Anda di halaman 1dari 25

Pressure Drop di dalam Reaktor

Pada reaksi fasa cair, konsentrasi reaktan tidak mempengaruhi secara


signifikan (yang berarti) terhadap perubahan tekanan total sistem di
dalam reaktor. Akibatnya pengaruh pressure drop (beda tekan)
terhadap laju reaksi dapat diabaikan, saat menghitung ATAU
menentukan volume reaktor yang diperlukan untuk mencapai
konversi tertentu. Hal ini berbeda apabila reaksinya dalam fasa gas,
konsentrasi dari zat yang terlibat dalam reaksi menentukan atau
berpengaruh terhadap besarnya tekanan total sistem, sehingga
diperlukan perhitungan yang lebih teliti pengaruh pressure drop
terhadap laju reaksi, karena pengaruh pressure drop bisa menjadi
kunci atau menentukan berhasil tidaknya operasi suatu reaktor.
Pressure Drop dan Hukum laju
Untuk gas ideal, konsentrasi zat i yang terlibat dalam reaksi nilainya :
F
Ci i
v

FA0 (i i
P
v 0 (1 x) 0
P

x)
T

T
0

(1)

Untuk reaksi yang beroperasi isotermal (pada temperatur tetap)


F
( i x ) P

Ci i C A0 i
v
(1 x) P0

(2)

Untuk menghitung pressure drop, nilai (P/P0) pada persamaan (2)


harus dinyatakan sebagai fungsi volume, V atau berat katalis, W.
Sehingga dapat dikombinasikan antara konsentrasi, hukum laju dan
persamaan design dan saat menghitung pressure drop persamaan
design yang digunakan harus dinyatakan dalam bentuk deffrensial.

Contoh : reaksi isomerisasi orde dua


Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 1

(a)

Berlangsung di dalam packed bed reactor.


Persamaan neraca mol dalam bentuk deffrensial :
dx
g mol
'
FA0
- rA

dW
g kat. menit

(3)

Hukum Laju :

rA' k C 2A

(4)

Dari stokiometri reaksi fasa gas :


CA

C A0 (1 - x) P T0
(1 x) P0 T

(5)

Sehingga persamaan hukum laju, dapat dituliskan menjadi ;

rA'

C (1 - x) P T0

k A0
(1 x) P0 T

(6)

Catatan : Pada persamaan (6), untuk nilai pressure drop yang lebih
kecil dari hilang tekanan akibat adanya gesekan akan memperkecil
nilai laju reaksi.
Kombinasikan persamaan (6) dan persamaan (3) dan reaksi dianggap
berlangsung secara isotermal (T=T0) akan didapat :
FA0

dx
C (1 - x)
k A0

dW
(1 x)

P0

(7)

Persamaan (7) dibagi FA0 (CA0 v0)


dx k C 2A0

dW
FA0

(1 - x)
(1 x)

P0

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 2

k C 2A0
dx

dW v 0 C A0

(1 - x)

(1 x)

dx k C A0 (1 - x)

dW
v 0 (1 x)

P0

P0

(8)

Jadi untuk reaksi yang beroperasi pada temperatur tetap (isotermal),


pada persamaan (8) pada ruas kanan ditentukan atau tergantung hanya
pada konversi (x) dan tekanan (P).
dx
f1 (x, P)
dW

(9)

Aliran melewati unggun isian di dalam reaktor


Reaksi fasa gas yang mengunakan katalis, pada umumnya reaktan gas
dilewatkan tumpukan/unggun partikel katalis yang diisikan di dalam
reaktor. Persamaan yang biasa digunakan untuk menghitung pressure
Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 3

drop sepanjang ungun isian yang pourus adalah Persamaan Ergun,


yaitu :
dP
G
dz
gc Dp

1 - 150 (1 - )


1,75 G
3

Dp

(10)

P = tekanan (lbf/ft2)

porositas

1-

volume rongga kosong


volume total unggun

volume partikel
volume total unggun

gc = 32,174 lbm ft/s2.lbf (faktor konversi)


= 4,17 x 108 lbm.ft/hr2.lbf
(untuk satuan sistem metrik, SI Unit gc = 1,0)
Dp = diameter partikel, ft
= viskositas gas yang lewat unggun, lbm/hr.ft
z = panjang/tinggi unggun isian didalam pipa reaktor, ft
u = kecepatan superfisial = laju alir volumetrik dibagi luas
penampang pipa, ft/hour
= densitas gas, lb/ft3
G = kecepatan superfisial massa masuk, (gram/cm 2.s) atau
(lbm/ft2.hr)

Untuk menghitung pressure drop dengan menggunakan persamaan


Ergun, parameter pada ruas kanan pada persamaan (10) hanya
densitas gas, yang nilainya berubah terhadap tekanan. Karena
reaktor dioperasikan pada keadaa tunak, maka laju alir massa pada
sembarang titik sepanjang reaktor, m (kg/s) akan sama dengan laju
Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 4

alir massa masuk kedalam reaktor, m0 (yaitu persamaan kontinutas)


seperti dituliskan pada persamaan berikut :
m0 = m
0 v0 = v

(11)
(12)

Dari persamaan laju alir volumetrik fluida keluar dari reaktor :


v v0

P0
P

T FT

T0 FT0

(13)

v0
P T0 FT0
0

v
P0 T FT

(14)
Kombinasikan persamaan (10) dan persamaan (14) :
dP
G (1 - )
dz
g c D p 3

150 (1 - )
P T FT

1,752 G 0

P T F
Dp
0 T0

(15)

P T FT
dP
- 0 0
dz
P T0 FT0
0

G (1 - )
g c D p 3

150 (1 - )

1,752 G

Dp

(16)
(17)

Untuk reaktor jenis Packed Bed Reactor (PBR), biasanya lebih


tertarik untuk menghitung berat katalis, W yang diperlukan dari pada
menghitung panjang atau tinggi reaktor, z. Karena berat katalis, W
yang diperlukan bisa dinyatakan terhadap panjang/tinggi reaktor, z
seperti dituliskan pada persamaan berikut :

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 5

W ( 1 - ) A c z x c
berat
padatan

katalis

volume
padatan

katalis

densitas
x padatan

katalis

(18)

Ac adalah luas penampang reaktor. Densitas bulk katalis, b (yaitu


massa katalis per volume reaktor) merupakan turunan dari densitas
katalis, c , dan fraksi dari padatan katalis adalah (1-).
b c (1 - )
(19)
Dengan menggunakan hubungan antara berat katalis, W dan
panjang/tinggi reaktor, z pada persamaan (18) maka persamaan Ergun
yaitu persamaan (10) dapat dinyatakan sebagai fungsi berat katalis,
W. Seperti dituliskan pada persamaan berikut :
0
P0 T FT
dP
dW
A c (1 - ) c P T0 FT0

(20)

W A c (1 - ) Z c

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 6

dZ

W
A c (1 - ) c

dW
A c (1 - ) c

1
A c (1 - ) c

dZ
dW

dP
T P0
dW
2 T0 P/P0

2 0
A c c (1 - ) P0

FT

FT0

(21)
(22)

Persamaan (21) adalah salah satu persamaan yang digunakan untuk


menghitung berat katalis yang diperlukan, saat reaksi yang terjadi
adalah reaksi ganda atau terjadi pressure drop pada reaktor
membrane. Sekalipun begitu, persamaan (21) juga bisa digunakan
untuk reaksi tunggal yang berlangsung didalam packed bed reactor,
sehingga persamaan Ergun dapat dinyatakan sebagai fungsi konversi,
x. Dengan menyatakan lebih dulu FT sebagai fungsi konversi yaitu :

F
FT FT0 FA0 x FT0 1 A0 x FT0 1 y A0 x FT0 1 x
FT0

(23)
FT FT0 1 x

FT
1 x
FT0
y A0

(24)
FA0

FT0

(25)

Persamaan (24) disubstitusikan ke persamaan (21)


Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 7

dP
T P0
(1 x)
dW
2 T0 P/P0

(26)

Apabila nilai negatif, berarti pressure drop, P lebih kecil ( atau


tekanan didalam reaktor, P lebih besar dari teakanan gas saat masuk
reaktor, P0) dari apabila = 0. Apabila nilai positif berarti pressure
drop, P lebih besar dari pada apabila = 0.
Untuk reaksi yang berlangsung isotermal, maka dapat disimpulkan :
dP

dW
2

P0
(1 x)
P/P0

dP
f 2 (x, P)
dW

(27)

dx
f1 (x, P)
dW

(9)

Didapat dua persamaan deffrensial orde satu yang harus diselesaikan


secara simultan.
Apabila = 0 dan reaksi berlangsung isotermal (T = T 0) maka (26)
menjadi :
P0
dP
dW
2 (P/P0 )

(28)

dP

Po dW
2 (P/P0 )

d(P/P0 )

dW
2 (P/P0 )

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 8

2 (P/P0 )

d(P/P0 )
-
dW

P d (P/P0 )
-
P0
dW

(29)
d (P/P0 ) 2
-
dW

(30)

Persamaan (30) diintegralkan, dengan batas saat P = P 0 maka W = 0


maka didapat nilai W pada sembarang tekanan P berlaku :
P

P
d P
0
P0

P0

- dW

(31)

1- W

(1 - W)1/2
P
0

(32)

2 0
A c c (1 - ) P0

(22)

W (1 - ) A c c Z

2 0
(1 - ) A c c z
A c c (1 - ) P0

(18)
(33)

Persamaan (33) disubstitusikan ke (32) :


P

2 0 z

1
P0
P0

1/2

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(34)
Page 9

Contoh Perhitungan Pressure Drop Di dalam unggun tetap


(Packed Bed)
Hitung Pressure Drop di dalam reaktor pipa dengan diameter 1 in
dan schedule number 40 panjang 60 ft yang berisi unggun tetap dari
partikel katalis dengan diameter in, dari aliran gas yang masuk
reaktor tersebut pada laju 104,4 lbm/jam dan tekanan sebesar 10 atm.
Temperatur sepanjang reaktor dianggap tetap sebesar 260 oC. Fraksi
rongga kosong sebesar 45%.
Penyelesaian :
Pada keluaran reakror : z = L
Pressure drop dihitung dengan persamaan (34):
P

2 0 z

1
P0
P0

1/2

2 0 L

1
P0
P0

1/2

(34)
(35)

Menghitung 0
0

G (1 - ) 150 (1 - )
1,752 G
3

Dp
g c D p

(17)

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 10

Menghitung laju alir massa melewati permukaan unggun, G


G

m
Ac

(36)

Untuk pipa 1 in dengan Schedule Number 40 :

Ac = 0,01414 ft2
104,4 lb m / jam
0,01414 ft 2

7383,3

(37)
lb m

ft 2 jam

(38)

Udara pada T = 260 oC dan P = 10 atm :


= 0,0673 lbm/ft.jam

(39)

0 = 0,413 lbm/ft3

(40)

Dari soal diketahui : Dp = in = 0,0208 ft


gc = 4,17 x 108 (lbm ft)/(lbf.jam2)

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(41)
(42)

Page 11

7383,3 lb m /ft 2 .jam (1 - 0,45)

0
8
2
3
3
(4,17x10
lb
.
ft
/
lb
.
ft
)
(
0
,
413
lb
/
ft
)
(
0
,
0208
ft
)
(0,45)

m
f
m
150 (1 - 045) (0,0673 lbm / ft. jam)

lb
1,752 (7383,3) 2 m
0,0208 ft
ft . jam

0,01244

lbf . jam
lb
(266,9 12920,8) 2 m
ft.lbm
ft . jam

164,1

lbf
ft 3

164,1

lbf
1 ft 2
1 atm
x
x
3
2
ft
144 in
14,7 lbf / in 2

0,0775

(43)

atm
kPa
25,8
ft
m

Menghitung Pressure Drop dengan persamaan (35)

2 0 L

1
P0
P0

1/2

2 x 0,0775 atm/ft x 60 ft

1
10 atm

1/2

P 0,265 P0 2,65 atm

P P0 - P 10 - 2,65 7,35 atm

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(44)
(45)
(46)

Page 12

Reaksi dengan Pressure Drop Tidak Diabaikan


Penyelesaian secara analitis
*). Persamaan yang menyatakan hubungan antara beda tekan
dan berat katalis
P

(1 - W)1/2
P0

*) Reaksi orde dua :

(32)
A

(a)

*) Neraca Mol :
dx
g mol
'
FA0
- rA

dW
g kat. menit

(3)

*) Hukum Laju, dan reaksi orde dua :

rA' k C2A

(4)

*) Stokiometri reaksi : = 0 , dan reaksi berlangsung isotermal (T


= T0):
C A C A0 (1 - x)

P
P0

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(a.1)
Page 13

C A C A0 (1 - x) (1 - W)1/2

(a.2)

