Anda di halaman 1dari 6

Model Pertumbuhan Organisasi menurut Larry Greiner (dalam Robbins, 1990) ada 5

tahap, yaitu :
1.      Tahap kreatifitas
2.      Tahap pengarahan
3.      Tahap pendelegasian
4.      Tahap koordinasi
5.      Tahap kerjasama
 
Tahap Perkembangan Organisasi menurut Quinn dan Cameron (dalam Daft, 1998) ada
4 tahap, yaitu :
1.      Tahap entrepreneurial
2.      Tahap Bersama
3.      Tahap formalisasi
4.      Tahap kerjasama
           
            Pertumbuhan Organisasi menurut Jones (1998) yaitu: “tahap siklus hidup organisasi
dimana organisasi mampu mengembangkan nilai kreasi dan kompetensi sehingga  mendapatkan
sumberdaya  tambahan.  Pertumbuhan ini memungkinkan organisasi meningkatkan pembagian
kerja dan spesialisasi serta sekaligus mengembangkan keunggulan kompetitif”.
 
Menurut  Stephen P.Robbins yang dialih bahasakan oleh Jusuf U. (1994 : 21) bahwa
daur hidup (life cycle) : “”Digunakan untuk memperlihatkan bagaimana produk itu bergerak
melalui empat tahap : kelahiran atau pembentukan, pertumbuhan, kedewasaan, dan
kemunduran.”
Menurut Richard L. Daft (1998 : 173), “life cycle, which suggests that organizations are
born, grow older,  and eventually die”.
Menurut Gareth R. Jones (1998 : 331),  “organization life cycle are  birth, growth,
decline, and death”.
Menurut  Hodge dan Anthony (1991 : 583), “The life cylce organization can be
depicted as a series of five major stages : birth, growth, maturity, deterioration, and death”.
            Sedangkan spekulasi terakhir mengenai hubungan kemunduran struktur didasarkan atas
asumsi bahwa organisasi kemungkinan besar, pada permulaannya, harus menghadapi apa yang
menjadi suatu kemunduran yang terus menerus akan menemukan bahwa manajemen
menjalankannya dalam beberapa tahap. Pertama kaget, kedua bertahan, ketiga krisis sementara,
dan keempat membuat penyesuaian yang diperlukan.
            Menurut Greiner dalam Jones (1994:440) bahwa, ” Organizational decline is the life
cycle stage that an organization enters when it fails to “anticipate, recognize, avoid, neutralize,
or to adapt to external and internal pressure that threaten the (its) long-term survival.
            Salah satu cara dalam menanggulangi kelemahan dari ukuran organisasi yang besar
adalah melakukan penurunan ukuran (besaran) organisasi (down sizing), mengambil tindakan
untuk mengurangi lingkup operasi dan jumlah pekerja.
 
                                                                                               
2.1 Mengelola Pertumbuhan (Managing Growth )
            Setiap organisasi akan mengalami pertumbuhan perubahan baik cepat ataupun lambat. Di
dalam proses pertumbuhan tersebut dilalui berdasarkan tahap-tahap tertentu atau mengalami
fase-fase daur hidup organisasi. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organisasi.
 
Nilai-nilai Bangsa Amerika Mendukung Pertumbuhan
Di Amerika Serikat setiap orang muda dapat tumbuh dan mempunyai peluang untuk
menjadi seorang presiden.  Orang bisa menjadi kaya dan sukses tanpa memperhatikan status
ekonomi keluarganya.  Hal tersebut merupakan gambaran yang cukup akurat dari kepercayaan
dasar orang Amerika bahwa masa depan akan lebih baik daripada sekarang.  Nilai-nilai
optimistik tersebut juga terinternalisasi ke dalam organisasi.  Pertumbuhan menjadi alat untuk
mengemukakan kepercayaan tersebut dalam konteks organisasional.  Pertumbuhan menjadi cara
untuk membuat organisasi di masa yang akan datang menjadi lebih baik dibanding sekarang.
Ada empat alasan utama mengapa organisasi mencari pertumbuhan,  yaitu:
1)      Makin besar makin baik.
2)      Pertumbuhan meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup.
3)      Pertumbuhan sinonim dengan keefektifan.
4)      Pertumbuhan adalah kekuasaan.  
            Makin besar makin baik.  Ukuran yang besar pada organisasi ada kaitannya dengan
hubungan ekonomis.  Pertumbuhan yang makin besar sangat diinginkan karena dengan makin
meningkatnya besaran organisasi maka berdampak pada skala ekonomi (economic of scale). 
Makin besar organisasi seringkali lebih efisien dalam operasional organisasi tersebut.
            Keyakinan tersebut juga mendominasi pasar-pasar saham, yaitu pertumbuhan masih
menjadi penentu utama dari nilai sebuah saham.  Saham yang menunjukkan pertumbuhan
penjualan berganda sebanyak 20 % atau lebih tinggi dari tahun ke tahun, merupakan saham
primadona pasar saham Wall Street.  Pertumbuhan berfungsi sebagai indikator tentang kebugaran
organisasi di masa yang akan datang, karena masa depan organisasi yang prospektif dapat
mempengaruhi sejauhmana organisasi tersebut dapat memperoleh dukungan terus menerus dan
meningkat dari lingkungan spesifiknya.  Oleh karena itu para manajer sangat termotivasi untuk
mencari pertumbuhan.
Pertumbuhan meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup.  Organisasi yang
besar mempunyai peluang dukungan yang lebih besar dari pemerintah dibandingkan dengan
organisasi yang kecil.  Contohnya pada tahun 1980 Pemerintah AS memberikan garansi kepada
Chrysler Corporation sebesar $ 1,5 milyar terhadap pinjaman-pinjamannya, karena Organisasi
ini memiliki nama besar dan merupakan organisasi yang juga besar. 
Pertumbuhan sinonim dengan keefektifan. Apabila organisasi tumbuh dan menjadi
lebih besar, maka orang lazim mengasumsikan bahwa organisasi tersebut dikelola dengan
efektif.  Para eksekutif menunjukkan penjualan yang makin meningkat, manajemen rumah sakit
memperlihatkan lebih banyak pasien yang ditangani dibandingkan sebelumnya dan para dekan di
perguruan tinggi menyatakan bahwa mahasiswa yang berminat dan mendaftar makin meningkat.
Contoh – contoh tersebut menggambarkan bagaimana organisasi dikelola dengan baik sehingga
organisasi mengalami pertumbuhan.  Oleh karena itu masyarakat beranggapan bahwa
pertumbuhan sinonim dengan keefektifan pengelolaan organisasi.
Pertumbuhan adalah kekuasaan. Pertumbuhan suatu organisasi akan meningkatkan
prestise, kekuasaaan dan keamanan kerja bagi top manajemen.  Pertumbuhan organisasi seiring 
dengan peningkatan gengsi manajemen puncak organisasi tersebut. Pertumbuhan juga
menjadikan organisasi tersebut mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang lebih besar terhadap
lingkungannya dibandingkan dengan organisasi yang kecil,  seperti pengaruh yang lebih besar
terhadap pemasok, serikat buruh, pelanggan, pemerintah dan lain sebagainya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan yang logis bahwa pertumbuhan bukanlah
suatu kejadian yang kebetulan saja.  Pertumbuhan memberikan keuntungan ekonomis bagi
organisasi dan keuntungan politis (kekuasaan)  bagi eksekutif  puncak organisasi tersebut.
 
2.2. Pertumbuhan Organisasi
            Ada empat cara pertumbuhan organisasi , yaitu melalui kegiatan :
1)      Ekspansi.
2)      Diversifikasi.
3)      Pengembangan Teknologi.
4)      Perbaikan Teknik Manajerial.
            Ekspansi.  Strategi ekspansi dipakai oleh Philip Morris pada saat membeli Kraft,
sehingga membuat Philip Morris menjadi lebih besar dalam industri makanan.
            Diversivikasi.  Pertumbuhan ini muncul dari berbagai macam bentuk usaha, seperti
pengembangan produk dan jasa yang baru, integrasi vertical dan diversifikasi konglomerasi. 
Contohnya adalah Paramount Communications yang memiliki berbagai bidang usaha, seperti
Paramount Pictures, tim bola basket New York Knicks dan penerbit Simon and Schuster.
            Pengembangan Teknologi.  Pertumbuhan ini muncul dari dampak aplikasi
pengembangan teknologi sebuah organisasi, seperti Federal Express yang tumbuh dengan cepat
sebagai akibat penggunaan teknologi komputer dari mulai penerimaan paket sampai
penyampaian paket ke konsumen.
            Perbaikan Teknik Manajerial.  Pertumbuhan ini muncul sebagai dampak dari proses
manajemen yang dimodifikasi dan diperbaiki sehingga menimbulkan efisiensi.  Contohnya
adalah IBM yang mempunyai kader manajer yang handal dan memberikan kontribusi terhadap
proses manajemen, sehingga memberikan daya dorong yang luar biasa bagi pertumbuhan
organisasi.
 
2.3 Model Pertumbuhan Organisasi
            Pada permulaan tahun 1970-an Larry Greiner menyatakan bahwa evolusi organisasi
dikarakteristikkan oleh tahap pertumbuhan yang panjang dan tenang yang selanjutnya disebut
evolusi, kemudian diikuti oleh periode kekacauan yang disebut revolusi.  Model pertumbuhan
organisasi meliputi lima tahap, yaitu sebagai berikut :
1)      Kreativitas.
2)      Pengarahan.
3)      Pendelegasian.
4)      Koordinasi.
5)      Kerjasama.
 
Tahap 1 : Kreativitas.  Kreativitas para pendiri organisasi merupakan tahap awal dari
evolusi suatu organisasi.  Bentuk kreativitas ini biasanya dalam mengembangkan produknya dan
pasar.  Disain organisasi pada tahap ini masih merupakan struktur sederhana dan pengambilan
keputusan dikontrol oleh manajer-pemilik atau top manajemen.  Komunikasi antar tingkatan di
dalam organisasi berlangsung intensif dan informal.
            Krisis yang muncul pada tahap awal pertumbuhan organisasi adalah krisis
kepemimpinan, karena manajer sukar mengelola organisasi dengan hanya mengandalkan pada
komunikasi informal.  Oleh karena itu  diperlukan manajemen profesional yang dapat
memperkenalkan dan mengimplementasikan manajemen dan tehnik organisasi yang makin
kompleks.
            Tahap 2 : Pengarahan.  Pada tahap pengarahan desain organisasi makin birokratis,
komunikasi antar tingkatan menjadi formal dan spesialisasi pekerjaan mulai diterapkan, seperti
aktivitas produksi dan pemasaran.  Pengambilan keputusan pada tahap ini bermuara pada
manajemen baru dan manajer tingkat bawah tidak diikut sertakan.  Keadaan ini akan
menimbulkan krisis otonomi, dimana manajer tingkat bawah akan mencari pengaruh yang lebih
besar di dalam pengambilan keputusan. Pada prinsipnya solusi dari krisis otonomi tersebut
adalah pendesentralisasian pengambilan keputusan.
            Tahap 3 : Pendelegasian.  Pada tahap pendelegasian manajer tingkat bawah mempunyai
otonomi yang lebih besar dalam menjalankan aktivitas unit kerjanya, sedangkan top manajemen
lebih berkonsentrasi pada perencanaan strategis jangka panjang.  Krisis yang muncul dari tahap
pendelegasian adalah krisis kontrol, karena manajer tingkat bawah merasa nyaman dengan
otonomi yang diberikan, sedangkan top manajemen merasa takut organisasi akan dibawa ke
berbagai arah.  Oleh karena itu diperlukan suatu cara dalam mengelola jalannya roda organisasi.
            Tahap 4 : Koordinasi.  Tahap ini muncul sebagai akibat dari krisis kontrol pada tahap
pendelegasian.  Koordinasi sangat diperlukan oleh manajer lini dari unit-unit staf  dan kelompok-
kelompok produk dalam menjalankan fungsinya.  Namun adanya koordinasi juga menimbulkan
konflik garis-staf yang menyita banyak waktu dan energi, sehingga muncul krisis birokrasi.
            Tahap 5 : Kerjasama.  Jalan keluar dari krisis birokrasi pada tahap koordinasi adalah
kerjasama yang kuat antar individu di dalam organisasi.  Budaya organisasi menjadi substitusi
bagi kontrol formal manajemen organisasi.  Struktur organisasi bergerak ke arah bentuk organik.
 
Gambar 1.  Model Pertumbuhan Organisasi, Larry Greiner (1970).
 
            Model pertumbuhan organisasi sebagaimana gambar 1,  menunjukkan paradoks bahwa
tahapan pertumbuhan organisasi menimbulkan masalah tersendiri.  Setiap tahap pertumbuhan
memunculkan krisis yang baru dan setiap krisis mengharuskan manajemen melakukan
penyesuaian alat koordinasi, sistem kontrol dan disain organisasi.

Anda mungkin juga menyukai