pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. Strategi pembelajaran yang menyenangkan
dan variatif akan memberikan dampak positif bagi peserta didik, khususnya dalam hal
penguasaan materi. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung ada tidaknya
interaksi timbal balik antara peserta didik dan guru. Interaksi pun tidak hanya pemberian
materi tetapi juga mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
MA Yaspia merupakan salah satu MA yang terdapat di wilayah Grobogan bagian
Barat. Sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yang baik, namun ketuntasan peserta
didik terhadap pelajaran kimia belum merata artinya banyak anak yang mendapatkan
nilai kimia belum tuntas dan hanya sedikit anak yang mendapatlan nilai bagus. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktuntasan peserta didik terhadap pelajaran
kimia, diantaranya anggapan mereka tentang pelajaran kimia yang menakutkan.
Ditambah dengan guru yang mengampu mata pelajaran kimia disana kurang
memaksimalkan fasilitas laboratorium yang ada.
Untuk mendapatkan situasi belajar yang lebih menyenangkan maka diperlukan
metode pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan
peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang menjadi solusi adalah metode
pembelajaran Accelerated Learning berbasis Experiment. Dalam Accelerated Learning
mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, cepat,
menyenangkan dan memuaskan, belajar dengan memecahkan masalah dan melakukan
kegiatan pembelajaran secara langsung sehingga peserta didik memiliki gambaran nyata
atas materi pelajaran kimia. Sebagaimana materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
merupakan materi yang cukup sulit bagi peserta didik tingat SMA sederajat, dalam
kurikulum 2013 indikator yang harus dicapai peserta didik tentang materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit diantaranya yaitu:
1. Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya
hantar
listriknya
2. Melakukan percobaandaya hantar listrik pada beberapa larutan.
3. Mengamati dan mencatat data hasil percobaandaya hantar listrik pada beberapa
larutan.
4. Menganalisis data hasil percobaan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit.
5. Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik larutan elektrolit dan
larutan non-elektrolit.
6. Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa
kovalen polar
7. Mengkomunikasikan hasil percobaan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Dilihat dari banyaknya indicator yang harus dicapai peserta didik dan disesuaikan
dengan kurikulum yang ada, materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dipilih sebagai
sasaran penelitian ini. Diterapkannya kurikulum 2013 yang banyak melibatkan
parsitipasi aktif peserta didik dan menggunakan metode pembelajaran aktif, membuat
guru harus selalu kreatif agar kompetensi inti yang diharapkan dapat tercapai secara
maksimal sehingga peserta didik bukan hanya mampu untuk mencapai kemampuan
kognitifnya saja melainkan juga kemampuan psikomotorik, afektif dan aspek sosial.
konsep dasar larutan sangat berhubungan dalam kehidupan sehari-hari manusia, oleh
karenanya diperlukan tehnik experiment agar membantu peserta didik untuk memahami
konsep larutan, baik larutan elektrolit maupun larutan non-elektrolit dan meningkatkan
motivasi belajar peserta didik yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar
peserta didik baik dalam hal kognitif, psikomotorik, afektif dan social sesuai kurikulum
2013 yang berlaku pada masa sekarang.
Berdasarkan latar belakang diatas menjadikan peneliti untuk melakukan penelitian
eksperimen. Adapun judul dalam penelitian ini adalah Efektifitas Metode Pembelajaran
Accelerated Learning Berbasis Experiment Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana Efektifitas Metode Pembelajaran Accelerated Learning Berbasis
Experiment terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok larutan
elektrolit dan non non-elektrolit di MA Yaspia Gubug.
C. Tujuan
Metode
1
2
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 36 - 37
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm 57
Pembelajaran adalah suatu proses belajar dan mengajar yang dilakukan oleh
guru dengan peserta didik. Sebuah kegiatan pembelajaran harus mempunyai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara
yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang
dikenal dengan kurikulum.3
Prinsip kegiatan pembelajaran yang mampu memberdayakan seluruh potensi peserta
didik tertuang dalam enam pilar pendidikan universal yang telah dicanangkan oleh
UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be, learning to live
together, learning how to learn, and learning how to trough life. Berdasarkan enam
pilar tersebut, peserta didik di syaratkan mau dan mampu memperkaya pengalaman
belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan (learning to live
together) sehingga memiliki pemahaman dan pengetahuan (learning to know).
Kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya akan mampu menimbulkan
kepercayaan untuk berbuat (learning to do) dan menumbuhkembangkan potensi diri
peserta didik sehingga mampu menjadi pribadi yang utuh dan maksimal (learning to
be). Prinsip belajar peserta didik yang cenderung menghafal dan menerima informasi
dari guru harus diubah dan berganti menjadi prinsip belajar untuk menemukan konsep
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul secara mandiri (learning how to
learn) serta diarahkan untuk memahami cara menjalani kehidupan (learning to
trought life).
Belajar dalam metode pembelajaran Accelerated learning memiliki prinsip bahwa:
a. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan
otak (sadar, rasional, memakai otak kiri), dan verbal), tetapi juga melibatkan
seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indera, dan sarafnya.
b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu
yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar.
Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan
keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara
harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi
elektrokimia baru di dalam sistem jaringan otak/tubuh secara menyeluruh.
c. Kerja sama membantu proses belajar mengajar. Semua usaha belajar yang baik
mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan
berinteraksi dengan kawan-kawan dari pada kita pelajari dengan cara lain yang
manapun. Persaingan di antara pembalajar memperlambat pembelajaran. Kerja
sama di antara mereka mempercepatnya. Suatu komunikasi belajar selalu lebih
baik hasilnya dari pada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.
3
Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hlm 32-39
timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi
motifasi adalah:
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan
b.
c.
pekerjaan.4
3. Pembelajaran Accelerated Learning berbasis Experiment
a. Metode Pembelajaran Accelerated Learning
Cara belajar cepat memberi anda keterampilan unti esensial tentang cara
belajar cepat dan cara berpikir kreatif. accelerated Learning mengakui bahwa
masing-masing dari kita memiliki cara belajar pribadi pilihannya yang cocok
dengan karakter dirinya dan peserta didik dapat belajar dengan cara yang paling
alamiah basi diri peserta didik sendiri. Defenisi Accelerated Learning menurut para
pakar diantaranya yaitu:
1) Menurut Dr. George Lazanov
Accelerated learning adalah metode pembelajaran yang menciptakan proses
lingkungan dan pengajaran untuk memungkinkan peserta didik untuk bergerak
diluar membatasi kenyakinan dan kesalapahaman dan memanfaatkan potensi
tersembunyi mereka.
2) Menurut dae meier
Accelereted learning adalah salah satu cara belajar alamia yang diyakini mampu
menghasilkan tokoh orsinil dalam menghadapi era kesemerawutan. Karena
accelereted learning pada intinya adalah filisofi pembelajaran dan kehidupan
yang
mengupayakan
demekanisasi
dan
memanusiakan
kembali,
serta
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 105108
bermanfaat perlu
masalah
hipotesis
kesimpulan.
atau
atau
pertanyaan,
melakukan
menyusun
percobaan,
dan
hipotesis,
menarik
atas
persoalan-persoalan
yang
dihadapinya
dengan
pembelajaran
dengan
pendekatan
inkuiri.
Pada
setiap
percobaan,
peserta
maka
didik
harus
mengadakan
jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi peserta
didik.
2) Agar eksperimen tidak gagal dan peserta didik menemukan bukti
yang
meyakinkan
1
mutu
dalam
lama
dipelajari
itu.
4) Peserta didik dalam eksperimen sedang belajar dan berlatih maka
perlu
diberi
petunjuk
yang
jelas
sebab
mereka
disamping
memperoleh
pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan juga kematangan jiwa dan sikap
perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksperimen.
5) Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah
bisa
dieksperimenkan,
seperti
masalah
yang
mengenai
kehidupan
kejiwaan
beberapa
social
sgei
dan
alat,
1) larutan garam ion dalam air, seperti NaCl, KBr dan NaBr
2) lelehan senyawa ion yang tidak larut dalam air, seperti PbI2
3) larutan asam-asam mineral dalam air, seperti HCl
4) larutan basa dalam air, seperti NaOH dan KOH
b. Larutan Nonelektrolit
Larutan ini tidak dapat menghantarkan listrik. Contoh larutan nonelektrolit
yaitu larutan gula, larutan urea, larutan alkohol dan larutan glukosa.
Hantaran listrik melalui larutan dapat ditunjukkan oleh alat penguji seperti gambar
:
Jika larutan elektrolit bersifat elektrolit, lampu pada alat penguji akan menyala
atau terjadi perubahan seperti timbulnya gelembung gelembung gas. Bila berupa
larutan nonelektrolit, perubahan perubahan di atas tidak terjadi. Larutan
elektrolit kuat dapat membuat lampu menyala, tetapi larutan elektrolit lemah
hanya menimbulkan gelembung gelembung pada kedua elektrode.
Hantaran listrik melalui larutan diterangkan dengan teori ion yang
dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859 1927) dari Swedia pada
tahun 1887. menurut Arrchenius, larutan elektrolit mempunyai ion ion yang
bergerak bebas. Keberadaan ion ion inilah yang akan menghantarkan arus. Ion
ion bergerak bebas karena zat zat nonelektrolit yang dilarutkan dalam air akan
terionisasi (terurai menjadi ion ion) yaitu ion positif (kation) dan ion negatif
(anion). Sedangkan, pada pelarutan zat zat nonelektrolit dalam air tidak akan
terjadi ion ion (zat nonelektrolit tidak terionisasi dalam air) sehingga tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Contoh : NaOH dalam air akan terurai menjadi ion ion dengan persamaan
reaksi :
NaOH(aq)
Na+(aq) +
OH-(aq)
Oleh karena itu, larutan NaOH bersifat elektrolit. Untuk lebih jelasnya,
penghantaran listrik dapat dilihat pada penghantaran melalui larutan HCl, seperti
terlihat pada gambar :
1
Dalam larutan HCl terurai menjadi ion H+ dan ion Cl- dengan reaksi ionisasi
sebagai berikut :
H+(aq) +
HCl(aq)
Cl-(aq)
2e-
H2(g)
Dan, ion Cl- ke anode, kemudian melepas elektron dan berubah menjadi gas
klorin. Reaksinya sebagai berikut :
2Cl-(aq)
Cl2(g)
+ 2e-
Dengan demikian terjadi aliran listrik secara terus menerus. Peristiwa ini
dinamakan elektrolisis dan secara lengkap reaksi elektrolisis larutan HCl dapat
ditulis sebagai berikut:
2H+(aq) +
2Cl-(aq)
H2(g)
+ Cl-(g)
Zat yang dapat menghasilkan ion, dalam larutan berupa senyawa ion atau
senyawa kovalen polar.
1) Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri dari ion ion. Jika senyawa ini dilarutkan, ion ion dapat
bergerak bebas sehingga larutan dapat menhantarkan listrik. Namun, kristal senyawa
ion tidak dapat menghantarkan listrik sebab dalam bentuk kristal ion ion tidak dapat
bergerak bebas karena terikat sangat kuat, proses pelelehan dapat membebaskan ion
ion dalam kristal sehingga ion ionnya dapat kmbali bergerak bebas dan senyawanya
dapat menghantarkan listrik. Contoh larutan elektrolit yang berupa senyawa ion adalah
larutan NaCl.
2) Senyawa Kovalen Polar
1
Air merupakan pelarut polar sehingga antara molekul air dan molekul zat terlarut
yang polar terjadi tarik menarik yang cukup kuat sehingga dapat memutuskan salah
satu ikatan dan membentuk ion. Asam yang termasuk elektrolit jenis ini, contohnya
asam klorida (HCl). Lelehan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan listrik
karena lelehan tersebut terdiri atas molekul molekul netral.
Kekuatan elektrolit ditunjukkan oleh derajat ionisasi ().
= mol zat yang terurai
mol zat mula - mula
Untuk elektrolit kuat, = 1 (terionisasi sempurna)
Untuk nonelektrolit, =0 (tidak terionisasi)
Untuk elektrolit lemah, 0 < < 1 (terionisasi sebagian)6
H. Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitiantelah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.7
Hipotesis yang diajukan peneliti untuk menjawab rumusan masalah yaitu:
Ha = Ada efektifitas metode pembelajaran Accelerated Learning berbasis Experiment
terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok larutan
elektrolit dan nonelektrolit di MA Yaspia Gubug di Grobogan.
Ho = Tidak ada efektifitas metode pembelajaran Accelerated Learning berbasis
Experiment terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok
larutan elektrolit dan nonelektrolit di MA Yaspia Gubug di Grobogan.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Jenis metode yang
digunakan adalah penelitian eksperimen semu atau quasy experimen yaitu suatu
desain eksperimen yang memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel
6
sebanyak mungkin dari situasi yang ada dengan tujuan untuk memperoleh informasi
yang dapat diperoleh melalui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol semua variabel.
Medote eksperimen semu ini dipilih karena tidak memungkinkannya
penyeleksian subjek secara acak, karena subjek secara alami telh terbentuk dalam
satu kelompok utuh (naturally formed intact group). Dalam penelitian ini memilih
dua kelompok subjk yang sudah ada kemudian memberikan perlakuan ekperimental.
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan metode Accelerated Learning
yaitu kelas Xc, kemudian yang dibeikan kelas control dengan menggunakan
pendekatan konvensional adalah kelas X d.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan nonequivalent pretest-posttest kontrol group design.
Terdapat dua kelas yang akan menjadi objek penelitian yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kedua kelas akan mendapatkan perlakuan yang berbeda. Pada kelas
eksperimen akan diberi perlakuan dengan metode pembelajaran Acccelerated
Learning berbasis Experiment. Sedangkan pada kelas kontrol akan diberi perlakuan
dengan metode pembelajaran konvensional. Sebelum diberikan perlakuan, kedua
kelas diberikan pretest yang sama untuk menguji bahwa kedua kelas berangkat pada
keadaan pengetahuan yang tidak berbeda. Desain penelitian disajikan dalam Tabel 1
berikut.
Tabel 1 desain penelitian
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Kondisi awal
Preetest
Perlakuan
Accelerated
Kondisi akhir
Posttest
Preetest
Learning
Konvensional
Posttest
yang membedakannya dari kelompok subjek lainnya. 9 Populasi yang digunakan oleh
peneliti adalah peserta didik kelas X MA Yaspia Gubug di Grobogan tahun ajaran
2016/2017.
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti10. Penentuan
sampel menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu memilih acak dengan
undian terhadap sampel dari populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini ada 2
kelas, dimana 1 kelas sebagai kelas eksperimen dan 1 kelas yang lain sebagai kelas
kontrol. Kelas eksperimen akan mendapatkan perlakuan menggunakan metode
pembelajaran Accelerated Learning berbasis Experiment, sedangkan kelas kontrol
akan mendapatkan perlakuan menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Sebelum dilaksanakan pengundian kelas dilakukan uji homogenitas populasi untuk
memastikan keadaan populasi homogen agar teknik cluster random sampling dapat
dilakukan.
5. Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.Menurut Hatch dan Farhady dalam
Sugiyono, secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek yang lain. Jadi Variabel adalah obyek penelitian, atau apa saja yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 118)11. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
kontrol.
Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran
Accelerated Learning berbasis Experiment dan metode pembelajaran konvensional.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi
dan hasil belajar kimia materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas
eksperimen dan kelas kontrol MA Yaspia Gubug di Grobogan. Variabel kontrol
dalam penelitian ini adalah guru, jumlah waktu tatap muka, sumber belajar,
kurikulum, dan suasana ruang kelas dan laboratorium.
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode tes
Saifudin azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm 77.
10
Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.(Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm 131
11
Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.(Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm 118
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dalam penelitian ini merupakan tes
prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu12. Dalam penelitian ini, tes
digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif kimia peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Metode tes yang digunakan adalah pretes dan postes.
Tes diberikan baik kepada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan tujuan
untuk mendapatkan data apakah terdapat perbedaan nilai antara kelas eksperimen
dan kelas control sebelum dan setelah perlakuan. Tes diberikan kepada kedua kelas
dengan alat tes yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis penelitian.
b. Metode Angket
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang responden ketahui. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat langsung dan tertutup yaitu responden menjawab tentang dirinya dan
jawaban sudah disiapkan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih
jawabannya. Bentuk angket ini berupa skala bertingkat (rating scale). Hal-hal yang
tidak bisa diungkapkan secara langsung bisa dideteksi dari angket ini.
c. MetodeWawancara
Pada penelitian ini dilakukan wawancara terstruktur yang digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam prakteknya selain
membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data juga
dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan amterial
lain yang dapat membantu dalam wawancara. Wawancara dilakukan untuk
mendapatkan data minat belajar peserta didik dalam mata pelajaran kimia, pokok
bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit, dan data motivasi belajar peserta didik.
Dari data wawancara yang diperoleh akan di cross-check dengan data angket dan
lainnya.
7. Teknik Analisis Data
Soal tes yang sudah diuji coba kemudian dianalisis yang meliputi tingkat
kesukaran, daya beda soal, validitas, dan reliabilitas.
a. Analisis Tingkat Kesukaran
12
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran
JB = Jumlah peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik 13
Kriteria indeks kesukaran soal disajikan dalam Tabel
Tabel 2 kriteria klasifikasi indeks kesukaran soal
Interval
0,0
0,00 0,30
0,31 0,70
0,71 0,99
1,00
Kriteria
Sangat sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Sangat mudah
Keterangan:
D= daya pembeda soal
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
13
Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.(Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm 208
D = 0, 20 0,40
D = 0, 40 0,70
D = 0, 70 1,00
c. Analisis Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keshahihan suatu instrument.Untuk mengetahui validitas perangkat tes digunakan
rumus korelasi product moment sebagai berikut:14
Keterangan:
rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan Y N =
banyaknya peserta tes
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total item
XY= hasil perkalian antara skor item dengan skor total
X2 = jumlah skor item kuadrat
Y2 = jumlah skor total kuadrat
Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil perhitungan di dapat rhitung>
rtabel maka dikatakan butir soal nomor tersebut telah signifikan atau telah valid.
d. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk menunjukan bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul datakarena instrumen
tersebut sudah baik. Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), hlm. 72
Keterangan:
r11 = reliabilitas secara keseluruhan
p
= banyaknya item
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varian) Rumus varians:
Setelah dihitung, kemudian hasil r11 yang didapat dibandingkan dengan
15
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), hlm. 100
Dimana Sp :
KETERANGAN :
Xa = rata-rata kelompok a
Xb = rata-rata kelompok b
Sp = Standar Deviasi gabungan
Sa = Standar deviasi kelompok a
Sb = Standar deviasi kelompok b
na = banyaknya sampel di kelompok a
nb = banyaknya sampel di kelompok b
DF = na + nb -2
Daftar Pustaka