Anda di halaman 1dari 2

Pernahkah Anda menatap awan yang bergerombol di langit?

Tentunya Anda pasti


mengerti bahwa macam-macam awan itu punya daya pikat berbeda-beda. Bagi
seorang seniman, kondisi tersebut jadi “ladang” bagi mereka untuk berimajinasi.

Sirus, Kumulus, dan Stratus

Menurut ilmu tentang awan disebutkan bahwa ada bermacam-macam bentuk awan.
Itu semua tergantung dari ketinggian dan tiupan angin (keadaan cuaca) yang
menciptakan beraneka bentuk memikat mata.

Contoh, di tempat yang tinggi ada awan bernama sirus (cirrus). Punya ciri khas yaitu
tampak berdiri sendiri, halus, tipis bertebar seperti asap dan berserat mirip benang.
Sering kali terdapat kristal es, tapi tak menimbulkan hujan.

Awan sirus bisa ditemui pada ketinggian lebih dari 6.000 m. Jadi, awan ini tidak bisa
dilhat dari permukaan bumi. Kecuali jika Anda adalah pendaki gunung-gunung tinggi
di dunia, tentunya tak asing lagi bersua dengan awan sirus.

Agak lebih ke bawah (di bawah lapisan awan sirus), ada awan yang bergumpal-
gumpal mirip kapas dan bentuk dasarnya horisontal, dinamakan kumulus (cumulus).
Awan ini terbentuk pada ketinggian sekitar 3.000 m. Berpotensi membawa hujan
sehingga guruh dan petir pun sering terlihat di lapisan kumulus. 

Nah, untuk lapisan paling bawah (kurang dari 3.000 m) merupakan awan yang
mudah untuk dilihat. Bentuknya berlapis-lapis, tipis, dan tersebar luas menutupi
langit secara merata. Awan ini dinamakan dengan stratus. Biasanya menutupi
puncak gunung yang tidak terlalu tinggi, seperti Gunung Ciremai (3.078 m),
Pegunungan Jaya Wijaya (4.000-5.000 m), atau gunung legendaris di Jepang, yaitu
Gunung Fuji (3.776 m).

Melahirkan Imajinasi

Tiga nama awan tersebut adalah bentuk utama yang pertama kali diperkenalkan
oleh ahli meterologi Inggris, Luke Howard (1803) atas dasar ketinggiannya. Selain
ketinggian, bagi Anda yang ingin “berburu” bentuk awan perlu juga memperhatikan
faktor tempat, waktu, dan sudut pancaran sinar matahari. Karena faktor-faktor itu
signifikan dalam membentuk aneka awan yang indah.

Misalnya, ketika pagi hari di tempat tertentu di muka bumi ini memiliki bentuk awan
yang unik. Tidak bisa ditemukan di tempat lain dan pada waktu berbeda. Biasanya,
jika Anda hendak “berburu” bentuk awan yang memanjakan mata, dapat memilih
waktu di pagi atau sore hari, atau beberapa jam ketika matahari terbit atau
tenggelam sebab dapat memberikan efek optik (permainan warna).

Jangan pula ragu untuk menjelajahi berbagai tempat. Daerah-daerah seperti kaki
gunung, padang rumput luas (stepa/sabana), tepian pantai atau danau, biasanya
menjanjkan bentuk awan yang luar biasa indah.

Dijamin, tak hanya kepuasan secara jiwa (rasa estetik) yang Anda alami, imajinasi
pun dapat lahir berlimpah ruah. Menghilangkan kepenatan akibat rutinitas hidup dan
menjadi sebentuk terapi bagi jiwa. Tertarik? Segeralah “berburu” berbagai bentuk
awan dan rasakan sendiri kepuasannya.

Anda mungkin juga menyukai