga masing-masing tahapan dapat disebut sebagai sub
sistem. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, maka sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle) harus sudah diterapkan sejak dari
sumber sampah. Minimnya armada pengangkut sampah dan keterbatasan anggaran
serta kurangnya kesadaran masyarakat menjadi menjadi penghambat utama kebersihan
kota. Berikut adalah beberapa kegiatan program pengelolaan sampah di Kabupaten
Majene yang sudah dianggarkan tahun 2012 :

Tabel 4.5 : Kegiatan Pengelolaan Persampahan Yang Sedang Berjalan


Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2012
No.

Nama Program /
Kegiatan

Sat

Vol

Biaya (Rp.)

Sumber

Lokasi

Pelaksana

Dana

Kegiatan

Kegiatan

Perencanaan
Teknis
Pengelolaan
1

Sampah Terpadu
Berbasis

Paket

APBD200,000,000.00

DAU

Masyarakat
dengan

Kec.
Banggae
Timur

Dinas
Perkimber

Metode

3R
2

Pengadaan Alat
Persampahan
- Pengadaan Skop

Buah

100

- Pengadaan Sisir

Buah

- Pengadaan
Sepatu Boat
- Pengadaan
Gerobak
- Pengadaan
Tempat Sampah

Buah

55

Buah

Buah

9,000,000.00

APBD-

Dinas

DAU

Perkimber

APBD800,000.00

DAU
APBD-

5,500,000.00

DAU
APBD-

1,750,000.00
46,500,000.00

DAU

Kec.
Banggae dan
Kec.
Banggae
Timur

Dinas
Perkimber
Dinas
Perkimber
Dinas
Perkimber

APBD-

Dinas

DAU

Perkimber

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

130

KABUPATEN MAJENE

Sumber : Dinas Perumahan Pemukiman dan Kebersihan Kab. Majene Tahun 2012

Untuk Tahun Anggaran 2013 Pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas Perumahan
Pemukiman dan Kebersihan merencanakan pengalokasikan pembiayaan untuk
peningkatan sarana dan prasarana sanitasi yang akan dilaksanakan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) sebagai berikut:

Tabel 4.6 : Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013
Rencana Program dan Kegiatan Persampahan Tahun 2013

No.

Nama Program /
Kegiatan

Pengadaan Dump
Truck

Sat

Vol

Indikasi Biaya
(Rp.)

Sumber

SKPD

Pendanaan /

Penanggung

Pembiayaan

jawab

Unit

2,670,000,000.

Pengadaan
Bechol Loader
Pengadaan Bak
Kontainer

Rp
Unit

1,000,000,000.

APBN

00
Rp
Unit

20

300,000,000.0

DAU

Pengadaan Arm
Roll

Rp
Unit

1,155,000,000.

APBN

00

Peralatan

Pake

(Handstools)

Pengadaan Tong
Sampah

an

Rp
70,000,000.00

APBN

Rp
Buah

1500

300,000,000.0

Tenaga

Pake
t

Rp
50,000,000.00

Dinas
Perumahan

Renja /

Pemukiman

RPJM

dan Kebersihan

APBN

Kebersihan/Persa
mpahan

00

Bimbingan/Pelatih
7

Perencanaa

APBN

Persampahan
6

Dokumen

Rp

Pengadaan
5

Sumber

APBD

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

131

KABUPATEN MAJENE

Kegiatan Tanggap
8

Darurat

Pake

Kebersihan/Persa

Rp
1

Penyusunan
9

Pake

Pengelolaan

Rp
1

Penyediaan
10

Prasarana
Persampahan

&

Pake
t

150,000,000.0

DAU

Persampaan
Sarana

DAU

mpahan
Sistem

100,000,000.0

Rp
1

500,000,000.0
0

APBN

BLHP

Renstra
BLHP

Sumber : Dinas Perkimber dan BLHP, Tahun 2012

4.4

Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan


Pembangunan rencana sistem drainase saat ini dinilai cukup memadainya jaringan
drainase dari segi jumlah tetapi bertolak belakang dari segi kapasitas drainase itu sendiri.
Sistem drainase eksisting sudah mencakup sebagian besar dari daerah pelayanan dan
sebagian besar berada di daerah pusat kegiatan. Dapat dikatakan banyak terdapat fungsi
saluran drainase yang masih digunakan bersama-sama dengan sistem penyaluran air
limbah baik domestik sehingga terjadi penurunan kapasitas aliran pada saat musim
hujan.
Rencana pengembangan prasarana drainase disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kawasan terbangun dan prasarana jalannya serta terintegrasi dengan pengendalian
banjir dan program perbaikan jalan. Pengembangan prasarana drainase ini masih
mengacu pada Master Plan Drainase Tahun 2007 yang sementara ini dilakukan review.
Perencanaan sistem drainase di Kabupaten Majene meliputi pembuatan sistem saluran
primer, sekunder, dan tersier (kawasan permukiman), rehabilitasi saluran yang
kondisinya buruk. Saluran drainase primer mengikuti jalan utama (arteri primer, arteri
sekunder dan kolektor primer), sedangkan saluran drainase sekunder mengikuti jalan
kolektor sekunder dan jalan lokal, sementara saluran drainase tersier mengikuti jalan
lingkungan permukiman penduduk.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

132

KABUPATEN MAJENE

Tabel 4.8 : Kegiatan Pengelolaan Drainase Yang Sedang Berjalan


Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2012
No

Nama Program

/ Kegiatan

Sat

Vol

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Biaya (Rp.)

Sumber

Lokasi

Pelaksana

Dana

Kegiatan

Kegiatan

Pemb. Drainase
1

Jalan Tadolo
Desa Buttu

45,000,000.00

DAK

Baruga
Pemb. Drainase
2

Desa Adolang
Dhua

45,000,000.00

DAK

Pemb. Drainase
3

Jalan Desa
Kabiraan

45,000,000.00

DAK

Pemb. Drainase
4

Jalan Desa
Ulidang

36,000,000.00

DAK

Pemb. Drainase
5

Jalan Lingk.
Sasende

45,000,000.00

DAK

Malunda
Pemb. Drainase
6

Jalan Lingk.
Karewaca

45,000,000.00

DAK

Malunda
7

Pemb. Drainase
Somba Utara

36,000,000.00

DAK

Pemb. Drainase
8

Jalan Depan
Rumah Kepala

42,500,000.00

DAK

Lingk. Tulu
Pemb. Drainase
9

Jalan Ba'ba Piri


Malunda

67,500,000.00

DAK

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

133

KABUPATEN MAJENE

Pemb. Drainase
10

Rusung -

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Rusung

11

Pemb. Drainase
Camba Utara

90,000,000.00

71,280,000.00

DAK

DAU

Pemb. Drainase
12

Petudang
Ulidang

53,460,000.00

DAU

Pemb. Drainase
13

Dusun Ratte
Tallambalao

14

Pemb. Drainase
Somba

71,280,000.00

53,460,000.00

DAU

DAU

Pemb. Drainase
15

Lullung Dusun
Manyamba

44,550,000.00

DAU

Tengah
Pemb. Drainase
16

Dusun Onang
Desa Onang

106,920,000.00

DAU

Utara
Pemb./Rehab.
17

Drainase Paku
Desa Tandeallo

62,370,000.00

DAU

Pemb./Rehab.
18

Drainase
Taukong Desa

44,550,000.00

DAU

Tandeallo
19
20

Pemb. Drainase
D Karondongan
Pemb. Drainase
Lingk. Garo'go

44,550,000.00
66,825,000.00

DAU
DAU

Pemb. Drainase
21

Bag. Utara Lap.


Sepak Bola

66,825,000.00

DAU

Lalattedong
22

Pemb. Drainase
Lingk. Lembang

64,350,000.00

DAU

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

134

KABUPATEN MAJENE

Rehab.
23

Drainase Lingk.

Pkt

Pkt

P Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Balombong

59,400,000.00

DAU

Rehab.
24

Drainase Lingk.
Kamp. Baru

53,460,000.00

DAU

Pemb.
/Pemasangan
25

Penutup
Saluran

44,550,000.00

DAU

Drainase dalam
Kota Majene
Pemb. Rehab.
26

Duicker Lingk.
Binanga

57,915,000.00

DAU

Pemb./Rehab.
27

Drainase Lingk.
Battayang

57,915,000.00

DAU

Pemb./Rehab.
28

Jalan
Uwaiturang

66,825,000.00

DAU

Para'bae
Pemb./Rehab.
29

& Duicker di
Saleppa

66,825,000.00

DAU

Pemb./Rehab.
30

Drainase
Salutakaan

31

Pemb./Rehab.
Drainase tabojo

53,460,000.00

57,915,000.00

DAU

DAU

Pemb./Rehab.
32

Drainase Sulai
Selatan

57,915,000.00

DAU

Pemb./Rehab.
33

Drainase Lingk.
Barane Dhua

44,550,000.00

DAU

Pemb./Rehab.
34

Drainase Banua
Malunda

66,825,000.00

DAU

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

135

KABUPATEN MAJENE

Pemb./Rehab.
35

Drainase

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Pkt

Galung

160,380,000.00

DAU

Pemb./Rejab. +
36

Duicker Lingk.
Copala

37

Pemb. Drainase
Deteng-Deteng

62,370,000.00

53,460,000.00

DAU

DAU

Pemb./Rehab.
38

Drainase Desa
Limbua

39

Pemb. Drainase
Dusun Totolisi

53,460,000.00

44,550,000.00

DAU

DAU

Sumber : Dinas Perkimber, Tahun 2012


4.5

Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi


Sistem pelayanan air bersih di Kabupaten Majene dikelola oleh Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Majene. Sumber air bersih ini berasal dari dua sistem yaitu non
perpipaan dan perpipaan.
Untuk melayani kebutuhan konsumsi air bersih yang masih sangat kurang untuk
kebutuhan kota terutama daerah pusat Kota Kabupaten Majene, maka rencana
pendistribusian air bersih di masa mendatang akan dilakukan dengan sistem bercabang
dengan menambah langganan dan jaringan terutama pada wilayah yang belum
terjangkau oleh sistem distribusi.
Disamping itu Pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas
Perumahan Pemukiman dan Kebersihan telah mengalokasikan pendanaan untuk sektor
air bersih tahun 2012 seperti tabel berikut :

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

136

KABUPATEN MAJENE

Tabel 4.9 : Rencana Program dan Kegiatan Saat Ini


Rencana Program dan Kegiatan Sanitasi Sub-Sektor Air Bersih Tahun 2012

No.

Nama Program /
Kegiatan

Sat

Vol

Indikasi Biaya
(Rp.)

Sumber

SKPD

Sumber

Pendanaan /

Penanggung

Dokumen

Pembiayaan

jawab

Perencanaan

Pembangunan
1

Infrastruktur Air

Pkt

Rp 247,500,000.00

DAK

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 126,500,000.00

DAK

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 192,500,000.00

DAK

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 150,513,000.00

DAK

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 247,500,000.00

DAK

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 93,500,000.00

DAK

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 49,500,000.00

DAK

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 40,500,000.00

DAU

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 40,500,000.00

DAU

Dinas PU

DPA 2012

Bersih Pangali-Ali
Pembangunan
2

Infrastruktur Air
Bersih Ds. Betteng
Pembangunan

Infrastruktur Air
Bersih Kel. Mosso
Dhua
Pembangunan

Infrastruktur Air
Bersih Desa Tallu
Banua
Pembangunan

Infrastruktur Air
Bersih Desa Sulai
Pembangunan

Infrastruktur Air
Bersih Desa
Tandeallo
Pembangunan

Infrastruktur Air
Bersih Dsn.
Bawappu
Pembangunan

Bak.
Penampungan Air
di Rusung
Pemb./Rehab.

Perpipaan Air
Bersih Pokka

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

137

KABUPATEN MAJENE

Tandiallo
Pemb. Sarana Air
10

Bersih Dusun
Petudang Ds.

Pkt

Rp 62,370,000.00

DAU

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 53,460,000.00

DAU

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 81,180,000.00

DAU

Dinas PU

DPA 2012

Pkt

Rp 24,750,000.00

DAU

Dinas PU

DPA 2012

Ulidang
11
12

Pemb. Sumur Bor


BTN Leppe
Pemb. Saluran Air
Pesuloang
Pemb. Jaringan Air

13

Bersih di Lembang
Somba Tenggara

Dinas PU dan Dinas Perkimber, Tahun 2012


Dan Rencana Kegiatan Sub-Sektor Air Bersih Tahun 2013 dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 4.10 : Kegiatan Sub-Sektor Air Bersih Tahun 2013
Kegiatan Sanitasi Sub-Sektor Air Bersih Tahun 2013
No.
1
2

Nama Program /
Kegiatan
Program Penyehatan
PDAM
Peningkatan SPAM di
Ibu Kota Kecamatan

Sat

Vol

Biaya (Rp.)

Sumber Dana

di Ibu Kota
Pembangunan SPAM
PDT

Kegiatan

Kegiatan

2500.000.000

APBN

IPA Abaga

9.246.699.000

APBN

IKK Mangge

4.200.000.000

APBN

1.552.000.000

APBN

Kecamatan
4

Pelaksana

Peningkatan SPAM
3

Lokasi

Satker
PKPAM
Satker
PKPAM

IKK

Satker

Pamboang

PKPAM

Desa Sulai

Satker
PKPAM

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

138

KABUPATEN MAJENE

BAB V
INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
5.1

Area Berisiko Sanitasi


Pemetaan kelurahan beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi desa/kelurahan,
berdasarkan resiko sanitasi. Sifatnya masih draf, sebab masih menunggu hasil analisis
Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) yang dilakukan oleh Tim EHRA
Pusat. Tetapi dengan data yang telah tersedia, sudah bisa diperoleh gambaran
desa/kelurahan beresiko di Kabupaten Majene. Hasil analisis studi EHRA kemudian akan
dijadikan sebagai bahan informasi dari menjadi bahan masukan untuk menentukan hasil
final desa/kelurahan beresiko.
Area beresiko dibagi atas 4 klasifikasi yaitu:
Resiko tinggi
Resiko sedang
Resiko rendah
Resiko sangat rendah/tidak berisiko
Area beresiko tinggi adalah desa/kelurahan yang dianggap memiliki resiko kesehatan
lingkungan yang tinggi karena buruknya kondisi sanitasi. Apabila tidak segera dilakukan
intervensi tertentu, akan memperbesar potensi terjadinya kasus kejadian penyakit. Hal ini
perlu dibedakan dengan dampak yang dinyatakan dengan kasus kejadian penyakit.
Oleh karenanya, angka kejadian penyakit seharusnya tidak dijadikan sebagai salah satu
indikator untuk penentuan area berisiko tinggi, sebab hal ini akan mencampurkan antara
risiko dengan dampak. Membandingkan informasi tentang resiko dengan dampak
yang ada di suatu dea/kelurahan, hasilnya bisa memberikan tambahan informasi berguna
tentang penyebab timbulnya kasus penyakit di kelurahan tersebut.
Tujuan dari Pemetaan Area Berisiko adalah memetakan area area yang memiliki tingkat
resiko sanitasi dan klasifikasi area berdasarkan tingkat resiko kesehatan lingkungan akan
menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan prioritas program pembangunan
dan pengembangan sanitasi.
Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan
menggunakan data sekunder, data primer hasil studi EHRA, serta hasil penilaian oleh
SKPD terkait sanitasi.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN MAJENE

139

Penentuan area berisiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan
memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah
tersedia di SKPD. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data mengenai
ketersediaan layanan fasilitas air bersih, sanitasi, data umum meliputi Sambungan
Rumah dan Hidran Umum (PDAM/BPAM/HIPPAM); jumlah jamban; nama kelurahan,
jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin;
serta luas genangan.
Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan
pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota
pokja kota/kabupaten yang mewakili SKPD terkait sanitasi, seperti Bappeda, Dinas
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup dan Pertamanan, Dinas
Perumahan Pemukiman dan Kebersihan Kabupaten Majene.
Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai
dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air
limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga; kondisi drainase;
aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air
besar sembarangan).
Proses penentuan area berisiko dimulai dengan melakukan analisis terhadap data
sekunder, diikuti dengan penilaian atau persepsi SKPD, dan analisis data primer
berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama seluruh
anggota Pokja menentukan kesepakatan-kesepakatan berdasarkan hasil dari ketiga data
tersebut.
Kabupaten Majene membagi menjadi 4 zona berdasarkan tingkat resiko sanitasi yaitu :
1.

Risiko Sangat Tinggi , yang meliputi Kelurahan Totoli dan Kelurahan Rangas.

2.

Risiko Tinggi, meliputi Kelurahan Labuang, Kelurahan Baurung, Kelurahan Labuang


Utara, Kelurahan Banggae, Kelurahan Galung, Kelurahan Baru dan Desa
Pamboborang.

3.

Risiko Sedang, meliputi Kelurahan Baruga, Kelurahan Baruga Dhua, Desa Buttu
Baruga, Kelurahan Tande, Kelurahan Tande Timur, dan Desa Soreang Palipi.

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

140

KABUPATEN MAJENE

4.

Kurang Berisiko, meliputi Kelurahan Lembang.

Penentuan penyebab utama


uta
risiko pada masing- masing desa/kelurahan ditentukan
melalui hasil Studi EHRA (data primer). Dari uraian di atas ada fenomena dimana untuk
area beresiko sangat tinggi dan sedang, PHBS menjadi isu prioritas untuk ditangani,
kemudian diikuti upaya penanganan
penanganan masalah sumber air bersih. Sedangkan untuk area
beresiko tinggi penanganan masalah air limbah menjadi isu utama penanganan dan
diikuti masalah air limbah domestik dan genangan air, sedangkan untuk area kurang
beresiko penanganan PHBS menjadi isu utama diikuti penanganan masalah
persampahan. Selanjutnya Grafik Indeks Resiko Sanitasi Kabupaten Majene sebagai
berikut :
Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Majene 2012
300
250
63.281
200
58.125
150
100
50

40

50.406

64.974

4. GENANGAN AIR.

51.25

49.5

47.1875

39.125

48.333

69.167

51.5625

36.875

22.083
48.854

3. PERSAMPAHAN.

42.5
23.333
49.375

5. PERILAKU HIDUP BERSIH


SEHAT.

2. AIR LIMBAH DOMESTIK.

54.306

1. SUMBER AIR

0
CLUSTER 0 CLUSTER 2 CLUSTER 3 CLUSTER 4

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

141

KABUPATEN MAJENE

Penyebaran Area Beresiko Sanitasi dapat dilihat pada peta berikut :

a
bag
gA
ban
Lem

Pasangkayu

KAB. MAMUJU UTARA

KAB. MAMUJU

Le
mb
an
gS
iru
pp
a

Galung

Mamuju

Mamasa

KAB. MAMASA

AB. MAJENE

Puawang

KAB. POLEWALI MANDAR


Majene

Lemban
g Piung
Pallarangan
Kaloli
Sondong
Simbang

Desa Buttu Baruga


Kel. Baruga Dhua
Sibunoang

Segeri

Limboro
Ayulita

Purrau

Kel. Tande
Limboro Barat
Buttu Ujung

Abaga

Buttu
Baruga

Kel. Baruga

Tanete

Simullu

Kaloli

a
SaluCamb

Galung Pa'ara
Galung Utara

ajene
Salu M

Mangge

Desa Pambo'borang
Rusung

Buttusamang

Kel. Tande Timur


Kel. Galung

Kel. Banggae

Lutang

Copala

Galung Selatan
Saleppa
Tulu

Salabose
Teppo

Kp. Baru

Kel. Pangali-Ali
Palipi

Kel. Baru

Paccambuang

Battayang

Cilallang
Camba

Pappota
Tanjung Batu
Tangnga-Tangnga

Tanangan

Leppe Timur
Baurung

Leppe Barat

Deteng-Deteng
Passarang

Kel. Lembang

Kp. Baru

Kel. Labuang

Pa'leo

Kel. Totoli

Barane Dhua

Kel. Labuang Utara

Binanga

Desa Soreang Palipi


Soreang

Barane

Lipu

Konja

Teluk Majene

Kel. Baurung

Tamo Dhua

Pangale
Tamo
Ujung Baurung

Kel. Rangas

Ujung Rangas

5.2

Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini


Pada pertemuan pemetaan dan penilaian kondisi sanitasi teridentifikasikan

Aspek

pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan di Kabupaten Majene dalam berbagai


program dan kegiatan, sebagai berikut:
1. Program pengelolaan limbah domestik

Tidak ada pengelolaan terhadap limbah rumah tangga

Jambanisasi oleh Dinkes

Pembangunan MCK + oleh Dinas PU

2. Program pengelolaan sampah

DOKUMEN
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)

KABUPATEN MAJENE

142

Pemilahan dan pengolahan sampah padat sudah mulai dilakukan

Penyuluhan STBM oleh Dinkes

Kebersihan sampah dan pertamanan oleh Dinas Perkimber dan BLHP

Pemilahan sampah oleh masyarakat (ada pembinaan tetapi warga belum begitu
sadar)

3. Program drainase lingkungan

Pembangunan drainase lingkungan dilakukan oleh Dinas PU dan Dinas


Perkimber (berdasar usulan warga)

Perbaikan drainase lingkungan oleh PNPM (berdasar usulan warga)

Program pengentasan kemiskinan sudah melibatkan aspek jender, seperti pada


program Pamsimas, PNPM Mandiri Perkotaan, PNPM Mandiri Perdesaan, PPIP dan
SLBM yang mensyaratkan keterlibatan masyarakat miskin dan perempuan sejumlah
minimal 30% dari jumlah kehadiran dalam musyawarah perencanaan kegiatan. Tetapi
belum terlihat keterlibatan sektor swasta dalam mendukung program/ kegiatan di
tingkat masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai