kegiatan-kegiatan yang bersifat domestik dari pada kegiatan yang bersifat publik.
Banyak sekali aturan-aturan yang menekankan bahwa wanita ‘tidak layak’ untuk
bahwa mereka layak untuk mendapatkan posisi yang sama dengan pria. Hal ini
Emansipasi wanita pun terus berkembang, karena manfaat dari hasil proses
emansipasi tidak hanya dirasakan oleh kaum wanita saja tetapi pihak-pihak lain
juga, salah satunya kaum pria. Meningkatnya peran wanita terlihat sebagai sebuah
prestasi atau peningkatan, akan tetapi kita masih perlu mencermati dan melihat
lebih dalam.
pandang yang berimbas pada perubahan tata nilai pada masyarakat. Karena hal
perubahan atau pergeseran budaya. Untuk dapat menyikapi perubahan budaya ini
secara proporsional dan tepat, kita harus melihat secara lebih menyeluruh
mengenai emansipasi wanita itu sendiri, baik tujuan utama dari emansipasi, kodrat
dan peran wanita sesungguhnya serta adakah batasan yang jelas seberapa jauh
persamaan. Hal yang paling sering terdengar dari emansipasi adalah emansipasi
wanita. Emansipasi wanita itu sendiri sering dikaitkan dengan usaha para wanita
untuk memperoleh persamaan hak dengan kaum pria. Hak tersebut meliputi
merdeka. Jika kita melihat lebih lampau, dalam budaya kita, wanita hanya
diperbolehkan untuk berurusan dengan urusan di dalam rumah atau urusan rumah
tangga. Wanita tidak perlu berpendidikan tinggi. Bahkan wanita pun tidak di
sejajarkan dengan pejuang-pejuang pria lainnya. Kita sudah tidak asing lagi
dengan nama Dewi Sartika, Cut Nyak Dien hingga RA Kartini. Wanita-wanita
Pandangan Hinduisme
menikah dan berkorban untuk menyelamatkan suaminya, atau disebut juga sati.
karena dharma dan artha tergantung pada wanita, akan tetapi tetap berada dalam
posisi yang inferior. Upacara pernikahan dianggap sebagai pintu masuk ke surga
bagi para wanita, dimana wanita tersebut dituntut untuk setia kepada sang suami
Pandangan Buddhisme
Diskriminasi ini dapat dilihat dari persyaratan untuk menjadi biksu, wanita yang
ingin menjadi memiliki syarat yang lebih berat dibandingkan pria. Dalam
dengan kesakitan yang akan dialaminya pada saat melahirkan. Hal-hal yang secara
alami akan dialami oleh wanita, seperti haid, dianggap sebagai sesuatu yang kotor
dan najis.
Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam, menegaskan bahwa wanita ada
karena pria. Dalam Agama Nasrani, wanita tidak diperbolehkan berbicara dalam
Jika kita membicarakan mengenai wanita, maka tidak akan terlepas dari
sebuah sistem sosial dimana wanita menjadi salah satu bagian di dalamnya.
Wanita merupakan salah satu dari dua jenis kelamin, dan selalu dalam peran
stratifikasi antara pria dan wanita. Keduanya memiliki posisi yang sama, salah
dalam peran wanita. Jika pada mulanya wanita lebih berperan di sektor domestik,
pada saat ini peran wanita sudah meluas ke sektor-sektor publik. Wanita dengan
tugas-tugas di dalam rumahnya, kini dapat juga melakukan tugas-tugas dan peran
yang dahulu didominasi oleh pria. Perubahan ini terjadi melalui proses konstruksi,
realitas objektif yang telah disepakati secara umum. Pada saat susunan realitas
Telah secara umum disepakati bahwa wanita haruslah menjadi istri dan ibu
yang baik. Sebagai seorang istri yang baik, seorang wanita harus dapat
Wanita tidak hanya dapat menjadi ibu atau memberikan keturunan, tetapi
kasus, baik atau buruknya seorang anak sepenuhnya merupakan tanggung jawab
seorang ibu. Gagal atau tidaknya seorang wanita menjalankan tugasnya sebagai
Karena kondisi dan tuntutan-tuntutan yang ada, peran wanita mulai meluas
Bukan hal yang mudah bagi para wanita tentunya. Sektor domestik dan
sektor publik mempunyai hukum yang berbeda. Wanita harus dua kali lebih
bekerja keras ketika berperan pada dua sektor tersebut. Wanita tetap harus
bertanggung jawab terhadap kewajiban-kewajiban yang dimilikinya di sektor
domestik.
Dalam waktu yang bersamaan muncul juga tanggung jawab baru dari
sektor publik yang harus dipenuhinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa peran wanita
kaum pria. Meskipun demikian peran wanita dalam sektor publik tidak
dikuasai oleh kaum wanita secara bertahap di ambil alih oleh kaum pria. Salah
satu gejalanya adalah, peluang mendapatkan pekerjaan bagi kaum pria lebih kecil
dibandingkan wanita. Karena peluang untuk pria semakin terbatas, tidak tertutup
wanita.