*) Kombinasikan Neraca Mol, Hukum Laju dan Stokiometri


Reaksi didapat :
k C 2A0
dx

(1 - x) 2 [(1 - W)1/2 ]
dW
FA0

(a.3)

FA 0

C 2A0

k
(1 - x) 2 (1 - W)
FA0

dx

k C 2A0 (1 - x) 2

v 0 C A0

dx

k C 2A0

(1 - x) 2

(1 - W) dW

(a.4)

(1 - W) dW

(a.5)

*) Diintegralkan pada : x = 0 nilai W = 0 dan FA0 = CA0 v0


v0
dx
(1 - W) dW
k C A0 (1 - x) 2

(a.6)

v0
x

(1 - W) W
k C A0 (1 - x)
2

(a.7)
k C A0 W

(1 - W )
v0
2
x
k C A0 W

1
(1 - W )
v0
2

2 v0 x
1- 1-


k C A0 1 - x

(a.8)

1/ 2

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(a.9)

Page 14

Perhitungan x (konversi) di dalam reaktor dengan Pressure Drop


Pada tahun 1977 di Amerika, diperkirakan sekitar 7 milyar lb etilen
oksid diproduksi, dengan harga penjualan US$ 0,58/lb. Pada tahun
1977 jumlah total penjualan sekitar US$ 4 milyar.
Lebih dari 60% etilen oksid digunakan untuk pembuatan etilen glikol,
sisanya digunakan untuk antifreeze (30%), polyester (30%),
surfactant (10%), Solvent (5%) dan bahan baku lainya.
Perhitungan berat katalis yang dibutuhkan untuk mencapai
konversi sebesar 60% dari reaksi fasa gas oksidasi etilen menjadi
etilen oksid dengan stokiometri reaksi seperti berikut :
C2H4
(b)
A

O2

C2H4O

(c)

Umpan etilen dan oksigen masuk reaktor dengan perbandingan sesuai


dengan koefisien stokiometri reaksi.melewati unggun tetap (Packed
Bed) yang diisikan didalam reaktor pipa yang beroperasi secara
isotermal pada temperatur 260 oC.
Etilen diumpankan pada laju 0,3 lbmol/s pada tekanan 10 atm.
Umpan dialirkan kedalam 10 buah tempat (bank) dan masing-masing
tempat berisi.100 buah pipa dengan diameter 1-in dengan Schedule
Number 40. Pipa-pipa tersebut diisi pelet katalis dengan diameter
pelet sebesar -in, densitas, = 120 lb m/ft3, fraksi rongga kosong, =
0,45.
Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 15

Diketahui laju reaksi,


r ' rS

rA'

0.4795 PH PE
1 18.5618 PE 0.0757 PA

(60)

lbmol
lb kat.jam
lbmol
k 0,0141
pada temperatur 260 o C
atm. lb kat.jam
1/3 2/3
k PA
PB

(c.1)
(c.2)

Penyelesaian :
Neraca mol dalam bentuk deffrensial :
dx
'
FA0
- rA
dW

(c.3)

Hukum Laju

rA' k PA1/3 PB2/3

(c.4)

Dari Tabel Stokiometri reaksi, reaksi fasa gas dan beroperasi


secara isotermal :
v v 0 (1 x)

CA

CB

P0
P

(c.4)

FA0 (1 - x)
FA
(1 - x) P

C A0
v v (1 x) P0
(1 x) P0
0
P

(c.5)

FB FA0 (B - 1/2 x)
( - 1/2 x) P

C A0 B
v v (1 x) P0
(1 x) P0
0
P

(c.6)

Kombinasikan konsentrasi dengan hukum laju :

rA' k PA1/3 PB2/3


Gas dianggap gas ideal : PV n RT,

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(c.1)
(c.7)
Page 16

Ci

n
P

Pi Ci RT
V RT

(c.8)

rA' k (CA RT)1/3 (CB RT) 2/3


rA' kRT (CA )1/3 (CB )2/3
(-rA' )

kRT C A0

(1 - x) P
(1 x) P0

1/3

C A0

1/3

(c.9)
(c.10)
(B - 1/2 x) P
(1 x) P0

(-rA' )

P (1 - x)

k C A0RT0

P0 (1 x)

(-rA' )

k C A0 RT P

1 - x 1/3 B - 1/2 x 2/3


(1 x) P0

(B - 1/2 x)
(1 x)

2/3

(c.11)

2/3

(c.12)
(c.13)

Dari stokiomeri reaksi, B =


(-rA' ) k PA0

1 - x 1/3 1/2 - 1/2 x 2/3


(1 x)

(-rA' ) k PA0 1/2 2/3

'
(-rA
) k'

P0

1 - x 1/3 1 - x 2/3
(1 x)

P0

1 - x P
(1 x) P0

k ' k 1/2 2/3 PA0 0,63 k PA0

(c.14)
(c.15)
(c.16)
(c.17)

Pada Packed Bed Reactor (Reaktor dengan unggun tetap)


berlaku hubungan antara tekanan, P dan berat katalios, W.
P

(1 - W)1/2
P
0
'
(-rA
) k'

1 - x
1 - W 1/2

(1 x)

dx
'
FA0
- rA
dW

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(c.18)
(c.19)
(3)
Page 17

1 - x
dx
FA0
k'
1 - W 1/2
dW
(1 x)
x

FA 0 1 - x

k
0

'

(1 x)

(c.20)

dx

1 - W

1/2

dW

(c.21)
FA0
1
2 '

(1 x) ln
- x
1- x
3

k '

1 - 1 - W

(c.22)

(c.23)

3/2

1 - 1 - (3 FA0 / 2 k ' ) 1 ln1/(1 - x) - x


W

2/3

Laju alir molar yang lewat pada setiap pipa (yaitu laju alir molar
total umpan masuk dibagi 1000 pipa) :
FA0 = 3 x 10-4 lbmol/s = 1,08 lbmol/jam(c.24)

Etilen :

Oksigen : FB0= FA0 = 1,5 x 10-4 lbmol/s = 0,54 lb mol/jam (c.25)


FI0 = (0,79/0,21) x 1,5 x 10-4 lb mol/s
= 5,64 x 10-4lb mol/s = 2,03 lb mol/jam (c.26)

Inert = N2 = I :

FT0 = FA0 + FB0 + FI0 = 1,08 + 0,54 + 2,03


= 3,65 lb mol/jam

(c.27)

yA0 = FA0/FT0 = 1,08/2,65 = 0,3

(c.28)

= yA0 = 0,3 (1 - 1) = - 0,15

(c.29)

PA0 = yA0 P0 = (0,3) 10 atm = 3 atm

(c.30)

k ' k 1/2 2/3 PA0 (0,63) (0,0141

k ' 0,0266

lb mol
) x (3 atm)
atm. lb kat. jam

lb mol
lb kat. jam

1 - 1 - (3 FA0 / 2 k ' ) 1 ln1/(1 - x) - x


W

(c.31)
2/3

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(c.32)
Page 18

Untuk konversi sebesar 60% :

1 - 1 - (3 FA0 / 2 k ' ) 1 - 0,15 ln1/(1 - 0,6) - (-0,15)(0,6)


W

1 - 1 - 1,303 FA0 / k '


W

2/3

2/3

(c.33)

2 0
A c c (1 - ) P0

(22)

Mengitung laju alir massa yang melewati unggun, G :


m A 0 1,08

lb mol
lb mol
lb
1,08
x 28
30,24 lb/jam
jam
jam
lb mol

m B0 0,54

lb mol
lb mol
lb
0,54
x 32
17,28 lb/jam
jam
jam
lb mol

m A 0 2,03

lb mol
lb mol
lb
2,03
x 28
56,84 lb/jam
jam
jam
lb mol

(c.34)
Laju alir massa total :
m T 0 m A0 m B0 m I0 30,24 17,28 56,84 104,4 lb/jam
G

(c.35)

m T0
104,4 lb/jam
lb

7383,3 2
2
Ac
0,01414 ft
ft . jam

(38)

Menghitung 0
0

G (1 - )
g c D p 3

150 (1 - )

1,752 G

Dp

(17)

Udara pada T = 260 oC dan P = 10 atm :


= 0,0673 lbm/ft.jam
(39)

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 19

0 = 0,413 lbm/ft3
(40)
Dari soal diketahui : Dp = in = 0,0208 ft

(41)

gc = 4,17 x 108 (lbm ft)/(lbf.jam2)

(42)

7383,3 lb m /ft 2 .jam (1 - 0,45)

0
8
2
3
3
(4,17x10
lb
.
ft
/
lb
.
ft
)
(
0
,
413
lb
/
ft
)
(
0
,
0208
ft
)
(0,45)

m
f
m
150 (1 - 045) (0,0673 lb m / ft. jam)

lb
1,752 (7383,3) 2 m
0,0208 ft
ft . jam

0,01244

lbf . jam
lb
(266,9 12920,8) 2 m
ft.lb m
ft . jam

164,1

lbf
ft 3

164,1

lbf
1 ft 2
1 atm
x
x
3
2
ft
144 in
14,7 lbf / in 2

0,0775

(43)

atm
kPa
25,8
ft
m

Menghitung

2 0
(2) (0,0775) atm/ft

A c c (1 - ) P0 (0,01414 ft 2 ) (0,55) (120 lb kat/ft 2 )(10 atm)


0,0166
lb kat

(c.36)
(c.37)

Menghitung berat katalis, W :

1 - 1 - 1,303 FA0 / k '


W

2/3

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(c.38)

Page 20

0,0166
lb mol

1,303
1,08

lb kat
jam

1- 1lb mol

(0,0266)

lb kat. jam
W
0,0166
lb kat
45,4 lb katalis per pipa

2/3

(c.39)

45 400 lb katalis untuk 1000 pipa

Menghitung Pressure Drop


P

(1 - W)1/2
P
0
P
0,0166

1 x 45,4 lb kat
lb kat

P0

(32)
1/2

(1 - 0,75364)1/2 (0,246)1/2 0,5

(c.40)
P 0,5 P0 0,5 (10 atm) 5 atm

P P0 - P 10 - 5 5 atm

(c.41)
(c.42)

Apabila presure drop diabaikan :


Maka nilai (P/P0) pada persamaan (c.16) sama dengan satu, sehingga
persamaan (c.16) menjadi :
'
(-rA
) k'

1 - x P
(1 x) P0

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

(c.16)
Page 21

'
(-rA
) k'

1 - x

(c.43)

(1 x)

dx
'
FA0
- rA
dW

(c.3)

1 - x
dx
FA0
k'
dW
(1 x)

(c.44)

FA 0 1 - x
k ' (1 x)

dx

(c.45)

dW

FA0
1

(1

)
ln
- x
'
1- x

(c.46)

1,08
1

(1 - 0,15) ln
- (-0,15) (0,6)

0,0266
1 - 0,6

(c.47)
(c.48)

W 35,3 lb katalis per pipa

(c.49)

W 35300 lb katalis per 1000 pipa

Apabila katalis yang digunakan sebanyak 35300 lb dan kemudian


dalam perhitungan pressure drop tidak diabaikan maka konversi
yang diperoleh adalah :
FA0
1
2 '

(1

x)
ln

1- x
3
k '
1,08
0,0266
1,08
0,0266

1 - 1 - W

1
2

(1 - 0,15) ln 1 - x 0,15 x 3 (0,0166)


1
2

(1 - 0,15) ln 1 - x 0,15 x 3 (0,0166)

3/ 2

'

'

(c.22)

1 - 1 - 0,0166 (35300)
1 - 1 - 0,0166 (35300)
3/2

3/2

x 0,53

x 53%

(c.50)

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 22

Perhitungan Pressure Drop didalam reaksi dengan cara numerik


Neraca mol
dx
'
FA0
- rA
dW

Laju Reaksi
'
(-rA
) k'

1 - x P
(1 x) P0

Kombinasikan neraca mol dengan laju reaksi


dx
1 - x
FA 0
k'
dW
(1 x)

P0

Hubungan antara berat katalis, W dengan tekanan reaktor, P


yang berlangsung isotermal (temperatur tetap):
Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 23

dP
P0
(1 x)
dW
2 P/P0
y

P
P0

2 0
A c c (1 - ) P0

Maka akan didapat dua persamaan deffrensial yang menyatakan


hubungan antara konversi, x dengan berat katalis, W dan persamaan
yang menyatakan hubungan antara beda tekanan, (P/P 0) dengan berat
katalis, W. Kedua persamaan defrensial tersebut harus diselesaikan
secara simultan.
dx
k ' (1 - x)

y
dW
FA0 (1 x)

(c.51)

dy
(1 x)
dW
2y

(c.52)

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 24

Mining Harsanti, TRK 3, Pressure-drop tidak diabaikan

Page 25

Anda mungkin juga menyukai