Anda di halaman 1dari 7

Makalah

KESENIAN SUKU DAYAK (GANDANG)

Disusun Oleh:Rita Puspita Sari


X-5

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMAN 1 JAMPANGKULON
2010/2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya untuk Allah SWT, karena atas bimbingannya penyusun
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini berjudul “KESENIAN SUKU DAYAK (GANDANG)”,


mudah-mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi para
pembaca pada umumnya, dalam hal pengetahuan tentang Salah satu Kesenian
suku dayak yaitu Gandang.

Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu, khususnya pada guru bidang study yang telah memberikan tugas
pembuatan makalah ini, mudah-mudahan bisa menjadi media pembelajaran dan
mampu menambah pengetahuan bagi penulis.

Jampangkulon, Desember 2010

Penyusun
A. PENDAHULUAN

Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Rupublik Indonesia (NKRI)


tentu saja Suku Dayak di Kalimantan Tengah juga mengenal baik berbagai alat
musik tradisional khas dari suku mereka, Suku Dayak Kalteng mengenal alat
musik Gandang sebagai salah satu alat musik untuk mengiringi sebuah tarian
dayak atau lagu yang dinyanyikan. Karena itu, alat musik Gandang pun sangat
populer sebagai sebuah bagian harmoni di kalangan masyarakat suku Dayak di
Kalimantan Tengah.

Bunyi tabuhan gandang merupakan pelengkap perangkat musik yang


terdiri atas berbagai jenis alat musik yang termasuk rangkaian instrumen lain
diantaranya seperti Garantung atau Gong dan Kangkanong (Kenong).
B. PEMBAHASAN
Gandang dibuat dari bahan kayu dengan rongga, sementara membran atau
selaput getar dari Gandang dibuat dari kulit hewan atau binatang lainnya dengan
ukuran yang besar seperti sapi, kerbau, kambing atau jenis kulit hewan lainnya
untuk menutupi rongga yang kemudian diikat dengan rotan.

Sebelum kulit binatang tersebut dijadikan selaput getar atau membran


Gandang, kulit binatang itu dikeringkan dan dipasangkan menutupi semua bagian
rongga dan untuk mengencangkan membran digunakan beberapa baji pada simpei
(simpul).

Menurut catatan kepurbakalaan, sejumlah kalangan meyakini bahwa


Gandang merupakan alat musik tradisional dari daratan Cina sejak sekitar 3.000
tahun yang lalu dan kemudian berkembang ke seluruh dunia dibawa oleh para
perantau yang membawa tradisi kesenian ke luar daerah Cina.

Pada zaman purbakala, Gandang itu tidak saja digunakan untuk acara
persembahyangan atau persembahan kepada dewa-dewa dengan tarian dan
nyanyian, tetapi juga untuk menggetarkan semangat perjuangan para tentara untuk
maju berperang dan digunakan sebagai alat komunikasi.

Menurut catatan sejarah lainnya, Gandang yang berkembang di Nusantara


atau ranah Melayu, termasuk Indonesia, dipercaya dibawa oleh unsur-unsur galur
dari tanah Parsi (Persia) di wilayah Timur Tengah sebagai pelengkap alat musik
tradisional di kalangan bangsa Arab, sebelum kemudian menyebar ke seluruh
dunia.

Di kalangan masyarakat Suku Dayak Kalimantan khususnya Suku Dayak


Kalimantan Tengah dikenal berbagai jenis Gandang, antara lain : Gandang
Tatau, Gandang Manca yang terdiri dari Gandang Panggulung dan Gandang
Paningkah serta jenis Gandang Bontang. Ketiga jenis Gandang tersebut
(Gandang Tatau, Gandang Manca dan Gandang Bontang) memiliki ukuran yang
berbeda dan penggunaan yang berbeda pula.
1. Gandang Tatau
Gandang Tatau sering disebut juga Gandang Tunggal adalah jenis
gandang (gendang dalam bahasa Indonesia) yang memiliki ukuran relatif lebih
besar dan panjang jika kita membandingkannya dengan gandang lainnya yang
juga sama-sama alat musik tradisional khas Suku Dayak Kalimantan Tengah
(Kalteng), hal ini dikarenakan panjang Gandang Tatau bisa mencapai satu sampai
dua meter dengan ukuran garis lintang tengah atau disebut diameter bisa mencapai
ukurang tidak kurang dari empat puluh sentimeter.

Karena disebut sebagai Gandang Tunggal maka jelas sekali terdapat


perbedaan antara Gandang Tatau dengan Gandang Manca ataupun Gandang
Bontang karena pada bagian ujung salah satu Gandang Tatau biasanya dipasang
sebuah lapisan membran dari kulit hewan seperi kulit sapi, ular sawah atau
penganen bahkan hingga kulit binatang rusa dan pada bagian ujung pangkalnya
biasanya dibiarkan terbuka begitu saja dengan harapan agar nada yang dihasilkan
saat sebuah Gandang Tatau ditabuh bisa lebih keras dan tinggi dibandingkan
kedua jenis Gandang lainnya yang sama-sama merupakan sebuah alat musik
tradisional khas suku Dayak di Provinsi Kalimantan Tengah.

Gandang Tatau juga memiliki unsur budaya yang sangat tinggi karena alat
ini selain sebagai alat musik juga digunakan sebagai perlengkapan ritual yang
sering digunakan pada berbagai acara adat suku Dayak seperti upacara ritual
dayak seperti saat menggelar upacara Tiwah (upacara kematian) dan upacara
penyambutan tamu kehormatan dengan menggunakan alat musik tradisional
Dayak Kalteng yang terdiri dari beragam alat musik seperti Gong, Kangkanong
dan tidak ketinggalan Gandang termasuklah di dalamnya Gandang Tatau.

2. Gandang Manca
Gandang Manca adalah Gandang yang terdiri dari sepasang Gandang
oleh karena itu Gandang Manca juga sering disebut oleh masyakarat Dayak di
Kalimantan Tengah sebagai Gandang atau Gendang Kembar. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, kedua pasang Gandang yang terdapat pada Gandang
Manca ini adalah Gandang Paningkah dan Gandang Panggulung.
Mengenai perbedaan kedua jenis Gandang yang terdapat pada Gandang
Manca ini dapat anda baca pada tautan tersebut, namun yang pasti kedua gandang
tersebut memang memiliki banyak perbedaan khususnya pada ketebalan kulit
yang digunakan sebagai lapisan membran yang ada pada bagia sebagai penutup
dari rongga gandang tersebut.

Gandang Manca ini juga merupakan gandang yang terdiri atau dua
membran di kedua ujung rongga dengan ukuran diameter lapisannya yang berbeda
atau dalam arti kata setiap rongga gandang ini ditutup oleh membran atau sebuah
selaput penghasil getaran nada yang melapisinya.

Perlu diketahui juga bahwa Gandang Manca ini merupakan satu


diantaranya sekian banyak kekayaan khasanah budaya Dayak dari segi alat musik
khas suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng), sehingga alat musik ini juga
merupakan bagian dari kekayaan seni dan budaya bangsa yang patut untuk dijaga
kelestariannya.

3. Gandang Bontang
Gandang Bontang merupakan satu diantara alat musik khas suku Dayak,
Gandang ini bentuknya mirip dengan Gandang Tatau, tetapi ukurannya jauh lebih
kecil dan lebih pendek serta berukuran diameter antara 20 hingga 30 centimeter
dengan panjang antara 30 sampai dengan 50 sentimeter. Membran yang menutupi
permukaan Gandang Bontang terbuat dari kulit hewan yang tebal.

Cara membunyikan Gandang Bontang biasanya tidak dengan cara ditabuh


menggunakan telapak tangan seperti gandang-gandang khas suku Dayak lainnya,
melainkan dengan cara dipukul menggunakan rotan. Sebagai sebuah alat musik
khas dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) maka Gandang Bontang umumnya
juga digunakan untuk mengiringi Tarian Dayak seperti Tarian Balian Bawo dan
Tarian Balian Dadas.
C. PENUTUP

Gandang sebagai salah satu alat musik tradisional khas suku dayak yang
biasanya disunakan untuk mengiringi sebuah tarian dayak atau lagu yang
dinyanyikan. Karena itu, alat musik Gandang pun sangat populer sebagai sebuah
bagian harmoni di kalangan masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah.

Di kalangan masyarakat Suku Dayak Kalimantan khususnya Suku Dayak


Kalimantan Tengah dikenal berbagai jenis Gandang, antara lain : Gandang
Tatau, Gandang Manca yang terdiri dari Gandang Panggulung dan Gandang
Paningkah serta jenis Gandang Bontang. Ketiga jenis Gandang tersebut
(Gandang Tatau, Gandang Manca dan Gandang Bontang) memiliki ukuran yang
berbeda dan penggunaan yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai