1. SISTEM BILANGAN
Semua sistem bilangan dibatasi oleh apa yang dinamakan Radik atau
Basis, yaitu notasi yang menunjukkan banyaknya angka atau digit suatu
bilangan tersebut. Misalnya sistem bilangan desimal adalah bilangan yang
mempunyai radik = 10.
(369)10 3 x 10 2 6 x 101 9 x 10 0
Contoh:
Penulisan dengan menggunakan persamaan (3.1)
(N)B X3 B3 X2 B2 X1 B1 X0 B0
First | Semester
2 Teknik Digital Dasar
(N)B 4 . 10 5 .10 6 . 10 7
First | Semester
Teknik Digital Dasar 3
Bilangan biner yang terletak pada kolom sebelah kanan yang dibatasi
bilangan 20 biasa disebut bit yang kurang signifikan (LSB, Least Significant
Bit), sedangkan kolom sebelah kiri dengan batas bilangan 2 4 dinamakan
bit yang paling significant (MSB, Most Significant Bit).
Oleh karena bilangan biner yang memiliki bobot hanya kolom paling kiri
dan kolom paling kanan, sehingga hasil konversi ke desimal adalah
sebesar 16 + 1 = 17.
First | Semester
4 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 5
First | Semester
6 Teknik Digital Dasar
Hitungan heksadesimal pada nilai yang lebih tinggi adalah 38,39. 3A,
3B, 3C, 3D, 3E, 3F, 40,41...
.........6F8,6F9,6FA, 6FB,6FC,6FD,6FE,6FF, 700.
Tabel 3.7 memperlihatkan pencacahan sistem bilangan desimal, biner dan
heksadesimal. Terlihat jelas bahwa ekivalen-ekivalen heksadesimal
First | Semester
Teknik Digital Dasar 7
First | Semester
8 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 9
First | Semester
10 Teknik Digital Dasar
Contoh:
Bilangan biner 1110100110 2 dikonversikan ke dalam bilangan heksa
desimal, maka harus ditambahkan bilangan bilangan biner 0 di depan
(MSB) sehingga menjadi 0011 1010 0110
First | Semester
Teknik Digital Dasar 11
First | Semester
12 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 13
First | Semester
14 Teknik Digital Dasar
Jawab :
First | Semester
Teknik Digital Dasar 15
Contoh :
Konversikan bilangan oktal 654,37 8 ke dalam bilangan heksdesimal.
Jawab :
654,378 = [ 110 101 100 . 011 111 ]2
654,378 = [ 0001 1010 1100 . 0111 1100 ]2
=[ 1 A C . 7 C ]16
Contoh :
Konversikan bilangan heksadesimal AF3,79 1 6 ke dalam bilangan oktal.
Jawab:
AF3,7916= [1010 1111 0011 . 0111 1001 ]2
= [101 011 110 011 . 011 110 010 ]2
=[ 5 5 6 3 . 3 6 2 ]8
Sehingga AF3,7916 = 5563.3628
Contoh :
Konversikan bilangan desimal 194510 ke dalam bilangan biner,
Jawab :
1945 :16 = 121 sisa 9
121 : 16 = 7 sisa 9
Maka 1945 10 = [ 7 9 9 ]16
= [ 0111 1001 1001 ]2
First | Semester
16 Teknik Digital Dasar
Contoh :
Positip N 0657,38
Negatip -N 7657,38
Contoh 1:
N=0187,58710
4 3
N (10) 10 (0817,587) 10 (0,1) 10 9812,416 10
Contoh 2 :
N = 01101,010112
-N = 100000 - 01101,01011- 0,00001=10010,10100
Maka -N = 10010,101002
First | Semester
Teknik Digital Dasar 17
Contoh:
N = 7654,37210
-N = (10) 10
4
- (7654,372) 10
First | Semester
18 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 19
Desimal ke biner
First | Semester
20 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 21
First | Semester
22 Teknik Digital Dasar
Lembar Evaluasi
First | Semester
Teknik Digital Dasar 23
First | Semester
24 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 25
2. GERBANG DASAR
Rangkaian yang terdiri dari dua buah saklar A dan B , sebuah relay dan
sebuah lampu. Lampu hanya akan menyala bila saklar A dan B
dihubungkan (on). Sebaliknya lampu akan mati bila salah sa tu saklar atau
semua saklar diputus (off). Sehingga bisa dirumuskan hanya akan terjadi
keluaran 1 bila A=1 dan B=1.
Rangkaian listrik :
Simbol standar IEC standar USA
First | Semester
26 Teknik Digital Dasar
2.2 Gerbang OR
Gerbang dasar OR adalah ekivalen dengan dua buah saklar terbuka yang
terpasang parallel / jajar seperti terlihat pada gambar 3.5 di bawah.
Rangkaian terdiri dari dua buah saklar yang terpasang secara parallel,
sebuah relay dan lampu. Lampu akan menyala bila salah satu atau ke dua
saklar A dan B dihubungkan (on). Sebaliknya lampu hanya akan padam
bila semua saklar A dan B diputus (off). Maka bisa dirumuskan bahwa
akan terjadi keluaran 1 bila salah satu saklar A=1 atau B=1, dan akan
terjadi keluaran 0 hanya bila saklar Rangkaian listrik : A=1 dan B=1.
First | Semester
Teknik Digital Dasar 27
First | Semester
28 Teknik Digital Dasar
f(A)= A (3.7)
First | Semester
Teknik Digital Dasar 29
Rangkaian logik :
First | Semester
30 Teknik Digital Dasar
Persamaan :
f(A, B) ( AB ) (AB) (3.9)
First | Semester
Teknik Digital Dasar 31
Lembar Evaluasi
RL RL Q Q
B B
A A Q Q
B B
B A Q B A Q
0v 0V Lepas Lepas
0V 5V Lepas Tekan
5V 0V Tekan Lepas
5V 5V Tekan Tekan
t
A
B
& Q
B t
Q
B A Q
0 0
0 1
1 0
1 1
First | Semester
32 Teknik Digital Dasar
A Q
A B A B Q
B
Q
RL
B A Q B A Q B A Q
t
A
B
1 Q
B t
Q
B A Q
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
First | Semester
Teknik Digital Dasar 33
Vcc
A A
Q
Q Q
A
A Q A Q A Q
0V Lepas Lepas
0V Tekan Tekan
t
A
1 Q
Q
A Q
First | Semester
34 Teknik Digital Dasar
A
Q
B & &
& 1
1 1
B A Q
0 0
0 1
1 0
1 1
First | Semester
Teknik Digital Dasar 35
3. GERBANG KOMBINASIONAL
Gerbang kombinasional adalah gerbang yang dibentuk oleh lebih dari satu
gerbang dasar.
First | Semester
36 Teknik Digital Dasar
Akan terjadi keluaran 1 bila semua saklar A=0 atau B=0. Gerbang
NOR sama dengan gerbang OR dipasang seri dengan gerbang NOT.
First | Semester
Teknik Digital Dasar 37
First | Semester
38 Teknik Digital Dasar
maka lampu akan menyala. Sehingga bisa disimpulkan bahwa lampu akan
menyala hanya bila kondisi saklar A dan B berlawanan. Tand a dalam
pelunilsa EX-OR adalah dengan tanda .
First | Semester
Teknik Digital Dasar 39
First | Semester
40 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 41
Lembar evaluasi
b. Fungsi logika
c. Tabel kebenaran
d. Diagram pulsa
b. Fungsi logika
c. Tabel kebenaran
d. Diagram pulsa
f. Fungsi logika
g. Tabel kebenaran
h. Diagram pulsa
First | Semester
42 Teknik Digital Dasar
b. Fungsi logika
c. Tabel kebenaran
d. Diagram pulsa
First | Semester
Teknik Digital Dasar 43
4. ALJABAR BOOLE
First | Semester
44 Teknik Digital Dasar
Contoh soal 1:
Dengan menggunakan Karnaugh map, tentukan persamaan dari data
keluaran yang ada pada tabel kebenaran berikut :
First | Semester
Teknik Digital Dasar 45
Persamaan Q = B
Contoh lain : bila diketahui data-data seperti pada tabel 3.28, tuliskan
persamaan rangkaian tersebut.
Persamaan adalah Q = A
First | Semester
46 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 47
First | Semester
48 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 49
Karnaugh map yang memiliki empat buah masukan dan satu buah
keluaran adalah seperti pada tabel 3.35 di atas.
Karnaugh Map
First | Semester
50 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 51
First | Semester
52 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 53
Lembar evaluasi
a. 3 variabel c. 2 variabel
b. 4 variabel d. 5 variabel
a. B A X b. C B A X c. D C B A X
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1
1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0
1 0 0 1 0 1 0 0 1
1 0 1 0 0 1 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1
First | Semester
54 Teknik Digital Dasar
a. D C B A X b. D C B A Q
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
0 1 0 1 0 0 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1
0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0
1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 0 0 1 1 0 0 1
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
First | Semester
Teknik Digital Dasar 55
5.1 Dekoder
Rangkaian dekoder diperlukan untuk membangun sebuah rangkaian
digital yang memiliki multi masukan multi keluaran (MIMO). Rangkaian
decoder adalah sebuah black box yang belum diketahui bentuk
rangkaiannya. Untuk itu diperlukan data tabel kebenaran fungsi untuk
didapatkan persamaan-persamaan keluarannya. Dari persamaan-
persamaan keluaran tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk rangkaian
digital. Rangkaian decoder dilengkapi dengan fungsi enable, yang
berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian decoder. Hal ini diperlukan
karena dalam beberapa sistem diperlukan rangkaian yang terdiri lebih dari
satu decoder. Sebagai contoh sebuah rangkaian digital memiliki masukan
x1 dan x2 dan keluaran a0 ,a1 ,a2 ,a3 ,a4 .
First | Semester
56 Teknik Digital Dasar
5.2 Multiplekser
Rangkaian multiplekser adalah rangkaian yang memiliki single masukan
multi keluaran (SIMO) atau sebaliknya multi masukan single keluaran
(MISO). Sebagai contoh adalah rangkaian digital yang memiliki masukan
a0,a1 ,a2 ,a3 dan sebuah keluaran f serta control A,B .
First | Semester
Teknik Digital Dasar 57
First | Semester
58 Teknik Digital Dasar
Sebagai contoh pada gambar 3.31 di atas adalah sebuah data biner 0111
dirubah dalam kode grey menjadi 0100. Pada sistem reproduksi, data
kode grey tersebut dikembalikan ke data aslinya menjadi 0111.
Tabel 3.30 Tabel kebenaran kode grey
First | Semester
Teknik Digital Dasar 59
First | Semester
60 Teknik Digital Dasar
Lembar evaluasi
First | Semester
Teknik Digital Dasar 61
6. Error Correcting
First | Semester
62 Teknik Digital Dasar
Karnaugh Map
First | Semester
Teknik Digital Dasar 63
Karnaugh Map
First | Semester
64 Teknik Digital Dasar
Lembar evaluasi
First | Semester
Teknik Digital Dasar 65
7. HAMMING CODE
P1 bit ke 4 =1 I3 I2 I0
P1 I3 I2 I0 (3,37)
P2 bit ke 3 =1 I3 I1 I0
P1 I3 I2 I0 (3.38)
P2 I3 I1 I0 (3.39)
P4 bit ke 2 =1 I2 I1 I0
P4 I2 I1 I0 (3.40)
First | Semester
66 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 67
Bila terjadi kesalahan pada penerima data 1011, maka akan terjadi
perbedaan pada pemancar dan penerima sebagai berikut:
Kesalahan pada line 1102 = 6. Maka kesalahan terjadi pada line nomor 6.
First | Semester
68 Teknik Digital Dasar
Lembar evaluasi
First | Semester
Teknik Digital Dasar 69
8. RANGKAIAN SEKUENSIAL
First | Semester
70 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 71
Persamaan :
X(t 1) RC(t){X(t) SC(t)}
First | Semester
72 Teknik Digital Dasar
S(t) A(t)
R(t) A(t) B(t)
X(t 1) R(t){S(t) Z(t)}
X(t 1) {A(t) B(t)} {A(t) Z(t)}
X(t 1) A(t) A(t)Z(t) A(t)B(t) B(t)Z(t)
X(t 1) A(t) B(t)Z(t)
Syarat S.R 1
8.5 JK Flip-Flop
Pengembangan dari RS flip flop yang lain adalah JK flip flop. Rangkaian ini
memiliki masukan J dan K , kendali clock C dan keluaran X dan X .
8.6 D Flip-Flop
Data flip-flop (D-flip flop) adalah sebuah register yang berfungsi
mengendalikan atau menyimpan data masukan. Antara masukan J dan K
terhubung gergang NOT, sehingga rangkaian ini hanya memiliki sebuah
masukan D saja.
First | Semester
Teknik Digital Dasar 73
Dari gambar 3.49 tersebut di atas maka bisa dituliskan tabel kebenaran D
flip-flop seperti di tabel bawah.
First | Semester
74 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 75
First | Semester
76 Teknik Digital Dasar
First | Semester
Teknik Digital Dasar 77
First | Semester
78 Teknik Digital Dasar
Lembar evaluasi
1. Simulasikan dengan software simulasi (EWB/livewire) rangkaian2 di
bawah ini
a. Present State Next State (PSNS)
b. S-R flip-flop (bistabel flip-flop)
c. Clocked S-R FLIP-FLOP
d. RS Flip Flop dengan NOR
e. JK Flip-Flop
f. D Flip-Flop
g. Toggle Flip-Flop
h. Penghitung Naik Asinkron (Asynchron Up Counter)
i. Penghitung Turun Asinkro (Asynchrony Down Counter)
j. Penghitung Naik Sunkron (Synchrony Up Counter)
k. Penghitung Turun Sinkron (Synchrony Down Counter)
First | Semester