Anda di halaman 1dari 2

Surat untuk Istri Tercinta

Jika banyak digemborkan kesetaraan gender di seluruh negeri di dunia ini, bagi mereka wanita itu harus
sama derajadnya dengan laki-laki, baik dari segi reputasi, hak kedudukan, karir dll. Itu adalah angapan
kaum-kaum yang menggunakan kacamata materialisme. Yaa….. tidak salah tapi bagi mereka. Akan tetapi
kalo kita cermati lebih dalam, dengan membandingkan dengan perbagai perpektif ilmu tentusaja ini
adalah produk-produk liberal, mungkin produk-produk orang sekuler. Mengingat peranan seorang
wanita ini amatlah vital, pemikiran ini seyogyanya perlu diteliti ulang aga kelangsungan hidup manusia
bernegara dan beragama dimuka bumi ini tetap berlangsung dengan baik.

Coba kita gunakan kacamata yang berbeda dengan mereka, coba kita gunakan kacamata hakiki
(hakekat), dengan itu kita bisa melihat bahwa keberadaan Wanita itu lebih mulia dibandingkan dengan
laki-laki. Bayangkan saja jika wanita menjalankan kodratnya sebagai Umi (Ibu) yang akan melahirkan
pemimpin-oemimpin masa depan. Tentunya pemimpin-pemimpin yang akan mengubah dunia ini
menjadi lebih baik, baik di hadapan Allah maupun dihadapan dunia ini. Dari situ kita bisa menilai, bahwa
seorang umi itu sungguh sangat mulia tegak dan hancurnya sebuah negara tergantung dari wanita yang
ada di negara tersebut.

Dari perspekti Islam, Muhammad SAW bersabda “dunia itu adalah harta, tapi sebaik-baik harta adalah
wanita yang sholihah). Wanita di dalam islam mendapatkan berbagai perlakuan khusus, tanpa
mengurangi derajadnya dan andilnya di muka bumi ini. Mulai dari keringanan sholat dan puasa ketika
Haid, sampai dengan kelimpahan pahala dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Akan tetapi wanita itu
akan menjadi sumber benca dimuka bumi ini jika telah meninggalkan kodratnya sebgai seorang wanita,
seperti yang disabdakan Rasulluloh Muhammad SAW ”Tidak aku tinggalkan fitnah yang lebih besar
setelah ku selain daripada wanita” dari dasar diatas mestinya seorang wanita bisa memilih dengan
benar, bagaimana harus bersikap didalam hisupnya (tinggal pilih : ingin menjadi wanita yang benar-
benar mulai ataukah menjadi sekeji-kejinya fitnah), mestinya setiap manusia diberikan petunjuk untuk
membedakan mana yag seharusnya dipilih antara kebaikan dan keburukan.

Dari berbagai perspektif diatas harapan saya seorang wanita bisa menjalankan kodratnya sebagai
seorang Umi (ibu) yang memang sangat beperan bagi kalngsungan hidup manusia. Menjadi ibu yang
benar-benar sadar bahwa tanpa peranannya, kehidupan bernegara dan beragama tidak akan berjalan
dengan baik. Bagi wanita yang memang sudah memiliki profesi, harus memiliki kemampuan yang ekstra
dalam menjalankan aktivitas profesinya dan juga bisa menjalankan fungsi utamanya sebagai Umi. Umi
yang mengorientasikan pendidikan bagi putra-putranya, umi yang bisa menjadi pembangkit gairah bagi
suami tercintanya, serta umi yang berorientasi mulia dihadapan Allah.

Dengan berjalannya waktu dan akahirnya zaman lama berganti zaman baru, wanita tetaplah wanita,
tidak akan pernah wanita menjadi laki-laki, bisa akan tetapi menyalahi fungsi, coba kita bayangkan jika
semua manusia berlaku seperti itu, tentu saja dunia ini akan musnah (hancur karena perilaku
menyimpang manusia itu sendiri).
Semoga sesosok wanita yang sholehah dimuliakan Oleh Allah SWT, diberikan kesahatan dalam berfikir,
bersikap, diberikan keidealisan yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan dalam setiap
langkahnya.

Semoga bermanfaat.

Mohon koreksinya.

Abinuha.

Anda mungkin juga menyukai