Anda di halaman 1dari 72

STUDI TENTANG PENERAPAN

SHELF REGISTRATION
DI PASAR MODAL INDONESIA

Oleh:
Tim Studi Penerapan Shelf Registration
di Pasar Modal Indonesia

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TAHUN 2002

1
ANGGOTA TIM STUDI TENTANG PENERAPAN SHELF REGISTRATION
DI PASAR MODAL INDONESIA
KATA PENGANTAR

Komitmen untuk mengembangkan Pasar Modal Indonesia agar dapat


berfungsi menjadi penggerak ekonomi Nasional yang tangguh dan berdaya
saing global sudah tercatat dalam Cetak Biru Pasar Modal Indonesia
sebagai salah satu visi Pasar Modal Indonesia. Perwujudan visi tersebut
menjadi tugas dan kewajiban semua pelaku pasar modal, terutama
Bapepam sebagai Lembaga Pengawas Pasar Indonesia.

Visi di atas menghendaki berkembangnya pemikiran-pemikiran konstruktif


dan inovatif dalam pengembangan pasar modal, sehingga tidak terjadi
stagnasi pemikiran yang akan menyebabkan kinerja Pasar Modal Indonesia
akan jalan di tempat. Kegiatan penelitian dan pengembangan merupakan
salah satu cara yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana
konstruktif, dimana pemikiran-pemikiran baru akan tumbuh dan berkembang
dalam upaya mencari peluang, menganalisis permasalahan serta
memanfaatkan dan memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi.

Mengamati dan menganalisis apa yang telah ada dan berkembang di


negara lain merupakan satu objek penelitian yang menarik. Hal ini akan
semakin menarik kalau hal yang menjadi objek penelitian tersebut belum
pernah diterapkan di Pasar Modal Indonesia. Salah satu hal yang cukup
menarik tersebut adalah Praktek Penawaran Umum dengan metode Shelf
Registration, sejak tahun 1982 praktek ini sudah diperkenalkan di Amerika
Serikat, dan secara permanen diterapkan pada tahun 1983.

Penelitian/studi ini akan mencari dan mencoba untuk memahami apa


sesungguhnya yang dimaksud dengan metode Shelf Registration.
Bagaimana praktek Shelf Registration ini diterapkan, untuk penawaran
umum apa saja metode ini digunakan dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan praktek Shelf Registration.

3
Mengingat praktek Shelf Registration ini merupakan sesuatu yang belum
pernah dikenal sebelumnya di Indonesia, tim menghadapi beberapa
kendala antara lain: dalam mencari referensi yang berhubungan dengan
praktek Shelf Registration di dalam negeri serta kurangnya nara sumber
dalam negeri yang dapat memberikan jawaban atas hal-hal yang belum tim
ketahui.

Sebagian besar referensi yang digunakan adalah bersumber dari Internet,


dimana tim mencari informasi dari website resmi lembaga-lembaga
pengawas pasar modal negara lain. Disamping itu, tim juga memperoleh
masukan dari nara sumber seperti dari CLSA Emerging Market dan Citicorp
Investment Bank (Singapore) limited.

Tim juga mencari pendapat pelaku pasar tentang kemungkinan penerapan


sistem ini dipasar modal Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan
membuat dan menyebarkan kuestioner kepada Emiten, Perusahaan Efek,
Lembaga Penunjang dan Profesi Penunjang Pasar Modal.
Akhirnya, tim berharap hasil penelitian ini akan dapat bermanfaat bagi
pengembangan metode alternatif yang dapat digunakan dalam Penawaran
Umum, yang pada akhirnya diharapkan akan dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan Pasar Modal Indonesia.
Kritik dan syaran yang bersifat konstruktif akan kami hargai sebagai
masukan bagi kami dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.

Wassalam,

Ketua Tim Studi


DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. 3
Organisasi Studi 4
B. Organisasi Studi 5
C. Tujuan Studi 6
D. Metode Studi 6
E. Ruang Lingkup Studi
F. Objek Studi
G. Waktu Studi
BAB II TINJAUAN UMUM 7
A. Penawaran Umum Di Indonesia 8
B. Penawaran Umum Dengan Metode Shelf Registration
BAB III PENERAPAN SHELF REGISTRATION DI BEBERAPA NEGARA 15
A. Amerika Serikat 16
B. Inggris 23
C. Singapura
BAB IV SHELF REGISTRATION DI PASAR MODAL INDONESIA 32
A. Tinjauan Dari Sisi Hukum 32
B. Tinjauan Dari Sisi Akuntansi 35
C. Tinjauan Dari Sisi Keterbukaan 38
D. Tinjauan Dari Sisi Kebutuhan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 55
A. Kesimpulan 55
B. Rekomendasi
Daftar Pustaka 58
Lampiran

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Undang-undang RI Nomor 8 tahun 1995


tentang Pasar Modal, tugas pokok Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) adalah melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan
dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang
teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, salah satu
kewenangan Bapepam adalah menetapkan persyaratan dan tata cara
Pernyataan Pendaftaran serta menyatakan, menunda, atau
membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran.

Proses pelaksanaan Pernyataan Pendaftaran sebagaimana yang


digariskan dalam Undang-undang ini dilakukan dengan mengikuti
ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.A.1
tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, dan
peraturan-peraturan teknis lainnya yang berhubungan dengan tata cara
pelaksanaan pengajuan Pernyataan Pendaftaran. Sedangkan untuk
penerbitan saham kedua dan seterusnya yang dikeluarkan dari portepel
harus mengikuti Peraturan Bapepam Nomor IX.D.1 tentang Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu atau mengikuti Peraturan Bapepam
Nomor IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu.

Peraturan-peraturan tersebut diatas mewajibkan Emiten untuk


melakukan Penawaran Umum segera setelah Pernyataan Pendaftaran
dinyatakan efektif. Dengan demikian rencana Penawaran Umum harus
dilakukan dengan benar-benar memperhatikan semua variabel yang
akan mempengaruhi baik harga Efek, daya serap pasar terhadap Efek

7
yang akan diterbitkan maupun peruntukan dana yang diperoleh dari hasil
Penawaran Umum.

Di beberapa negara dimungkinkan bagi perusahaan yang sudah


tercatat (Emiten) untuk melakukan pendaftaran kepada Securities
Commision atas Efek yang akan dijual tanpa harus segera melakukan
Penawaran Umum setelah Pernyataan Pendaftaran tersebut menjadi
efektif, proses tersebut dikenal dengan nama Shelf Registration. Setelah
Pernyataan Pendaftaran tersebut menjadi efektif maka Emiten dapat
menjual Efek tersebut pada suatu waktu tertentu di masa yang akan
datang dengan tidak melebihi masa berlakunya pernyataan efektif,
metode ini dikenal dengan nama Delayed Basis. Emiten dapat juga
menjual Efek yang Pernyataan Pendaftarannya sudah dinyatakan efektif
tersebut secara berkelanjutan sepanjang pernyataan efektif belum habis
masa berlakunya, metode ini dikenal dengan nama Continous Basis. Di
negara yang menjadi objek studi ini yaitu Amerika Serikat pernyataan
efektif tersebut berlaku selama dua tahun, sedangkan di Inggris berlaku
selama satu tahun.

Sejalan dengan perkembangan Pasar Modal Indonesia, diperlukan


adanya alternatif lain untuk mengantisipasi kondisi politik dan ekonomi
yang semakin sulit untuk diprediksi. Salah satu alternatif yang dapat
dipertimbangkan adalah penerapan metode Shelf Registration, dimana
pihak-pihak yang akan menjual Efeknya di pasar modal dapat
memanfaatkan setiap momentum positif yang terjadi dan menghindari
momentum negatif untuk meningkatkan nilai Efek perusahaannya.

Hingga saat ini di Pasar Modal Indonesia tercatat beberapa


perusahaan yang menarik kembali Pernyataan Pendaftaran Efeknya. Hal
ini disebabkan oleh kondisi pasar baik harga Efek, daya serap pasar
maupun tingkat bunga yang sangat tidak mendukung bagi perusahaan-
perusahaan tersebut untuk menerbitkan Efek. Tindakan menarik kembali
Pernyataan Pendaftaran ini tentunya menyebabkan perusahaan-
perusahaan tersebut mengalami kerugian atas biaya-biaya yang telah
dikeluarkan untuk mempersiapkan Pernyataan Pendaftaran tersebut.

Metode Shelf Registration akan sangat membantu bagi perusahaan


yang menghadapi kondisi tersebut diatas. Perusahaan-perusahaan yang
melihat bahwa kondisi pasar belum memungkinkan untuk menerbitkan
Efek, atau kebutuhan dana belum akan direalisasikan dalam waktu
dekat, dapat mengajukan Pernyataan Pendaftaran dan melakukan
penawaran atas Efeknya pada saat yang tepat.

Berdasarkan hal tersebut diatas, serta mempertimbangkan praktek


ini telah diterapkan di negara-negara lain, Bapepam memandang perlu
untuk melakukan studi guna melihat kemungkinan penerapan Shelf
Registration di Pasar Modal Indonesia.

Dengan pelaksanaan studi tentang Shelf Registration ini diharapkan


akan dapat diperoleh gambaran tentang bagaimana praktek Shelf
Registration diterapkan di negara-negara lain, dan bagaimana peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan Shelf Registration diberlakukan di
negara-negara tersebut. Studi ini juga mencoba untuk mencari masukan
dari para pelaku Pasar Modal Indonesia tentang tanggapan mereka atas
kemungkinan di berlakukannya sistem ini. Hasil dari studi ini diharapkan
akan dapat memberikan masukan bagi kebijakan pengembangan Pasar
Modal Indonesia.

B. Organisasi Studi

Tim studi tentang Shelf Registration bekerja atas dasar surat


Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/KM.1/2002
tentang Pembentukan Tim Studi Penerapan Shelf Registration di Pasar
Modal Indonesia, dan Surat Keputusan Ketua Pelaksana Tim Studi
tentang Penerapan Shelf Registration di Pasar Modal Indonesia Nomor

9
Kep-01/PPEPM.3/2002 tentang Pengangkatan Anggota Pembantu
Pelaksana dan Sekretariat Tim Studi Tentang Penerapan Shelf
Registration di Pasar Modal (Surat keputusan terlampir).

Tim beranggotakan pegawai Bapepam dengan komposisi sebagai


berikut:

1. 2 (dua) orang pengarah

2. 1 (satu) orang Ketua Tim merangkap anggota

3. 9 (sembilan) orang Pelaksana

4. 4 (empat) orang Pembantu Pelaksana

5. 2 (dua) orang Staf Sekretariat

C. Tujuan Studi

Tim studi ini dibentuk dengan tujuan:

1. Mempelajari praktek Shelf Registration yang telah dilakukan di


negara-negara lain.

2. Mempelajari kemungkinan penerapan Shelf Registration dalam


proses Penawaran Umum saham maupun obligasi di Pasar Modal
Indonesia.

3. Mencari dan mempelajari masukan-masukan dari para pelaku Pasar


Modal Indonesia sehubungan dengan Shelf Registration.

4. Sebagai tambahan informasi dalam mengambil kebijakan yang


berhubungan dengan kemungkinan pengaplikasian Shelf Registration
di Pasar Modal Indonesia.
D. Metode Studi

Pelaksanaan studi ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan


semua data dan informasi yang dibutuhkan, yang dilakukan dengan
cara:

1. Studi kepustakaan

Studi ini dilakukan dengan cara mencari informasi dan artikel-artikel


yang berhubungan dengan Shelf Registration, dan juga peraturan-
peraturan pelaksanaan Shelf Registration yang diterapkan pada
negara-negara yang menjadi sumber kajian. Peraturan-peraturan
pelaksanaan ini dilakukan dengan cara melakukan browsing terhadap
website resmi milik lembaga/badan pengawas pasar modal negara
tersebut. Disamping itu, dipelajari juga Peraturan / Keputusan Ketua
Bapepam dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang
berhubungan dengan Penawaran Umum.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan dari para


pelaku pasar terutama Emiten dan Perusahaan Efek. Masukan pokok
yang diharapkan dapat diperoleh dalam studi lapangan ini adalah
tanggapan para pelaku pasar tentang sistem ini, apakah sistem ini
sesuai digunakan untuk pasar modal Indonesia, serta kapan sistem
ini seharusnya diterapkan di Pasar modal Indonesia.

Studi lapangan ini dilakukan dengan metode:

a. Penelitian survey dengan penyebaran kuestioner kepada sejumlah


Emiten dan Perusahaan Efek. Penentuan responden dilakukan
dengan metode penarikan contoh acak (random sampling).

b. Diskusi dengan nara sumber, yang berasal dari CLSA Emerging

11
Market dan Citicorp Investment Bank (Singapore) limited.

E. Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup pembahasan studi adalah mempelajari praktek


penerapan Shelf Registration pada beberapa negara dan melakukan
kajian tentang kemungkinan penerapan sistem ini di Pasar Modal
Indonesia.

F. Objek Studi

Sebagai Objek dalam studi ini adalah:

1. Pelaksanaan Shelf Registration di Amerika Serikat, Inggris dan


Singapura. Studi ini dilakukan dengan mempelajari peraturan-
peraturan yang digunakan di negara tersebut, serta pelaksanaan
sistem tersebut.

2. Tanggapan dari Emiten dan Perusahaan Efek tentang pelaksanaan


sistem apabila metode Shelf Registration yang sama diterapkan di
Pasar Modal Indonesia.

G. Waktu Studi

Studi dari mulai masa persiapan, pelaksanaan studi, sampai dengan


penyusunan laporan dilakukan dalam waktu satu tahun, dimulai dari
Januari 2002 dan berakhir pada bulan Desember 2002
BAB II

TINJAUAN UMUM

Kegiatan penawaran Efek suatu perusahaan kepada masyarakat


merupakan salah satu sumber pembiayaan perusahaan. Penawaran Efek
dapat dilakukan dengan private placement, atau dengan cara Penawaran
Umum. Dalam hal kegiatan penawaran Efek dilakukan dengan cara
Penawaran Umum, maka sebagaimana proses Penawaran Umum yang
selama ini dikenal, perusahaan yang akan melakukan Penawaran Umum
terlebih dahulu wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran ke Securities
Commision. Setelah perusahaan tersebut memperoleh pernyataan efektif
maka perusahaan tersebut diwajibkan untuk segera melakukan Penawaran
Umum.

Namun di beberapa negara praktek Penawaran Umum dapat juga


dilakukan dengan metode Shelf Registration. Metode ini merupakan salah
satu alternatif cara melakukan Penawaran Umum. Dalam metode ini,
kegiatan Penawaran Umum tidak harus dilaksanakan segera setelah
efektifnya suatu pernyataan pendaftaran.

Selanjutnya akan dipaparkan perbedaan antara bentuk Penawaran


Umum sebagaimana yang selama ini dikenal, dengan Penawaran Umum
yang dilakukan dengan metode Shelf Registration. Paparan ini bertujuan
untuk dapat memberikan gambaran tentang perbedaan antara keduanya.
Dengan asumsi proses Penawaran Umum Non-Shelf Registration pada
garis besarnya sama di hampir semua negara, maka dalam studi ini akan
dipergunakan proses Penawaran Umum di Indonesia sebagai pembanding.

13
A. Penawaran Umum di Indonesia

Pengertian Penawaran Umum di Indonesia adalah kegiatan


penawaran Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
dalam Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Sedangkan
pengertian Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, Unit
Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan
setiap derivatif dari Efek. Kedua pengertian tersebut menjelaskan bahwa
kegiatan Penawaran Umum di Indonesia dilakukan atas Efek, dimana
secara umum Efek tersebut terdiri dari dua jenis surat berharga, yaitu
surat berharga yang bersifat ekuitas dan surat berharga yang bersifat
hutang. Berdasarkan prosedurnya, kegiatan Penawaran Umum baik
untuk efek ekuitas maupun efek bersifat hutang baru dapat dilaksanakan
setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran.

1. Penawaran Umum Saham

Kegiatan Penawaran Umum dalam rangka penerbitan saham di


Pasar Modal Indonesia dapat dibedakan atas:

a. Penawaran Umum Perdana

Merupakan kegiatan Penawaran Umum yang dilakukan oleh


Emiten pada saat pertama kali perusahaan tersebut melakukan
penambahan modal dengan cara melakukan penawaran umum
saham.

b. Penawaran Umum kepada Para pemegang Saham (Hak


Memesan Efek Terlebih dahulu / Right Issue)

Kegiatan ini dilakukan oleh Emiten dalam hal Emiten tersebut akan
melakukan Penawaran Umum kedua dan seterusnya.
c. Penawaran Umum Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

Emiten dapat melakukan penawaran umum Efek Tanpa Hak


Memesan Efek Terlebih Dahulu apabila kegiatan tersebut/Emiten
bersangkutan memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

Dalam hubungannya dengan penerbitan Saham, Dalam Pasal 70


ayat (1) Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
(UUPM) disebutkan bahwa “Yang dapat melakukan Penawaran
Umum hanyalah Emiten yang telah menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual Efek
kepada masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah
efektif”. Dalam Pasal tersebut tidak diatur kapan perusahaan yang
Pernyataan Pendaftarannya telah efektif harus melakukan
Penawaran Umum. Namun hanya ditegaskan bahwa yang dapat
melakukan Penawaran Umum hanyalah pihak yang telah
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dan Pernyataan Pendaftaran
tersebut telah menjadi efektif. Dengan demikian, bagaimana
proses/mekanisme Penawaran Umum itu sendiri diatur dalam
ketentuan tersendiri dan tergantung pula pada kondisi atau sifat dari
Penawaran Umum tersebut. Apakah Penawaran Umum saham
tersebut merupakan Penawaran Umum saham perdana, Penerbitan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau Penawaran Umum Tanpa
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Dalam peraturan tentang mekanisme Penawaran Umum yang saat ini


dipergunakan oleh Bapepam sebagai pedoman dalam proses
Penawaran Umum telah diatur dengan jelas bahwa setelah efektifnya
suatu Pernyataan Pendaftaran kegiatan Penawaran Umum harus
“segera” dilaksanakan, bukan pada waktu yang akan datang
sebagaimana mekanisme yang dipergunakan dalam mekanisme
Shelf Registration.

15
Dalam tata cara Penawaran Umum, Peraturan Bapepam
menegaskan bahwa Emiten wajib mengumumkan Propektus Ringkas
selambat-lambatnya dua hari kerja setelah disampaikannya
Pernyataan Pendaftaran. Prospektus Ringkas ini merupakan bagian
dari Pernyataan Pendaftaran yang diumumkan sekurang-kurangnya
dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai
peredaran nasional. Disamping kewajiban mengumumkan dalam
surat kabar, Emiten dapat juga mengumumkan Propektus Ringkas
tersebut dalam media massa yang lain.

Setelah diumumkannya Prospektus Ringkas, Emiten dapat


melakukan Penawaran Awal (bookbuilding). Yang dimaksud dengan
Penawaran Awal adalah ajakan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan Prospektus Awal yang antara lain
bertujuan untuk mengetahui minat calon pembeli atas Efek yang akan
ditawarkan dan atau perkiraan harga penawaran Efek.

Selanjutnya, diatur bahwa masa Penawaran Umum sekurang-


kurangnya tiga hari kerja. Penyampaian laporan hasil Penawaran
Umum kepada Bapepam selambat-lambatnya 15 hari kerja sejak
efektifnya Pernyataan Pendaftaran. Berikut ini digambarkan Jadwal
Penawaran Umum di Indonesia sesuai dengan Peraturan Bapepam
Nomor IX.A.2.
Laporan Pengumuman revisi Masa
atau Refund Pencatatan
Pernyataan
Ket
Keuangan : Pengumuman PR, bukti ke Penjatahan
< 2 HK bukti kepemilikan efek tersedia jika dicatt
Bapepam 2 HK setelah
Pendaftaran Efektif
Tambahan, bukti ke bapepam
PU
PR : Prospektus Ringkas
pengumuman 2 HK setelah pengumuman < 5 HK bukti kepemilikan efek tersedia jika tidak
HK : Hari Kerja dicatt, dan lap. Perjanjian ke BPPM
SKE : Surat Kolektif Efek
PU : Penawaran Umum
BPPM : Bapepam

< 2 HK

< 2 HK < 3 HK < 3 HK 2 HK


45 hari

180 hari

<15 HK

<15 HK

Beberapa ketentuan mengenai tata cara Penawaran Umum tersebut


di atas dan ketentuan-ketentuan lain, misalnya tata cara penjatahan,
pengembalian uang pemesanan, penyediaan surat kolektif Efek, dan
pencatatan Efek di Bursa Efek, telah secara tegas mengatur bahwa
penyampaian Pernyataan Pendaftaran memang dirancang bagi
Penawaran Umum yang wajib dilaksanakan segera setelah efektifnya
Pernyataan Pendaftaran.

2. Penawaran Umum Obligasi

Secara umum Penawaran Umum dalam rangka penerbitan obligasi


tidak berbeda dengan Penawaran Umum dalam rangka penerbitan
saham. Keduanya tetap mengikuti peraturan tentang pengajuan
Pernyataan pendaftaran sebagaimana yang telah diuraikan diatas.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
dari sisi mekanisme/prosedur penawaran umum. Hal yang berbeda
adalah dalam hal keterbukaan informasi yang harus disajikan dalam
prospektus.

17
B. Penawaran Umum dengan Metode Shelf Registration

Secara sederhana, pengertian Shelf Registration adalah


penyampaian Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum
sekarang akan tetapi pelaksanaan Penawaran Efeknya tidak dilakukan
segera setelah Pernyataan Pendaftaran tersebut efektif. Sedangkan
pelaksanaan penawaran Efek dilakukan pada suatu saat di masa yang
akan datang (delayed basis) atau dengan cara berkelanjutan
(continuous basis). Penyampaian Pernyataan Pendaftaran dalam rangka
Penawaran Umum dengan menggunakan metode Shelf Registration
akan memberikan manfaat kepada Pihak yang akan melakukan
Penawaran Umum yang tidak diperoleh dari metode Non-Shelf
Registration. Dengan demikian, pada saat dibutuhkan (proximate future)
Efek tersebut sudah siap untuk segera ditawarkan ke publik.

Dalam praktek yang ada sekarang ini, mekanisme Shelf


Registration telah diterapkan di beberapa negara yaitu antara lain:
Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura. Mekanisme Shelf Registration
dapat dipergunakan untuk melakukan penawaran baik saham, obligasi,
maupun Medium Term Notes (MTN). Beberapa negara memungkinkan
untuk menggunakan semua penawaran instrumen tersebut diatas
dengan mekanisme Shelf Registration. Namun ada negara yang hanya
memperbolehkan penggunaan mekanisme Shelf Registration hanya
untuk jenis efek tertentu saja. Pembahasan secara lebih rinci mengenai
penerapan metode Shelf Registration di beberapa negara tersebut akan
diungkapkan lebih lanjut pada Bab III mengenai “Praktek Shelf
Registration di Beberapa Negara”.

Munculnya metode Shelf Registration ini bermula dari kebutuhan


praktek bisnis. Penawaran Umum yang dikenal selama ini di Indonesia,
dirancang untuk diselesaikan segera setelah efektifnya Pernyataan
Pendaftaran. Bentuk Penawaran Umum dengan menggunakan metode
Shelf Registration dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan
praktek bisnis, yang terkadang mengharuskan manajemen untuk
melakukan tindakan segera dalam menanggapi kesempatan-
kesempatan bisnis yang ada. Perusahaan menginginkan adanya
kemungkinan untuk melakukan pendaftaran dan menyiapkan Efek-
efeknya terlebih dahulu. Dengan demikian Efek-efek tersebut akan
segera tersedia untuk ditawarkan dan dijual pada saat dibutuhkan.
Sebagai contoh, perusahaan merencanakan untuk mengakuisisi suatu
perusahaan lain. Untuk keperluan tersebut, perusahaan berkeinginan
untuk menyediakan saham yang telah terdaftar dan siap dijual untuk
digunakan dalam pelaksanaan akuisisi perusahaan tersebut.

Dalam kasus lain, terkadang suatu transaksi mensyaratkan Efek


ditawarkan dan dijual dalam suatu periode yang panjang secara
berkelanjutan, misalnya penawaran saham dalam skema Employee
Stock Ownership Plan (ESOP). Dalam program ini, perusahaan
memberikan kepada karyawannya hak untuk membeli saham setiap
waktu dalam periode program ESOP tersebut.

Contoh lain adalah Penawaran Umum obligasi. Dalam pelaksanaan


penawaran tersebut, perlu dipertimbangkan kondisi dan daya serap
pasar, yaitu antara lain dengan memperhatikan perubahan tingkat suku
bunga dan memperhatikan saat yang tepat untuk melepaskan obligasi
tersebut di pasar. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas,
maka desain Penawaran Umum dengan metode Shelf Registration
menjadi pilihan yang tepat, mengingat perusahaan dapat
mempersiapkan lebih awal Efek yang akan ditawarkan di kemudian hari
pada waktu yang sesuai.

