Oleh :
Nurrohmah
(19617)
Sinta Ayu Rohmatika
(20686)
Arninda Alfiani Putri
(20657)
Pembimbing:
Sigit Budi Purwoko, S.Pd
NIP: 19741218200710104
1
HALAMAN PENGESAHAN
2. Ketua Kelompok
b. NIS : 19617
3. Guru Pembimbing
b. NIP : 197412182007101004
Menyetujui,
2
SURAT KETERANGAN
No: MA.13.23/TL.091./2010
Kepala,
MAN Tambakberas
3
LEATHER BANANA WASTE UTILIZATION
(Musa paradisiaca) AS NATA DE BANANA SKIN FIBER
TO KEEP THE BODY REQUIREMENT
ABSTRACT
Nurrohmah, Sinta Ayu Rohmatika, Arninda Alfiani Putri
Bananas are the fruit of plants originating from Southeast Asia (including
Indonesia). Bananas are consumed by the public in the form of waste that banana
peel into the garbage that had accumulated in the environment, so that there is
need for the utilization of these wastes to reduce the accumulation of garbage, one
of whom serve as Nata De Banana Skin. The research method qualitative
descriptive collection techniques through the literature study.
Nata is a low-calorie diet, but have high levels of fiber so good for
digestion, can keep the slimness of the body, helping people with diabetes, and
prevent colon cancer. The amount of recommended fiber consumption in a day
ideally is 25-30 grams. Fiber is found in a banana skin on skin Proksimat analysis
contains 13.0 Banana banana skin raw, ripe banana skin 10.1, and 8.12 in 100%
silase dry ingredients. Sutardi (1981) states that in 100% dry ingredients, banana
peel contain 7.08% crude protein, crude fiber 8.34%, 11.80% crude fat, 9.66% ash
and 63.1%. Nata De Banana Skins as fulfilling the needs of fiber in the body
based on the results of laboratory tests Agricultural Product Technology and
Gadjah Mada University in fiber banana peel Banana King Jackfruit average
2.84%, Banana skin ambon average 2.20% and Banana skin Kepok average of
2.25% already meet the quality requirements of Indonesian National Standard
(SNI) is a maximum of 4.5% fiber. As for all skin types can be bananas Nata De
Banana Skin.
4
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG (Musa paradisiaca) SEBAGAI
NATA DE BANANA SKIN GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN
SERAT DALAM TUBUH.
ABSTRAK
Nurrohmah, Sinta Ayu Rohmatika, Arninda Alfiani Putri
Pisang merupakan tanaman buah yang berasal dari kawasan Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Buah pisang yang dikonsumsi oleh masyarakat
menghasilkan limbah berupa kulit pisang yang menjadi sampah yang menumpuk
di lingkungan masyarakat, sehingga perlu adanya pemanfaatan limbah tersebut
untuk mengurangi penumpukan sampah, salah satunya dijadikan sebagai Nata De
Banana Skin. Metode penelitian ini deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui studi pustaka.
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Tuhan semesta alam atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Seiring dengan terselesaikannya karya ilmiah
yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang (Musa paradisiaca) sebagai
Nata de Banana Skin Guna Memenuhi Kebutuhan Serat Dalam Tubuh.” ini
dengan lancar. Dalam pembuatan karya tulis ini tidak luput pula dukungan serta
dorongan, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. H. Ahsan Sutari, M.Pd selaku Bapak Kepala Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Tambakberas Jombang
2. Sigit Budi Purwoko, S.Pd. selaku pembimbing, yang telah membantu kami
menyelesaikan karya tulis ini dengan sebaik-baiknya.
3. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan do’a, semangat, dan
dorongan.
4. Bapak/Ibu pengasuh Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas
Jombang, yang selalu memberikan do’a, semangat, dan dorongan.
5. Segenap anggota KIR TASWIR AL-AFKAR MAN Tambakberas
Jombang.
6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan karya ilmiah
ini.
Penulis
6
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
7
BAB III METODE PENELITIAN 10
BAB V PENUTUP 17
5.1. Kesimpulan 17
5.2. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 20
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Berbagai Manfaat Tanaman Pisang 7
Tabel 4.1 : Kandungan Unsur Gizi Kulit Pisang dalam 100 gram 11
Tabel 4.2 : Kandungan Gizi tiap 100 gram Buah Pisang 12
Tabel 4.3 : Kualitas Nutrisi Silase Kulit Pisang 13
Tabel 4.4 : Analisis Proksimat Kulit Pisang 14
Tabel 4.5 : Hasil Uji Laboratorium Kandungan Serat Kasar Kulit Pisang 15
9
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Pisang (Musa paradisiaca) 4
10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Syarat Mutu Nata Kemasan 20
Lampiran 2. Biodata Penulis 21
Lampiran 3. Biodata Pembimbing 24
11
12
BAB 1
PENDAHULUAN
Pisang, buah yang sangat bergizi, terdiri atas air (75%), protein (1.3%)
dan lemak (0.6%). Tiap buah pisang juga mengandung karbohidrat dan
potassium dalam jumlah cukup. Di samping menolong menyembuhkan
banyak penyakit, pisang sangat dianjurkan untuk penyembuhan demam,
gangguan sistem kerja pencernaan, kejang-kejang, dan terkilir. Tingginya
jumlah potassium yang dikandungnya (0.24%) memfasilitasi pembuangan
ampas dari tubuh (Yahya, 2001:55).
Nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim (cream), krim ini
dibentuk oleh mikroorganisme acetobacter xylinum melalui proses fermentasi.
1
Mikroorganisme ini membentuk gel pada permukaan larutan yang
mengandung gula (Patungkun, 2006:66)
Kebutuhan serat orang dewasa 25-35 gram perhari atau 10-13 gram per-
1000 kilokalori (kkal) menu. Rata-rata tingkat konsumsi serat penduduk
Indonesia secara umum yaitu sebesar 10,5 gram/orang/hari baru mencapai
sekitar separuh dari kecukupan serat yang dianjurkan. Menurut William CL
tahun 1995, untuk anak diatas usia dua tahun, cukup 5 gram serat perhari dan
di tingkatkan seiring bertambahnya usia hingga mencapai asupan 20-35 gram
perhari setelah berusia 20 tahun (Pangkalan ide, 2009:23)
2
1.3 Tujuan Penelitian
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kata pisang berasal dari bahasa Arab, yaitu maus yang oleh Linneus
dimasukan kedalam keluarga Musaceae, sebagai bentuk penghargaan kepada
Antonius Musa, yaitu seorang dokter pribadi kaesar Romawi (Octaviani
Agustinus) yang menganjurkan mengkonsumsi buah pisang, oleh karena itulah
bahasa latin pisang adalah Musa paradisiaca.
(http://askpari.wordpress.com/2009/06/15/how-does-banana-grows/klasifikasi
pohon Pisang)
4
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae (suku pisang-pisangan)
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
5
Manfaat pisang yang lain adalah pada kulit pisang. Selain di
manfaatkan sebagai pakan ternak, kulit pisang juga dapat dijadikan sebagai
bahan campuran anti nyamuk. Bagian dalam kulit pisang matang yang dikerok
dan dihancurkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan Nata
pisang (Nata de Banana Skin). Manfaat lainnya dapat dijadikan sebagai
pembunuh larva serangga yakni dengan diberikan sedikit urea dan bakteri.
Berdasarkan hasil temuan dari Taiwan diketahui bahwa kulit pisang yang
mengandung Vitamin B6 dan serotonin dapat diekstrak untuk kesehatan mata
menjaga retina mata dari kerusakan akibat cahaya berlebih (Suyanti, 2008:14-
15).
6
antara lain tingkat keasaman medium, suhu fermentasi, lama fermentasi,
sumber nitrogen, sumber karbon, dan konsentrasi starter.
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Alpha Proteobacteria
Ordo : Rhodospirillales
Familia : Psedomonadaceae
Genus : Acetobacter
Spesies : Acetobacter xylinum
7
hemiselulose. Serat ini banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayur-sayuran
dan sereal. Serat larut memberikan manfaat terbesar untuk mengendalikan
tekanan darah. Serat membantu menurunkan kadar kolesterol. Apabila asupan
serat tidak mencukupi, kolesterol akan menumpuk dan menutup saluran darah
(Sutomo, 2009: 36-37).
