Anda di halaman 1dari 2

DATA BUKU

Judul : Budaya dan Masyarakat

Penulis : Dr. Kuntowijoyo

Penerbit : Tiara Wacana, Yogyakarta

Tebal : xii + 166

Tahun Terbit : 1987

Ini adalah buku lama yang ditulis oleh Kuntowijoyo untuk meneliti budaya
dan masyarakat terutama perubahan system nilai dan reaksi masyarakat sendiri
dengan adanya perubahan tersebut. Kapasitas Kuntowijoyo selaku sejarawan serta
budayawan sekiranya cukup menarik perhatian kita lebih jauh tentang bahasan
yang coba dikembangkan oleh penulis ini. Dalam buku ini Kuntowijoyo juga banyak
mengaitkan teori-teorinya dengan para ahli sebagai bahan pertimbangan terhadap
perspektik yang coba diuraikan olehnya, yang cukup menarik adalah mengaitkan
definisi budaya menurut Kuntowijoyo dengan system perubahan baik berupa
symbol, struktur, bahkan budaya itu sendiri terhadap keadaan masyarakat
terutama dalam hal perubahan nilai-nilai social.

Analisis Perubahan Nilai

Buku ini menjelaskan tentang keadaan masyarakat dari masa ke masa


dimana setiap masa memiliki nilai khas masing-masing, kita juga bisa lihat dari
urutan tingkatan kemodrenan system kehidupan mulai dari tradisional hingga
zaman yang disebut penulis teknokratis. Secara umum menurut Kuntowijoyo
adanya perbedaan penanaman budaya dari tiap tingkatan dilihat dari media yang
coba disampaikan sehingga terbentuk pola pikir yang kritis yang merubah nilai-nilai
pada tinkatan selanjutnya.

Dalam analisis yang terjadi juga sebenarnya system nilai budaya memiliki
persepektif yang berbeda yang memiliki nilai makna yang berbeda pula tergantung
kondisi yang menekan pada saat itu, hal ini terjadi karena adanya perubahan
system nilai yang berubah sangat ekstrim dan menekan sebagian golongan serta
memiliki dampak, yang lebih memungkin adalah adanya reaksi tandingan yang
coba dilakukan dengan melakukan pemunduran-pemunduran nilai-nilai serta
membuat keadaan lama jauh lebih bermakna dibandingkan dengan perubahan
yang terjadi, dalam buku ini diberikan contoh tentang persamaan kata “zaman
edan”. Namun, pada nilai yang terkandung sangat berbeda pada abad 19 awal
zaman edan ialah masuknya nilai-nilai kapitalis, sedang pada saat 1970an zaman
edan yang dimaksud ialah adanya huru-hara yang dilakukan PKI pada saat itu.

Buku ini juga memberiakan penjelasan bahwa suatu budaya akan hilang dan
muncul kembali karena adanya kebutuhan akan peranan budaya tersebut, budaya
yang tumbuh akan merangkak lebih tinggi dibanding sebelumnya, budaya sendiri
digambarkan sangat dipengaruhi oleh gejala-gejala social, dalam buku ini
dicontohkan dengan meluasnya birokrasi colonial maka pada saat itu tumbuhlah
satu golongan dalam masyrakat yaitu golongan priyayi, reaksi ini merupakan
bagian dari gejala social yang terjadi, disamping itu dengan hadirnya golongan baru
ini maka akan tumbuh selera-selera baru yang dipengaruhi golongan tersebut.
Dengan munculnya akar dari terbentuknya golongan maka dengan itu mulai
tumbuhlah kelas-kelas yang memfokuskan pada politik dan ekonomi, hal ini malah
membuat stagnannya kemunculan budaya baru, hal ini yang terjadi pada tahun
1913 yang dilakukan oleh Sarekat Islam local di Sapudi yang menolakpenari wanita
dan mengadakan gerakan antigamelan, ini merupakan aksi reaksi yang dilakukan
oleh masyarakat yang menerima perubahan nilai-nilai yang dijelaskan diatas.

Perbedaan Kelas Dalam Budaya

Dalam buku ini penulis mencoba membuat suatu batasannya yang terjadi
dalam masyarakat melalui kelas-kelas yang berkembang dalam masyarakat, hal ini
merupakan dampak dari adanya perubahan gejala social yang coba diuraikan
penulis, disamping itu penulis juga coba mengaitkan keterkaitan yang terjadi antar
kelas tersebut serta mengurai reaksi yang memungkinkan terjadi didalamnya.

Pengkajian dimulai pada saat kelas menengah yang puritan yang dijelaskan
oleh penulis menolak kebudayaan-kebudayaan baru, namun sejalan dengan
agresifitas yang ditunjukan oleh budaya baru tersebut kelas menengah malah
menjadi pendukung utama budaya tersebut, buku ini juga memberikan sifat
kebudayaan menengah yaitu sifatnya non etnis, urbanit, dan modern. Dalam kajian
lain juga dijelaskan tentang nilai-nilai simbolis yang beredar pada tiap kelas atau
kelompok masyarakat dimana nilai-nilai akan berbeda antara lingkungan istana
dengan lingkungan luar atau masyarakat petani, disamping itu ada penjelasan
mengenai penanaman pendidikan humaniora dari tiga pelembagaan dan memiliki
cara dan media yang berbeda serta sudut pandang berbeda pula.

Buku ini juga sedikit mengkritik buku lain yaitu buku karangan Geertz dalam
bukunya yang telah diterjemahkan berjudul abangan, santri, priyayi dalam
masyarakat jawa yang tidak membuat uraian adil mengenai pembentukan symbol
dari masing-masing varian, oleh karena itu penulis mencoba membuat sebuah
uraian mengenai pembetukan symbol khususnya dikalangan santri.

Anda mungkin juga menyukai