Anda di halaman 1dari 17

ASKEP NEPHROLITIASIS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN SISTEM ELIMINASI


( NEPHROLITIASIS )

Oleh : Nana Laili Zulianik

( 11.0601.0103 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah KMB ini yang berjudul ASKEP
KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ELIMINASI,NEPHROLITIASIS.
Penulisan makalah adalah untuk bisa menambah nilai tugas kami. Dalam penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan, mengingat akan kemampuan yang di
miliki penulis terbatas. Untuk itu penulis mohon maaf.
Dalam Penilisan makalah ini penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Penulis

DAFTAR ISI

A.
B.
A.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
B.
a.
b.

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
BAB II ISI
Konsep Dasar Penyakit
Pengertian
Etiologi
Faktor Resiko
Manifestasi Klinis
Patofisiologi
Pathway
Pemeriksaan Penunjang
Teori asuhan Keperawatan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Analisa Data
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia
dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih
dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, bulibuli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian
bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti
pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel
uretra.
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang
banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih
bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas seharihari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran
kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum
terungkap (idiopatik).
B. Tujuan

1.

Mahasiswa memahami pengertian, penyebab, jenis, serta tanda dan gejala yang muncul pada penyakit
Batu Ginjal.( nephrolitiasis )
2. Mahasiswa mampu membuat kerangka asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit Bartu Ginjal
(nephrolitiasis)
3. Mahasiswa mampu menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja untuk perawatan pasien
penderita Batu Ginjal

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Nephrolitiasis atau sering disebut batu ginjal adalah keadaan terdapatnya batu didalam ginjal,
ureter atau kandung kemih
Nefrolitiasis adalah Pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalatdan
kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga membentuk kalkulus ( batu ginjal )
2. Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah
terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik
yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang
berasal dari lingkungan di sekitarnya
Faktor intrinsik antara lain :
a. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya dan lebih banyak
resiko terkena pada orang yang mempunyai riwayat.
b.
Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan
c.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
3.

a.

b.

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :


1.
Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang
lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.
2.
Suhu. Nefrolitiasis lebih banyak ditemukan pada daerah bersuhu tinggi
3.
Asupan air :. Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air dan mengurangi
kadar mineral kalsuium pada air yang dikonsumsi akan mengurangi kemungkinan terbentuknya
batu, sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkat.
4.
Makanan : Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas
Batu Saluran Kencing berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur
lebih sering menderita Batu Saluran Kencing
5.
Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.
6.
Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktifitas atau sedentary life
7.
Infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan mengubah
pH uriun menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehinggga
akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.
8.
Obstruksi dan statis urin. Mempermudah terjadinya infeksi.
9.
Ras. Nefrolitiasis lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia.
Faktor Resiko
Faktor faktor metabolik
Infeksi
Stasis urinarius
Dehidrasi
Imobilitas
Riwayat keluarga
Hiperkalsemia
Obstruksi traktus urinarius
Efek Batu pada Saluran Kemih
Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang terjadi pada
traktus urinarius :
Pada ginjal yang terkena
i. Obstruksi
ii. Infeksi
iii. Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh.
iv. Iskemia parenkim.
v. Metaplasia
Pada ginjal yang berlawanan

4.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
1.
2.
3.
5.

i. Compensatory hypertrophy
ii. Dapat menjadi bilateral
Manifestasi klinis
i. Manifestasi Klinis secara umum
Kolik renal
Nyeri tekan kostovertebral
Nyeri pinggang
Kulit yang dingin dan basah
Gejala frekuensi pada urinasi
Gejala urgensi pada urinasi
Diaforesis
Hipertensi
Takikardia
Menggigil dan demam
Pucat
Nausea dan vomitus
Sinkop
Disuria, hematuria
i. Manifestasi klinis yang sering ditemukan
Kolik renal
Nyeri tekan kostovertebra
Nyeri pinggang
Ada beberapa teori tentang terbentuknya Batu saluran kemih adalah:
1). Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus).
Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu
sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
2). Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein)
sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
3). Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni
magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa
zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.

6. Patofisiologi
Substansi kristal yang normalnya larut dan di ekskresikan ke dalam urine membentuk
endapan. Batu renal tersusun dari kalsium fosfat, oksalat atau asam urat.
Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium, amonium,
asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini. Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH
urine (misalnya batu kalsium bikarbonat) atau penurunan pH urine (mis., batu asam urat).
Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan urine serta kebiasaan
makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang pembentukan batu. Segala sesuatu yang
menghambat aliran urine dan menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan) urine di bagian mana
saja di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu. Batu kalsium, yang
biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai keadaan-keadaan yang

menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit ginjal. Batu asam urat sering
menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau penurunan ekskresi asam urat.
Asuhan Keperawatan Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan risiko batu
ginjal akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang berlebihan. Pengenceran
urine apabila terjadi obstruksi aliran, karena kemampuan ginjal memekatkan urine terganggu
oleh pembengkakan yang terjadi di sekitar kapiler peritubulus. Komplikasinya Obstruksi urine
dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi di atas
kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine.
Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal
dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus
pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga
terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan
kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu.
Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang. - Setiap kali terjadi obstruksi
aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri meningkat sehingga Dapat terbentuk kanker
ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

7. Pathway
Konsumsi
obat obatan, kebiasaan makan dan minum yang kurang, obesitas
Pe an pH urine (batu klasium bikarbonat)

pe

an pH urine

(batu asam urat)


(Menyertai resorpsi tulang, imobilisasi, (menyertai gout, pe / an
Penyakit ginjal)
Pe ekskresi kalsium oksalat &
as. Urat yang berlebihan

ekskresi asam urat)


menghambat aliran urine &
menyebabkan statis urine

pembengkakan sekitar kapiler pertubulus

pembengkakan batu diginjal / turun


obstruksi

aliran
disuria

njal

aliran urine terhambat & melukai dinding saluran urine


nyeri

retensi urine

kolaps nefron & kapiler

hidroureter/pembengkakan ureter
pengenceran urine

iskemia
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

8.
a.
b.
c.
d.
e.
9.
a.

Pemeriksaan Penunjang
Foto BNO/KUB : akan terlihat adanya batu renal
Urografi ekskretori : untuk menentukan atau mengetahui ukuran dan lokasi batu
Kimia urine : didapatkan urine yang asam atau alkalis, piuria, proteinuria, hematuria,
keberadaan WBC, peningkatan berat jenis urine.
CT Scan ginjal : akan terlihat batu renal
Pengumpulan urine 24 jam : terdapat peningkatan asam urat, oksalat, kalsium, fosfor, kreatinin
Penatalaksanaan
Terapi medis dan simtomatik

Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi simtomatik
berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak
dan pemberian diuretik.
b. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa
tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu
alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock
Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan
menggunakan gelombang kejut.
c. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau bila
cara non-bedah tidak berhasil.
10. Teori Asuhan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis Retensi urine berhubungan dengan
obstruksi dan batu
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya asupan cairan
3. Retensi urine berhubungan dengan obstruksi dan batu
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya obstruksi (calculi) pada renal atau pada
uretra.
5. Kecemasan berhubungan dengan kehilangan status kesehatan.
6. Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, tujuan tindakan yang diprogramkan dan
pemeriksaan diagnostik berhubungan dengan kurangnya informasi.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PENGKAJIAN

1. IDENTITAS
Identitas klien :
Nama
: Tn. Y
Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
: Bandungrejo , Ngablak, Magelang
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Islam
Status
: Kawin
Tanggal masuk
: 10 Maret 2013
No RM
: 22.1204.08
Bangsal
: Melati
Identitas penanggung jawab :
Nama
: Ny. R
Umur
: 35 tahun
Alamat
: Bandungrejo, Ngablak, Magelang
Hubungan dengan klien
: istri

2. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
: saat di kaji tanggal 13 Maret 2013 jam 15.439, klien mengatakan
nyeri pada pinggang sebalah kanan
Riwayat penyakit sekarang : sejak 1 minggu yang lalu klien mengeluh BAK sedikit dan tidak
bisa keluar tuntas, rasa sakit waktu BAK dan kadang air kencing bercampur darah. Sejak 3 hari
yang lalu disertai nyeri pada pinggang kanan. Klien hanya mengompres pinggang dengan air
hangat untuk mengurangi nyeri tanpa berobat kemanapun, sampai klien tidak tahan dengan rasa
nyerinya sehingga klien berobat ke rumah sakit ini.
Riwayat penyakit dahulu
: klien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah mengalami sakit
serupa tetapi sembuh dengan sendirinya tanpa berobat.
Riwayat keluarga
: klien mengatakan ayahnya juga pernah menderita penyakit yang
sama.
3. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA
1. HEALTH PROMOTION
Klien mengatakan kesehatan merupakan hal yang paling berharga. Klien pernah merasakan sakit
yang sama tetapi tidak berobat ke pelayanan kesehatan manapun. Jika klien sakit biasanya hanya
kerokan dan meminum abat warung. Klien belum mampu sepenuhnya menerapkan hidup sehat
karena klien adalah perokok berat dan juga jarang minum air putih.
2. NUTRITION
Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dengan jumlah 1 porsi setiap kali makan
dengan jenis nasi, sayur dan lauk. Minum hanya 2-3 gelas sehari dan jarang minum susu. Tetapi
selama sakit klien tidak mempunyai nafsu makan karena merasa mual saat melihat makanan,

bahkan sampai muntah. Klien juga berusaha untuk mulai menerapkan anjuran dokter untuk
minum 7-8 gelas air putih sehari dan minum susu 1-2 gelas sehari.
3. ELIMINATION
Saat belum merasakan sakit seperti sekarang ini klien BAK sehari 3-4x dengan warna kuning
jernih dan lancar, BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek. Tetapi saat sudah merasakan sakit
klien BAK 7-8x sehari dengan warna kuning keruh, bau menyengat kadang disertai darah dan
kristal, tetapi tidak bisa merasa puas saat BAK dan BAK juga hanya sedikit-sedikit walaupun
ada keinginan untuk BAK. Klien BAB 1x tetapi konsistensinya cair, tanpa lendir maupun darah.
4. ACTIVITY/REST
Sebelum sakit klien bekerja sebagai satpam di salah satu bank di Magelang sehingga klien jarang
melakukan olahraga ataupun aktifitas olah tubuh dan klien juga bisa istirahat dengan cukup.
Klien juga sering mengalami nyeri atau pegal pada persendian terutama kalau sedang merasa
lelah sehingga klien menghindari berjalan jarak jauh ataupun beraktivitas berlebihan. Tetapi
selama sakit klien juga hanya beraktivitas ditempat tidur dan istirahatnya sering terganggu
dengan keinginan untuk BAK yang cukup sering karena klien merasa tidak tuntas pada sekali
BAK dan juga merasa sakit,sehingga klien masih terbayangi dengan rasa sakit itu walaupun
sudah tidak BAK.
5. PERCEPTION/COGNITION
Klien mengatakan tidak mengatahui penyabab sakit yang dideritanya. Tetapi klien ingin
mengetahui penyebab penyakitnya dan cara penanggulangannya, sehingga klien dapat
melakukan pencegahan penyakit ini pada anak anaknya.
6. SELF PERCEPTION
Klien selalu menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi dengan keluarganya, tetapi klien
juga menggunakan bahasa Indonesia untuk komunikasi di tempat kerja.
7. ROLE RELATIONSHIP
Hubungan klien dengan keluarga baik, begitu juga hubungan dengan tetangga dan petugas di
Rumah Sakit.
8. SEXUALITY
Klien adalah seorang laki laki usia produktif yang sudah menikah dan mempunyai 2 orang
putra dan 1 orang putri. Sebelum sakit 2-3x seminggu klien aktif melakukan hubungan seksual
dengan istrinya,tetapi setelah sakit berhenti total.
9. COPING/STRESS TOLERANCE
Saat merasa sakit klien mempunyai kebiasaan kerokan dan hanya membeli obat warung. Tetapi
klien selalu menyampaikan keluhannya kepada istri ataupun anak anaknya.
10. LIFE PRINCIPLES
Klien percaya adanya Tuhan, sakit ini merupakan cobaan dari Tuhan. Sebelum sakit klien rajin
beribadah kepada Tuhan, begitupun selama sakit klien tetap rajin beribadah. Karena klien
percaya hanya Allah yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Walaupun dokter yang mengobati,
tetapi hanya Allah yang memberi kesembuhan. Jadi klien selalu berdoa agar diberi kesembuhan
oleh Allah.
11. SAFETY/PROTECTION
Klien tampak terpasang infus RL di lengan sinistra, terdapat pengaman ditepi tempat tidur dan
klien selalu memakai selimut saat berbaring di tempat tidur, baik itu malam ataupun siang hari.

