2.
3.
4.
5.
Balanced Scorecard
Financial Perspective
Goals
Measures
Customer Perspective
Goals
Measures
Measures
Measures
Balanced scorecard merupakan model dari evaluasi kinerja suatu bisnis yang
menyeimbangkan ukuran atas kinerja keuangan, operasi intern, inovasi dan pembelajaran,
serta kepuasan pelanggan.
Mangerial versus Financial Accounting
Akuntansi keuangan merupakan penggunaan informasi akuntansi untuk pelaporan kepada
sekelompok orang di luar organisasi. Laporan keuangan yang di publikasikan dan laporan
keuangan lainnya merupakan bentuk dari informasi akuntansi keuangan. Pengguna informasi
ini yaitu pengguna eksternal, seperti: pemegang saham, analis keuangan, serikat buruh, grup
pelanggan dan agensi pemerintah. Sedangkan akuntansi manajerial merupakan informasi
yang digunakan manajer di setiap tingkatan dalam organisasi untuk pembuatan keputusan,
perencanaan, pengarahan dan pengendalian dalam operasi organisasi, dan juga digunakan
untuk menilai posisi daya saing.
Perbedaan Managerial dan Financial Accounting
Pengguna Informasi
Regulasi
Akuntansi Manajerial
Para manajer dalam organisasi.
Akuntansi Keuangan
Kelompok yang berkepetingan di
luar organisasi.
Sumber Data
Struktur Organisasi
1.
2.
3.
Bendahara
Yang bertanggung jawab atas timbulnya modal dan penjagaan aset organisasi.
4.
Auditor internal
Yang bertanggung jawab dalam meninjau prosedur, pencatatan, dan laporan akuntansi
baik pada controller dan bendahara.
Lokasi Fisik
Apabila kita menanyakan di mana lokasi akuntan manajerial melakukan pekerjaan mereka,
maka jawabannya ialah di mana saja. Dimana, mereka ditempatkan dalam setiap bagian dari
suatu perusahaan, dari kantor pusat perusahaan maupun ke lokasi dimana barang dan jasa
diproduksi.
2.
Isu Perilaku
Reaksi baik oleh individu maupun kelompok atas informasi akuntansi akan secara
signifikan mempengaruh peristiwa dalam suatu organisasi. Sehingga, semakin baik
pengertian akuntan manajerial atas perilaku manusia, maka akan lebih efektif dalam
menghasilkan informasi.
3.
4.
Untuk mengukur biaya dari sumber daya yang dipakai dalam melaksanakan aktivitas
organisasi yang signifikan.
Untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi biaya yang tidak menambah nilai.
Untuk menentukan efisiensi dan efektivitas atas semua aktivitas utama yang dilakukan
dalam suatu perusahaan.
Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi aktivitas baru yang dapat meningkatkan
kinerja masa depan dari suatu organisasi.
BAB II: Konsep Dasar Manajemen Biaya dan Akuntansi untuk Operasi
Kostumisasi
Biaya (cost) didefinisikan sebagai pengorbanan yang dilakukan, biasanya diukur oleh sumber
daya yang diberikan untuk mencapai maksud khusus. Ada juga yang istilah yang dikenal
beban (expense) didefinisikan sebagai biaya yang terjadi pada saat suatu aset digunakan atau
dijual sebagai tujuan mendapatkan pendapatan.
Biaya terbagi dua, yaitu biaya produk dan biaya periode. Biaya produk ialah biaya
yang dikategorikan ke produk yang telah dibeli atau diproduksi untuk dijual kembali, dimana
biaya produk digunakan untuk menilai persediaan dari barang yang diproduksi sampai barang
terjual. Dalam periode penjualan, biaya produk dikategorikan sebagai beban yang dinamakan
harga pokok penjualan. Sedangkan, biaya periode ialah semua biaya diluar biaya produk,
dimana biaya ini diidentifikasi dengan periode waktu yang terjadi bukan dengan unit yang
dibeli atau barang yang diproduksi. Contohnya ialah semua biaya penelitian dan
pengembangan, penjualan dan administratif.
Manufacturing Operations and Manufacturing Costs
1.
Mass-Customization Manufacturing
Dalam lingkungan produksi kostumisasi missal, banyak komponen terstandar
dikombinasikan dalam cara yang berbeda untuk memproduksi produk yang dibuat
berbeda untuk memenuhi pesanan pelanggan. Contohnya: Dell Computer Corporation
dan Gateway 2000.
2.
Manufacturing Costs
Untuk membantu manajer dalam perencanaan, pembuatan keputusan, dan manajemen
biaya, maka akuntan manajerial mengklasifikasikan biaya berdasarkan area fungsional
dari organisasi yang berhubungan dengan biaya. Beberapa contoh yaitu: produksi,
pemasaran, administrasi dan penelitian dan pengembangan. Biaya produksi
diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu: bahan baku langsung, tenaga langsung dan
overhead produksi.
1.
2.
3.
4.
Perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam industri jasa dan banyak organisasi nirlaba
juga sering dihubungkan dengan produksi, tetapi yang membedakannya ialah jenis yang
dihasilkan, yaitu jasa yang tidak dapat digudangkan menjadi persediaan. Sebagai
contoh: Air France menawarkan jasa trasportasi udara. Bahan baku langsung meliputi
biaya bahan bakar jet, bagian-bagian pesawat, serta makanan dan minuman. Tenaga
kerja langsung meliputi gaji dari kru penerbangan dan upah karyawan pemeliharaan
pesawat. Biaya overhead meliputi depresiasi dari peralatan yang menangani bagasi,
asuransi, dan biaya pendaratan airport. Dengan demikian, psroses pencatatan dan
pengklasifikasian biaya juga penting dalam perusahaan jasa maupun organisasi nirlaba
seperti layaknya perusahaan manufaktur.
Konsep Dasar Manajemen Biaya: Biaya yang Berbeda untuk Tujuan yang Berbeda
Frase biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda biasanya digunakan untuk
menyampaikan ide bahwa karakteristik yang berbeda atas biaya dapat dimengerti dalam
situasi manajerial yang bervariasi.
1.
2.
3.
4.
Didefinisikan sebagai keuntungan yang dikorbankan pada saat suatu pilihan dari
satu tindakan menghalangi untuk mengambil suatu alternatif pilihan dari suatu
tindakan.
Sunk costs
Biaya yang telah terjadi di masa lalu dan hal itu tidak mempengaruhi biaya di
masa depan serta tidak dapat dirubah oleh tindakan papaun yang sekarang
maupun di masa depan.
Differential costs
Jumlah biaya dimana biaya akan hal yang sama berbeda di bawah dua alternative
tindakan.
Marginal cost and average costs
Marginal cost ialah biaya lebih yang terjadi pada saat satu penambahan unit
diproduksi. Sedangkan average costs ialah biaya total, untuk berapapun unit yang
diproduksi, dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.
5.
Alokasi ialah suatu artian atas pembagian suatu kelompok biaya dan membebankannya ke
subunit-subunit. Alokasi biaya tidak mempengaruhi total biaya produk, tetapi itu akan
mempengaruhi harga dan profitabilitas dari produk individu tergantung dari metode yang
digunakan. Tujuan dari alokasi biaya ialah untuk memastikan bahwa semua biaya yang
terjadi dalam suatu organisasi dibebankan ke produknya maupun jasanya.
Common costs ialah biaya yang saling bermanfaat dimana terjadi pada saat suatu
sumber daya yang sama digunakan sebagai output atas dua atau lebih barang atau jasa. Pada
saat departemen pemroduksi dan pendukung ditentukan, maka biaya overhead ditelusur,
bukannya dialokasi kepada setiap departemen.
Faktor penyebab ialah aktivitas dalam suatu departemen produksi yang menimbulkan
mengalirnya biaya atas jasa pendukung. Biaya departemen pendukung dibebankan ke
departemen produksi. Setelah itu tingkat overhead dikembangkan untuk biaya produk.
Pemberian harga yang kompetitif memiliki dua syarat, yaitu:
1.
2.
Repricing
Budgeted costs digunakan untuk menolong dalam menentukan overhead rate dan
mengevaluasi kinerja departemen. Actual costs digunakan untuk evaluasi kinerja dan
budgeted costs digunakan untuk product costing.
Allocation Methods: Multiple Service Departements
1.
2.
3.
Akuntansi untuk joint product costs menggunakan beberapa metode di bawah ini, yaitu:
Net realizable value: biaya bersama didistribusikan pada basis nilai penjualan yang
hipotetis.
By-products: karena nilai penjualan tidak signifikan, maka tidak ada alokasi biaya
bersama.
Tarif perkiraan overhead berdasarkan fungsi membutuhkan spesifikasi dari penggerak tingkat
unit, yaitu suatu perkiraaan dari kapasitas yang diukur penggerak dan perkiraan dari
overheadnya yang diharapkan. Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang umumnya
digunakan untuk membebankan overhead overhead yang diharapkan. Contoh-contoh
penggerak tingkat unit yang umumnya digunakan untuk membebankan overhead, meliputi:
1. Unit yang diproduksi,
2. Jam tenaga kerja langsung,
3. Biaya tenaga kerja langsung,
4. Jam mesin,
5. Biaya bahan baku langsung.
Ada empat kandidat yang umum adalah:
1. Kapasitas aktivitas yang diharapkan (expected activity capacity)
Adalah output aktivitas yang diharapkan perusahaan dapat tercapai pada tahun mendatang.
2. Kapasitas aktivitas normal (normal activity capacity)
Adalah output aktivitas rata-rata yang dialami perusahaan dalam jangka panjang (volume
normal dihitung selama lebih dari satu periode).
3. Kapasitas aktivitas teoritis (theoretical activity capacity)
Adalah output aktivitas maksimum yang dapat direalisasikan dengan berasumsi bahwa
semua beroperasi secara sempurna.
4. Kapasitas aktivitas (practical activity capacity)
Adalah output maksimum yang dapat dicapai jika semuanya berjalan secara efisien.
Biaya Overhead
Pembebanan biaya
Penelusuran langsung
Kelompok Biaya
Keseluruhan Pabrik
Pembebanan Biaya
Produk
Penelusuran Penggerak
Pembebanan biaya
Alokasi
Penelusuran langsung
Pembebanan Biaya
Produk
Produk
operasional
ingin
menghentikan
produk-produk
yang
kelihatannya
menguntungkan.
5. Margin laba sulit untuk dijelaskan.
6. Perusahaan memiliki niche yang menghasilkan keuntungan tinggi.
7. Pelanggan tidak mengeluhkan kenaikan harga.
8. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberikan data biaya bagi
proyek-proyek khusus.
9. Beberapa departemen menggunakan sistem akuntansi biayanya sendiri.
10. Biaya produk berubah karena perubahan dalam peraturan pelaporan kegiatan.
Penelusuran langsung
Pembebanan Biaya
Penelusuran penggerak
Aktivitas
Penelusuran penggerak
Pembebanan Biaya
Produk
Tingkat unit
Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit diproduksi.
Tingkat batch
Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk
diproduksi.
Tingkat produk
Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan. Aktivitas ini menggunakan
input yang mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi atau dijual
Tingkat fasilitas
Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu
pabrik.
ACTIVITY-BASED MANAGEMENT
Suatu perusahaan melakukan activity-based management (ABM), yaitu dengan menggunakan
data activity-based costing (ABC) untuk tujuan manajemen. Penggunaan informasi ABC
untuk mendukung strategi perusahaan, meningkatkan operasional dan mengelola biaya
disebut dengan activity-based management. Activity-based costing menginformasikan
hubungan antara biaya overhead dengan aktivitas, sehingga kita dapat mengalokasikan biaya
overhead dengan lebih baik, sedangkan activity-based management berfokus pada
pengelolaan aktivitas untuk mengurangi biaya.
Activity-based management terdiri dari dua dimensi, yaitu:
1.
2.
Process view (horizontal dimension), dimana penekanan di sini ditujukan pada aktivitas
itu sendiri, dengan melakukan analisis terhadap akar penyebab, pendorong aktivitas dan
hubungan antar aktivitas, serta melakukan evaluasi kinerja atas aktivitas yang telah
dilakukan.
Tujuan penting dari ABM ialah untuk menidentifikasi dan mengeliminasi non-value-added
activities dan sekaligus mengurangi biaya. Non-value-added activities menyebabkan biaya
yang tidak perlu, dimana biaya ini ialah biaya yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang
dapat dihilangkan tanpa mengurangi kualitas, kinerja, serta nilai yang diterima dari suatu
produk. Terdapat lima tahapan untuk mengeliminasi non-value-added costs, yaitu:
1.
Pengidentifikasian aktivitas
Pertama-tama, kita melakukan analisis aktivitas, dengan mengidentifikasi semua
aktivitas perusahaan yang signifikan.
2.
3.
Rework defective products merupakan aktivitas yang tidak menambah nilai. Rework
dipicu oleh pengidentifikasian produk cacat pada aktivitas inspeksi. Sehingga, akar
penyebab rework ditentukan di aktivitas sebelumnya. Mungkin saja terdapat kekeliruan
dalam spesifikasi ataupun terdapat kesalahan dalam proses produksi. Suatu set aktivitas
seperti di atas disebut proses.
4.
5.
Salah satu pendekatan yang didapatkan oleh analis manajemen biaya yang berguna untuk
pengidentifikasian non-value-added activities ialah dengan mengkategorikan berbagai
aktivitas dalam proses produksi, dimana terdapat lima waktu perpindahan dalam proses
produksi, yaitu:
Process time, dimana merupakan waktu suatu produk di bawah aktivitas konversi.
Inspection time, dimana merupakan total waktu yang dihabiskan untuk memastikan
produk yang ada memiliki kualitas yang tinggi.
Move time, dimana merupakan waktu yang dihabiskan dalam perpindahan, bahan baku
mentah, barang dalam proses, atau barang jadi di antara setiap operasi.
Waiting time, dimana merupakan total waktu tunggu yang dihabiskan bahan baku
mentah atau barang dalam proses untuk dipindahkan ke operasi selanjutnya.
Storage time, dimana merupakan waktu selama bahan baku atau barang jadi ditahan di
gudang sebelum diproses lebih lanjut atau dikirim ke konsumen.
Setelah non-value-added activities telah diidentifikasi, maka terdapat empat teknik yang
dapat digunakan untuk mengurangi non-value-added costs, yaitu:
Activity reduction
Activity elimination
Activity selection
Activity sharing
Kualitas
Kehandalan
Melalui ketiga kriteria ini, manajemen suatu perusahaan diharuskan untuk memilih pemasok
yang benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan bukannya memberikan biaya bagi
perusahaan secara jangka panjang.
Membeli bahan baku dan produksi atas bahan baku setengah jadi dan produk dalam
ukuran kecil
Tingkat kualitas yang tinggi atas bahan baku dan barang jadi
Bahan baku dan bagian lainnya dikirimkan dalam ukuran kecil sesegera mungkin
sebelum itu dibutuhkan.
Hanya minimal waktu inspeksi atas bahan baku dan bagian lainnya yang telah
dikirimkan
Kanban merupakan teknik untuk mengelola JIT, dimana harus ada beberapa tanda yang
menginformasikan manajer pada saat kapan untuk memproduksi dan berapa banyak
produksinya. Jelasnya, kanban merupakan suatu kartu yang dilampirkan pada wadah atau rak
dimana komponen-komponen disimpan. Sehingga, pada saat mencapai tanda ini, maka
perusahaan harus melakukan produksi ataupun pembelian.
suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi
yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya.
$400.000
325.000
$ 75.000
45.000
$ 30.000
Kita lihat bahwa harga per unit mesin pemotong rumput di Whittier company adalah $400
dan biaya variable per unit adalah $325 ($325.000/1000unit). Biaya tetap adalah $45.000.
jadi, persamaan laba operasi pada titik impas adalah sebagai berikut:
0
$75 x unit
= $45.000
Unit
= 600
Dengan demikian, whittier harus menjual 600 pemotong rumput untuk menutupi semua
beban tetap dan variable. Suatu cara yang baik untuk memeriksa jawaban ini adalah
memformulasikan suatu laporan laba rugi berdasarkan 600unit yang terjual.
Penjualan
$240.000
195.000
$ 45.000
45.000
$ 0
=$45.000/($400-$325)
=$45.000/$75
=600
$105.000
=$75 x unit
Unit
=1.400
Jika kita menggunakan persamaan dasar impas, kita hanya perlu menambahkan target
laba sebesar $60.000 pada biaya tetap dan langsung menemukan jumlah unit.
Unit
=($45.000 + $60.000)/($400-$325)
Unit
=$105.000/$75
Unit
=1.400
Whittier hatus menjual 1.400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba operasi
sebesar $60.000. laporan laba rugi membuktikan hasil berikut:
Penjualan (1.400unit @$400)
Dikurangi: beban variabel
455.000
Margin kontribusi
$ 105.000
45.000
Laba operasi
$560.000
$ 60.000
0,15($400) (unit)
$60 x unit
$60 x unit
$15 x unit
= $45.000
Unit
= 3.000
Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang
terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan
penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual.
Contoh:
Titik impas Whittier Company yang telah dihitung adalah 600mesin pemotong rumput.
Karena harga jual per unit mesin pemotong rumput adalah $400, volume impas dalam
pendapatan penjualan adalah $240.000 ($400 x 600).
Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat dikonversi secara mudah
menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi jawaban tersebut
bisa langsung dihitung secara lebih langsungdengan mengembangakan rumus terpisah untuk
kasus pendapatan penjualan. Pada kasus ini, variabel yang penting adalah dollar penjualan
selalu dinyatakan dalam dollar, pengukuran variabel tidak menjadi masalah.
Rasio biaya variabel (variable cost ratio) dapat dihitung dengan menggunakan data total
maupun data per unit. Tentu saja persentase dari dollar penjualan yang tersisa setelah biaya
variabel tertutupi merupakan rasio margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution
margin). ratio) adalah bagian dari setiap dollar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya
tetap dan menghasilkan laba.
Contoh: whittier company untuk mengilustrasikan pendekatan pendapatan penjualan. Berikut
disajikan kembali laporan laba rugi berdasarkan perhitungan biaya variable Whiitier untuk
1.000mesin pemotong rumput.
$ 400,000
100.00%
325,000
81.25%
$ 75,000
18.75%
45,000
$ 30,000
Perhatikan bahwa pendapatan penjualan, biaya variable, dan margin kontribusi telah
dinyatakan dalam bentuk persentase dari penjualan. Rasio biaya variable telah dinyatakan
dalam bentuk persentase dari penjualan.
Sales = $240,000
OR
Break-even Sales = Fixed cost / CMR
$240,000
= $45,000 / 0.1875
Unit
Price
VC
CM
Mulching
$400
$325
$ 75
$ 225
800
600
200
400
Riding
Package
Cont. Mix
Package Total
Margin*
$ 625
Grafik laba volume; menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara
visual
Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya,
volume, dan laba.
Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggung jawaban biasanya memilih salah satu dari
dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan beragam:
tersentralisasi atau terdesentralisasi. Pada pengambilan keputusan tersentralisasi, berbagai
keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan manager pada jenjang yang lebih rendah
bertanggung jawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Pengambilan
keputusan terdesentralisasi memperkenankan manager pada jenjang yang lebih rendah untuk
membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah
pertanggung jawaban mereka. Desentralisasi dalah praktik pendelegasian wewenang pengambilan
keputusan lepada jenjang yang lebih rendah.
Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan Laba-Rugi Variabel dan Absorpsi
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Dua metode penghitungan laba yang telah
dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya variabel dan yang lainnya berdasarkan
perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Keduanya merupakan metode penghitungan biaya karena
berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Perhitungan biaya variabel menekankan
perbedaan antara biaya manufaktur variabel dan tetap. Perhitungan biaya variabel yang juga disebut
perhitungan biaya langsung, hanya membebankan biaya manufaktur variabel ke produk, biaya-biaya
ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Perhitungan biaya
absorpsi membebankan semua biaya manufaktur pada produk. Menurut metode ini, overhead tetap
dibebankan pada produk melalui penggunaan tarif overhead tetap yang ditetapkan terlebih dulu dan
tidak dibebankan sampai produk terjual.
Dengan kata lain, overhead tetap adalah biaya yang dapat diinventarisasi.
Keunggulan ROI:
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antar penjualan, beban, dan investasi
sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
2. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya
3. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.
Kelemahan pengukuran ROI
1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
pengurangan buangan. Implementasi lean manufacturing yang baik telah member berbagai
perbaikan besar, seperti kualitasyang lebih baik, peningkatan produktivitas, pengurangan
waktu tunggu, pengurangan persediaan dalam jumlah besar, pengurangan waktu penyetelan,
penurunan biaya produksi dan peningkatan tingkat produksi.
Arus Nilai
Arus nilai terdiri atas semua aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah yang
dibutuhkan untuk membawa sekelompok produk atau jasa dari titik awalnya (contohny;
pesanan pelanggan atas suatu produk baru) ke tahap produk jadi ditangan pelanggan. Ada
beberapa arus nilai; arus nilai yang paling umum adalah arus nilai pemenuhan pesanan. Arus
nilai pemenuhan pesanan berfokus pada pemerian produk yang ada ke tangan pelanggan yang
ada. Jenis arus nilai yang kedua adalah arus nilai mencerminkan semua hal yang dilakukan,
baik yang buruk maupun yang bagus yang dibawa ke pelanggan. Jadi, menganalisis arus nilai
akan memungkinkan pihak manajemen untuk mengidentifikasi buangan.
Aktivitas didalam arus nilai adalah arus bernilai tambah atau tidak bernilai tambah.
Aktivitas tidak bernilai tambah adalah sumber buangan. Aktivitas ini terdiri atas dua jenis:
1. Aktivitas yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek
2. Aktivitas yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena teknologi atau
metode produksi saat ini.
Aktivitas yang termasuk dalam jenis pertama adalah aktivitas yang dapat ditiadakan dengan
sangat cepat, sedangkan jenis kedua membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha.
Pull Value
Sebagian besar perusahaan berproduksi untuk persediaan , kemudian mencoba menjual
barang yang telah mereka produksi. Berbagai usaha dilakukan untuk menciptakan permintaan
atas barang yang berlebih tersebut-barang yang mungkin tidak diinginkan pelanggan. Lean
manufacturing menggunakan system demand-pull. Tujuan lean manufacturing adalah
meniadakan buangan dengan menghasilkan produk hanya jika dibutuhkan melalui proses
produksi. Tiap operasi hanya menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan dari operasi sebelumnya. Tidak ada produksi yang dilakukan sampai ada tanda
dari proses sebelumnya yang menunjukkan kebutuhan untuk memproduksi.
Permintaan pelanggan bermula dari rantai nilai dan memengaruhi cara produsen
berhubungan dengan pemasok juga merupakan hal vital dalam
lean manufacturing.
Pembelian JIT mengharuskan pemasok untuk mengirim berbagai suku cadang dan bahan
baku secara tepat waktu untuk digunakan dalam produksi.
Mengejar Kesempurnaan
Waktu penyetelan nol, tingkat kecacatan nol, persediaan nol, tingkat buangan, produksi
berdasar permintaan,
peningkatan
dan
memaksimalkan nilai pelanggan adalah berbagai hasil ideal yang dicari dari lean
manufacturing. Sejalan dengan mulai jelasnya lean dan mencapainya perbaikan,
kemungkinan mencapai kesempurnaan menjadi lebih memungkinkan. Sejalan dengan
peningkatan arus dan perbaikan berbagai proses, buangan cenderung tampak lebih banyak.
Tujuannya adalah menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berbiaya rendah dengan
jumlah waktu paling minimum. Untuk mencapai tujuan ini, produsen lean harus
mengidentifikasi dan meniadakan berbagai bentuk buangan.
Bentuk dan sumber buangan
Buangan menghabiskan berbagai sumber daya tanpa menambah nilai. Buangan adalah segala
sesuatu yang tidak memiliki nilai bagi pelanggan. Peniadaan buangan mengharuskan
identifikasi berbagai bentuk dan sumebrnya. Berikut delapan sumber yang umumnya
dianggap sebagai bentuk dari sumber buanga.
Produk cacat
Waktu tunggu
Pemberdayaan Karyawan
Perbedaan prosedural utama antara lingkungan tradisional dan lean adalah tingkat partisipasi
para pekerja dalam manajemen perusahaan. Di lingkungan lean, menaikkan tingkat
partisipasi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya secara umum. Manajer akan
mencari input dari para pekerja dan menggunakan berbagai saran mereka untuk memperbaiki
proses produksi .
Struktur manajemen harus berubah sebagai respon atas keterlibatan karyawan yang
lebih besar. Karena para pekerja mendapatkan tanggung jawab besar, manajemen yang
dibutuhkan lebih sedikit dan struktur perusahaan menjadi lebih datar. Struktur yang lebih
datar akan mempercepat dan meningkatkan kualitas pertukaran ionformasi. Gaya manajemen
yang dibutuhkan dalam perusahaan lean juga berubah. Para manajer dilingkungan lean
bertindak sebagai fasilitator daripada supervisor. Peran mereka adalah mengembangkan
sumber daya manusia dan keahlian pekerja sehingga dapat memberikan kontribusi yang
bernilai tambah.
Akuntansi Lean
System manajemen biaya tradisional juga tidak bekerja dengan baik dalam lingkungan lean.
Bahkan, pendekatan perhitungan biaya tradisional dan pengendalian operasional mungkin
tidak akan benar-benar berjalan dalam lingkungan lean. Variansi perhitungan biaya standard
dan variansi anggaran departemen cenderung mendorong produksi berlebih dan tidak sesuai
dengan system permintaan pull yang dibutuhkan dalam lean manufacturing.
Biaya produk yang menyesatkan jika dibandingkan dengan pembebanan produksi terfokus
atau pembebanan berdasarkan aktivitas. Biaya produk yang menyesatkan dapat menandakan
kegagalan dalam lean manufacturing walaupun ada perbaikan yang signifikan.
Dukungan
Produksi
Dukungan
Operasional
Fasilitas
Pemeliharaan
Lain-lain
Arus Nilai
Pengukuran Kinerja
Meninggalkan sistem biaya standar juga meniadakan sistem pengendalian operasional utama,
dan sistem pengendalian ini tetap harus digantikan. Sistem akuntansi lean menggunakan Box
Scorecard yang membandingkan metriks operasional, kapasitas dan keuangan dengan
berbagai kinerja minggu sebelumnya dan tingkat yang diinginkan di masa mendatang. Tren
sepanjang waktu dan perkiraan untuk mencapai kondisi tertentu dalam waktu dekat adalah
berbagai cara yang digunakan untuk memotivasi perbaikan kinerja secara konstan. Jadi,
pendekatan pengendalian lean menggunakan bauran ukuran keuangan dan non keuangan
untuk arus nilai. Kondisi di masa depan yang diinginkan mencerminkan berbagai target untuk
berbagai ukuran pada tingkat sel.
mencari lebih banyak keistimewaan rancangan yang membuat yang membuat perancangan
biaya. Analisa nilai berusaha menaksir nilai yang ditempatkan pada berbagai fungsi produk
oleh pelanggan. Biaya target adalah tipe standar yang saat ini dapat dicapai, tetapi secara
konsep berbeda dari standar yang dimodifikasi yang dibahas terlebih dahulu.
Model Perhitungan Biaya Target
Harga target
Laba Target
Biaya Target
tidak
Biaya Target
Terpenuhi
ya
Produksi Produk
Fungsi Produk
dan
pertumbuhan
(infrastruktur).
Perspektif
keuangan
menjelaskan
konsekuensi ekonomi tindakan yang diambil dalam tiga perspektif lain. Perspektif
pelanggan mendefinisikan segmen pasar dan pelanggan dimana unit bisnis akan bersaing.
perspektif bisnis internal menjelaskan proses internal yang diperlikan untuk memberikan
nilai kepada pelanggan dan pemilik. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
(infrastruktur) mendefinisikan kemampuan yang diperlukan organisasi untuk memperoleh
pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan. Perspektif terakhir mengacu pada tiga faktor
utama yang memungkinkannya, yaitu kemampuan pegawai, kemampuan system informasi,
dan perilaku pegawai (motivasi, pemberdayaan, dan penyejajaran).
Keuangan
Proses
Pelanggan
Infrastruktur
Tujuan
Ukuran
Target
Inisiatif
Ukuran kinerja diturunkan visi misi strategis dan tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran
ini harus diseimbangkan antara lag dan lead, objektif dan subjektif, keuangan dan non
keuangan, serta ukuran eksternal dan internal. Ukuran lag adalah ukuran output, ukuran
hasil dari usaha di masa lalu (contoh: profitabilitas pelanggan). Ukuran lead (penggerak
kinerja) adalah faktor-faktor yang menggerakkan kinerja masa depan (contoh: jumlah jam
pelatihan karyawan). Ukuran objektif adalah ukuran yang bisa langsung dihitung dan
diversifikasi (contoh: pangsa pasar), sedangkan ukuran subjektif lebih sulit dihitung dan
lebih bersifat praduga (contoh: kemampuan karyawan). Ukuran keuangan adalah ukuran
yang dinyataan dalam istilah moneter, sedangkan ukuran nonkeuangan menggunakan unitunit nonmoneter (contoh: biaya per unit dan jumlah pelanggan yang tidak puas). Ukuran
eksternal berkaitan dengan pelanggan dan pemegang saham (contoh: kepuasan pelanggan
dan pengembalian atas investasi). Ukuran internal adalah ukuran yang berkaitan dengan
proses dan kemampuan yang menciptakan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham (contoh:
efisiensi proses dan kepuasan karyawan).
Pertumbuhan pendapatan
Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain: meningkatkan jumlah produk baru,
menciptakan aplikasi baru bagi produk yang sudah ada, mengembangkan pelanggan
dan pasar yang baru, serta pengadopsian strategi penentuan harga baru.
Penurunan biaya
Penurunan biaya per unit produk, per pelanggan, atau per jalur distribusi adalah
contoh tujuan penurunan biaya.
Penggunaan aset
Perbaikan pemanfaatan aset adalah tujuan utama.
Adalah sesuatu yang umum di semua organisasi. Tujuan nya adalah peningkatan
pangsa pasar, peningkatan retensi pelanggan, peningkatan pelanggan baru,
peningkatan kepuasan pelanggan , dan peningkatan profitabilitas pelanggan.
Nilai pelanggan
Selain ukuran dan tujuan utama, ukuran-ukuran juga diperlukan untuk menggerakkan
penciptaan nilai pelanggan guna menggerakkan hasil utama.
Keandalan berartioutput dikirim tepat waktu.
3. Perspektif Proses; proses adalah sarana menciptakan nilai pelanggan dan pemegang
saham. Jadi, perspektif proses mencakup identifikasi proses yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pelanggan dan keuangan. Untuk memberikan kerangka kerja yang
diperlukan perspektif ini, rantai nilai proses didefinisikan. Rantai nilai proses terdiri atas
tiga proses: proses inovasi, proses operasional, proses pascapenjualan. Proses inovasi,
mengantisipasi kebutuhan yang timbul dan kebutuhan yang potensial dari pelangga, serta
menciptakan produk dan jasa untuk memuaskan para pelanggan. Proses operasional,
menghasilkan serta mengirimkan produk dan jasa yang telah ada kepada pelanggan.
Proses pasca penjualan, memberikan pelayanan yang cepat tanggap dan penting bagi
pelanggan setelah produk atau jasa telah dikirim.
4. Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan;
adalah
sumber
kemampuan
yang
Kemampuan karyawan
Tiga pengukuran hasil utama bagi kemampuan karyawan adalah tingkat kepuasan
karyawan, persentase pergantian karyawan, dan produktivitas karyawan.
Ukuran kinerja keuangan, seperti laba, dihubungkan secara langsung dengan objektif
organisasi secara jangka panjang.
2.
Ukuran kinerja keuangan memberikan suatu pandangan yang teragregasi atas kinerja
organisasi.
Suatu ukuran kinerja keuangan yang teragregasi merupakan ikhtisar ukuran atas
suksesnya strategi organisasi dan taktik operasional.
Ukuran Non-Keuangan
Walaupun organisasi telah melakukan pengukuran kinerja melalui ukuran keuangan,
tetapi kontrol atas proses dengan menggunakan ukuran non-keuangan sangat krusial untuk
mendukung ukuran keuangan. Ukuran non-keuangan, seperti kualitas dan produktivitas, tidak
hanya menyediakan suatu penjelasan atas tingkatan penjualan yang terjadi sekarang ini, tetapi
juga berpotensi sebagai prediktor yang menentukan tingkat penjualan di masa yang akan
datang.
2.
Controllable Contribution
Controllable Contribution merupakan total pendapatan divisi dikurangi semua
biaya yang dapat secara langsung ditelusur ke divisi dan dapat dikontrol oleh
4.
B.
Respondents
Cost
57%
Market
30%
Negotiated
7%
Other
6%
Ukuran Produktivitas
Produktivitas = output
input
Return on investment
ROI = net income
Investment
ROI mengukur kemampuan untuk mendapatkan pengembalian (output) dalam
tingkatan investasi yang diberikan (input).
2.
Material yield
3.
Labor yield
Labor yield = cost of labor allowed for output produced
actual cost of labor used
Pada dasarnya labor yield sama seperti material yield, dimana semakin tinggi labor
yield, maka semakin rendah biaya tenaga kerja dalam menghasilkan output.
4.
Equipment yield
Equipment yield = cost of machine hours allowed for production achieve
actual cost of machine hours used
Rasio ini mendorong manajer untuk menggunakan waktu mesin yang tersedia untuk
mendapatkan persediaan, dimana merupakan praktek yang dihindari oleh sistem
manufaktur JIT.
sales
assets
= profit
assets
2.
penggunaan rasio oleh ROI memberikan suatu ukuran yang relatif, sedangkan EVA
menawarkan ukuran dengan nilai moneter, yaitu dengan mengurangi pendapatan dari
suatu divisi dengan biaya modal, sehingga memberikan gambaran lebih pasti tentang
besaran nilai ekonomis yang bisa didapatkan suatu divisi.
Dalam balanced scorecard perusahaan melakukan identifikasi perspektif pelanggan dan
segmen pasar yang akan dimasuki. Segmen pasar menjadi sumber tujuan perusahaan dalam
mencapai tujuan keuangan. Melalui perspektif pelanggan, perusahaan dapat menyelaraskan
berbagai ukuran antara pelanggan penting dan segmen pasar sasaran, sehingga perusahaan
dapat memberikan bobot terhadap ukuran pelanggan.
Pada mulanya, perusahaan lebih memfokuskan pada kapabilitas intern perusahaan,
dengan mengandalkan kinerja produk dan inovasi teknologi. Tapi sekarang, perusahaan
dengan tetap mempertahankan kapabilitas intern yang ada, juga melakukan pendekatan yang
fokus pada pelanggan. Oleh karena, untuk sukses secara jangka panjang perusahaan harus
menawarkan produk dan jasa yang bernilai tambah bagi pelanggan.
Perspektif pelanggan dalam balanced scorecard memampukan manajer di setiap unit
bisnis untuk dapat merumuskan misi dan strategi dalam tujuan untuk pasar dan pelanggan
tertentu. Oleh karena, perusahaan yang ingin berusaha menawarkan segala sesuatu untuk
setiap orang sering berakhir dengan tidak menjadi apa-apa di mata setiap orang. Sehingga,
perusahaan harus melakukan pemilihan atas segmen pasar yang menawarkan pelanggan yang
potensial.
Segmentasi Pasar
Pelanggan sekarang ini bukanlah pelanggan yang homogen, tetapi lebih tertarik dengan
produk atau jasa dengan keunikan atributnya yang ditawarkan. Perusahaan dalam
merumuskan strategi harus mempertimbangkan riset pasar yang mendalam agar dapat
mendapatkan preferensi atas pelanggan yang potensial, sehingga perusahaan dapat
mengetahui segmen pasar mana yang akan dimasuki.
Dalam menawarkan produk kepada pelanggan, harga menjadi suatu pertimbangan
penting bagi pelanggan yang sensitif terhadap harga. Banyak perusahaan menyadari bahwa
dengan teknologi yang cepat dan dinamis dan pasar yang semakin kompetitif, maka mereka
melakukan berbagai usaha untuk melihat ke arah pemasok. Banyak perusahaan yang
melakukan strategi dengan lebih menyukai untuk menawarkan harga rendah, tapi terdapat
banyak perusahaan juga yang memilih untuk tidak terlalu memfokuskan kepada pengurangan
harga karena berfokus kepada nilai tambah sebagai keunggulan komparatif dengan
pesaingnya.
1.
Pangsa pasar
Mengukur pangsa pasar dapat dilakukan apabila kelompok pelanggan sasaran
atau segmen pasar telah ditentukan. Suatu perusahaan bisa saja mencapai
Retensi pelanggan
Cara untuk meningkatkan pangsa pasar ialah dengan mempertahankan pelanggan
yang ada pada segmen pasar yang telah dimiliki perusahaan. Dengan begitu
perusahaan dapat melakukan pengukuran retensi pelanggan dari satu periode ke
periode berikutnya. Selain mempertahankan pelanggan, perusahaan juga biasanya
melakukan pengukuran loyalitas pelanggan melalui persentase pertumbuhan
bisnis dengan pelanggan yang ada sekarang.
Akuisisi pelanggan
Akuisisi pelanggan dapat diukur dengan banyaknya jumlah pelanggan baru atau
penjualan kepada pelanggan baru di segmen yang ada. Dengan diketahuinya
jumlah pelanggan baru, maka perusahaan dapat mengukur biaya yang dikeluarkan
untuk satu pelanggan baru yang didapatkan, serta rasio pendapatan dari
pelanggan baru, dimana membandingkan pendapatan pelanggan baru dengan
biaya yang dikeluarkan oleh departemen pemasaran atau penjualan.
Kepuasan pelanggan
Retensi dan akuisisi pelanggan merupakan wujud dari usaha perusahaan dalam
memuaskan kebutuhan pelanggan. Tetapi memenuhi kepuasan pelanggan ternyata
tidaklah cukup dalam mendapatkan loyalitas, retensi atau profitabilitas yang
tinggi dari pelanggan, melainkan hanya jika pelanggan menilai bahwa
pengalaman pembeliannya sebagai pengalaman yang sangat memuaskan,
sehingga pelanggan dapat melakukan pembelian ulang.
Profitabilitas pelanggan
Walaupun perusahaan telah berhasil dalam empat ukuran pelanggan utama, tetapi
itu bukanlah jaminan bahwa sebuah perusahaan mempunyai pelanggan yang
menguntungkan. Activity based costing memampukan perusahaan untuk
mengukur profitabilitas pelanggan baik secara perorangan maupun keseluruhan.
Tidak semua permintaan pelanggan dapat dipenuhi oleh perusahaan, bisa karena
spesifikasi yang rumit maupun alokasi sumber daya yang besar yang
menyebabkan perusahaan menolak pesanan dari pelanggan.
Ukuran profitabilitas pelanggan dapat memberikan informasi pelanggan
yang tidak menguntungkan. Hal ini biasanya terjadi dengan pelanggan baru,
karena berbagai usaha akuisisi yang dilakukan perusahaan merupakan
pengurangan atas marjin dari penjualan produk atau jasa. Sehingga, pelanggan
pada segmen sasaran yang terlihat menguntungkan harus dipertahankan, tapi yang
tidak menguntungkan harus diubah. Sedangkan untuk pelanggan yang bukan
segmen sasaran, jika menguntungkan harus selalu dipantau, tapi jika tidak
menguntungkan akan lebih baik dibuang.
2.
Atribut produk/jasa
Atribut produk dan jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa, harga dan
mutu. Seorang pelanggan mungkin akan lebih suka untuk mendapatkan produk
atau jasa yang terdifrensiasi, tetapi ada juga pelanggan yang hanya menginginkan
produk atau jasa dengan atribut yang terstandardisasi, dimana menawarkan harga
yang paling rendah, tetapi ada juga pelanggan yang hanya menginginkan produk
atau jasa dengan atribut yang terstandardisasi dengan harga rendah dan tanpa
cacat dengan pengiriman yang tepat waktu.
Hubungan pelanggan
Hubungan pelanggan mencakup pengiriman produk atau jasa kepada pelanggan,
serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk atau jasa dari suatu
perusahaan. Usaha mempererat hubungan antara perusahaan dan pelanggan
merupakan kualifikasi untuk memudahkan perusahaan dalam mendapatkan
loyalitas.
Waktu
Waktu menjadi salah satu faktor penentu perusahaan-perusahaan sekarang ini.
Kemampuan memberikan tanggapan secara cepat dan tepat merupakan keahlian
penting yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan bisnis yang berharga bagi
pelanggan. Memasukkan ukuran pelanggan yang berorientasi waktu menandakan
pentingnya mengurangi tenggang waktu dalam memenuhi pesanan pelanggan.
Sehingga, tenggang waktu yang pendek dalam melayani pelanggan dapat memberikan
kepada pelanggan suatu kinerja yang bernilai tambah.
Mutu
Ukuran mutu telah bergeser dari suatu keunggulan strategik menjadi suatu kebutuhan
bagi pelanggan. Pelanggan merasa bahwa mutu yang baik sudah menjadi keharusan
dalam penawaran produk atau jasa yang mereka dapatkan. Ukuran mutu yang tidak
sesuai dapat dilihat dari jumlah barang yang tidak sesuai spesifikasi, tingkat
pengembalian produk, tuntutan garansi, dan permintaan perbaikan. Mutu juga dapat
mengacu pada kinerja yang berkaitan dengan dimensi waktu, seperti pengiriman tepat
waktu, menjadi sebuah ukuran mutu kinerja perusahaan dalam hal pengiriman yang
sesuai dengan perjanjian.
Harga
Pada dasarnya, pelanggan akan selalu menaruh perhatian terhadap harga yang dibayar
untuk suatu produk atau jasa yang diterima. Para pelanggan yang sensitif terhadap
harga tentunya akan lebih menyukai perusahaan yang mampu menyediakan produk
atau jasa dengan harga yang rendah. Sedangkan, bagi pelanggan yang lebih menyukai
produk atau jasa yang terdifrensiasi, lebih menitikberatkan pada atribut produk atau
jasa yang diterima.