Shelf Registration merupakan alternatif lain yang memiliki beberapa


fleksibilitas daripada proses Penawaran Umum yang selama ini dikenal.
Dari sisi waktu, Shelf Registration lebih fleksibel bagi penggunanya,

19
karena memungkinkan untuk melakukan persiapan lebih dini dan
melaksanakan penawaran Efek pada waktu yang sesuai. Sedangkan
dari sisi keterbukaan informasi, dengan Shelf Registration, pada saat
penawaran Efek dilakukan, perusahaan hanya diwajibkan
menyampaikan informasi yang lebih ringkas, mengingat informasi secara
lengkap telah disampaikan sebelumnya.

Lebih jauh berkaitan dengan keterbukaan informasi, mengingat ada


jeda waktu antara efektifnya Pernyataan Pendaftaran dengan
pelaksanaan Penawaran Umum, maka untuk memenuhi prinsip
keterbukaan, pihak yang menggunakan metode Shelf Registration
diwajibkan untuk memutakhirkan informasi ke publik atas setiap
perubahan material maupun tambahan informasi yang ada.

Di samping itu, mengingat Penawaran Umum dapat dilakukan


dengan cara delayed basis atau continuos basis, maka untuk
menghindari adanya penurunan kualitas keterbukaan informasi, Shelf
Registration memberikan batasan waktu antara efektifnya Pernyataan
Pendaftaran dengan pelaksanaan penawaran Efek.
BAB III
PRAKTEK SHELF REGISTRATION
DI BEBERAPA NEGARA

Sebagaimana yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, dengan


metode Shelf Registration akan memungkinkan Emiten untuk melakukan
Penawaran Umum atas Efek pada continuous atau delayed basis. Dengan
kata lain penyampaian Pernyataan Pendaftaran sekarang sedangkan
Penawaran Efeknya dilakukan kemudian. Perbedaan yang mendasar jika
dibandingkan dengan proses Penawaran Umum dalam bentuk Non-Shelf
Registration adalah dalam hal waktu pelaksanaan Penawaran Umum.
Dimana dalam metode Non-Shelf Registration, segera setelah efektifnya
Pernyataan Pendaftaran wajib segera dilakukan Penawaran Umum.

Secara spesifik negara-negara yang telah menerapkan metode Shelf


Registration mengatur pelaksanaannya dalam aturan khusus. Meskipun
konsep umum yang digunakan hampir sama, namun terdapat karakteristik
yang berbeda pada masing-masing negara, misalnya jangka waktu
kadaluarsanya pernyataan efektif, tata cara penyampaian Pernyataan
Pendaftaran dan tata cara memutakhirkan informasi, terdapat perbedaan di
masing-masing negara. Selanjutnya untuk dapat memperoleh gambaran
tentang Penerapan Shelf Registration, perbedaan tata cara dan peraturan-
peraturan yang diterapkan, dalam Bab ini akan dibahas bagaimana aturan
tersebut diterapkan pada masing-masing negara yang menjadi objek
penelitian.

21
A. Amerika Serikat

1. Peraturan

Perlu beberapa saat bagi Securities Exchange Committee (SEC)


untuk menerbitkan peraturan tersendiri tentang Shelf Registration. Hal
ini dikarenakan adanya kekhawatiran SEC pada saat itu bahwa
investor akan disuguhi dengan stale prospectus (prospektus
kadaluarsa). Sebelum diterapkan secara resmi pada bulan November
1983, peraturan tentang Shelf Registration telah melalui masa
percobaan dari bulan Maret 1982. Hingga akhirnya, Shelf
Registration diatur dalam Rule 415 tentang “Delayed or Continuous
Offering and Sale Securities”
Perubahan/tambahan Rule 415 ini diperlukan karena dalam Section
6(a) menyatakan bahwa “Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif
hanya jika efek yang ditentukan akan segera ditawarkan”. Alasan dari
kalimat terakhir dari peraturan ini adalah untuk meyakinkan investor
bahwa Pernyataan Pendaftaran dan prospektus yang mereka
gunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan, telah memuat
dan menyediakan informasi yang paling terkini.
Keterbukaan informasi bagi metode Shelf Registration tunduk pada
Regulation S-K yaitu Standard Instructions for Filling Forms Under
Securities Act of 1933, Securities Exchange Act of 1934 and Energy
Policy and Conservation Act of 1975.

2. Ruang Lingkup

Sistem Shelf Registration diterapkan hanya untuk efek-efek tertentu


yaitu:

a. Efek-efek yang yang ditawarkan atau di jual hanya oleh atau atas
nama pihak atau pihak-pihak selain pendaftar, subsidiary
pendaftar atau pihak dimana pendaftar sebagai subsidiary;
b. Efek yang ditawarkan dan dijual berkaitan dengan deviden atau
bunga dari program re-investasi atau ESOP;

c. Efek yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan opsi, waran,


atau right (hak untuk memesan Efek);

d. Efek yang dikeluarkan dalam rangka konversi Efek lainnya;

e. Efek yang dilekatkan sebagai jaminan;

f. Efek yang didaftarkan berdasarkan Form F-6;

g. Efek yang beragun mortgage;

h. Efek yang dikeluarkan dalam rangka transaksi bisnis yang bersifat


kombinasi;

i. Efek yang ditawarkan akan diumumkan dengan segera dan dapat


dilanjutkan untuk suatu jangka waktu tidak lebih dari 30 hari sejak
Pernyataan Pendaftarannya dinyatakan efektif;

j. Efek yang didaftarkan pada Form S-3 atau Form F-3 yang
ditawarkan dan dijual pada continuous atau delayed basis oleh
pendaftar, subsidiary pendaftar atau pihak dimana pendaftar
sebagai subsidiary;

k. Saham biasa yang ditawarkan dan dijual pada pada continuous


atau delayed basis oleh reksadana tertutup atau perusahaan
business development yang membeli penawaran secara periodik.

Dalam hal pernyataan pendaftaran untuk penawaran efek bersifat


ekuitas di pasar oleh pendaftar atau atas nama pendaftar:

a. Harus memenuhi huruf j di atas;

b. Dalam hal saham yang didaftarkan memiliki hak suara, jumlah

23
efek yang didaftarkan tersebut tidak boleh melebihi 10% dari
kapitalisasi nilai pasar dari saham dengan hak suara yang sah
yang dimiliki oleh pihak diluar afiliasi.(dihitung sejak waktu 60 hari
sebelum tanggal filling);

c. Efek harus dijual melalui underwriter atau beberapa underwriter,


selaku principal atau agen bagi pendaftar;

d. Nama-nama underwriter harus disebutkan dalam prospektus


sebagai bagian dari pernyataan pendaftaran. Istilah penawaran di
pasar berarti penawaran efek kepada pasar perdagangan yang
ada untuk saham beredar pada kelas yang sama namun pada
harga selain fixed price dengan atau melalui fasilitas bursa efek
nasional atau kepada atau melalui market maker selain bursa
efek.

Peraturan ini tidak berlaku bagi pernyataan pendaftaran untuk


penawaran umum efek oleh face-amount certificate atau redeemable
securities yang dikeluarkan oleh reksadana terbuka atau unit
investment trust di bawah peraturan the Investment Act of 1940 atau
pernyataan pendaftaran pemerintah asing atau political subdivision-
nya.

3. Jumlah dan Jangka Waktu (untuk efek tertentu)

Efek yang dikeluarkan dalam rangka transaksi bisnis kombinasi


hanya dapat didaftarkan dalam suatu jumlah tertentu yang, pada saat
pernyataan pendaftaran menjadi efektif, dapat diproyeksikan untuk
ditawarkan dan dijual dalam jangka waktu dua tahun sejak
pernyataan pendaftarannya dinyatakan efektif.

4. Keterbukaan Informasi

Secara garis besar, keterbukaan informasi yang wajib disampaikan


dalam rangka Shelf Registration adalah:
a. Umum.

b. Bisnis.

1) Uraian mengenai kegiatan usaha Perseroan;

2) Uraian mengenai harta kekayaan Perseroan;

3) Pengaduan / Perkara-perkara yang dihadapi Perseroan.

c. Efek.

1) Harga pasar dan deviden dari saham biasa dan hal-hal yang
berkaitan dengan pemegang saham;

2) Uraian mengenai saham Perseroan.

d. Informasi Keuangan.

1) Ikhtisar data keuangan penting;

2) Informasi tambahan mengenai keadaan keuangan;

3) Analisis dan pembahasan oleh manajemen mengenai kondisi


keuangan dan operasional Perseroan;

4) Perubahan dan Ketidaksetujuan dengan Akuntan berkaitan


dengan keterbukaan akuntansi dan keuangan.

e. Manajemen dan Pemegang Saham Tertentu.

1) Direksi, CEO, dan Pengendali;

2) Kompensasi bagi manajemen;

3) Kepemilikan saham oleh pemegang saham tertentu (beneficial


owner) dan manajemen;

4) Transaksi-transaksi tertentu.

f. Pernyataan pendaftaran dan prospektus.

1) Pernyataan pendaftaran;

25
2) Prospektus ringkas, faktor resiko;

3) Penggunaan dana;

4) Penentuan harga penawaran;

5) Dilusi;

6) Rencana distribusi;

7) Kepentingan dari tenaga ahli dan konsultan;

8) Biaya lain dari penerbitan dan pendistribusian;

9) Penjaminan penawaran umum efek.

g. Lampiran

h. Lain-lain

5. Corporate Action yang menggunakan Shelf Registration

a. Continuous Basis

Salah satu contoh bentuk Penawaran Umum yang memanfaatkan


sistem Shelf Registration dalam continuous basis adalah
Penawaran Umum saham kepada karyawan (ESOP), yaitu
program pemberian hak kepada karyawan untuk membeli saham
setiap saat selama jangka waktu program.

Mengingat pelaksanaan hak untuk membeli saham tersebut dapat


dilakukan sewaktu-waktu dalam jangka waktu program, maka
pengeluaran sahamnya harus dilakukan beberapa kali. Oleh
karena itu, dengan adanya sistem Shelf Registration, maka Emiten
tidak perlu lagi menyampaikan pernyataan pendaftaran setiap kali
akan mengeluarkan saham sebagai pelaksanaan hak dari ESOP.

Dalam praktek, Emiten biasanya melaksanakan program ESOP


dalam beberapa tahap dalam jangka waktu tertentu.
b. Delayed Basis

Penawaran Umum dalam delayed basis pada umumnya


digunakan oleh Emiten yang menawarkan obligasi, di mana dalam
pelaksanaan penawaran umumnya Emiten dapat menunggu saat
yang tepat untuk menawarkan obligasinya di pasar misalnya
dalam hal mempertimbangkan tingkat suku bunga.

6. Pemutakhiran Informasi

Untuk menghindari adanya stale prospectus diwajibkan bagi


pendaftar Shelf Registration untuk memberikan amandemen pasca
efektif untuk menjaga kekinian informasi demi keterbukaan di dalam
pernyataan pendaftaran dan prospektus, sesuai dengan paragraph
(a)(3) Rule 415.
Pendaftar harus menyampaikan amandemen sesuai item 512(a)
Regulation S-K, antara lain:

a. Menyampaikan semua persyaratan yang diminta dalam


prospektus sesuai section 10(a)(3).

Hal ini berarti bahwa pendaftar wajib memutakhirkan Laporan


keuangan Tahunan.

b. Perubahan Informasi yang bersifat fundamental.

1) Menyampaikan fakta atau kejadian yang timbul setelah tanggal


efektif atau pasca efektif amandemen yang terakhir, yang
secara individu atau keseluruhan menimbulkan perubahan
yang fundamental dalam informasi yang disampaikan dalam
pernyataan pendaftaran.

Penggunanaan istilah perubahan informasi fundamental bukan


informasi material merupakan cerminan keinginan SEC bahwa
post effective amendments diminta untuk perubahan-

27
perubahan yang tidak harus material namun perubahan yang
substansial dan besar.

2) Kenaikan atau penurunan efek yang ditawarkan, dan semua


deviasi dari maksimal penawaran yang diperkirakan dalam
prospektus.

3) Perubahan volume dan harga tidak lebih dari 20% dari yang
telah diestimasikan.

4) Informasi material mengenai distribusi yang belum dicantumkan


atau perubahannya dalam pernyataan pendaftaran.

c. Setiap pasca efektif amandemen dinyatakan sebagai pernyataan


pendaftaran yang baru untuk efek yang ditawarkan.

d. Pasca efektif amandemen tidak langsung efektif secara otomatis,


biasanya diikuti dengan penundaan setidaknya selama 48 jam.

e. Mencabut pendaftaran efek dengan pasca efektif amandemen


yang belum terjual pada akhir periode penawaran.

f. Jika pendaftar adalah Emiten asing, diatur dalam peraturan


tersendiri.

7. Persyaratan bagi calon pendaftar Shelf Registration:

Tidak semua perseroan bisa menggunakan sistem Shelf Registration


ini, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Perseroan harus memiliki rating investment grade.

b. Perseroan tidak mengalami default atas kewajibannya/hutang


selama 12 bulan.

c. Kapitalisasi nilai pasar saham perseroan yang beredar harus lebih


dari USD 75 juta.
d. Tidak melanggar Securities Act of 1934 selama 12 bulan terakhir.

B. Inggris

1. Umum

Sistem Shelf Registration adalah sistem registrasi atau pendaftaran


yang mengijinkan Emiten yang terdaftar pada Official list of UK Listing
Authority (ULA) untuk menyerahkan dokumen yang berlaku selama
satu tahun yang berisi sebagian besar informasi yang disyaratkan
bagi Emiten untuk listing di pasar modal Inggris. Selanjutnya, ULA
akan mempublikasikan dokumen tersebut melalui website, yang
dapat diakses melalui http://www.fsa.gov.uk. Selanjutnya, apabila
dalam kurun waktu satu tahun, Emiten tersebut berniat untuk
menerbitkan dan mendaftarkan sahamnya atau obligasinya, maka
Emiten tersebut tinggal menambahkan persyaratan yang belum
dipenuhi, yakni short documents (“issue note”) serta memutakhirkan
data apabila diperlukan atau dipertanyakan.
Dengan metode sebagaimana diungkapkan diatas, maka akan
memungkinkan bagi pemodal untuk menerima dokumen akhir yang
jauh lebih ringkas namun mutakhir. Disisi Emiten, menggunakan
Shelf Registration berarti mengurangi biaya-biaya periodik, hal ini
berarti menekan biaya penawaran umum. Disisi lain, penerapan Shelf
Registration akan mengurangi beban pekerjaan baik Emiten maupun
profesi penunjang pasar modal konsultan pada saat terjadi
penawaran umum saham atau obligasi, dan hal ini tentu saja akan
meminimalkan waktu untuk memproses dokumen yang berhubungan
dengan penawaran umum.
Semua Emiten, dimanapun Emiten tersebut didirikan, berhak untuk
menggunakan sistem ini apabila telah listing di ULA selama 12 bulan
atau apabila Emiten tersebut telah menerbitkan untuk pertama kalinya
annual account sebagai Emiten tercatat, yang mana lebih dahulu.

29
Pada dasarnya shelf document dapat dibuat kapan saja, namun akan
sangat menghemat biaya apabila dibuat pada saat diterbitkannya
annual report and account dari perusahaan yang bersangkutan.
Informasi yang termuat dalam Shelf Registration, dianggap masih
berlaku sampai diterbitkannya annual report and account yang baru.
Informasi tersebut dianggap kadaluwarsa setelah 12 bulan sejak shelf
document tersebut terpasang pada website Shelf Registration. Atas
permintaan tertulis dari Emiten, data dalam shelf document tersebut
dapat dihapus dari website Shelf Registration, meskipun shelf
document tersebut belum terpasang selama satu tahun.
Data dalam shelf document tidak akan atau tidak perlu diubah apabila
masih dipandang paling mutakhir, perubahan data secara detail
disertakan pada dokumen issue note selanjutnya.
Emiten dapat memilih format untuk mempersiapkan shelf document-
nya. Terdapat tiga format yang dapat dipilih, yaitu:

a. Tailor made shelf document.

b. “Wraparound” untuk annual report and account yang berisi


tambahan informasi seperti yang disyaratkan dalam shelf
document.

c. “Expanded” annual report and account yang berisi informasi


tambahan mengenai kedua laporan tersebut.

Dari ketiga format tersebut di atas, negara-negara di kawasan Eropa


cenderung memilih “Expanded” annual Report and account.

2. Keterbukaan

Ketentuan-ketentuan penyampaian shelf document dari Financial


Service Agency (FSA - lembaga otoritas keuangan yang salah satu
tugasnya mengawasi pasar modal di Inggris ) dapat disarikan sebagai
berikut:
a. Shelf document harus memuat semua informasi sebagaimana
disyaratkan di table I A untuk shares dan table II A untuk debt
securities.

Contoh checklist untuk penerbitan saham :

Shelf Document – Issue of shares

Name of Company:
……………………………………………………………….….
Nature of Transaction:
…………………………………………………………………..
Name of Sponsor/Authorised Advisor: .
………………………………………………………………….
Date submitted: …….
…………………………………………………………….

Rule Page Proof Comment (where


Ref No. Number applicable)
6.A.01
6.A.02
6.A.03
6.A.04
6.A.05
6.A.06
6.A.07
6.B.04*

Signed by:
……………………………………………………………………………..

31
Partner/Director or duly authorised officer for and on behalf of:

*) Daftar peraturan yang tercantum pada tabel tersebut hanya


sebagai contoh dan hanya sebagian kecil dari peraturan yang
disyaratkan

b. Apabila Emiten menggunakan annual report and account sebagai


dasar penyampaian shelf document, maka Emiten tersebut tidak
perlu mengulang informasi sebagaimana disyaratkan pada
appendix apabila informasi tersebut sudah tercakup pada kedua
laporan tersebut.

c. Apabila Emiten menggunakan annual report and account sebagai


dasar penyampaian shelf document, maka apabila kedua laporan
tersebut tidak mencakup laporan keuangan selama tiga tahun,
maka Emiten tersebut wajib menyerahkan annual report and
account dua tahun terakhir.

Issue note harus mencakup detail dari perubahan informasi yang


signifikan atau appropriate negative statement.

d. Memuat pernyataan yang menerangkan bahwa hanya issue note


dan shelf document yang memuat data yang sah perihal listing
dari efek yang ditawarkan. Pernyataan ini harus ditempatkan pada
tempat yang mudah dilihat dan wajib dimuat pada issue note dan
shelf document. Issue note harus menyatakan bahwa shelf
document akan ditampilkan di website dan tersedia dalam edisi
cetak serta cara mendapatkan edisi cetak tersebut.

3. Persetujuan Shelf Document

Shelf document harus mendapatkan persetujuan dari ULA sebelum


dipublikasikan. Persetujuan diberikan dalam bentuk cap stempel pada
dokumen tersebut.
4. Publikasi dan Pendistribusian Shelf Document

Setelah shelf document disetujui, fotokopi dari dokumen tersebut


harus tersedia bagi publik baik secara online maupun dalam edisi
cetak untuk kepentingan pemeriksaan di Document Viewing Facility.
ULA akan mengumumkan shelf document yang telah mendapat
persetujuan pada website-nya selambat-lambatnya T+1 dari tanggal
publikasi serta pernyataan bahwa dokumen tersebut akan dipublikasi
dalam website khusus ( terpisah dari website ULA) sepanjang data
tersebut masih belum kadaluwarsa.
Pada saat dokumen diserahkan ke ULA untuk mendapatkan
persetujuan, Emiten wajib membuat salinan secara elektronik (melalui
email maupun CD ROM), dengan format standar yang telah
ditentukan, yaitu dalam bentuk Microsoft word atau Quark Press.
Setelah dokumen tersebut disetujui, satu hari kerja dari tanggal
penerimaan salinan format elektronik, ULA akan memuat dokumen
tersebut pada website dan apabila diperlukan, ULA akan membuat
link dari website shelf document ke website Emiten.

5. Penyerahan Dokumen

Emiten wajib menyerahkan setiap draft issue note sebanyak tiga


salinan minimal 10 hari kerja sebelum tanggal publikasi yang
direncanakan. Draft tersebut harus disertai semua dokumen yang
disyaratkan dan apabila diminta oleh ULA, Emiten wajib menyerahkan
salinan dari persetujuan shelf document sebelumnya sebagai bahan
cross check.
Emiten wajib menunjuk listing agent dan sponsor yang bertanggung
jawab untuk menyiapkan dan mendapatkan persetujuan atas shelf
document dan issue note. Apabila kondisi ini tidak dapat dipenuhi
maka, Emiten wajib memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam bab dua pada peraturan pencatatan FSA.
Setiap proses penawaran umum dikenakan biaya £ 5,000 yang terdiri

33
dari £1,500 untuk biaya shelf document dan £3,500 untuk issue notes

C. Singapura

1. Umum

Dalam prakteknya di Singapura, metode Shelf Registration digunakan


untuk penawaran umum Medium Term Notes (MTN), sebagai salah
satu bentuk instrumen hutang yang bisa dijadikan alternatif jenis efek
hutang yang diterbitkan dalam penawaran umum.
Program MTN merupakan suatu master program hutang dimana
issuer dapat menerbitkan hutang atau notes secara bertahap untuk
jangka waktu, jumlah, tingkat bunga yang berbeda-beda. Dokumen
utamanya disusun dan disampaikan pada permulaan penyampaian
pernyataan pendaftaran, pada saat penerbitan dalam masing masing
tahapan Emiten tinggal menyampaikan informasi tambahan.
Jangka waktu yang ditawarkan dalam MTN adalah 3-4 tahun, lebih
pendek dari obligasi yang umumnya ditawarkan dalam jangka waktu
10 tahun atau lebih. Penerbit MTN umumnya dilakukan oleh
perusahaan yang bergerak dalam industri properti dan perbankan.
Nilai penawaran umum MTN mulai Januari 2000 sampai dengan
Desember 2001 dengan masa jatuh tempo 3-4 tahun diserap oleh
jasa keuangan mencapai 22%, properti 29 % utiliti 9%, otomotif 6%,
manufaktur 5% dan sisanya 29% untuk industri lain-lain. Singapura
tertarik menawarkan instrumen ini melalui pasar modal sebagai
langkah proaktif mengatasi krisis keuangan di wilayah Asia.
Kemudahan yang diberikan oleh pemerintah Singapura untuk efek
hutang yang ditawarkan meliputi :

a. Pembebasan pajak untuk pendapatan fee dari perencanaan,


proses penawaran umum hingga pendistribusian efek hutang;

b. Tarif pajak 10% untuk pendapatan bunga dari pemilikan efek


hutang dan pendapatan yang diperoleh dari perdagangan efek
hutang; dan

c. Pembebasan pajak atas bunga yang diperoleh dari kepemilikan


efek hutang oleh investor asing.

2. Ruang Lingkup

Penerbit efek hutang diwajibkan untuk menyampaikan pernyataan


pendaftaran ke Monetary Authority of Singapore sebagai salah satu
persyaratan, dan informasi tersebut terbuka untuk publik. Informasi
meliputi jenis efek hutang yang ditawarkan dengan pengisian standar
formulir yang ditetapkan, biasanya dalam bentuk info
memo/prospektus ringkas. Info memo ini berguna pula bagi investor
institusi dan lainnya untuk digunakan sebagai dokumen penjualan.
Info memo harus ditandatangani oleh Emiten dan penjamin
penawaran umum efek. Informasi mengenai Emiten yang
menawarkan MTN dalam info memo ini biasanya dijadikan dasar
investasi dalam jangka waktu enam bulan.
Penerbitan MTN sebagai bagian dari penawaran efek hutang, dapat
dilakukan oleh Emiten dalam jumlah hingga $ 500 juta Singapura, dan
dapat dilaksanakan dengan atau tanpa menyertakan penjamin
penawaran umum efek. Dalam setiap penerbitan MTN, pada
dokumen penawaran, Emiten harus menjelaskan jenis efek hutang
dan periode jatuh tempo, sesuai dengan prosedur umum dalam
penawaran efek. Efek hutang ini diterbitkan untuk memberikan suatu
hasil/margin dengan tingkat bunga tetap atau bunga mengambang.
Pada umumnya setiap penerbitan MTN dikelola oleh satu atau lebih
bank sindikasi atau diterbitkan dengan sistem tender melalui dealer
atau bank yang ditunjuk.

3. Manfaat

35
Manfaat atau Keuntungan dari penerbitan MTN :

a. Merupakan sumber dana alternatif, peluang yang tidak diberikan


oleh industri perbankan, jatuh tempo yang fleksibel dan penerbitan
yang memerlukan informasi yang ringkas.

b. Penerbitan yang bersifat fleksibel, pembayaran dengan jadwal


yang ditentukan, memberi respon atas permintaan pasar dan
investor, bentuk alternatif terstruktur, dapat dicatatkan di bursa dan
menggunakan standar penyampaian dokumen pernyataan
pendaftaran.

c. Biaya rendah, peluang untuk transaksi swap, reverse enquiry,


efisiensi dalam penyampaian dokumen pendaftaran.

d. Perluasan kepemilikan oleh investor dan program pengelolaan


yang andal. Memperluas akses bagi investor di Singapura,
peluang akses ke pasar modal, mudah untuk keluar dari
mekanisme bursa tanpa menimbulkan spekulasi dan
mempermudah Emiten dalam mengamati arus keluar dan
masuknya dana.

Seperti halnya penawaran umum obligasi/Efek hutang jangka


panjang, skema penawaran umum MTN melibatkan pihak-pihak
meliputi Emiten, Penjamin Pelaksana Penawaran Umum Efek,
Konsultan Hukum, Wali Amanat, pihak bank sebagai agen untuk
penentuan tingkat bunga yang diberikan serta Agen Pembayaran dan
Penyimpanan.

4. Keterbukaan Informasi

Dokumen yang wajib disampaikan seperti telah disebutkan diatas,


tidak harus dalam bentuk prospektus lengkap, dapat berupa info
memo/prospektus ringkas, antara lain meliputi kesepakatan program
penawaran MTN, perjanjian keagenan, perjanjian perwaliamatan,
perjanjian pendistribusian, opini Konsultan Hukum, comfort letter dari
Akuntan Publik, opini Akuntan Publik atas Laporan Keuangan,
pernyataan manajemen, agen pemeringkat, dan perjanjian dengan
bursa efek dimana MTN dicatatkan.

37
BAB IV
SHELF REGISTRATION
DI PASAR MODAL INDONESIA

Sebagai suatu metode penawaran umum efek, Shelf Registration


sudah diterapkan pada berbagai negara. Dalam prakteknya sudah barang
tentu metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Selanjutnya dalam
Bab ini, akan dianalisis tentang bagaimana kemungkinan penerapan
metode Shelf Registration ini di Pasar Modal Indonesia.

Dalam pembahasannya akan dicoba untuk melihat kemungkinan penerapan


metode Shelf Registration ini dari berbagai sudut pandang, dengan
demikian akan dapat diperoleh gambaran yang lebih komprehensif, ditinjau
dari sisi hukum, keterbukaan, akuntansi dan kebutuhan.

A. Tinjauan dari Sisi Hukum

Tinjauan dari sisi hukum ini akan mengkaji kemungkinan dapat atau
tidaknya metode Shelf Registration diterapkan di Pasar Modal Indonesia.
Kemungkinan ini dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku Indonesia, seperti Undang-undang Perseroan Terbatas.

Peninjauan dari sisi hukum ini tentunya tidak terlepas dari


bagaimana proses penyampaian Pernyataan Pendaftaran dan
Penawaran Umum yang saat ini diatur dalam aturan Pasar Modal
Indonesia.

Bentuk Penawaran Umum yang diatur dalam peraturan perundang-


undangan di bidang pasar modal yaitu :
1. Penawaran Umum

Berdasarkan Pasal 70 Ayat 1 dan Pasal 74 UUPM antara lain


disebutkan bahwa setiap Pihak yang bermaksud menghimpun dana
melalui Penawaran Umum diwajibkan terlebih dahulu menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dan Penawaran Umum
tersebut baru dapat dilakukan setelah Pernyataan Pendaftaran
menjadi efektif. Pernyataan Pendaftaran akan menjadi efektif apabila
Pernyataan Pendaftaran tersebut telah disampaikan secara lengkap
dan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Bapepam.
Berdasarkan angka 26 Peraturan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara
Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum disebutkan bahwa
jangka waktu sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran sampai
dengan disampaikannya laporan hasil Penawaran Umum kepada
Bapepam selambat-lambatnya 15 hari kerja.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Undang-undang tidak mengatur
kapan Penawaran Umum atas suatu Efek yang sudah didaftarkan ke
Bapepam harus ditawarkan kepada Publik. Dalam rangka
memberikan kejelasan tentang bagaimana seharusnya tata cara
Penawaran Umum, maka Bapepam mengeluarkan aturan yang
mewajibkan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum paling
lambat 15 hari setelah surat efektif dikeluarkan oleh Bapepam.
Dengan kondisi tersebut, maka dalam hal metode Shelf Registration
akan diterapkan di Pasar Modal, maka secara hukum tidak terdapat
aturan yang menghalanginya. Mengenai bagaimana tata cara
Penawaran Umum dengan metode Shelf Registration itu sendiri dapat
diatur dalam aturan tersendiri.

2. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Peraturan Nomor IX.D.1.)

Dalam Peraturan tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu


(HMETD) ditentukan bahwa bagi Emiten atau Perusahaan Publik

39
yang akan menambah sahamnya, termasuk melalui penerbitan
waran, atau Efek konversi, wajib memberikan HMETD atas Efek baru
yang akan diterbitkan bagi setiap pemegang saham yang ada
sebanding dengan prosentase kepemilikan mereka. Sedangkan
dalam metode Shelf Registration tidak dikenal adanya proses Hak
Memesan Efek Terlebih dahulu.
Dengan demikian, pelaksanaan Penawaran Umum dengan metode
Shelf Registration untuk HMETD tidak dimungkinkan. Hal ini karena
pelaksanaan Shelf Registration langsung ditawarkan kepada publik
tanpa memberikan HMETD.

3. Penambahan modal tanpa HMETD (Peraturan Nomor IX.D.4.)

Peraturan ini ditujukan bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang


akan menambah modalnya tanpa HMETD. Penambahan modal dapat
dilaksanakan dengan ketentuan:

a. Maksimum 5% dari modal disetor dalam jangka waktu tiga tahun.

b. Lebih dari 5% jika mengalami salah satu kondisi sebagai berikut:

1) Mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai


kewajiban melebihi 80% dari asset;

2) Gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan atas


kewajibannya; atau

3) Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang berbentuk bank


yaitu bank yang menerima pinjaman dari BI atau lembaga
Pemerintah yang jumlahnya lebih dari 200% dari modal disetor.
Berdasarkan Peraturan Nomor IX.D.4 tersebut diatas, maka
penawaran saham dengan cara Shelf Registration:

a. Dapat diterapkan untuk penambahan modal yang maksimum 5%


dengan catatan perlu adanya perubahan dari Peraturan Nomor
IX.D.4 khususnya mengenai keterbukaan informasi dan tata cara
penyampaian dokumen tambahan.

Tidak dapat diterapkan untuk penambahan modal yang melebihi


dari 5% karena penawaran saham dengan cara Shelf Registration pada
umumnya diperuntukkan bagi perusahaan yang mempunyai kondisi
keuangan yang baik. Sedangkan Peraturan Nomor IX.D.4 diperuntukkan
bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang kondisi keuangannya tidak
baik.

B. Tinjauan dari Sisi Akuntansi

Ditinjau dari sisi Akuntansi, penerapan Shelf Registration dalam


Pasar Modal Indonesia sangat dimungkinkan. Hal ini disebabkan karena
sesuai dengan Peraturan Bapepam No. VIII.G.7 tentang Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan masih diatur secara umum, sedangkan
dan hal-hal yang berhubungan dengan bentuk, isi dan persyaratan
dalam penyajian laporan keuangan yang tidak diatur dalam peraturan ini,
harus mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktik akuntansi
lainnya yang lazim berlaku di pasar modal. Tinjauan dari aspek
akuntansi meliputi perubahan yang harus dilakukan dan dijelaskan
dalam laporan keuangan dalam rangka penerapan Shelf Registration.

Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, dengan metode


Shelf Registration akan memungkinkan Emiten untuk melakukan
Penawaran Umum atas Efek pada continuous atau delayed basis yang
akan berdampak terhadap penyajian dan keterbukaan informasi
akuntansi yang harus dilakukan dalam Laporan Keuangan Emiten.
Disamping hal tersebut, jangka waktu Shelf Registration yang biasanya
terdiri dari satu atau dua tahun juga akan berpengaruh terhadap cut off
date atas beban-beban Emisi Efeknya.

Tinjauan dari aspek akuntansi menitikberatkan pada perlakuan

41
akuntansi Penawaran Umum baik Efek bersifat ekuitas atau Efek bersifat
hutang yang terjadi akibat penerapan Shelf Registration tersebut.

1. Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam penerapan


Shelf Registration pada Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas
adalah perlunya penambahan disclosure atau keterbukaan terutama
pada akun ekuitas, melalui penambahan catatan tertentu yang
menjelaskan adanya penerapan Shelf Registration sehingga dapat
dijelaskan jumlah saham yang tersedia untuk dijual, metode
penjualan yang langsung atau bertahap serta jangka waktu
penawarannya. Hal tersebut perlu diungkapkan karena adanya
kemungkinan jangka waktu lebih dari satu tahun seperti diterapkan
di Inggris, sehingga riwayat atas transaksi harus secara jelas
diungkapkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam membaca
Laporan keuangan yang disebabkan oleh hal-hal tertentu yang
bersifat khusus.
Biaya emisi Efek yang berkaitan dengan hal tersebut telah
dijelaskan dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dalam angka 2 huruf b
tentang Biaya Emisi Efek Ekuitas dimana dinyatakan bahwa:
“Pos ini merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek
ekuitas perusahaan. Biaya ini mencakup fee dan komisi yang
dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang
pasar modal, dan biaya percetakan dokumen pernyataan
pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, serta
biaya promosi. Biaya - biaya yang berkaitan dengan pencatatan
saham di bursa efek atas saham-saham yang sudah beredar dan
biaya yang berkaitan dengan deviden saham dan biaya pemecahan
saham tidak termasuk dalam pos biaya emisi efek ekuitas.”
Beban emisi Efek yang timbul akibat pelaksanaan Penawaran
Umum dengan metode Shelf Registration tersebut harus dibukukan
dalam bagian ekuitas pada akun Tambahan Modal Disetor Lainnya,
walaupun Penawaran Umumnya mungkin dilakukan pada periode
mendatang. Untuk menghubungkan timbulnya penambahan pada
akun nilai Tambahan Modal Disetor Lainnya dengan akun Modal
Saham harus ditambahkan penjelasan yang memadai atas selisih
tersebut.

2. Penawaran Umum Efek Bersifat Hutang

Secara garis besar tidak terdapat perbedaan yang mendasar untuk


perlakuan akuntansi antara Penawaran Umum Efek bersifat ekuitas
dan Penawaran Umum Efek bersifat hutang dengan menggunakan
metoda Shelf Registration. Penambahan disclosure atau
keterbukaan terutama pada akun hutang tersebut sangat
dibutuhkan. Catatan tertentu yang menjelaskan adanya penerapan
Shelf Registration sehingga dapat dijelaskan jumlah hutang yang
tersedia untuk dijual, metode penjualan yang langsung atau
bertahap serta jangka waktu penawarannya.

Biaya emisi Efek hutang merupakan biaya transaksi yang harus


dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam rangka menentukan
hasil emisi neto Efek hutang tersebut. Selisih antara hasil emisi neto
dengan nilai nominal dari hutang tersebut merupakan diskonto atau
premium yang harus diamortisasi selama jangka waktu efek hutang
tersebut. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Peraturan Bapepam
Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
Apabila pada satu periode biaya emisi Efek hutang sudah
direalisasikan tetapi Penawaran Umum atas Efek bersifat hutang
tersebut baru direalisasikan pada tahun berikutnya, biaya emisi
tersebut harus diakui sebagai beban dibayar dimuka yang akan
dialokasikan atau direalisasikan sesuai pelaksanaan Penawaran

43
Umum Efek tersebut.

C. Tinjauan dari Sisi Keterbukaan

Proses Penawaran Efek di Indonesia, diawali dengan pengajuan


Pernyataan Pendaftaran. Selanjutnya Sebagaimana dipahami dalam
Penawaran Umum Efek di Indonesia dalam rangka keterbukaan
informasi guna perlindungan kepada masyarakat pemodal telah diatur
dengan peraturan-peraturan antara lain:

1. Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering) dengan peraturan-


peraturan pokok sebagai berikut:

a. Peraturan Nomor IX.A.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-111/PM/1996, tanggal 24 Desember 1996 tentang
Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran.

b. Peraturan Nomor IX.A.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-44/PM/2000, tanggal 27 Oktober 2000 tentang Tata
Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

c. Peraturan Nomor IX.C.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-42/PM/2000, tanggal 27 Oktober 2000 tentang
Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran
Dalam Rangka Penawaran Umum.

d. Peraturan Nomor IX.C.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-51/PM/1996, tanggal 17 Januari 1996 tentang
Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka
Penawaran Umum.

e. Peraturan Nomor IX.C.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-43/PM/2000, tanggal 27 Oktober 2000 tentang
Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas dalam
Rangka Penawaran Umum.

2. Penawaran Umum Kepada Para Pemegang Saham (Hak Memesan


Efek Terlebih Dahulu / Right Issue) dengan ketentuan-ketentuan
pokok:

a. Peraturan Nomor IX.A.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-111/PM/1996, tanggal 24 Desember 1996 tentang
Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran.

b. Peraturan Nomor IX.D.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-07/PM/2001, tanggal 23 Maret 2001 tentang Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu.

c. Peraturan Nomor IX.D.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-08/PM/2002, tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman
Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka
Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

d. Peraturan Nomor IX.D.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam


Nomor Kep-09/PM/2000, tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman
Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penerbitan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

3. Penawaran Umum Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih


Dahulu dalam Peraturan Nomor IX.D.4 Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-44/PM/1998,
tanggal 14 Agustus 1998 tentang Penambahan Modal
Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan seluruh
peraturan dalam Penawaran Umum perdana (Initial Public
Offering).

Sebagaimana dimaklumi, sejak efektifnya Pasar Modal di Indonesia


tahun 1977, Perusahaan yang telah Go Public (Emiten), dalam rangka

45
penambahan modalnya, dapat melakukan Penawaran Umum kedua.

Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang


Perusahaan Terbatas dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal, serta khususnya Peraturan Nomor IX.D.1 tentang Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu, Emiten tidak dimungkinkan untuk
melakukan Penawaran Umum kedua karena setiap pengeluaran saham
baru harus ditawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham yang
ada.

Selanjutnya, dengan diberlakukannya Peraturan Nomor IX.D.4


tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu,
Emiten dimungkinkan kembali untuk melakukan Penawaran Umum
Kedua dan seterusnya dalam jumlah saham, waktu dan kondisi yang
terbatas.

Mengingat praktek internasional yaitu di Inggris dan di Amerika


Shelf Registration hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah
tercatat dan memenuhi kriteria tertentu, maka penerapan Shelf
Registration di Pasar Modal Indonesia dapat mengikuti hal yang sama
dengan beberapa penyesuaian. Apabila prosedur Shelf Registration
sudah dapat dilaksanakan, maka keterbukaan informasi kepada para
investor dapat mengambil ketentuan dalam Penawaran Umum (Initial
Public Offering) maupun Right Issue yang telah ada.

Selanjutnya memperhatikan bahwa prosedur Shelf Registration


ditujukan untuk penawaran Efek yang tertunda (Delayed Offering) dan
penawaran Efek yang bersifat terus menerus (Coutinuous Offering),
maka ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Efektifnya Pernyataan Pendaftaran
Sesuai Undang-undang Pasar Modal, sampai saat ini efektifnya suatu
Pernyataan Pendaftaran hanya diberikan kepada suatu Pernyataan
Pendaftaran yang telah lengkap atau final. Dengan demikian, apabila
Emiten akan menempuh prosedur Shelf Registration, maka perlu
dibuat aturan tersendiri yang mengatur mengenai kelengkapan
dokumen Pernyataan Pendaftaran dengan metode Shelf Registration.
Di samping itu, perlu pula diatur batasan-batasan perubahan
informasi material yang harus disampaikan, tata cara
penyampaiannya, dan jangka waktu penyampaiannya.
2. Rencana Jadwal Penawaran
Sesuai dengan peraturan IX.A.2 yang mengatur mengenai Tata Cara
Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Efek hasil
Penawaran Umum harus sudah dapat diperdagangkan di pasar
sekunder atau di Bursa Efek (Listed) selambat-lambatnya 15 hari
kerja sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau selambat-
lambatnya lima hari kerja sejak penjatahan dilaksanakan. Dengan
demikian, semua jadwal yang berhubungan dengan efektifnya
Pernyataan Pendaftaran untuk Shelf Registration maupun proses
Penawaran Umumnya perlu dilakukan penyesuaian atau perubahan.
Dimana perhitungan jadwal pelaksanaan Penawaran Umum,
penyelesaian (Settlement) Penawaran Umum bukan dikaitkan dengan
efektifnya suatu Pernyataan Pendaftaran melainkan dapat dikaitkan
dengan rencana pencatatan Efek pada Bursa Efek. Namun
pencatatan Efek tersebut ditetapkan masih dalam periode Shelf
Registration yang dimungkinkan (satu atau dua tahun dari efektifnya
suatu Pernyataan Pendaftaran).

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dalam rangka perlindungan


kepada masyarakat investor maka keterbukaan informasi proses Shelf
Registration dapat mengkombinasikan antara Prosedur Penawaran

47
Umum (Initial Public Offering) dengan keterbukaan dalam Prosedur
Right Issue.

Pada Initial Public Offering ketentuan yang dapat digunakan dengan


beberapa penyesuaian yaitu peraturan IX.A.1, IX.A.2, mengingat
peraturan-peraturan tersebut berkenaan dengan Penawaran Umum
kepada masyarakat.

Pada Right Issue ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan


dengan beberapa penyesuaian yakni peraturan IX.D.1, IX.D.2, IX.D.3 hal
tersebut mengingat peraturan-peraturan diatas merupakan keterbukaan
informasi bagi perusahaan yang telah tercatat (Emiten).

Sedangkan dalam rangka penambahan atau perubahan-perubahan


informasi yang penting (Updating Data) dapat pula mengadopsi
Peraturan Nomor VIII.G.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor
Kep-38/PM/1996, tanggal 17 Januari 1996 tentang Laporan Tahunan,
mengingat bahwa peraturan tersebut merupakan keterbukaan lanjutan
(countinuing Disclosure) bagi suatu Emiten.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka apabila prosedur Shelf


Registration akan diterapkan pada pasar modal Indonesia dari aspek
Keterbukaan Informasi kepada masyarakat dapat dilaksanakan dengan
melakukan penyesuaian-penyesuaian atau perubahan-perubahan pada
peraturan-peraturan IX.A.1, IX.A.2, IX.D.1, IX.D.2, IX.D.3, dan peraturan
VIII.G.2.

D. Tinjauan dari Sisi Kebutuhan

Survey dilakukan untuk mengetahui pandangan atau tanggapan


seluruh pelaku Pasar Modal seperti Emiten/Perusahaan Publik,
Perusahaan Efek (khususnya underwriter), Profesi Penunjang Pasar
Modal, dan Lembaga Penunjang Pasar Modal. Kuestioner yang diajukan
pada responden secara garis dapat dibagi atas informasi utama yaitu:

1. Keterangan tentang responden


Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui sumber data/informasi.
Secara spesipik pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang
diperoleh adalah:

a. Posisi responden dalam perusahaan

No. Posisi Responden Dalam N %


Perusahaan
1. Direksi 6 40,00
2. Corporate Secretary 6 40,00
3. Manajer 3 20,00

b. Keterkaitan perusahaan responden di Pasar Modal Indonesia

No. Keterkaitan Perusahaan Responden N %


di Pasar Modal Indonesia
1. Emiten/Perusahaan Publik 11 73,33
2. Perusahaan Efek 4 26,67
3. Profesi Penunjang Pasar Modal - -
4. Lembaga Penunjang Pasar Modal - -
c. Lamanya perusahaan Responden beroperasi

No. Lamanya Perusahaan Responden N %


Beroperasi
1. Lebih dari 20 tahun 7 46,67
2. 10 – 20 tahun 5 33,33
3. Kurang dari 10 tahun 3 20,00

d. Kondisi Perusahaan Responden Selama 2 (dua) tahun terakhir

No. Kondisi Perusahaan Responden N %

Selama 2 (dua) tahun terakhir


1. Meningkat 8 53,33
2. Stabil 5 33,33

49
3. Menurun 2 13,34

e. Posisi Perusahaan Responden Dalam Persaingan Usaha

No. Posisi Perusahaan Responden N %

Dalam Persaingan Usaha


1. Cukup kompetitif 8 53,33
2. Unggul 7 46,67
3. Mengkhawatirkan -

2. Tanggapan responden atas permasalahan

Pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada responden yang


berhubungan dengan permasalahan ini dirancang dengan tujuan agar
diperoleh masukan dari para pelaku pasar tentang kebutuhan akan
metode ini di Pasar Modal Indonesia. Pertanyaan yang diajukan juga
dihubungkan dengan Program Employee Stock Ownership Plan
(ESOP). Hal ini karena metode Shelf Registration terutama untuk
yang Continuous Offering dalam prakteknya dapat digunakan untuk
pelaksanaan program ESOP. Hal-hal pokok yang ditanyakan antara
lain: 1). Pengetahuan responden tentang Shelf Registration, 2). Jenis
Efek yang apa yang lebih tepat menggunakan metode Shelf
Registration, 3). Manfaat Shelf Registration bagi Pasar Modal
Indonesia, 4). Keterbukaan informasi, 5). Keterkaitan antara Shelf
Registration dengan program Employee Stock Ownership Plan
(ESOP), 6). Kapan waktu yang tepat untuk menerapkan Shelf
Registration di Indonesia.

Secara terperinci pertanyaan dan jawaban responden adalah sebagai


berikut:

a. Program ESOP dalam Perusahaan Responden


No. Apakah terdapat rogram ESOP di N %
Perusahaan Responden
1. Tidak 9 60,00
2. Ya 5 33,33
3. Sedang direncanakan 1 6,67

b. Jika Ya, ESOP tersebut bertahap atau sekaligus

No. Bagaimana Program ESOP yang N %

diberikan tersebut
1. Bertahap 4 80,00
2. Sekaligus 1 20,00

c. Jika Kondisi pasar tidak mendukung, apa yang dilakukan dengan


Pernyataan Pendaftaran yang telah disampaikan

No. Jika Kondisi pasar tidak N %

mendukung, apa yang dilakukan


dengan Pernyataan Pendaftaran
yang telah disampaikan
1. Menunda 13 86,66
2. Melanjutkan 2 13,34

51
d. Pengetahuan responden tentang pengertian Shelf Registration

No. Pengetahuan tentang Shelf N %

Registration
1. Tidak 9 60,00
2. Ya 6 40,00

e. Penerapan Shelf Registration untuk Efek bersifat ekuitas dan


atau Efek bersifat hutang

No. Shelf Registration untuk ekuitas N %

dan atau hutang


1. Keduanya 14 93,33
2. Efek bersifat hutang 1 6,67
3. Efek bersifat ekuitas - -

Mayoritas alasan mengapa Responden memilih keduanya (Efek


bersifat hutang dan Efek bersifat ekuitas) adalah karena
kesuksesan suatu Penawaran Umum, baik Penawaran Umum
Efek bersifat ekuitas maupun Penawaran Umum Efek bersifat
hutang tergantung dari kondisi pasar, Shelf Registration dapat
membantu Emiten untuk mengatur waktu yang tepat untuk
melakukan penawaran, asalkan Peraturannya jelas dan
transparan.
Sedangkan alasan Responden memilih Efek bersifat hutang
adalah karena Market fixed income lebih stabil, dan market
equity lebih bergejolak
f. Penerapan Shelf Registration membantu perkembangan Pasar
Modal Indonesia

No. Shelf Registration membantu N %

perkembangan Pasar Modal


Indonesia
1. Ya 14 93,33
2. Tidak 1 6,67

Mayoritas alasan mengapa Responden optimis bahwa


penerapan Shelf Registration membantu perkembangan Pasar
Modal Indonesia karena Emiten dapat menyiapkan diri lebih
awal, dan waktu persiapan lebih fleksibilitas.
Sedangkan alasan Responden yang tidak setuju karena bila
Emiten menunda terlalu lama, hal ini menimbulkan stagnasi di
pasar modal. Oleh karena itu perlu adanya batas waktu Emiten
sampai kapan penundaan dilakukan

g. Pihak yang diuntungkan jika Shelf Registration diterapkan di


Pasar Modal Indonesia

No. Pihak yang diuntungkan atas N %

penerbitan Shelf Registration


(pilihan bisa lebih dari satu)
1. Emiten 10 66,67
2. Semua pelaku dipasar modal 9 60,00
Indonesia
3. Profesi penunjang 6 40,00
4. Investor 5 33,33
5. Pihak lainnya -
6. Tidak ada yang diuntungkan -

53
Mayoritas alasan mengapa pihak yang diuntungkan jika Shelf
Registration diterapkan di Pasar Modal Indonesia adalah Emiten,
dan semua pelaku di Pasar Modal Indonesia, karena Emiten
dapat memilih waktu yang tepat sehingga biaya yang dikeluarkan
dapat ditekan dan dapat menjual Efeknya dengan harga bagus.
Bagi pelaku pasar modal Shelf Registration dapat menciptakan
pasar yang lebih besar, likuid dan bergairah serta proses
persiapannya dapat dilakukan jauh-jauh hari sehingga biaya
lebih rendah dengan akurasi data lebih baik.
Sedangkan mayoritas alasan bagi Responden yang memilih
investor merupakan pihak yang diuntungkan atas diterapkannya
Shelf Registration karena dengan Shelf Registration, pihak
investor akan memiliki lebih banyak lagi pilihan investasi karena
bertambahnya Emiten dan Efek serta akan mendapatkan Efek
pada saat kondisi pasar menguntungkan.

h. Keuntungan Penerapan Shelf Registration

No. Keuntungan penerapan Shelf N %


Registration
(pilihan bisa lebih dari satu)
1. Mengurangi beban kerja Emiten 11 73,33
2. Mengurangi biaya-biaya 8 53,33
3. Mengurangi beban kerja 8 53,33
underwriter
4. Mengurangi waktu proses 8 53,33
Penawaran Umum
(secondary offering)
5. Memungkinkan investor 6 40,00
memperoleh dokumen yang lebih
ringkas dan padat
6. Lainnya 1 6,67
7. Abstain 1 6,67

Mengurangi beban kerja Emiten merupakan pilihan pertama dari


pihak responden atas keuntungan dari penerapan Shelf
Registration di Indonesia, dengan alasan mayoritas adalah
Emiten hanya memerlukan updating data dan dokumen sehingga
beban kerja Emiten berkurang serta konsumsi waktu lebih efektif.
Sedangkan pilihan kedua dari pihak responden adalah
mengurangi biaya-biaya, dengan mayoritas alasannya adalah
tidak perlu dokumen yang berulang-ulang dan proses dapat
dilakukan jauh-jauh hari serta akurasi data lebih baik.
Selanjutnya pilihan ketiganya adalah mengurangi beban kerja
underwriter dan Mengurangi waktu proses Penawaran Umum
(secondary offering), dengan mayoritas alasannya adalah proses
dapat dilakukan jauh-jauh hari, biaya lebih rendah, akurasi data
lebih baik dan dengan hanya melakukan update informasi, maka
Penawaran Umum dapat dilakukan dengan waktu yang relatif
singkat.
Pilihan keempatnya adalah memungkinkan investor memperoleh
dokumen yang lebih ringkas dan padat.
Disamping keuntungan-keuntungan tersebut diatas, ada
Responden yang menambahkan keuntungan lainnya yaitu
adanya update informasi yang bersifat material dan tidak perlu
dokumen yang berulang-ulang. Memberikan fleksibilitas kepada
Emiten, dengan alasan penawaran dilaksanakan pada saat pasar
dan kinerja perusahaan mendukung, sehingga Emiten akan lebih
serius menyiapkan diri.

55
i. Kemungkinan Penerapan Shelf Registration

No. Kemungkinan Penerapan Shelf N %


Registration
1. Dimungkinkan dengan perubahan 14 93,33
dan alteration dari peraturan
2. Dimungkinkan, karena pasar 1 6,67
modal Indonesia telah memiliki
semua instrumen pendukungnya
3. Tidak dimungkinkan karena 1 6,67
infrastruktur pendukungnya belum
siap/tersedia
4. Dimungkinkan, dengan alasan 1
karena Peraturan Bapepam
sebelumnya yang memungkinkan
offering dilakukan dalam waktu
60 hari sejak tanggal efektif
sebenarnya sudah merupakan
semacam delayed offering
5. Tidak dimungkinkan karena -
terlalu banyak peraturan yang
harus diubah
6. Tidak dimungkinkan, karena… -
7. Lainnya, jelaskan -
j. Bentuk Keterbukaan Informasi yang Ideal informatif bagi investor
dalam skema Shelf Registration

No. Bentuk Keterbukaan Informasi N %


untuk Shelf Registration
1. Keterbukaan informasi hanya 8 53,33
pada perubahan-perubahan
informasi yang material
2. Keterbukaan informasi 4 26,67
sebagaimana diwajibkan kepada
Emiten pada umumnya
3. Lainnya 3 20,00

Para mayoritas Responden yang memilih pilihan lainnya atas


bentuk Keterbukaan Informasi yang Ideal informatif bagi investor
dalam skema Shelf Registration beralasan karena bentuk
keterbukaan tersebut dapat berasal dari perpaduan antara
perubahan-perubahan informasi yang material dan informasi
sebagaimana diwajibkan kepada Emiten, namun definisi
informasi materialnya harus mengikuti standar definisi Bapepam
dan Indonesian GAAP.

k. Pelaksanaan ESOP dengan menggunakan metode Shelf


Registration

No. Pelaksanaan ESOP N %

menggunakan metode Shelf


Registration
1. Ya 8 53,33
2. Tidak 6 40,00
3. Abstain 1 6,67

Alasan mayoritas dari Responden yang memilih setuju atas

57
pelaksanaan ESOP (Employee Stock Ownership Program)
dengan menggunakan metode Shelf Registration adalah
kebijakan dari ESOP perusahaan akan dapat diketahui publik,
ESOP dapat membantu memperbaiki image perusahaan serta
ESOP adalah program internisasi kepemilikan saham.
Sedangkan mayoritas Responden yang tidak setuju beralasan
karena pelaksanaan Shelf Registration berkaitan dengan ESOP
tidak diperlukan, Shelf Registration dalam aplikasi di ESOP tidak
terlalu dibutuhkan, dalam program ESOP sahamnya pada tingkat
harga yang menguntungkan karyawan, listing harus tuntas baru
ESOP supaya unsur kepastian yang jelas dan modal perum tidak
dalam bentuk saham

l. Jangka Waktu Ideal Bagi Penerapan Shelf Registration

No. Jangka Waktu Penerapan N %

Shelf Registration
1. 1 (satu) tahun 10 66,67
2. 2 (dua) tahun 5 33,33

m. Waktu Yang Tepat Untuk Menerapkan Mekanisme Shelf


Registration

No. Waktu Yang Tepat Menerapkan N %

Shelf Registration
1. Nanti diwaktu yang akan datang 8 53,33
2. Sekarang dalam tahun ini 7 46,67

Alasan mayoritas dari Responden yang memilih penerapan Shelf


Registration dimasa yang akan datang adalah karena
infrastruktur pasar modal harus disempurnakan terlebih dahulu.
Sedangkan alasan mayoritas bagi Responden yang menyetujui
penerapan Shelf Registration dalam tahun ini adalah karena
pada saat ini pasar sedang lesu, penerapan peraturan baru
dampaknya akan lebih ringan dan peraturan yang baik dapat
menstimulasi investor, Emiten dll, serta alasan lainnya adalah
untuk penerbitan Medium Term Note (MTN) dan ESOP.

n. Perlu/tidaknya Peraturan Tersendiri Mengenai Shelf Registration

No. Perlu / tidaknya Peraturan N %


Tersendiri Mengenai Shelf
Registration
1. Perlu 13 86,67
2. Tidak Perlu 2 13,33

Mayoritas responden 86%, menyatakan bahwa untuk penerapan


Shelf Registration perlu dibuat aturan yang khusus mengatur
pelaksanaan Penawaran Umum dengan Metode Shelf
Registration. Sedangkan 2% responden menyatakan tidak perlu
dibaut aturan khusus.

Disamping itu, didalam kuestioner ini terdapat permintaan saran dan


komentar dari para Responden atas rencana penerapan Shelf
Registration di Pasar Modal Indonesia, saran dan komentar tersebut
antara lain adalah sebagai berikut:

1. Shelf Registration bisa dipakai/diterapkan hanya saja harus diikuti


dengan penyesuaian/ penggantian aturan-aturan pasar modal.
2. Harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat investor
dan penerapannya secara bertahap, agar tidak disalahgunakan.
3. Semua ketentuan yang akan diterbitkan harus disesuaikan dengan
kondisi pasar modal di Indonesia, baik yang menyangkut Emiten
maupun Lembaga penunjang.
4. Sebaiknya sebelum diterapkan metode ini disosialisasikan terlebih
dahulu termasuk perangkat peraturan pelaksanaannya agar pada

59
saat pelaksanaanya lancar, tidak membingungkan pasar, atau tidak
memberikan sinyal yang salah kepada calon investor.
5. Sebelum Shelf Registration diterapkan, dibutuhkan kesiapan Sumber
Daya Manusianya terlebih dahulu pada pihak Bapepam.
6. Pelaksanaan Shelf Registration diharapkan bertahap untuk program
tertentu, seperti MTN.
7. Dimungkinkan juga untuk Emiten dapat exit (delisting).
8. Perlu untuk segera direalisasikan untuk menunjang pengembangan
pasar modal di Indonesia.
9. Confidentiality yang sensitif terhadap penetapan harga sangat
diperlukan, kesalahan dan kebocoran akan dapat merusak calon
Emiten, Penjamin Pelaksana Emisi dan pada gilirannya akan
merusak pasar modal secara keseluruhan.
10.Shelf Registration dapat juga memberikan sinyal yang salah pada
pasar karena beberapa calon Emiten berulangkali menunda masuk
kepasar.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa:

1. Metode Shelf Registration dalam Penawaran Umum merupakan


metode alternatif yang dapat dipergunakan oleh Emiten untuk
menawarkan sahamnya kepada Masyarakat. Metode ini sudah
dipraktekkan secara resmi di Amerika Serikat sejak tahun 1983.
Metode yang sama juga sudah diterapkan pada negara-negara
seperti Inggris, Kanada, Spanyol, Singapura dan lain-lain. Dalam
prakteknya, di beberapa negara metode ini dapat dipergunakan untuk
Penawaran Umum Efek yang bersifat ekuitas dan juga Efek yang
bersifat hutang. Pada beberapa negara lain, hingga saat ini hanya
dipergunakan untuk menerbitkan Efek yang bersifat hutang saja.

2. Dalam prakteknya, berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan


oleh para ahli, metode ini mengandung beberapa kelebihan dan juga
sebaliknya mengandung beberapa kelemahan, antara lain:

Kelebihan:

a. Dibandingkan dengan Non-Shelf Registration, metode Shelf


Registration dapat meminimalkan underwriting cost.

b. Memberikan kesempatan kepada pendaftar untuk menentukan


sendiri kondisi pasar yang paling menguntungkan bagi dirinya.

c. Bisa memperoleh tingkat suku bunga yang lebih rendah bagi


debt/bond dan devidend rate yang lebih rendah bagi saham
preferen, sehingga menguntungkan para pemegang saham.

61
d. Fleksibilitas yang diberikan oleh Shelf Registration juga membuat
perseroan dapat melakukan variasi struktur dan terms dari Efek
dengan pemberitahuan yang singkat sehingga mampu
menyiapkan Efek yang sesuai dengan permintaan pasar.

e. Dengan kondisi pasar yang optimal, banyak manfaat yang dapat


diperoleh oleh Emiten sehingga Emiten dapat menekan cost of
capital yang dipergunakan untuk membiayai operasional
perusahaan

Kelemahan:

a. Berkurangnya kekinian keterbukaan, karena master Pernyataan


Pendaftaran dapat dipersiapkan sampai dua tahun kedepan
sebelum pelaksanaan Penawaran Umum.

b. Shelf Registration akan menyebabkan pasar overhang, karena


Pernyataan Pendaftaran menginformasikan pasar akan adanya
Penawaran Umum di masa yang akan datang. Hingga dengan
adanya overhang akan menekan harga pasar.

3. Ditinjau dari sisi hukum, tidak terdapat kendala material yang


dihadapi. Tidak terdapat larangan dalam Dasar Hukum Pasar Modal
Indonesia untuk menerapkan Metode Shelf Registration di Pasar
Modal Indonesia. Namun sudah barang tentu praktek Shelf
Registration ini harus diatur, baik itu diatur dalam satu aturan khusus
atau dapat juga dititipkan pada aturan Penawaran Umum yang saat
ini sudah ada. Begitu juga dari sisi akuntansi, baik metode Shelf
Registration untuk penawaran umum Efek bersifat ekuitas maupun
Efek bersifat hutang tidak terdapat kendala. Hanya perlu dilakukan
penyesuaian atas laporan keuangan Emiten.

4. Dari hasil kuestioner, diperoleh tanggapan bahwa metode ini memang


sudah seharusnya diterapkan di Pasar Modal Indonesia. Hal ini
penting untuk menambah alternatif yang dapat dipergunakan oleh
Emiten dalam melakukan Penawaran Umum.

B. Rekomendasi

1. Metode Shelf Registration sudah saatnya diterapkan di Pasar Modal


Indonesia. Hal ini untuk menambah alternatif metode Penawaran
Umum yang dapat dipergunakan oleh Emiten untuk menerbitkan
Efek.

2. Meskipun baik secara hukum dan akuntansi tidak terdapat halangan


fundamental yang dapat menghalangi penerapan metode ini di Pasar
Modal Indonesia. Namun mempertimbangkan bahwa dalam
prakteknya Shelf Registration hanya diterapkan untuk secondary
offering, sedangkan kegiatan secondary offering di Indonesia tunduk
pada aturan right issue, dimana dalam aturan right issue tersebut
pemegang saham lama terlebih dahulu harus ditawarkan dalam
setiap penerbitan saham baru perusahaan.

3. Mempertimbangkan hal tersebut diatas, serta kondisi dalam negeri


baik politik dan ekonomi yang masih sulit untuk diprediksi, maka
dalam jangka pendek yang paling memungkinkan untuk segera dapat
diterapkan adalah Shelf Registration untuk efek yang bersifat hutang.
Baik itu hutang dalam bentuk obligasi maupun dalam bentuk Medium
Term Notes (MTN).

4. Kami menyadari sepenuhnya mengingat masih terbatasnya objek dan


referensi yang digunakan dalam penelitian ini, maka untuk dapat
mengkaji lebih dalam penerapan metode ini perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut.

63
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Himpunan Peraturan Pasar Modal Indonesi

2. Badan Pengawas Pasar Modal “Cetak Biru Pasar Modal Indonesia


2000-2004”, I Nopember 1999

3. James D.Cox, Robert W.Hillman, Donald C.Langevoort, “Securities


Regulation Cases and Materials”, Second Edition

4. David J.Denis, “Shelf Registration and the Market for Seasoned


Equity Offering” The Journal of Business

5. Ross, Westerfield,Jaffe, “Corporate Finance” Fifth Editon

6. http://www.sec.gov

7. http://practicallaw.com
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
PROYEK PENINGKATAN EFISIENSI PASAR MODAL
TIM STUDI SHELF REGISTRATION
Gedung Baru Departemen Keuangan RI Lt. 3-8 Telepon : 62 21 3858001
Jl. Dr. Wahidin Faksimili : 62 21 3857917
Jakarta - 10170 Email : bapepam@bapepam.go.id

Pendahuluan

Secara sederhana, pengertian “shelf registration” adalah penyampaian Pernyataan


Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum sekarang akan tetapi pelaksanaan Penawaran
Umumnya tidak dilakukan segera setelah Pernyataan Pendaftarannya tersebut efektif,
melainkan dilakukan pada suatu saat di masa yang akan datang (delayed basis) atau dengan
cara berkelanjutan (continuous basis). Penyampaian Pernyataan Pendaftaran dalam rangka
Penawaran Umum dengan menggunakan metode “shelf registration” akan memungkinkan
Pihak yang akan melakukan Penawaran Umum untuk melakukan persiapan lebih dini,
sehingga pada saat dibutuhkan (pada proximate future), Efek-efek tersebut sudah siap
untuk segera ditawarkan ke publik.

Dalam praktek yang ada sekarang ini, mekanisme “shelf registration” telah diterapkan di
beberapa negara yaitu antara lain: Spanyol, Amerika Serikat, Inggris, Prancis. Penggunaan
mekanisme “shelf registration” di beberapa negara dapat dilakukan untuk Penawaran
Umum obligasi maupun saham.
Pada saat Pernyataan Pendaftaran dengan metode “shelf registration” mendapatkan
efektif, maka Pihak yang akan menawarkan efek yang bersifat hutang tersebut dapat
memperhatikan perubahan tingkat suku bunga dan menunggu saat yang tepat untuk
melepaskan efeknya di pasar, sedangkan untuk efek yang bersifat ekuitas dapat melihat
kondisi dan daya serap pasar. Dalam prakteknya di negara-negara tersebut diatas “shelf
registration” diterapkan setelah penawaran umum pertama dilaksanakan.

Mengingat ada jeda waktu yang cukup lama antara efektifnya Pernyataan Pendaftaran
dengan pelaksanaan Penawaran Umum, maka Pihak yang menggunakan metode “shelf
registration, diwajibkan untuk meng-up date informasi ke publik untuk setiap perubahan
material yang ada.

Ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang ada sekarang
ini mewajibkan pelaksanaan Penawaran Umum dilakukan segera setelah efektifnya
Pernyataan Pendaftaran. Ketentuan tersebut belum memungkinkan Emiten atau Perusahaan
Publik untuk melakukan Penawaran Umum pada delayed basis atau continuous basis.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pelaku pasar modal di Indonesia
sekarang ini, khususnya Emiten atau Perusahaan Publik dan Penjamin Emisi Efek, sudah
membutuhkan bentuk Pernyataan Pendaftaran dengan metode “shelf registration”.

65
Jawaban maupun tanggapan Saudara atas Kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya
untuk kepentingan studi

Kuisioner yang telah diisi lengkap dapat dikembalikan melalui pos atau kurir dengan
ditujukan kepada :

Samsul Hidayat

Ketua Tim Studi Shelf Registration

Proyek Peningkatan Efisiensi Pasar Modal

Badan Pengawas Pasar Modal

Gedung Baru, Depertemen Keuangan RI, Lantai 7

Jl. Dr. Wahidin Raya

Jakarta 10710

Telepon : (62 21) 3858001 ext. 7731

Email : Samsul@Bapepam.Go.id

Selanjutnya jika ada pertanyaan tentang studi atau kuisioner ini, dapat ditujukan kepada :

1. Heni Nugraheni 3858001 Ext. 7742 Heni_Nugraheni@Yahoo.com

2. Kristrianti Puji Rahayu 3858001 Ext. 4141 Kristrianti@Bapepam.go.id

3. Yunita Linda Sari 3858001 Ext. 7631 Yunita@Bapepam.go.id

MOHON KUISIONER DIISI DENGAN LENGKAP DAN DIKEMBALIKAN


SEBELUM TANGGAL 3 Oktober 2002 KEPADA :

TIM STUDI SHELF REGISTRATION

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL


Petunjuk Pengisian :

• Beri tanda ✓atau X pada jawaban pilihan Saudara.


• Jika diperlukan Saudara dapat menambahkan pada kertas lain untuk menjelaskan jawaban
Saudara.

1 Apakah posisi saudara dalam perusahaan sebagai ?


.
( ) Direksi

( ) Manager

( ) Corporate Secretary

2 Keterkaitan perusahaan Saudara di Pasar Modal Indonesia sebagai ?


.
( ) Emiten / Perusahaan Publik ( ) Lembaga Penunjang Pasar Modal
( ) Profesi Penunjang Pasar Modal ( ) Perusahaan Efek

3 Berapa lama perusahaan Saudara sudah beroperasi?


.
( ) Kurang dari 10 Tahun

( ) 10 s/d 20 Tahun
( ) Lebih dari 20 Tahun

4 Kondisi perusahaan Saudara dalam 2 tahun terakhir ?


.
( ) Meningkat

( ) Stabil
( ) Menurun

5 Bagaimana posisi perusahaan Saudara dalam persaingan usaha ?


.
( ) Unggul

( ) Cukup Kompetitif
( ) Mengkhawatirkan

6 Apakah pada perusahaan Saudara terdapat program pemberian kepemilikan saham perusahaan
. kepada karyawannya ?

( ) Ya

( ) Tidak
( ) Sedang Direncanakan

67
7 Jika Ya, apakah pemberian kepemilikan saham perusahaan kepada karyawan tersebut
. dilakukan bertahap atau sekaligus ?
( ) Bertahap ( ) Sekaligus

8 Apabila kondisi pasar menurun atau tidak memungkinkan, sedangkan Saudara telah
. menyampaikan pernyataan pendaftaran ke Bapepam. Apa yang akan Saudara lakukan.

( ) Menunda ( ) Melanjutkan
9 Apakah sebelumnya Saudara sudah pernah mengenal istilah Shelf Registration ?
.
( ) Ya

( ) Tidak

1 Menurut Saudara apakah Shelf Registration bisa diterapkan untuk Efek bersifat ekuitas dan
0 atau efek bersifat hutang ?
.
a. Ya, bisa diterapkan untuk keduanya

b. Hanya untuk efek bersifat ekuitas

c. Hanya untuk efek bersifat hutang

Alasan ………………………………………………………………………………………...

………………………………………………………………………………………................

………………………………………………………………………………………................

………………………………………………………………………………………................
………………………………………………………………………………………................

1 Menurut Saudara penerapan Shelf Registration di Indonesia (dengan mengesampingkan


1 peraturan-peraturan yang mungkin membatasi dan tidak memungkinkan untuk menerapkan
. SR) akan membantu perkembangan Pasar Modal Indonesia (PMI) ?
a. Ya

b. Tidak

Alasan ………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….

1 Jika Shelf Registration diterapkan di Indonesia saat ini atau dalam waktu dekat, menurut
2 saudara siapakah yang akan diuntungkan dalam hal ini? (jawaban bisa lebih dari satu)
.
a. Investor

b. Emiten

c. Profesi Penunjang

d. Semua pelaku di Pasar Modal Indonesia

e. Pihak lainnya (bisa lebih dari satu, sebutkan)

69
f. Tidak ada yang diuntungkan

Alasan (jelaskan alasan bagi masing-masing pihak jika jawaban lebih dari 1)

…………………………………………………………………………………......................

………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..

1 Dari sudut pandang Saudara, penerapan Shelf Registration dapat : (jawaban bisa lebih
3 dari satu)
.
a. Memungkinkan investor memperoleh dokumen yang lebih ringkas dan padat.

b. Mengurangi biaya-biaya

c. Mengurangi beban kerja Emiten

d. Mengurangi beban kerja Underwriter

e. Mengurangi waktu proses emisi (secondary offering)

f. Lainnya …………………………………………………………………………………..

Alasan (jelaskan masing-masing jawaban) ...


…………………………………………………………………………………………..

...………………………………………………………………………………………….

...………………………………………………………………………………………….
...
………………………………………………………………………………………….

1 Menurut Saudara penerapan Shelf Registration di Pasar modal Indonesia


4 dimungkinkan atau tidak ?
.
a. Dimungkinkan, karena Pasar Modal Indonesia telah memiliki semua instrumen
pendukungnya.

b. Dimungkinkan, dengan perubahan dan alteration dari peraturan yang sudah ada

c. Tidak dimungkinkan karena terlalu banyak peraturan yang harus diubah

d. Tidak dimungkinkan karena infrastruktur pendukungnya belum siap/tersedia

e. Dimungkinkan, karena (jelaskan) ………………………………………………..


f. Tidak dimungkinkan, karena (jelaskan) …………………………………………
g. Lainnya (jelaskan)
……………………………………………………………….

1 Menurut Saudara bagaimanakah bentuk Keterbukaan Informasi yang ideal informatif


5 bagi investor dalam skema Shelf Registration ini ?
.
Jawab:

a. Keterbukaan informasi sebagaimana diwajibkan kepada emiten pada umumnya.

b. Keterbukaan informasi hanya pada perubahan-perubahan informasi yang material.


c. Lainnya ……………………………………………………………………………

1 Jika pelaksanaan Shelf Registration dimungkinkan di Indonesia, apakah anda akan


6 menggunakannya untuk pelaksanaan Employee Stock Ownership Program (ESOP) ?
.
a. Ya b. Tidak

Alasan …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

71
1 Menurut pendapat Saudara berapa lama jangka waktu yang ideal bagi Shelf
7 Registration ?
.
( ) 1 tahun

( ) 2 tahun

1 Menurut Saudara kapankan waktu yang tepat untuk menerapkan mekanisme Shelf
8 Registration sudah saatnya diterapkan dalam Pasar Modal Indonesia ?
.
a. Sekarang dalam tahun ini

b. Nanti diwaktu yang akan datang

c. Sekarang, untuk program tertentu (mis: ESOP)

Alasan …………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

1 Apakah menurut Saudara perlu atau tidak perlu adanya peraturan tersendiri mengenai
9 Shelf Registration ?
.
( ) Perlu
( ) Tidak perlu

2 Saran, komentar dan masukan yang Saudara ingin tambahkan berkaitan dengan Shelf
0 Registration.
.
…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai