Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

KARSINOMA MAMMAE
Pembimbing:
dr.Endang, Sp.B

Rosa Lina
030.08.213
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Ny. D
Umur
: 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat
: Jl. Bojong Asri, Rawa
Lumbu
Agama
: Islam
Suku
: Betawi
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
No RM
: 03337949
Tanggal masuk RS : 3 Febuari
2013

Keluhan Utama:
Benjolan pada payudara kiri
sejak 6 bulan lalu.

Keluhan Tambahan:
Sering demam, menggigil, dan
pusing

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien mengeluh
terdapat benjolan pada
payudara sebelah kiri,
tepatnya diatas puting
sejak 6 bulan lalu.
Benjolan berjumlah 1
buah, berbentuk bulat,
keras, tidak dapat
digerakkan.
Tidak ada keluhan nyeri
pada payudara
Tidak ada keluhan lain
pada payudara, seperti
luka pada payudara,
keluar cairan atau darah
dari putting.

6 Bulan SMRS

1 Bulan SMRS

Pasien mengeluh sering


demam naik turun
disertai menggigil.
Benjolan pada payudara
kiri pasien tidak
memebesar dan tidak
nyeri
Pusing
Nafsu makan pasien
menurun.
Berat badan pasien
turun 5 kg dalam 1
bulan terakhir
Pasien mulai
memeriksakan diri ke
poli Bedah RSUD Bekasi

Pasien sudah menikah dan mempunyai 3


orang anak
Pasien melahirkan anak pertamanya pada
usia 22 tahun
Menstruasi pertama pasien pada usia 12
tahun
Pasien masih menstruasi sampai saat ini
(usia 48 tahun)
Pasien tidak pernah mengkonsumsi pil KB

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami

keluhan yang sama pada payudaranya

Pasien memiliki riwayat tekanan darah


tinggi sejak 5 tahun terakhir, dan rutin
berobat ke puskesmas

Riwayat

kencing manis, asma, dan penyakit


lain disangkal

Pasien tidak merokok atau


mengkonsumsi alkohol

Riwayat
Kebiasaa
n

Riwayat
Keluarga pasien tidak ada yang
Penyakit
mengalami hal serupa
Keluarga
Riwayat darah tinggi, kencing manis,
asma disangkal

STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tek Darah : 180/100 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu
: 36,5 c
Status gizi
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 157
BMI
: 24,1 (normal)

Kepala dan Leher


Kepala normocephali
Konjunctiva anemis -/Sklera Ikterik -/-

Kelenjar getah bening


tidak teraba membesar

Thorax
Pulmonal
Inspeksi

Palpasi

Depan

Belakang

Kiri

Simetris saat statis dan dinamis

Simetris saat statis dan dinamis

Kanan

Simetris saat statis dan dinamis

Simetris saat statis dan dinamis

Kiri

- Tidak ada benjolan

- Tidak ada benjolan

- Fremitus taktil simetris

- Fremitus taktil simetris

- Tidak ada benjolan

- Tidak ada benjolan

- Fremitus taktil simetris

- Fremitus taktil simetris

Kiri

Sonor di seluruh lapang paru

Sonor di seluruh lapang paru

Kanan

Sonor di seluruh lapang paru

Sonor di seluruh lapang paru

Kiri

- Suara vesikuler

- Suara vesikuler

- Wheezing (-), Ronki (-)

- Wheezing (-), Ronki (-)

- Suara vesikuler

- Suara vesikuler

- Wheezing (-), Ronki (-)

- Wheezing (-),Ronki(-)

Kanan

Perkusi

Auskultasi

Kanan

Inspeksi

Tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi

Pulsasi ictus cordis teraba 1 jari medial


linea midclavicularis kiri di sela iga IV

Perkusi

Auskultasi

Batas atas

Sela iga ketiga linea


parasternalis kiri

Batas
kanan

Sela iga kelima linea


sternalis kanan

Batas kiri

Sela iga keempat 1 jari


medial linea
midclavicularis kiri

BJ I dan BJ II regular, murmur (-),


Gallop (-)

Abdomen

Inspeksi:
Datar

Perkusi:
Timpani,
nyeri ketuk
(-)

Palpasi:
Supel, nyeri
tekan (-),
hati limpa
tidak teraba,
ballotement
(-)

Auskultasi:
Bising usus
(+)

Ekstremitas Atas
Kanan

Kiri

Tidak Ada

Tidak ada

Tonus

Normotonus

Normotonus

Massa

Normal

Normal

Sendi

Ke segala arah

Ke segala arah

Gerak

Ke segala arah

Ke segala arah

Kekuatan

+5

+5

Edema

Luka
Otot

Ekstremitas Bawah
Kanan

Kiri

Luka

Ada

Tidak ada

Varises

Tidak ada

Tidak ada

Tonus

Normotonus

Normotonus

Massa

Normal

Normal

Sendi

Ke segala arah

Ke segala arah

Gerak

Ke segala arah

Ke segala arah

Kekuatan

+5

+5

Edema

Otot

STATUS LOKALIS

Inspeksi
Tidak tampak benjolan,
hiperemis (-), retraksi puting (-),
discharge (-), peau dorange (-),
erosi (-)

Palpasi
Terdapat benjolan pada mammae
sinistra berbentuk bulat diameter
4 cm, dengan batas tidak jelas.
Benjolan keras, tidak dapat
digerakkan, nyeri tekan (-)

Regio
Mammae
Sinistra

KGB Regional

Tidak ada pembesaran


pada KGB Axila maupun
Supraklavikula

LABORATORIUM

HEMATOLOGI

20 Januari
2013
HASIL

NILAI RUJUKAN

Leukosit

7 ribu/uL

5-10 ribu/uL

Hemoglobin

14,3 g/dL

12-14 g/dL

Hematokrit

42,4 %

37-47 %

394 ribu/uL

150-400 ribu/uL

HASIL

NILAI RUJUKAN

PT

14,3 detik

12-18 detik

PT Kontrol

15,7 detik

12,4-17,9 detik

APTT

31,4 detik

20-40 detik

PTT Kontrol

28,4 detik

27,5-39,5 detik

Trombosit
HEMOSTASIS

20 Januari 2013

FUNGSI HATI

HASIL

NILAI RUJUKAN

SGOT

17 U/L

< 37 U/L

SGPT

31 U/L

< 41 U/L

HASIL

NILAI RUJUKAN

Ureum

20 mg/dL

20-40 mg/dL

Kreatinin

0,8 mg/dL

0,5-1,5 mg/dL

HASIL

NILAI RUJUKAN

98 mg/dL

60-110 mg/dL

FUNGSI GINJAL

GLUKOSA DARAH
Glukosa darah
sewaktu

20 Januari 2013

HEMATOLOGI

HASIL

NILAI RUJUKAN

20,8 ribu/UL

5-10 ribu/uL

Hemoglobin

13,6 g/dL

12-14 g/dL

Hematokrit

40,6 %

37-47 %

459 ribu/uL

150-400 ribu/uL

Leukosit

Trombosit

FNAB

( Fine Needle Aspiration Biopsy)

10 Januari 2013

Infiltrasi
Ductal CA

DIAGNOSA KERJA

KARSINOMA MAMMAE
SINISTRA
T2 N0 MX

T2 : Diameter 2-5 cm
N0 : CA belum menyebar ke lymph node
Mx : Metastasis belum dapat dinilai

DIAGNOSA BANDING

Fibroadenoma

Mammae
Kelainan Fibrokistik

PENATALAKSANAAN

1.
2.
3.

Radikal Mastektomi
Kemoterapi adjuvant
Konsul Penyakit Dalam Hipertensi

PROGNOSIS

Ad Vitam:
Dubia ad
bonam
Ad
Ad
Fungtiona Sanationa
m
m
Dubia ad
Dubia ad
malam
malam

TINJAUAN PUSTAKA

Epidemiologi

Eropa Utara, Amerika Utara merupakan area insiden tinggi,


Eropa Selatan, Amerika Selatan merupakan area insiden
sedang, Asia, Afrika merupakan area insiden rendah.

*Sumber:
http://www.news-medical.net/health/Breast-Cancer-Epidemiology.aspx

Epidemiologi di Indonesia

Menempati urutan kedua setelah kanker mulut

rahim
Rata-rata 10 dari 100.000 wanita di Indonesia
menderita kanker payudara
Karsinoma mammae jarang sebelum umur 25
tahun dan tidak biasa sebelum umur 30 tahun,
tetapi insidensinya meningkat dengan cepat
setelah umur 30 tahun dengan rata-rata medium
age 60 tahun.
Sumber: Data Departemen Kesehatan RI tahun 2010

Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi: belum ada penyebab spesifik.

Unchangeabl
e

Faktor
resiko
Changeabl
e

1. Umur > 45 tahun


2. Menarche usia dini
3. Menopause usia lanjut
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat penyakit
payudara jinak
1. Riwayat kehamilan
2. Obesitas & konsumsi lemak
tinggi
3. Penggunaan hormon &
kontrasepsi oral
4. Konsumsi alkohol dan rokok
5. Riwayat keterpaparan radiasi

Anatomi Payudara

Payudara terdiri atas 12 sampai


dengan 20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai
saluran ke papilla mammae, yang
disebut duktus laktiferus.
Bagian lateral atasnya, jaringan ini
keluar dari bulatannya ke arah
aksila, disebut penonjolan Spence
atau ekor payudara.
Di antara kelenjar susu dan fascia
pektoralis, juga di antara kulit dan
kelenjar
tersebut
mungkin
terdapat jaringan lemak.
Di
antara
lobulus
tersebut
terdapat
jaringan
ikat
yang
disebut ligamentum cooper yang
memberi rangka untuk payudara.

Payudara diinervasi atau diperdarahi oleh cabang :


1. a.mammaria interna yang mendarahi tepi medial
2. a.thorakalis lateralis (mammaria eksterna) yang mendarahi
bagian lateral
3. a.thorako-akromialis yang mendarahi bagian dalam
4. a.thorako-dorsalis yang mandarahi m.latissimus dorsi dan
m.serratus magnus

Aliran limfe dari payudara dibagi menjadi 3:


1. dari kulit payudara yang mengalir ke supraclavicula,
mammaria interna, dan pektoralis
2. dari papilla dan areola mengalir ke plexus subareola
3. dari jaringan payudara yang mengalir ke plexus pektoralis.

Pubertas: duktus
laktiferus
berkembang
Siklus menstruasi: hari
ke 8 haid, payudara
menjadi lebih besar.
Pembesaran maksimal
setelah beberapa hari haid.
Beberapa hari menjelang
haid, payudara tegang dan
nyeri

Hamil dan menyusui:


payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobus
dan duktus alveolus
berproliferasi dan tumbuh
duktus baru. Sekresi hormon
prolaktin dari hipofisis
anterior memicu proses
laktasi, air susu diproduksi
oleh sel alveolus dan mengisi
asinus yang kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke

FISI
OL
OGI
PAY
UD
AR
A

Manifestasi Klinis
1.

2.

3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bejolan keras di payudara


(tidak nyeri, kecilbesar,
melekat pada kulit)
Puting berubah (masuk ke
dalam / retraksi, terasa sakit,
mengeluarkan cairan / darah)
Perubahan pada kulit
payudara: berkerut, iritasi
seperti kulit jeruk
Benjolan-benjolan kecil
Luka di payudara yang sulit
sembuh
Payudara terasa panas, merah
& bengkak
Gatal di daerah sekitar puting
Benjolan keras terfiksasi
Bila benjolan itu kanker,
awalnya biasanya pada 1
payudara saja

Patofisiologi

Klasifikasi CA Mammae

In situ breast
cancer

Invasive
breast cancer

Tipe yang jarang


Medullary Carcinoma

Ductal
carsinom
a in situ
(DCIS)
Lobular
carsino
ma in
situ
(LCIS)

Tubular carcinoma
Invasive Ductal
Carsinoma (IDC
)

Invasive
Lobular
Carsinoma
( ILC )

Sarcoma
Micropapillary
carcinoma

Penyak
it
Paget

Interpretasi

T0

Tidak ada bukti adanya suatu tumor

Tis

Lobular carninoma in situ (LCIS), ductus


carninoma in situ (DCIS), atau Pagets disease

T1

Diameter tumor 2cm

T1a

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot


pektoralis

T1b

Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

T2

Diameter tumor 2-5 cm

T2a

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot


pektoralis

T2b

Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

T3

Diameter tumor > 5 cm

T3a

Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot


pektoralis

T3b

Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

T4

Berapa pun diameternya, tumor telah melekat


pada dinding dada dan mengenai pectoral
lymph node

T4a

Dengan fiksasi ke dinding toraks

STADIUM
TUMOR

Ukuran
Tumor (T)

Palpable Lymph Node (N)

Interpretasi

N0

Kanker belum menyebar ke lymph

N1

node
Kanker telah menyebar ke axillary
lymph node ipsilateral dan dapat

N2

digerakkan
Kanker telah menyebar ke axillary
lymph node ipsilateral dan melekat
antara satu sama lain (konglumerasi)

N3

atau melekat pada struktur lengan


Kanker telah menyebar ke mammary
lymph node atau supraclavicular
lymph node ipsilateral

Metastase
M0

Interpretasi
Tidak ada metastase ke organ
yang jauh

M1

Metastase ke organ jauh

Stadium

Ukuran

Palpable

Metastase

Tumor

Lymph Node

Tis

N0

M0

T1

N0

M0

IIA

T1

N1

M0

T2

N0

M0

T2

N1

M0

T3

N0

M0

T1, T2

N2

M0

T3

N1

M0

IIIB

T4

N3

M0

IV

M1

IIB

IIIA

Diagnosis
Anamnesis
Letak benjolan, sejak kapan mulai timbul, kecepatan
tumbuhnya, gejala penyerta seperti ada tidaknya nyeri,
jenis dan jumlah cairan yang keluar dari puting, perubahan
bentuk dan besar payudara, hubungannya dengan haid,
perubahan pada kulit, dan retraksi puting susu.
Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat
keluarga yang terkena kanker payudara dan atau kanker
ovarium, riwayat obstetri dan ginekologi, terapi hormonal,
riwayat operasi/aspirasi benjolan di payudara sebelumnya.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Pasien duduk tegak , tangan diangkat lurus keatas
Bentuk payudara, warna kulit, dimpling, retraksi papil,
kulit jeruk.

Palpasi
- Berbaring dengan bantal tipis di punggung Palpasi
benjolan (jumlah, ukuran, bentuk, batas, mobile/tidak,
nyeri/-), memijat halus puting susu keluar cairan/darah)
- Duduk Perabaan KGB aksila, supraklavikula.

SADARI

Mammografi

Massa padat dengan atau


tanpa gambaran seperti
bintang (stellate), penebalan
asimetris jaringan mammae
dan kumpulan mikrokalsifikasi

USG

Kista
mammae
mempunyai
gambaran dengan batas yang
tegas dengan batas yang halus
dan daerah bebas echo di bagian
tengahnya.
Massa
payudara
jinak
biasanya menunjukkan kontur
yang halus, berbentuk oval atau
bulat, echo yang lemah di bagian
sentral dengan batas yang tegas.
Karsinoma mammae disertai
dengan
dinding
yang
tidak
beraturan, tetapi dapat juga
berbatas
tegas
dengan
peningkatan akustik.

MRI

Dapat menentukan
penyebaran dari karsinoma
terutama karsinoma lobuler
atau menentukan respon
terhadap kemoterapi
neoadjuvan.

BIOPSI

Fine-needle
aspiration biopsy
(FNAB)dilanjutkanden
ganpemeriksaan
sitologi merupakan
cara praktis dan lebih
murah daripada biopsi
eksisional dengan
resiko yang rendah.
Insidensi false-positive
dalam diagnosis
adalah sangat rendah,
sekitar 1-2% dan
tingkat false-negative
sebesar 10%.

Large-needle(core-needle)biopsy
mengambilbagiansentralatauintijarin
gan denganjarum yang besar. Mudah
dilakukan diklinik dan cost-effective

Open biopsy
dapatberupabiopsyinsision
alataubiopsieksisional.Pad
abiopsi insisional
mengambil sebagian massa
payudara yang dicurigai,
dilakukan bila tidak
tersedianya coreneedlebiopsy
Padabiopsieksisional,seluru
hmassapayudara diambil.

BIOMARKER

Nilai prognostik danprediktifdari biomarker untuk karsinoma


mammae antara lain petanda proliferasi seperti proliferating cell
nuclear antigen (PNCA),BrUdrdan Ki-67; petandaapoptosis
sepertibcl-2danrasiobax:bcl-2; petanda angiogenesis seperti
vascular endothelial growth factor(VEGF)danindeksangiogenesis;
growthfactors dan growthfactorreceptors seperti
humanepidermalgrowthreceptor(HER)-2/ neudan epidermal
growth factor receptor(EGFr) dan p53.

Pembedahan
1. Lumpektomi:
Operasi ini hanya
menghilangkan
benjolan payudara dan
beberapa jaringan
normal di sekitarnya.
Pengobatan radiasi
biasanya diberikan
setelah operasi jenis
ini.

2. Mastektomi:
Mengangkat semua jaringan payudara, jaringan
terdekat lainnya juga ikut diangkat
a. Mastektomi total / sederhana
Seluruh payudara diangkat, tetapi tidak termasuk
kelenjar getah bening di bawah lengan atau jaringan
otot di bawah payudara..

b. Mastektomi radikal termodifikasi


Operasi ini melibatkan pengangkatan seluruh
payudara serta beberapa kelenjar getah bening di
bawah lengan.

c. Mastektomi radikal
Mengangkat seluruh payudara, kelenjar getah bening
di bawah ketiak (aksila) , dan otot dinding dada di
bawah payudara.

Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar
berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh
sel-sel kanker ataupun menyusutkan
ukuran
tumornya

Kemoterapi
Penggunaan obat pembunuh sel kanker. Obat
ini bisa dimasukkan melalui infus vena,
suntikan, dalam bentuk pil atau cairan.
1. Kemoterapi ajuvan
2. Kemoterapi neoajuvan
3. Kemoterapi untuk kanker payudara stadium
lanjut

Terapi Hormon
Obat-obatan yang digunakan dalam
terapi hormon:
1. Tamoxifen dan toremifene
(Fareston )
2. Fulvestrant
3. Aromatase inhibitor

Prognosis

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai