Anda di halaman 1dari 4

Dasar Kekuatan Industri Jepang : 7 Nilai Utama*

Oleh : Akhmad Syaiful Hidayat


(akhmad.syaiful@gmail.com)

Penulis saat ini merupakan salah satu mahasiswa Universitas Indonesia yang
sedang belajar di Tokyo Institute of Technology, Tokyo, Jepang

Masyarakyat Indonesia pasti sudah familiar dengan Toshiba, Panasonic, Toyota,


dan Honda yang merupakan brand ternama untuk peralatan - peralatan
elektronik dan kendaraan bermotor dari negara Jepang. Mereka merupakan
perusahaan - perusahaan besar negeri “sakura” Jepang yang bertumpu pada
kemampuan teknologi yang mereka kuasai. Kemampuan mereka dalam
bidangnya tidak hanya dikenal di dalam negeri namun juga hampir di seluruh
dunia. Sehingga saat ini mereka menjadi barometer perkembangan industri
dunia dan berada pada jajaran atas perusahaan di bidangnya.

Ibarat “buah yang tidak jatuh jauh dari pohonnya” keberhasilan perusahaan -
perusahaan Jepang tersebut tentunya tidak terlepas dari sistem kerja yang
mereka jalankan. Sementara sebuah sistem itu sendiri tentunya didukung oleh
nilai – nilai atau faktor – faktor yang merupakan bagian dasar dari sistem yang
ada. Faktor – faktor atau nilai - nilai inilah yang dijalankan oleh perusahaan –
perusahaan Jepang sehingga mampu menjadi sistem dan manajemen
perusahaan yang kuat. Dalam banyak kajian, konsep dan strategi manajemen
perusahaan – perusahaan Jepang sudah banyak dibahas dan dijadikan referensi
seperti konsep Total Quality Management (TQM) yang dijalankan oleh Toyota.
Namun, konsep ini pasti didukung oleh nilai – nilai utama yang dilaksanakan
secara konsisten dan mengakar serta menjadi pola kerja perusahaan. Nilai - nilai
ini sejatinya yang kemudian menjadi faktor keberhasilan dan ketangguhan
perusahaan Jepang untuk bersaing di pasar internasional.

Untuk mengetahui nilai - nilai apa yang ada dibelakang kesuksesan perusahaan
Jepang, penulis tertarik untuk menganalisa paparan Hugo Lopez Araiza Vega*
pada acara “AOTS 50th Anniversary” di Tokyo, Jepang. Dalam presentasinya
beliau menjelaskan setidaknya ada 7 nilai utama yang dijalankan pada
perusahaan Jepang yang membuat mereka mampu menjadi perusahaan yang
kuat dan konsisten. Berikut merupakan paparan nilai - nilai tersebut :

1) Long Term Planning (Perencanaan Jangka Panjang)

Segala sesuatu bermula dari sebuah rencana, dengan rencana yang baik
dan matang maka tujuan yang ingin dicapai di awal akan terwujud di
akhir. Perencanaan yang baik menjadikan segala aktivitas menjadi
terstruktur dan dapat diketahui capaiannya. Konsep ini dijalankan dengan
sangat baik di perusahaan Jepang. Hal ini terlihat ketika setiap divisi
perusahaan memiliki perencanaan atas apa yang akan mereka capai 10
tahun, 1 tahun, bulanan, bahkan harian. Sehingga apa yang mereka
kerjakan hari ini akan mempengaruhi perencanaan dan kinerja mereka
untuk tahun mendatang.

2) Creativity (Kreativitas)

Banyak yang beranggapan bahwa perusahaan Jepang sering meniru atau


mengambil ide negara lain. Untuk tahun 50-an hal ini mungkin dapat
dikatakan benar, namun dengan kondisi saat ini perusahaan Jepang telah
meletakkan perhatian serius pada bidang riset dan inovasi. Sebagai
contoh, Toyota sebagai perusahaan pembuatan mobil terbesar di dunia
mampu menghasilkan variasi jenis mobil yang lebih banyak dibandingkan
para pesaingnya. Selain itu, perusahaan games Nintendo juga mampu
meluncurkan variasi jenis games yang sangat banyak setiap tahunnya.

3) Shop-floor Staff Quality (Kualitas Pegawai Tingkat Bawah)

Banyak perusahaan sering kali menitikberatkan pengambilan keputusan


kepada para pimpinan dan manager. Namun siapakah yang lebih banyak
mengetahui dan bersentuhan langsung dengan produk yang dihasilkan
oleh perusahaan? pastinya adalah pegawai. Sehingga penilaian apakah
sebuah perusahaan itu baik atau tidak paling mudah terlihat melalui
pelayanan pegawainya. Hal ini membuat perusahaan Jepang sangat peduli
terhadap kualitas pegawainya dan seringkali melakukan pelatihan dan
pembinaan bagi para pegawainya terutama pegawai tingkat bawah.

4) Outsourcing

Ketika sebuah perusahaan ingin mengembangkan perusahaannya, maka


diperlukan peningkatan produksi. Hal ini dapat dicapai dalam 2 cara, yaitu
dengan menambah dan meningkatkan jumlah mesin, pekerja, dan fasilitas
yang ada atau dengan cara kedua yaitu outsourcing. Cara outsourcing ini
telah diterapkan di banyak perusahaan, salah satunya adalah Toyota.
Outsourcing terbukti mampu memberi efek positif pada kemajuan dan
tingkat efisinsi perusahaan. Melalui outsourcing ini Toyota mampu
memproduksi jumlah kendaraan yang sama dengan General Motor (GM)
dengan 10% jumlah pekerja dibandingkan GM.

5) Transparency in Management Policy (Keterbukaan dalam Manajemen)

Ketika melihat kinerja pegawai perusahaan di Jepang, terlihat bahwa tiap


pekeja melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh - sungguh dan
sangat loyal terhadap perusahaan. Mereka bekerja seolah - olah
perusahaan tempat mereka bekerja merupakan perusahaan milik mereka
sendiri. Hal ini terjadi karena pegawai diberikan posisi yang sama dalam
menentukan arah kebijakan perusahaan. Sehingga sikap loyalitas pada
perusahaan tercermin pada perkerjaan yang mereka lakukan sehari - hari.

6) Maintenance (Perawatan)

Proses produksi sering kali membuat mesin - mesin dan fasilitas yang
digunakan oleh perusahaan mengalami penurunan kinerja dan
mengakibatkan produksi menurun. Untuk mengatasi masalah ini
pembelian mesin baru atau melakukan outsourcing dapat digunakan
sebagai solusinya. Akan tetapi, apabila kinerja mesin dapat dijaga dengan
perawatan yang baik dan konsisten maka umur mesin akan lebih lama.
Hal inilah yang banyak diterapkan di perusahaan Jepang, dimana mesin
mesin produksi yang mereka gunakan banyak yang sudah tua namun
memiliki kinerja yang sangat baik. Sehingga jangan heran ketika
berkunjung ke perusahaan Jepang, akan banyak ditemui mesin yang
sudah tua namun masih beroperasi prima.

7) Human Resources (Sumber Daya Manusia)

Perusahaan Jepang meletakkan SDM yang mereka punya sebagai bagian


penting perusahaan. Apabila SDM yang dimiliki mampu bekerja dengan
kualitas dan efisiensi yang baik maka akan berdampak positif terhadap
kinerja total perusahaan. Oleh karenanya, mereka sering melakukan
pelatihan dan pembinaan kepada para pekerjanya untuk dapat
meningkatkan kemampuan mereka.

Paparan nilai - nilai tersebut mengindikasikan adanya kecenderungan kepada


aspek kualitas, tanggung jawab dan kerja kolektif. Nilai - nilai ini menghasilkan
keluaran yang bermutu baik dengan memiliki perangkat kerja yang tangguh dan
kuat. Sehingga semua ini mampu menjadi dasar atas sebuah konsep manajemen
dan produksi yang efisien, efektif, dan handal.

Banyak yang bisa kita pelajari dari nilai - nilai yang telah dipaparkan di atas,
bahkan lebih jauh lagi nilai - nilai tersebut dapat kita terapkan atau menjadi
sebuah referensi pada pengelolaan sistem yang ada di perusahaan atau industri
tempat kita bekerja. Nilai - nilai ini akan mendukung terbentuknya sebuah
konsep dan sistem yang lebih beragam. Sebuah konsep yang tepat apabila tidak
memiliki nilai nilai - dasar yang kuat maka tidak akan berjalan baik dan lancar.
Oleh karenanya, nilai – nilai utama ini merupakan bagian penting dan menjadi
faktor penting untuk diperhatikan.
*Dikutip dari presentasi Hugo Lopez Araiza Vega (Mexico) : “7 Values of Japanese
Corporations“ pada acara AOTS 50th Anniversary di Tokyo, Jepang (27 Oktober
2009). Hugo Lopez Araiza Vega sendiri merupakan salah satu alumnus kegiatan
AOTS dan menjadi salah satu finalist pada acara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai