Anda di halaman 1dari 81

Manajemen Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan pada abad ke-21 merupakan
hal yang sangat penting karena dengan
pendidikan kita akan semakin cepat untuk
mengembangkan dan mengetahui potensi diri.
Pemerintah Indonesia sekarang sudah banyak
membangun Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), baik negeri maupun swasta, untuk
meningkatkan jumlah sumber daya manusia
yang berkualitas. Salah satu upaya manajemen
SMK untuk menarik minat masyarakat adalah
dengan adanya Quality Assurance (QA) atau
sering disebut Penjaminan Mutu/Kualitas
Pendidikan. Meningkatnya jaminan kualitas
(QA) pendidikan membantu manajemen
sekolah untuk mencapai predikat sekolah
unggulan
sehingga
sekolah
mendapat
kepercayaan dari calon siswa, baik yang akan
langsung bekerja maupun meneruskan ke
jenjang studi yang lebih tinggi.
Jaminan kualitas / Quality Assurance
(QA) adalah salah satu sarana untuk
meningkatkan
efektivitas
pendidikan.
Prinsipnya ada pada pelaku utama pendidikan
yang berada di garis depan, seperti kepala
sekolah, guru, staf dan karyawan, siswa dan
orang tua siswa untuk meningkatkan kualitas
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 1

Manajemen Pendidikan

pendidikan khususnya pendidikan SMK dalam


membentuk SDM yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat/industri. Oleh karena itu,
manajemen sekolah harus mengevaluasi diri
untuk terus memperbaiki dan meningkatkan
proses perencanaan
serta
pelaksanaan
pembangunan pendidikan di sekolah.
Jaminan kepastian kualitas pendidikan
meliputi jaminan fasilitas, jaminan kompetensi
guru, sampai pada jaminan kelulusan. Para
orang tua yang melek kemajuan pendidikan kini
semakin selektif dan kritis dalam menentukan
lembaga pendidikan bagi anaknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep dasar jaminan kepastian
kualitas/Quality Assurance (QA) di SMK?
2. Aspek apa saja yang mendukung jaminan
kepastian kualitas/Quality Assurance (QA)
di SMK?
3. Bagaimana sistem manajemen yang baik
dalam meningkatkan jaminan kepastian
kualitas /Quality Assurance (QA) di SMK?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar jaminan
kepastian kualitas (QA) di SMK.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 2

Manajemen Pendidikan

2. Untuk mengetahui aspek aspek yang


mendukung jaminan kepastian kualitas (QA)
di SMK.
3. Untuk mengetahui sistem manajemen yang
baik dalam meningkatkan jaminan kepastian
kualitas (QA) di SMK.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 3

Manajemen Pendidikan

BAB II
DASAR TEORI
A. Teori POAC
Dunia manajemen menggunakan prinsip
POAC ( Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling). Prinsip manajemen ini banyak
sekali digunakan oleh organisasi besar untuk
memajukan
serta mengelola
organisasi
mereka. Berikut akan penjelasaan POAC
(Planning,
Organizing,
Actuating,
dan
Controlling) tersebut.

Gambar POAC
Sumber: www.gurupendidikan.com

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 4

Manajemen Pendidikan

1. Planning

Gambar Rencana A,B,C


Sumber : www.stepchange.ie

Planning adalah proses mendefinisikan


tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja dalam sebuah
organisasi. Perencanaan merupakan proses
yang penting dari segala bentuk fungsi
manajemen,
karena
tanpa
adanya
perencanaan semua fungsi-fungsi lainnya
tidakakan dapat berjalan.
Dalam perencanaan, terdapat beberapa
faktor dalam planning yang patut untuk
dipertimbangkan, yaitu :
a. Specific,
yaitu
berarti
sebuah
perencanaan harus jelas apa maksut
dan tujuannya beserta ruang lingkupnya.
b. Measurable,
yaitu
suatu
tingkat
keberhasilan yang harus dapat diukur
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 5

Manajemen Pendidikan

dari program kerja dan rencana yang


dibuat.
c. Achievable, yaitu sesuatu tersebut bisa
tercapai dan diwujudkan, bukan hanya
sekedar fiktif dan khayalan belaka.
d. Realistic, yaitu sesuatu yang sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya
yang ada, harus seimbang tetapi tetap
ada tantangan didalamnya.
e. Time, yaitu ada batas waktu yang jelas,
sehingga bisa dinilai dan dievaluasi.
2. Organizing
Pengorganisasian ( Organizing ) adalah
fungsi kedua dalam manajemen. Organizing
adalah proses kegiatan dalam menyusun
struktur organisasi sesuai dengan tujuantujuan, sumber-sumber dan lingkungannya.
Hasil dari pengorganisasian itu berupa
struktur organisasi.
Setiap tujuan di sebuah organisasi pasti
ingin dicapai, dan untuk meraih hal tersebut,
pengorganisasian sangat berperan penting.
Sebuah
perusahaan,
pengorganisasian
biasanya disusun dalam bentuk badan
organisasi atau struktur organisasi, setelah
itu baru dipecah menjadi beberapa jabatan.
Disinilah letak salah satu prinsip Manajemen
yang membagi setiap tugas dan tanggung
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 6

Manajemen Pendidikan

jawab dalam sebuah perusahaan yang


dibebankan pada semua anggota organisasi
menurut skil dan kemampuan masingmasing individu.

Gambar Bagan setruktur organisasi


Sumber: 20337604.siap-sekolah.com

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 7

Manajemen Pendidikan

3. Actuating

gambar Actuating
Sumber www.stepchange.ie

Actuating ( Pelaksanaan ) adalah suatu


tindakan yang mengusahakan agar semua
perencanaan dan tujuan perusahaan bisa
terwujud dengan baik dan seperti yang
diharapkan. Pelaksanaan merupakan suatu
upaya yang menggerakkan orang-orang
untuk mau bekerja dengan sendirinya dan
dengan kesadaran yang besar demi
mengabulkan seluruh cita-cita perusahaan
secara efektif dan tepat.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 8

Manajemen Pendidikan

Perencanaan dan pengorganisasian


akan berjalan kurang baik jika tidak disertai
dengan pelaksanaan. Oleh karena itu,
sangat dibutuhkan sekali bentuk nyata dari
kerja keras, kerjasama dan kerja nyata
didalamnya. Pengoptimalan seluruh sumber
daya manusia yang ada juga sangat penting,
terutama ditujukan untuk mencapai visi, misi
dan planning yang telah diterapkan.
Poin ini, semua sumber daya manusia
yang ada harus bekerja sesuai dengan tugas
yang dibebankan, fungsi serta peran dan
kompetensi dari masing-masing untuk
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan
tersebut.
4. Controlling

Gambar Kontrol
Sumber : www.yourarticlelibrary.com

Pengawasan ( Controlling ) adalah


proses pengamatan, penentuan standar
yang akan diwujudkan, menilai kinerja
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 9

Manajemen Pendidikan

pelaksanaan, dan jika diperlukan mengambil


tindakan korektif, sehingga pelaksanaan
dapat berjalan dengan semaksimal mngkin
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, maka akan dibutuhkan
pengontrolan yang optimal, baik itu dalam
bentuk supervisi, pengawasan,
inspeksi dan audit.
Tujuan utama dari kegiatan pengawasan
adalah
menciptakan
kegiatan-kegiatan
manajemen yang dinamis dan terwujud
secara efektif dan efisien. Sesuai mencegah
terjadinya
penyimpangan.
Memperbaiki
kelemahan dan kesalahan, serta menindak
penyalahgunaan
dan
penyelewengan
Mendinamisasikan organisasi serta kegiatan
dalam manajemen. Memperkuat rasa akan
tanggung jawab tiap individu. Mengambil
tindakan
korektif
jika
pelaksanaan
menyimpang dari perencanaan atau standar
yang telah ditetapkan. Dengan perannya
dalam
sebuah
organisasi,
controlling
memiliki beberapa fungsi utama.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 10

Manajemen Pendidikan

B. Teori SWOT

Gambar SWOT
Sumber : www.easy-marketing-strategies.com

Analisis
SWOT
adalah
metode
perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan
(weaknesses),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi faktor internal
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 11

Manajemen Pendidikan

dan eksternal yang mendukung dan yang


tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland
dalamhttp://subliyanto.wordpress.com/2012/
12/13/analisis-swot/ , analisis SWOT adalah
instrumen perencanaaan strategis yang
klasik dengan menggunakan kerangka kerja
kekuatan dan kelemahan serta kesempatan
ekternal dan ancaman. Instrumen ini
memberikan
cara
sederhana
untuk
memperkirakan
cara
terbaik
untuk
melaksanakan sebuah strategi. Instrumen
ini menolong para perencana apa yang bisa
dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.
Metode SWOT pertama kali digunakan
oleh Albert Humphrey yang melakukan
penelitian di Stamford University pada tahun
1960-1970 dengan analisa perusahaan
yang bersumber dalam Fortune500. Jika
ditarik lebih ke belakang analisa ini telah
ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian
dari
Harvard
Policy
Model
yang
dikembangkan di Harvard Business School.
Pada saat pertama kali digunakan terdapat
beberapa kelemahan utama di antaranya
analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif
serta belum bahkan tidak menghubungkan
dengan strategi-strategi yang mungkin bisa
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 12

Manajemen Pendidikan

dikembangkan dari analisis kekuatankelemahan yang telah dilakukan.


Hasil analisis biasanya adalah arahan
atau rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan menambah keuntungan dari
peluang yang ada, sambil mengurangi
kekurangan dan menghindari ancaman.
Digunakan dengan benar, analisis SWOT
akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi
yang terlupakan atau tidak terlihat selama
ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan
terkadang akan sangat subjektif, karena
bisa jadi dua orang yang menganalisis
sebuah organisasi akan memandang
berbeda keempat bagian tersebut. Hal ini
wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah
sebuah analisis yang akan memberikan
output berupa arahan dan tidak memberikan
solusi ajaib dalam sebuah permasalahan.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan
cara menganalisis dan memilah berbagai
hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar
matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari
peluang
(opportunities)
yang
ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 13

Manajemen Pendidikan

(weaknesses) yang mencegah keuntungan


(advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan
(strengths) mampu menghadapi ancaman
(threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisis SWOT dilakukan dengan
maksud untuk mengenali tingkat kesiapan
setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang
diperlukan untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan. sehingga tingkat kesiapan
fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan
masing-masing faktor yang terlibat pada
setiap fungsi, maka analisis SWOT
dilakukan terhadap keseluruhan faktor
dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor
internal maupun eksternal.
Melakukan analisis terhadap fungsifungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku
ketentuan berikut: untuk tingkat kesiapan
yang memadai, artinya, minimal memenuhi
kriteria kesiapan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran, dinyatakan sebagai
kekuatan bagi faktor internal atau peluang
bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat
kesiapan yang kurang memadai, artinya,
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 14

Manajemen Pendidikan

tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal,


dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor
internal atau ancaman bagi faktor eksternal.
Untuk menentukan kriteria kesiapan,
diperlukan
kecermatan,
kehati-hatian,
pengetahuan, dan pengalaman yang cukup
agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang
tepat. Kelemahan atau ancaman yang
dinyatakan pada faktor internal dan faktor
eksternal yang memiliki tingkat kesiapan
kurang memadai, disebut persoalan.
Selama masih adanya fungsi yang tidak
siap atau masih ada persoalan, maka
sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak
akan tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran
dapat tercapai, perlu dilakukan tindakantindakan untuk mengubah fungsi tidak siap
menjadi siap. Tindakan yang dimaksud
disebut
langkah-langkah
pemecahan
persoalan,
yang
pada
hakekatnya
merupakan tindakan mengatasi kelemahan
atau ancaman agar menjadi kekuatan atau
peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor
melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya
adalah memilih alternatif langkah-langkah
pemecahan persoalan, yakni tindakan yang
diperlukan untuk mengubah fungsi yang
tidak siap menjadi fungsi yang siap dan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 15

Manajemen Pendidikan

mengoptimalkan
fungsi
yang
telah
dinyatakan siap.
Oleh karena kondisi dan potensi sekolah
berbeda-beda antara satu dengan lainnya,
maka alternatif langkah-langkah pemecahan
persoalannya
pun
dapat
berbeda,
disesuaikan dengan kesiapan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah
tersebut. Dengan kata lain, sangat
dimungkinkan suatu sekolah mempunyai
langkah pemecahan yang berbeda dengan
sekolah lain untuk mengatasi persoalan
yang sama.
1. Strengths (kekuatan)

Gambar kekuatan
Sumber : pestleanalysis.com

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 16

Manajemen Pendidikan

keunggulan lain yang berakibat pada nilai


plus atau keunggulan komparatif lembaga
pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika
sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill
atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi
perserta didik, lulusan terbaik atau hasil
andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang
dapat membuat sekolah tersebut unggul dari
pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan
steakholders maupun pelanggan (peserta didik,
orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh dari bidang keunggulan,
antara lain kekuatan pada sumber keuangan,
citra yang positif, keunggulan kedudukan di
masyrakat,
loyalitas
pengguna
dan
kepercayaan
berbagai
pihak
yang
berkepentingan.
Sedangkan
keunggulan
lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan
atara lain yaitu sumber daya manusia yang
secara kuantitatif besar, hanya saja perlu
pembenahan
dari
kualitas.
Selain
itu
antusiasme pelaksanaan pendidikan yang
sangat tinggi, didukung dengan sarana
prasarana pendidikan yang cukup memadai.
Hal lain dari faktor keunggulan lembaga
pendidikan adalah kebutuhan masyarakat
terhadap yang bersifat transendental sangat
tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 17

Manajemen Pendidikan

proses pendidikan lembaga pendidikan yang


agamis.
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk
mengenali kekuatan dasar lembaga tersebut
sebagai langkah awal atau tonggak menuju
pendidikan yang berbasis kualitas tinggi
merupakan hal yang sangat penting. Mengenali
kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah
sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan
bagi lembaga pendidikan.
2. Weakness (kelemahan)

Gambar kelemahan
Sumbre : pestleanalysis.com

Kelemahan adalah hal yang wajar dalam


segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah
bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam
lembaga pendidikan bisa meminimalisasi
kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan
kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 18

Manajemen Pendidikan

yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan


lain. Kelemahan ini dapat berupa kelemahan
dalam sarana dan prasarana, kualitas atau
kemampuan tenaga pendidik, lemahnya
kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya
antara hasil lulusan dengan kebutuhan
masyarakat atau dunia usaha dan industri dan
lain-lain.
Oleh karena itu, ada beberapa faktor
kelemahan yang harus segera dibenahi oleh
para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b. Sarana dan prasarana yang masih sebatas
pada sarana wajib saja
c. Lembaga pendidikan swasta yang pada
umumnya kurang bisa menangkap peluang,
sehingga mereka hanya puas dengan
keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d. Output pada lembaga pendidikan yang
belum sepenuhnya bersaing dengan output
lembaga pendidikan

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 19

Manajemen Pendidikan

3. Opportunities (peluang)

Gambar peluang
Sumber : pestleanalysis.com

Peluang adalah suatu kondisi lingkungan


eksternal
yang
menguntungkan
bahkan
menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
Situasi lingkungan tersebut misalnya:
a. Kecenderungan penting yang terjadi
dikalangan peserta didik.
b. Identifikasi suatu layanan pendidikan yang
belum mendapat perhatian.
c. Perubahan dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan
dengan
pengguna
atau
pelanggan dan sebagainya.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 20

Manajemen Pendidikan

Peluang pengembangan dalam lembaga


pendidikan dapat dilakukan antara lain yaitu:
a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis
kejujuran seperti ini diperlukan peran serta
pendidikan agama yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan
modern yang cenderung konsumtif dan
hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa,
sehingga kajian-kajian agama berdimensi
sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah
satu peluang bagi pengembangan lembaga
pendidikan ke depan.
c. Secara historis dan realitas, mayoritas
penduduk Indonesia adalah muslim,
bahkan merupakan komunitas muslim
terbesar di seluruh dunia. Ini adalah
peluang yang sangat strategi bagi
pentingnya manajemen pengembangan
lembaga pendidikan.
4. Threats (ancaman)

Gambar Ancaman
Sumber : pestleanalysis.com

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 21

Manajemen Pendidikan

Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah


peluang,
ancaman
meliputi
faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah
ancaman tidak ditanggulangi maka akan
menjadi sebuah penghalang atau penghambat
bagi maju dan peranannya sebuah lembaga
pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman
tersebut adalah minat peserta didik baru yang
menurun, motivasi belajar peserta didik yang
rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lainlain.
Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:
1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan
pribadi
2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan
lingkungan eksternal lembaga
3. Menganalisis kondisi internal perusahaan
dan lingkungan eksternal Perusahaan
4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam
lingkungan kita
5. Mengetahui
posisi
sebuah
lembaga
diantara lembaga-lembaga lain
6. Mengetahui
kemampuan
sebuah
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
dihadapkan dengan para pesaingnya.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 22

Manajemen Pendidikan

C. Materi M10P
Objek atau sumber daya yang menjadi
kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh ,
yaitu yang biasa dilakukan misalnya dengan
mengorganisasikan manusia dengan melihat
apa yang menjadi keahlian orang tersebut.
1. Man

Gambar manusia
Sumber : www.telegraph.co.uk

Man antau manusia merupan unsur


penting yang perlu dikelola dalam
manajemen pendidikan. Pengelolaan yang
biasa
dilakukan
misalnya
dengan
mengorganisasikan
manusia
dengan
melihat apa yang menjadi keahlian orang
tersebut.
2. Money
Money atau uang dimaksudkan untuk
mengelola pendanaan atau pembiayaan
secara efisien sehingga tidak terjadi
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 23

Manajemen Pendidikan

pemborosan
pendidikan.

dalam

suatu

lembaga

Ganbar uang
Sumber : www.kaganga.com

3. Materials

Materials atau bahan materi merupakan


aspek yang tidak kalah penting dalam
manajemen
pendidikan,
melalui
pengelelolan material maka bisa terbentuk
kurikulum yang berisi panduan dasar untuk
mentranfer ilmu dari guru ke siswa.
4. Method
Pengelolaan
metode
juga
harus
dilakukan dengan baik, metode yang
digunakan untuk mengajar di sekolah satu
dengan guru lain tidak sama karena akan
mengacu pada siswanya.
5. Machines
Pengelolaan
mesin bertujuan untuk
dapat mengelola mesin yang digunakan
untuk mendukung proses belajar mengajar
agar dapat digunakan sebaik mungkin dan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 24

Manajemen Pendidikan

tidak mengalami kerusakan. Orang yang


mengelola mesin biasanya harus orang
yang benar benar mengetahui cara
merawat mesin tersebut dengan baik.
6. Market
Market maupun pasar adalah salah satu
kunci yang menentukan sekolah atau
lembaga pendidikan yang besar maupun
yang kecil, pasar yang dimaksud dengan
masyarakat luas, sasaran yang dituju
adalah
masyarakat
yang
berniat
menyekolahkan anaknya.
7. Minutes

Gambar waktu
Sumber : formulabisnisindonesia.com

Minute atau waktu pelu dikelola dengan


baik karena waktu belajar perserta didik di
sekolah sangat terbatas, sehingga perlu
pengelolaan yang baik supaya waktu
belajar lebih efisien.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 25

Manajemen Pendidikan

D. Jaminan Kualitas (Quality Assurance) Menurut


Para ahli
Jaminan
kualitas
sering
diartikan
sebagai memastikan mutu, seperti tersebut
dalam kata to assuran (to convince, to make
sure or certain, to ansure, to secure ) artinya
meyakinkan
orang, mengusahakan sebaikbaiknya,
mengamankan
atau
menjaga.
Beberapa
definisi
Quality
Assurance
dikemukakan sebagai berikut :

Gambar Dr. Donabedian


Sumber : erinemerson.blogspot.com

Dr. Donabedian, A, seorang ahli dalam


Quality Assurance memberikan definisi QA dari
aspek kesehatan sebagai menjaga kualitas
termasuk kegiatan- kegiatan yang secara
periodik atau kontinu menggambarkan keadaan
dimana pelayanan disediakan. Pelayanan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 26

Manajemen Pendidikan

sendiri dimonitor dan hasil pelayanannya diikuti


jejaknya.
Kekurangan-kekurangan
dapat
dicatat, sebab- sebab dari kekurangan itu
dikemukakan, dan dimuatkan koreksi yang
diperlukan, menghasilkan perbaikankesehatan
dan kesejahteraan. QA dalam hal ini adalah
proses siklus.
QA adalah suatu penataan-penataan
dan kegiatan-kehiatan yang dimaksudkan untuk
menjaga
keselamatan,
memelihara
dan
meningkatkan mutu pelayanan .
Quality Assurance adalah suatu proses
pengukuran mutu, menganalisis kekurangan
yang ditemukan dan membuat kegiatan untuk
meningkatkan penampilan yang diikuti dengan
pengukuran mutu kembali untuk menentukan
apakah peningkatan telah dicapai. Ia adalah
satu- satunya kegiatan yang sistematis, suatu
siklus kegiatan yang mempergunakan standar
pengukuran ( palmer, H, 1983 )
Dalam Joint Commision on Acreditation
of Hospital ( JCAH ), badan yang
menyelenggarakan akreditasi di Amerika,
Quality Assurance adalah suatu program
berlanjut yang disusun secara objektif dan
sistematik, memantau dan menilai mutu dan
kewajaran
pelayanan
terhadap
pasien,
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 27

Manajemen Pendidikan

menggunakan
kesempatan
untuk
meningkatkan
pelayanan
pasien
dan
memecahkan masalah yang belum terungkap.
Azrul Azwar (1996 ) dalam bukunya
Menjaga
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
mengidentifikasi beberapa syarat yang harus
dipenuhi agar pelayanan kesehatan dapat
mencapai tujuan. Syarat yang dimaksud paling
tidak harus mencakup delapan hal pokok, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tersedia ( available )
Wajar ( appropiate)
Berkesinambungan ( continue )
Dapat diterima ( acceptable)
Dapat dicapai ( accesible )
Dapat dijangkau ( afforadable )
Efisien (efficient)
Bermutu (quality)

Kedelapan syarat pelayanan kesehatan


tersebut sama pentingnya, namun pada akhirakhir ini dengan majunya ilmu dan tekhnologi
kedokteran, serta makin baiknya tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat,
tampak syarat mutu makin bertambah penting.
Mudah dipahami karena apabila pelayanan
kesehatan yang bermutu dapat dilaksanakan,
bukan saja akan memperkecil kemungkinan
timbulnya berbagai resiko akibat penggunaan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 28

Manajemen Pendidikan

kemajuan ilmu dan teknologi, tetapi sekaligus


juga akan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat ( health and need demand ) yang
makin hari makin meningkat.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 29

Manajemen Pendidikan

BAB III
PEMBAHASAN
A. Penjelasan Jaminan Kepastian Kualitas (QA) di
SMK
1. Konsep Dasar
Konsep
dasar
jaminan
kepastian
kelulusan adalah suatu lembaga pendidikan
SMK untuk meningkatkan potensi siswa
SMK
sehingga
Tamatan
dari
SMK
diharapkan mampu dan siap bekerja sebagi
tenaga ahli dibidangnya, dan dapat
membuka lapangan pekerjaan karena sinergi
antara dunia pendidikan dengan dunia
industri di masyarakat sangat dibutuhkan.
Pengetahuan
dan
keterampilan
yang
dikembangkan di sekolah perlu disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Dengan
harapan pendidikan dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat, baik dari sisi
pengetahuan maupun penyelesaian masalah
kontektual yang dihadapi sehari-hari.
Gambaran tentang kualitas lulusan
pendidikan kejuruan yang disarikan dari
Finch dan Crunkilton (1984), bahwa :
Kualitas pendidikan kejuruan menerapkan
ukuran ganda, yaitu kualitas menurut ukuran
sekolah atau in-school success standards
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 30

Manajemen Pendidikan

dan kualitas menurut ukuran masyarakat


atau out-of school success standards.
Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan
peserta didik dalam memenuhi tuntutan
kurikulum yang telah diorientasikan pada
tuntutan dunia kerja. Kriteria kedua,
kemampuan lulusan untuk berhasil di luar
sekolah berkaitan dengan pekerjaan atau
kemampuan kerja yang biasanya dilakukan
oleh dunia usaha atau dunia industri.
2. Aspek aspek dalam meningkatkan jaminan
kepastian kualitas
untuk meningkatkan jaminan kepastian
kelulusan (QA) di butuhkan aspek-aspek
yang mendukung dalam meningkatkan
jaminan kepastian kelulusan diantaranya:
a. Perluasan akses SMK
Pembangunan Sekolah baru dengan
jurusan yang baru atau menyesuaikan
dengan
kondisi
masyarakat.
Pembangunan unit gedung yang baru
pula. Sehingga SMK menjadi besar dan
berkembang.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 31

Manajemen Pendidikan

gambar sumber strategi perluasan akses


sumber :www.slideshare.net

b. Pemerataan akses SMK


Pembangunan SMK di daerah
tertinggal dan terpencil serta adanya
asrama di SMK tersebut. Sehingga
anak-anak di daerah terpencil bisa
merasakan sekolah. Adanya asrama
diperuntukkan
bagi
siswa
yang
rumahnya jauh.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 32

Manajemen Pendidikan

c. Peningkatan mutu SMK

Gambar TOEFL
Sumber : acehgemilang.com

Pengadaan
sarana
dan
prasana,serta buku pelajaran, rehabilitasi
gedung SMK. Agar siswa bisa lebih
nyaman
dalam
belajar.
Adanya
kompetisi-kompetisi yang bisa membuat
siswa
lebih
menonjol
dalam
kemampuannya.
Sertifikasi
bahasa
Inggris TOEFL dan TOEIC, agar siswa
lebih bisa dalam menguasai bahasa
Inggris. Pengembangan SMK bertaraf
internasional sehingga mutu nya bisa
lebih meningkat. Adanya besiswa
prestasi bagi siswa siswa berprestasi
yang kurang mampu.
d. Peningkatan Relevansi SMK
Pengembangan unit usaha yang ada
di SMK tersebut, bakat dan minat siswa
berkembang. Bantuan modal kerja
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 33

Manajemen Pendidikan

terhadap SMK, serta perlunya kerjasama


dengan industry agar lulusan SMK
tersebut tidak kesulitan dalam mencari
pekerjaan.
e. Pencitraan SMK
Pencitraan SMK bisa melalui mediamedia yang elektronik maupun cetak.
SMK mempunyai website berisi informasi
tentang SMK tersebut, dan iformasi yang
bermanfaat bagi masyarakat. Adanya
pencitraan di media masa, suatu SMK
bisa dikenal di masyarakat.
f. Pengembangan kualitas layanan SMK
g. Inovasi pendidikan
h. Pengembangan kurikulum
3. System Manajeman

Gambar Sytem manajemen


Sumber: wahidinandri.blogspot.com

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 34

Manajemen Pendidikan

system manajmen pendidikan yang baik


untuk
meningkatkan
jaminan
kepastian
kelulusan SMK sebagai berikut:
a. Manajemen Kepala Sekolah
Maju mundurnya sebuah sekolah
ditentukan sekali oleh bagaimana kiprah
Kepala Sekolah dalam mengelola sekolah
tersebut,
karena
Kepala
sekolah
berkedudukan sebagai top manager atau
pimpinan (leader) dalam lembaga tersebut.
Dalam deskripsi wawasan wiyata mandala
bahwa
Kepala
Sekolah
mempunyai
wewenang dan tanggung jawab penuh atas
penyelenggaraan pendidikan dilingkungan
sekolahnya.
Berdasar pasal 8 Kep
Mendikbud No. 0490/U/92, ayat 1, seorang
Kepala Sekolah bertanggung jawab atas :
1) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan
yang meliputi :
a) penyusunan program kerja sekolah.
b) pengaturan kegiatan proses belajar
mengajar dan hasil berlajar serta
bimbingan penyuluhan.
c) menyusun RAPBS.
2) Pembinaan kepada siswa.
3) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian
bagi guru dan tenaga kependidikan
lainya.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 35

Manajemen Pendidikan

4) Menyelenggarakan
administrasi
sekolah yang meliputi administrasi
ketenagaan, keuangan, kesiswaan,
perlengkapan dan kurikulum.
5) Perencanaan
pengembangan,
pendayagunaan dan pemeliharaan
saran dan prasarana.
6) Pelaksanaan
hubungan
sekolah
dengan
lingkungan
dan
atau
masyarakat.
b. Kegiatan Proses Belajar Mengajar

Gambar Kegiatan belajar mengajar


Sunber : makalahinyong.blogspot.com

Proses kegiatan belajar mengajar yaitu


proses berintraksinya antara peserta didik
dengan guru baik dalam ruang kelas, ruang
praktek, bengkel, maupun lainya tempat
berlangsungnya proses pentransferan ilmu

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 36

Manajemen Pendidikan

pengetahunan dan tekonlologi dari guru


kepada peserta didik.
Kegiatan
belajar
mengajar
yaitu
bertemunya antara guru dan peserta didik,
pada sekolah menengah kejuruan kegiatan
belajar mengajarnya lebih menekankan pada
praktik agar penguasaan ketrampilan dapat
terwujud, untuk itu ada beberapa faktor-faktor
yang harus dipersiapakan yaitu :
1) Guru harus menyusun program dan
menentukan strategi pembelajaran yaitu
dengan mengidentifikasi keterampilan
atau kompetensi yang akan dicapai, serta
mempersiapakan bahan dan alat yang
akan digunakan dalam pembelajaran
tersebut.
2) Guru
harus
betul-betul
memahami
tuntutan yang ada pada kurikulum baik
materi
pembelajaran
maupun
keterampilannya, jika perlu guru harus
magang pada dunia usaha/industri
3) Peserta didik/siswa dikondisikan dalam
suasana menyenangkan sehingga secara
psikologis siap untuk menerima materi
pembelajaran.
4) Sarana dan prasarana penunjang proses
pembelajaran
harus
betul-betul
dipersiapkan agar peserta didik dapat
praktik keterampilan dengan peralatan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 37

Manajemen Pendidikan

atau mesin-mesin yang tesedia sesuai


dengan kondisi yang ada pada dunia
usaha/industri.
5) Proses Belajar Mengajar (PMB) harus
disusun dalam suasana yang kondusif dan
menggairahkan
baik
bagi
gurunya
maupun peserta didiknya, sehingga
proses pembelajaran 70 % praktik dan
maksimal 30 % teori tercapai, dan
pelaksanaanya disekolah dan didunia
usaha/industri.
6) Setiap
akhir
penyelesaian
dari
kompetensi/sub kompetensi harus diukur
dengan baik sihinngga akan dapat terlihat
tingkat ketuntasan peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran pada
pendidikan latihan, ini sebagai dasar untuk
menentukan apakah peserta didik dapat
melajutkan ke kompetensi berikutnya atau
harus mengulang pada kompetensi
sebelumnya.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 38

Manajemen Pendidikan

c. Sarana dan Prasarana

Gambar Fasilitas sekolah


Sumber: bdkjakarta.kemenag.go.id

Sarana dan prasarana pada sekolah


kejuruan sangat menentukan sekali terhadap
keberhasilan dalam memproses, karena
peralatan praktik yang jumlahnya memadai
dengan
spesifikasi
sesuai
dengan
pekembangan ada pada dunia industri.
Sarana yang harus tersedia bahan-bahan
praktek agar kegiatan praktek dapat berjalan
sesuai dengan kompetensi yang harus
diukasai.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 39

Manajemen Pendidikan

d. Unit Produksi

Gambar Unit produk


Sumber smk2pangkalpinang.com

Pada sekolah menengah kejuruan, unit


produksi salah satu bagian yang tidak boleh
terabaikan karena unit produksi mempunyati
tujuan :
1) Memberikan kesempatan kepada siswa
dan guru mengerjakan pekerjaan prakrtik
yang beorientasi pada pasar.
2) Mendorong siswa dan guru dalam hal
pengembangan wawasan ekonomi dan
kewiraswataan.
3) Memperoleh tambahan dana bagi
penyelenggaraan pendidikan.
4) Meningkatkan kreativitas siswa dan guru.
Kegiatan unit produksi meliputi kegiatan sbb:
1) Mengorientasikan kegiatan belajar Siswa
pada jenis pekerjaan yang dapat

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 40

Manajemen Pendidikan

2)

3)
4)
5)

6)

7)
8)

menghasilkan barang atau jasa yang


layak untuk dijual.
Mengorientasikan kegiatan peningakatan
kemampuan guru di SMK pada jenis
pekerjaan yang dapat menghasilkan
barang atau jasa yang layak dijual.
Mengusahakan kegiatan praktek siswa di
dunia kerja.
Mengusahakan kegitan magang bagi
guru dan siswa di dunia kerja.
Melaksanakan kegiatan perawatan dan
perbaikan
saran
dan
prasarana
pendidikan di SMK dengan prinsip
sekolah.
Menyelenggarakan kegiatan pelatihan
yang dapat memberikan imbalan jasa
bagi SMK.
Melaksanakan
kegiatan
kerjasama
produksi, pemasaran dan promosi.
Melaksanakan
kegiatan
pelayanan
kepada masyarakat umum dengan
mendayagunakan sumber daya di
sekolah
yang
sekaligus
dapat
memberikan pemasukann dana bagi
sekolah.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 41

Manajemen Pendidikan

Aplikasi kegiatan unit produksi dapat berupa


kegaitan:
1) Praktik door to door, yaitu praktik
pemasaran
suatu
produk
pada
masyarakat, ini kerja sama dengan dunia
industri seperti Avon, Happy Mie,
kemudian apabila siswa dapat mencapai
omzet tertentu akan mendapatkan
sertifikat keterampialan pemasaran.
2) Praktik kewirausahaan dengan membuat
proposal untuk memproduksi suatu
barang
mulai
dari
perencanaan,
pembuatan, pembungkusan sampai
pemarasan barang, dan analisa hasil
penjualan, yang sudah dipraktikkan yaitu
membuat fried chiken, bakso, dawet dll.
3) Secara berkelompok siswa praktik
membuat
barang
yang
nantinya
pemasarannya
ditipkan
koperasi
sekolah.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 42

Manajemen Pendidikan

e. Praktik Kerja Industri

Gambar Praktik kerja industri


Sumber : tkj-link.blogspot.com

Dasar dalam penyelenggaraan praktek


kerja industri diatur dengan Keputusan
Mendikbud
No.
323/U/1997,
tetang
Penyelengaraan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Pengertian
PSG
yaitu
penyelengaraan
pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dan
di DU/DI.
Dalam penyelengaraan pendidikan pada
SMK, lain dengan SMU karena tamatan SMK
nantinya diharapkan dapat memasuki dunia
kerja, oleh karena itu perlu mempersiapkan
tamatannya sesuai dengan tuntutan pada
DU/DI. Dunia industri sebagai institusi
pasangan sangat penting peranannya, bahwa
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 43

Manajemen Pendidikan

dunia industri diberi kesempatan dengan


sekolah untuk menyusun kurikulum proses
pembelajaran bersama-sama agar nantinya
kompetensi yang dikuasai oleh peserta didik
dapat sesuai dengan harapan pada DU/DI
(linkk and Match).Program PSG ini meliputi
keseluruhan program sekolah mulai dari
tingkat satu sampai terakhir dengan tujuan
sbb:
1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki
keahlian profesional.
2) Memperoleh
keterkaitan
dan
kesepadanan (Linkk and Match) antara
sekolah dan dunia kerja.
3) Meningkatkan
efisiensi
proses
pendidikan dan penelitian tenaga kerja
yang berkualitas profesional.
4) Memberikan
pengakuan
dan
penghargaan terhadap pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan.
f. Kesiswaan
Kegiatan kesiswaan meliputi kegiatan:
1) Penerimaan siswa baru.
Sebagai langkah awal dari semua
kegiatan yaitu proses penerimaan siswa
baru. Pada sekolah kejuruan ini sangat
penting
karena
kita
harus
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 44

Manajemen Pendidikan

mempersiapkan
siswa
dengan
menyeleksi
calon
siswa
yang
mempunyai bakat dan minat untuk
mengikuti
pendidikan
di
sekolah
menengah kejuruan.
2) Kegiatan kesiswaan.
a) Menyusun program pembinaan
kesiswaan yang jelas dengan target
yang rasional.
b) Menginventari kegiatan kesiswaan
antara lain kegiatan kepramukaan,
musik, seni tari, teater, palang
merah remaja(PMR), bola voli,
basket, sepak bola, LKIR, majalah
dinding, kerohanian, dll.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 45

Manajemen Pendidikan

g. Administrasi Sekolah

Gambar kalender pendidikan


Sumber: gurutikjateng.wordpress.com

Adminstrasi sekolah ditata sebaik mungkin


karena karena kegaitan adminstrai sebagai
kegiatan proses pendokumentasian dari segala
kegaitan sekolah, oleh karena itu saran
prasarana pendukung kegaitan adminstrasi
harus memadai, seperti adanya almari arsip
yang dokumennya tertata rapih sehingga
memudahkan dapam pencarian dokumen,
fasilitas komputer untuk menyimpan dokumendokumen dalam bentuk file sehingga sewaktuwaktu dapat diedit dengan data yang up to
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 46

Manajemen Pendidikan

date, dalam kegiatan adminstrai harus


didukung dengan sumber daya manusia yang
berkualitas
artiya
mempunyai
tenaga
administrasi yang mempuni. Adapu kegaitan
adminstrai sekolah meliputi :
1) Adminstrasi persuratan.
2) Adminstrasi kesiswaan
3) Adminstrasi keuangan
4) Adminstrasi perlengkapan
5) Adminstrasi penggajian
6) Adminstrasi pengajaran
4. Analisa POAC dalam meningkatkan jaminan
kepastian di SMK

Gambar POAC
Sumber: fakhrudinblctelkom.blogspot.com

Analisa POAC Dalam meningkatkan


jaminan kepastian kualitas merupakan salah
satu hal yang berpengaruh. Berikut ini analisa
POAC dalam meningkatkan jaminan kepastian
kualitas
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 47

Manajemen Pendidikan

a. Planning (Rencana)
Dalam
meningkatkan
jaminan
kepastian kualitas (QA) harus memiliki
rencana. Tanpa ada rencana dalam
melaksanakan tidak dapat berjalan
dengan tepat. Dikarenakan planning
merupakan strategi untuk mengerakan
fungsi fungsi lain. Rencana
dalam
meningkatkan jaminan kepatian kualitas
(QA) adalah dapat menghasilkan lulusan
yang mempunyai skill yang berkompeten
dan biasa diserap oleh du/di. Sehingga
siswa dan guru harus saling membantu
untuk mewujudkannya.
b. Organizing (Organisasi)
Pengorganisasian sangat berperan
penting bagi suatu organisasi. Sebuah
organisasi, pengorganisasian biasanya
disusun dalam bentuk badan organisasi
atau struktur organisasi. Jadi dalam
meningkatkan jaminan kepastian kualitas
(QA)
SMK
dibutuhkan
setruktur
organisasi. Seperti kepala sekolah, wakil
kepala sekolah bidang kurikulum, wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan, komite,
dan sebagainya. Dengan dibuatnya
kesetrukturan
tersebut
dapat
memudahkan untuk memberi tugas,
mengelola tugas, serta mengaudit tugas.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 48

Manajemen Pendidikan

Jadi pengorganisasian itu sangat penting


karena tanpa ada organisasi plenning
yang sudah dibuat akan berantakan.
c. Actuating (Pelaksanaan)
Setelah
perencanaan
dan
pengorganisasian yang selanjutnya yaitu
pelaksanaan. Kita sudah merencanakan
dan mengorganisasikan apabila tidak
dilaksanakan maka tidak akan tercapi
tujuan tersebut. Dalam meningkatkan
jaminan kepastian (QA) harus dijalankan.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sekali
bentuk nyata dari sekolah tersebuat untuk
meningkatkan jaminan kepastian kualitas
seperti guru harus berkompetensi dalam
mengajar tidak hanya menyuruh siswanya
saja. Siswa juga harus mempunyai
kesadaran untuk belajar agar saat selesai
dalam menempuh ilmu mereka dapat
diterima di perusahaan serta masyarakat.
d. Controlling (pengendali)
Setelah melaksanakan upaya dalam
meningkatkan jaminan kepastian kualitas
(QA) harus dikendalikan. Biasanya
didalam sekolah yang menjadi pengendali
adalah kepala sekolah. Peran kepala
sekolah selain mengontrol anak didiknya,
beliau
harus juga bisa mengontrol
komponen
yang
berperan
dalam
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 49

Manajemen Pendidikan

peningkatan jaminan kepastian kualitas


(QA). Apabila kepala sekolah tidak bisa
mengontrol kemungkinan yang terjadi
dalam peningkatan jaminan kepastian
kualitas tidak akan tercapai dengan apa
yang diinginkan.
5. Analisa SWOT

Gambar swot
Sumber: www.preplounge.com

SWOT merupakan analisis yang penting


bagi suatu organisasi untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan dari suatu
organisasi dalam mewujudkan cita-cita
organisasi. Sekolah Menengah kejuruan juga
harus
menganalisa
SWOT
untuk
meningkatkan jaminan kepastian kualitas
agar mudah untuk menjalankanya.
a. Strengths (Kekuatan)
Kekuatan dalam jaminan kualiatas
(QA) di SMK adalah kurikulUm dan guru
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 50

Manajemen Pendidikan

yang berkompeten. Kurikulum akan


mempermudah
dalam
mengajarkan
materi pembelajaran. Sehingga guru
sudah mempunyai pandangan untuk
memberikan
materi.
Guru
yang
berkompeten merupakan kekuatan yang
menjadi tumpuan untuk meningkatkan
jaminan kepastian kualitas. Guru yang
berkompeten dapat menjadikan peserta
didik sebagi siswa yang berkompeten.
b. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan
untuk
jaminan
kepastian kualitas (QA) SMK lebih
banyak
daripada
kekuatanya.
Kelemahan
dari
SMK
biasanya
kurangnya
pendanaan
sehingga
berdampak
pada
semua
bidang.
Keuangan merupakan hal terpenting
dalam pembelajaran tanpa adanya dana
maka akan berdampak kepada fasilitas.
Karena dana yang dimiliki sedikit maka
fasilitas yang disediakan oleh SMK tidak
dapat terpenuhi semua seperti alat-alat
praktik yang kurang, fasilitas internet
yang tidak ada. kurangnya fasilitas
laboratorium membuat siswa kurang
dalam mengembangkan skil yang ada
pada dirinya. Membuat siswa tidak lolos
untuk masuk dunia industri. Hal ini
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 51

Manajemen Pendidikan

membuat
penghambat
peningkatan
jaminan
kepastian
kualitas
(QA).
Fasilitas internet tersendiri ini untuk
mengembangakan
diri
diluar
pembelajaran. Sehingga siswa dapat
mengetahui lebih dalam dari yang
disampaikan oleh guru. Tidak ada
internet maka siswa hanya mendapat
materi dari guru saja, padahal jam
pembelajaran itu terbatas. Hal ini
membuat siswa tidak dapat berkembang.
Serta diahir-ahir ini banyak siswa SMK
yang ingin kuliah sehingga target SMK
tersebut
tidak
tercapai
untuk
menyalurkan siswanya dalam berkerja.
c. Oportunities (Peluang)
Peluang dalam kepastian kualiatas
di SMK yaitu apabila semakin banyak
siswa yang berkompetensi maka banyak
siswa yang akan diterima di industri.
Kualitas SMK tersebut akan meningkat
karena dapat menghasilkan siswa yang
berkompetensi.
d. Threats (Ancaman)
Ancaman
dalam
peningkatan
jaminan
kepastian
kualitas
yaitu
kemajuan teknologi yang semakin cepat.
Hal ini dikatakan sebagai ancaman
karena tidak semua SMK mempunyai
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 52

Manajemen Pendidikan

biaya dan fasilitas yang memadai. Dalam


meningkatkan
jaminan
kepastian
terkendala. Peningkatan teknologi yang
samakin
pesat
membuat
SMK
mengharauskan
mengikuti
zaman,
apabila
tidak
mengikuti
zaman
dampaknya siswa sulit diterima di dunia
usaha dan industri.
6. M10P
dalam
kepastian

meningkatkan

jaminan

Gambar uang
Sumber : www.canstockphoto.com

Meningkatkan jaminan kepastian kualitas


(QA) di SMK biasanya memiliki komponenkomponen in-put, Seperti halnya M10P.
Maksud dengan M10P dari peningkatan
jaminan kepastian kualitas (QA) yaitu man,
money, machine, material, management,
media, memory, minute, market, methods,
dan yang terahir adalah place.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 53

Manajemen Pendidikan

a. Man (manusia) merupakan komponen


yang menjalankan. Meningkatkan
jaminan kepastian kualitas di SMK
yang dimaksud dengan komponen
manusia yaitu guru, komite sekolah,
siswa, wali murid, karyawan, serta
warga sekolah lainya. Tanpa ada
unsur manusia tidak akan berjalan
karena tidak ada yang akan
menjalankan.
b. Selain unsur manusia unsur money
(uang) dalam meningkatkan jaminan
kepastian
kualitas
(QA)
juga
dibutuhkan. Jika uang tidak ada maka,
manusia tidak bisa membeli fasilitas
yang akan disediakan. Hal ini akan
menghambat
dalam
menentukan
tujuan apabila tidak ada uang.
c. Machine (mesin) ini adalah unsur
dalam
meningkatkan
jaminan
kepastian kualitas. maksut dari mesin
disini adalah kurikulum dan cara
mengajar guru terhadap siswa.
Adanya
kurikulum
pembelajaran
menjadi tersetruktur dan terpantau.
d. Selanjutnya yaitu material (materi),
yang dimaksud dengan materi disini
adalah bahan yang digunakan untuk
meningkatkan
jaminan
kepastian
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 54

Manajemen Pendidikan

kualitas. Materi yang digunakan yaitu


inputan siwa. Inputan siswa yang
sudah bagus diusahakan outpunya
bisa lebih bagus.
e. Magement (manajemen) merupakan
salah satu komponen yang digunakan
untuk
meningkatkan
jaminan
kepastian
kualitas.
Manajemen
digunakan
biasanya
manajemen
kepala. Manajemen kepala sekolah
itu baik, semakin mudah untuk
meningkatkan
jaminan
kepastian
kualitas.
f. Setelah
komponen
manajemen,
komponen yang selajutnya adalah
media. Komponen media ini adalah
alat pendorong terwujudnya jaminan
kepastian kualitas. Media yang
digunakan diantaranya ruang kelas
yang memadai, jumlah laboratorium
praktikum yang komplit, fasilitas yang
memadai dan sebaginya.
g. Komponen selanjudnya yaitu memory
(ingatan). Komponen ingatan yang
digunakan
untuk
meningkatkan
jaminan kepastian kualitas (QA) yaitu
ingata siswa dan guru. Apabila
fasilitas, alat, dan manajemennya
sudah bagus akan tetapi ingatan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 55

Manajemen Pendidikan

manusianya kurang, maka sama saja


tidak akan jalan. Jadi disini harus
mengunakan metode agar cara
mengingatnya mudah.
h. Minutes (waktu) adalah komponen
yang selajudnya dalam meningkatkan
jaminan kepastian kualiatas (QA).
Waktu yang digunakan dalam hal ini
harus dikelola dengan baik, seperti
pembagian jam pembelajaran yang
baik dan benar akan mempermudah
dan efektif dalam belajar.
i. Komponen yang selajutnya adalah
komponen yang bisa menilai bahwa
jaminan kepastian kulitas di SMK itu
tercapai atau tidak. Komponen yang
satu ini adalah market. Yang disebut
dengan market yaitu pemasaran
siswa dalam dunia industri. Semakin
banyak siswa yang diterima di industri
sekolah tersebut semakin bagus.
j. Method (metode) juga salah satu
komponen yang penting dalam
meningkatkan
jaminan
kepastian
kualitas (QA). Metode yang dilakukan
disini
biasanya
berbeda-beda
tergantung
dengan
guru
dan
sekolahnya. Jadi untuk metode ini
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 56

Manajemen Pendidikan

ditentukan oleh guru matapelajaran


sendiri-sendiri.
k. Komponen yang terahir yaitu place
(tempat). Tanpa tempat maka dalam
peningkatan penjaminan kualitas akan
terkendala. Tempat adalah komponen
yang membuat kita nyaman. Tempat
yang digunakan disini salah satunya
adalah ruang kelas yang nyaman dan
memadai serta sesuai dengan jumlah
siswanya.
B. Hasil Wawancara dan Observasi di SMK Negeri
2 Wonosari.

Gambar Visi misi SMK N 2 Wonosari


Sumber SMK N 2 Wonosari

Hasil wawancara tentang jaminan


kepastian jaminan kualitas (QA) di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Wonosari,
bahwa jaminan kepastian itu penting. Karena
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 57

Manajemen Pendidikan

suatu SMK dapat dikatakan berhasil dalam


mengantarkan anak-anak didiknya dalam
belajar apabila mereka mendapatkan pekerjaan
setelah lulus sesuai dengan target yang
ditentukan.
Mendorong jaminan kepastian kualitas
di SMK N 2 Wonosari ini mempunyai standar
untuk menetapkan target yaitu ISO:9001.
Meningkatkan jaminan kepastian lulusan SMK
N 2 Wonosari ini mempunyai sasaran mutu
yaitu bkk mampu memasarkan 55% dari 100%
lulusan

Gambar sasaran mutu


Sumber : SMK N 2 Wonosari

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 58

Manajemen Pendidikan

Cara untuk mencapai target yang sudah


ditentukan yaitu dengan berusaha semaksimal
mungkin untuk menyalurkan siswa ke dunia
industri. Sekolah berkerjasama dengan industri
yang ada di daerah lokal, dejabotabek, bahkan
sampai ke luar negeri. Penerimaan karyawan
dari sekolah tidak bisa menjamin 100% karena
yang menentukan diterima atau tidaknya siswa
adalah industri. Sekolah hanya bisa membantu
dengan kerja sama dan membekali anak-anak
sebelum masuk ke industri. Selain itu kita
menjalin hubungan dengan industri yang
digunakan siswa untuk praktik kerja lapangan.
Siwa yang praktik kerja industi, di perusahaan
tersebut kadang ditarik untuk menjadi
karyawan.
Kendala dalam mencapai target banyak
yang ingin melajutkan ke perguruan tinggi. Hal
tersebut tidak sesuai dengan visi dan misi dari
SMK, serta perusahaan akan sedikit kesulitan
untuk mencari karyawan dari lulusan SMK.
Faktor fisik yang tidak memenuhi syarat dari
perusahaan juga menjadi kendala dalam
perekrutan karyawan. Kedua hal itu yang
menjadi kendala besar bagi SMK N 2 Wonosari
untuk mencapai targetnya.
Sekolah Menengah kejuruan (SMK) itu
mempersiapkan siswanya untuk berkerja akan
tetapi akir-akir ini banyak anak-anak yang ingin
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 59

Manajemen Pendidikan

melajutkan ke peguruan tinggi. Apabila siswa


sudah mempunyai keinginan untuk melanjutkan
maka sekolah tidak bisa melarang mereka
untuk kuliah. Apabila melarang maka instansi
pendidikan tersebut telah melanggar hukum.
Jadi untuk siwa yang akan kuliah tetap
didukung dan diberi kebebasan.
Perusahaan dalam menyeleksi siswa
tidak hanya dilihat dalam keterampilan saja
akan tetapi dari termasuk kecerdasan. Dalam
hal meningkatan jaminan kepastian kualitas
(QA) ini semua unit kerja saling mendukung
dan berkerja sama. Bagian yang paling
mempengaruhi
adalah
bagian
untuk
meningkatkan jaminan kepastian kualitas (QA).
Apabila kurikulumnya itu bagus maka outpunya
akan menjadi bagus. maksud dari kurikulum
adalah proses cara belajarnya, baik produktif,
normatife, dan adaptif. Tanggung jawab dalam
peningkatan jaminan kualitas ini semua unit
kerja. Tidak hanya bagian kurikulum saja akan
tetapi guru, BK, kesiswaan, kurikulum saling
berkerjasama.
Cara
mempertahankan
jaminan
kepastian kualiatas (QA)
yaitu prestasi.
Dengan prestasi maka banyak perusahaan
yang akan mencari. Kedisiplinan termasuk
faktor yang mempengaruhi jaminan kepastian
kualitas,
karena
kedisplinan
menjadi
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 60

Manajemen Pendidikan

keunggulan dari SMK N 2 Wonosari sehingga


perusahaan banyak yang merekrut anak didik
dari sekolah tersebut. Dua hal ini yang sangat
mempengaruhi jaminan kepastian kualitas.

Gambar sasaran mutu


Sumber SMK N 2 Wonosari

C. Artikel Terkait
1. Pengertian SMK
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
lembaga pendidikan formal setingkat SMA.
SMK
ini
menyelengarakan
pendidikan
kejuruan pada jenjang menengah sebagai
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 61

Manajemen Pendidikan

lanjutan dari sekolah menengah pertama atau


sederajat. Berbeda dengan SMA, SMK
mempelajari materi dan banyak di praktiknya.
SMK merupakan jenis pendidikan menengah
yang
secara
khusus
mempersiapkan
tamatannya untuk menjadi tenaga terampil
dan siap terjun ke dalam masyarakat luas.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan
yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu,
seperti bidang teknik, jasa boga dan busana,
perhotelan,
kerajinan,
administrasi
perkantoran, dan lain-lain.
Rupert Evans (1978) mendefinisikan
pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem
pendidikan yang mempersiapkan seseorang
agar lebih mampu bekerja pada suatu
kelompok pekerjaan atau satu bidang
pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan
lainnya.
Rupert
Evans
(1978)
merumuskan
pendidikan kejuruan bertujuan untuk:
a. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan
tenaga kerja.
b. Meningkatkan pilihan pendidikan bagi
setiap individu.
c. Mendorong motivasi untuk belajar
terus.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 62

Manajemen Pendidikan

Dalam Undang Undang No. 2 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
Sisdiknas), Pendidikan Menengah Kejuruan
merupakan pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja dalam
bidang tertentu.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang
Standar
Nasional
Pendidikan,
Pendidikan Menengah Kejuruan adalah
pendidikan
pada
jenjang
pendidikan
menengah
yang
mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk jenis
pekerjaan tertentu.
SMK adalah suatu lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan dan latihan.
Diharapkan dari lulusan SMK sesuai dengan
sasaran pola penyelenggaran kecakapan
hidup ditinjau dari keberhasilan lulusan yaitu:
a. Lulusan bekerja sesuai dengan bidang
keahlinya.
b. Tenggang waktu lulusan mendapatkan
kerja setelah lulus maksimal satu
tahun.
c. Keterserapan lulusan dalam periode
dua tahun setelah lulus minimal 75%.
d. Jumlah
lulusan
yang
mampu
menciptakan lapangan kerja 5%.
(Depdiknas, 2003: 3)
2. Jurusan-jurusan SMK
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 63

Manajemen Pendidikan

SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan


tidak hanya terdapat 1 jurusan, tetapi banyak,
diantaranya :
a. Administrasi Perkantoran
b. Akomodasi Perhotelan
c. Akuntansi
d. Animasi
e. Electronika Pesawat Udara
f. Kecantikan
g. Konstruksi Badan Pesawat Udara
h. Mekanik Otomotif
i. Multimedia
j. Ototronik
k. Pembibitan
l. Penjualan
m. Permesinan
n. Pertanian
o. Rangka Pesawat Udara
p. Rekayasa Perangkat Lunak
q. Restoran
r. Seni Murni
s. Tata Boga
t. Tata Busana
u. Tata Kecantikan Kulit
v. Tata Kecantikan Rambut
w. Teknik Audio Video
x. Teknik Bodi Otomotif
y. Teknik Elektronika Industri
z. Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 64

Manajemen Pendidikan

aa. Teknik Kendaraan Ringan


bb. Teknik Komputer dan Jaringan
cc. Teknik Las
dd. Teknik Mekanik Otomotif
ee. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
ff. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
gg. Teknik Pemesinan
hh. Teknik Rekayasa Perangkat Lunak
ii. Teknik Sepeda Motor
jj. Teknik Survei Pemetaan
kk. Usaha Jasa Pariwisata
ll. dll.
Dari yang disebutkan di atas ada lagi
jurusan SMK yang berhubungan dengan
kimia. SMK yang dimaksud ialah SMAK atau
Sekolah Menengah Analisis Kimia. SMAK
merupakan salah satu lembaga pendidikan
kejuruan negeri di bawah departemen
pendidikan perindustrian yang mencetak
siswa menjadi tenaga analisis kimia atau
laboratorium tingkat menengah. Berbeda
dengan
sekolah
lain
yang
biasanya
membutuhkan waktu 3 tahun untuk lulus,
pendidikan SMAK membutuhkan waktu 4
tahun.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 65

Manajemen Pendidikan

3. Dampak Lulusan SMK di Masyarakat


Sinergi antara dunia pendidikan dengan
dunia industri serta stake holders di
masyarakat sangat dibutuhkan. Pengetahuan
dan keterampilan yang dikembangkan di
sekolah perlu disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat. Harapan pendidikan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik
dari sisi pengetahuan maupun penyelesaian
masalah kontektual yang dihadapi sehari-hari.
Selama ini pembelajaran belum bisa
memenuhi semua tuntutan masyarakat,
terutama bidang keterampilan hidup sesuai
kondisi lokal hidup siswa. Materi pembelajaran
sering tidak sejalan dengan perkembangan
dan
kebutuhan
masyarakat.
Konsekuwensinya, setelah lulus sekolah siswa
tidak bisa langsung menerapkan teori yang
didapatkan dari sekolah.
Diketahui bersama, pendidikan sangat
erat kaitannya dengan transformasi sosial.
Sebab pendidikan juga bagian dari sistem
sosial. Relevansi antara dunia pendidikan
dengan dunia riil menjadi kebutuhan
mendesak untuk direalisasikan.
Fenomena yang terjadi, antara dunia
pendidikan dan perkembangan masyarakat
tidak match dan terjadi kesenjangan cukup
signifikan. Kebutuhan masyarakat belum bisa
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 66

Manajemen Pendidikan

diwujudkan
sepenuhnya
oleh
lembaga
pendidikan. Di antara indikator masalah ini
adalah, lulusan lembaga pendidikan belum
siap pakai karena hanya menguasai teori,
miskin keterampilan. Dunia industri pun
akhirnya meninggalkan sekolah karena tidak
ada linkage.
Selain itu juga disebabkan materi
pembelajaran tidak sesuai potensi daerah
dimana siswa bertempat tinggal. Materi
pelajaran dan konteks kehidupan siswa tidak
padu. Tidak terjadi transfer belajar dalam
kehidupan siswa tidak terjadi. Mengacu pada
indikasi tersebut, maka peluang kerja bagi
lulusan SMK pada dasarnya belum begitu
menggembirakan.
Jumlah ini memang belum ideal, sehingga
perlu diupayakan peningkatan daya serap
lulusan untuk memasuki lapangan kerja
maupun menciptakan peluang kerja. Secara
nasional, idealnya 80%-85% lulusan SMK
dapat memasuki lapangan kerja, sementara
15%-20% dimungkinkan dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Melihat data ini, maka penambahan jumlah
SMK, yang salah satu pertimbangannya
karena 52% lulusan SMA yang tidak studi
lanjut, apakah benar sebuah solusi?
Bukankah yang lebih utama dan pertama
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 67

Manajemen Pendidikan

adalah
meningkatkan
kualitas
kinerja
penyelenggaraan SMK sehingga kualitas
lulusannya
meningkat,
baru
kemudian
meningkatkan jumlah sehingga mencapai
proporsi
tertentu
sekitar
65
persen
penganggur terdidik adalah lulusan pendidikan
menengah (Sakernas, BPS 2004).
Gambaran tentang kualitas lulusan
pendidikan kejuruan yang disarikan dari Finch
dan Crunkilton (1984), bahwa : Kualitas
pendidikan kejuruan menerapkan ukuran
ganda, yaitu kualitas menurut ukuran sekolah
atau in-school success standards dan kualitas
menurut ukuran masyarakat atau out-of school
success standards. Kriteria pertama meliputi
aspek keberhasilan peserta didik dalam
memenuhi tuntutan kurikulum yang telah
diorientasikan pada tuntutan dunia kerja.
Kriteria kedua, kemampuan lulusan untuk
berhasil di luar sekolah berkaitan dengan
pekerjaan atau kemampuan kerja yang
biasanya dilakukan oleh dunia usaha atau
dunia industri.
Tamatan dari SMK diharapkan mampu
dan siap bekerja sebagi tenaga ahli
dibidangnya, dan dapat membuka lapangan
pekerjaan, namun pada kenyataanya angka
keterserapan lulusan di dunia kerja dan
industri masih jauh dari angka yang
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 68

Manajemen Pendidikan

diharapkan,
selain
faktor
ketersediaan
lapangan pekerjaan yang masih belum sesuai
dengan jumlah lulusan yang dihasilkan, faktor
kualitas lulusan masih menjadi penyebab
banyaknya lulusan yang belum bekerja.
Diharapkan melalui pengembangan SMK,
tingkat pengangguran dapat ditekan. Karena
berbeda dengan pendidikan SMA, pendidikan
SMK didasarkan pada kurikulum yang
membekali lulusannya dengan keterampilan
tertentu untuk mengisi lapangan kerja atau
membuka lapangan usaha. Selain itu, SMK
juga dapat diarahkan untuk mengangkat
keunggulan lokal sebagai modal daya saing
bangsa.
Kurikulum
SMK
sangat
memungkinkan untuk dikembangkan sesuai
dengan potensi wilayah dan lapangan
pekerjaan/usaha yang timbul akibat aktivitas
perekonomian wilayah.
Gambaran kelulusan yang besar dapat
memberikan masukan, bahwa dalam setiap
tahunnya dunia kerja perlunya melakukan
penyerapan tenaga kerja yang besar, apabila
ini belum mampu diatasi oleh pemerintah
maka akan timbulnya pengangguran atau
makin banyak orang yang mencari pekerjaan.
Sebagai penyelenggara pendidikan pihak
sekolah
di
tuntut
untuk
lebih
aktif
meningkatkan proses belajar mengajar (PBM)
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 69

Manajemen Pendidikan

yang lebih mengarahkan peserta didik pada


pendidikan yang berbasiskan kecakapan
hidup (life skill). Melalui mata diklat yang
diberikan
mampu
membentuk
siswa
mengembangkan potensi diri, sehingga berani
menghadapi, mau mencari pemecahan, dan
mampu mengatasi masalah hidup dan
kehidupan.
4. Upaya Peningkatan Lulusan SMK di Bidang
industri
Pendidikan SMA yang selama ini
mendapat
prioritas
perhatian,
tidak
menerapkan kurikulum yang mengarahkan
lulusannya untuk bekerja, tetapi untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Kenyataannya sebagian besar lulusan
SMA tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, justru mencari pekerjaan.
sehingga
terjadi
pertambahan
angka
pengangguran terdidik, karena lulusan SMA
yang mencari pekerjaan tidak dibekali oleh
keterampilan khusus yang diperlukan dunia
kerja. Lulusan pendidikan yang seharusnya
menjadi modal dan motor penggerak
pembangunan, ternyata sebaliknya menjadi
beban pembangunan.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 70

Manajemen Pendidikan

Salah satu cara yang sering digunakan


melihat potensi wilayah adalah melalui struktur
PDRB dan lapangan kerja. Struktur PDRB
menggambarkan
kontribusi
setiap
sektor/lapangan usaha terhadap pembentukan
PDRB keseluruhan. Perubahan struktur
ekonomi mengakibatkan terjadinya perubahan
struktur penyerapan tenaga kerja (elastisitas
penyerapan tenaga kerja) (Sumarsono, 2006).
Hal ini seharusnya menjadi dasar acuan
pengembangan program keahlian di SMK.
Sesuai dengan tujuan pendidikan SMK, yaitu
membekali peserta didik dengan keterampilan
tertentu untuk memasuki dunia kerja/dunia
usaha, maka pengembangan SMK harus
selalu mengacu pada kebutuhan pasar kerja.
Pengembangan SMK bukan sekedar pada
memperbesar jumlah unit SMK dan jumlah
siswa, tetapi bagaimana keberadaan SMK jika
dikaitkan dengan potensi wilayah daerah.
Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia
pendidikan SMK di Indonesia pada umumnya,
bahwa link
and
match antara
output
pendidikan SMK dengan dunia usaha/dunia
industri (DU/DI) sebagai pengguna output
pendidikan SMK belum tercapai. Diantara
kebutuhan tersebut, kebutuhan atau tuntutan
dunia kerja/usaha/industri, dirasakan amat
mendesak, maka prioritas link and match
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 71

Manajemen Pendidikan

diberikan pada pemenuhan kebutuhan dunia


kerja (Wardiman J., 1994:15-16). Salah satu
masalahnya terletak pada kualitas lulusan
SMK yang belum sesuai dengan standar
kompetensi yang dibutuhkan pasar tenaga
kerja.
Penerapan PSG (Pendidikan Sistem
Ganda) di SMK sejak tahun ajaran 1993/1994
merupakan bagian dan implementasi konsep
link and match. Dengan PSG yang
perancangan kurikulum, proses pembelajaran,
dan penyelenggaraan evaluasinya didesain
dan dilaksanakan bersama-sama antara pihak
sekolah dan industri, diharapkan dapat
dihasilkan lulusan SMK yang mumpuni.
Siswa-siswa
tidak
hanya
dibekali
pengetahuan-pengetahuan dasar tentang
dunia industry, tetapi langsung bersentuhan
dengan pengalaman kemampuan praktik di
dunia kerja nyata.
PSG ini diilhami model 2 sistem yang
diberlakukan di Jerman, yang merupakan
bench dan mark bagi negara yang
menyelenggarakan
pendidikan
kejuruan.
Sistem
ini
merupakan
bentuk
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
keahlian kejuruan yang menetukan secara
sistematik dan sinkron antiprogram pendidikan
di sekolah dan program penguasaan
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 72

Manajemen Pendidikan

keahliaan yang diperoleh melalui praktek


langsung dan dunia kerja.
Melalui PSG, siswa belajar di 2 tempat,
sekolah dan industry. Jadi, pemberlakuan
PSG menuntut tanggung jawab bersama
antara pihak sekolah dan industrinya.
Empat tujuan PSG, ialah :
a. Mampu menghasilkan tenaga kerja
yang memiliki keahlian professional
b. Meningkatkan
dan
memperkukuh
keterkaitan dan kesepadanan lembaga
pendidikan dan pelatihan kejuruan
dengan dunia kerja
c. Meningkatkan
efisiensi
proses
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
berkualitas professional
d. Memberi pengakuan dan penghargaan
terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan
Bidang pendidikan kejuruan, untuk
mengimplementasikan gagasan Dr. Wardiman
Djojonegoro, mantan menteri pendidikan dan
kebudayaan (Mendikbud), pada awal tahun
1995
dibentuklah
satuan
Tugas
Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
Kejuruan di Indonesia. Tim ini beranggotakan
tokoh-tokoh penting dari kalangan pejabat di
Depdiknas, akademisi, sejumlah pengusahan
top, maupun pejabat dan lembaga pemerintah
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 73

Manajemen Pendidikan

yang lain. Tim yang beranggotakan puluhan


orang ini memang bersifat lintas sektoral dan
multidisiplin.
Hasil
kerja
tim
itu
kemudian
didokumentasikan dalam bentuk buku berjudul
Ketrampilan Menjelang 2020, yang diterbitkan
tahun 1997. Buku ini berisi rekomendasi
sekaligus menguraikan sejumlah konsep
dasar dan strategis dalam rangka pembaruan
pendidikan kejuruan di Indonesia untuk
mengahadapi
era
perdagangan
bebas
APECpath tahun 2020. Merupakan pemikiran
besar untuk
pembangunan
pendidikan
kejuruan, kata Dr. Gatot Priowirjanto, Direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Beberapa butir pikiran Ketrampilan
Menjelang 2020, antara lain:
a. Industri akan berperan aktif dalam
pengembangan
standar
keahlian
sebagai dasar bahan belajar mengajar,
pengujian, dan sertifikasi ketrampilan.
b. Pendekatan baru tersebut, selain
dilaksanakan di SMK, dapat juga
digunakan oleh pusat-pusat pelatihan
industri atau lembaga pendidikan dan
pelatihan kejuruan yang berada di
bawah departemen lain.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 74

Manajemen Pendidikan

c. Industri akan selalu dilibatkan dalam


semua tingkatan dalam pengelolaan
sistem baru pengembangan pendidikan
dan pelatihan kejuruan
d. Penyelenggaran pendidikan sistem
ganda
e. Dikembangkannya pendidikan dan
pelatihan berbasis kompetensi
Ada masalah lain yang sangat
menentukan keberhasilan pendidikan SMK
agar lulusannya terserap lapangan usaha dan
lapangan kerja, yaitu masalah kesesuaian
jumlah (proporsi) lulusan setiap program
keahlian dengan kebutuhan dunia kerja.
Keberadaan SMK seharusnya didasarkan
pada
analisis
kebutuhan
tenaga
kerja (demand and supply analisys). Fakta di
lapangan, paling tidak pada masa sebelum
tahun 2004 yang terjadi adalah supply
driven. Hal paling nyata terlihat pada SMK
Swasta, di mana proporsi peserta didik
perprogram keahlian sangat timpang. Di SMK
Negeri keadaannya tidak demikian, karena
ada ketentuan alokasi peserta didik setiap
program keahlian.
Upaya peningkatan yang seharusnya
dilakukan agar lulusan SMK terserap di bidang
industri ialah :
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 75

Manajemen Pendidikan

a. Perluasan akses SMK


Pembangunan Sekolah baru dengan
jurusan yang baru atau menyesuaikan
dengan
kondisi
masyarakat.
Pembangunan unit gedung yang baru
pula. Sehingga SMK menjadi besar dan
berkembang.
b. Pemerataan akses SMK
Pembangunan SMK di daerah
tertinggal dan terpencil serta adanya
asrama di SMK tersebut. Sehingga
anak-anak di daerah terpencil bisa
merasakan sekolah. Adanya asrama
diperuntukkan
bagi
siswa
yang
rumahnya jauh.
c. Peningkatan mutu SMK
Pengadaan sarana dan prasana,
serta buku pelajaran, rehabilitasi
gedung SMK. Agar siswa bisa lebih
nyaman
dalam
belajar.
Adanya
kompetisi-kompetisi
yang
bisa
membuat siswa lebih menonjol dalam
kemampuannya. Sertifikasi bahasa
Inggris TOEFL dan TOEIC, agar siswa
lebih bisa dalam menguasai bahasa
Inggris. Pengembangan SMK bertaraf
internasional sehingga mutu nya bisa
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 76

Manajemen Pendidikan

lebih meningkat. Adanya beasiswa


prestasi bagi siswa siswa berprestasi
yang kurang mampu.
d. Peningkatan Relevansi SMK
Pengembangan unit usaha yang
ada di SMK tersebut, bakat dan minat
siswa berkembang. Bantuan modal
kerja terhadap SMK, serta perlunya
kerjasama dengan industri agar lulusan
SMK tersebut tidak kesulitan dalam
mencari pekerjaan.
e. Pencitraan SMK
Pencitraan SMK bisa melalui mediamedia yang elektronik maupun cetak.
SMK
mempunyai
website
berisi
informasi tentang SMK tersebut, dan
iformasi
yang
bermanfaat
bagi
masyarakat. Adanya pencitraan di
media masa, suatu SMK bisa dikenal di
masyarakat.
f. Pengembangan kualitas layanan SMK
g. Inovasi pendidikan
h. Pengembangan kurikulum
Penyiapan bahan kurikulum program
keahlian baru serta pemenuhan modul agar
saat KBM materi yang disampaikan bisa
dipahami oleh murid. Dan agar murid dituntut
aktif dalam pembelajaran, dalam prakteknya
bisa lebih baik.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 77

Manajemen Pendidikan

BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hal diatas dapat di simpulkan bahwa:
1. konsep
dasar
jaminan
kepastian
kualitas/Quality Assurance (QA) di SMK
yaitu menurut Crunkilton (1984) di dalam
manajemen harus nengandung Kualitas
pendidikan kejuruan menerapkan ukuran
ganda, yaitu kualitas menurut ukuran
sekolah atau in-school success standards
dan kualitas menurut ukuran masyarakat
atau out-of school success standards
2. Aspek yang mendukung jaminan kepastian
kualitas/Quality Assurance (QA) di SMK
yaitu Perluasan akses SMK, pemerataan
akses SMK, peningkatan Relevansi SMK,
pencitraan SMK, pengembangan kualitas
layanan
SMK,
inovasi
pendidikan,
dan pengembangan kurikulum.
3. sistem manajemen yang baik dalam
meningkatkan jaminan kepastian kualitas
/Quality Assurance (QA) di SMK yaitu
Sekolah harus mempunyai manajemen
sekolah, kegiatan konsep belajar mengajar,
sarana dan prasarana, unit produksi, praktik
kerja industri, kesiswaan, dan administrasi
sekolah
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 78

Manajemen Pendidikan

B. Saran
1. Salah satu cara untuk menghasilkan lulusan
yang
berkompeten
pertama
harus
meningkatkan mutu dari siswa terlebih
dahulu dan peningkatan jaminan kualitas
akan mengiringinya.
2. Untuk implementasinya, maka eksistensi
Gugus Sekolah dan manajemennya menjadi
pilihan yang strategis bagi pengadaan dan
pengembangan
alat
peraga/media
pendidikan dalam peningkatan jaminan
kepastian kualitas (QA).

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 79

Manajemen Pendidikan

BAB 5
REFERENSI
Referensi materi
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/
17/pengertian-fungsi-dan-ruang-lingkupmanajemen-pendidikan/.
(Diakses pada tanggal 10 Mei 2016, pukul 13:45
WIB.)
https://www.academia.edu/10033461/TUGAS_M
ATAKULIAH_MANAJEMEN_PENDIDIKAN_MAK
ALAH_KONSEP_DEFINISI_DAN_KOMPONEN_
DALAM_MANAJEMEN_PENDIDIKAN_PROGRA
M_STUDI_PENDIDIKAN_TEKNIK_ELEKTRONI
KA
(Diakses pada tanggal 11 Mei 2016, pukul 19:23
WIB.)
Csar BRZEA, dkk. 2005.

Assurance of Education
Citizenshipin Schools.

Tool for Quality


for Democratic

Wiryanto, Bernard T. Wahyu. 2010. Sukses


Kerja dengan Ijazah SMA/SMK. Jakarta:
Transmedia Pustaka.
Sidi,
Indra
Djati.
2009. Dari
Guru
Konvensional
Menuju
Guru
Profeesional.
Jakarta: Grasindo.
Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 80

Manajemen Pendidikan

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo.


2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Meningkatkan Jaminan Kepastian Kualitas (QA)

Hal 81

Anda mungkin juga menyukai