glabrata) merupakan salah satu flora normal rongga mulut yang
bersifat saprofit nonpatologi dan jarang menyebabkan infeksi serius pada manusia. Akan tetapi, adanya peningkatan dan perluasan terapi imunosupresif bersamaan dengan terapi antimikotik sprektrum luas menyebabkan infeksi mukosa dan sistemin yang disebabkan oleh C. glabrata meningkat. Berdasarkan daerah infeksi, C. glabrata biasanya menduduki peringkat kedua maupun ketiga pada kasus candidiasis diikuti C. albicans. Infeksi C. glabrata dapat terjadi pada mukosa maupun sistemik dan pada umumnya pada host yang abnormal, seperti pasien immunocompromised atau pasien dengan diabetes mellitus. Berbeda denan spesien candida lainnya, C. glabrata tidak dimorfik, oleh karena itu C. glabrata ditemukan sebagai blastoconidia (flora commensal dan patogen). Infeksi C. glabrata sulit untuk diterapi dan biasanya resisten terhadap agen antijamur azole, terutama fluconazole. Maka dari itu, infeksi C. glabrata memiliki resiko tinggi menyebabkan kematian. Gambaran klinis paling umum dari oropharingeal candidiasis (OPC) oleh karena C. glabrata adalah adanya candidiasis pseudomembran akut yang biasanya menunjuk sebagai thrush. OPC juga dapat terlihat erytemathus yang biasanya bersifat asymptomatic. OPC biasanya merupakan manifestasi awal adanya infeksi HIV. Kurang lebih 80-90% pasien dengan AIDS pada akhirnya mengalami perkembangan OPC pada beberapa stage selama perkembangan penyakitnya. Fidel, Paul L. Jr., Vazquez, Jose A., and Sobel, Jack D. 1999. Candida glabrata: Review of Epidemiology, Pathogenesis, and Clinical Disease with Comparison to C. albicans. Michigan. Clinical Microbiology Reviews Vol 12 No. 1, Jan 1999, p. 80-96.