Kemerdekaan 2. Perjuangan organisasi PGRI 3. Partisipasi PGRI dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. 4. Peran serta PGRI dalam mewujudkan pendidikan Nasional. 1.
Sejarah kelahiran PGRI Pada Zaman Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah bagian dari
sejarah panjang yang dilalui bangsa Indonesia. Negara kita pernah dijajah oleh Belanda, inggris, perancis, portugis dan Jepang. Penjajah hakekatnya memiliki sifat dan perilaku yang sama yaitu : memeras, membodohkan, menginjak-injak hak azazi manusia. Sebagai akibatnya adalah timbul kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, penderitaan, tertekan karena tidak punya kebebasan untuk menentukan nasib dan masa depannya sendiri. Berbagai penderitaan dan ancaman yang dialami oleh rakyat Indonesia selama dijajah telah menimbulkan kesadaran, membangkitkan semangat untuk bersatu, berjuang untuk melawan dan mengusir penjajah.
Perjuangan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan tercapai
pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Soekarno Hatta A.n bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dengan berkumandangnya proklamasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh pelosok tanah air dan menyebar keseluruh dunia, maka bangsa Indonesia telah merdeka, berdaulat, bebas menentukan nasib dan masa depannya, bebas mengatur bangsa dan negaranya sendiri tanpa tekanan dan ancaman serta pengaruh bangsa lain. Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang baru lahir adalah : 1. Indonesia baru saja merebut kekuasaan dari Jepang. 2. Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari NICA Belanda yang menjajah kembali membonceng pasukan sekutu, ingris dan Amerika. Pasukan sekutu datang ke Indonesia bertugas melindungi tawanan perang dan melucuti senjata tentara Jepang, tetapi ternyata di belakangnya turut NICA pasukan Belanda. Jadi perjuangan rakyat Indonesia saat itu adalah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kaum guru Indonesia bertekad turut
berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diwujudkan dalam salah satu tujuan kelahiran PGRI yaitu : Turut aktif mempersatukan kemerdekaan Republik Indonesia.
KELAHIRAN PGRI (25 NOPEMBER 1945)
Seratus hari setelah Indonesia merdeka lahirlah organisasi PGRI yaitu pada konggres PGRI I di Surakarta tanggal 23 s/d 25 Nopember 1945. tepatnya digedung Somaharsana (pasar Pon), Van Deventer School (sekarang SMP Negeri 3 Surakarta).
Saat dilakukannya konggres PGRI I tsb
mendapat sambutan mitraliur Belanda dan serangan Kapal terbang yang mengadakan operasi militer dengan sasaran gedung RRI Surakarta. Keanggotaan PGRI tanpa memandang perbedaan ijasah, status, tempat bekerja, jenis kelamin maupun keyakinan agama.
PARTISIPASI PGRI DALAM
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN Perjuangan kaum guru di masa Belanda dan Jepang. Timbulnya kesadaran nasional yg tinggi dari kaum terpelajar dan kaum priyayi Indonesia pd th 1908 melahirkan suatu organisasi yg bernama Budi Utomo. Organisasi ini didirikan tanggal 20 Mei 1908 yang diketuai oleh Dr. Sutomo. Organisasi ini berjuang mencapai kemerdekaan melalui organisasi dan peningkatan pendidikan bagi masyarakat. Pada tahun 1912 kaum guru mendirikan organisasi guru bernama persatuan guru Hindia Belanda (PGHB). PGHB didirikan oleh guru-guru yg memiliki semangat perjuangan untuk merdeka. Persatuan ini diketuai oleh Karto Subroto. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, harkat dan martabat guru, PGHB mendirikan perseroan Asuransi Bumi Putra yang masih eksis hingga saat ini walaupun secara organisatoris tidak ada lagi hub. Dengan guru.
Pada tahun 1942 bulan Pebruari Jepang menguasai
Indonesia. Pada saat ini bahasa Belanda dan Inggeris dilarang untuk digunakan. Sementara bahasa Indonesia boleh digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah dan bahasa jepang harus diajarkan. Lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan disamping lagu kebangsaan Jepang Kimi Gayo. Kebudayaan Indonesia dihormati karena Jepang menganggap dirinya sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Sekolah-sekolah pd masa Jepang diberi nama Indonesia dan Jepang seperti : 1. Sekolah dasar = Syo Gakkoo 2. Sekolah menengah = Cu Gakkoo 3. Sekolah tinggi = Dai Gakkoo 4. Sekolah Guru = Sihan Gakkoo 5. Sekolah kepandaian putri = Kasei Jo Gakkoo.
Pada masa jepang seluruh perkumpulan dan perserikatan dilarang,
sehingga perkumpulan mengalami kesulitan melakukan aktifitasnya. Tahun 1943 Amin Singgih dkk mendirikan perserikatan yang diberi nama Guru untuk membuktikan bahwa guru Indonesia tetap memiliki persatuan dan kesadaran nasional meski bentuk persatuan ini kurang jelas.
PGRI Lahir sebagai organisasi perjuangan.
Kaum guru Indonesia menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini hanya dapat dicapai melalui pendidikan, dan peran guru sangat menentukan.
Dengan ilmu hidup menjadi mudah.
Dengan Iman Hidup menjadi Terarah Dengan Seni Hidup menjadi Indah. Dengan Cinta hidup menjadi Gairah.
Anggota PGRI Turut serta dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan diproklamasikan, masih banyak negara-negara yang pernah menjajah Ina ingin kembali menjajah lagi, hal ini terbukti bahwa sekutu dan NICA Belanda datang ke Indonesia dengan dalih ingin melucuti senjata tentara jepang dan membebaskan Tawanan Jepang, tetapi intinya mereka ingin menjajah Indonesia lagi. Hal ini mendapat perlawanan bangsa Indonesa meski dengan senjata seadanya. Hal ini misalnya terjadi pertempuran tgl 10 Nopember di Surabaya, yang pada akhirnya diperingati sebagai hari Pahlawan. Anggota PGRI turut berperang melawan penjajah. Para anggota PGRI rela meninggalkan tugasnya utk sementara, ikut mempertahankan NKRI yang sangat mereka cintai, sikap dan arah perjuangan guru saat itu adakah : a. Berjuang memerangi kebodoan dengan memberikan pendidikan kepada masyarakat dan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. b. Berjuang mengangkat senjata turut bertempur dengan semboyan daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang
PGRI mempersatukan guru di negara-negara Boneka
Ciptaan Belanda. Konggres ke III dilakukan di Madiun diikuti oleh peserta yang tidak terlalu banyak namun semangat juangnya sangat tinggi, tetapi juga dibarengi sejarah hitam bahwa timbulnya pemberontakan PKI di Madiun melibatkan pula beberapa anggota PGRI yang berhaluan komunis. Perang kemerdekaan II (1948 1949) telah melumpuhkan sebagian besar usaha-usaha yg dirintis PGRI, hampir 1tahun tidak ada aktifitas. Dan pada akhirnya dilakukanlah konggres ke IV yang dilakukan 26 28 Februari 1950 di Yogyakarta yag dihadiri oleh 15.000 anggota PGRI dari seluruh Indonesia merupakan konggres persatuan. Jadi guru sepakat untuk bersatu tanpa menghiraukan adu domba belanda dengan taktik pendirian negara Boneka (negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Madura, negara Jawa Timur dll)
PERAN SERTA PGRI DLM MEWUJUDKAN
PENDIDIKAN NASIONAL Dalam upaya mempersatukan guru-guru di negara boneka, maka Desember 1946 PGRI mengadakan konggres di surakarta dan RH. Koesnan sebagai ketua I PB. PGRI. Beberapa usulan, keputusan dan tuntutan konggres terhadap pemerintah adalah : 1. Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar kepentingan nasional. 2. Gaji guru tidak terbatas pada satu kolom. 3. Diadakan UU pokok pendidikan dan perburuhan.
Semua tuntutan PGRI diperhatikan oleh pemerintah, terbukti
dengan diangkatnya RH. Koesnan sebagai panitia gaji pemerintah serta diangkat sebagai menteri Perburuhan dan Sosial.
Sikap pola pikir, jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalam
perjuangan merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan , melalui berbagai forum PGRI dirumuskan dan kemudian diputuskan menjadi Jati Diri PGRI
Jatidiri PGRI menjadi identitas dan kepribadian organisasi tsb dan
diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku anggotanya, yaitu : 1. Sikap Nasionalisme. 2. Persatuan dan Kesatuan. 3. Demokrasi. 4. Kekeluargaan. 5. Disiplin. 6. Tak kenal menyerah.
Seiring dengan perjuangan politik luar negeri, PGRI juga mulai
dikenal di luar negeri, terbukti dengan diundangnya PGRI oleh NEA (National education Accosiation) untuk meninjau pendidikan di USA selama delapan bulan. WCOTP juga mengundang PGRI untuk mengikuti konggres di London pada Juni 1948. PGRI Sebagai pelopor mengubah sistem pendidikan Kolonial menjadi sistem pendidikan Nasional. Sejak proklamasi s.d Oktober 1946 kementerian pengajaran tidak bernahkoda. PGRI merasa prihatin dan mengusulkan agar R. Soewandi diangkat menjadi menteri Pengajaran pada kabinet Syahrir ke III. Perjuangan PGRI dalam menjadikan berlakunya pendidikan nasional terus berlangsung. Konsep tentang pendidikan nasional terus disumbangkan oleh PGRI melalui seminar, pertemuan dg pemerintah dsb. Tokoh-tokoh PGRI yang menyumbangkan pemikirannya al: H. Basyuni Suryamiharja, Drs. Gazali Dunia, Prof. Dr. Winarno Surahmat, Dra. Mien S. Warmaen, Ki Suratman, Dr. Anwar Yasin, M.Ed
Melalui perjuangan yang panjang, maka
pada tahun 1989 pemerintah dengan persetujuan DPR RI menetapkan UU RI nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yg mulai diundangkan pada tanggal 27 Maret 1989.