PENDAHULUAN
Invertebrata laut dalam sistem rantai makanan merupakan herbivora, predator
dominan dan biota penentu dari sistem piramida makanan. Invertebrata laut telah
diketahui sebagai sumber yang kaya akan senyawa bioaktif penting dan menarik
perhatian karena senyawa kimia yang dikandungnya berbeda dan unik serta memiliki
aktivitas farmakologis yang sangat menarik1.
Penelitian yang dilakukan terhadap produk alam laut dalam beberapa dekade
terakhir telah berhasil menemukan berbagai senyawa aktif terutama sebagai bahan aktif
untuk pengembangan obat baru. Salah satunya adalah sterol.2
Sterol merupakan bagian yang penting dari senyawa organik dan seringkali
berfungsi sebagai nukleus. Salah satu jenis sterol, yakni kolesterol mempunyai peranan
yang vital bagi fungsi-fungsi selular dan menjadi substrat awal (bahasa Inggris:
precursor) bagi vitamin yang larut dalam lemak, dan hormon steroid. Sudah banyak
penelitian yang meneliti tentang sterol dan cara pengambilannya.2
Sejak tahun 1960-an sudah ada penelitian tentang sterol, tetapi di karenakan
keterbatasan metodologi, hanya sterol utama saja yang berhasil dipisahkan dan dapat
diidentifikasi dengan betul dan pasti. Banyak biota lautyang mengandung sterol, misal;
mega-sterol, shakosterol, meritristerol, dan pteropoda-sterol. Pencarian sterol laut
beraktivitas farmakologi untuk dielusidasi, ditunjang penemuan metoda separasi
sehingga karakterisasi sejumlah sterol yang mempunyai pola alkila-si rantai samping
unik, cincin termodifikasi.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INVERTEBRATA
1. Pengertian
Invertebrata atau Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan
oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang
belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali hewan vertbrata
(pisces, reptil, amfibia, aves, dan mamalia). Contoh invertebrata adalah
serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan cacing. Invertebrata mencakup
sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia. Invertebrata atau
Avertebrata air merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang
hewan-hewan perairan yang tidak bertulang belakang.
2. Klasifikasi
Lamarck awalnya membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu :
Insecta (serangga) dan
Vermes(cacing).
Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30 subfila mulai dari organisme yang simpel seperti porifera dan cacing pipih
hinggaorganisme yang lebih kompleks seperti mollusca,echinodermata, dan
arthropoda. Ada 9 filum dalamklafisikasi avertebrata. Filum dalam Klasifikasi
Avertebrata adalah :
Annelida
Arthropoda
Coelenterata/Cnidaria
Echinodermata
Molluska
Nemathelminthes
Platyhelminthes
Porifera
Protozoa
3. Ciri-ciri Invertebrata
Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel(uniselluler) dimana
seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
2
kolesterol, dan ini penting dalam fungsi seluler, sebagai pendahulu untuk
vitamin larut lemak dan sebagai komponen bangunan steroid. Jadi, sterol
menjadi komponen dasar steroid, juga bertanggung jawab atas hasil yang sama
seperti steroid dalam fungsi metabolisme yang hasil dan efek samping yang
mungkin terjadi jika digunakan secara berlebihan. Sterol juga penting karena
juga membentuk komponen yang diperlukan untuk mempertahankan fluiditas
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
4
membran sel, dan juga bertindak sebagai pembawa pesan kedua untuk
komunikasi intraseluler.
2. Klasifikasi sterol
Lemak sterol nabati disebut fitosterol dan yang hewani disebut zoosterol.
Jenis zoosterol yang penting antara lain adalah kolesterol dan hormon steroid.
Sedangkan pada fitosterol dikenal kampesterol, sitosterol dan stigmasterol.
Ergosterol adalah lemak sterol yang ditemukan pada membran selfungi yang
berfungsi layaknya kolesterol pada hewan.
Kolesteril ester
Fitosterol dan turunan
Marina sterol dan turunan
Fungi sterol dan turunan
Steroid
o C18 steroid (estrogens) dan turunan
o C19 steroid (androgens) dan turunan
o C21 steroid (gluco/mineralocorticoids, progestogins) dan turunan
Sekosteroid
o Vitamin D2 dan turunan
o Vitamin D3 dan turunan
Asam empedu
o C24 Asam empedu, alkohol, dan turunan
o C26 Asam empedu, alkohol, dan turunan
o C27 Asam empedu, alkohol, dan turunan
o C28 Asam empedu, alkohol, dan turunan
Konjugasi Steroid
o Glucuronida
o Sulfat
o Glycine conjugates
o Taurine conjugates
Hopanoid
3. Sterol Bebas
Sterol dapat dijumpai sebagai sterol bebas, ester sterol (terasilasi), eter
alkil steril (teralkilasi), sterol sulfat, dan steril glikosida yang kemudiannya
dapat terasilasi menjadi glikosida sterol berasil.
Sterol bebas adalah lemak tahan saponifikasi yang ditemukan dalam
jumlah cukup banyak pada jaringan tubuh. Sterol mempunyai beberapa variasi
molekul dari 3-hidroksisteroid kristal alkohol C27-C30. Lemak ini juga
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
6
7-dehidrokolesterol,
desmosterol,
dinosterol,
mengandung
dehydrocholesterol
dan
demosterol
berjenis
22-dehydrocholesterol
konsentrasi tinggi.
b. Fitosterol
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
7
24dalam
venenosum)
phytosterine,
lalu
yang
stigmasterol.
kemudian
Kata
disebut
Fitosterol
baru
fitosterol.
Fitosterol
pada
tanaman
merupakan
c. Oksisterol
Salah satu jenis oksisterol (bahasa Inggris: Oxysterol) yaitu 24Shidroksikolesterol, adalah produk dari hasil oksidasikolesterol oleh enzim
yang terjadi pada otak. Lemak ini ditemukan pada tahun 1953 pada otak
kuda dan diberi nama cerebrosterol.
Oksisterol ditengarai dapat menjadi petunjuk untuk penyakit
Alzheimer dan memberikan perlindungan terhadap b-amiloid peptida,
jenis amiloidogenik peptida yang ditemukan pada plak (bahasa Inggris:
plaques) otak dari penderita Alzheimer.
d. Ester sterol.
lemak,
khususnya
asam
lemak
esensial,
dan
asam
arasidonat
menghasilkan
kolesteril
arasidonat.
4. Biosintesis Sterol
Biosintesis sterol hampir selalu ditemukan pada makhluk eukariota dan
hampir tidak ditemukan pada makhluk prokariota. Eukariota adalah organisme
yang terdiri dari sel-sel yang memiliki inti yang terikat membran serta organel
terikat membran. Prokariota adalah organisme yang terdiri dari sel-sel yang
tidak memiliki inti sel atau organel terbungkus membran. Lintasan biosintetik
sterol dapat diamati pada proteobakterium.
senyawa
14-desmetillano-sterol,
zimosterol,
7,
24
skualin
monooksigenase.
Selanjutnya
skualin-2.3-epoksida
darinya.Jadi kesamaan antara keduanya lebih besar daripada perbedaanperbedaan, dan kita harus mempertimbangkan sterol sebagai komponen steroid
sehingga memberikan kita dengan efek steroid yang biasanya kita lihat.
5. Fungsi Sterol
Sterol, juga dikenal sebagai alkohol steroid, adalah kelas bahan kimia
yang memainkan peran ganda yang penting dalam tubuh. Mereka memiliki
bagian-bagian yang dapat larut dalam molekul seperti lemak dan bagian-bagian
yang dapat larut dalam air. Sterol manusia yang paling banyak dikenal adalah
kolesterol, yang berfungsi sebagai prekursor untuk hormon steroid dan vitamin
yang larut dalam lemak. Beberapa orang mengambil sterol seperti vitamin A,
D, E dan K sebagai suplemen.
Adapun fungsi dari sterol adalah sebagai :
a. Persinyalan sel
Sinyal sel mengacu pada kemampuan sel untuk
berkomunikasi secara efektif penting karena sel-sel
dalam pekerjaan organ atau jaringan yang diberikan
bersama-sama, dan sel sering perlu untuk memberi sinyal
pada organ jauh juga. Sterol memainkan peran penting
dalam penanda sel dengan membantu mengatur proses
pembangunan. Selain itu, mereka menyampaikan pesan
yang diterima dari luar sel untuk efek perubahan dalam
sel. Dalam kapasitas ini, mereka dikenal sebagai second
messenger. Mereka juga bertindak sebagai hormon steroid,
yang merupakan molekul yang disintesis oleh organ
hormonal untuk sinyal organ yang jauh. Beberapa hormon
steroid yang lebih umum adalah kortisol, aldosteron,
testosteron dan estrogen. Kortisol adalah hormon stres,
aldosteron mengatur keseimbangan mineral dalam tubuh
dan testosteron dan estrogen adalah hormon seks laki-laki
dan perempuan.
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
11
banyak
fungsi
termasuk
membantu
sistem
membantu
melindungi
terhadap
BAB III
PEMBAHASAN
beberpa
Coelenterata
dan
Molusca,
punya
kemampuan
inkorporasi
radioaktivitas
ke
dalam
aplisterol.
Sebelumnya
Jadi jenis Verongia mungkin lebih efisien darijenis bunga karang lain dalam
menangkap organisme sumber primer aplisterol.
Pembentukan rantai samping sterol ganggang
sekarang
dapat
3. Cniderae
Penelitian; tidak jelas apakah Coelenterate mampu melakukan sintesis
sterol,tidak ada inkorporasi dari [1-12C]asetat sterol dari ikan madu,
Rhizoztoma sp, atau Anemone,Calliac-tis para sitica, meski ter-jadi pelabelan
asam lemak. Juga beberapa terpe-noid terlabel sete-lah disuntik asam
mevalonat(2-14C], tidak ada radioaktivitas ditemukan dalam sterol Metridi-um
senile, Actinea equina atau Tealia feline.
Sterol teralkilasi C-24 dominan pada campuran ste-rol Zoanthidae
samagorgosterol dalam gorgonian ungkap mungkin penting sumbang sterol
Zooxan-thella, dipertegas tenemuan bahwa Zooxanthella peroleh sterol dari
gorgonian Eunicea mammosa dan Pseudoplexauraporosa kandung sterol C28
dan C29. Ditemukan pula; perpindahan senyawa antara ganggang simbiotik
dan Coelenterate induk mere-ka , juga mungkin terjadi pada sterol digunakan
pemenuhan kebutuhan hewan akan membran.
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
16
[1-14C]asetat
disimpul-kan
;Nemertea
Cerebratulus marginatus mam-pu sintesis sterol secara terbatas, menarik aktivitas spesifik sterol teresterifikasi kadar > tinggi sterol bebas, sama pada
Coelenterate.Beberapa cacing Polychaeta laut mampu lakukan sintesis sterol,
ini buktikan secara jelas pada studi Arenicola marina, Nereis diversicolor,
Amphitrite ornate, Nereis pelagica, Nephthylus hombergii dan Spirographis
spallonzani.
Penelitian di atas, tidak menemukan identitas sterol terlabel,tujukkan
bahwa semua fila inver-tebrata kandungan sterolsangat dipengaruhi oleh
makanan dan pengaturan biosintetik. Hanya dibuat dugaan bahwa sterol C26,
C28 dan C29 pada Anelida berasal darimakanan tapi belum sampai bagaimana
hewan memodifi-kasi.
5. Arthropoda
Dipastikan Crustacea tidak mampu melakukan sintesis de nevo dari asam
asetat atau mevalo-nat dan sama sekali tergantung sumber sterol makanan,
seperti serangga. Sintesis sterol ti-dak dapat dilakukan pada Astacus astacus,
Ho-marus vulgaris, Homarus gammarus, Cancer apgurus, Astacus fluviatilis,
Carcinus maenus, Eupagurus euarginata, Artemia salina, Penaeus japonicus,
pada
beberapa tahap siklus per-gantian kulit Palaemon serratus dan maksimal pada
tahap sebelum pergantian kulit terjadi .
Produksi dari desmosterol sebagai intermediat dalam dealkilasi fitosterol
makanan beri kejela-san menarik muncul sejumlah sterol cukup be-sar dalam
banyak jenis Crustacea. Zat ini pasti tidak dapat dihasilkan sebagai intermidiat
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
18
6. Mollusca
Diperkirakan banyak Mollusca mampu melakukan sintesis sterol tapi
produksi rendah. Kolest-7-en-3-ol (1c) sterol uta-ma kelas Amphineura telah
disintesis
dari
[1-14C]mevalonat
khiton
Liolophura
ja-ponica
dan
Gambar. Rute usulan dari dealkilasi rantai samping sterol yang menghasilkan
26-nor dan 26,27-dinor yang diketemukan dalam beberapa serol
lautan
Identifikasi
24-metilkolesta-5,22-dien-3-ol
(7g)
Patinopecten
7. Echinodermata
Lima kelas Echinodermata diteliti, ditemukan; mereka lakukan sintesis
skualen dansterol C27, tidak ditemukan inkorporasi [1,2-14C]ase-tat dalam
skualen dan sterol oleh ekinoid Para-centrotus lipidus. Penelitian lain tunjuk
bahwa jenis urchin Echinus acutus dan Psammechinus miliarishasilkan sterol
radioaktif belum teriden-tifikasi setelah diinjeksi [1-14C]asetat. Juga ada
inkorporasi [2-14]mevalonat dalam skua-len dan sterol Psammechinus miliaris
dan urchin laut Clypeaster japonicus
Suatu penelitian rinci biosintesis sterol dalam urchin laut Echinus
esculentustemukan bahwa [2-14]mevalonat secara mudah terinkorporasi dalam
skualen, lanosterol dan desmosterol, tapi kolesterol sedikit terlabel.
Dehidrolanosterol (1n) radioaktif terkonversi ke kolesterol, tapi [2614C]desmosterol tidak. Ini ungkap bahwa semua enzim yang diperlukan untuk
transformasi 2n ke 1b , kecuali sterol 24-reduktase aktif dalam urchin.
Brittlestar Ophiura albida dan Ophioderma longicauda produksi sterol
terlabel
teridentifi-kasi
[1-14C]asetat
diinjeksikan.
[2-14]mevalo-nat
teridentifikasi
sebagai desmosterol.
Kemampuan holoturin sintesis sterol pertama diteliti Stichopus
japonicus diinjeksi[1,2-14C]asetat, skualen terlabeltapi sterol 7 dan lanosterol tidak. Selanjutnya pelabel [1-14C]asetatsterol Cucumaria planci,
C.elonga-ta, Holoturia tubulosa dan Stichopus regalistunjukkan inkor-porasi,
sedang C.elongata dan C.lactea juga tunjukkan inkorporasi kedalam sterol dan
skua-len setelah diberi . [2-14] mevalonat dengan kolest-7-en-3-ol (1c)
komponen utama.
Sintesis de novo sterol mevalonat ikan bintang pertama dilapor Smith
dan Goad:temukan Asterias rubens dan Henricia sanguinolenta ada
inkorporasi baik dalam skualen dan rendah 4,4-dimetilsterol. Beberapa 4,4dimetil dan 4-monometilsterol teridentifikasi komponen minor A. rubens dan
sejumlah senyawa terlabel sete-lah diinjeksi [2-14]mevalonat, arahkan jalur
biosintesis 5-kolest-7-en-3-ol sesuai gambar.
Fakta bahwa dehidrolanosterol (1n) dan 4,4-dimetilkolest-8-en-3-ol
(1o) belum teridetifikasi dalam ikan bintang, dan pelabelan sterol 24, ini
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
21
karena reduksi ikatan rangkap 24 mungkin ter-hambat sampai tahap 4monometil atau tahap akhir.
katabolisme
ekstensif
sterol
ini,
dan
dalam
A.
radioaktivitas
tergantung
waktu
pengambilan(pengaruh
musim).
Sterol
alga
memainkan peran kunci dalam lingkungan laut karena ganggang berada di bagian
bawah rantai makanan. Status sterol laut telah ditinjau oleh Kerr dan Baker.
Dalam ganggang merah ditemukan 24-metil dan 24-etil sterol kadar rendah,
jumlah besar sterol C28 (5b dan 6b) hanya terdapat dalam Rhytiphelea tinctoria
dan Vidalia volubilis. Sterol utama ganggang hijau biru adalah stigmasterol yang
disertai dengan kolesterol dan 24-ethylcholesterol. Dinoflagellata biasanya
mengandung campuran kompleks sterol. Karakteristik utama sterol kelompok ini
adalah dinosterol yang ditandai sebagai 4,23,24 (R) -trimethyl-5-cholest-22-en-3 ol. Anggota bangsa Siphonales, Codium fragile kandung 25 metilenasterolklerosterol (17 b, 95%) dan kodisterol (9 b, 5%) kedua konfigurasi 24 . Hanya;
Halimedia incrassata kandung dua sterol dengan rantai samping 24-alkil jenuh:
klionasterol (13 b, 94%) dan ergost-5-enol (6 b, 4%).
Perkiraan asal usul sterol laut 28-metil, 5, 7, dan 5,7 dalam ganggang
bersel tunggal bangsa Chlorococcales dan ergosterol (8b) dan 7-dehid-roporiferasterol (15b)dalam Chlamydomonas reinhardi (sekerabat) punya pola sterol sama,
mungkin muncul dalam fitoplankton. Diatomae penyusun utama fitoplankton
teridentifikasi kandungan chondrilasterol (15c) dalam Navicula pelliculosa.
Nitzschia closterium, Cyclotella nana kandung brasikasterol (8b), sterol konfigurasi
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
23
sterol
siklopropil,
gorgosterol
dan
23-demethylgorgosterol.
(Verongia
spp.,
Aximelia
verucosa).
Gorgosterol :Pseudoplexaura
porosa.
Kolesterol :Marphysa mossambica &Terebella ehrenbergi (Annelida).
Kolesterol, Dihidrobrassikasterol :Tridacna crocea, T. roae, T. squamosa
(Moluska).
5.
Kolesterol,
Desmosterol
(Rhodymenia
(Arthropoda).
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
25
palmata).:
Crustacea
6.
sepositus.
7.
Kolestanol :Styela plicata (Urochordata).
Gambar. Struktur rantai samping
Porifera,
Henze dan Dorbe (1909) menyatakan bunga karang mengandung
sejumlah sterol biogenetik bervariasi. Bergman dkk (1949, 1962) meneliti
tentang karakteristik beberapa sterol laut, antara lain; klionasterol
dan
Haliclonidae,
Chondrillidae
dan
Cniderae .
Sterol dalam
coelenterate
banyak
yang
terdapat
luas
dalam
24-
4.
6.
asteroid dan ofiuroid dan krinoid, tapi ekinoid kandung kadar relatif
rendah sterol sulfat. Jenisini kandung +porsi sama sterol C27 sulfat dan
bebas, ini ber-tentangan empat kelas lain Echinodermata kandung sterol
7.
dari
fila
: Aplisterol.
2. Cniderae
: Gorgosterol
: Kolesterol
4. Moluska
: Dihidrobrassicakolesterol
5. Arthropoda
: Desmosterol
6. Echinodermata
: Asterosterol
7. Urochordata
: Kolestanol
dalam
persentasi yang rendah (1-2%) dari campuran sterol; klasifikasi melalui rantai
makanan dapat diduga karena benyak spesies yang tidak mampu untuk mensintesis
sterol secara de novo. Sterol lain, dengan batasan klasifikasi terhadap klas, genus,
atau spesies tertentu, campuran sterol berada dalam persentasi yang sangat tinggi;
untuk sterol ini, partisipasi invertebrata dalam biosintesis atau modifikasi sterol
diambil dari menu yang paling mungkin.
HO
HO
HO
HO
1.
Sterol C26
Gambar 1 adalah struktur sterol C26 yang diisolasi; pertama dari sterol
dengan sebuah rantai samping atom C-7 yang belum terjadi sebelumnya, 22trans-24-norcholestra-5, 22-dien-3 -ol (1) atau jika anda lebih suka, 22trans-26,27-bisnorergosta-5, 22-dien-3 -ol, yang diisolasi melalui reaksi
5,22
(1) dan
turunan dihidro (3). Pada waktu yang bersamaan, (2) dideteksi dalam beberapa
asteroid dan dalam holothurians Stichopus japonicas oleh Kobayashi. Penulis
terakhir, yang menggambarkan sterol baru sebagai bahan kristalin dari Asterias
amurensis8, dinamakan asterosterol, dalam pandangan yang cukup luas
dalam asteroid
kedalam
yang
didemonstrasikan oleh Smith dan Goad terjadi paling sedikit dua spesies,
Austeria rubens dan Solaster papposus. Pekerja jepang mengusulkan bahwa
asterol-sterol (2) dapat dibentuk melalui asteroid dari digest
5,22-
C26.
Klas
Desmospongiae
Gastropoda
Pelecypoda
Polychoeta
Ascideacea
Anthozoa
Annelida
Tunicata
Coelententerata
Brachiopoda
Molluscoidea
Echinodermata
Asteroida
Holothuroidea
Echinoidea
Sterol C26 kelihatan secara meluas dalam invertebrata laut dan tersebar
dimana-mana. Sejak pengujian campuran sterol oleh kromatografi gasspektrometer massa terhadap 25 spesies spons yang berbeda, representative
terhadap sebelas family dan tujuh orde, dimana terdapat komponen kecil
terhadap
waktu
retensi
yang
dicatat,
memperluas
jumlah
spesies
untuk semua hewan laut, tetapi penulis tidak dapat mendeteksi radioaktifitas
sterol C26 dalam alga merah Rhodmen palmate setelah pemberian label asetat,
mevalonat dan metionin; radioaktifitas asetat ditemukan dalam sterol C27-C29
sementara radioaktifitas ditemukan dalam sterol C28 dan C29.
Pengarang memberikan perbedaan penjelasan hasilnya, namun mereka
menyimpulkan masalah biologic dari C26 tinggal tingkat tak pastinya dan
pertanyaan utama untuk memecahkan penemuan dari tipe organism yang
mungkin. Pada kenyataannya, sintesis kerangka C26. Sementara keterangan asal
dan biogenesis dari senyawa menarik ini adalah kurang, banyak peneliti
memperhitungkan pembentukannya. Gagasan yang lebih kita sukai bahwa
sterol C26 muncul oleh dimetilasi sterol 24- metilasi. Hal ini didukung oleh
penemuan Kobayashi dan Mitshuhashi dari kelompok sterol, yang muncul
secara luas dibagi antara filum laut, memiliki keadaan yang belum terjadi pada
rantai samping 27-norergostane. Untuk lebih jauh, kemampuan organism untuk
mendealkilasi sterol tidak begitu mengejutkan, dalam tinjauan keterangan
ditunjukkan bahwa banyak spesies arthropoda dealkilasi antara sterol C 28 dan
C29.
2. Sterol tipe 27-norergostane
Tiga anggota dari kelompok ini yang telah diisolasi saat ini yaitu 27norergosta-7, 22-dien-3 -ol, (5), dinamakan amuresterol, isomernya 27norergosta-5, 22-dien-3 -ol (6), dinamakan okelasterol, dan 27-norergosta22-dien-3 -ol (7), dinamakan patinosterol (gambar 2).
Struktur dari dua anggota ini ditentukan dan ditegaskan melalui sintesis
parsial oleh Kobayashi dan Mitsuhashi pada tahun 1974. Mereka menemukan
amursterol dalam enam spesies dari asteroid. Okelasterol, pertama kali
diekstraksi dari annelid Psedopotamilla ocellata, ditemukan keberadaanya
dalam invertebrate berdasarkan perbedaan filum (tabel 2). Baru-baru ini,
patinosterol telah diisolasi oleh peneliti yang sama dari kerang Patinopecten
yessoensis, farksi sterol berisi dua puluh komponen.
Gambar.2 Sterol tipe 27-norergostane dari sumber lautan
HO
5, amuresterol
HO
6, occelasterol
HO
7, patinosterol
Tabel 2. Filum hewan laut daplam tipe sterol 27-norergostane yang telah
ditemukan.
Filum
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
38
Klas
Coelenterata
Annelida
Tunicata
Mollusca
Anthozoa
Polychaeta
Ascidiaceae
Bivalvia
Gastropoda
Asteroida
Holothuroidea
Echinoidea
Echinodermata
Lebih jauh lagi, peneliti yang sama juga mengamati sterol dari
invertebrate laut dilakukan dengan banyak pekerja pada masa lampau, berfikir
menjadi 22-cis-cholesta-5,22-dien-3 -ol dari waktu retensi glcnya dan data
spectra massa, pada kenyataanya, menjadi occelasterol. Pengamatan ini
diperluas pembagiannya menjadi tipe 27-norergostane dalam sumber laut
(Tabel).
Sejauh ini, biosintesis sterol ini adalah mengenai tiga hipotesis yang
dirumuskan struktur dasar, yang berada dalam mussel, anemone laut, dan
crustaceae, dimana sterol ini telah dideteksi, pengetahuan tentang tidak bisanya
disintesis de novo dan sterol harus, oleh karena itu kita megakumulasikan
melalui rantai makanan :
a. Melalui kesesuaian konversi dari sterol
22
metal.
b. Melalui metilasi sterol C26 atau
c. Dimetilasi dari tipe sterol ergostane.
Sejak fraksi sterol beberapa dwiatom (tentukan dwiatom (penyusunan
kembali dalam biomassa air laut) yang baru dilaporkan tersusun dari 22-trans(24S)-24-methylcholesta-5,22-dien-3
ol (24
isomer brassicasterol,
dan
12,22
22
7,22
dan precursor
12,22
HO
HO
24-epibrassicasterol
HO
occelasterol
24-norcholesta-5,22-dien-3 ol
Filum
Coelenterata
Klas
Anthozoa
Echinodermata
Asteroida
Spesies
Gorgonia flabellum
G. ventilina
Plexaura sp.
P. flexuosa
Pseudopterogorgia americana
Nephthea sp.
Palythoa tuberculosa
Acanthaster planci
Referensi
40
40
51
37
41
52
53
34,35
Saat ini, dua jenis sterol C30 telah ditemukan dalam nvertebrata laut;
sterol tersubstitusi a 24-propilidena dan memiliki cincin siklopropana di rantai
samping pada posisi 22,23.
menjadi sterol
pencernaan gorgosetol.
HO
HO
9 gorgosterol
H
HO
10 acanthasterol
HO
11 23,demethylgorgosterol
H
HO
H
O
HO
12
sterol
yang
mengandung
siklopropana
yaitu
23-
dimetilgorgosterol dan luar biasa senyawa seko. Struktur dari senyawa ini juga
dielusidasi melalui analisis difraksi sinar-X. Beberapa laporan penelitian untuk
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
42
pada
13
HO
14
HO
HO
15
awal
dalam
biosintesis
grorgosterol,
memberikan
perkiraan
HO
16, aplysterol
HO
17, didehydroaplysterol
Semenjak kerja keras Bergmann terhadap sterol dari invertebrate, hal itu
diakui bahwa, dalam kingdom hewan, spons mengandung variasi sterol
terbesar, tetapi baru-baru ini, ketika teknik kromatografi canggih diterapkan
dalam analisi sterol, secara komlit dilaporkan sumber sterol dengan tipe baru.
Biogenetik pertama belum ada sebelumnya sterol yang diisolasi dari
spons aplisterol dan 24,28-didehiroaplisterol, merupakan contoh pertama dari
26-alkilasi dalam biosintesis sterol (gambar 6). Striktur dari 26-metil-24metilenkolesterol diusulkan untuk 24,28-didehiroaplisterol, berdasarkan data
spektroskopik, selama perlakuan degradasi kemudian penetapan sintesisnya.
Struktur lengkap dari 24,26-dimetilkolesterol, diusulkan untuk aplisterol
pada keterangan spktra dan hubungan timbale balik dedihidroaplisterol dari piodobenzoat, yang juga dinyatakan stereokimia dari rantai samping menjadi
24R, 25S. Keunikan sterol ini, pertama kali diisolasi dari spons orange
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
44
Sumber
% kandungan sterol
Naples
70%
Saat ini kita tidak dapat menjelaskan asal biogenetic dari sterol ini. Hasil
laboratorium kami mengindikasikan bahwa Verongia aerophoba gagal untuk
dimasukkan kedalam 1-14C-asetat atau 2-14C-mevalonat menjadi aplisterol dan
24,28-didehidroaplisterol.
Sebuah
eksperimen
radiolabeling
yang
HO
19
18, calysterol
HO
20
HO
memili
22,23-siklopropana.
Bagaimanapun,
eksperimen
uinik ini.
Dalam semua eksperimen yang menggunakan pelabelan precursor sterol,
masalah utama sering terjadi dalam pemisahan precursor dari metabolit.
Kalisterol dan konvensional sterol menggunakan sifat prekursor yang sama
dalam kromatografi dan menyebabkan masalah serius dalam pemisahan dan
purifikasi. Selama asetilasi kalisterol pada temperature tinggi, kita mengamati
bentuk titik lambanya perpindahan pada tlc, bersamaan dengan titik
koresponden asetat kalisterol. Saat menginginkan proses reaksi berlangsung
lima jam, pergerakan senyawa lambat pada tlc menghasilkan sedikit produk
reaksi yang ditunjukan oleh ms dan nmr menjadi sebuah campuran diasetat,
komponen utama yang dikenal sebagai (21) (gambar 8). Kita mendapat
manfaat dari pengamatan ini dan manyampaikan label campuran sterol, setelah
penambahan fukosterol pada refluks, dan farksi diasetat dipurifikasi melalui
pengulangan kromatografi dari induk diasetat dan turunan diol.
Gambar. 8. Asetilasi kalisterol
R=H, 24 nor R=H, 22-trans
R=H
R=H, 22-trans
R=Me
R=Et
R=Me,
R=Et,
22
-trans
24(28)
OAc
Ac2O, py
refluks
HO
calysterol
HO
21
R=H, 24 nor
R=H
R=Me
R=Et
HO
HO
H
Modifikasi inti sterol juga ditemukan dalam spons. Jumlah total sterol
dari Axinella polypoida merupakan campuran dari stanol mempunyai rumus a
19-norkolestanol inti menghasilkan senyawa tak jenuh konvesional dan monotak jenuh C7 (24-nor), C8, C9, dan C10 rantai samping (gambar 9). Secara
singkat ditulis A. polypoida juga mengandung stanol keduanya yaitu inti 19norkolestanol dan bagian alkilasi dari yang ditemukan dalam sterol berasal dari
karang lembut dan dalam 4 -metilsterol diisolasi dari dinoflagellata.
Keberadaan dalam A. polipoida bersamaan dengan 24-nor komponen,
menggambarkan kemampuan spons dalam menerima perbedaan substrat sterol
dan pelepasan gugus 19-metil. Kenyataanya, kita dapat menggambarkan
melalui eksperimen bahwa spons sangat efisien mengubah kolesterol menjadi
19-nor-stanol; dari keseluruhan radioaktifitas menggambarkan fraksi sterol
setelah 290 jam diinkubasi, 78% diperoleh dalam fraksi 19-nor-stanol dan
hanya 22% dalam precursor. Tabel 6 menggambarkan kumpulan data ketika A.
polipoida diberikan makanan dengan 26-14C-kolesterol.
Penelitian lebih jauh ditandai dengan diperolehnya informasi terhadap
konversi biologic dari kolesterol menjadi 19-nor-kolesterol memiliki bentuk
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
48
prasyarat bagi pelepasan dari 19-metil grup. Kenyataannya, ketika spons diberi
makan dengan campuran [14C] kolesterol dan [7- -3H]-kolestanol, semua
label digabungkan menjadi 19-nor-stanol yang berkaitan dengan 14C (tabel 7).
Lebih jauh lagi, pelaksanaan eksperimen [1-14C] asetat dihasilkan dalam
sterol non-radioaktif. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa spons
tidak dapat disintesis secara de novo tetapi dimodifikasi melalui makanan yang
diperolehnya.
Modifikasi lebih jauh dari inti sterol telah ditemukan dari stenol dari
Axinella verucosa, yang digabung dari 3 -hidroksimetil-A-nor-5 kolestane dan biasa tak jenuh dan rantai samping
22
C10.
Gambar 10. 3 -Hidroksimetil-A-nor-sterane dalam spons Axinells Verrucosa
R=H
R=H,
R=Me
R=Me,
R=Et,
R=Et
22
22
22
BAB III
KESIMPULAN
1. Sterol adalah steroid tak jenuh dengan kerangka kolestana yang mengandung gugus
hidroksil-3b dan rantai sisi alifatik dengan minimal 8 atom karbon yang terikat atau
merupakan kelompok penting di dalam steroid.
2. Fungsi dari sterol adalah sebagai : persinyalan sel, vitamin larut dalam lemak
(A,D,E dan K), stabilitas membran dan pitosterol.Sterol juga penting karena juga
membentuk komponen yang diperlukan untuk mempertahankan fluiditas membran
sel, dan juga bertindak sebagai pembawa pesan kedua untuk komunikasi
intraseluler
3. Sterol invertebrata bervariasi memberi kesan komplesitas sterol tersebut, tapi kajian
mendalam dapat ditarik satu generalisasi bahwa ada pola sterol unik dalam
berbagai jenis hewan. Invertebrata laut memiliki biogenetik yang menarik yaitu
pada sisi rantai sterol C26 dan C30, serta sterol rantai C27 dan C29 disertai pola
alkilasi, dan lebih utama, modifikasi inti tetrasiklik dengan sterol.
4. Ganggang merupakan sumber utama sterol lingkungan laut,Rhodophyta kandungan
utama kolesterol (1a), ada yang mengandung demosterol (2b) sebagai sterol utama.
Macam-macam sterol ganggang dan jamur adalah :
a. Klionasterol, poriferasterol & aplisterol (Verongia spp., Aximelia
verucosa).
b. Gorgosterol : Pseudoplexaura porosa.
c. Kolesterol : Marphysa mossambica
& Terebella ehrenbergi (Annelida).
d. Kolesterol, Dihidrobrassikasterol : Tridacna crocea, T. roae, T. squamosa
(Moluska).
e. Kolesterol, Desmosterol (Rhodymenia palmata). : Crustacea (Arthropoda).
f. Asterosterol, akantasterol, gorgostanol : Acanthaster planci, Echinaster
sepositus.
g. Kolestanol : Styela plicata (Urochordata).
5. Banyak biota laut yang mengandung sterol, misal : mega-sterol, shakosterol,
meritristerol, dan pteropoda-sterol.
a. Porifera : Bunga karang juga mengandung sterol yang mempunyai punya rantai
samping dengan pola alkilasiunik seperti aplisterol (25b) dalam Verongia spp.
b. Cniderae : Ptilosarcus gueneyi (jenis pena laut) sterol unik; ester metil asam
(20S)-3-hidroksikol-5,22-dien-24-0at (37b).
Makalah Sterol dari Invertebrata Lautan, P2K, 2015
50
: Aplisterol.
b. Cniderae
: Gorgosterol
: Kolesterol
d. Moluska
: Dihidrobrassicakolesterol
e. Arthropoda
: Desmosterol
f. Echinodermata
: Asterosterol
g. Urochordata
: Kolestanol
DAFTAR PUSTAKA
Fera.
2015.
Tugas
Rangkuman
Produk
Alami.
(Http://dokumen.tips/documents/tugas-rangkuman-produk-alami55b07a5206f58.html)
Sumi Hudiyono PWS,2004. Pengaruh berbagai kondisi oksidasi terhadap kandungan
kolesterol dan sterol lain dalam lemak coklat, makara, sains, vol. 8, no. 2, agustus
2004: 70-75, Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok 16424,
Indonesia.
Suparno,2005. Kajian bioaktif spons laut (forifera: demospongiae) suatu peluang
alternatif pemanfaatan ekosistem karang indonesia dalam dibidang farmasi,
Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor,