Anda di halaman 1dari 2

PUTU ARIE BUANA PERMANA PUTRA

014.06.0067
DILEMA MAHASISWA KEDOKTERAN DALAM MENGAMPU MATA
KULIAH BAHASA INDONESIA
Kita sebagai warga negara yang baik tentunya tidak akan lupa untuk mempelajari
salah satu identitas dari negaranya sendiri. Salah satu identitas yang dimaksud adalah
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diberikan dalam segala jenjang pendidikan baik SD, SMP, SMA dan tentunya
perkuliahan. Dalam perkuliahan, bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah
umum tambahan yang cukup penting bagi mahasiswa jurusan apapun. Tak terkecuali
bagi mahasiswa fakultas kedokteran.
Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar saat ini menjadi hal yang
wajib untuk diperhatikan. Di jaman era globalisasi ini, penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar sesuai dengan aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) sudah
mulai ditinggalkan. Hal inilah yang mulai menimbulkan kekhawatiran bagi segala
pihak mengingat salah satu program dari bangsa ini yaitu menyiapkan generasi emas
2045, yaitu 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, penting adanya untuk kita
menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam dunia akademis, profesi,
birokrasi, dan tentunya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia kedokteran, penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Mengapa demikian? Seorang dokter
nantinya pasti akan terjun langsung kemasyarakat. Setelah berada di tengah-tengah
masyarakat, tentunya berkomunikasi yang baik dan benar akan sangat membantu. Hal
inilah yang mendasari pentingnya bahasa Indonesia untuk di pelajari. Hal ini tentunya
berlaku untuk profesi yang membidangi pengabdian masyarakat.
Hal inilah yang menjadi alasan utama tetap diberikan mata kuliah bahasa dan
sastra Indonesia di jenjang pendidikan perkuliahan. Disamping itu, dengan kita

diberikan mata kuliah bahasa Indonesia akan sangat membantu dalam perjalanan
perkuliahan itu sendiri. Dalam menempuh perkuliahan yang tidak sebentar, tentunya
akan adalah tugas-tugas yang diberikan baik dalam bentuk makalah, tulis tangan dan
lainnya. Selain itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa syarat untuk lulus dalam
perkuliahan (wisuda) salah satunya adalah menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Dengan kita diberikan mata kuliah bahasa Indonesia ini akan sangat membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Seiring dengan berjalannya perkuliahan, muncul suatu dilema dalam proses
pembelajaran mata kuliah ini. Entah dari mana hal ini dapat mencul menjadi suatu
sorotan bagi dosen pembimbing. Tapi polemik inilah yang harus dapat perhatian lebih
untuk diselesaikan agar mendapat solusi yang kongkrit.
Dalam penyelesaian permasalahan ini tentunya akan muncul suatu pertanyaan,
Apa alasan kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di fakultas kedokteran itu mengalami suatu dilema?. Kalau ditanya dari
pendapat saya sendiri, dari pertanyaan yang sudah dikemukakan tadi saya dapat
simpulkan bahwa tidak seharusnya kita terburu-buru untuk menarik kesimpulan
bahwa telah terjadi dilema dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia itu
sendiri.
Hal-hal mengenai masalah kurangnya minat dan perhatian dari mahasiswa dalam
menempuh mata kuliah bahasa dan sastra Indonesia ini belum cukup untuk menjadi
dasar untuk kita menyimpulkan telah terjadi dilema dalam pembelajaran mata kuliah
tersebut. Kita perlu untuk mencari faktor-faktor lain yang dapat menjadikan bukti
bahwa dilema tersebut benar adanya. Tentunya kita tidak hanya mencari akar masalah
yang mendasari timbul suatu dilema tersebut, tetapi kita juga harus menemukan
solusi yang kongkrit untuk menyelesaikannya.
Berdasarkan dari uraian diatas, perlu adanya untuk mencari faktor-faktor lain dan
solusi yang kongkrit untuk dapat membuktikan adanya Dilema bagi Mahasiswa
Kedokteran Dalam Mengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai