Anda di halaman 1dari 7

BEBERAPA INSKRIPSI HURUF ARAB

PADA NISAN MASA AWAL PERSEBARAN MUSLIM DI NUSANTARA

Oleh : Budi Sulistiono1

A.Mukaddimah
Dalam studi arkeologi Islam, "Makam" adalah salahsatu obyek kajiannya. Keberadaan
makam di Indonesia cukup menonjol selain sebarannya di hampir seluruh Nusantara. Makam
memiliki bentuk yang amat bervariasi. Ditinjau dari segi bangunannya, secara umum makam-
makam Islam yang ada di Nusantara terdapat tiga unsur yang saling melengkapi antara satu dengan
yang lain : jirat, nisan2, cungkup. Jirat merupakan salah satu konstruksi makam yang menampakkan
bermacam-macam bentuk. Tetapi biasanya berbentuk persegi panjang dan terdiri beberapa tingkat.
Selain itu, tidak sedikit bangunan makam yang berinskripsi. Sebagai artefak yang bertanggal,
makam sering dijadikan bukti pertumbuhan budaya Islam pada suatu kawasan. Sebagai bukti
pertumbuhan budaya Islam karena di dalam pembuatan makam sering ditampilkan ragam hias pada
nisan. Ragam hias pada makam, menurut Hasan Mu'arif Ambary sebagai suatu pengungkapan dari
para seniman pada masa itu yakni berupa gagasan yang dituangkan dalam bentuk garis, warna, dan
irama (Ambary, 1977:27). Unsur-unsur hiasan yang terdapat pada makam-makam kuno di daerah
sebaran Nusantara pada umumnya menyerap unsur Nusantara dan unsur luar Nusantara. Unsur luar
Nusantara, antara lain "Kaligrafi Arab"3. Kaligrafi Arab yang diukir pada nisan-nisan makam pada
umumnya disusun berdasarkan pengisian bidang yang tersedia. Ada nisan yang memuat nama tokoh
yang dimakamkan, ada pula beberapa nisan makam yang memuat kalimat tauhid, ayat-ayat suci al-

1
Arkeolog, Dosen SKI, Fakultas Adab, IAIN Jakarta
2
Kata 'nisan' terdapat berbagai pendapat dan tafsiran. L.Ch. Damais telah mencatat berbagai pendapat para
peneliti terhadap asal mula kata nisan ditinjau dari berbagai bahasa dan akar katanya (1957:353-415), misalnya pendapat
Van der Tuuk, yang menyatakan bahwa 'nisan', bahasa asalnya dari Persia. Dalam arti umum 'nisan' adalah 'tanda'
(Kramers, 1961:515-516). Nisan dapat pula disebut 'maesan' atau 'maejan'. Kata 'maesan', berasal dari kata 'mahisa' -
merupakan bahasa Sansekerta yang berarti kerbau. Pendapat tersebut dianalogkan pada tradisi dalam agama Hindu -
berupa persembahan untuk kerbau dalam upacara-upacara kematian. Kerbau tersebut diikat pada tiang dan setelah
upacara selesai, tiang tersebut dijadikan tanda peringatan bagi si mati (Damais, 1957:359). Adakalanya dibuat dari batu
dan ada pula yang dibuat dari kayu. Sedangkan gaya atau bentuknya bermacam-macam (Azis, 1986:247).
3
Kasus di komplek makam Samudra Pasai, hampir dapat dipastikan makam para Sultan tulisan Arab yang
ditampilkan pada nisan menggunakan "kaligrafi Murni", artinya karya tersebut dihasilkan dengan berpegang teguh pada
kaidah-kaidah penulisan (kaligrafi) -Arab.
Inskripsi Huruf Arab

Qur'an misalnya ayat kursi, surah al-Ikhlas, do'a-doa, hadist, dan sebagainya. Di Nusantara,
perhatian terhadap makam-makam muslim kuno sudah cukup lama, yakni sejak akhir abad ke-19,
baik yang dilakukan oleh instansi Bataviaasch Genotschap van Kunsten en Wetenschappen maupun
oleh swasta. Walaupun sifat perhatiannya masih dalam bentuk pelaporan dan pemberitaan, kegiatan
tersebut dapat dianggap sebagai tahap awal penelitian makam-makam kuno muslim Nusantara.
Sungguh pun demikian, karya mereka sudah nampak menggunakan metode arkeologi, yakni dengan
memperhatikan makam dari sudut bentuk, bahan, dan data epigrafis.
Di antara mereka yang dengan tekun berkiprah dalam penyelidikan arkeologi Islam dengan fokus
kaligrafi, antara lain Dr van Ronkel, JP Moquette, Dr RAH Hoessein Djajadiningrat, GL Tichelman,
HJ Cowan, Dr CS Hurgronje. Upaya pendeteksian tersebut dilanjutkan oleh instansi, kini Pusat
Penelitian Arekologi Nasional di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, RI,
dengan tokoh-tokohnya Uka Tjandrasasmita, Hasan Mu'arif Ambary, Lukman al-Hakim, Achmad
Cholid Sodri, dan sebagainya.
B.Hasil Bacaan Inskripsi
Adapun hasil telaah mereka, antara lain :
Pada tahun 1907, Dr CS Hurgronje pernah mengangkat hasil telaahan terhdap nisan-nisan
yang berasal dari daerah pantai Timur Aceh, yang memuat angka tahun 1407 M dan 1428 M,
dengan namanya masing-masing :
a. Abdallah bin Muhammad bin Abd al-Qadir bin Abd al-Azis bin al-Mansur abu
Dja'far al-Abbas al-Muntashir billah Amir al-Mu'minin Khalifah Rabb al-Alamin;
b. Seorang putri yang namanya (?) wafat pada tahun 1408 M, nama (?) bin as-Sultan
Zain al-Abidin bin as-Sultan Ahmad bin as-Sultan Muhammad bin al-Malik as-Shalih;
Pada tahun 1910 , Dr van Ronkel pernah menaruh perhatian untuk menelaan nisan-nisan
kuburMalik Ibrhim di Gresik, Jawa Timur. Hasil telaahannya diulangi oleh Dr Th W Juynboll.
Mereka membaca bulan wafatnya Malik Ibrahim, ialah pada Rabi'ul Awwal. Pendapat ini pernah
disangkal oleh JP Moquette, menurutnya Rabi'ul Akhir -hal ini sesuai dengan kesucian hari trsebut.
Dan perkataan "Rabi'ul Awwal" hanylah kekeliruan dalam menempatkan huruf-hurufnya mengingat
pula pada batunya kekurangan tempat; Memasuki tahun 1913, JPMoquette telah melakukan
penelitian dan pembacaan beberapa buah nisan yang berasal dari Samudera, dalam wilayah
administratif Aceh Utara; yakni nama Sultan Malik as-Shalih yang wafat pada tahun 696 A.H. (1297

2
Inskripsi Huruf Arab

M), dan seorang puteranya Sultan Muhammad Malik adz-Dzahir yang wafat pada tahun 726 A.H.
(1326 M);
Pada tahun 1914, JP Moquette ke Kutaraja, Aceh. Di bekas kota lama ini dan di beberapa
tempat lainnya ditemukan beberapa makam, sebagai makam raja-raja yang pernah memerintah
Aceh. Melalui nisan-nisan yang berhasil dibacanya, ditemukan nama-nama :Sultan Ali Mughayyat
Syah, wafat 936 A.H. (1530 M); Sultan Salahuddin, wafat 955 A.H. (1546 M); Sultan Alauddin al-
Qahhar, wafat 987 A.H.(1579 M). Nama tersebut juga tertera (diberitakan) dalam Kitab Bustan as-
Salatin, Kitab Taj as-Salatin;
Menurut laporan instansi Bataviaasch Genotschap van Kunsten en Wetenschappen, tahun
1923, di Tambelan, Riau, dan di Klumpang (Deli), terdapat makam muslim. Makam di Klumpang
tersebut, dalam tahun yang sama pernah diteliti oleh JP Moquette, dan berhasil membaca nama
"Imam Shadiq bin Abdullah, wafat pada tanggal 23 Sya'ban hari Rabu, tahun 998 A.H. (27 Juni
1590 M);
Pada tahun 1923, JP Moquette dengan bantuan Dr RA Hoessein Djajadiningrat, menelaah
sebuah nisan didaerah Samudera Pasai, memuat nama "Tuan Perbu Puteri Sultan Zain al-Abidin,
wafat pada tahun 848 A.H. hari Jum'at, 17 Rajab (Jum'at 30 Oktober 1444 M). Menurut Uka
Tjandrasasmita, angka tahun yang dituliskan pada nisan itu berdasarkan huruf-huruf abjad
(1976:112); Menurut Uka Tjandrasasmita, makam seorang sultan wanita di komplek makam Kuta
Kareueng, pernah mendapat perhatian Dr CS Hurgronje, namun ia belum berani mengemukakan
nama sultan wanita itu kecuali sejumlah nama di belakangnya hingga nama Sultan Malik as-Shalih
(1976:117); Komplek makam ini kemudian mendapat perhatian dan dilakukan penelitiannya oleh
GL Tichelman dan HJ Cowan, yang memperkirakan kuburan seorang wanita itu adalah anak Sultan
Zain al-Abidin, dan diperkirakan saudra dari Tuan Perbu, bernama "Baha'iah", wafat tahun 831 A.H.
Konon ia adalah seorang puteri yang menurut berita Tiongkok ditinggal wafat oleh suaminya dalam
pertempuran dengan kerajaan Nakur.
Dr HJ Cowan, 1940 pernah meneliti sebuah nisan kubur di Meunasah Mancang atau
Meunasah Pi di Gampong Ulee Blang, Lhokseumawe, Aceh Utara. Menurutnya, orang yang
dikuburkan sesuai dengan yang tercantum pada nisan adalah "Naina Husam ad-Din" wafat pada
bulan Syawwal 823 A.H. (Oktober/Nopember 1420M). Menurut hemat Uka Tjandrasasmita, amat
penting sebagai bukti adanya hubungan Nusantara dengan Persia pada masa lampau, selain itu, nisan
tersebut merupakan salah sartubukti yang memuat gazal corak ciptaan Sadi. Tanda-tanda dan kata-

3
Inskripsi Huruf Arab

kata istilah pada akhir setiap bait yang terdiri 6 bait atau 12 misra membenarkan dugaan itu
(1976:118)
C.Kontroversi Asal-Muasal Nisan
Berdasarkan corak penulisan dan bahan pada nisan dari Samudera Pasai dan nisan Malik
Ibrahim di Gresik mempunyai beberapa persaman dengn batu nisan di Cambay (Gujarat, India),
yakni nisan makam Umar bin ahmad al-Kazarumi, wafat tahun 734 A.H (1333 M). Analisa
kontroversial dari JP Moquette pada tahun 1912 kemudian dikembangkan lagi analisanya pada
tahun 1920, ia tegaskan bahwa nisan-nisan tersebut berasal dari satu pabrik di Cambay, India. Yang
dimaksud dengan buat satu pabrik itu bukan hanya ditunjukkan oleh macam bahannya melainkan
juga oleh caranya mengerjakan dan menempatkan ayat-ayat al-Qur'an pada ruangan-ruangan
tertentu baik pada sisi makam maupun pada ruangan-ruangn yang diperlukan untuk tulisan-tulisan
itu. Sekalipun demikian, analisa JP Moquette yang berjudul "Fabriekswerk", dalam NBG jilid 58,
itu pernah diragukan oleh Uka Tjandrasasmita (1977:56). Dikatakannya, memang terdapt persamaan
jenis bahan dan bentuk batu nisan, dan beberapa batu lainnya pada abad ke-15 M, tetapi pada
kenyataannya bahwa tahun wafatnya Malik as-Shalih (1297 M) dalam mana Cambay pada saat itu
justru belum menjadi daerah Islam. Selain itu, keraguan ini diperkuat dengan memperbandingkan
tahun wafatnya Umar Ibn al-Kazarumi, Cambay (1333 M) dengan batu nisan Sultanan Nahrisyah
(1428 M ) di Kuta Kareueng. Keraguan dapat datang dari siapa saja, namun setidaknya, analisa JP
Moquette tersebut telah memperkuat teori CS Hurgronje, bahwa Islam dibawa ke wilayah
Nusantara oleh para pedagang muslim India dan tidak secara langsung dari Arab, tempat lahirnya
Islam. Teori ini juga mendapat kritikan dari Uka Tjandrasasmita (1977:55-68), bahkan ia tidak dapat
menerima begitu saja mengingt bahwa pelayaran dan perdagangn orang-orang muslim ke negeri-
negeri di Asia Tenggara dan Timur, jelas-jelas sudah ada sejak abad ke-7 Masehi. Kritikan ini
mendapat dukungan dari Hourani (1951:62) bahwa abad ke-7 M dan ke-8 M tidak mustahil orang-
orang Muslim apakah dari Arab, Persia, India, sudah banyak yang berhubungan dengan orang-orang
Nusantara dan orang-orang dari negeri-negeri Asia Tenggara lainnya serta Asia Timur. Kemajuan
perhubungan pelayaran pada abad-abad tersebut dimungkinkan sebgai akibat persaingan antara
kerajaan-kerajaan besar ketika itu, yakni : 1.Asia Barat di bawah kekuasaan Bani Umayyah; 2.Asia
Tenggara (yakni Nusantara bagian Barat) dikuasai Sriwijaya; 3. Asia bagian Timur di bawah
kekuasan dinasti T'sang.

4
Inskripsi Huruf Arab

Kritikan Uka Tjandrasamita tersebut mengarahkan asumsi bahwa abad ke-7 Masehi sebagai
"masa kedatangan Islam", dan "proses penyebaran wilayah pengaruh Islam" sampai abad ke-13 M
masih terbatas di daerah perairan selat Malaka. Asumsi tersebut diperkuat dengan temua nisan,
dengan nama yang terbaca Fatimah binti Maimun bin Hibat Allah, wafat tahun 495 A.H. atau 1102
M, di Gresik, Jawa Timur. Namun, inskripsi tersebut tidak menyebut gelar "sultanah". Kasus ini
pernah diuangkapkan oleh JP Moquette pada suatu Konggres Bahasa di Solo, 1919.
D.Penutup
Makam yang berinskripsi disebut sebagai prasasti terdapat pada batu-batu nisan
(Buchari, 1977:2). Data yang tertuang pada prasasti tersebut, antara lain pesan yang merujuk pada
datang dan berkembang Islam di Indonesia. Namun, pada kenyataannya bangunan nisan yang
ditemukan hampir di seluruh situs bekas kerajaan bercorak Islam, terutama di Jawa hampir dapat
dipastikan tidak ditemukan tulisan yang dimaksud, kecuali di komplek makam Islam Troloyo,
Mojokerto, Jawa Timur.
Sebagai prasasti masa Islam, tulisan Arab mendominasi di dalamnya, dan merupakan ciri
khas yang menunjukkan pengaruh Islam di Indonesia. Di antara jenis huruf Arab yang ditemukan :
Kufiq, misalnya di sejumlah komplek makam di Aceh: Teungku.Syarief, Teungku Sidi Abdallah,
Teungku Cot Hague, Ratu Nahrisyah, Naina Hisamuddin, dan sebagainya.
Akhirnya, sebagai artefak yang berinskripsi, makam sering dijadikan bukti pertumbuhan
budaya Islam pada suatu kawasan, bahkan berkali-kali dilukiskannya sebagai bukti kesinambungan
budaya antara zaman Islam dan zaman sebelumnya, di Nusantara..Kenyataan ini memperkuat
asumsi Ricklefs, bahwa petunjuk yang paling dapat dipercaya mengenai penyebaran agama Islam
antara lain berupa prasasti-2 Islam (Ricklefs, 1992:1), beberapa catatan para musafir, dan
kebanyakan batu-batu nisan di kompleks pamakaman, serta bangunan masjid.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ambary, Hasan Mu'arif, (1977), Senirupa Indonesia Islam, Jakarta;


--------------, (1980), Aspects of Indonesian Archaeology : Some Notes on the Discovery of
the Archaological Evidence at Ternate, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta;
Cowan, HJ, (1940) "A Persian Inscription in North Soematra", dalam TBG, LXXX:15-21);

5
Inskripsi Huruf Arab

Hourani, George Fadlo, (1951), Arab Seafering in the Indian Ocean in Ancient and
Early Mediaval Times, Princeton New Jersey University Press;
Hurgronje, C.S.(1924), "Arabie et les Indes Neerlandaises" dalam Verspreide
Geschriften, IV;
Juynboll,Th.W., (1911), "De datum Maandag 12 Rabi' I op den grafsteen van Malik
Ibrahim", dalam TBG, 53;
Mellema, RL (1958), "Een Interpretatie van de Islam", Bab XVIII, Koninklijk Instituut voor
de Tropen Amsterdam, Mededeling No.CXXXI,Afd.cult. en Physische Antrp. No.60;
Damais, L.Ch., (1957), "Etudes Javanaises I, Les Tombes Musulmans datees de
Tralaja", BEFEO, XLVIII, Fase 2, Paris;
Moquette, JP, (1911), "De datum op de grafsteen van Malik Ibrahim te Gresik", dalam TBG,
54: 208-214;.
----------------, (1912), "De Grafsteen te Pase en Grissee vergeleken met dergelijke
monumenten uit Hindoestan", TBG, 54: 536-548;
----------------, (1922), "De Grafsteen van Kloempang (Deli)", OV, ;
--------------- dan Hoessein Djajadiningrat, (1924), "Een Merkwaardig, ingewikkeld raadsel
op Paseschen grafsteen, dalam OV;
---------------, (1920), "Fabriekswerk", NBG, 58;
Tichelmann, G.L., (1940), "Een Marmeren praalgraf te Koetakareueng", Cultureel Indie,
II, E.J.Brill;
Tjandrasasmita, Uka, (1926), 50 Tahun Lembaga Purbakala Dan Peninggalan Nasional,
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Departemen P&K, Jakarta;
---------------, (1976), "Masuknya Islam ke Indonesia", dalam Bulletin YAPERNA, no.11
Tahun III/ Februari, Jakarta;
---------------, (1976), "Kedatangan Islam & Pertumbuhan Kota-Kota Muslim di Pesisir-
Pesisir Kepulauan Indonesia", dalam majalah al-Jami'ah, no.16 Th.XV, IAIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta;
Ronkel, Ph.S.van, (1910), "Bij de afbeelding van het graf van Malik Ibrahim te Gresik",
TBG, 52;

6
Inskripsi Huruf Arab

Shodri, Ahmad Cholid, (1990), "Tinjauan Epigrafi Pada Nisan-Nisan Makam Kuno di
Indonesia", dalam Preceedings Analisis Hasil Penelitian Arkeologi I, Plawangan 26-
31 Desember 1987, Dep.P&K, Jakarta;
----------------, (1983), "Prasasti Loloan Bali, Sebuah Studi Pendahuluan", dalam PIA
III, Ciloto 23-28 Mei, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, RI, Jakarta;

Anda mungkin juga menyukai