PENDAHULUAN
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori)
yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan
makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup
dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat
logam terpasang dalam tabung.
Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis
menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah
penyungkup. Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbat karet yang berlubang di bagian
tengah. Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebonit yang bundar. Di dalam
tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk, yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga
terdapat sebuah pipa spiral dari tembaga (http://www.wikipedia.org/wiki/kalorimeter bom)
Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya
menembus tutup ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang,
tempat untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu diletakkan
di atas sebuah keping asbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar
yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrik yang akan
dihubungkan dengan sumber listrik bila digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah
cawan aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan
kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan dalam
cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logam untuk mengalirkan
oksigen.
Kalor merupakan energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu satu gram air sebesar 1 C,
sedangkan satuannya adalah kalori. Dengan demikian, ada beberapa definisi dari kalori. Dua
definisi mungkin paling populer digunakan dalam literatur yang lebih tua adalah 15C kalori dan
kalori termokimia. Faktor-faktor yang digunakan untuk mengkonversi pengukuran kalori setara
dalam joule yang dengan ekspresi numerik dari kapasitas panas spesifik air dalam joule per gram
atau kilojoule per kilogram.(Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2174581pengertian-kalori/#ixzz1TPV79ISj).
METODOLOGI
Bahan :
Sampel
: X,Y
1. Persiapan sampel
Dalam persiapan sampel ini, menggunakan sampel dalam bentuk serbuk. Pertama-tama,
sampel ditimbang untuk mengetahui berat awalnya. Kemudian di pelet dengan pellet press
dan ditimbang kembali untuk mengetahui berat sampel sebelum dianalisis. Setelah
ditimbang, sampel bahan makanan tersebut siap untuk dianalisis.
2. Persiapan alat dan analisis sampel
Sebelum alat digunakan untuk annalisis. Pertama-tama alat diset sesuai dengan kebutuhan
dan mengukur 2L deionized water, kemudian masukkan dalam backet. Setelah itu, set sampel
dalam combustion boat. Sementara itu, potong fuse wire sepanjang 10 cm, dan dipasangkan
dalam combustion boat. Combusion boat ditutup dan dilairkan gas oksigen dengan tekanan
55 atm. Kemudian masukkan combustion boat dalam backet, set donator dan catat suhu
awalnya. Selanjutnya, nyalakan pengaduk selama 5 menit untuk menenntukan suhu konstan
awalnya. Selanjutnya, detonator dinyalakan dan suhu dicatat setiap 15 detik.
Suhu (OC)
200
400
600
800
1000
Waktu (s)
KETERANGAN PRODUK:
Energi total = 140 kkal / 27 gr
Sehingga Hg = 5,185 kkal/gr
Dari percobaan diperoleh data sebagai berikut:
Suhu konstan = tc = 29,12 oC
Suhu pada saat diledakkan (firing) = ta = 26,86 oC
Laju kenaikan suhu pada 5 menit sebelum firing:
=
26,86 26,83
= 9,52 10
315
29,11 29,12
= 2,08 10
480
( ) ( )
Hal ini berarti bahwa kalori dalam produk pangan yang diuji, yaitu susu serbuk, memang ada
kalori dalam kandungnya, sehingga percobaan ini sesuai dengan nilai kalori yang tercantum
dalam kemasan produk, hanya terdapat selisih 0,2 kkal/gr.
Dari hasil penelitian tersebut, kita dapat mengetahui kandungan kalori pada sampel bahan
makanan yang dianalisis menggunakan kalorimeter bomb. Berdasarkan hasil perhitungan yang
telah dilakukan kandungan kalori pada sampel pertama (sampel A).
28,9 28,6
= 0,0008
375
Suhu C
200
400
600
800
Waktu (s)
30,71 30,72
= 0,000042
240
( ) ( )
Hal ini berarti bahwa kalori dalam produk pangan yang diuji, yaitu gula serbuk, memang tidak
ada kalori yang dikandungnya, sehingga percobaan ini sesuai dengan nilai kalori yang tercantum
dalam kemasan produk.
KESIMPULAN
Perhitungan kalori sampel tidak jauh beda dengan nilai kalori yang tertera pada kemasan, yaitu
selisih 0,2 kkal/gram pada susu bubuk dan 0,1795 kkal/gram pada biskuit bayi.
SARAN
Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan beberapa analisis sampel yang berbeda dengan
variasi yang berbeda pula untuk mengetahui hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.org/wiki.kalorimeter bom.
http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2174581-pengertian kalori/#ixzz1TPV79ISj).