Klien juga sering merasa pegal pada persendian sehingga klien menghindari berjalan dengan
jarak jauh.
12. COMFORT
Klien selalu merasa nyeri pada pinggang sebelah kanan dan juga saat BAK. Nyeri karena adanya
batu pada ginjal, nyeri ada dipinggang kanan terasa seperti pegal pegal dengan skala nyeri 5
dan nyeri terasa sering, saat berjalan, sehingga klien merasa sangat terganggu, karena selain
nyeri juga klien merasa tidak puas saat BAK dan sering bolak balik ke kamar mandi untuk
menuntaskan pembuangannya.
13. GROWTH/DEVELOPMENT
Karena klien sudah hampir memasuki masa setengah abad maka klien sudah mulai mengalami
penurunan tinggi dan berat badan sejak sebelum sakit.
4. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Keadaan umum
: baik
2.
Kesadaran
: Composmentis
3.
Tanda tanda vital :
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg,
Suhu : 38
Nadi
: 100x/menit,
RR
: 28 x/menit
Kepala : I: Keadaan rambut dan hygiene kepala baik,Warna rambut hitam sedikit uban,Tidak mudah
rontok, Kebersihan rambut bersih.
P :Tidak teraba adanya massa yang abnormal, Tidak ada nyeri tekan.
Muka : I : Muka simetris kiri dan kanan,Bentuk wajah lonjong,Ekspresi wajah murung.
P :Tidak teraba adanya massa abnormal, Tidak ada nyeri tekan.
Mata : I : Tidak ada oedema dan tanda-tanda radang. Sklera tidak ikterik, reflek pupil normal,
konjungtiva anemis.
Hidung : I :Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,Tidak ada sekret pada hidung, Tidak ada sumbatan
pada hidung.
P : Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
Telinga I : telinga terlihat bersih tidak ada serumen
Leher : I : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka maupun bekas operasi
P : tidak teraba hipertiroidisme
Thorax :
Jantung : I : dada simetris dan juga tidak terlihat ictus cordis
P : teraba ictus cordis pada kosta ke 5
P : tidak ada pembesaran jantung
A : terdengar suara hjantunga lup duk, reguler
Paru : : I
: Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Pengembangan dada simetri, Frek wensi
pernafasan 28 x/menit
P : Vocal fremitus kanan dan kiri lebih terasa kiri, ekspansi dada sama
P : suara paru sonor
A : suara nafas vesikuler
Abdomen :I : abdomen terlihat membesar pada vesika urinaria
A : bising usus mengalami penurunan 10x/menit

P : terdengar suara abdomen redup


P : distensi abdomen, nyeri pada abdomen sebelah kanan dan kortovertebral sebelah kanan.
Kulit : kulit teraba hangat dan tampak kemerahan, kulit kering dan tidak elastis
Ekstremitas atas : terpasang infus RL 24 tpm di lengan kanan
Ekstremitas bawah : tidak ada gangguan pada ekstremitas bawah

1.
2.
3.
1.
2.
4.
1.
2.
3.
4.

DATA LABORATORIUM
Fto BNO terlihat batu renal
Urografi Ekskretori : ukuran batu 6 mm terletak di ureter
Kimia Urine : urine alkalis,hematuria,
WBC 11.500/mmk
Berat jenis urine 1,195
Pengumpulan urine 24 jam
Urea : 39 mg/dl
Kreatin : 1,4 mg/dl
Kalium : 4,2 mg/dl
Natrium : 138 mmol/L
ANALISA DATA
Nama inisial klien
: Tn.Y
Diagnosa medis
: Appendisitis
No.Rekam Medis
: 22.1204.08
Bangsal
: Melati
N
Tanggal dan jam Data subjektif
Data objektif
O
pengkajian
1
13 maret 2013
Klien mengatakan nyeri pada Klien
tampak
15.39
pinggang sebelah kanan
meringis
kesakitan
P : Nyeri karena adanya batu menahan nyeri pada
pada ginjal,
pingganya,
dan
R ::nyeri ada dipinggang klien tampak sering
kanan
memijat pinggangnya.
Q :terasa seperti pegal pegal
S : skala nyeri 5
T :nyeri terasa sering, saat
berjalan,
2
13 maret 2013
Klien mengatakan BAK 7-8x Klien tampak bolak
15.45
sehari dengan warna kuning balik ke kamar mandi.
keruh, bau menyengat kadang
disertai darah dan kristal,
tetapi tidak bisa merasa puas
saat BAK dan BAK juga
hanya
sedikit-sedikit

13 maret 2013
15.55

walaupun ada keinginan


untuk BAK.
klien tidak mempunyai nafsu Turgor kulit kering
makan karena merasa mual dan tidak elastis
saat melihat makanan, bahkan
sampai
muntah.
Minum
hanya 2-3 gelas sehari

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya asupan cairan yang di tendai
dengan DS : klien tidak mempunyai nafsu makan karena merasa mual saat melihat makanan,
bahkan sampai muntah. Minum hanya 2-3 gelas sehari, DO : Turgor kulit kering dan tidak elastis
2) Retensi urine berhubungan dengan obstruksi dan batu di tandai dengan DS : Klien mengatakan
BAK 7-8x sehari dengan warna kuning keruh, bau menyengat kadang disertai darah dan kristal,
tetapi tidak bisa merasa puas saat BAK dan BAK juga hanya sedikit-sedikit walaupun ada
keinginan untuk BAK. DO : Klien tampak bolak balik ke kamar mandi
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis di tandai dengan DS : Klien mengatakan
nyeri pada pinggang sebelah kanan, P : Nyeri karena adanya batu pada ginjal,,R ::nyeri ada
dipinggang kanan, Q : terasa seperti pegal pegal, S : skala nyeri 5, T : nyeri terasa sering, saat
berjalan, DO : Klien tampak meringis kesakitan menahan nyeri pada pingganya, dan
klien tampak sering memijat pinggangnya
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama inisial klien
: Tn.Y
Diagnosa medis
: Appendisitis
No.Rekam Medis
: 22.1204.08
Bangsal
: Melati
TUJUAN &
TGL
DIAGNOSA
NO &
KRITERIA
INTERVENSI
KEPERAWATAN
JAM
HASIL
1
13
Resiko kekurangan Setelah dilakukan 1.Pantau tanda-tanda vital
maret volume cairan
tindakan
setiap 4 jam
2013 berhubungan
keperawatan
2.berikan dan pantau
15.39 dengan kurangnya
selama 3x24 jam
cairan parenteral
asupan cairan
diharapkan
3.ajarkan klien cara
kekurangan
mempertahankan asupan
volume cairan
cairan yang benar, dengan
tidak terjadi
menghitung jumlah
dengan krteria
asupan dan haluaran.
hasil :
1.tidak ada tandatanda
dehidrasi,mukosa
bibir lembab
2.asupan cairan
1600/24

13
maret
2013
15.39

Retensi urine
berhubungan
dengan obstruksi
dan batu:

13
maret
2013
15.39

Nyeri akut
berhubungan
dengan agen cedera
biologis:

jam,haluaran
1500/24 jam
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan retensi
urine dapat teratasi
dengan krteria
hasil :

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan nyeri
akut dapat teratasi
dengan krteria
hasil :
1.klien mencoba
metode
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyerinya
2.skala nyeri
berkurang menjadi
2
3.klien
menyatakan
kenyamanan
berkurangnya
nyeri

1.Pantau asupan dan


haluaran klien
2.Pantau pola berkemih
klien. Catat
waktu,tempat,jumlah.
3.Bantu klien dalam
melakukan prosedur
eliminasi dengan teknik
manuver crade/valsava
setiap 2/3 jam.
4.Dorong asupan cairan
yang banyak (2500ml/hari
5.Ajarkan klien dan
keluarga tentang teknik
berkemih
6.kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
analgesik
1.kaji jenis dan tingkat
nyeri klien.kaji faktor
yang dapat
mengurangi/memperberat
nyeri.
2.ciptakan rencana
penatalaksanaan nyeri
3.rencanakan aktivitas
distraksi bersama klien
4.berikan obat yang
dianjurkan untuk
mengurangi nyeri

BAB III
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan ini mengambil kasus tentang nephrolitiasis atau yang sering di sebut
dengan nama batu ginjal, yaitu adanya endapan batu yang berasal dari mineral mineral yang di
konsumsi tubuh yang mengendap didalam ginjal. Endapan ini jika lama kelamaan akan
mengganggu proses pembuangan cairan atau eliminasi dan dampaknya akan menimbulkan
berbagai penyakit.
Pada asuhan keperawatan ini penulis mengambil diagnosa utama resiko kekurtangan
volume cairan dan diagnosa kedua yaitu retensi urine berhubungan dengan obstruksi dan batu.
Penulis mengambil masalah nyeri sebagai diagnosa prioritas karena sesuai dengan kebutuhan
maslow bahwa kebutuhan fisiologis manusia itu adalah udara, air baru kebutuhan eliminasi.
Karena pada kasus ini kebutuhan oksigen mash terpenuhi, maka penulis mengambil masalah
yang di bawah oksigen, yaitu kebutuhan akan cairan. Sehingga resiko kekurangan volume cairan
merupakan diagnosa utama. Sedangkan diagnosa kedua adalah retensi urine karena kebutuhan
eliminasi masih di bawah kebutuhan cairan. Sehingga masih dapat di toleransi. Karena kalau
kebutuhan cairan tidak segera di penuhi dapat berakibat fatal bahkan sampai kematian.

BAB IV
PENUTUP
1.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya adalah:
1.
Batu di dalam saluran kemih (Urinary Calculi) adalah massa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan
aliran kemih atau infeksi.
2.
Faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik.
3.
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat,
asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang
komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu
residif.
4.
Pemeriksaan faal ginjal bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi
ginjal dan untuk mempersipkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV.

Terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis
maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang
hebat)..
Saran
Pencegahan
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah upaya mencegah
timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh
>50% dalam 10 tahun.
Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara
umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari
Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
Aktivitas harian yang cukup
Medikamentosa
Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:
Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana
urine menjadi lebih asam.
Rendah oksalat
Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
Rendah purin
Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II
5.

2.

a)
b)
c)
d)
a)
b)
c)
d)
e)

DAFTAR PUSTAKA
Lyndon Saputra,dr.2012.Medikal Bedah Renal dan Urologi.Binarupa Aksara:Tangerang
Arita Morwani.2011.Perawatan Pasien Penyakit Dalam.Gosyen Publising:Yogyakarta
Sujono Riyadi.2011.Keperawatan Medikal Bedah.Pustaka Pelajar.Yogyakarta
Sjamsuhidrajat R, 1 W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC..
Purnomo BB. 2003. 62-65. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional
republik Indonesia.
Tanagho EA, McAninch JW. Smiths. 2004. 256-283.General Urology. Edisi ke-16. New York :
Lange Medical Book.
Ns.ismail.17 November 2008. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NEFROLITIASIS Di unduh
di http://id.scribd.com/doc/47592546/ASUHAN-KEPERAWATAN-KLIEN tanggal 15 maret
2013 jam 09.05
30 November
2012.
Asuhan
Keperawatan
Batu
Ginjal..
Di
unduh
dihttp://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-batu-ginjal Tanggal 15 maret 2013 jam 10.02

Anjani.2011. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN BATU GINJAL. Di unduh


di http://www.dokterumum.net/bedah/diagnosis-dan-penatalaksanaan-pada-penyakit-batuginjal.html tanggal 15 maret 2013 jam 10.07
Radika.2009.
ASKEP
BATU
GINJAL. Di
unduh
dihttp://www.artikelkedokteran.com/arsip/contoh-askep-batu-ginjal.html tanggal 15 maret 2013
jam 09.39
Webmaster. Last
update
:
Januari
2008. Batu
Saluran
Kemih.
Diunduh
dari :http://www.medicastore.com tanggal 14 maret 2013
Webmaster. Last
update
:
November
2007. Renal
Calculus.
Diunduh
dari :http://www.icm.tn.gov.in tanggal 14 maret 2013

Anda mungkin juga menyukai