Kebutuhan orang dewasa 20-35 gram perhari atau 10-13 gram per-1000
kilokalori( kkal) menu. Rata-rata tingkat konsumsi serat penduduk Indonesia
secara umum yaitu sebesar 10,5 gram/orang/hari baru mencapai sekitar
separuh dari kecukupan serat yang dianjurkan. Menurut William CL tahun
1995, untuk anak diatas usia dua tahun, cukup 5 gram serat perhari dan di
tingkatkan seiring bertambahnya usia hingga mencapai asupan 20-35 gram
perhari setelah berusia 20 tahun ( Pangkalan ide, 2009:23).
8
pisang ambon kuning dengan nilai rata-rata sebesar 11,03 mm.
Berdasarkan hasil uji laboratorium kandungan cemaran mikroba TPC
Colifrom yang terendah adalah sampel dengan nata dari kulit pisang
ambon kuning dengan nilai rata-rata sebesar 2,25x102 cfu/g kemudian
sampel nata dari kulit pisang kepok putih dengan nilai rata-rata sebesar
2,47x102 cfu/g dan yang tertinggi yaitu sampel nata dari kulit pisang
raja nangka dengan nilai rata-rata sebesar 2,79x102 cfu/g. Juga sudah
memenuhi syarat mutu SNI nata yaitu kurang dari 3 AMP/g.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
data-data pada latar belakang serta hasil studi pustaka untuk mendapat hasil
yang relevan.
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Air G 68,90
Karbohidrat G 18,50
Lemak G 2,11
Protein G 0,32
Kalsium Mg 715
Fosfor Mg 117
Besi Mg 1,6
Vitamin A - -
Vitamin B Mg 0,12
Vitamin C Mg 17,5
(BPPI Surabaya dalam M. Lies Suprapti, 2005: 86)
11
Kandungan unsur gizi kulit pisang mempunyai kandungan karbohidrat
yang cukup tinggi yaitu 18,50g. Syarat untuk membuat produk nata secara umum
yaitu bahan dasar harus mempunyai kandungan karbohidrat (glukosa) yang cukup
tinggi (Saragih,2004:3). Karena tanpa adanya glukosa (karbohidrat) maka nata tidak
dapat terbentuk.
Berdasarkan hasil kajian yang kami peroleh menyatakan bahwa gizi
yang terdapat di dalam setiap 100 gram buah pisang adalah sebagai berikut:
Kalori 90 kkal -
Karbohidrat 22,84 g -
Gula 12,23 g -
Serat 2,26 g -
Lemak 0,33 g -
Protein 1,09 g -
Vitamin A 3 µg 0%
Tiamin (Vit B1) 0,031 mg 2%
Riboflavin (Vit B2) 0,073 mg 5%
Niasin (Vit B3) 0,665 mg 4%
Asam Fantothanik (Vit B5) 0,334 mg 7%
Vitamin (Vit B6) 0,367 mg 28 %
Folat (Vit B9) 20 µg 5%
Kalsium 8,7 mg 15 %
Besi 5 mg 1%
Vitamin C 0,26 mg 2%
Magnesium 27 mg 7%
Fosfor 22 mg 3%
Potassium 358 mg 8%
Seng 0,15 mg 1%
Sumber : USDA nutrient data base,2007 (Suyanti, 2008: 18-19)
Tabel di atas menunjukan bahwa kandungan gizi buah pisang dalam 100
gram mempunyai beberapa gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti vitamin
B6 mencapai 28%. Berdasarkan studi pustaka yang kami peroleh peran
vitamin B6 di dalam tubuh berfungsi sebagai koenzim dalam reaksi
metabolisme, selain itu vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme
protein dan berperan juga dalam metabolisme energi yang berasal dari
12
karbohidrat. Peran vitamin B6 ini mendukung ketersediaan energi bagi otak
untuk aktivitas sehari-hari.
Dari data yang diperoleh kandungan serat kasar dari kualitas nutrisi
silase kulit pisang adalah 28,4. Serat begitu penting dalam tubuh sehingga
keberadaan serat yang masih ada dalam kulit pisang dapat membantu dalam
upaya pemenuhan serat dalam tubuh.
13
Kandungan serat yang terdapat dalam kulit pisang pada analisis
Proksimat Kulit Pisang mengandung 13,0 kulit pisang mentah, 10,1 kulit
pisang matang, dan 8,12 silase dalam 100% bahan kering. Sutardi (1981)
menyatakan bahwa dalam 100% bahan kering, kulit pisang mengandung
7,08% protein kasar, 8,34% serat kasar, 11,80% lemak kasar, 9,66% abu dan
63,1% BET
14
4.3 Nata de Banana Skin sebagai Pemenuhan Kebutuhan Serat dalam Tubuh
Tabel 4.5 Hasil Uji Laboratorium Kandungan Serat Kasar Kulit Pisang
Sampel Kandungan Pengujian I Pengujian II Rata-rata
Pada kulit pisang kepok yang kulit buahnya sangat tebal sehingga
mempermudah pengerokan daging kulit tersebut dari pada kulit pisang
lainnya, mudah diperoleh dan harganya pun terjangkau dari sampel pisang
lainnya. Dalam kehidupan masyarakat terutama di daerah Tambakberas
Jombang sebagian besar penduduknya menggunakan pisang kepok untuk
membuat pisang goreng, maupun dikonsumsi secara langsung. Sehingga kulit
15
pisang kepok paling cocok untuk pembuatan Nata de Banana Skin namun jika
dalam peninjauan jumlah serat maka kulit Pisang Raja paling cocok untuk
dijadikan Nata de Banana Skin dari pada serat sampel kulit pisang lainnya.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Arisworo, Djoko dkk. 2008. IPA Terpadu (Biologi, Kimia, Fisika). Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Ash-Shahwi,Abdul Jawwad. 2006. Terapi Puasa Manfaat Puasa Ditinjau dari
Perspektif Sains Modern. Jakarta: Republika.
Jati, Wijaya. 2007. Biologi Interaktif Untuk SMA/MA Kelas XI IPA. Jakarta: Azka
Press.
Pangkalan Ide. 2009. Health Secret of Dragon Fruit. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
SNI 01- 4317- 1996. Nata dalam Kemasan. Jakarta : Departemen Perindustrian.
Setyo Mudjajanto Eddy & Lilik Kustiyah. 2007. Membuat Aneka Olahan
Pisang(Peluang Bisnis yang Menjanjikan). Depok: Agro Media Pustaka
Patungkun, Rony. 2006. Aneka Produk Olahan Kelapa. Depok: Penebar Swadaya.
Sintia,Mona & Murhanto. 2004. Mendesain, Membuat, dan Merawat Taman
Rumah. Depok: PT.AgroMedia Pustaka
Sunarjono, Hendro. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Depok: Penebar
Swadaya.
Suprapti, Lies. 2005. Aneka Olahan Pisang. Yogyakarta: Kanisius.
Supriadi, Ahmad & Suyanti. 2008. Pisang Budi Daya, Pengolahan, dan Prospek
Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Susanti, Lina. 2006. Skripsi Perbedaan Penggunaan Jenis Kulit Pisang Terhadap
Kualitas Nata. Semarang: UNNES.
Sutarminingsih, Lilies. 2004. Peluang Usaha Nata De Coco. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Sutardi,T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Departemen
IlmuMakananTernak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor
(Tidak Diterbitkan)
18
Sutomo, Budi. 2009. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta Selatan: Demedia
Pustaka.
Sumarsih, C. I. Sutrisno, dan B. Sulistiyanto. 2009. Kajian Penambahan Tetes
Sebagai Aditif terhadap Kualitas Organoleptik dan Nutrisi Silase Kulit
Pisang. Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan – Semarang, 20 Mei
2009.
Warisno. 2004. Mudah dan Praktis Membuat Nata de Coco. Jakarta : Argomedia
Pustaka.
19
LAMPIRAN
Lampiran1. Syarat Mutu Nata kemasan SNI
No. Jenis uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan -
20
Lampiran 2 : Biodata Penulis
Penulis I
21
Penulis II
22
Penulis III
23
Lampiran 3 : Biodata Pembimbing
Pembimbing
24